NovelToon NovelToon

Aku Adalah Indah

Kenangan Masa Kecil

"Masa lampau tidak akan pernah bisa di ulang kembali..

Masa Kini hanya bisa di jalani

Masa Depan...ku tak tau apa yang menanti ku...

yang ku tahu..., Aku hanya ingin bertahan hidup

dan mencari setitik kebahagiaan yang abadi...

walau ku tau..., kebahagiaan yang abadi tak akan ku peroleh di masa yang fana ini..."

Termenung sambil bersandar di bantal kamar aku, menerawang masa lalu..., masa yang pernah membuatku tertawa lepas tanpa beban, masa yang tidak bisa ku putar kembali.., walaupun kini semuanya terasa sangat singkat namun kenangan itu yang menguatkan ku untuk bertahan hidup...

Papa..., adalah cinta pertamaku..., kasih sayangnya kepadaku terukir di dalam hidupku.., dia menjadikanku sosok wanita yang mampu bertahan walau diterjang berbagai masalah.., sekalipun aku tersungkur, namun hingga saat ini aku masih mampu untuk bangkit dan bertahan pada pikiran positif ku, bahwa aku harus hidup... sekalipun berat namun aku harus bersyukur selama nafas ini masih dikandung badan dan jantung ini masih berdetak..., maka..... bila hari ini aku bersedih mungkin besok aku akan bahagia..., Harapan itu masih ada dan aku hidup karena aku memiliki Harapan... Bukankah semua orang harus seperti itu?

"Papaaaaa!!!!! Papa Pulang... Papa Pulang!!!" teriakku penuh kegirangan...

"Indah anak kesayangan Papa...., Selamat ulang tahun sayangku...., hari ini Anak Papa bukan lagi Balita karena sudah berumur 6 tahun, Indah harus menjadi Gadis papa yang baik hati dan ingat bermimpi lah setinggi langit sayang..., harapan selalu ada..." ucap Papa kepadaku..., walau aku tak mengerti seluruh nasehatnya yang selalu dia ulangi di setiap ulang tahunku, namun kata kata dari Papa kini ku mengerti..,

Saat itu adalah ulang tahunku yang ke 6, aku sangat bahagia karena aku menantikan kelahiran adikku.., "Indah..., mau kado apa dari mama sayang?" dari belakang mama menghampiriku sembari memeluk Papa...,

"Indah mau adik Indah cepat lahir ma..., itu saja..., dan Indah Mau Pita Baru heheheee..." ucapku manja

"Baiklah mama, sudah tau apa yang putri mama inginkan, ini mama sudah belikan Pita baru yang minggu lalu Indah liat di toko aksesoris " seraya memasangkan Pita berwarna Merah di Rambut pendekku..

"hemmmmm......" guman ku sambil menatap langit langit kamarku...," sungguh indah kenangan itu..., bukanlah kenangan mengenai hadiah yang kudapat, namun aku merindukan keharmonisan keluargaku dulu...

Tak terasa air mata terjatuh di pipiku..., betapa sakit hatiku bagai tertusuk belati tajam setiap kali aku mengingat betapa indahnya masa masa di mana seluruh keluarga masih utuh...

seakan hancurnya rumah tangga orang tuaku membuat luka yang terus menganga hingga saat ini, traumatis masa remaja yang harus selalu dihadapkan dengan pertengkaran, perselingkuhan dan bahkan aku menjadi korban dari keadaan hidup keluargaku...

semua berawal dari bangkrutnya perusahaan papa....

Antara Tahun 1995 atau 1996 (aku lupa) adalah Awal dari petaka Keluargaku, pada saat itu aku berusia 7 tahun kelas 3 SD hendak naik kelas 4 SD, aku tidak tau bahkan samar - samar di ingatanku cek cok yang sering terjadi pada kedua orang tuaku..

Suatu hari kedua orang tuaku berlibur ke Surabaya..., aku dititipkan kepada Anak asuh papa mamaku di rumah kami yang terletak di kota Jambi - Sumatra,

beberapa minggu kami beraktifitas seperti biasa, walaupun hatiku sedih di tinggal kedua orang tuaku dan adik kecilku pergi namun ke dua kakak angkat ku selalu baik dan menghibur juga dengan setia menjaga serta merawat ku layaknya adik kandungnya sendiri...

kring...kring....kring...

"halo selamat malam, dengan kediaman keluarga bapak Leo disini, maaf dengan siapa saya berbicara?" ucap Ana (salah satu kakak angkatku)

"halo Ana, ini mama..., Ana.., dimana Indah?, apakah Indah baik baik saja? sudah makan belum dia?" tanya mamaku..

"Indah lagi nonton tv ma.., sembari di suapin makan sama Yani (kakak angkat ku yang lain), dan ma... tadi ada surat pemberitahuan dari sekolahan, bahwa sabtu ini akan ada terima raport, dan akan ada libur panjang selama 2 minggu ma..." kata Ana kepada Mama Mery

"Iyah Ana, itulah yang mama infokan ke kamu, sabtu ini tolong wakilkan mama dan papa untuk mengambilkan raport Indah di sekolahan, dan uruslah surat Pindah ke Surabaya, Indah dan Leo Junior akan mama titipkan ke kakak mama di Surabaya, karena mama harus membantu Papa untuk bekerja, Krisis moneter ini membuat Papa sangat setres dan frustasi Ana, mama tidak bisa menceritakan semuanya, namun begitulah keadaannya, jadi tolong mama yah Ana..." Pinta mama Mery kepada kak Ana..

"Baiklah ma..., Akan Ana urus semuanya..." ucap Ana menenangkan hati Mama Mery..

"Indah..., sabtu ini nanti kak Ana yang ambil raportmu, dan hari Senin, nanti Indah kakak antar ke Surabaya pakai pesawat yah...??" dengan sangat bahagia aku berteriak hore kegirangan...

Dalam benakku..., aku akan liburan di Surabaya, ketemu dengan Tanteku dan Omku, serta akan jalan - jalan ke tempat tempat yang menyenangkan....,

Namun kegembiraan itu hanyalah Fatamorgana..., tak mampu hati aku mengingat 1 tahun hidup dengan Tante Sandra dan Om Santoso, Penuh dengan kekerasan Fisik, dan Hukuman yang seharusnya tidak layak ku terima sebagai anak yang berusia baru 7 Tahun...

Di Surabaya Aku bersekolah kelas 4SD, tinggal jauh dari ke dua orang tua kandungku, mengalami penyiksaan fisik yang sangat keras dan sadis bila aku tidak mampu mengerjakan PR, seringkali aku selalu di larang bermain dengan teman - temanku, sehingga untuk bermain dengan teman - temanku saja aku terpaksa berbohong dengan mereka..., dan bila aku kepergok berbohong maka Tamatlah riwayatku...

Hukuman yang ku terima bukanlah Hukuman yang mudah untuk ku lupakan hingga hari ini, ketika aku tidak mampu mengerti penjelasan tentang rumusan matematika yang di ajarkan di sekolahan Om santoso akan sangat murka terhadap Indah,

Indah ditelanjangi hanya memakai ****** ***** dan di setrap di suruh berdiri di teras rumah pada pukul 02:00 subuh, Om Santoso mengambil air di ember dan mengambil beberapa es batu dri frezzer nya di celupkan ke dalam ember berisi air tersebut, setelah cukup dingin bagi nya, dia menyiramkan air itu ke kepala Indah, hingga membuat Indah menggigil kedinginan, seperti di rajam jutaan jarum seluruh tubuh Indah karena kedinginan yang begitu tajamnya...,

Tante Sandra hanya bisa melihat dari dalam jendela rumahnya..., "tolong Indah, tanteee..." lirihku sambil memandang mata tante Sandra..., aku berharap dia menolongku karena aku adalah keponakannya, darah dagingnya juga..., namun tak nampak sedikitpun rasa Iba pada tatapan matanya...

"Tuhan..., tolong Indah..., Indah gak kuat Tuhan..., ampuni bila Indah bodoh tak mampu mengerjakan tugas matematika ini.., tapi Indah Takut mati kedinginan Tuhan..., tolong lah Indah..." sambil menangis aku berdoa, tubuh ini gemetar tak karuan, tiba - tiba datang seseorang disaat langit mulai terang datang dengan selimut tebal membalut tubuh kurus ku dan menggendongku, rasa kantuk tak tertahankan, lemas, kedinginan serasa membuat aku antara sadar dan tidak sadar..

"Indah bangun Indah, ini minum Teh Jahe Panas yang nak..." ucap Om Felix di balai Desa kompleks perumahan, "Iyah Om Felix terima kasih banyak..." ucapku..

Om Felix adalah ketua karang taruna di Komplek Perumahan tempat tinggal Tante Sandra dan Om Santoso..,

Sambil memegang Telpon Balai Desa Om Felix menempelkan gagang telpon di telingaku. "Indah.., apakah kamu baik baik saja nak? maafkan mama dan papa yang menitipkanmu di Tante Sandra dan Om Santoso yah nak.., mama berjanji akan segera menjemputmu pulang" ucap seorang wanita yang tak lain adalah mama Mery,

"iyah maaaa...., Indah gak kuat disini ma.., tolong Indah ma..." ucapku histeris penuh dengan air mata..

Ternyata sebelum Om Felix membangunkan ku, beliau sudah terlebih dulu menelpon Mama dan menceritakan semua yang terjadi dalam beberapa hari ini.

Setelah berbicara dengan Mama., ada rasa takut yang begitu besar sehingga membuatku sampai gemetar karena membayangkan akan pulang ke rumah itu lagi, rumah para tukang jagal anak kecil, aku menjadi gemetar membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini.

Begitu besar beban yang harus aku pikul sebagai anak berusia tujuh tahun, sudah memiliki ketakutan dan rasa trauma yang membuat Indah bagai anak kecil depresi dan hampir tidak pernah Indah tertawa ketika bersama Om dan Tante.

#episode 1

Please like and coment yah pembacaku yang baik hati 🥰, Aku bakal menyempurnakan semua episode pada novel ini, biar kalian bacanya lebih detail, makasi semuanya, lope lope tiga ribu buat para pembacaku 😘

Berbagai siksaan Masa Kecil

Hari berganti hari kulewati, dengan menahan rasa rindu yang menyesakkan dada, rindu akan orangtuaku, "kapan aku dijemput, sedangkan masa sekolah masih 6 bulan lagi aku naik kelas 5 SD" gumanku...

tiada hari tanpa kesedihan, dirumah selalu di perlakukan tak selayaknya, di sekolahan aku selalu di buli tiada henti oleh teman temanku, hanya satu temanku yang baik dia bernama Diana, hobi kami sama yaitu menggambar, diana adalah sosok teman masa kecilku yang pertama kali mengajarkanku menggambar Manga, dia berkata kepadaku "Indah..., kamu tau kenapa aku suka menggambar wajah Lady Diana??" tanyanya sembari tersenyum, "iyah aku tau.., karna namamu sama dengan nya, dan tapi kamu tidak secantik Lady Diana" ucapku diikuti ketawa usilku...

"ah.. Indah, kamu selalu saja usil denganku ahahahaaa!!! gak apa aku tidak secantik Lady diana, tapi hatiki baik tidak pernah membuli kamu Indah, hatiku secantik hati Lady diana" dengan tatapan sendunya..., "benar diana, kamu adalah satu satu nya teman ku yang paling baik denganku, terima kasih diana, karna aku masih memiliki kamu sebagai sahabatku " hati ini merasa sangat tenang bila aku bersama dengan Diana.. Namun, bila jam sekolah telah habis, jantungku kembali berdetak kencang dan pikiranku kembali kalut, "Yah Tuhan.., hari ini perkara apa lagi yang akan menimpaku??" makhlum tiada hari tanpa pukulan di rumah Tante Sandra, Apalagi kalau ada PR matematika, maka aku sudah tau bila aku akan mendapatkan hajaran lagi, bila aku tidak bisa mengerjakannya

*Pencurian

Tak Terasa.., Natal sudah semakin dekat..

Aku sungguh merindukan mama dan papa..., "Tante..., apakah Indah boleh minta uang Rp.3000,- untuk membeli Kartu Natal??" pintaku, "gak ada uang, ngapain kamu minta kartu natal, kamu bisa telpon dan mengucapkan selamat natal kepada orang tuamu" jawab Tante Sandra dengan ketus..

Namun hati anak kecil ini sunggu menginginkannya, aku sangat ingin memberikan kartu Natal kepada papa mamaku,

"Vivi...!!! Vivi...., kamu dimana??? aku mau minta tolong kamu belanja di Swalayan" panggil Tante Sandra ke pembantunya..

"Baik Tacik, akan saya belikan" katanya...,

"emmm..., tante.., apakah Indah boleh ikut mbk vivi? ke swalayan??" puntaku memohon, "Iyah bu, gak apa apa, biar saya juga ada temannya ke sana" ujar mbk vivi prihatin melihatku, wajar saja setiap malam walaupun aku adalah keponakan kandung tante sandra tapi aku tidur berdua bersama mbk vivi asisten rumah tangga om dan tanteku..

"Yah sudah pergilah" jawab tante Sandra, dengan sangat senang aku pergi ke Swalayan Dimaru.

menyusuri lorong lorong swalayan, mataku tertuju pada tumpukkan kartu natal yang sangat lucu lucu di dalam keranjang besi yang sangat besar, mataku berbinar2 binar melihatnya, keinginan untuk mengirim kartu natal sangatlah besar, "mbak Vivi, apakah indah boleh minta di belikan kartu natal? untuk indah kirim ke papa dan mama?" pintaku memelas,

"Bukankah tantemu tadi bilang, kalau tidak ada uang? gajiku saja belum dibayar ndah, bagaimana mbk bisa membelikan kartu natal untukmu" jawab mbk indah sembari berlaly melewatiku dengan sibuknya mencari belanjaan yang sudah tertulis rapi di kertas yang di bawa nya

Gelisah rasanya, mataku melirik ke samping, hatiku tak kuat menahan keinginanku, ketika aku melihat mbk vivi, ternyata dia sudah tidak kelihatan di lorong yang kami lalui barusan, kuberanikan diri untuk mengambil satu Kartu Natal seharga Rp.2.200,- ku sisipkan di dalam baju kaosku, jantungku rasanya hampir copot karena ketakutan yang mendalam, dan saat mbk vivi memanggilku untuk mengajak ke kasir, betapa gugupnya aku, sehingga kartu natal itu terjatuh dan mbk vivi sangat marah kepadaku "akan kulaporkan kamu sama tante sandra dan om santoso, pasti habis kamu di pukuli" ancam nya dengan memelototkan mata bulatnya.., "Jangan Mbk..., ampun..., Indah gak akan ulangi lagi, ampun mbk, kartu natalnya indah kembalikan, nih mbk sudah indah kembalikan ampun mbk... jangan di lapori mbk" mohonku dengan menangis sejadi jadinya.

Namun percuma, sesampainya di rumah, Mbk vivi langsung melaporkan semua kejadian di swalayan kepada om santoso dan tante sandra, tanpa menunggu lama, om Santoso menelanjangiku seluruh baju dan celanaku di buka di sisakan celana dalam yang kupakai, dia mengambil 1 pak Karet Gelang kaca, di ambil karet itu dan di jepret kan ke seluruh tubuhku, dengan tangisan yang menjadu jadi, aku memohon ampun kepada om santoso, "Kapok sukurin kamu!!!" teriak Tante Sandra,

tak cukup sampai di situ, Om Santoso menjambak Rambutku dan menarikku ke depan rumah, dengan tangan kanannya memegang gunting, di gunting rambutku di bagian kepala sebelah kanan.

Apa kalian tau bagaimana perasaanku saat itu, bila saat itu aku bisa mati aku meilih untuk mati, betapa malunya aku dan berteriak ketakutan serta kesakitan tak terbendung, beberapa tetangga perumahan melihat kejadian itu, namun mereka tak bergeming, hanya melihat saja dan tak menghirauan seluruh kejadian yang ku alami...

Ketika Puas dengan segala siksaan hari itu, mereka mengurukku di rumah kosong yang tepat berada di depan rumah om dan tante, disitu aku menangis tak berhenti, diselimuti gelapnya malah dan hanya cahaya lilin dari sebatang lilin sebagai peneranganku saat itu, "Tuhan..., Ampuni Indah yang sudah nakal hari ini, karena Indah berbuat dosa dengan mencuri kartu natal di swalayan, Tuhan Indah berjanji tidak akan mencuri lagi Tuhan..., Tuhan Indah mohon percepatlah waktu ini berputar..., agar Indah bisa kembali berkumpul dengan keluarga kandung Indah Tuhan..., Indah mohon Lindungilah Indah selalu Tuhan..." Doaku dengan sesenggukan, airmata tak terbendung, dada sesak terasa...

Oh Tuhan..., airmataku kembali terjatuh, setiap kali mengingat kelamnya masa kecilku, masa yang harusnya penuh dengan canda tawa dan kemesraan bersama kedua orang tuaku, namun dalam waktu 1 tahun hidupku harus kulalui dengan penuh penyiksaan, benar2 menaruh trauma berkepanjangan, hingga hari ini...

Masih terlalu banyak siksaan masa kecil yang kuterima selama 1 tahun itu...

Keesokkan harinya Indah kecil terbangun dari tidurnya,

seperti biasa dia bersiap siap ke sekolah dan tak lupa menggosokkan minyak kayu putih di seluruh tubuhnya..., terdapat banyak sekali bekas merah akibat jepretan dari karet gelang kemarin, dan air mata pun terjatuh..., bukan karena rasa sakit di seluruh tubuhnya, melainkan karna Indah tak tahan melihat rambut yang tidak lagi rapi, sebelah kanan kepala rabut hanya sepanjang 1cm sedang yang lain masih utuh seperti sedia kala?

"apakah aku pakai topi saja yah selama di sekolah..., tapi ibu Guru akan menegurku karna memakai topi di kelas, bila tidak pakai topi teman teman akan menertawakanku, atau ku kuncir miring saja sisa rambut ku ini..." gumannya dalam hati... "baiklah ku kuncir miring saja..., sudah tak begitu kelihatan botaknya rambutku ini" dan akhirnya Indah bersiap di depan rumah menunggu mobil antar jemput nya...

sesampai di sekolahan...

"Hei Indah, tumben kamu kuncir rambut?! Rambut mu pendek kok di kuncir?? ahahahaa.., aneh sekali" ejek Raka kepadaku, "ehmmmmm gak apa apa," jawabku

"sudah Raka, kamu ini laki laki kok usil banget sih" celetuk Diana, "gak usa di anggap Indah, biarkan saja dasar laki laki aneh" omel diana..

"tapi kok tumben kamu kuncir rambut Indah? dan ini kuncirannya tidak rapi, sini ku rapikan" kata diana

"Jangan Diana, biarin aja ini uda Rapi, aku menguncir rambutku karenaaa..., hmmmm ayo kita ke toilet akan ku tunjukkan kepadamu" jawabku sambil menahan air mata di pelupuk mata ini

"Kamu kenapa? Indah, ceritalah sama aku" pinta Diana, lalu kuceritakan semua apa yang terjadi dan ku buka jaketku serta menunjukkan seluruh bekas merah yang ada di tanganku.., air mataku pun tak terbendung..., tak sadar aku menangis sejadi jadihya.., Diana pun berkata "Indah kamu minggat saja ke rumahku, atau ke rumah tante kamu, tante Neli kakak dari papamu, bukankah kamu masih punya keluarga yang lain kan?"

Termenung aku mencerna ajakan dari Diana, "bener juga yah,.,, dari pada aku disiksa di rumah tante sandra, mending aku ke rumah tante Neli" gumanku...

Bel pelajaran pertama berbunyi...

"Indah, buka jaket mu nak, bila kamu tidak sakit dilarang menggunakan jaket selama pelajaran" kata Ibh guru ku (Bu Yeyen Namanya)

"ehhmmm, Bu.., Indah Sakit makanya dia memakai jaket" sahut Diana,

"Benarkah?, sini Indah kedepan" panggil bu Yeyen

dengan langkah penuh keragu raguan aku ke depan meja guruku, "Bu, maaf seluruh badanku membekas jadi aku menutupi nya dengan menggunakan jaket" bisikku ke bu Yeyen, sontak dia mengangkat jaket yang kugunakan dilihatnya memar merah penuh di tangan ku dengan air mata berjatuhan Bu Yeyen memelukku "kamu yang sabar yah nak..., Tuhan punya rencana yang indah untuk mu.., sesuai dengan namamu" ujarnya sehingga membuat satu kelas keheran heranan melihat bu guru memelukku

jangan lupa tekan like dan follow IG ku yah teman teman

IG : ovie.el

FB : frisca vie

Rencana Minggat

"Tuhan..., Bila aku bisa meminta kepadamu...

Bila sudah layak aku untuk menjadi malaikatmu...

Angkatlah aku ketempat tertinggi di singgahsanamu..

Bila belum layak aku menjadi penghuni surgaMu...

Bimbinglah dan berilah kekuatan agar aku mampu bertahan..

dan berikanlah sedikit Kebahagiaan dalam hidupku..

sehingga bila ku harus menutup mata ini untuk selamanya..

aku dapat tertidur dengan senyuman ketika ku mengenangnya.."

Indah kecil kembali gelisah, tak mampu dia berpikir bagaimana caranya untuk bisa minggat ke rumah tante Neli.., dalam gelapnya ruangan yang ditempatinya (indah di hukum selama 1 bulan tidur di rumah kosong depan rumah tante sandra) dengan secerca cahaya lilin, Indah mengambil pensil dan kertas, menulis surat kepada tante Sandra dan om santoso, dia menulis hendak tinggal dengan tante Neli dan merindukan kembali berkumpul bersama kedua orang tuanya.., tak terasa karena kantuk yang tak tertahankan dia pun tertidur di lantai tepat di atas kertas yang berisi surat tadi..

Keesokkan harinya, Indah terbangun dan melihat surat yang baru saja di tulis telah tidak ada di hadapannya,

Tiba tiba datanglah om Santoso dan Tante Sandra di dalam kamar Indah, bulu kuduknya berdiri.. jantungnya berdetak kencang, tubuh gemetar tak tertahankan, rasanya kayak tersambar petir karena ketakutan, dan benar hari itu Indah kecil di pukuli habis habisan karena telah merencanakan minggat dari rumah Tante Sandra,

"Permisi..., permisi..." suara yang tak asing terdengar parau di luar rumah tante Sandra..., aku pun melihat keluar sambil terisak tangis karena di pukuli "Pak Tarno..." dia adalah satpam sekolahku, bapak satpam yang sampai saat ini masih kuingat dengan jelas wajahnya, pria sudah berumur sekitar 57thn rambut telah banyak berubah putih dengan kumis putih yang tebal dia melihat keadaanku dengan sangat kaget, tanpa pikir panjang Pak Tarno datang menggendongku hendak melindungiku dari pukulan Om Santoso, "Turunkan anak ini, dia adalah anakku, jangan coba ikut campur urusan keluarga kami atau akan kulaporkan kamu ke polisi" ujar Tante Sandra..

Sangat di sayangkan pada tahun itu belum ada Undang Undang Perlindungan Anak, hingga akhirnya pak Tarno dengan terpaksa menurunkanku dari gendongannya, "Tidak apa apa bila ibu mau melaporkan saya kepolisi, karena saya tidak akan membiarkan Indah di pukuli secara membabi buta seperti tadi" ujar Pak Tarno dengan Suara tinggi nya..

Beberapa Tetangga mengerumuni rumah saat itu, dan karna takut malu akhirnya Tante Sandra berjanji akan merawatku dengan baik baik, hingga akhirnya pak Tarno pulang...,

Kalian tau apa yang terjadi setelahnya??

Kupikir sudah selesai ternyata Om Santoso semakin murka dia mengambil tembakan anginnya menakut takutiku dengan menodongkan Tembakan angin ke kepalaku,

"Aku Pasrah Tuhan bila harus mati" gumanku dalam hati

"Doorr" bunyi senapan angin tersebut dan ternyata aku masih hidup terkulai lemas kaki ini, hingga membuatku tersungkur...

Tak dapat kubayangkan, hari ini aku masih hidup dan tidak berakhir di rumah sakit jiwa..., Aku masih bersyukur...

Hari berganti hari..., penyiksaan demi penyiksaan tak ada habisnya selalu saja ku dapatkan setiap harinya, aku hanya berharap agar waktu segera berputar dan aku lekas naik kelas, agar bisa kembali ke orang tuaku..

tiba lah waktunya kenaikan kelasku di umunkan, betapa bahagianya hati ini, ketika ku dengar papa akan mengirimkan uang untuk aku kembali ke Sumatra berkumpul lagi dengan papa dan mama..., Namun kali ini kami tidak tinggal lagi di Jambi, melainkan pindah ke Pekanbaru - Riau...

Om Santoso dan Tante Sandra rasanya tak rela melepasku kembali ke pelukan kedua orang tuaku, dan itu sangat menbuatku heran, karena selama aku hidup dengan mereka lebih banyak rasa sakit dan penderitaan yang kudapatkan dibandingkan kebahagiaan, bahkan hampir tidak pernah aku merasakan bahagia...

Namun hatiku kala itu tidak ada sedikitpun rasa benci atau dendam kepada mereka, aku pun menangis sejadi jadinya ketika berpamitan pulang ke papa dan mamaku...,

"Maafkan Indah Tante, Maafkan Indah om..., selama ini suka membuat om dan tante marah.., Indah sayang sama kalian" sambil memeluk om dan tanteku...

#Perjalanan pulang yang telah kunanti nantikan

Dengan Mobil Om Santoso aku berangkat ke Bandara Juanda, terdiam selama perjalanan menuju kebandara dengan menahan kegirangan di hati ini, 40 menit perjalanan berlalu sampailah kami di depan Bandara, Om santoso mengantarkanku sampai masuk Chek In tiket pesawat dan menitipkanku ke Pramugari garuda yang kala itu mengawal anak anak kecil seperti diriku dalam perjalanan,

"Yah Tuhaaann, akhirnya kami akan berkumpul Lagi, aku akan bertemu dengan papa mama dan Leo junior (adik laki lakiku), Terima kasih Tuhan akhirnya Engkau menjawab doa ini..." rasa syukur yang tak terucapkan kupanjatkan kepada Tuhan..

Penerbangan berjalan dengan lancar, dari Surabaya transit ke Jakarta dan Lanjut ke Pekanbaru..

sepanjang perjalanan rasanya baru kali itu kunikmati pemandangan langit penuh dengan decak kagum, akhirnya aku terbebas..., aku akan kembali ke sangkar indukku... tak lama tanda menggunakan sabuk pengaman kembali di nyalakan, dan pesawat siap untuk landing...

Turun dari tangga pesawat membuatku sangat bersemangat, berjalan dengan beberapa rombongan anak anak seusiaku di tuntun oleh pramugari yang sangat anggun, Tepat di Ruang kedatangan dari Jauh kulihat kedua orang tuaku, dan kulihat satu kakak yang belum kukenal menggendong Adikku Leo Junior, "Tante terima kasih sudah mengantar Indah disini" ucap terima kasihku pada pramugari tersebut "sama sama sayang" balasnya dengan memberikan senyuman lebar

Tak sabar aku lari kepelukan mereka papa dan mama..., aku berlari kegirangan dengan air mata kebahagiaan terjatuh bercucuran "Papaaaa..., Mamaaaa....," teriakku, merekapun menyambut pelukanku, kami bertiga berpelukkan erat..

Perjalanan Pulang ke rumah kontrakkan papa dan mama yang baru cukup jauh dari bandara, "Indah..,sebelum indah sampai dirumah, mama mau bilangin kalau rumah indah yang sekarang tidak sebesar rumah di jambi, rumah ini pun rumah kontrakkan, mama dan papa belum membeli rumah baru disini, Indah harus belajar untuk hidup sederhana dan menerima keadaan papa dan mama yang sekarang yah sayang" ucap mama dengan wajah yang sulit sekali aku deskripsikan

"Iyah ma.., gak apa apa, asal ada papa dan mama Indah bahagia" ucapku menenangkan mama dan papaku..

Benarlah apa yang dikatakan oleh mamaku.., rumah biru kecil pas di hook perumahan adalah rumah kontrakkan kami, pada saat aku turun dari mobil papa kulihat sekeliling rumah ini tak membutuhkan waktu lama karna rumah itu adalah rumah mungil, hanya dua kamar tidur dan satu kamar mandi diluar rumah, sangat berbeda dengan rumah kami di Jambi dulu, rumah putih yang sangat besar..kamar tidur ada 4, sangat luas dan mewah...

Saat itu aku tidak menyadari apa yang di hadapi oleh kedua orang tuaku, kesulitan apa, konflik apa, bahkan bagaimana bisa semua ini terjadi sangat tak kupahami...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!