Cerita seorang bocah kecil berlari kencang di bawah hujan deras di malam hari sambil menenteng sebuah plastik berukuran besar dengan berisi beberapa potong koran untuk iya jual di depan lampu merah.
Bercucuran peluh membasahi keningnya, meski di guyur air hujan, berlarian menuju sebuah halte bus untuk berlindung agar tidak terkena hujan. Namun langkah nya yang kecil membuatnya iya kesulitan untuk sampai di halte tersebut, bahkan bajunya juga sudah banyak yang basah akibat air hujan.
Sesampainya iya di depan halte bus, bocah kecil itu merapikan beberapa barang yang iya bawa dan juga mengusap sisa air hujan di beberapa bagian tubuh dan bajunya agar terlihat sedikit kering dan tak kedinginan. Namun bocah itu menggigil kedinginan di tengah derasnya hujan dan malam yang semakin larut.
Sambil memegang perutnya yang terasa keroncongan karena dari tadi siang iya belum makan dan memasukkan sesuatu apapun ke dalam perutnya.
Bahkan kepalanya pusing, mungkin akibat kelaparan, anak itu menjadi sakit kepala.
Ada banyak kendaraan berlalu lalang di jalan raya melintasi dan menerobos derasnya hujan dan kencangnya angin malam.
Keithen kecil duduk di bangku halte bus sambil memeluk tubuhnya yang semakin lama iya semakin menggigil. Perutnya semakin keroncongan dan rasa kerongkongan yang kering karena kehausan.
Keithen mengulurkan salah satu tangannya meraih air hujan yang turun di atap halte itu dengan gembira, lalu kemudian meneguk air hujan itu untuk menghilangkan rasa haus dan sedikit rasa laparnya. Keithen melakukan itu berulang kali agar iya bisa mengembalikan tenaganya yang terkuras seharian bekerja.
Namun tetap saja, air hujan yang iya minum tak bisa meredakan rasa laparnya. Tak ada satupun orang yang melihat kasian pada bocah berumur 10 tahun itu, hanya ada tatapan jijik yang di berikan pada beberapa orang yang sedang berteduh di halte itu.
Bahkan ada seseorang yang memandang keithen kecil dengan tidak suka dengan kebodohan bocah itu menurutnya.
Keithen tak peduli tatapan orang di sekitarnya, iya hanya sedang melakukan berulang kali meminum air hujan itu yang iya ambil dengan tangannya.
"hey bocah, apa ibumu tak memberimu minum, sampai2 kau mengambil air hujan untuk kamu minum, kamu terlihat sangat menjijikkan" ucap salah satu pria paruh baya yang sedang menatap tak suka pada keithen.
Keithen menoleh pada pria itu, iya hanya diam dan tak ingin berbicara menanggapi orang itu.
"apa kamu juga tidak punya mulut" suara pria itu juga semakin kencang dan jengkel karena keithen tak mempedulikan kata-katanya.
"sudahlah, dia hanya seorang anak-anak, kamu jangan cepat emosi" ucap teman pria itu merelai.
Pria itu mencebik kesal lalu kemudian menatap ke arah lain sambil menunggu hujan reda. Sedangkan keithen juga diam dan memeluk kembali tubuhnya yang menggigil.
Malam semakin larut, hujan juga perlahan mulai reda, hanya ada gerimis kecil yang masih turun sedikit, keithen berniat ingin pulang ke rumahnya, dia berdiri dan mengambil kresek berwarna hitam itu dan meninggalkan halte itu.
tak jauh dari sana, keithen berjalan menuju jalan pulang, iya kembali merasakan kepalanya yang pusing dan tubuhnya panas, serta tenaganya sudah habis. Bocah itu berjalan perlahan melihat kiri kanan jalan, hanya ada beberapa kendaraan yang melintas di jalan itu.
keithen berhenti berjalan karena iya merasa tubuhnya sakit, iya hampir kehilangan kesadarannya. Namun iya tetap berusaha untuk bisa cepat sampai di rumahnya, iya memaksakan diri untuk terus berjalan, kepalanya yang pusing begitu terasa kuat hingga penglihatannya kabur dan.
bruuk
Tubuh bocah kecil itu terjatuh di trotoar tepi jalan, trotoar yang terdapat genangan air hujan dan kotor itu, keithen terjatuh di sana.
Tak berselang lama, sebuah mobil mewah melintas di jalan itu dan menemukan keithen yang sedang pingsan di tepi jalan, mobil itu terlihat berhenti dan melihat dari jarak satu meter bocah kecil yang tengah pingsan di sana.
Jam menunjukkan pukul 12 malam, tak ada satupun kendaraan yang lewat, hanya ada mobil mewah itu saja yang melintas dan bisa melihat ke arah kitchen yang tengah pingsan.
Pemilik mobil berwarna hitam pekat itu membuka pintu nya dan keluar melihat kondisi keithen yang masih tergeletak di atas trotoar yang dingin itu.
"dimana orang tuan bocah ini, apa tidak ada yang mencarinya, dan sepertinya bocah ini pingsan" pria berjas itu melihat dengan jelas wajah pucat keithen.
pria berjas hitam dan sepatu hitam itu mengamati bocah kecil yang masih tergeletak pingsan. Dengan baju yang sudah compang camping melihat itu sang pria merasa iba melihat bocah itu.
Pria itu tanpa pikir panjang, pria itu mengangkat tubuh kecil itu dan memasukkannya ke dalam mobil dan membawanya entah kemana.
Sesampainya di sebuah gedung berlantai tiga itu bertuliskan hospital, pria itu turun dari mobil dan mengangkat tubuh kecil bocah itu untuk di bawa masuk ke dalam gedung rumah sakit itu agar segera mungkin bisa mendapatkan pertolongan.
Para petugas berseragam putih di sana segera menyambut kedatangan pasiennya dan membawa masuk ke sebuah ruangan UGD untuk di periksa, sedangkan sang pria tadi tengah menunggu di luar ruangan menantikan hasil pemeriksaan bocah itu.
Tak berapa lama kemudian, seorang dokter keluar dari ruangan itu dan menghampiri pria tadi. Pria itu segera bertanya keadaan anak kecil itu saat iya melihat sang dokter sudah selesai memeriksa bocah itu.
"dok, bagaimana keadaan anak itu?" tanya sang pria.
"keadaannya tidak terlalu buruk tuan Arga, dia baik-baik saja, beruntung tuan segera membawanya kesini. Jika tidak,mungkin keadaan anak itu akan semakin memburuk" seru dokter itu.
Pria yang di sebut Arga itu merasa lega dengan penjelasan dokter, kemudian iya kembali tenang.
"apa boleh aku masuk dan melihat keadaannya?" tanya pria yang di panggil Arga tadi.
"silahkan tuan, dia sebentar lagi akan sadar, anda boleh melihatnya sekarang" jawab dokter.
"terimakasih"
"sama-sama, kalau begitu saya tinggal dulu, saya ingin memeriksa pasien yang lain" seru dokter.
"iya dok"
Pria yang di panggil dengan nama Arga yang terlihat berumur sekitar 30 tahun itu segera memasuki ruangan tempat di periksa keithen tadi. Saat pintu iya buka, iya bisa melihat bocah berumur 10 tahun itu masih terbaring lemas di brangkar dengan selang infus di tangannya.
Arga mendekati keithen dan meneliti setiap inci wajah bocah itu, hingga tanpa sadar keithen menggerakkan tangannya pertanda bocah itu akan sadar dari pingsannya.
"tuan siapa?" pertanyaan itulah yang pertama kali Arga dengar dari seorang bocah itu, suara lemahnya mengagetkan Arga.
"Hem, hey anak kecil, kau sudah sadar, aku ambilkan minum dulu" Arga segera mengambilkan air minum di meja samping brangkar dan keithen pun segera meneguknya.
"bagaimana keadaan mu sekarang, apa kamu baik-baik saja?" tanya Arga pada keithen.
"aku merasa lebih baik, tubuhku juga tidak panas lagi" bocah itu baru berpikir kenapa dia bisa ada di tempat itu yang terlihat seperti sebuah rumah sakit.
"apa tuan yang menyelamatkanku, dan membawaku kesini?" tanya keithen dengan mata polosnya.
"hem iya, aku yang membawamu kesini, aku melihat kamu pingsan di tepi jalan, jadinya aku bawa kamu kesini, oh ya kita belum berkenalan, aku Arga kamu bisa memanggil aku kakak atau Paman, terserah padamu saja" ucap Arga.
"paman Arga" seru keithen.
"siapa nama kamu?"
"aku keithen, paman bisa memanggilku Keith" seru bocah itu.
"oh Keith, senang bertemu denganmu, paman penasaran, kenapa kamu bisa pingsan di tepi jalan begitu, beruntung paman menemukanmu, jika saja aku tidak lewat sana, mungkin tidak ada yang membawamu kesini" seru Arga penasaran.
"aku tadi berteduh di halte bus karena hujan yang deras, setelah berjualan koran seharian di lampu stop, aku pantang pulang sebelum semua koran-koran yang aku bawa laku terjual" seru Keith.
" siapa yang menyuruhmu menjual koran?" tanya Arga.
"ibu angkatku, dia memarahiku setiap hari kalau aku tak berjualan, jadi aku selalu berada di tepi lampu stop sana untuk menjual koran pada setiap pengendara atau siapapun yang ada di sana" seru Keith.
"kasian sekali anak ini, bahkan dia masih sangat kecil harus berjualan koran, dan itupun karena pemaksaan" gumam Arga dalam hati.
"kenapa kamu Jual koran, bukannya di umurmu yang sekarang, kamu seharusnya belajar dan bermain?" tanya Arga merasa iba pada bocah itu.
"paman tidak tau kehidupanku, jika aku tidak bekerja, ibu angkatku akan memarahiku, dia akan menyiksaku jika aku tak membawa uang pulang ke rumah, aku bahkan tidak di beri makan sama sekali, dan tetap menyuruhku mencari uang dengan berjualan" seru Keith.
"kenapa ibumu jahat sekali?, apa dia tidak bisa bekerja?"
"ibuku setiap hari akan selalu pergi bermain judi dan mabuk-mabukan dan membiarkan aku dan adikku kelaparan di rumah, setiap hari aku juga pulang dan tidur dalam keadaan lapar, kami hanya makan satu kali dalam sehari, setelah itu kami akan pergi bekerja menjual koran setiap hari" ucap polos bocah kecil itu.
Arga merasa geram dengan kelakuan ibu angkat Keith di cerita anak kecil itu, bisa-bisanya ada yang melakukan hal buruk seperti itu pada anak kecil. Arga merasa kasihan pada keith yang masih kecil, yang seharusnya sekarang adalah masanya iya belajar dan bermain, kini iya harus menanggung penderitaan secara fisik dan mental setiap hari.
Bekerja tak pernah lelah dan pantang pulang sebelum membawa uang.
Arga menjadi sangat kasihan pada cerita Keith, iya berniat akan membawa Keith pergi dan mencarikan tempat tinggal baru untuk Keith. Dia berharap Keith mau dengan tawarannya nanti.
"baiklah, kamu istirahat ya, sebentar lagi pagi, paman akan menemanimu di sini" ucap Arga.
"tapi Keith harus pulang, nanti ibu akan mencariku dan kembali menyiksaku, aku takut paman" seru Keith.
"kamu tenang saja, ada paman disini, paman tidak akan membiarkanmu di siksa oleh ibu angkatku" tegas Arga.
"tapi adik ku sekarang pasti sedang menunggu aku dan kelaparan" ucap Keith.
"kita besok akan mencari adikmu oke" ucap Arga.
"baiklah" Keith pun tenang.
"maaf paman, Keith merepotkan mu, andai saja Keith tidak sakit, Keith tidak akan menyusahkan paman" ucap bocah itu.
"kamu ini bicara apa, sudahlah kamu istirahat ya" Arga mengelus rambut lebat Keith tulus.
Keithen hanya mengangguk dan kembali memejamkan matanya, dia berharap bisa pulang besok dan menemui adiknya, meski nanti dia akan mendapatkan hukuman dari ibu angkatnya nanti dia akan menerimanya.
.
.
.
.
.
.
TBC
yok di like😘
Keesokan harinya, sekitar jam 8 pagi, Keith bangun dari tidurnya, iya membuka mata dan mengucek ya, dan melihat sekeliling ruangan bernuansa putih abu-abu itu dengan sedikit bingung. Namun akhirnya di sadar sekarang di masih berada di rumah sakit, iya merasa seperti mimpi bertemu dengan seseorang yang baik hati menolongnya.
Karena selama ini, Keith selalu di perlakukan kasar oleh siapapun di sekitarnya, terlebih lagi iya hanya tinggal di gubuk kecil dan di sana iya menghabiskan masa pertumbuhannya untuk mendengarkan ucapan-ucapan kasar orang-orang di sekitarnya.
Namun dalam beberapa saat, datanglah seorang perawat yang semalaman merawat Keith dan mengontrol bocah itu, karena Arga menugaskan salah seorang perawat perempuan untuk tetap menjaga dan merawat Keith sekali 24 jam.
"Hay adik kecil, kau sudah bangun, bagaimana keadaan mu?" tanya perawat itu.
"aku sudah lebih baik bibi" jawab Keith.
"semoga kamu cepat sembuh ya, pagi ini saya akan membersihkan tubuhmu dengan air hangat, lalu kemudian kamu sarapan, biar kamu punya tenaga" seru perawat itu.
"tapi dimana paman Arga sekarang, aku belum melihatnya?" tanya Keith yang belum melihat Arga pagi itu.
"paman Arga sedang ada kesibukan, dia akan datang kesini nanti setelah urusannya selesai"
"apa dia meninggalkan aku?" tanya Keith sedih.
"tidak, dia hanya sedang melakukan sesuatu saja, sebentar lagi dia akan kembali, saya di suruh untuk merawat kamu dan kamu harus patuh ya" ucap perawat itu sopan.
Keith hanya mengangguk dan mengikuti ucapan perawat itu.
*****
"Arga" panggil seorang pria tinggi berwajah tampan memanggil sang asisten nya.
"siap tuan" Arga segera menemui pria itu.
"hari ini jadwal kita sampai setengah hari saja, belakangan ini istriku sedang tak enak badan, kamu boleh pulang setelah pekerjaan kamu selesai" ucap pria yang memanggil Arga.
"siap tuan, saya juga memiliki sesuatu yang harus di kerjakan" seru Arga.
"hey, kamu mau pergi kemana?" tanya pria itu.
"saya ingin ke rumah sakit" jawab Arga.
"siapa yang sakit?" tanya pria itu lagi.
"oh tidak ada, semalam saya menemukan seorang anak kecil di tepi jalan tergeletak pingsan dan badannya panas, lalu saya membawanya ke rumah sakit, saya merasa kasihan melihat bocah itu, sepertinya dia sangat kesakita tuan" jelas Arga.
"heemm" pria itu hanya berdehem dan tertarik ingin ikut dengan Arga melihat siapa bocah yang di tolong Arga.
"baiklah, selesaikan pekerjaanmu kita akan pergi bersama-sama siang ini" seru pria itu.
"benarkah tuan, apa tuan tidak bercanda?" tanya Arga memastikan.
"apa aku pernah membuat candaan?" ucap pria itu lagi.
"hehe, baiklah tuan saya akan pergi ke ruangan saya dan menyelesaikan pekerjaan saya, setelah itu saya akan menyiapkan mobil untuk kita pergi ke sana" Arga entahlah mengapa dia begitu bersemangat ingin sekali menjenguk keithen bersama bosnya siang ini, dan dia juga merasa antusias. Mungkin karena Arga menyukai anak-anak, sampai-sampai dia begitu bersemangat ingin segera bertemu Keith.
Hari sudah siang, seperti perjanjian Arga dan bosnya, iya siang ini berangkat menuju rumah sakit, menaiki mobil mewah berwarna silver membawa mereka ke sebuah gedung rumah sakit tempat di rawatnya Keith.
Mereka hampir sampai dan menempuh perjalanan sekitar 30 menit, Arga mengemudi dengan tenang dan sesekali terlihat begitu senang, entahlah apa yang ada di dalam pikiran pria berumur 30 tahun itu.
"Arga, sepertinya kamu terlihat senang sekali" tanya bosnya yang sedari tadi memperhatikan asistennya sambil menggelengkan kepala.
"ehh, maaf tuan saya terlalu senang, saya merasa senang, karena saya akan bertemu anak kecil itu lagi, saya memang suka dengan anak-anak, terlebih lagi yang membuat saya prihatin dia hidup selalu tersiksa setiap hari pada ibu angkatnya, aku rasa aku ingin mengajaknya tinggal bersamaku di rumah dan merawatnya, saya kasian padanya tuan" Arga mengungkapkan rasa iba nya pada bocah itu.
"kita bicarakan nanti di sana, kita tidak boleh mengambil keputusan sepihak, apa mungkin bocah itu mau ikut denganmu, kita tidak tau...kita juga belum tau kehidupan anak itu yang sebenarnya, kita harus mendengarnya dari anak kecil itu dulu" seru sang bos.
"iya anda benar tuan Bram, tapi saya berharap besar bisa mengajaknya tinggal bersama di rumah, lagian saya juga sudah ada istri, istri saya juga sampai sekarang belum bisa mengandung, aku harap kehadiran Keith bisa membuat istri saya secepatnya mengandung Karena mungkin sebagai pancingan agar istri saya cepat hamil" ucap Arga.
Sesampainya mereka di halaman gedung rumah sakit, Arga turun lebih dulu dan membukakan pintu mobil untuk bosnya, kemudian Arga menuntun jalan menuju ruangan tempat Keith di rawat.
Sebelum Arga dan bosnya, tuan Bram sampai di ruangan Keith, terdengar teriakan seorang perempuan di dalam ruangan itu, sepertinya perempuan itu tengah marah dan terdengar suara tangisan dari anak kecil.
Arga terkejut mendengar teriakan itu dan tangisan seorang bocah yang terdengar pilu. Arga segera berlari memasuki ruangan itu dan melihat siapa yang ada di dalam sana.
Terlihat seorang perempuan berbadan gemuk bercelana pendek dengan rambut di Cepot, serta baju yang sudah lusuh tengah berkacak pinggang menatap keith dengan marah dan memaksa untuk mencabut infus bocah itu.
Namun Arga segera mencegahnya dan mendorong perempuan itu.
"hey siapa kau beraninya mendorongku" teriak perempuan itu.
"Anda siapa hah, seenaknya sama anak kecil, aku bisa saja menyeret mu ke kantor polisi karena ulah mu, anda sangat kasar terhadap anak kecil" Arga mendekati Keith.
"aku yang bertanya siapa kamu, beraninya membela bocah ini, dia semalaman menghilang, aku mencarinya kemana-mana tapi dia malah enak-enakan tidur disini, beralasan sakit segala, aku harus menghukumnya" perempuan itu ingin meraih Keith dan ingin membawanya, tapi Arga dengan kasar mendorong perempuan itu lagi.
"saya tidak mengizinkan anda membawa Keith, anda pasti ibu angkatnya yang kejam itu iya kan, saya yang bertanggung jawab Demi keselamatan Keith, dan anda tidak berhak untuk membawanya" tegas Arga dengan mata melotot pada perempuan itu.
"dia anak saya, saya berhak atas dia, Anda siapa beraninya mencegah saya membawa anak saya"
"anak yang anda telantarkan demi mendapatkan uang, anda menyuruhnya bekerja dan pantang pulang sebelum bawa uang, anda benar-benar binatang, anda menyiksa anak anda sendiri dan menyuruhnya membawa uang pulang demi bisa bermain judi dan mabuk-mabukan iya" Arga tersulut emosi melihat tingkah kurang ajar perempuan itu.
"itu terserah saya, saya yang beri dia makan setiap hari, lalu saya berhak menyuruhnya melakukan apapun yang saya mau" ucap wanita itu membuat Arga merasa geram dengan ucapan dan kelakuan wanita itu.
" kau bahkan memberinya makan satu kali sehari, setelah itu anda menyuruhnya bekerja sepanjang waktu, kau bahkan menyiksanya jika dia tak membawakan mu uang, anda sangat kejam."
"saya tidak mau tau pokoknya Keith harus pulang sekarang dan pergi bekerja, kau jangan manja kamu hanya menumpang di rumah ku" wanita itu bersikeras ingin membawa Keith.
Sedangkan Keith sangat ketakutan. Baginya iya sudah terbiasa mendengar setiap kemarahan ibu angkatnya itu, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa, Keith hanya menangis dan menunduk saat mendengar kemarahan ibunya. Dia juga selalu menerima penyiksaan seperti di pukul dengan kayu, di tendang dan di hajar dengan tangan besar ibunya.
Sungguh wanita berhati iblis itu tak pantas di sebut manusia, tapi Keith tak bisa berbuat apa-apa, dia tak berani melawan, dengan tenaganya yang lemah, dan tubuhnya yang kecil, dia tidak berani melakukan perlawanan.
Namun sekarang Arga yang bertanggung jawab membawanya ke rumah sakit, iya akan membela bocah itu dan membawanya pulang, Arga tak mau mengalah dan segera mungkin mengeluarkan ponselnya.
"kalau anda berani melakukan pemaksaan pada Keith, anda akan mendekam di penjara hari ini, saya akan menelpon polisi" ancam Arga membuat wanita itu terdiam dan sedikit menciut.
" saya tidak akan segan-segan memasukkan anda ke dalam sel, atas perbuatan anda selama ini terhadap anak kecil" ucap Arga dan wanita itu sangat ketakutan, dia tak ingin mencari masalah lagi dengan orang di depannya. Dia juga berniat pergi dari sana dan membawa rasa jengkel karena ada seseorang yang melindungi keithen.
Tuan Bram sedari tadi hanya diam saja, bukan tak ingin melerai perdebatan Arga dan wanita tadi, tapi dia malas harus berurusan dengan seorang wanita kurang ajar seperti wanita tadi.
"maaf tuan,jika kehadiran tuan harus menyaksikan perdebatan saya dengan wanita tadi" ucap Arga.
"apa kamu benar-benar yakin ingin mengadopsi keithen sebagai anakmu?" tanya tuan Bram.
"saya sungguh-sungguh tuan, saya sangat menginginkan seorang anak" ucap Arga.
"kamu itu masih muda, kenapa cepat sekali pesimis seperti itu" ucap tuan Bram.
"saya bukan pesimis tuan, tapi berusaha agar istri saya segera mengandung, tapi jika belum saja bisa, saya dan istri saya akan tetap menerima takdir" tegasnya.
"baiklah, itu keputusanmu, saya hanya bisa mendukung semua untuk kamu dan istrimu" ungkap tuan Bram.
Sedangkan Keith, hanya menyaksikan percakapan kedua pria dewasa di depannya, dan tentu sekarang dirinya masih merasa syok akibat kedatangan ibu angkatnya dan yang memarahinya, terlebih lagi Keith sedang mengalami perawatan, butuh waktu agar bocah itu bisa sembuh seperti biasa.
sedangkan ibu angkat Keith sudah pergi begitu saja membawa rasa jengkel sekaligus ketakutan akan ancaman Arga yang akan melaporkannya ke polisi.
Tuan Bram mendekati Keith dan menatap intens bocah itu, wajah polosnya hanya menatap orang di depannya itu dengan tenang dan tangannya terus saja mengepal merasa takut di tatap intens seperti itu.
"kamu jangan takut, paman tidak akan menyakitimu, paman hanya ingin tau seperti apa kehidupan mu selama ini, kamu terlihat biasa saja setelah ibu angkat mu memarahi mu dan membentak mu bahkan berlaku kasar padamu" ucap tuan Bram.
"saya sudah terbiasa di perlakukan seperti itu paman, ini yang paman lihat adalah sekedar membentak saja, belum lagi aku mengalami penyiksaan, hingga di tubuhku penuh luka dan lebam. Tadi saja ibu menamparku karena aku tak ingin ikut dengannya"
"apa" Arga terkejut mendengar penuturan Keith.
Keith mengangguk ragu dan menunduk menahan tangis.
Arga yang melihat Keith menunduk dan menangis, iya semakin tak tega dengan bocah itu, dia kemudian mendekati Keith dan memeluknya.
"sudah ya, mulai hari ini kamu akan lebih tenang, tidak ada yang berani menyiksamu, paman akan tetap bersamamu, paman janji akan melindungi mu, apa kamu mau tinggal dengan paman?" tanya Arga menenangkan Keith Agara tidak sedih.
"tapi"
"tidak ada tapi-tapian, kamu harus mau ya?" Arga mengusap air mata di pipi keith.
"terimakasih paman, paman sangat baik" seru Keith gembira.
"jadi apa kamu mau tinggal dengan paman?" tanya Arga lagi.
"Keith mau paman" seru Keith gembira.
Tuan Bram hanya tersenyum ringan melihat asisten dan anak angkatnya itu bergembira, tuan Bram memang jarang berbicara, iya akan berbicara seperlunya saja. Sebab itu tuan Bram hanya melihat kedua pria beda usia itu berbicara.
.
.
.
.
.
.
Mohon maaf jika ada typo, mohon dukungan kalian agar novel ini semakin bersemangat untuk update😁😘
setelah tiga hari perawatan, Keith sudah di perbolehkan pulang oleh dokter, dan hari ini Keith akan pulang tentu saja Arga juga merasa senang karena iya akan pulang membawa bocah itu ke rumahnya.
"sayang, hari ini aku ingin memberikan kamu kejutan," ucap Arga dengan sedikit mengunyah hidangan sarapan yang di hidangkan oleh istrinya.
"oh ya, heeeemmm kejutan apa ya?" tanya viola istri Arga penasaran.
"rahasia dong, nanti kamu akan tau, jadi hari ini aku ingin mengajakmu ke suatu tempat" seru Arga yang masih menikmati sarapannya.
"baiklah, nanti juga aku pasti akan tau, ayo habiskan sarapan mu apa ini semua enak?" tanya viola pada suaminya.
"tentu saja sayang, semua yang kamu masak semuanya enak dan lezat" ucap Arga memuji istrinya.
"kau selalu saja membuat aku tersipu" viola menyuapi makanannya dan mereka berdua sarapan dengan tenang dan sedikit candaan ringan mewarnai pagi hari mereka.
Di rumah sakit.
"apa hari ini aku akan menunggu paman Arga di sini juga, apa paman Arga akan datang, tapi dimana dia sekarang" begitulah isi pikiran Keith.
Pintu ruangan di buka, seorang perawat membawakan nampan berisi bubur dan juga susu untuk Keith.
"Hay Keith, terlihat keadaanmu sekarang jauh lebih baik, apa kau senang ingin pulang sekarang!" tanya perawat yang biasa merawat Keith.
Keith tak menjawab, dia juga bingung, apakah harus senang atau sedih, rasanya kalau bisa iya ingin tetap tinggal di rumah sakit saja, iya takut akan pulang ke gubuk penyiksaan itu lagi.
"hey, kau sedang memikirkan apa?" tanya sang perawat merusak lamunan keithen.
"aku juga tidak tau harus senang atau sedih karena aku tidak punya tempat tinggal" lirih Keith.
Perawat itu yang mendengarkan penuturan bocah kecil itu kini merasa iba, entah dimana orang tua anak ini kenapa bisa iya tak punya tempat tinggal.
"kalau boleh tau, orang tua kamu dimana?" tanya perawat itu.
"Keith juga tidak tau mereka dimana, dulu sewaktu Keith masih bayi, mereka membuang ku" ucap Keith.
"kasian sekali kamu nak, semoga kamu menjalani hidup dengan lebih baik kedepannya" perawat itu mengusap kepala keith.
Di sisi lain
"sayang, kamu mau bawa aku kemana sih, kita udah jalan lama banget" ucap viola protes pada suaminya yang tak kunjung sampai pada tujuannya.
"sabar doang sayang, kita sebentar lagi akan sampai" ucap Arga gemes dengan tingkah istri nya.
Dan tak berselang lama, kedua pasangan suami istri itu sampai di halaman rumah sakit. viola mengernyit heran, yang benar saja, kenapa suaminya menunjukkan kejutan di rumah sakit, siapa yang sakit. "sayang, pokoknya kamu jangan bertanya lagi, sebentar lagi kamu akan tau kejutannya" Arga membuka pintu kemudi lalu memutari mobilnya dan membukakan pintu untuk istrinya.
Viola hanya diam namun hatinya benar-benar memiliki rasa penasaran yang sedari tadi dia tahan, tapi dia akan mengikuti saja ucapan suaminya tanpa mau bertanya lagi.
Viola melihat sekeliling halaman rumah sakit dan melihat kembali ketinggian gedung rumah sakit itu dengan wajah yang bingung.
"ayo sayang, kita masuk" Arga menggandeng tangan istrinya dan viola hanya ikut saja. Setelah beberapa menit, kedua pasangan itu sudah sampai di depan ruangan bernuansa putih abu-abu yakni ruangan tempat Keith di rawat.
"sayang, ini ruangan siapa, memangnya siapa yang sakit?" tanya viola bertanya.
"ayo masuk" tanpa menimpali Arga membuka pintu ruangan dan membawa istrinya masuk.
Di dalam sana, viola melihat seorang anak kecil tengah di suapi makan oleh seorang perawat. Viola semakin bingung.
"siapa dia?" tanya viola sedangkan Keith yang melihat Arga datang iya menampilkan senyum sumringah.
"paman, akhirnya Pama datang juga, aku menunggu paman dari tadi" seru Keith antusias melihat kehadiran Arga.
"Hay Keith, apa kabarmu apa kau sekarang sudah sembuh?" Arga mendekati Keith dan mengusap rambutnya.
"aku sudah lebih baik paman, selang infus di tanganku juga sudah di lepas, hari ini aku di perbolehkan pulang" ucap bocah itu.
Sedangkan viola masih dengan rasa penasarannya. "dia siapa sayang?" tanya viola.
"perkenalkan, dia keithen dia adalah anak angkat kita mulai hari ini" ucap Arga membuat viola terkejut akan ucapan suaminya.
"anak angkat" ucap viola.
"iya, dan Keith, dia adalah istri paman" ucap Arga.
"hay bibi, namaku keithen, bibi bisa panggil aku Keith" ucap Keith.
"mas apa-apaan ini, kenapa kamu tak memberitahuku lebih dulu, kau mengambil keputusan sepihak" viola tak menerima keputusan suaminya.
"sayang, dengarkan aku dulu ya"
"mas kenapa bisa kamu menganggapnya anak angkat, kita bahkan belum sepakat untuk mengangkat seorang anak" seru viola dengan menatap suaminya.
"sayang kita bicara di luar ya, keith paman keluar sebentar ya, nanti paman masuk lagi" Arga mengusap kepala keith lalu setelah itu membawa istrinya keluar dari ruangan itu untuk berbicara. Iya takut jika Keith mendengar pembicaraan mereka.
Sesampainya di luar, viola melipat tangannya ke dada dan tak mau menatap suaminya.
"sayang, dengarkan aku dulu ya. Aku tak sengaja bertemu dengannya beberapa hari yang lalu. Dia pingsan di tepi jalan raya pada waktu tengah malam saat hujan deras. Dan aku melihatnya pingsan serta badannya panas dan keadaan nya sangat memperihatinkan jadi aku membawanya ke sini" jelas Arga.
"aku kasian padanya apalagi dia masih kecil masih anak-anak, apa salahnya kita mengadopsinya dan mengubah hidupnya jadi lebih baik, aku juga berharap dengan hadirnya Keith, bisa memancing agar kamu segera mengandung sayang" Arga mencoba membujuk istrinya agar dia bisa menerima Keith.
Sementara Keith di dalam ruangan itu tak sengaja mendengarkan perdebatan kedua pasangan suami istri itu lewat jendela ruangan itu dan mendengar semua ucapan keduanya.
Keith menunduk sedih " tuhan, apa aku tidak pantas berharap pada mereka dan menganggap mereka orang tuaku" lirih Keith dan turun dari ranjangnya kemudian berjalan ke arah pintu dan keluar menemui kedua pasangan itu.
"paman, bibi, kalian tidak usah berdebat karena aku, aku tidak apa-apa jika tinggal sendiri, saya juga bukan siapa-siapa kalian, ku mohon jangan bertengkar hanya karena aku"
"paman, Keith berterima kasih pada paman sudah membawa Keith berobat kesini, dan terimakasih untuk niat baik paman yang ingin mengadopsi Keith tapi maaf sekali Keith tidka bisa ikut dengan paman" jelas Keith.
"kenapa nak?" tanya arga.
"saya tidak enak hati karena membuat bibi marah dan tak bisa menerima Keith, Keith juga tidak apa-apa, Keith akan kembali ke tempat tinggal Keith saja" ucap Keith.
Sedangkan viola hanya diam saja dan melipat kedua tangannya di dada menatap keith dengan tatapan sinis.
"tuh kan kamu dengar sendiri mas, dia tidak mau ikut dengan kita. Lagian aku juga tidak suka. melihat ada gelandangan memasuki rumah kita"
"viola" bentak Arga pada istrinya dan tak habis pikir Setega itu berbicara pada anak kecil.
"apa mas, kamu ngebentak aku gara- gara gembel ini, aku itu istri kamu mas dan kamu harus tau ya, aku tidak ingin punya anak ingat itu" viola pergi dari sana meninggalkan keduanya.
"nak Keith, jangan dengarkan bibi ya, dia tidak bermaksud begitu, kamu hiduplah yang lebih baik ya, paman akan tetap mencari mu nanti" seru Arga pada Keith.
"oh ya, ini paman ada sedikit uang untuk kamu gunakan sebagai keperluan kamu, dan paman minta kamu harus terus berusaha agar sukses suatu hari nanti" Arga memberi kan sepuluh lembar uang seratus ribu pada Keith dan mengusap kepala anak itu dengan lembut dan merasa berat harus berpisah dengan Keith.
"iya paman, semoga Paman dan bibi segera mempunyai anak agar paman tidak kesepian" ucap keith membuat Arga tersenyum, namun di dalam hatinya sungguh iya sangat kecewa atas ucapan istrinya.
Bukan Arga dan istrinya tak bisa punya anak, tapi viola lah yang menolak untuk hamil, entah apa alasan wanita itu tak ingin punya anak setelah 5 tahun menikah. Jika saja Arga tak menyayangi istrinya, mungkin iya akan menceraikan nya langsung. Tapi sayang, Arga begitu sangat mencintai istrinya, rasa cintanya yang besar membuatnya tak bisa membuang istrinya.
Arga mengikuti langkah istrinya meninggalkan Keith sendiri masih berdiri di lorong rumah sakit. Semua biaya rumah sakit Arga sudah melunasinya dan Keith bisa pulang.
Ketika Keith sudah ada di tepi jalan raya, dia kemudian menghela nafas berat, kemanakah dia akan pulang, kalau iya pulang ke rumah ibu angkatnya, sudah pasti dia akan di siksa dan di usir lagi, namun dia juga tidak bisa menemukan tempat tinggal yang cocok karena memang di masih kecil tak bisa mencari tempat tinggal sendiri.
Keith terus saja berjalan hingga hujan turun dengan begitu derasnya, sebuah ruko yang tak begitu besar, Keith berteduh di sana sementara waktu sampai hujan reda dan duduk di bangku kosong yang ada di sana. Ruko itu terlihat seperti tak di tempati terlihat kumuh dan banyak Sampah berserakan, bahkan pintunya juga sudah rusak dan tak layak huni.
keith memandangi ruko itu yang terlihat sudah sangat rusak dan kumuh itu lalu tanpa banyak berfikir, keith masuk ke sana dan melihat ada banyak kardus yang berjejer di sana memenuhi ruko itu.
Keith mulai merapikan kardus itu dan menata kardus itu sebagian sebagai alasnya untuk tidur hanya untuk malam ini saja, sementara waktu dia menemukan tempat tinggal.
Keith sudah cukup sengsara menghadapi ibu tirinya yang kejam dan tak berperasaan itu, dia sudah cukup menderita tinggal bersama wanita yang sudah hidup dengannya selama 10 tahun lamanya. Keith juga pernah tak di beri makan satu hari karena tak mau bekerja, Keith juga tak di beri kebebasan untuk sekedar bermain seperti anak-anak pada umumnya.
Keith mengetahui jika dia hanyalah anak angkat dari wanita itu, semenjak iya mendengar percakapan ibu angkatnya dengan seseorang dan berniat akan menjual Keith pada orang lain. Keith berusaha kabur, tapi iya tak bisa karena wanita itu menangkap dan mengancamnya jika kabur, namun wanita itu juga tak jadi menjualnya hingga Keith merasa aman.
Keith memutuskan tidur di ruko itu malam ini, malam yang gelap dan dingin saat hujan turun membasahi bumi.
.
.
.
.
.
To be continued
Jangan lupa like ya KK🙏🙏😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!