NovelToon NovelToon

Ahli Waris Yang Tertukar

chapter 1

" bagaimana dengan hutang-hutang suami anda? " Ucap salah seorang dari mereka.

"Tolong beri saya waktu tuan, saya akan berusaha membayar nya" ibu paruh baya itu memohon, agar kedua pria itu memberi nya waktu lagi untuk membayar hutang-hutang suami nya.

"Kami telah memberi banyak waktu untuk anda!, Sekarang ayo berikan uang nya pada kami!" Sergah pria berambut gondrong.

"Tuan tolong beri kami kesempatan sekali lagi" ucap Hana, setelah keluar dari kamarnya karena mendengar suara krasak-krusuk dari luar rumah, ia tau dan sudah biasa melihat hal itu, sejak ayah nya masih hidup. Mereka sering di datangi, untuk ditagih membayar hutang-hutang ayah nya.

"Tidak bisa!, sekarang ambil barang-barang berharga mereka" titah nya pada teman-teman ya tanpa menghiraukan ucapan Hana.

"Baik" ucap mereka lalu masuk kedalam rumah untuk mengambil perabotan berharga tanpa meminta izin.

"Jangan.. tolong jangan ambil barang-barang kami tuan" ibu Lia menangis berlutut di kaki pria rambut gondrong itu.

Tak berapa lama para lelaki itu sudah mengeluarkan tv, kulkas, dan sofa usang, karena selama ini memang mereka tak memiliki barang-barang mewah, hanya perabotan yang sudah turun temurun dari nenek dan kakek Hana, tetapi walupun barang-barang itu Sudah usang, masih berfungsi dengan baik, bahkan itu semua sangat berharga bagi mereka.

"Tolong tuan, beri kami kesempatan satu kali lagi" ucap Hana membela ibu nya, karena ia sangat iba pada sang ibu yang tengah berlutut kepada pria itu.

Tanpa rasa iba pria itu menepiskan kaki nya, hingga ibu Lia tersungkur kelantai, lalu pria beranjak pergi.

Tetapi tak berapa langkah pria itu berhenti lalu membalik badan nya menghadap ibu dan anak itu, ia memiliki sebuah ide di kepala nya, untuk ia kata kan pada tuan nya.

"Hmm oke akan kami beri waktu satu atau dua Minggu jika tidak..." Ucap nya menggantung perkataan, sambil menelisik tubuh Hana dari bawah sampai atas, membuat perasaan Hana menjadi risih, karena tak biasa nya pria tadi memandangi nya seperti itu. "Jika tidak kalian harus menerima akibat nya" ucap pria itu lagi lalu pergi meninggal kan rumah yang di tinggali Hana Dewi Aulia bersama ibu nya.

Setelah kepergian dua pria itu, Hana dan ibu nya masuk ke dalam rumah.

"Ibu tidak usah terlalu memikirkan nya, aku akan berusaha bekerja keras untuk melunasi hutang-hutang ayah ibu"

"Bagaimana ibu tidak cemas Hana, melihat pandangan pria itu kepada mu tadi, membuat ibu cemas, ibu takut mereka akan melakukan sesuatu pada mu!" Ucap nya penuh ke khawatiran.

"Tidak ibu, tidak akan terjadi sesuatu apa pun pada ku" ucapnya meyakinkan ibu nya.

"Semoga saja nak, sekarang berangkat lah bekerja, nanti kamu telat!"

"Baik ibu, assalamu a'laikum" Hana mencium punggung tangan ibu nya lalu berangkat kerja.

"wa a'laikumussalam"

sedangkan ibu nya melanjutkan beberapa pesanan kue pelanggan nya.

Pekerjaan sehari-hari Bu Lia sebagai pembuat kue kecil-kecil an, sedangkan Hana sendiri bekerja sebagai office girl di sebuah perusahaan ternama di kota nya.

************

Di mansion keluarga handika.

"Bagaimana? Apa kalian berhasil membuat mereka membayar hutang-hutangnya?"

"Maaf tuan besar, kami tidak bisa, walau kami memaksa mereka, mereka tidak akan mampu membayar hutang-hutang nya, kami hanya menyita beberapa barang elektronik mereka, itu pun sudah tua dan usang, dijual pun mungkin harga nya tidak seberapa tuan besar, dan mereka meminta waktu lagi" jelas pria berambut gondrong secara panjang lebar.

"Hutang mereka sudah sangat lama, aku tak bisa mentolerir lagi, lakukan apa saja kepada mereka, agar mereka membayar segera hutang-hutang nya"

"Maaf tuan besar, aku punya saran, bagai mana kalau tuan menjadikan anak gadis dari wanita itu sebagai bayaran nya"

"Apa maksud perkataan mu jalal?" Tanya Handika mengerutkan kening

"Tuan besar tau hubungan tuan muda dengan kekasih nya? Dan tuan tidak setuju dengan hubungan itu, jadi maksud saya tuan besar menikahkan tuan muda dengan anak gadis wanita itu saja sebagai bayaran nya" saran nya kepada handika

"Hmm... apakah menurut mu akan lebih baik begitu?" Tanya Handika kepada orang kepercayaan nya itu, yang bernama Jalal.

"Iya tuan besar, saya lihat gadis itu gadis baik-baik, lagi pula saya yakin mereka tidak akan mampu membayar hutang-hutang mendiang ayah nya, yang begitu banyak tuan". Ucap Jalal meyakinkan tuan besar nya.

Tiba-tiba suara hentakan kaki terdengar mendekati mereka, ternyata Sofia istri Handika mendengar perkataan Jalal mengenai gadis itu.

"Apa tadi kata mu jalal? Gadis? siapa yang kalian maksud?" Tanya Sofia, memberi pertanyaan beruntut

"Sebaik nya mama tidak usah ikut campur, nanti akan nama tau sendiri" ucap nya tanpa basa basi

"Ta.."

Belum sempat sofia melanjutkan perkataan nya, langsung Handika berucap "baik sekarang pergilah Jalal, nanti kita bicarakan lagi masalah ini!" Ucap Handika cepat, sebelum istri nya membantah kata-kata nya.

"Baik tuan,.." Jalal pun pergi meninggal kan ruangan itu

" Gadis mana yang papa bicarakan dengan si Jalal tadi?"

"Sudah papa kata kan, ini urusan papa, mama urus saja anak kesayangan mama itu, agar tak berhubungan lagi dengan wanita matre itu" ucap Handika sinis, tanpa menghiraukan istrinya, Handika berlalu pergi, karena ia juga benci pada istri nya karena sangat mengagung-agung kan Siska, pacar vino agar jadi menantu mereka.

"Ck ... bukan nya menjawab malah pergi, huh dasar suami egois" ucap nya kesal

"Pagi ma.. kenapa wajah mama cemberut pagi pagi begini?" Ucap vino menghampiri mama nya di ruang tamu

"Pagi juga Vin... Ini ulah papa mu, masih pagi udah buat mama kesal"

"Memang nya papa ngomong apa pada mama tadi?"

"Lupakan saja, mama tak mau membahas hal yang tak jelas"

"Baiklah mama, vino berangkat ke kantor dulu" ucap vino bergegas pergi.

"Okey... hati-hati di jalan"

"Baik mama"

Sofia hanya melihat punggung anak nya yang berlalu pergi, tak berapa lama ia pun bergegas menemui teman-teman sosialita nya, untuk arisan.

Di kantor tempat hana bekerja..

"Pagi Hana.." sapa Dimas pada Hana, Dimas adalah CEO di perusahaan Bara wijaya corp, ia memiliki sifat yang ramah, tetapi tegas mengenai hal pekerjaan, apalagi kepada karyawan-karyawan yang bekerja ber malas-malasan.

"Eh.. pagi juga pak boss" balas nya seulas senyum.

Hanya bertegur sapa, itulah kebiasaan Dimas setiap pagi, ia akan menyapa setiap karyawan nya jika berpapasan dengan nya.

Obat pencuci perut

Seperti biasa, siang ini Hana akan mengantar makan siang ke ruangan Dimas, Hana mempersiapkan makanan dan minuman nya di atas nampan, sebelum Hana mengantar makanan itu, tiba-tiba saja ia ingin buang air kecil.

Siska dari tadi me mata mata i Hana dari sembunyi-sembunyi, ia mencari kesempatan untuk menjalan kan niat jahat nya untuk Hana, Siska memang sudah lama membenci nya. Karena Dimas sangat berbeda memperlakukan Hana sebagai karyawan, apalagi Hana hanya sebagai OG di kantor nya, Siska menaruh rasa cemburu pada nya.

Setelah ia lihat situasi aman, Siska mendekat i makanan yang disiapkan hana untuk Dimas, ia menaruh obat pencuci perut, jika sampai Dimas memakan makanan itu, maka Dimas akan marah besar pada Hana telah menaruh obat pencuci perut di dalam makanan nya, Siska fikir Dimas akan memecat Hana karena telah berani meracuni bos nya sendiri.

"Mampus Lo Hana, setelah ini ku pastikan Dimas akan memecat lo dari kantor ini, lo pikir Lo akan bisa merebut Dimas dari gue, dasar cewek miskin, jadi OG aja udah belagu amat cih!" gumam nya dalam hati penuh kebencian sambil mencampurkan obat pencuci perut ke dalam makanan itu, dengan cepat ia melakukan niat nya, sebelum Hana keluar dari kamar mandi, dan sebelum orang lain melihat diri nya.

Karena tergesa-gesa Siska lupa, kalau ruangan itu memiliki cctv, tanpa ia sadari ia menunjukkan sifat asli nya pada Dimas, Tidak menunggu lama akhir nya ia berhasil melakukan niat nya dan keluar dari ruangan itu, lalu sembunyi lagi untuk me mantau Hana, sampai Hana mengantarkan makanan itu kepada Dimas.

Setelah Hana selesai membuang hajat nya, ia langsung mengantarkan makanan itu ke ruangan bos nya, tanpa rasa curiga sedikit pun, karena semua karyawan perusahaan, bekerja secara profesional tanpa ada yang ingin berniat jahat.

Tok tok tok..

"Masuk" jawab Dimas mempersilahkan Hana masuk.

"Ini makanan siang nya pak" ucap nya meletakkan makanan itu di atas meja di dekat sofa arah pintu masuk, disitu khusus untuk tempat makan siang Dimas, jika ia tak makan siang di luar.

"Terima kasih Hana, apa kau tak mau makan siang bersama bos mu ini Hana?" Ucap Dimas bercanda, setelah Hana siap menghidangkan makanan itu untuk nya.

"Hehe mau dong pak bos, tapi nanti pacar galak pak bos marah Lo, Hana takut huhu" jawab Hana

"Kamu bisa aja Hana hehe" tersenyum tipis menatap wajah hana

"Ya udah pak bos, Hana permisi dulu" ucap Hana hendak keluar dari ruangan dimas

Siska yang mendengar perkataan Hana, membuat nya semakin geram melihat Hana, setelah Siska memastikan Hana mengantar makanan itu, Siska masuk keruangan kekasih nya..

"Hai sayang" ucap nya mendekat i Dimas tapi mata nya menatap sinis pada Hana, begitu juga dengan Hana, ia pun melotot kan mata nya, saat Siska menatap sinis pada nya, walau diri nya bekerja sebagai seorang OG, ia tak mau jika sese orang menatap rendah diri nya, walaupun orang itu, orang yang dekat dengan bos nya sendiri atau siapa pun itu, ia akan membela diri nya jika ia benar, dan meminta maaf jika ia salah.

"Ya sayang, tumben datang tiba-tiba, apa ada kejutan untuk ku?" Kata Dimas mata yang masih fokus pada layar laptop di depan nya, karena sebelum-sebelum nya Siska akan menelpon nya dahulu jika ia hendak datang ke kantor Barawijaya.

"Tidak sayang, aku hanya kangen aja sama kamu" jawab Siska

Sedangkan Hana sudah keluar dari ruangan itu, kini hanya mereka berdua disana.

"Ok... Baik lah sayang, kebetulan kamu ada disini, ayo makan siang sama-sama"

"Tidak sayang, sebenar nya aku sudah makan siang sebelum datang kesini tadi" ucap nya berbohong, menolak ajakan Dimas, karena tak mungkin ia memakan makanan yang sudah ia campur dengan obat pencuci perut.

"Hm oke, percuma dong punya pacar kalau tak mau makan siang bersama pacar sendiri" ucap nya sedikit memelas

"Bukan begitu sayang, liat ih perut aku udah kayak balon nih, udah kenyang hehe, tapi aku akan menyuapi kamu, gimana?"

"Boleh, daripada tak sama sekali"

"Maafkan aku Dimas, aku melakukan ini demi kebaikan hubungan kita, aku tak mau tiba-tiba kau jatuh cinta pada gadis sialan itu, karena perasaan cinta itu datang karena terbiasa, ya terbiasa memperlakukan wanita itu berbeda dengan karyawan lain" gumam nya dalam hati

Siska pun akhirnya menyuapi Dimas dengan makanan yang sudah ia campur dengan obat itu, perasaan nya memang menolak itu, tapi karena kebencian nya melihat Hana, ia rela melihat pacar nya merasakan ke egois an nya sendiri.

Dengan lahap Dimas memakan suapan yang di sodorkan Siska untuk nya, karena baru beberapa suapan, obat itu belum bereaksi penuh, tetapi setelah hampir habis, tiba-tiba saja perut Dimas mendadak mulas, ia semakin resah di tempat duduk nya.

"Kamu kenapa sayang? Apa ada masalah?" Tanya nya pura-pura tidak tahu.

"Aduh seperti nya aku sakit perut sayang, tunggu di sini aku mau ke WC sebentar" ucap Dimas sambil memegang i perut nya kuat-kuat lalu bergegas dengan cepat memasuki WC, karena perut nya semakin menggelora seakan ingin sekali usus nya mengeluar kan semua isi usus nya.

"Melihat hal itu sebenarnya hati nya tak tega,tapi Siska juga tersenyum bahagia ia mengira akan melihat Hana di pecat hari ini juga.

*******

Sementara di ruangan dapur kantor Hana hanya duduk termenung, tangan nya sebagai penyangga dagu nya, ia berpikir bagaimana cara nya ia bisa mendapatkan uang dua ratus juta, untuk membayar semua hutang-hutang ayah nya, ia berpikir akan meminjam uang dari bos nya, tapi ia takut bos nya tidak akan memberikan nya.

Ia punya niat begitu walau hati nya juga ragu, karena ia telah lama bekerja di kantor Dimas, sejak ia lulus SMA ia langsung diterima bekerja disitu, walau awalnya ia susah mendapat kan pekerja an dan akhir nya perusahaan Barawijaya lah yang menerima dirinya untuk bekerja.

"Hi Hana, kenapa termenung siang-siang begini, nanti kesambet loh" ucap Ledy rekan kerja nya sebagai OG.

"eh led, bikin kaget aja, tidak ada aku hanya istirahat sebentar" ucap nya

"Kamu udah makan siang?, Ayo makan sama-sama"

"Udah kok, aku udah makan siang" jawab nya berbohong, sebenar nya selera makan nya hilang kerena memikirkan uang 200 juta bagaimana ia akan mendapatkan uang sebanyak itu dengan waktu seminggu atau dua Minggu ini.

"Hum baiklah" ucap Ledy seraya meng iyakan perkataan teman kerja nya itu.

chapter 3

Baru saja keluar dari toilet, Dimas merasakan mulas lagi pada perut nya. Ia masuk lagi ke toilet, hingga ia keluar masuk toilet ber ulang ulang, sampai terasa tubuh nya merasa lemas, karena usus nya hampir mengeluarkan seluruh isi nya.

"Siska tolong suruh bobi membeli obat untuk ku, aku tidak tahan lagi..." Ucap Dimas setengah berteriak dari dala toilet, ia tak lagi memanggil sayang pada Siska karena keadaan nya yang buruk.

"Tetap lah bertahan sayang, aku akan segera menyuruh Bobi membelikan obat untuk mu" ucap nya sedikit cemas dari luar toilet.

Sedangkan kan Dimas hanyut dalam pikiran nya "apa jangan-jangan Hana sengaja meracuni diri ku?, Kalau memang benar apa masalah nya pada ku, selama ini ia bekerja baik-baik saja, apa aku berbuat salah pada nya?, jika ia memang sengaja ingin meracuni ku aku tidak akan pernah memaafkan nya, dan ku pastikan ia keluar dari kantor ku ini dengan perasaan malu dan ku pastikan juga pemecatan yang tak akan bisa ia lupa kan!" Gumam nya dalam hati penuh pertanyaan bercampur rasa kecewa dan marah.

Bagaimana tidak, ia sudah terlanjur menganggap Hana sebagai adik nya dan sebagai salah satu orang yang ia percaya di kantor nya.

Tak menunggu lama, Bobi akhirnya sudah tiba dan memberikan obat itu pada Siska, dan Siska pun akhirnya memberikan obat itu pada Dimas, yang terbaring di sofa ruang kerja nya.

"Ini obat nya sayang.. minumlah agar perut mu normal kembali" menyodorkan minum dan obat nya, sedangkan Bobi membantu Dimas untuk duduk, agar bos nya bisa menelan pil nya.

Setelah meminum obat ia terbaring lagi, akhirnya Dimas menutup mata nya sampai ia tertidur pulas. sedangkan Siska pergi, ia hanya meninggalkan selembar kertas di atas nakas samping sofa Dimas berbaring.

isi surat nya.

"Maaf sayang...aku harus pergi karena aku masih ada urusan semoga cepat sembuh... I LOVE YOU"

Bobi sebagai asisten nya pun bingung kenapa bos nya keracunan makanan, sedangkan para karyawan lain juga memakan makanan yang sudah di pesan dari restaurant yang sama, bahkan mereka tidak ada yang keracunan sama sekali.

"Apa mungkin seseorang sengaja untuk meracuni pak bos? Tapi siapa? Selama ini bos tidak punya musuh di kantor ini". Gumam nya dalam hati lalu melanjutkan pekerjaan nya.

_______________

Hari sudah sangat sore namun Dimas belum juga membuka mata nya, karena tubuh nya tadi sangat lemas bercampur kelelahan, Bobi ber inisiatif membangunkan bos nya, karena para karyawan sudah pada pulang setengah jam yang lalu, Hana juga pulang karena memang sudah waktu jam pulang ia pun tidak tau apa-apa tentang masalah Dimas. Sedangkan bobi juga tadi hendak pulang, tapi ia sengaja melanjutkan pekerjaan nya sambil menunggu bos nya bangun.

Setelah menunggu 30 menit, akhirnya Bobi memutuskan mem bangunkan bos nya, setelah Bobi masuk, Dimas akhirnya terbangun karena mendengar pintu yang terbuka oleh Bobi.

"Bob sekarang sudah jam berapa?, Apa aku sudah tertidur lama di sini?" Tanya Dimas beruntut.

"Iya bos, setelah pak bos minum obat, tadi pak bos langsung tertidur, sekarang sudah jam 18:00 bos"

"Ouh.. kenapa kau belum pulang?"

"Aku menunggu pak bos sampai bangun, tapi setelah 30 menit pak bos belum bangun juga, akhirnya aku ingin membangun kan pak bos, tapi setelah aku masuk ternyata pak bos sudah bangun" ucap Bobi panjang lebar.

"Oh oke baiklah sekarang pulang lah, aku juga hendak pulang"

"Tapi pak bos... Siapa yang berani menaruh racun si makanan pak bos ?"

"Saya tidak tau Bob, masalah ini besok saja kita bahas, besok kita batalkan saja rapat nya, dan kamu minta besok semua OG dan OB kantor ini berkumpul di ruangan ku, Sekarang ayo kita pulang, aku masih lelah dengan keadaan ku tadi" ucap Dimas panjang lebar.

"Baik lah pak bos"

Mereka akhirnya pulang menuju rumah masing-masing, sedangkan Dimas, kepala nya penuh dengan pertanyaan.

🌻🌻🌻

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!