Hari itu perusahaan di hebohkan karena kekacauan yang di timbulkan Clara, pasalnya salah satu investor nya telah menipu Clara dan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan CPH GROUP perusahaan yang telah didirikan kakek nya Clara dan perusahan itu telah di rubah menjadi CPH GROUP setelah kelahiran Clara, ya singkatan dari Clara Putri Handoko.
"Berkali-kali papa bilang kamu harus fokus saat bekerja! lihat sekarang apa yang sudah kamu lakukan kamu sudah memberikan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan ini!" Handoko yang sedang memarahi Clara.
Namun si empunya tidak bergeming sama sekali,
Clara pun menoleh ke arah ayah nya.
"Papa jangan marah terus dong nanti kena serangan jantung terus masuk rumah sakit," menghentikan sejenak ucapan nya,"entar mama sedih tau," tanpa rasa bersalah, "lagian ya pa kan tidak sampai bangkrut kan cuman beberapa ratus juta juga itu kan cuma uang saku aku selama seminggu papa," jawab nya santai.
Handoko hampir saja kena serangan jantung beneran. "apa kamu bilang...!! CUMA CUMA KAMU BILANG." teriak nya tepat di wajah Clara.
"Astaga.. papa apa apaan sih muncrat tau tidak perlu kan pa bicara di depan wajah aku suara papa tuh kaya toak kedengeran kali sampai di kantor sebelah," menunjuk kantor di sebelah masih tidak merasa bersalah.
CLAARAAAA!!!!
untung tidak kena serangan jantung beneran kalau sampai jantungan habis aku di gantung mama di pohon cabe," batin Clara.
Semua karyawan yang kepo pada nempelin telinga di balik dinding pintu dan jendela kantor, sudah biasa mah kalau bos besar nya pak Handoko ngomel sama anak nya, dan menjadi hiburan buat karyawan di kantor itu pasalnya Clara selalu menjawab apapun yang di katakan pak Handoko dan selalu saja berakhir dengan kata CLAARAAA.
Dan seketika para karyawan tertawa jika mengingat masa masa di mana Clara membuat bos besar mereka berteriak ngeri.
"MULAI HARI INI KAMU PAPA PECAT..!"
ucap Handoko," dan papa tidak akan memberikan pesangon buat kamu MENGERTI KAMU," tegas nya dan sekali lagi tepat di hadapan wajah Clara.
Clara menutup wajah nya dengan kedua tangan nya.
"Papa jangan bercanda setidak nya sebagai seorang Presdir anda harus memberikan saya pesangon mau makan apa saya kalau bapak tidak memberikan pesangon," jawab nya santai karna dia berpikir papa nya akan baikan ke esokan hari nya.
Setelah pertikaian tersebut Clara keluar dari ruangan Handoko, dan menemukan beberapa karyawan yang sedang menguping, "kalian pada ngapain, ah lagi pada nguping yaa," tanya nya.
"Bos kecil tidak apa apa kan,"tanya salah satu karyawan nya.
"Tidak saya tidak apa kok," jawab nya.
"Tapi tadi kami dengar bos kecil di pecat sama bos besar," tanya salah satu karyawan lagi.
"Yaa mau gimana lagi kalau di pecat yaa' dipecat, udah ah sana kembali bekerja entar bos besar keluar terus mau kalian ikut di pecat," Sahut Clara.
"Tidak tidak", jawab mereka serentak.
Yaa Clara memang seorang Presdir di kantor tersebut sejak sebulan lalu, meskipun jabatan nya seorang Presdir tapi dia sangat ramah kepada semua karyawan nya, makanya semua karyawan sangat menyukai nya yang muda, yang tua, bahkan laki laki ataupun perempuan sampai satpam dan OB pun tidak merasa sungkan menyapa nya tiap pagi.
*****
Namun ternyata semua nya tidak sesuai yang di prediksi Clara ternyata sang Ayah sangat marah sampai uang bulanan nya pun di hapuskan, begitu pun dengan beberapa ATM nya semua sudah di blokir fasilitas nya pun di tarik semua oleh ayah nya termasuk mobil dan beberapa mobil sport nya hanya tersisa ponsel dan motor Matik itu pun motor yang biasa di gunakan mang Udin untuk mengajak bi Lastri ke pasar.
"Aaaaaah papa' papa kok tega sih sama anak sendiri masa aku di kasi motor bekas mang udin," berlari ke arah papanya yang sudah siap berangkat ke kantor.
"Kenapa kamu teriak itu adalah pesangon dari papa untuk kamu," melirik ke arah Clara.
"Papa tidak serius kan pa, MAMA!" teriak Clara kepada mama nya yang ada di samping papa nya.
"Aduh apa si Cla mama kan di sini ngapain teriak teriak sih mama tidak budek kali," sahut Mama Dira.
"Hah mama," sambil merengek ke mama nya," mama tidak kasian apa sama anak nya aku teraniaya mama hiks hiks" kata nya sambil meneteskan air mata buaya nya.
Dan Mama yang sama sekali tidak bisa melihat putri nya menangis ingin menghampiri Clara' belum juga sampai tangan nya!!!
"Sudah tidak usah akting, sudah ma dia tuh cuman pura pura saja," suara Handoko menghentikan tangan Dira istri nya.
Mata Clara terbelalak melihat mama nya yang berlalu masuk ke dalam rumah.
"Clara kamu kan sudah papa pecat!" berhenti sejenak.
"Jadi papa sudah memasukan surat lamaran kamu di perusahaan DIRGA GROUPS
dan sejam lagi kamu interviu bersiap sekarang." kata Handoko.
"Aku sudah siap pa nebeng ya," Clara memcoba membujuk ayah nya.
"Tidak...! kamu berangkat naik motor itu saja." menunjuk ke arah motor mang udin.
"Hah papa tidak salah kan tidak mungkin dengan pakaian seperti ini." kata Clara sambil melihat penampilan nya, ya karena Clara menggunakan rok span selutut.
"Ya terserah kan bisa ganti dengan celana," kata Handoko selaku ayah nya.
"Aaah PAPA!!!" teriak Clara.
Clara pun pergi untuk mengganti rok nya dengan celana masih dengan gaya kantor nya ala pegawai gitu.
Dengan menggunakan motor mang udin Clara pun pergi ke DIRGA GROUPS.
Clara pun langsung menuju ruang interviu semua mata melihat ke arah nya menatap dengan iri tentu nya karna
Clara memang sangat cantik dengan tinggi badan dan bentuk badan bak gitar spayol.
"Clara," salah seorang pegawai memanggil namanya akhirnya sekarang giliran Clara dia pun masuk dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi dan dengan segala macam persiapan.
Dan bahkan dia belum memulai persentasi nya salah seorang pegawai lain nya, sudah memberi sebuah seragam.
"Apa ini?" kata Clara sambil melihat seragam tersebut dan kembali melihat ke arah pagawai tersebut.
"Apa maksud kamu nona!" tanya seorang pegawai itu yang tidak lain adalah aekretaris di perusahaan itu.
"Maksud saya kenapa saya di berikan seragam ini?" tanya nya ke pegawai tersebut yang bernama Rina.
"Ya karna kamu akan kerja sebagai OB di sini!!"
"WHAT maksud nya apa?" tanya Clara heran.
"Astaga nona memang nya kamu berpikir akan di tempatkan di mana hah, hanya dengan ijazah SMA bekerja sebagai OG (ovice girl) saja seharus nya kamu bersyukur bisa di terima di perusahaan ini itupun tanpa seleksi karna ada seseorang yang sangat berharap nona bekerja di sini okey." kata Rina menegaskan.
"Apa maksud nya dengan ijazah SMA? mbak Rina mungkin mba salah orang coba mba cek sekali lagi nama saya CLARA PUTRI HANDOKO!" Clara menekankan nama nya.
"*H*ehe kamu pikir kamu siapa? nama kamu memang sama tapi hanya nama nona CLARA PUTRI tidak pake HANDOKO!" balas Rina menekan kan kata kata nya.
CETAR....
CETARR...
Bagai di sambar petir di siang bolong Clara terperanga melihat bahwa ijaza SMA nya lah yang telah di gunakan ayah nya untuk mendaftar kan dirinya di perusahaan DIRGA yaa memang Clara tidak menggunakan nama Handoko saat SMA karna keinginan nya untuk menjadi gadis normal pada umum nya tak ingin di anggap istimewa di sekolah tersebut.
***apa... papa tega sama anak sendiri apa iya harus jadi OG, ok papa mau nantang Clara baik kita bermain papa," Kata Clara dalam hati.
Clara akhir nya mengambil seragam itu dan mencoba mengikuti permainan sang ayah.
"Di mana ruangan khusus Office?" Clara bertanya pada Rina si sekretaris.
"'Oh akhir nya sadar juga kamu, kamu keluar terus belok kanan ada ruangan di sana, itu tempat khusus office."jawab nya.
"Baik," jawab Clara.
Perasaan Clara sangat hancur saat itu seperti sedang tersambar petir di siang bolong sang ayah yang sangat dia sayangi menghukum nya sampai seperti ini.
"*A*pakah se fatal ini kesalahan ku, Office 'aah yang benar saja, ok papa apa papa pikir aku tidak bisa bertahan papa lihat saja aku pasti akan bertahan," Clara membatin lagi.
Clara pun pergi ke ruangan yang di maksud, dan mengganti baju nya dengan seragam Office.
"Cih dandan nya kaya orang kaya tau nya cuma Office," salah seorang pegawai ber ucap setelah melihat Clara keluar dari ruangan itu dengan menggunakan seragam office.
"Iya gaya sok banget tadi, padahal cuman office." ber ucap yang lain nya
Clara mendengar setiap ucapan pegawai tersebut namun mengabaikan nya, yaa Clara memang tipe orang yang cuek, dan satu hal yang kedua orang tua nya tidak ketahui bahwa Clara adalah gadis yang sangat mandiri dia mempelajari beberapa ilmu bela diri saat SMA yaa karna sejak di bangku SMA dia meminta agar ayah nya tidak memberikan perlakuan khusus pada nya, contoh nya seperti sorang pengawal, maka dari itu dia memanfaatkan semua itu untuk mempelajari segala macam bela diri seperti karate taekwondo dan lain sebagai nya bahkan dia berbaur dengan rakyat biasa hidup sederhana selama di luar istana nya tanpa sepengetahuan ayah dan ibu nya, itulah sebabnya dia sangat yakin bahwa dia akan sanggup hidup meskipun tanpa ATM dan barang barang mewah dari sang ayah, dan satu lagi soal uang yang katanya ratusan juta hanya untuk belanja seminggu sebenarnya hanya dia sumbangkan kepada fakir miskin dan juga panti panti asuhan.
⏭⏭
Clara pun mulai menanyakan kepada kepala OB di kantor itu apa tugas yang harus dia kerjakan dan di mana dia di tempatkan.
"Hem Pagi__apa yang harus saya kerjakan dan dimana ruangan yang harus saya bersihkan?" tanya nya kepada kepala OB yang usia nya sama dengan mama nya.
"Ooh kamu OG baru itu, hm untuk hari pertama kamu kerja kamu bersihkan lobi saja dulu dan mulai besok kau membersihkan ruangan Presdir utama, dan satu lagi mulai besok kamu harus ada di kantor sebelum Presdir datang dan kamu harus pulang setelah Presdir ulang apa kamu mengerti" kata kepala Office.
"Baik," jawab nya,lalu melangkah pergi ingin mengambil segala keperluan nya,
namun langkah nya terhenti ketika!
"Tunggu satu lagi kamu harus ingat saat Presdir datang di pagi hari bawakan dia kopi hitam tanpa gula, dan siang hari bawakan dia air mineral, ingat itu karna itu juga tugas kamu mengerti!" perintah nya lagi mengingatkan tugas Clara.
"Baik bu." jawab Clara lagi!!
"H**ah kopi pahit ew apa'an apa tidak pahit, masa iya pagi pagi minum kopi pahit seperti apa sih tampang sih Presdir sampe doyan kopi pahit hedew ada ada saja tingkah orang kaya hehe," 'batin nya'
Clara pun mengerjakan tugas sesuai instruksi dia mengerjakan semua nya seperti sudah sangat lihai, padahal dia kan tajir, yaa memang karna setiap hari libur dari kantor dia pasti akan membersihkan kamar nya sendiri meskipun di rumah di penuhi dengan asisten rumah tangga di setiap ruangan, yaa katanya sih olah raga di pagi hari,
setiap kali mamanya menegur aksi nya.
⏭⏭
"Hm beres_ wah lelah juga ruangan di sini sangat luas yaa sebelas dua bela lah dengan kamarku tapi' aah huf... ni orang kok tidak habis habis nya sih baru juga di pel eh di injak lagi jadi dobol kan capek nya,,, hm ternya kerjaan mbak Ani kaya gini toh" Clara mengingat sang OG yang ada di kantor papa nya.
Hari Clara masih pulang pukul 5 sore tapi besok mungkin tidak, yaa karna besok dia sudah mulai mengerjakan tugas nya yaitu membersihkan ruangan Presdir dan yang paling penting pulang sebelum Presdir pulang... yang entah jam berapa sih Presdir akan pulang...
⏭⏭
Setelah sampai di rumah, Clara langsung menemui ayah nya.
"Papa apa yang papa lakukan?" tanya Clara ke papa nya
"Maksud kamu apa?,papa tidak mengerti?" ucap Handoko.
"Ooh jadi gitu tidak masalah!! karna papa sudah menghapus Nama Handoko dari nama ku maka itu artinya aku juga tidak berhak tinggal di rumah ini lagi kan!" ucap Clara ke papa nya.
Sontak mama nya langsung berdiri dari duduk nya mendengar ucapan putri nya.
"Apa maksud kamu sayang?" tanya mama nya.
"Tanya sama suami mama." sahut Clara.
"Pa' apa-apa'an ini apa bener yang di katakan Clara?" Dira bertanya pada suaminya.
Handoko hanya tersenyum "iya memang nya kenapa, kalau kamu mau keluar yaa silahkan saja pintu ada di sana," Handoko menunjuk ke arah pintu.
Handoko berpikir bahwa putri nya itu tidak akan sanggup tinggal di luar karna terbiasa di layani dengan kemewahan dan pasti akan segera kembali.
"Papa apa ini! apa kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan apa se fatal itu kesalahan Clara?" ucap mama Dira.
"'Hehe," Clara tersenyum miring.
"Papa yakin papa tidak akan menyesal, asal papa tau saja Clara sudah terbiasa dengan kehidupan masyarakat miskin bahkan lebih dari itu!" sahut Clara, lalu beranjak pergi meninggalkan papa dan mama nya.
Clara hanya mengambil pakaiyan yang biasa dia gunakan untuk berbaur dengan masyarakat biasa bila di luar istana papa nya, yaa kaos, celana jeans dan satu baju tidur yang berupa daster yang sangat nyaman jika di pakai beraktifitas di dalam ruangan, sebenar nya dia sangat senang jika berada di lingkungan kalangan orang biasa karna akan sangat merasa bebas dan tidak tertekan atas kepopularitas dan kekayaan yang di miliki keluarga nya.
Clara keluar dari kamar dan menuruni anak tangga.
"Aku akan membawa motor mang Udin karna itu adalahpesangon untukku bukaan papa!" kata Clara sambil mengambil kunci motor yang di letakkan nya di meja tadi.
Mama Dira sudah berurai air mata dan mencoba membujuk suaminya untuk menghentikan Clara.
Semua asisten rumah tangga yang melihat kepergian Clara pun menangis, karna seorang nona yang baik dan periang akan pergi dari istana itu.
"Sudah lah ma palingan juga cuma gaya-gaya an, dia pasti balik dalam seminggu," kata Handoko dengan yakin.
Mama Dira sangat sedih dan berlalu pergi meninggalkan suaminya.
Clara meninggalkan istana yang selama ini di tempati nya, yaa menurut orang-orang itu istana tapi berbeda dengan Clara baginya itu adalah tembok besar yang membatasi dunia nya.
Setelah beberapa jam mengendarai motor nya akhir nya Clara mendapat kost-kostan sesuai yang dia ingin kan,
kost yang tidak berada jauh dari kantor tempat nya bekerja, yaa karna dia harus berangkat ke kantor pagi pagi sekali sebelum presdir kantor itu sampai.
"Waah tempat yang sempurna, hmm di mana pemilik kostan nya ya?" Clara clingak-clinguk mencari empu nya kostan.
"Ekhem! cari apa nak?" sapa seorang yang paru baya pada Clara.
"A****staga!! nenek bikin kaget saja, ah saya Clara nek saya mau cari pemilik kostan ini nek?apa ada orang nya?" tanya Clara ke nenek.
"Ooo jadi kamu mau nyewa kost di sini?" tanya Nenek.
"Iya nek." jawab Clara.
"Ya sudah sini masuk, cucu saya masih belum pulang biasa nya dia yang menyambut penyewa kost di sini," jelas sih Nenek.
"Cucu, terus anak Nenek mana, kan bisa mereka yang melayani tamu kenapa harus Nenek?" tanya Clara.
"Anak sama menantu nenek sudah meninggal 15 tahun yang lalu di sini cuma ada nenek dan cucu nenek sebagai tuan rumah, dan sisa nya yaa penyewa kost seperti kamu," jelas Nenek.
"Ah maaf nek saya sudah menyinggung almarhum," kata Clara.
'"Tidak apa, kamu duduk saja dulu cucu nenek tidak lama lagi balik." kata Nenek.
"Tunggu nek, nama nenek siapa?" tanya Clara.
"Nenek Aida panggil saja begitu seperti penyewa yang lain nya," sahut Nek Aida.
"Ah terima kasih nek," kata Clara.
⏭⏭
Tak lama seorang gadis datang dengan menggunakan motor Matik sama seperti Clara.
Saat memasuki ruangan gadis itu tidak sengaja tersandung sebuah palang yang berada di bawa pintu.
Duk "Eh copot e copot, hedeh hampir saja aah," sahut gadis itu.
Sekilas gadis itu melihat ke arah Clara, yang dari tadi menahan ketawa, karna melihat nya tersandung di tambah lagi latah, kemudian diapun menghampiri nya.
"Mmm Penyewa baru yaa?" tanya gadis itu ke Clara.
"Eh mm iyaa, kamu cucu nya nek Aida ya?" tanya Clara karena nenek Aida tak mengatakan cucu nya itu pria atau wanita maka Clara main tebak-tebak saja.
"Hais bukan lah aku penyewa di sini, cucu nenek tuh cowok, oh yaa kenalin aku Desi kamar aku ada di atas no 21." sahut gadis itu yang bernama Desi.
"Ah aku Clara." balas Clara, mereka pun saling berkenalan satu sama lain.
"Ya sudah aku ke atas dulu yaa kamu tunggu ka Algi saja dulu, mm itu nama cucu nya nek Aida hehe." sahut Desi.
Desi pun pergi meninggalkan Clara.
Tak lama kemudian ada seorang pria datang menggendong ransel, wajah tampan dan tinggi tapi terlalu sibuk dengan ponsel nya sampai sampai, tidak memperhatikan pintu masuk yang tidak sesuai dengan tinggi badan nya daann.
Duuk "Aaah sialan aku lupa sama nih pintu nasib nasib, eh," kata pria itu.
Pria itu melihat ke arah Clara yang lagi lagi menahan tawanya karna ini kali kedua seseorang datang selalu saja dapat kado selamat datang.
"W**ah gawat ada cewe lagi kayak nya dia liat deh waktu aku ke jedot aah dasar rendi ****," batin pria itu.
"Mmm Penyewa baru yaa?" tanya Pria itu.
"Iya, mm kamu Algi?" tanya Clara lagi pada orang itu.
"Ah bukan saya juga penyewa di sini, kak Algi sebentar lagi sampe kok, aku Rendi," kata nya sambil mengulur kan tangan nya kepada Clara.
"Hem, aku Clara," sahut Clara menyambut uluran tangan Rendi.
"Kalau gitu aku ke atas dulu, kamar aku no 15 kalau ada perlu mampir saja okey," sahut Rendi.
"Iya," singkat Clara.
"A**ku bingung sama penghuni di sini kok pada kejedut yaa, hah sudah lah jangan di pikirin baru dua gimana yang lain nya." batin Clara.
Dan sekali lagi ada yang datang kali ini seorang pria dengan tinggi badan yang sama persis tinggi nya sama sih Rendi tadi dan juga tamvan lah, Pria itu memasuki ruangan namun kali ini tidak ada drama masuk pintu.
"Ada tamu, mau menyewa kost?" tanya pria itu.
"Iya kak, kak Algi ya?" tanya Clara memastikan agar tak salah lagi.
"Iya saya Algi." mengulurkan tangan nya.
"Saya Clara, apa masih ada kamar kosong?" tanya Clara.
"Masih masih, apa mau kamu cek dulu?" tanya Algi.
"Boleh," kata Clara.
Mereka pun menuju lantai dua di mana para penyewa kost berada.
"Hemm aku suka sama kamar ini, berapa per bulan nya kak?" tanya Clara.
"700ribu per bulan," sahut Algi.
"Aku ambil ya kak," kata Clara menyetujui nya.
"Okey kamu bisa masukin barang barang kamu kesini, dan di lantai dua ini cuma ada dua kamar mandi jadi kalau kamu mau buru buru bangun lebih awal okey." jelas Algi.
"Kalau di lantai satu ada kamar mandi kan?" tanya Clara.
"Ada! di kamar aku sama di kamar nenek." sahut Algi.
"Ooh kalau gitu terima kasih yaa kak," balas Clara.
"Sama-sama," kata Algi.
Clara turun untuk mengambil koper nya yang masih berada di lantai satu.
Dan kali ini ada seorang pria lagi yang datang terburu buru dan!
Buk "Ah sakit.. sakit.. aduh...!! nih pintu kok seneng banget sama kepalaku," sahut pria itu sambil mengusap-usap kepala nya yang kejedut.
Clara melihat kejadian yang sama lagi dan menahan tawa nya sekali lagi.
"aku rasa pintu nya deh yang bermasalah," batin Clara.
"Uups ada penyewa baru toh, hmm cantik," batin pria itu.
"Apa perlu saya bantu?" tanya pria itu.
"Oh, tidak!! bisa sendiri kok." jawab Clara.
"Kenalin Abi," menjulur kan tangan nya.
"Aku Clara, kalau begitu saya pamit ke atas dulu." pamit Clara.
"Hem iya... silahkan." Abi merentang kan sebelah tangan nya mempersilah kan Clara lewat.
Clara pun pergi menuju kamar kostan nya.
"Hah akhir nya bebas juga, kayak nya di sini seru deh penghuni nya gokil semua haha," Clara berbicara sendiri.
"Hemm mama sama papa lagi apa yaa sekarang, ah okey Clara sekarang kamu bebas kamu bisa kemana saja dan bebas melakukan apa saja yang kamu inginkan, yey aku bebas." Clara bergumam dan melompat lompat kegirangan.
"andai saja ini di tempat lain aaah ingin rasa nya aku teriak merayakan kebebasan ku,"batin Clara.
"Ah aku harus mandi, mmm ah aku lupa nanya lagi kamar mandi nya di mana, oh iya tanya Desi deh," gumam Clara sambil menuju kamar Desi.
🎆 Menuju ke kamar Desi🎆
Tok tok tok.
Ceklek... anggep aja suara pintu di buka.
"Eh Clara, ada apa?" tanya Desi.
"Itu Des mau tanya kamar mandi sebelah mana ya?" tanya Clara.
"Oh aku kira apa, kamu lurus terus belok kiri ketemu deh," sahut Desi.
"Oh makasih ya Des," balas Clara.
"Apa sih Cla tidak perlu sungkan sama aku deh gih sana mandi." kata Desi.
Clara pun pergi ke arah yang di tunjuk oleh Desi dan saat belok ke ruangan itu.
*B**ruuk*.
"Aaaaaah--aaaaah.
Teriak kan Clara dan pria itu membuat semua penghuni kost datang ke arah mereka.
"Aaah kamu..!! kamu kenapa masih berdiri di situ?" tanya Clara dengan menutup matanya yang masi kelihatan sebelah.
"Kamu bisa diam tidak aku sudah pake handuk," jawab pria itu yang tidak lain adalah Abi.
"Woi apa'an sih ribut banget?" kata salah seorang cewe penghuni kost di situ.
"Oh si penghuni baru itu toh, kamu kenapa?" tanya nya.
Rendi dan Desi juga sudah berada di sana.
"Clara kamu kenapa?" tanya Desi lalu melirik ke arah Abi,"Abi pasti kamu yaa!" sahut Desi lagi.
"Kamu apa'in anak orang Bi?" sahut Rendi.
"Yey salah paham doang kali iya kan Cla!" sahut Abi.
"Ah iya tadi nggak sengaja tabrakan terus handuk nya jatoh ya aku teriak dong mata ku kan ternoda!" jawab Clara santai.
H**ahaha** mereka tertawa mendengar ucapan Clara.
Abi melongo mendengar perkataan Clara sedangkan yang lain sedang tertawa melihat mereka.
"Jadi kamu liat itu nya? haha."
tanya gadis yang satu nya yang Clara belum tau nama nya.
"Oh ya kenalin aku Cindi, kamar aku di no 17, dan ini no 16 kamar nya si Abi noh," Cindi menunjuk ke arah Abi.
😂😂😂
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!