NovelToon NovelToon

Jatuh Cintanya Sang Juara Qori.

Bab 1. Disuruh menghadap kyai.

Pagi yang cerah di hari Jumat hari di mana para santriwati pondok pesantren tempat Alifa menuntut ilmu sedang menikmati hari libur tanpa ada kegiatan belajar karena di hari Jumat lah para santriwati bisa bebas dan beristirahat.

Tapi tidak dengan Alifa gadis cantik itu tidak mengenal hari libur karena serangkaian kegiatan mengaji yang merupakan kegiatan di luar belajar wajib sudah menanti nya. Alifa meluangkan waktu di hari Jumat sebelum pergi ke ruang khusus santri yang mengikuti kelas Qoriah Alifa berbenah dan membereskan lemari pribadinya. Di kamar yang di tempati Alifa dan kelima teman nya selama menuntut ilmu di pondok ini.

Tiba-tiba Zia, yang merupakan teman sekelasnya sekaligus teman sekamarnya teriak dari luar kamar yang mereka tempati sambil berlarian menghampiri Alifa yang sedang beres-beres lemari nya untuk di tata supaya terlihat lebih rapi.

"Alifa..Alifa, kamu di panggil kyai untuk menghadap beliau sekarang di ndalem ya. gak pake lama soalnya aku takut kyai sudah menunggu kamu Alifa !" Kata Zia sambil mengatur nafas karena ngos-ngosan habis lari menuju kamar untuk memanggil Alifa sesuai perintah sang kyai.

"haa..yang benar Zia, Ada apa kyai memanggilku mendadak gini ya !" Aduh apa aku ada kesalahan ya Zia..? kok jadi takut gini ya. aduh gimana ini ?"

"udah, cepetan sana malah heboh sendiri kamu, alifa..!" ucap Zia sambil mendorong tubuh Alifa untuk keluar kamar supaya cepat menemui sang kyai di ndalem.

"Tapi Zia...!"

"Tidak ada tapi-tapian cepat sana....!!"

Dengan berat hati, Alifa melangkahkan kaki menuju kediaman sang kyai di ndalem. dengan rasa takut bercampur grogi serta cemas Alifa berjalan tanpa mengindahkan sekitar sampe-sampe dia menabrak seseorang tanpa sengaja.

" hy..kamu gila ya jalan gak pake mata." Umpat orang yang Alifa tabrak secara tidak sengaja.

"Astaghfirullahaladzim...! maafkan saya kak saya gak sengaja. Sekali lagi maafkan saya." Ucap Alifa seraya membungkukkan kepala tanda menghormati orang yang di tabrak nya.

meskipun Alifa tau orang yang di tabrak itu pasti akan mengomel berulang-ulang, tapi setidak nya dia sudah meminta maaf dan bersikap hormat kepada orang lain walau pun itu anak baru temannya sendiri.

Ya.dia adalah Maya santriwati baru yang pindahan dari sekolah SMA, karena Maya tergolong gadis yang brutal orang tuanya sengaja memindahkan Maya ke pesantren karena kuwalahan menghadapi tingkah dan ulah Maya yang kerap bikin masalah di sekolah sebelumnya.

"enak banget ya kamu Alifa, sudah nabrak membuat bajuku kotor ee sekarang dengan gampang kamu meminta maaf gitu aja..!enggak, aku gak mau..! Enak saja minta maaf." ucap Maya sambil berkacak pinggang seolah-olah dia orang yang berkuasa di tempat itu.

"maaf kak, sekali lagi maafkan saya. karena saya tidak sengaja. kalau kakak mau marah-marah nanti saja ya..! saya buru-buru soalnya mau ke ndalem menghadap kyai." Ucap Alifa seraya lari meninggalkan Maya yang masih marah dengan Omelan dan umpatan yang tak di hiraukan Alifa.

"Alifa tunggu..!! Hey mau kemana kamu urusan kita belum selesai ya." ocehan Maya tak di gubris Alifa. dia terus berjalan cepat sambil menoleh dan tersenyum melambaikan tangan da da da da ke Maya.

"Alifaaaa.....!!! Dasar bocah gak tau diri kamu awas kamu ya alifaaaaa...!!!"

Maya terlihat kesal dan jengkel dengan tingkah Alifa yang meninggalkan nya begitu saja. Dia berjalan menuju kamar nya sambil ngomel-ngomel tak karuan. "ini semua gara-gara papa dan mama yang memindahkan ku ke tempat norak seperti ini." umpat Maya tiada habis

_

Bab 2. Masuk di rumah ndalem.

Setelah lepas drama dengan Maya si anak baru, Alifa akhirnya sampai di depan pintu kediaman kyai nya. Setelah mengatur nafas dan menguasai diri akhirnya Alifa memberanikan diri mengetuk pintu kediaman kyai nya.

"tok tok tok..! Assalamualaikum kyai."

"waalaikumsalam warahmatullah ..!" Ucap ummi khasanah istri sang kyai sambil membukakan pintu.

"assalamualaikum ummi..! maaf mengganggu waktu nya.! apa benar kyai memanggil saya ummi..? Ucap Alifa dengan gugup sambil membungkuk kan badan di depan ummi khasanah.

"waalaikumsalam Alifa..! Mari masuk nak..!"

"iya ummi."

Alifa pun melangkah mengikuti ummi khasanah untuk masuk ke dalam rumah ndalem kediaman sang pemilik pondok pesantren. Alifa merasa semakin gugup dan deg-degan dengan situasi ini.

"silahkan duduk nak..! ummi panggil Abi dulu."

"Baik ummi terimakasih !"

Sepeninggal ummi khasanah untuk masuk ke dalam ruangan pribadi sang pemilik pondok pesantren, Alifa menunggu dengan duduk di sofa yang tersedia di ruang tamu ndalem. sambil bersholawat dalam hati untuk mengurangi rasa gugup. Meskipun ini bukan pertama Alifa menghadap sang kyai, tapi rasa deg-deg an dan nervous selalu Alifa rasakan. Ya..gimana tidak, kyai Abdullah mempunyai kharisma dan karomah yang berbeda dari orang lain. Kyai yang sudah membimbing Alifa secara khusus dalam menguasai ilmu secara mendalam dalam bidang seni melantunkan ayat-ayat Allah.

*****

Pov Alifa.

Namaku Alifa Rizky Aulia. sejak usia 4 tahun aku sudah keluar dari rumah untuk di masukan ke pondok pesantren oleh ayahku. Bukan tanpa sebab, ayahku lebih memilih memasukkan diriku ke dalam pesantren karena beberapa alasan.

di usia 4 tahun itu, aku sudah harus menjadi anak piatu karena mamaku meninggal secara mendadak. Aku mempunyai 3 orang kakak laki-laki dan aku anak bungsu, serta satu-satunya anak perempuan di keluarga. Aku yang saat itu belum mengerti arti kehilangan, bersikap bingung. karena tiba-tiba ayah serta kakak ku menangis melihat mama yang tidur tidak bangun bangun. Ya..mamaku meninggal ketika usiaku baru genap 4tahun.

awalnya aku merasa ayah tidak sayang kepadaku, ketika meninggalkan ku di pondok dengan seorang ustadzah. Aku menjadi santri titipan karena usiaku yang masih balita. Aku menangis kala ayah meninggalkan ku di sini..di pondok milik kyai Abdullah serta ummi khasanah. aku melihat ayah pun pergi sambil menangis dan berusaha menghapus airmata yang jelas-jelas jatuh ketika melihatku menangis berontak dalam dekapan salah satu ustadzah kepercayaan ummi. Itulah awal mula aku menapaki hidup di lingkungan pesantren sampai sekarang.

******

''Alifa...!"

''I..i..iya ummi..!" Jawab Alifa gugup karena tersadar dari lamunannya.

''Knapa melamun ? sejak tadi ummi panggil kamu !''

''Maaf ummi..! saya tidak mendengar."

''Ya..gimana mau mendengar kamu saja asyik melamun. Apa ada masalah nak..?"

''Tidak ummi..! tidak sama sekali. Saya hanya teringat awal saya berada di sini. Gk terasa ternyata saya sudah 10 tahun lebih belajar di sini ummi."

Ummi khasanah tersenyum menanggapi ucapan gadis remaja itu. Memang benar, Alifa masuk ke pondok sini sejak usia sangat kecil. 4 tahun adalah usia yang sangat dini bagi seorang anak untuk berpisah dari keluarganya. Terlebih usia 4 tahun adalah usia yang masih sangat membutuhkan kasih sayang lengkap dari kedua orang tua nya. Tapi siapa mengira, Alifa yang waktu itu sangat berontak tidak mau berpisah dari ayah yang mengantarkan kemari justru sekarang Alifa menjelma menjadi gadis remaja penuh prestasi.

Jujur sejak pertama melihat anak itu, suaminya Abi Abdullah, langsung tertarik dan berpikir untuk membimbing Alifa secara langsung dengan tangan nya sendiri. karena sejak kecil, Alifa sudah memiliki aura kecerdasan yang luar biasa yang terbaca dari wajah polos bocah 4 tahun itu. Itu sebab nya, Alifa menjadi santri khusus yang terdidik secara langsung oleh kyai nya. Di luar jam pelajaran, Alifa di gembleng oleh kyai Abdullah untuk bisa menjadi seorang Tahfiz sekaligus Qoriah. karena memang suara Alifa terdengar bagus ketika mengaji.

"Iya benar sayang...! kamu sudah lebih 10 tahun berada di sini nak! sekarang ummi tanya, bagaimana perasaan kamu untuk sekarang, apa kamu menyesal ? Masih marah dengan ayah kamu ? Masih merasa di buang oleh ayah kamu ?"

"Tidak ummi...tidak..! Saya Sama sekali tidak menyesal ummi. Justru saya sangat berterimakasih kepada kyai dan ummi. Saya sudah di bimbing di didik dan di arahkan dengan baik. di sini sangat menyenangkan ummi. Ustadz dan ustadzah begitu baik ketika mengajar di kelas. Kyai juga sangat telaten membimbing saya ummi. Sekali lagi terimakasih ummi terimakasih sudah di didik sejauh ini."

"Kamu memang anak manis, Alifa..! Ucap ummi khasanah sambil tersenyum dan membelai kepala santriwati nya itu. Tak salah Abi memilihmu dan membimbing mu secara khusus supaya kamu menjadi gadis yang mahir dalam dunia Tilawatil Qur'an."

"Terimakasih ummi..! Oh iya kalau boleh tau ada apa sampe-sampe kyai memanggil saya ummi..? Apa saya ada salah ummi ?'’

"Tidak..! kamu tunggu saja kyai sebentar lagi akan segera keluar kok."

____

Bab 3.

Tak menunggu lama, akhirnya kyai Abdullah keluar menemui Alifa yang masih duduk di ruang tamu ndalem. Ketika melihat kedatangan kyai nya, Alifa pun bangkit sambil mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum kyai .. !Ucap Alifa sambil Salim dengan takzim dan mencium punggung tangan sang pemilik pondok pesantren.

"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarokatu..! Silahkan duduk nak."

"Baik kyai..terimakasih !"

"Alifa.., apa kamu tau nak kenapa Abi memanggil kamu kemari ?"

"Tidak kyai, apa saya ada kesalahan kyai sehingga kyai memanggil saya ?"

Hati Alifa semakin tidak karuan, ketika kyai Abdullah dan ummi khasanah saling pandang dan menatap Alifa dengan tatapan yang tidak seperti biasa nya.Tatapan yang sangat menghujam hati Alifa. entah kenapa Alifa semakin gelisah di situasi ini.

"Kesalahan apa yang sudah saya perbuat selama ini ya..! apa aku membuat kecewa kyai selama di sini ? aduh gimana ini ya ? Tatapan ummi dan kyai kok menakutkan gini sich...! aduhh ya Allah..tenang Alifa tenangg..!!" Batin Alifa bermonolog menenangkan diri nya sendiri.

"Alifa..! kenapa kamu kelihatan gelisah sekali? Begini Alifa, Abi memanggil mu kemari, karena ingin menyampaikan kalau kamu harus mempersiapkan diri kamu mulai sekarang untuk mengikuti ajang MTQ bulan depan. Abi yakin kamu akan mampu mencapai hasil terbaik."

Alifa terhenyak kaget luar biasa dirinya tidak menyangka akan di pilih oleh kyai nya langsung untuk mengikuti perlombaan bergengsi itu. Meski ini bukan pertama kalinya Alifa ikut perlombaan tapi untuk ajang MTQ selevel ini merupakan anugerah dan kebanggaan tersendiri untuk siapapun santri yang terpilih.

"Tapi kyai...? say.. saya apa bisa ? selama ini saya mengikuti lomba cuma sebatas di lingkup pesantren. Saya takut mengecewakan kyai.apa saya pantas mengikuti di ajang luar pesantren..?"

"Tak ada hasil yang datang secara instan nak. perjuangan perlu pengorbanan, Jangan kamu pesimis dengan dirimu sendiri. Tunjukkan kalau anak didik Abi Abdullah punya potensi dan kemampuan yang wajib di kembangkan. Belajarlah dan mulailah percaya dengan kemampuan mu sendiri." Ucap Ummi khasanah memberi nasehat kepada Alifa.

"Betul sekali yang di katakan ummi, Alifa ! kamu harus percaya diri. Ini kesempatan untuk mu menjadi Qori terkenal. Abi akui kemampuan kamu dalam Tahfiz sangat bagus, tapi kamu juga punya potensi mengasah bakat kamu dalam musabaqoh. Abi melihat kamu anak yang cerdas multitalenta. abi yakin kamu pasti bisa. Jangan pikirkan tentang hasilnya, tapi berusahalah menjadi yang terbaik."

"Baiklah kyai ummi, akan saya coba semoga Allah merestui langkah saya. mohon doa nya kyai ummi!"

*******

Setelah perbincangan dengan pemimpin pondok dan istrinya, Alifa kembali ke kamar untuk meneruskan aktivitas yang sempat terhenti tadi, yaitu beres-beres lemari pribadi dan menata supaya terlihat rapi.

"yieee..yang baru ketemu kyai serius amat non..!" Iseng Zia mencolek pipi Alifa yang serius di depan lemari pribadinya.

"huuff...! Alifa membuang nafas dengan kesal akibat ulah iseng teman nya itu.

"Apaan sich Zia, gak jelas banget kamu ini. Udah sana menjauh gak kelar- kelar ini nanti kerjaan kalau kamu ganggu aku terus. Sana mumpung libur beresin juga lemari kamu. jangan jorok-jorok jadi anak cewek, harus rapi, bersih, biar di lirik noh sama ustadz idola."

" Heemm....! kumat dech ibu negara kalau ngomel masalah kebersihan bisa 7hari 7malam gak kelar- juga. Mending kabuuuuurrr....!!"

"hey..dasar anak manja." ucap Alifa sambil melempar bantal ke arah Zia yang lari menuju luar kamarnya.

Sepeninggal si rusuh Zia, Alifa pun menata kembali barang pribadi nya. Buku, baju, serta yang lainnya supaya nampak tertata dengan rapi dan enak di pandang.

ya itulah Alifa anak yang sangat suka kebersihan dan kerapian di manapun berada, apalagi tempat pribadi nya. Alifa sangat menjaga kebersihan meskipun dia anak pondokan yang cenderung kata orang jauh dari kata rapi, tapi inilah hidup Alifa yang sangat menjaga kebersihan meskipun itu kamar yang di tempati beberapa orang. bagi Alifa kebersihan itu cermin pribadi seseorang. apalagi ada hadits yang mengatakan kebersihan sebagian dari iman.

______

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!