NovelToon NovelToon

Oh My Dosen ( Remake )

Bab 1 DosGan

* Arsyka Cahaya Gumilang POV *

Suasana ruangan kuliah di siang ini bisa di bilang sangat horor. Bagaimana tidak, di jam Pak Bagas si DosGan langsung ngumumin ngadain ujian dadakan Cin.

Oh My God. Beneran bikin otak tambah mumet bablas euy.

Nggak kebayangkan indah nya hari kalian, saat baru aja kelar ujian dilanjutkan lagi sama ujian dadakan?.

Rasa nya tuh kaya Sandy Chips yang lagi berhibrenasi di ganggu sama Sponge Bob dan juga Patrick, pengen ngeganyemin tahu berontak yang isi nya cabe semua, pedes plus bikin perut mules.

Yang udah di infoin jauh-jauh hari aja susah-susah pertanyaan nya, apa lagi ini yang dadakan dan hanya di berikan waktu cuma 40 menit buat ngejawab 40 pertanyaan.

Fix... Untung aja Aku mengenakan hijab jadi nggak bakal keliatan kalau rambut Aku bakalan botak gara-gara stress mikirin pelajaran juga ujian dadakan DosGan ini.

"Chika. Stuut Chika" Aku hanya menghembuskan nafas pendek, saat mendengar bisikan dari belakang duduk Ku, mirip mirip bisikan syaitan saat menggoda kita di bulan puasa buat menikmati es boba di siang bolong.

Lia, sahabat ku sejak SMP yang biasa nya duduk di sebelah Ku kalau nggak ada ujian, sukses membuat konsentrasi ku kocar-kacir dengan terus menerus menusuk ujung ballpoint nya di punggung belakangku.

Dan bisa kupastikan ujung hijab segi empat ku pasti akan bolong-bolong lengkap dengan tinta ballpoint si sahabat minim akhlak yang doyan nya nyontek aja tiap kali ada tugas, ulangan apalagi yang dadakan model kaya gini.

Entah sudah hijab ke berapa yang menjadi korban kebrutalan Lia saat meminta jawaban soal. Dan sial nya gadis pemalas yang sayang nya merupakan Sahabat Ku sejak SMP ini seakan tidak pernah ada kapok nya membuat hijab ku menjadi korban kebrutalan nya.

"Apaan Lia" Ku gumamkan suara ku sambil memposisikan badan tetap fokus ke soal dan lembar jawaban ku.

"Nyontek dong" Bisik Lia dengan tak tahu malu nya.

Sumpah Demi Lee Min Ho yang ngejar-ngejar cinta Gue, nih sahabat bener-bener udah putus urat takut nya sama si DosGan yang sesekali ngelirik kearah Aku.

Tampak nya DosGan yang jadi favorit semua mahasiswi dan dosen wanita yang masih single itu mulai memperhatikan tingkah Aku dan juga Lia yang masih sibuk berbisik meminta contekan.

"Lo nggak Liat muka nya Pak Bagas udah kaya mau nelen gue idup-idup!" Gumam ku kesal, namun tidak menyurutkan kelakuan Lia yang masih saja menusuk pelan punggung ku dengan bulpoint nya.

"Ya elah Chika. Lo pura-pura ngapain gitu biar mata nya Pak Bagas nggak ngeliatin kemari melulu" Gumam Lia.

Sumpah kalau bisa balik sebentar pengen banget rasa nya nyumpal mulut si Lia ini pakai lembaran kertas soal DosGan.

Dan sayang nya kasak kusuk yang Aku dan Lia lakukan itu, ternyata ukses membuat DosGan itu berjalan perlahan kearah ku.

"Mam***" Gumam Lia sok sibuk, jangan lupakan Aku yang mulai menggigil ngeri melihat nya datang menghampiri Ku dengan tatapan tajam nya tak penuh cinta.

Sumpah Demi Song Kang yang milih jadian sama Gue daripada Han Seo He, kenapa jadi deg deg an gini ya.

Liat Dia jalan pelan pelan dengan kemeja putih nya di gulung sebatas lengan, kedua telapak tangan di masukkan kedalam saku celana panjang warna hitam nya. Belum lagi tatapan mata elang nya dari balik kaca mata baca nya. Sumpah bikin tambah grogi Cin.

"Mampus, Doi dateng" Umpat Ku pelan.

Aku pun langsung berpura-pura merapikan kertas ujian nya saat melihat dosen killer itu menghampiri meja ku.

Tampak nya hal yang sama pun di lakukan oleh Lia, karena gadis itu sudah menghentikan kegiatan nya menusuk pelan punggung belakangku.

"Waktu nya tinggal 10 menit lagi!" Ucap Pak Bagas saat tiba di meja samping meja ku.

Pria dewasa yang mendekati usia 37 tahun itu pun tampak berdiri dengan santai di pinggir ujung depan pinggir meja Lia, dengan posisi tubuh nya yang mendekati tubuh ku yang sedang duduk.

"Astaghfirullahalazim, MasyaAllah." Gumam ku dalam hati seraya menarik pelan kursi ku menjauhi nya guna menutupi rasa grogi ku, berada dekat dengan copy paste nya Hamish Daud nya Raisa.

Aku pun berpura-pura melanjutkan kegiatan mengisi kertas lembar jawaban pelajaran nya, walaupun sesekali Aku melirik kearah Pak Bagas yang masih sibuk mengawasi kelas dengan posisi santai nya bersender di ujung meja dengan kedua telapak tangan nya di masukkan kedalam saku celananya.

Mau tau gimana perasaan Aku sekarang. Rasa nya udah kaya nonton konser BTS duduk di VVIP Shay. Antara senang, dah dig dug plus nervous.

Gimana nggak DosGan yang terkenal killer itu sekarang ada di dekat Aku.

"Ya Tuhan, ampuni Hamba Mu ini yang mempunyai rasa kepada yang bukan Mahram Ku ini " Bisik hati ku mengagumi makhluk ciptaan-Nya yang kalau dilihat dengan seksama semakin membuat lemah iman.

Sebagai salah seorang kaum hawa, tak salah kan kalau selain ketakutan Aku juga gugup saat berdekatan dengan Dosgan yang mempunyai wajah tampan dengan tinggi badan 180 cm itu.

Walaupun Pak Bagas termasuk kategori pria impian Ku dari segi penampilan, namun dari segi umur Aku lebih memilih pria sebaya dengan ku, kalaupun lebih tua maximal 5 tahun dari usia nya dari Aku lah. Bukan Pak Bagas yang usia nya berbeda belasan tahun dengan Ku itu.

Walaupun berusia matang, namun dari penampilan tidak kalah dengan para mahasiswa lain nya. Bahkan ada rumor yang bilang kalau saat ini DosGan ini sedang dekat dengan salah satu Miss di Kampus Kami. Wow serasa jadi Sugar Daddy kan Pak Bagas ini.

"Lima menit lagi!"Ucap Pak Bagas yang sukses membuat Ku kalang kabut.

"Ya Tuhan, godaan apa lagi ini?. Mana soal nya susah, pakai nongkrong di depan muka lagi " Gumam Ku dalam hati sambil sesekali melirik kearah Pak Bagas yang tampak sedang melihat sekeliling kelas.

" Barisan paling belakang kumpulkan lembar jawaban nya sekarang juga ". Pekik Pak Bagas sambil hendak mengambil paksa lembar kertas jawaban milik Ku yang masih di pegang erat oleh Ku.

Kami saling bertatapan dan saling tarik menarik lembar jawaban dengan pelan-pelan.

Aku pun terpaksa melepaskan lembar jawaban milik nya saat Pak Bagas membulatkan mata nya dengan tajam kepada Ku.

"Kan yang ngumpulin Tyo Pak." Protes ku dan Pak Bagas justru menaikkan alis sebelah kanan nya sambil melihat ku yang sedang memasang wajah puppy eyes.

"Sama aja nanti juga di serahin ke saya." Aku hanya bisa pasrah saat Pak Bagas menarik paksa lembar jawaban ku, lalu berjalan santai kembali ke tempatnya di depan kelas.

"Nyebelin." Umpat Ku lalu menenggelamkan kepala Ku di atas meja kelas.

"Chika!" Ku angkat kepala nya lalu segera berdiri saat kudengar Pak Bagas memanggil nama Ku.

"Bapak tau nama saya?". Seluruh kelas langsung tertawa kencang saat mendengar pertanyaan Ku.

Kenapa mereka harus tertawa coba?. Benarkan pertanyaan Ku, dikelas ini ada 50 mahasiswa dengan 35 mahasiswi yang berpenampilan menonjol, belum lagi ratusan mahasiswi lainnya, nggak mungkin kan Beliau ngenalin Aku sebagai salah satu mahasiswi nya.

Aku hanya gadis biasa dengan berhijab pula. Udah gitu nggak pinter-pinter amat, tapi ya lumayan pinter lah kalau ke pepet mah.

Cuma selama ini tak ada dosen yang manggil Ku seperti Pak Bagas yang kini memanggil nama panggilan Ku. Jadi wajar kan kalau Aku bertanya DosGan ini tau nama ku.

"Memang nama panggilan Kamu Chika, kan?". Aku hanya menggaruk pucuk hijab di keningku saat ku dengar jawaban datar Pak Bagas, yang lagi-lagi di susul gelak tawa seisi kelas kecuali Pak Bagas dan juga Aku yang saat ini saling berpandangan jarak jauh.

"Kelas kita hari ini selesai. Assalamu'alaikum" Pak Bagas mengakhiri kelas tanpa menyuruh ku untuk duduk kembali.

"Dan Kamu Chika, selesai istirahat kamu ke ruangan saya!" Aku pun tergugu mendengar ucapan Pak Bagas.

Sementara Pak Bagas sudah berlalu meninggalkan kelas kami, dengan Aku yang masih kebingungan mau diapain sama dia di ruangan nya.

"Selamat... You are next". Bisik Lia setelah menepuk pelan bahu ku. Jangan lupakan tangan kanan nya yang menyentuh leher nya seolah memberi simbol memotong leher, hingga membuat Aku bergidik ngeri.

########

Assalamu'alaikum... Jumpa lagi dengan Chika dan Pak DosGan nya, di edisi remake nya. Bab nya tetap sama hanya saja akan ada penambahan juga perbaikan di setiap bab nya.

JANGAN LUPA LIKE, VOTE JUGA KOMEN NYA YA SHAY 😘😘

#########

Bab 2. Chika VS DosGan

Dengan malas Chika melangkahkan kaki nya menuju selasar ruangan dosen menuju ruang Bagas. Mulut nya tak berhenti komat kamit merapalkan do'a seadanya agar terhindar dari marabahaya. Ya walaupun bahaya nya itu rentetan ucapan tajam si DosGan, tapi kan bisa bikin Chika jadi bad mood sepanjang hari nanti.

Chika mengambil nafas pelan dan menghembuskan nya pelan sebelum mengetuk pintu ruangan Bagas.

Tok... Tok... Tok

" Masuk ".

Ceklek

Chika membuka gagang pintu ruangan DosGan yang berada di pojok selasar ruang dosen dengan pelan-pelan.

" Assalamu'alaikum Pak ". Sapa Chika pelan seraya menjulurkan kepala nya dan melihat Bagas sedang berkonsentrasi memperhatikan kertas-kertas yang berserakan di atas meja kerja nya.

" Waalaikumsalam" Bagas membalas sapa Chika. Chika pun berdiri di tengah pintu yang sengaja masih belum di tutup nya.

"Ngapain diri di situ, menganggu pandangan saja Kamu!" Chika mencembikkan bibir nya tipis dan menggeser posisi nya berdiri.

"Masuk bukan diri tengah pintu, Chika" Ucap Bagas geram melihat Chika yang masih betah berdiri.

"Ambil kursi itu lalu duduk di sini ". Jawab Bagas hanya menujukan jari telunjuk kanannya kearah bangku yang berada di hadapan nya dan kemudian menujuk kearah tempat kosong di samping kursi nya tanpa mengalihkan pandangan nya dari lembaran kertas yang berserakan di mejanya.

Dengan gontai Chika pun menghampiri kursi dan mengangkat kursi itu kemudian meletakkan nya dengan jarak satu meter dari kursi Bagas.

Bagas menghentikan kegiatan nya saat menyadari Chika masih berdiri disamping kursi yang di tarik nya tadi.

" Kamu nggak denger tadi saya suruh duduk di sini, bukan diri disitu? ". Chika terlonjak ngeri mendengar ucapan tegas Bagas.

" Boleh duduk di situ aja Pak?". Ucap Chika ragu seraya menunjuk depan meja Bagas.

Bagas melihat kearah Chika dengan heran, sedang yang dilihat justru tampak kikuk di perhatikan seperti itu.

" Kenapa? ". Tanya Bagas menghentikan kegiatan lalu melihat Chika dengan tajam.

Chika berdecak pelan dalam hati dia merutuki Bagas yang cuek dan tidak mengerti perasaan nya.

Ya walaupun dari segi umur Bagas bukanlah pria impiannya, namun Chika tidak bisa membohongi perasaan nya kalau sebenarnya dia seperti mahasiswi lain nya yang mengagumi DosGan nya itu.

Wajarkan kalau saat ini dia jadi grogi karena hanya berdua di dalam ruangan DosGan dan duduk bersebelahan pula.

" Anu, Saya nggak nyaman kalau duduk terlalu dekat dengan yang bukan Mahram ". Alasan Chika untuk menutupi kekikukan nya.

Bagas tersenyum tipis nyaris tak terlihat Chika. Gimana Chika mau lihat senyum tipis nya Bagas, orang Chika nya nunduk terus sambil kedua telapak tangan nya sibuk memainkan jari-jari lentik nya.

" Jadi maksud Kamu, Kamu mau saya halalin dulu biar jadi mahram Kamu, terus Kamu mau duduk di samping Saya gitu?".

Sumpah demi Song Kang yang bakal adu peran sama Ahjumma. Bukan itu maksudnya Chika Pak Bagas. Ah udah lah biar Chika aja yang jelasin.

######

Chika POV

Aku membulatkan kedua bola mata ku dengan lebar sambil melihat kearah Pak Bagas yang sedang duduk dengan santai di kursi kerja nya.

" Bukan gitu Pak. Nggak elok kan kalau dilihat orang lain ". Sangkal Ku.

" Saya kasih tau Bapak ya. Saya pernah bantu dosen lain buat rekap nilai ataupun mengoreksi tugas teman-teman Saya, cuma duduk nya nggak harus sedekat ini Pak ". Bela Ku di susul senyuman sinis Pak Bagas.

Sumpah, tau gini ogah banget Aku keruangan nya. Nyesel banget tau tadi nolak tawaran Lia pulang bareng. Kan lumayan irit ongkos pulang ke rumah Oma Shinta. Oma yang menjadi Oma angkat Ku saat Aku berusia 6 bulan, selepas kepergian kedua orang tua ku untuk selamanya akibat kecelakaan. Lebih tepat nya tertabrak motor.

Nanti lain waktu Aku akan ceritakan kisah ku hingga Oma Shinta mengangkat Aku menjadi cucu nya. Karena saat ini Aku harus segera membereskan urusan ku lebih dahulu dengan Pak DosGan satu ini.

" Saya nggak nyaman kalau duduk jauhan ".

" Kalau begitu maaf Pak, lebih baik Bapak cari mahasiswa atau mahasiswi lain nya yang bisa bantu Bapak ". Ucap ku lugas menjawab pernyataan.

" Nilai Kamu saya kurangi separuh " Aku menghela nafas pendek sambil melihat Pak Bagas yang tersenyum penuh kemenangan.

" Silahkan Bapak potong saja nilai Saya. Kalau perlu Bapak kosongkan saja semua nilai saya di mapel nya Bapak ". Pak Bagas menghentikan senyumannya lalu melihat dingin kepadaku.

Pak Bagas pun beranjak dari duduk nya. Kini dia sudah berdiri di hadapan ku.

Sumpah saat ini Aku ngerasa kami jadi pemeran di Strong Women Do Bong Son saat berhadapan seperti ini.

Aku memundurkan langkah ke belakang saat Pak Bagas mulai berjalan menghampiri ku.

" Bapak mau apa? ". Ucapku nyaris berbisik saat posisi nya semakin dekat kepadaku.

" Menurut Kamu? ". Sungguh Aku merutuki kebodohan ku yang justru terpikat oleh ketampanan wajah matang nya itu yang semakin mendekat kepadaku.

" Ya Tuhan, maafkan Hamba Mu ini yang justru khilaf memandang ketampanan makhluk ciptaan Mu yang satu ini ".

Aku menggelengkan kepala ku dengan cepat untuk mengusir pikiran kotor akan DosGan yang satu ini.

" Kamu lebih memilih nilai Kamu kosong mapel saya, daripada duduk di samping Saya? ". Aku menganggukkan kepala ku dengan semangat.

" Baik. Kalau gitu sampai jumpa semester depan lagi ". Ucap Pak Bagas dingin lalu berjalan dan duduk kembali ke bangku nya.

Kini dia pun mulai berkutat dengan lembaran kertas yang berserakan di hadapan nya kembali.

Sementara Aku hanya bisa termenung dalam penyesalan akan kebodohan Ku yang lebih memilih mengulang mapel nya semester depan.

" Ngapain Kamu masih di sini? ". Aku mengangkat kepala Ku lalu melihat kearah Pak Bagas dengan tatapan memelas.

" Nggak usah pasang muka memelas gitu. Mau Saya bawa keranjang Kamu? ". Aku pun melotot kearah Pak Bagas.

Sumpah ternyata selain killer DosGan ini punya kelakuan mesum juga. Dengan kesal Aku pun berjalan kearah meja depan Pak Bagas dan menggebrak meja kayu jati nya.

Rasanya telapak tanganku sangat panas tetapi hati Ku lebih panas. Bagi Ku ucapan nya tadi itu bisa di bilang melecehkan. Dan itu membuatku merasa terhina.

" Maksud Bapak apa? ". Pak Bagas melihat kearah ku.

" Apa Bapak pikir Saya kaya Mahasiswi lain yang tergila-gila sama Bapak sampai rela jadi teman di ranjang Bapak? ". Pak Bagas menaikkan sebelah alis nya mendengar ucapan ku.

" Asal Bapak tau, Saya lebih rela kehilangan nilai Saya daripada harus mendapatkan pelecehan seperti ini ". Aku merasa nada bicaraku sudah mulai bergetar, bahkan Aku merasa kedua kelopak mata ku mulai memanas.

" Apa Saya salah mempertahankan prinsip Saya yang memang merasa tidak nyaman duduk berdekatan dengan lawan jenis yang bukan mahram Saya? ".

" Apa Saya salah kalau mengiba kemurahan hati Bapak agar tidak mengosongkan nilai Saya, hanya karena masalah sepele Saya menolak duduk berdekatan dengan Bapak? ".

" Asal Bapak tau, sebagai seorang perempuan Saya punya prinsip dan juga harga diri Pak. Jangan samakan Saya dengan para mahasiswi penghangat ranjang Bapak di luaran sana ".

" Saya permisi. Assalamu'alaikum ". Ucapku lalu beranjak meninggalkan Pak Bagas yang terdiam mendengar rentetan ucapan ku.

Ku banting dengan kesal pintu ruangan Pak Bagas sebelum Kau berlari menyusuri selasar ruangan dosen yang sepi.

########

HAYO HAYO ... ANAK ORANG DIAPAAN IN TUH PAK???

JANGAN LUPA LIKE, VOTE JUGA KOMEN NYA YA SHAY

########

Bab 3. Oma Shinta

Bagas tersenyum kecil menatap kepergian Chika, dan kembali berkutat dengan lembaran kertas yang tengah di periksa nya.

Sejam kemudian, Bagas membuka HP dan kemudian menghubungi seseorang melalui Video Call di aplikasi hijau.

"Assalamu'alaikum Oma". Sapa nya saat terlihat seorang wanita tua di dalam layar HP nya.

"Waalaikumsalam. Tumben Kamu VC Oma?". Bagas hanya mengulum senyum menatap lawan bicara nya yang kini menatap nya dengan wajah penuh rindu.

"Kangen sama Oma". Bagas mendekatkan wajah nya kearah HP nya.

"Percuma kalau ngomong doang. Tinggal masih di kota yang sama tapi nggak mau datang ke rumah Oma. Belasan tahun Kamu tinggalin Oma, Oma tuh kaya sebatang kara tau.Untung ada Chika yang nemenin Oma, jadi Oma nggak kesepian". Protes sang Oma di susul tawa kecil Bagas.

"Gimana, Kamu udah ketemu Chika?". Tanya Oma di susul anggukan Bagas.

"Udah Oma, sejak enam bulan yang lalu. Dia salah satu Mahasiswi Bagas, Oma". Jawab Oma.

"Jadi kapan Kamu mau ke rumah Oma?". Bagas merenung mendengar pertanyaan Oma nya.

"Mau sampai kapan Kamu menjadi seorang pengecut. Sudah hampir sembilan belas tahun Gas. Toh selama ini Kita sudah membesarkan Chika dengan baik, hingga Chika menjadi seorang anak yang cerdas dan InsyaAllah Shalihah". Bagas menyugar rambutnya kebelakang mendengar ucapan Oma nya.

"Temui Chika, minta maaf, jelaskan kalau Kamu tidak sengaja menabrak kedua orang tua nya". Bagas menghela nafas pendek lalu melihat kearah sang Oma yang sedang menatap nya penuh rasa haru.

"Bagas takut Chika semakin benci sama Bagas, Oma". Ucap Bagas lirih.

"Memang apa yang Kamu lakukan sama Chika?". Tanya Oma membulat kan kedua mata nya.

Bagas pun menceritakan keisengan nya hingga membuat Chika marah. Dan kini Dia melihat tatapan mata Oma nya pun sama dengan yang diberikan Chika sebelum membanting pintu ruang kerja nya sekarang.

"Benar kata Chika, memang nya Kamu pikir dia itu kaya wanita yang selalu menghangatkan ranjang Kamu".

"Oma nggak habis pikir sama Kamu, kelamaan di Paman Sam bikin otak kamu ngeres kaya pasir di Miami Beach".

"Ya Allah Oma tega amat. Aku nggak pernah lho ajak wanita buat menghangatkan ranjang Aku". Protes Bagas di susul cembikan Oma tak percaya.

"Sumpah Oma, Bagas tuh masih bersegel". Tawa Oma pun pecah mendengar ucapan Bagas yang mengakui kesegelan nya.

"Jangan ngaku bersegel kalau masih berteman dengan Tante Lu*". Kali ini tawa mereka yang pecah mendengar celotehan sang Oma yang memang terkadang tak terfilter dengan bersih.

"Usia udah mateng masih jomblo". Hardik Oma.

"Bagas nggak jomblo Oma. Oma nggak inget kalau sejak sembilan belas tahun yang lalu Bagas udah terikat?". Ucap Bagas memelas

"Dan itu terpaksa karena tanggung jawab atas kesalahan yang tidak sengaja kamu perbuat". Bagas kembali menghela nafas nya.

"Saat ini Bagas sedang mencoba mendekati Chika Oma". Ucap Bagas memelas.

"Pendekatan dengan cara yang salah". Ucap Oma tegas.

"Selesaikan urusan kalian di masa lalu agar tidak ada dendam. Karena sampai saat ini Chika masih belum tau siapa penabrak kedua orang tua nya. Jadi kita tidak pernah tau bagaimana perasaan Chika saat ini atau nanti saat dia tahu siapa orang yang menyebabkan kedua orang tua nya meninggal".

"Jangan jadikan tanggung jawab sebagai belenggu Kamu meraih kebahagiaan mu Gas".

"Chika pun berhak bahagia dan terbebas dari rasa dendam yang mungkin ada di dalam hati nya".

"Bagas nggak sanggup Oma. Rasanya Bagas malu dan sangat berdosa terhadap Chika". Bagas mengusap pelan kelopak mata kanan saat menyadari ada butiran air yang keluar dari sudut nya.

"Karena itu temui Chika". Saran Oma.

Bagas menghela nafas pelan

"Kapan Kamu mau datang kerumah Oma?". Kembali Oma bertanya yang langsung di jawab oleh Bagas, "InsyaAllah, hari minggu Oma". Jawab Bagas.

Percakapan kedua nya sedikit terganggu dengan kedatangan Chika yang langsung memasuki ruang keluarga selepas pulang dari kampus nya.

" Assalamu'alaikum Oma Shinta yang cantik jelita tiada tara, Nenek nya Kak Adit dan Chika yang cantik jelita juga ". Terdengar teriakan dari ruang tamu dan tak lama kemudian Chika sudah duduk di samping sang Oma setelah sebelumnya mencium punggung tangan kanan Oma angkat nya tersebut.

" Oma lagi ngapain? ". Tanya Chika melihat kearah tatapan sang Oma. Bagas segera mengubah kamera HP nya.

" Kak Adit ". Chika pun berteriak memanggil lawan bicara sang Oma.

" Ish Kak Adit masih sombong aja cuma ngasih tembok aja kalau ngomong sama Chika ". Protes Chika.

Ya Chika mengenal Bagas sebagai Adit cucu tunggal sang Oma angkat nya, Oma Shinta.

" Nanti Kamu jatuh cinta sama Kakak kalau kamu liat muka Kakak ". Ucap Bagas yang mengubah kamera nya di layar HP, namun hanya menampakkan bagian dada nya yang berbaluk kemeja.

" Idih PD. Aku nggak suka pria dewasa. Nanti Aku dianggap sugar daddy kalau jalan sama Kak Adit ". Ucap Chika di susul tawa mereka bertiga.

" Hey, bukan nya kalian para gadis baru beranjak dewasa lebih senang dengan pria dewasa yang tampan juga mapan? ". Tanya Bagas.

" Dewasa, tampan dan mapan, kaya nya itu cocok banget sama Dosen Ganteng di kampus Aku tapi punya tingkat kemesuman tinggi ". Bagas tersenyum meringis mendengar ucapan Chika tentang kelakuan nya tadi.

" Kak Adit kapan datang?. Kalau Kak Adit datang, Chika mau minta tolong sama Kakak buat menghajar dosen ganteng tapi mesum itu ".

" Masa Dia bakal bikin nilai Chika kosong semester ini gara-gara Chika nolak duduk deket sama Dia. Pas Chika mengiba pakai puppy eye eh dia malah ngajak Chika keranjangnya. Kurang ajar nggak tuh Kak ". Protes Chika.

" Kamu laporin aja Dosen itu ke dewan kampus, biar tuh dosen di pecat ". Ucap Oma hingga membuat Bagas mengusap usap belakang leher nya.

" Ish nanti Aku malah di bilang ke PD an dan akhirnya Aku yang di bully sama para fans garis keras nya. Males banget tau Oma ". Rengek Chika seraya memeluk lengan Oma Shinta dan merebahkan kepala nya di bahu Oma Shinta.

" Nih dari gosip yang beredar, Pak DosGan itu lagi deket sama Miss Popular Kampus tahun ini, nah kebetulan Miss Popular ini jurusan sama Aku jadi sering ketemu ya walaupun dia nggak pernah anggap Aku itu ada ". Celoteh Chika.

" Udah kaya hantu dong Kamu Dek ". Potong Bagas yang saat menjadi Adit memanggil Chika Ade.

" Ish dengerin Aku mau lanjut cerita. Oma mau kemana? ". Ucap Chika terpotong saat melihat sang Oma hendak beranjak.

" Mau minum haus. Udah kamu lanjut curhat aja sama Kakak mu itu ". Oma pun beranjak menuju dapur.

" Kak Adit. Dengerin ya, Aku lanjut cerita neh. Katanya Pak DosGan sama Miss Popular itu suka ngamar ke hotel. Ish serem banget kan. Maka nya tadi Dia nyuruh Aku duduk dekat Dia, Aku nggak mau, eh malah di ancam Dia, nyebelin nggak tuh Kak ". Ucap Chika.

Bagas tampak mengernyit kening nya mendengar celotehan Chika. Gimana dia suka ngamar sama Miss Popular lah wong Dia aja nggak siapa tuh Miss Popular dikampus yang baru di ajari nya awal semester ini.

" Gosip itu Dek ". Ucap Bagas membela diri.

" Ish orang berita nya aja keluar dari mulut nya si Elsa ". Ucap Chika kekeh.

" Elsa itu siapa Dek? ". Tanya Bagas bingung.

" Elsa itu Miss Popular tahun ini Kak. Cantik sih tapi sombong juga bodoh hahahaha ". Jawab Chika.

" Mana ada Miss Popular Kampus tuh bodoh Dek ". Ucap Bagas sambil terkekeh.

" Ada itu si Elsa ". Lagi-lagi mereka berdua tertawa.

" Hari minggu Kakak pulang. Kamu jangan kaget ya ". Ucap Bagas.

" Bener?. Aku penasaran sama muka nya Kakak ". Ucap Chika.

" Awas nanti malah jatuh cinta sama Kakak ".

" Ada Kakak yang nanti malah jatuh cinta sama Aku ". Bagas tersenyum mendengar ucapan Chika.

" Kita buktikan siapa yang jatuh cinta sama siapa ". Tantang Bagas.

" Oke. Siapa takut ". Balas Chika.

" Oke. Kakak pamit. Salam sayang buat eyang, yang spesial nya buat Kamu. Assalamu'alaikum cantik. Sun jauh ya Eummmmmmahhhh ". Ucap Bagas menggoda Chika.

" Waalaikumsalam Kakak yang belum ketauan ganteng nya. Sun jauh juga Eummmmmmmmmmahhhh ". Balas Chika mengakhiri percakapan dan membawa HP milik Oma Shinta kedapur.

" Oma... Bikin jus yuk ". Chika pun segera berlari menuju dapur setelah mengakhiri percakapan dengan kakak angkat nya itu.

#########

JANGAN LUPA DI LIKE VOTE JUGA KOMEN NYA YA

#########

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!