Sore telah berganti malam acara resepsi pernikahan Asher dengan Frandella telah selesai. Kini tiba saatnya mereka berdua meninggalkan ballroom dan menuju kamar hotel untuk melanjutkan ritual malam pengantin mereka. Asher berusaha mendekati Frandella yang kini telah menjadi istrinya ada keraguan di dalam hatinya karena dia takut teringat akan masa lalunya. Hal itu yang menjadikan asher tidak pernah dekat dengan wanita sehingga ada rumor tentang dirinya yang menyatakan asher penyuka sesama jenis. Dampak dari rumor sungguh luar biasa kedua orang tuanya memaksa Asher dan menjodohkannya dengan Frandella untuk menepis rumor tersebut. Orang tua Asher takut jika rumor tersebut berdampak buruk untuk bisnis keluarga mereka. Asher berfikir mungkin dengan cara ini juga dia bisa menyembuhkan rasa trauma di hatinya dan dia menyetujui perjodohan itu.
Tanpa berkata apapun Asher mulai membuka kancing di balik punggung Frandella dan mulai menaggalkannya. Frandella hanya terdiam dan menikmati setiap sentuhan yang di berikan oleh suaminya. Asher mulai mencium Frandella dan menekannya semakin dalam. Frandella mulai terbawa suasana badannya mulai terasa panas ******* mulai lolos dari bibirnya. Asher mulai memejamkan matanya dan terus menaut bibir Frandella tanpa henti. Tapi tiba-tiba bayangan adiknya datang asher langsung melepaskan ciumanya mendorong tubuh Frandella hingga jatuh ke ranjang. Asher merasa dadanya sesak dengan nafas tersengal-sengal segeralah membuka dua kancing kemeja di bagian atas untuk melegakan pernafasannya lalu dengan cepat melepaskan jasnya. Frandella hanya terdiam dan melotot ke arah Asher dan merasa heran dengan apa yang terjadi pada suaminya.
Setelah nafas Asher mulai teratur ia langsung meninggalkan Frandella begitu saja dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengguyur dirinya dengan air dingin. Dia berharap otaknya segera sadar dan kembali normal. Setelah keluar dari kamar mandi dia mendapati kamar sudah berantakan karena Frandella telah melemparkan barang-barangnya ke lantai.
“Apa yang kau lakukan?” Asher menatap tajam ke arah Frandella meminta penjelasan atas perbuatannya.
“Kenapa kau menghentikan aktivitasmu padahal naf*uku sudah berada di puncak apakah aku tidak menarik di matamu? Lalu kenapa kau menikahi aku?” cecar Frandella kepada Asher dengan tatapan penuh amarah.
Frandella adalah gadis yang sedikit gila akan s*x sehingga dia akan meledak-ledak dengan amarahnya apabila hasrtanya tidak tersalurkan.
“Maaf aku tidak bisa.” Jawab Asher dengan datar dan tetap berdiri di depan pintu kamar mandi sambil memperhatikan tingkah laku Frandella.
“Apa maksutmu aku tidak bisa seperti ini dan sampai kapan aku harus menunggumu.” Frandella terus melemparkan barang yang ada di atas meja melapiaskan kemarahannya.
“Taukah kamu Asher aku sangat mengilai s*x dan aku akan gila jika tidak melampiaskannya.” Ucap Frandella dengan tatapan tajam ke arah Asher.
Asher yang mendengar akan hal itu merasa kaget dia tidak menyangka telah menikahi wanita gila. Dan Asher tidak ingin menjelaskan keadaannya dia hanya berjalan menuju lemari untuk mengambil koper berisi baju ganti untuknya. Tiba-tiba sebuah gelas melayang tepat di sebelahnya dan prang.... gelas menghantam tembok dan pecah. Asher segera memutar kepalanya dan melihat ke arah Frandella. “Apa kau sudah gila?” nada Asher meninggi dan tatapannya seakan menusuk tubuh Frandella.
“Carilah kepuasan di luar!” ucap Asher segera memakai bajunya dan meninggalkan kamar. Frandella hanya terdiam dan mematung mendengar perkataan Asher dia tidak menyangka bahwa malam pertamanya akan berubah menjadi malam kehancurannya.
Setelah sejenak berfikir Frandella memiliki sebuah ide jika dia di manfaatkan oleh Asher dan keluarganya maka dia akan balik memanfaatkannya. Dengan senyuman licik dan penuh dendam Frandella mencari phonselnya dan menelvon seluruh teman-temannya untuk mengadakan pesta di klub malam yang berada di dekat hotel tempat ia berada. Frandella akan bersenang-senang dan mencari kepuasan seperti yang di ucapkan oleh asher.
***
Asher telah mengemudikan mobilnya untuk menjauhi hotel tempat Frandella berada. Dia tidak menyangka bahwa wanita yang sudah menjadi istrinya bisa mengatakan hal tersebut tanpa bertanya alasan kenapa dia tidak bisa menyentuhnya. Dadanya mulai terasa sesak meskipun hanya dijodohkan Asher berharap frandella bisa menjadi obat untuk traumanya. Asher juga memimpikan menjadi pria yang normal dan berumah tangga seperti layaknya orang pada umunya memiliki anak yang lucu dan mengemaskan. Tetapi harapanya musnah setelah melihat tingkah laku Frandella.
“Sepertinya dia bukan orang yang bisa menyembuhkan lukaku.” Gumam Asher dengan lirih.
Asher membelokkan mobilnya menuju klub malam yang jaraknya agak jauh dari hotel yang di tempati oleh Frandella. Dia ingin melepaskan penat malam ini. Hanya minuman keraslah yang bisa menangkan dia jika dia mulai teringat akan kenangan buruknya. Setelah memarkir mobilnya Asher segera masuk ke dalam klub dan berjalan menuju meja bartender dan memesan minuman yang berkadar alkohol tinggi. Setelah meneguk minumannya sedikit demi sedikit asher kembali teringat perkataan Frandella jika dia wanita yang mengilai s*x seketika senyum sinis keluar dari mulutnya. “Sial aku menikahi seorang maniak s*x padahal aku sendiri tidak bisa melakukannya.” Asher bergumam sambil mengacak-acak rambutnya dan kembali meneguk minumannya.
Tanpa di sadarinya wanita yang dari tadi berada di sebelah telah mendengar gumamannya. Seketika wanita tersebut tertawa dengan wajah mengejek. Wanita itu juga terlihat mabuk “Tuan jika kau tidak bisa melakukannya kenapa kau menikah sebaiknya kau menjadi perjaka tua saja.” Wanita itu berusaha menutup mulutnya untuk menahan tawa.
“Nona apakah kau belum mendapatkan pelanggan kenapa kau terlihat sangat frustasi malam ini.” sahut Asher membalas hinaan wanita cantik yang ada di sebelahnya.
Seketika Jeslyn membelalakkan matanya seakan tidak percaya terhadap ucapan orang asing di sebelahnya yang secara tidak langsung menganggapnya sebagai wanita malam. Tiba-tiba Jeslyn menghabiskan minumannya seperti minum air mineral. Asher terheran menatap Jeslyn apakah tenggorokannya tidak terbakar setelah minum dengan cara seperti itu. Setelah minum Jeslyn tiba-tiba menangis dan tertawa secara bergantian Asher yang melihat hal itu tidak kuasa menahan senyumnya. Jeslyn terlihat seperti orang gila tetapi dia terlalu cantik jika di katakan orang gila.
“Tuan aku bahkan belum pernah disentuh laki-laki di usiaku yang setua ini dan kekasihku mencampakkan aku karena mempertahankan kegadisanku sekarang disini kau menganggapku wanita malam.” Isak tangis Jeslyn kembali keluar dari mulutnya.
“Maukah kau mencobanya denganku tuan agar aku tidak menjadi perawan tua.” Jeslyn mendongakkan wajahnya ke arah Asher dengan tatapan seperti anak kucing yang membutuhkan belaian.
Seketika Asher mendelik mendengar perkataan Jeslyn. Bagaimana bisa wanita yang tidak ia kenal dan mengaku masih perawan malah mengajaknya secara suka cita. Asher menatap Jeslyn dari ujung rambut hingga ujung kaki. Penampilan Jeslyn tampak casual dengan menggunakan celana berwarna beige dan kemeja putih yang dimasukka ke dalam celananya tetapi auranya sungguh mengoda.
“Kau akan menyesalinya nona.” Asher tersenyum dengan licik ke arah Jeslyn yang tampak tidak berdaya.
Asher langsung mengambil phonselnya untuk memesan sopir pengganti yang akan mengemudikan mobilnya karena Asher dan Jeslyn tengah mabuk berat sekarang. Setelah membayar Asher mengandeng tangan Jeslyn dan mengajaknya keluar untuk menunggu sopir penggantinya datang. Setelah sepuluh menit menunggu sopir pengganti itu datang dan mereka segera menuju hotel yang berbeda dengan hotel yang di tempati Frandella.
Sesampainya di hotel Asher segera memberikan upah kepada sopir tersebut agar segera meninggalkan mereka berdua. Asher segera mengandeng tangan Jeslyn ke lobi hotel setelah memesan kamar Asher kembali menarik tangan Jeslyn menuju kamar hotel dan tiba-tiba saja Jeslyn melepaskan tangannya dari gengaman Asher. Langkah Asher terhenti ia berdiri terdiam dan menatap Jeslyn dengan tatapan marah karena merasa di permainkan. “Kamar nomer berapa?” tanya Jeslyn dengan santainya kepada Asher.
Asher tidak menjawab hanya menyodorkan card untuk membuka pintu kamar. Jeslyn langsung merampas card dari tangan Asher dan menarik tangan Asher menuju ke kamar. Asher yang melihat tingkah Jeslyn hanya mengikuti permainannya. Sesampainya di depan pintu kamar Jeslyn langsung membuka pintu kamar dan menarik Asher masuk ke dalam ruangan. Asher segera membuka jaketnya karena tidak ingin membuang-buang waktu. “sssttt...” suara Jeslyn mengisyaratkan kepada Asher supaya berhenti membuka pakaiannya.
Asher membelalakkan matanya dan menatap bingung kepada Jeslyn. “Bersabarlah tuan kau merusak imajinasiku biar aku yang memimpin permainan ini.” Jeslyn tersenyum dengan tatapan mengoda.
Jeslyn berjalan mendekati Asher dengan pelan tak lupa tangannya mulai membuka kancing bajunya sendiri satu per satu. Setelah tepat berada di depan Asher Jeslyn menatap tajam mata Asher dan mulai memegang pipi lalu membelainya dengan lembut. Kini tangannya mulai turun ke pinggang Asher memegang baju yang di kenakan Asher dan menariknya ke atas untuk membukanya. Asher hanya terlihat pasrah dan menikmati sentuhan Jeslyn. Tiba-tiba saja tubuh Asher merasa panas sesuatu di balik celananya mulai berkedut. “Apakah kau wanita panggilan yang sedang berpura-pura lugu? Apakah kau mengenalku?” Asher berusaha memberikan pertanyaan kepada Jeslyn.
“Kau terlalu cerewet tuan.” Jeslyn terus melakukan aktivitasnya hingga kondisi Asher tinggal memakai boxer saja.
“Aku tidak mengenalmu kita terlihat sama-sama menyedihkan malam ini jadi aku hanya ingin bersenang-senang itu saja dan jangan banyak bicara.” Ucap jeslyn dengan nada sedikit menekan.
Asher terdiam dan Jeslyn memulai permainnaya dia mulai membuka pakaiannya satu persatu dan menaggalkannya. Kini jeslyn hanya menggunakan pakaian dalam saja dengan bra dan ****** ***** berwarna hitam polos jeslyn tampak terlihat sexy bibirnya yang merah natural kulitnya pucat serta lekuk tubuhnya seperti model majalah dewasa. Tanpa meminta ijin Jeslyn langsung mengecup bibir Asher dan Asher pun membalas ciuman Jeslyn. Kini ciuman mereka menjadi semakin panas de**han demi de**han keluar dari mulut Asher tetapi tidak dengan Jeslyn. Jeslyn melirik mata Asher dan ternyata Asher menutup mata dan menikmati permainan. Saat Asher hampir berada di puncak permainan tiba-tiba Jeslyn menghentikan ciuman dan menatap Asher. Asher seketika langsung membuka mata dan terkaget “Kenapa kau berhenti nona apakah ada yang salah?” tanya Asher dengan penasaran.
“Kenapa aku sangat ahli apakah aku bermimpi?” Jeslyn terlihat seperti orang yang kebingungan.
Asher yang tidak tahan dengan naf**nya langsung menyambar bibir Jeslyn dengan gerakan cepat asher langsung mengangkat tubuh jeslyn. Jeslyn melingkarkan kakinya di pinggang Asher dan mereka tetap tidak melepaskan ciuman. Asher membawa Jeslyn ke tempat tidur dan mendudukannya dengan pelan tangannya sudah berhasil membuka tautan bra yang ada di punggung Jaselyn. Ciuman Asher sudah sampai ke leher Jaselyn dan semaki turun ke dada kini Asher memainkan bukit kembar milik Jaselyn dan menyesapnya dengan lembut. “eehhmmm...” tidak sengaja ******* berhasil lolos dari bibir Jaselyn sambil mendongakkan wajahnya menghadap ke atas.
Mendengar hal itu jantung Asher berdegup kencap adrenalinnya serasa di pacu dia merasa seperti akan meledak. Asher segera membuka kaki Jeslyn memainkan area terlarang milik Jeslyn ketika Jeslyn hampir berada di puncak kenikmatan Asher segera memasukkan senjata miliknya yang sudah menegang. Secara perlahan pinggulanya mulai ia gerakkan maju mundur dan temponya semakin lama semakin cepat.
Jeslyn berhasil memegang kendali dan membuat Asher tidak teringat dengan ketakutannya. Asher tidak menyangka bahwa dia bisa melakukannya sehingga ia merasa menjadi laki-laki sejati saat ini. Mereka berdua telah melakukan beberapa kali sehingga malam yang dingin berubah menjadi malam yang panas.
Pagi telah tiba Jeslyn terbangun dengan kepala yang serasa hampir pecah dengan pelan-pelan dia mulai membuka mata dan dia terkaget saat melihat ada lelaki yang memeluknya dari belakang. “oh, sial...” ucap Jeslyn dengan pelan agar suaranya tidak membangunkan Asher.
“Apa yang aku lakukan apakah aku sudah gila apakah ini hanya mimpi aku merasa seperti wanita murahan dan aku sangat malu.” Gumamnya dengan lirih sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Jeslyn memindahkan tangan Asher yang memeluknya dan juga selimut yang menutupi dirinya perlahan turun dari ranjang dan berjalan memunguti baju yang ada di lantai lalu segera berlari ke kamar mandi untuk memakai bajunya. Setelah selesai Jeslyn berjalan perlahan agar Asher tidak bangun dari tidurnya. Jeslyn mengambil tasnya dan mengluarkan dompetnya. Jeslyn mengambil beberapa lembar uang tunai di dalam dompetnya lalu meninggalkannya di meja beserta catatan kecil yang bertuliskan maafkan saya tuan semoga ini bisa menganti rugi waktumu yang berharga. Dan segeralah jeslyn pergi meninggalkan hotel itu.
Setelah beberapa saat Asher mulai terbangun dengan kagetnya dia melihat kesana kemari mencari keberadaan Jeslyn matanya menyusuri setiap lorong ruangan tetapi tidak ia temukan batang hidungnya. Asher terdiam beberapa saat lalu dia menginggat kejadian tadi malam lalu tersenyum dengan sendirinya bagaimanapun Asher merasa bahagia akhirnya dia menjadi lelaki yang normal. Saat dia akan turun dari tempat tidurnya seketika Asher langsung melirik ke arah catatan yang di tinggalkan oleh Jeslyn. Asher langsung menyambar catatan tersebut dan membacanya “Ah sial... kau fikir berapa harga diriku dasar wanita gila!” teriak asher dengan wajah yang mulai memerah.
Ting.... bunyi suara phonsel asher tanda adanya pesan singkat yang masuk baby aku sudah pulang kerumah mamamu. Aku bilang kepada mama jika kamu langsung pergi ke kantor karena urusan mendesak. Aku juga sudah membawa semua barang-barangmu. Isi pesan dari Frandella.
Asher mengacak rambutnya dengan kedua tanganya dia merasa frustasi dan penasaran dengan wanita yang menjadi patner bercintanya semalam tetapi disisi lain dia juga sudah memiliki istri sekarang dia tidak bisa bertindak dengan sesuka hatinya.
Prakk... asher melemparkan phonselnya dan menngenai tembok ia berteriak-teriak untuk melepaskan kekesalannya. Sesaat kemudian dia teringat bahwa hari ini ada rapat penting. “oh, aku lupa aku harus menghubungi mike.” Asher segera berlari memungut phonselnya dan memeriksanya.
“untunglah tidak pecah.” Asher menghela nafas lega.
Siang ini frandella sudah berkumpul bersama teman-teman sosialitanya. Mereka tidak henti memuji Frandella yang berhasil mendapatkan Asher. Bagaimana tidak Asher memiliki paras yang rupawan sorot matanya begitu tajam tingginya mencapai 185 cm dengan postur tubuh yang proposional. Banyak wanita yang ingin menjadi kekasihnya tetapi Asher tidak pernah terlihat dekat dengan siapapun sampai ada gosip yang beredar bahwa dia seorang g*y. Dan tiba-tiba saja Frandella berhasil menikah dengan Asher.
“Suamimu tampak gagah di luar pasti dia sangat gagah di ranjang kan Dell?” celetuk Nena yang duduk di hadapan Frandella.
Dan seketika semua wajah langsung menghadap ke arah Frandella ingin mengetahui cerita tentang malam pertamanya. Seketika wajah Frandella berubah dan matanya mendelik ke arah Nena. “Te-tentu saja dia sangat hebat di ranjang sampai-sampai tidak membiarkanku memakai baju.” Frandella menjawab dengan gagap.
Frandella begitu kesal ia teringat dengan kejadian semalam. Padahal Frandella sangat tergoda dengan tubuh suaminya itu tetapi yang di dapatkan hanyalah kekecewaan. Mendadak lamunan Frandella di kagetkan dengan suara temannya.
“Dell jangan ngelamun nanti kan bisa di lanjutkan lagi part duanya.” Beca mencoba mengoda Frandella yang tampak melamun. Seketika seluruh teman teman yang berada di sana ikut tertawa.
Frandella yang kesal dengan hal itu mencoba mengatur nafasnya dan membuka phonselnya. Ternyata ada sebuah pesan dari Asher dan ia segera membukanya “Langsung pulang ke apartemen saja barang-barangmu biar di urus oleh asisten rumah tangga.” Setelah membaca pesan itu seketika Frandella langsung tersenyum. “Sepertinya aku akan melanjutkan part duanya.” Ucapnya sambil membalas godaan Beca.
Seluruh mata menatap ke arah Frandella dengan penuh rasa iri. Frandella membayangkan setiap bangun pagi dia akan di suguhkan dengan dada bidang dan roti sobek milik Asher. Senyum Frandella tampak lebih mengembang dan ia segera pamit untuk pulang. Teman-temannya menyadari akan hal itu karena memang baru kemarin mereka menikah pasti ingin selalu menghabiskan waktu bersama.
***
Asher tampak lelah wajahnya terlihat masam Mike yang melihat itu langsung tertawa meledek ke arah sahabatnya. Asher hanya terdiam seakan-akan tidak memiliki energi untuk membalas ledekan Mike.
“Apakah kau tidak tidur semalam?” Mike tertawa dan meninju lengan Asher dengan pelan.
Asher tetap terdiam dan tidak membalas ucapan Mike. Tanpa bertanya lagi Mike langsung menyodorkan berkas yang di bawanya dan menjelaskan beberapa berkas yang perlu di tanda tangani. Asher tampak tidak terlalu fokus dan dan membuat Mike merasa kesal dan mengomel seperti ibu tiri yang memarahi anaknya.
“Pulanglah jika kau masih ingin menghabiskan waktu bersama istrimu.” Celetuk Mike sambil mendengus kesal.
“Mike apakah kau pernah melakukan one night stand dengan orang asing?” Asher bertanya dengan suara lirih dan tatapan kosong.
“Apa maksutmu.” Mike membelalakkan matanya dan mendekat ke arah Asher untuk meminta penjelasan kepada sahabatnya itu.
Tetapi lagi-lagi Asher hanya terdiam dan tidak menjawab wajahnya menunjukkan bahwa dia hanya ingin jawaban bukan introgasi. Mike melangkah menjauhi Asher dan duduk di sofa. Asher mengikuti langkah Mike dan ikut duduk di sofa. “As, one night stand sering terjadi di kalangan anak muda zaman sekarang tetapi itu berlaku bagi pasangan yang belum menikah dan lagi kamu harus berhati-hati jangan sembarangan karena kita tidak tau mereka penyakitan atau tidak.” Mike memberi penjelasan kepada Asher sepertinya ia tau apa yang terjadi pada sahabatnya semalam.
Asher memang laki-laki yang sangat berbakat dia sukses di usia 32 tahun dan berasal dari keluarga terpandang tapi untuk urusan wanita dia benar-benar nol besar. Mike tau apa yang telah terjadi pada sahabatnya sehingga sahabatnya tidak dapat dekat dengan wanita. Tetapi Mike tidak menyangka bahwa Asher bisa melakukan one stand night dengan wanita asing padahal dia baru menikah kemarin.
Asher pulang menuju apartemennya. Setibanya di sana Frandella langsung menyambut kedatangan Asher dan mengajaknya ke meja makan. Frandella sudah menyiapkan beberapa hidangan yang ia pesan di restoran tadi sore.
“Aku akan mandi sebelum makan.” Asher melepaskan gengaman tangan Frandella dan berjalan meninggalkannya.
Farndella hanya terdiam dan duduk menunggu asher selesai mandi. Setelah beberapa saat mereka menikmati makan malam bersama. Frandella bercerita panjang lebar mengenai pertemuannya dengan teman-temannya tadi siang. Asher mendengarkannnya dengan malas sambil memakan makanannya.
Setelah berada di dalam kamar Frandella langsung menarik lengan Asher ke arah tempat tidur. Asher hanya mengikuti Frandella tanpa berfikir apapun. “Aku menginginkanmu malam ini.” Frandella berbisik di telingga Asher dengan nada menggoda.
Seketika Asher mengerutkan keningnya dan mengerti maksud dari perkataan Frandella. Dia berfikir bahwa dirinya sudah menjadi laki-laki normal kemarin pasti dia juga bisa melakukannya dengan Frandella. Asher segera mencium bibir Frandella dan tangannya mulai meraba ke seluruh tubuh Frandella. Satu persatu pakaian Frandella terlepas dari tubuhnya dan kini Frandella tidak tertutup sehelai benangpun. Ciuman demi ciuman mendarat di tubuh Frandella. Asher mulai mebuka kaosnya dan mendekat ke arah Frandella. Saat dia mencium kembali Frandella dan menutup matanya seketika Asher seperti mendengar bunyi yang menusuk telinganya kepalanya mulai pusing dan ia pun terhuyung jatuh ke lantai. Kedua tangannya memegangi kepalanya setelah beberapa saat Asher bisa mengatur pernafasannya kembali. Dan asher segera meninggalkan Frandella.
Melihat hal tersebut Frandella langsung mengamuk dia berlari mengambil selimut untuk membungkus tubuhnya dan mengejar suaminya itu. Asher masuk ke kamar sebelah dan mengunci pintu kamarnya. Frandella mendobrak pintu kamar Asher dan tidak berhasil ia berteriak dan mengumpat untuk meluapkan kekesalannya. Asher hanya terdiam di balik pintu dan segera berjalan menuju lemari untuk mengambil dan membuka botol anggur. Asher memang sudah menyimpan beberapa minuman di kamar, di ruang kerja dan di dapur.
Ketika sudah kesal mengumpat tiba-tiba senyum licik datang di wajah Frandella ia segera kembali ke kamarnya dan mencari phonselnya. “Datanglah ke sini segera aku akan mengirim alamatnya!” ia menelvon salah satu patner bercintanya untuk segera datang ke apartemen.
Setelah beberapa saat tampak laki-laki yang terlihat cukup muda datang ke apartemen. Frandella yang mendengar bell pintu berbunyi segera membuka pintu. Frandella segera menarik laki-laki tersebut dan mengajaknya ke kamar. “Puaskan aku dan aku akan membayarmu mahal malam ini.” Frandella mulai menanggalkan bajunya dan terlentang di atas kasur.
Malam semakin panas nafas keduanya beradu desa*an demi desa*an mengema ke seluruh ruangan. Asher yang mendengar hal itu segera keluar dari kamarnya dan brakk... ia mendobrak kamar Frandella dan seketika pintu terbuka. Asher melihat adegan panas Frandella ia hanya terdiam mematung. Asher tidak menyangka bahwa Frandella segila ini tetapi Frandella yang melihat hal itu tidak menghiraukannya dan tetap melanjutkan aktivitasnya. Asher yang geram dengan tingkah laku Frandella jantungnya berdetak kencang matanya memerah dan tangannya mulai bergetar. Ia pun segera meninggalkan rumah dan memilih untuk tidur dihotel malam ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!