Arena balap liar
Bruuum... Bruuum.... Bruuum...
Semua orang bertepuk tangan ketika melihat Ratu Racing memasuki Arena Balap. Banyak orang penasaran dengan wajah aslinya. Selama ini Ratu Racing selalu pakai topeng ketika balapan.
Semua yang ikut balapan sudah bersiap di garis star.
Seseorang wanita sexi berjalan kedepan dengan membawa kain kecil ditangannya.
"Are You Ready" Ujar wanita itu yang diangguki oleh semua orang yang ikut bertanding.
Wanita itu mulai menghitung.
One
Two
Three
Wanita itu menjatuhkan kain kecil yang dari tadi dia pegang.
Bruuum... Bruuum....
Motor Sport saling menyelip tidak ada mau kalah. Cuma ada satu orang begitu santai membawa motornya siapa lagi kalau bukan Ratu jalanan yang tak terkalahkan di Arena balap.
Penonton bersorak menyemangati idola mereka.
"Katanya Ratu Jalanan, tapi bawah motor kayak siput." Senyum Remeh. Sedangkan yang ditanya hanya diam dan tersenyum smirk
Orang itu mulai menambah kecepatan motornya.
"Saatnya" Reyna menambah kecepatan motornya dan melewati orang itu yang sudah menganggapnya remeh dan membuat orang yang melihatnya terkejut. Namun orang itu juga tidak mau kalah dia juga semakin menambah kecepatan motornya.
Ketika Reyna melihat garis finis semakin dekat dia semakin menambah kecepatan motornya dan akhirnya mencapai garis finish lebih dulu
"Queen kita emeng the best" Heboh anggota Reyna yang bernama Aldhi. "Bener ngga bos" Ucap Aldi sambil menyenggol orang kepercayaan Reyna. siapa lagi kalau bukan Dion yang lagi duduk santai di atas motor.
"Hem"
"Dasar kulkas berjalan." Cibir Aldhi.
"Sial" Marah Niko sambil memukul stir motornya.
"Jangan lupa uang taruhannya." Ujar Reyna datar.
"Jangan khawatir gue pasti kasih, Gue tidak akan ingkar janji." Ucap Niko yang masih kesel.
"Kasih kedia saja, gue masih ada urusan." Ujar Reyna menunjuk Dion yang masih duduk enteng di motornya.
Reyna kembali mengendarai motornya dan pergi dari Arena balap karena jam sudah menunjukan pukul 1, dia harus cepat pulang karena besok dia harus bersiap kesekolah barunya.
"Kebiasaan, habis balapan langsung pergi." Ucap Aldhi menatap kepergian ketua mereka.
"Kayak lo tidak tau ajah kelakuan tu bocah." Timpal Rian.
"Cabut." Ucap Dion dingin.
...****************...
Reyna sudah berada di mansion keluarga Alexandria, dia turun dari motornya dan berjalan santai masuk kedalam rumah.
Ceklek
Plak
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Reyna ketika baru beberapa langkah dia masuk kedalam rumahnya. Reyna hanya memandang datar orang yang sudah menamparnya. Seakan tamparan itu tidak ada apa-apa baginya.
"Rey, kamu mau jadi apa, kamu itu sudah berapa kali pindah sekolah.Rey ayah tidak mau tau besok disekaolah barumu jangan pernah bikin ulah dan jangan sampai berkelahi lagi. Rey kamu itu anak perempuan berlakula seperti anak gadis lainnya.
" Seperti apa, Harus seperti Bunda yang selalu nurut apa kata ayah. bahkan Bunda yang selalu nurut semua kata ayah tapi Ayah tetap menghianati Bunda dengan jalang Ayah itu." Marah Reyna yang membuat Pak Ardan diam.
"Aku bukan Bunda yang hanya bisa nangis, Bunda pergi meninggalkan Reyna itu semua karena perlakuan Ayah." Reyna berlari meninggalkan Pak Ardan menaiki tangga tanpa menghiraukan panggilan Ayahnya.
"REYNA AYAH BELUM SELESAI BICARA. REYNA APA KAMU TIDAK DENGAR APA AYAH BILANG" Teriak Pak Ardan yang menggelegar.
"Mas sudah, Jangan marah nanti darah tinggi mas kumat, biarkan Reyna istirahat apalagi ini sudah larut malam bukankah besok Reyna masuk sekolah. Ujar Lisa ibu tiri Reyna yang baru bangun karena mendengar teriakan suaminya.
"Reyna tidak budek, telingan Reyna masih berfungsi." Reyna kembali meneruskan langkahnya meninggalkan ayah dan ibu tirinya.yang masih menatap anak semata wayangnya yang selalu berontak kepadanya.
Pak Ardan hanya menghela nafas menatap nanar putrinya yang sudah tidak terlihat lagi karena Reyna sudah masuk ke kamarnya.
"Rey kenapa kamu berubah nak, kembalilah jadi anak yang baik dan penurut." Guman Ayah Reyna sedih.
"Maaf mas Reyna seperti itu karna belum bisa menerimahku sebagai pengganti ibunya." Ujarnya sedih
Sedangkan dikamar Reyna duduk dikasur King Size nya dengan memandang foto seorang perempuan cantik.
"Bunda, kenapa ninggalin Reyna begitu cepat Bun." Reyna memandang foto bundanya dan tak terasa air matanya juga ikut menetes membasahi pipinya.
Reyna membaringkan tubuhnya dikasur sambil memeluk foto bundanya sampai dia tertidur.
...****************...
Pagi hari matahari sudah terang namun gadis itu tidak terusik sama sekali, dia masih asik dalam dunia mimpinya.
Tok Tok Tok
Ketukan pintu dari luar namun Reyna tidak terganggu sama sekali.
Ceklek
Pintu terbuka dan masuklah seorang paru baya kedalam kamar untuk membangunkan Reyna yang masih tertidur pulas.
Ia melihat mata putrinya bengkak. "Maafkan Ayah sayang, kalau Ayah telah menyakiti hatimu." Pak Ardan memandang Reyna dengan penuh penyesalan.
...***Bersambung***...
Jangan lupa Komen, like dan Vote
Agar bisa Up terus
"Reyna bangun." Pak Ardan menggoyangkan badan Reyna.
Reyna mengerjabkan matanya untuk menyesuaikan cahaya. Tanpa mengucapkan zz mlm kata Reyna berjalan masuk kekamar mandi tanpa menoleh kearah Pak Ardan.
Pak Ardan menghela nafas panjang melihat putrinya yang masih cuek padanya.
Pak Ardan keluar dari kamar Reyna dan disambut senyuman oleh Lisa sang Istri.
"Apa Reyna sudah bangun Dad?" Tanya Lisa tersenyum lembut ke arah Pak Ardan.
Pak Ardan mengelus rambut Lisa dengan sayang. "Iya dia sudah bangun sayang."
Walaupun jam sudah menunjukan 06 : 45 Reyna tetap terlihat santai menggunakan seragamnya dan menguncir rambutnya.
***
***
Reyna mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. dia tidak peduli dengan umpatan pada pengendara lain. dia hanya Cuek dan terus melajukan motornya hingga sampai didepan gerbang sekolahnya yang sudah tertutup rapat.
"Pak Buka gerbangnya." Teriak Reyna pada pak satpam yang jaga dipost.
"Neng Siswi baru ya." Tanya Pak satpam itu pada Reyna.
"Iya Pak." Ucap Reyna dengan wajah datarnya.
Pak Satpam itu membukakan pintu Gerbang untuk Reyna. Reyna kembali menaiki motornya untuk masuk parkiran sekolah.
Reyna ke ruang kepalah sekolah diantar Pak Satpam. Tapi, dikoridor sekolah mereka ketemu dengan ketua OSIS yang bernama Reyhan.
"Selamat Pagi Den" Sapa Pak Satpam itu ramah.
"Pak mau kemana?" Tanya Reyhan yang belum melihat keberadaan Reyna yang dibelakang Pak Satpam.
"Ini den mau antar dia ke ruang kepala sekolah." Ucap Pak Satpam dengan menunjuk kearah Reyna yang berdiri dibelakang nya.
"Biar aku saja yang antar Pak, Pak kembali ajah di pos jaga." Ucap Reyhan sopan.
Pak Satpam itupun memutar badannya kembali menuju pos jaga.
"Ayo aku antar." Ajak Reyhan
"Hem"
Reyhan sudah berjalan lebih dulu dan Reyna berjalan dibelakangnya.
Tok Tok Tok
"Masuk" Ucap orang dari dalam.
Ceklek
"Pak ini siswi baru." Ucap Reyhan yang diangguki kepalah sekolah.
"Antarkan dia dikelas XI IPA 1" Titah kepala sekolah pada Reyhan.
"Baik pak." Jawab Reyhan datar.
"Ayo gue antar lo ke kelas." Reyhan berjalan lebih dulu yang diikuti Reyna. Mereka hanya diam tidak ada yang berbicara satu sama lain sampai didepan kelas XI IPA 1
"Ini kelas lo dan besok lo tidak boleh terlambat lagi, kalo Lo sampai terlambat lagi, lo akan gue hukum." Ucap Reyhan panjang lebar pada Reyna. Sedangkan Reyna hanya diam mendengar ucapan ketos yang tidak penting menurutnya.
Tok Tok Tok
"Ada apa Rey?" Tanya Bu Sukma ketika ia melihat Reyhan yang berdiri didepan kelas.
"Maaf Bu, menganggu. Aku hanya mau mengantar dia Bu." Jawab Reyhan sopan sambil menunjuk kearah Reyna yang berdiri disampingnya.
"Masuk Nak." Ucap Bu Sukma mempersilahkan Reyna masuk.
"Selamat pagi anak-anak kita kedatangan teman Baru." Ucap Bu Sukma pada siswa siswi yang berada dalam kelas.
"Perkenalkan siapa nama mu"
"Reyna Mauren A" Ucapnya datar.
Namun membuat heboh seisi kelas terutama Kaum Adam begitu terpesona melihat kecantikannya.
Bidadari cuyy
Mak Jodohku sudah datang.
Wooo Cantiknya calon istriku.
Reyna hanya menatap malas mereka. dia sudah biasa mendengar pujian.
"Kamu duduk dekat Citra ya." Ucap Bu Sukma
"Citra angkat tanganmu." Titah Bu Sukma pada Citra untuk mengangkat tangannya.
Citra pun mengangkat dan Reyna berjalan kearah Citra dengan muka datarnya.
Reyna duduk dekat Citra, Bukannya belajar Reyna malah membarinkan kepalanya di bangku dengan tangannya sebagai bantalan.
"Citra hanya menggelengkan kepalanya melihat siswi baru yang begitu cuek.
Triiingg Triiingg...
Bel berbunyi tanda istirahat.
Reyna bangun dari tidurnya. Lalu dia berjalan keluar menuju kantin mengisi perutnya yang sudah lapar.
Reyna langsung pergi memesan bakso pada pemilik kantin disekolah.
"Bakso" Ucapnya datar.
Reyna membawa bakso yang sudah dibuatkan oleh pemilik kantin disekolah.
Reyna berjalan mencari tempat duduk. dia lebih memilih duduk di bagian pojok karena ia tidak suka keramaian.
...***Bersambung***...
Jangan lupa like, coment dan Vote
Reyna menyantap makanannya dengan lahap. Dia menoleh mendengar teriakan siswa.
Reyhan Sangat Cool
Wou Dimas juga gaga
Brian ganteng banget dan Cool abis.
Ketiga Mos wanted memasuki kantin membuat para ciwi-ciwi Heboh sendiri.
"Tempat duduk penuh cuy." Dimas mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk.
Reyhan berjalan kearah Reyna dan diikuti kedua sahabatnya.
"Boleh kami duduk disini, semua kursi penuh." Ujar Dimas.
Reyna mengangkat kepala dan menatap ketiga laki-laki itu lalu mengangguk mengijinkan mereka duduk.
Ketiga laki-laki itu langsung duduk. Sedangkan Brian pergi memesangkan makanan untuk kedua temannya.
"Kenalin Nama gue Dimas" Dimas mengulurkan tangannya kearah Reyna. Namun Reyna hanya menatap tidak berniat membalas uluran tangan Dimas.
Dimas kembali menarik tangannya menahan malu karena Reyna tidak membalas uluran tangannya.
"Kalau disamping saya namanya Reyhan dia KETUA OSIS." Ucap Dimas lagi. Namun Reyna hanya melirik lalu dia lanjut makan lagi.
"kalau yang... "
"berisik" Ucapnya kesel. Karena Dimas begitu berisik tidak berhenti bicara.
Reyna berdiri dan meninggalkan cowok-cowok itu yang telah menganggu acara makannya.
...****************...
pulang sekolah Reyna tidak langsung pulang kerumahnya melainkan Dia pergi ke markas.
"Kapan ada balapan lagi? " Tanya Reyna datar.
"Sebentar malam." Jawab Dion orang kepercayaan Reyna.
"Daftar kan." Ucap Reyna datar dan berdiri.
"Mau kemana?" Tanya dion.
'Pulang" Reyna melanjutkan langkanya dan keluar dari markas lalu menaiki motornya.
Reyna mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.
Reyna memberhentikan motornya dekat danau. Dia duduk termenung sambil melempar batu kecil ke danau.
Reyna hanya menatap hamparan danau yang luas.
"Boleh gue duduk disini." Ucap orang itu dan diangguki Reyna.
Mereka sama-sama diam, Tidak ada yang membuka obrolan. Bahkan Laki-laki itu hanya melirik Reyna sekilas.
"Mau kemana?" Tanyanya spontan ketika melihat Reyna berdiri.
Reyna mengernyitkan alisnya.
"Ma... maksudku apakah gue menganggumu sehingga lo pergi." Ucapnya gugup dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tidak." Ucapnya datar dan melangkah pergi. Lalu dia menaiki motornya.
Sedangkan laki-laku itu hanya menatap kepergian Reyna yang sudah menjauh.
"Menarik" Smirk
"Hanya dia seorang yang tidak tertarik dengan pesonaku." Guman Laki-laki itu.
Drrrrrttt.... Drrrrrttt.... Drrrrrttt...
Suara Handphone laki-laki itu berbunyi.
"Hm, ada Apa.?" Tanyanya pada sipenelpon.
"Rey Lo dimana, kita ini hampir 1 jam nungguin lo, tapi tidak datang-datang." Omel Dimas disebrang telpon.
"Danau." Ucapnya singkat dan padat. Reyhan lah yang bersama Reyna di danau.
...****************...
Reyhan sudah berada di markasnya bersama temannya.
"Ada apa?" Tanyanya pada kedua temannya.
"Sebentar malam ada balapan, dan Ratu Racing juga datang." Ucap Dimas heboh.
"Urusannya denganku." Jawab Reyhan mengernyitkan alisnya bingung maksud dari temannya.
"Gue mau Lo ikut tanding bersama Ratu Recing. Gue sudah daftarin Lo." Ucap Dimas polos.
Reyhan menatap tajam Dimas seakan ingin memakannya hidup-hidup.
"Wet santai bro, jangan marah Nanti jodohnya jauh."
Reyhan menghembuskan Nafasnya kasar. "Jam berapa?" Tanyanya pada kedua temannya yang seenaknya daftarkan dirinya tanpa persetujuannya.
"Jam 12 malam Rey."
"Rey Cepat amat lo pulangnya." Ucap Brian ketika melihat Reyhan berdiri dari tempat duduknya.
"Ada urusan." Ucapnya lalu keluar dari markas menuju mobilnya yang terparkir didepan markas.
Reyhan mengendarai mobilnya dengan kecepatan pelan.
Sesampainya di rumah, Dia mengedarkan pandangan mencari bundanya namun rumahnya tanpa sepi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!