Malam yang sunyi, membuat laki-laki sederhana itu, membayangkan suatu yang di harapkan selama ini. Namun belum bisa ia capai.
Dimas menginginkan perempuan yang di cintainya menjadi pendamping hidupnya. Tapi keadaan yang belum bisa tercapai, karena ia laki-laki miskin, Namun sangat cerdas.
Dimas selalu merasa sangat percaya diri untuk mendapatkan wanita yang di cintainya itu, Dia berjuang agar bisa mendapatkannya.
Dalan pikirannya hanya wanita itu, tidak ada yang bisa untuk menggantikannya. Pada suatu hari, Dia ingin sekali menceritakan pada teman baiknya yaitu Rian, tapi Dimas merasa malu, dia tak sanggup untuk menceritakannya.
Hari yang membuat Dimas bahagia, ketika ia mendapatkan balasan surat dari fatimah yang membuat detak jantungnya berdebar kencang, padahal hanya surat.Dimas mencium-cium surat itu,Dan membayangkan fatimah ada bersamanya dalam suatu taman. Sungguh indah hayalanya, sehingga membuat dia tidak berhenti untuk tersenyum.
" Hai dimas, Kenapa kamu senyum-senyum sendiri? Ada apa?" tanya Rian yang tidak sengaja melihatnya.
" Eh, kamu, kenapa tiba-tiba ada di sini?" dimas malah balik nanya seolah-olah dia tak mau di ketahui Rian.
" Mus, aku nanya kenapa kamu senyum-senyum sendiri? Ada apa?" tanya Rian lagi, karena merasa penasaran.
" Ah...kamu pengen tau aja, ini rahasiaku," Dimas tak memberitahu Rian apa yang membuatnya tersenyum-senyum sendiri.
"Huh.... Mus, kamu ga mau cerita? Cerita dong aku kan teman dekatmu, apa jangan-jangan kamu lagi jatuh cinta ya?" Rian malah merayu Dimas agar mau bercerita padanya.
"Apa sih, jatuh cinta sama siapa? Aku itu ingin pokus pada pelajaran dulu,ga mikirin perempuan dulu," Dimas tetap tidak mau bercerita, walaupun Rian teman dekatnya.
"Huh.... ya udah, klo ga mau cerita," Rian meninggalkannya, karena merasa kesal dengan Dimas yang tidak mau bercerita.
Dalam diri Dimas menang tidak ingin bercerita pada siapapun, hanya fatimah yang tau perasaannya, bahwa dia sangat mencintai fatimah. Dalam surat itu, fatimah belum menjawab balasan cinta dari Dimas.
fatimah sepertinya memberi harapan palsu, tapi Dimas tidak menyerah untuk mendapatkan fatimah.
("Assalamualaikum, fatimah kau sangat indah, sudah lama aku memendam perasaan ini, maaf aku mengungkapkan perasaanku yang ke dua kali dalam surat ini,") Dimas dengan percaya diri memberikan surat lagi pada imas teman dekat fatimah.
Dia tidak bisa banyak menulis kata-kata dalam surat itu, Dimas laki-laki yang kurang romantis.
(" Waalaikumsalam, terima kasih kaka sudah menyukaiku, Namun untuk saat ini, fatimah belum bisa memberi jawaban kaka.
maaf kaka, fatimah belum kenal lama dengan kaka, walaupun kita satu pesantren,") fatimah belum bisa menerima Dimas dengan alasan belum kenal lama, karena fatimah anak baru di pesantren itu, tapi Dimas sudah menyukainya dari dulu.
Waktu Dimas di undang mengaji di tempat pesantren lain untuk acara ulang tahun pondok tersebut, dia melihat fatimah dalam pesantren itu, dati situ Dimas mencintai fatimah. Dia banyak bertanya tentang fatimah dengan teman yang ada di pesantren itu.
Fatimah perempuan yang cerdas, Namun aga sombong, karena dia sangat cantik, mungkin dari kecantikannya itu membuatnya sombong, tapi Dimas tetap menyukainya.
Ketika Dimas mendapat balasan surat dari fatimah, dia tersenyum, padahal suratnya belum di baca, akhirnya dia membuka surat itu, tapi tidak sesuai yang ia harapkan, fatimah belum bisa memberi jawaban. Dimas sedikit kecewa, Namun tetap semangat untuk mendapatkan fatimah.
Fatimah merasa serba salah dengan Dimas, karena jujur dalam hatinya dia menyukai Dimas, tapi dia gengsi untuk menerimanya, karena mustar laki-laki yng miskin, sedangkan fatimah wanita yang cantik, cerdas dan orang tuanya kaya.akhirnya fatimah memendam perasaannya terhadap Dimas, fatimah ingin menjalin hubungan, tapi tanpa di ketahui orang.
(" Assalamualaikum, kaka sebenarnya aku jg mencintaimu, tapi aku ingin kita berhubungan tanpa ada orang yang tau, maaf kaka ini semua aku lakukan, karena aku ingin mengenal kaka dulu lebih jauh,") fatimah mengirim surat pada Rian untuk Dimas
Dia aneh mengaku cinta, Namun tidak mau hubungannya di ketahui banyak orang.
Rian memberikan surat itu pada Dimas dan betapa terkejutnya Dimas dengan adanya surat dari fatimah, Akhirnya Rian mengatahui yang sebenarnya terjadi waktu itu mustar senyum-senyum sendiri.
" Cie-cie... Ada yang lagi jatuh cinta, ko ga bilang-bilang, pantesan waktu itu senyum-senyum sendiri," Rian menggoda Dimas agar mau bercerita yang sebenarnya.
" lni surat biasa, mungkin aku ada undangan dari pesantren temannya itu," Dimas masih tidak ingin di ketahui tentang perasaannya terhadap fatimah.
" Emang si fatimah dulu mesantren di mana? Ko kamu bisa tau mus?" tanya Rian yang penasaran dengan fatimah.
" Dulu fatimah mesatren di pondok pesantren Nurul huda, aku sering di undang untuk acara ulang tahun pondok tersebut, maulid nabi dan irsa miraj," Dimas memberitahu tentang fatimah, Namun soal perasaannya dia tidak mau becerita.
" Oh gitu.... berarti kamu kenal fatimah sudah lama mas?" tanya rian yang masih penasaran tentang fatimah.
" Sekitar tiga tahun aku pengenalinya."
" Lumayan lama juga, ya."
"iyah, Rian."
Mustar membaca surat dari fatimah yang membuatnya bingung, Namun dia tetap bahagia, walaupun seperti itu. Raut wajah Dimas begitu berbeda dari biasanya, dia sering senyum-senyum sendiri, namanya juga orang lagi kasmaran, lalu mustar membalas kembali surat dari fatimah.
(" Assalamualaikum, terima kasih fatimah sudah menerima cinta dari kaka, betapa bahagianya kaka di terima oleh fatimah,karena kaka dari dulu sudah mencintai fatimah, dari pertama bertemu,") Dimas memberikan suratnya lagi pada imas dan imas langsung memberikannya pada fatimah.
" fat, ini ada surat lagi dari ka Dimas,surat apa sih?" tanya imas yang penasaran dengan isi surat itu.
" Biasa mas, ini surat cinta dari cowo-cowo, kan aku cantik, di mana-mana aku banyak yang suka," ucap fatimah sambil menyombongkan diri.
" Terus itu ka Dimas nembak ceritanya?" tanya imas lagi
" lyah... Dia suka sama aku dari dulu, pas aku mondok di nurul huda."
" Terus gi mama mau di terima tidak?" tanya imas lagi yang penasaran.
" Udah aku terima, tapi aku ingin menjalin hubungan ini diam-diam, aku tidak mau ada orang yang tau, karena ka Dimas laki-laki miskin sedangkan aku orang punya," dengan sombongnya fatimah berbicara seperti itu pada imas.
"Tapi ka dimas kan laki-laki yang cerdas, dia santri berprestasi dalam kitab kuning dan qori," imas membela Dimas.
" Tapi, aku malu kalo dia dari keluarga miskin," fatimah tetap dalam pendiriannya.
" Jangan gitu fat, nanti kamu bisa tergila-gila padanya," imas tersenyum dan memberi saran.
" Terserah aku aja, mas, karena aku kasiyan dengannya udah nembak dua kali."
" Tapi, kamu suka kan?
" Biasa aja mas, aku itu cuma salut sama dia, karena kan dia sangat cerdas otaknya.apa lagi saat dia membacakan ayat suci Al-quran begitu merdu suaranya," kesalutan fatimah terhadap Dimas membuat meraka menjalin hubungan walaupun tidak di ketahui banyak orang.
" ga apa-apa, nanti juga kamu bakalan suka fat sama ka Dimas."
" ga mungkin aku suka dengan laki-laki miskin, yabg aku impikan adalah laki-laki tampan dan kaya raya," dengan sombongnya fatimah merendahkan dimas yang miskin.
Mustar memang laki-laki miskin, dia mesantren di pungut dari jalan oleh pak kiai ahmad tanpa bayar sedikitpun di pesantren itu, tapi ketika dia sudah pintar, dia bisa mendapatkan uang dari undangan mengaji qori, jadi tidak sepenuhnya pak kiai ahmad yang membiayainya.
Hari jumat seperti biasa di pondok itu, mengadakan piket untuk bersih-bersih.
Fatimah dan imas beserta tiga orang lainnya di suruh oleh pak kiai ahmad untuk bersih-bersih mesjid, kebetulan Dimas, Rian beserta teman-teman lainya di suruh membersihkan taman depan mesjid.Dari kejauhan Dimas selalu menatap wajah cantik fatimah, tapi fatimah tidak melihatnya sama sekali. Dimas begitu senang di pagi hari jumat itu, karena bisa melihat fatimah, walaupun tidak dekat. Mata Dimas terus menatap fatimah, sehingga tanpa di sadari ada Rian yang memperhatikannya.Dimas mendekati fatimah dengan alasan membawakan sapu yang masih baru, fatimah kaget dengan adanya Dimas di sampingnya. Sampai dia pergi berpura-pura ke toilet. Namun Dimas tidak peka dengan perlakuan fatimah, dia malah berpura-pura membersihkan rumput yang dekat dengan lantai mesjid.
Lama Dimas menunggu di tempat itu, dan akhirnya kembali ke taman mesjid.
Dimas menitipkan makanan pada imas untuk fatimah, sedangkan ada teman-teman lainya yang melihat. Fatimah tidak kembali ke mesjid, dia berpura-pura sakit kepala, lalu imas memberikan makanan dari Dimas pada fatimah, dan setelah mengetahuinya fatimah marah, dia tak mau memakannya.fatimah marah,karena Dimas tidak nurut dengan syarat yang di berikan padanya.
Dimas beristirahat di kamarnya, tapi dia malah membayangkan fatimah terus-menerus. Bantal guling yang biasa dia peluk di bayangkan adalah fatimah. Sungguh tergila-gilanya Dimas pada fatimah.
" Mas, sini makan dulu! Ngapain sih tiduran mulu?" Rian tiba-tiba datang dan mengajak makan, karena sudah masuk jam makan.
" Udah duluan aja, aku belum lapar."
" Tumben, biasanya kan paling duluan kalo soal makan."
" Iyah, nanti juga aku makan," Dimas terus membayangkan fatimah, dan memeluk erat bantalnya, membayangkan bantal itu adalah fatimah, sungguh gila Dimas sampe segitunya.
Dalam dua hari, Dimas mendapat surat lagi dari fatimah, surat apa lagi yang di berikan fatimah padanya? Dimas tidak ingin membaca dulu surat itu, dia menyimpan surat itu sampai tiga hari, entah kenapa surat itu tidak di baca? Padahal fatimah menunggu balasannya. Setelah surat itu di baca, ternyata fatimah marah, namun fatimah ingin Dimas membalas suratnya.
(" Assalamualaikum, kaka aku ga suka dengan cara tadi, kaka mendekati aku dan memberi makanan padaku lewat imas, padahal di situ banyak teman-temanku.
Kenapa kaka tidak menepati janji tentang hubungan kita, aku ga suka, pokoknya aku ga mau itu terjadi lagi, Aku harap balas surat ini.")
fatimah marah pada Dimas, karena tidak suka dengan cara Dimas mendekati fatimah,karena takut teman-temanya mengetahui hubungan mereka.
(" waalaikumsalam, maaf kaka lupa, kaka tidak ingat dengan perjanjian kita, sehingga kaka berani mendekati fatimah, karena kaka ga kuat ingin melihat fatimah lebih dekat, kaka suka, kaka sayang dan kaka ingin sekali memiliki fatimah selamanya.") Ungkapan hati Dimas yang sangat mencintai fatimah.
Surat yang di berikan Dimas pada fatimah di buat sesuai dengan isi hatinya yang sangat tulus mencintai fatimah, karena Dimas memang ingin segera menikahi fatimah, padahal fatimah tidak menyukai Dimas. Betapa sedihnya jika Dimas mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Andai Dimas tau, mungkin dia tidak mau lagi mencintai fatimah, karena di mata fatimah, dimas laki-laki miskin yang tidak mungkin untuk menjadi suaminya. Dimas menyukai wanita cantik, walaupun sudah tau sipat fatimah yang sombong, namun tidak mengetahui kalo fatimah hanya berpura-pura cinta.
Tengah malam jam 23:50. Dimas bermimpi di suatu tempat yang indah, Dia berdua dengan fatimah, namun di situ ada wanita yang berpenampilan kumel, bisa di bilang kurang cantik yang mengikutinya. Dimas tidak terusik dengan wanita itu, dia pokus pada fatimah, tangan fatimah memegang Dimas, denyut jantung Dimas berdebar kencang, tanpa dia sadari bahwa itu hanya mimpi. Mimpi itu lama sampai satu jam, Dimas berjalan-jalan kesana kemari bersama fatimah bergandengan tangan, dan Dimas menggendong fatimah. Betapa indahnya mimpi itu, lalu Dimas terbangun dan kaget bahwa itu hanyalah mimpi.
" Huh, cuma mimpi, kirain nyata, andai mimpi itu nyata, pasti aku sangat senang sekali, ya allah lindungi aku dari syetan jahat dalam tidurku," gumam Dimas
" Kenapa mus, ko bangun?" tanya Rian yang terbangun, karena ingin kencing.
" Tidak apa-apa, aku hanya ingin mengingat pelajaran saja sambil mengfapal di dalam hati," Dimas bohong pada Rian, karena dia tida ingin Rian tau apa yang terjadi.
" ya allah... mas, kamu rajin sekali, pantesan saja kamu bentar lagi lulus dari pondok ini," Rian memuji Dimas dengan tulus.
Dimas memang sering bangun tengah malam untuk sholat tahajud dan menghafal pelajaran yang di ajarkan pak kiai ahmad.
Dimas laki-laki yang rajin, cerdas dan pemberani. Malam itu bangun bukan untuk sholat dan menghafal, tapi dia bangun karena mimpi yang indah. Lalu Dimas tidak tidur lagi, dia sholat tahajud dan menghafal. Tidak terasa sudah subuh, Dimas langsung bersiap-siap ingin menjalankan sholat subuh berjamaah bersama para santri. Usai sholat subuh berjamaah, ngaji di mulai, banyak para santri putra yang ingin di ajar oleh Dimas, karena pak kiai ahmad sudah menyuruh Dimas untuk membantu mengajar santri yang masih belum pintar dalam mengaji.
Beberapa hari berlalu, tidak terasa Dimas lulus dari pondok itu, lalu dia di pindahkan ke pondok pesantren yang lebih bagus lagi. Pak kiai ahmad mengantarkannya dari pondok itu menuju pondok pesantren baru yang akan Dimas tempati. Dimas bahagia, namun dia ingat pada fatimah yang akan dia tinggalkan. lalu dia mengirimkan surat untuk fatimah, karena di pesantren pak kiai ahmad tidak boleh membawa HP sehingga lewat surat jika ingin menyampaikan pesan.
(" Assalamualaikum, fatimah kaka udah di luluskan oleh pak kiai ahmad dan kaka akan di pindahkan ke pesantren lain di daerah yang lumayan jauh, bagaimana jika kaka nanti rindu dengan fatimah, kaka tidak bisa melihat fatimah lagi dari jauh. Maaf kaka harus pergi sekarang juga, kaka akan setia di sana. Kaka sayang fatimah yang cantik dan imut.") dengan rasa sedih Dimas menulis surat itu, untuk kekasihnya yang sangat ia sayangi.
Surat dari Dimas langsung di balas oleh fatimah sebelum Dimas pergi.
(" waalaikumsalam, iyah, kaka, tidak apa-apa kaka pergi capailah cita-cita kaka, jangan mikirin fatimah, kaka di sana yang pokus ya, biar bisa cepat lulus dari sana! Fatimah di sini juga setia.") fatimah berjanji juga untuk setia.
Mendengar kabar dari fatimah yang akan setia juga padanya, Dimas sangat bahagia.
Akhirnya Dimas berangkat dengan pak kiai ahmad sekitar jam 9 pagi. Saat ingin berangkat hati Dimas sebenarnya berat untuk meningalkan fatimah yang sangat di cintai.
Semua para santri putra keluar untuk berpamitan pada Dimas dan mengucap selamat, apa lagi Rian teman baik Dimas sampe nangis, karena tak mau di tinggalkan Dimas. Rian jg tak menyangka Dimas secepat itu di luluskan pak kiai ahmad dan mendadak langsung di pindahkan ke pesantren lain oleh pak kiai ahmad.
" Mus, aku tidak mau jauh darimu, aku sayang kamu, aku pasti akan sangat kehilangan kamu," ucap Rian sambil menangis dan memeluk.
" iyah, yan... aku juga di sana pasti akan rindu padamu, kamu teman yang baik dan penyayang," Dimas memeluk kembali Rian untuk terakhir kalinya sebelum berangkat.
Semua santri putri melihat dari kejauhan Dimas pergi bersama pak kiai ahmad, Namun fatimah tidak terlihat oleh Dimas, entah kemana fatimah? Di saat para santri semua melihat kepergian Dimas, tapi fatimah tidak ada padahal Dimas adalah kekasihnya. Fatimah ternyata sedang tiduran, dia tidak ingin melihat Dimas pergi.
" Fat, ko tiduran aja? Ayo kita liat ka Dimas mau berangkat pindah ke pesantren lain! Semua santri menyaksikan, kenapa kamu di sini aja?" imas mengajak fatimah agar mau melihat Dimas.
" Ga, aku lagi sakit kepala, kamu aja sana liat! Aku mah ga kuat ke sananya," fatimah berbohong, padahal dia tidak sakit kepala, dia tidak mau melihat Dimas, karena takut Dimas mendekatinya di depan banyak orang.
" Kamu itu kan, kekasihnya, ko ga mau melihatnya? Kan ka Dimas mau pindah."
" Udah deh jangan banyak ngomong, sana kamu pergi, jangan ganggu! Aku mau istirahat," fatimah mengusir imas, karena tak mau mendengar ucapan imas lagi.
Dalam perjalanan menuju pondok pesantren, Dimas kepikiran terus-menerus pada fatimah yang tidak melihatnya ketika dia akan pergi. Dimas berpikir kemana-mana tentang fatimah, tapi dia tetap husnudzon, tidak mau berpikiran yang jelak.
Sampai tiba Dimas di pesantren itu, dan di lepaskan oleh gurunya pada abah kiai arip yang sudah menunggu pak kiai ahmad dan dimas. Di pesantren itu Dimas harus beradaptasi lagi dengan kawan baru, dimas mendapatkan kamar yang bagus dan ada tiga temannya, dalam satu kamar di tempatkan emat orang, kebetulan kamar itu cuma ada tiga orang, karena yang satu sudah pindah dari pesantren itu, jadi Dimas di tempatkan di kamar itu.
Di pesantren yang baru itu sangat rame banyak sekali santri putra dan santri putri, berbeda dengan pesantren pak kiai ahmad di sana santri putra dan putri tidak begitu banyak.
Dimas berkenalan dengan teman barunya yaitu Rizki, Rizal dan woto, mereka saling mengajak bicara pada Dimas agar tidak malu-malu. Dimas senang dengan teman-teman barunya yang tidak sombong, mereka begitu sangat cepat akrab pada Dimas, dulu waktu dia anak baru di pesantren pak kiai ahmad teman-temannya tidak cepat akrab, aga sombong gitu, tapi sebenarnya baik, mungkin hanya kerena belum kenal dengan dimas. Rian terutama teman dekatnya
Dimas, dia sangat baik dan setia kawan.
Ketika sore hari para santri putra dan putri memasuki majelis taklim tempat mengaji, Dimas berangkat bersama teman-teman sekamarnya, apa lagi woto sangat senang dengan adanya Dimas, woto terus mendekati Dimas saja, seperti ingin jadi sahabatnya. Pengajian di mulai oleh abah kiai arip, para santri membuka kitab yang akan di ajarkan gurunya, kitab itu bernama uqudulujain, Dimas paling senang dengan kitab itu, kitab uqudulujain berisi tentang etika rumah tangga, mengapa Dimas senang sekali dengan kitab itu? karena isi kitab itu bagus sekali untuk membina rumah tangga, karena Dimas berharap ingin memiliki rumah tangga yang bahagia sakinah, mawadah dan warohmah. Kalo sudah mengaji dan tamat kitab uqudulujain insya allah rumah tangga bahagia.
Selesai mengaji, Dimas membereskan baju-bajunya ke dalam lemari, tidak sengaja menemukan surat yang berisi tentang ungkapan cinta.
Ternyata surat itu milik woto, tapi suratnya sudah kena debu dan kotor, mungkin woto lupa menaruhnya, woto menawarkan lemari bekas nya untuk Dimas, karena kebetulan dia sudah punya lemari baru, jadi lemari itu di kasih pada Dimas, tapi lemari itu masih bagus.
" Wot, maaf saya menemukan ini di dalam lemari kamu," mustar memberikan surat itu pada woto.
" Apa ini?" tanya woto
" Maaf wot, aku membaca surat itu, aku kira itu surat biasa, maaf aku lancang," Dimas meminta maaf, karena merasa bersalah telah membuka surat cinta woto.
" Ha... Ha... Ha, itu surat udah lama, biasa kenangan masa laluku, aku sudah melupakan wanita itu, aku kecewa padanya," woto cerita sedikit pada Dimas sambil menatap wajah dimas dengan rasa sedih.
" Oh.... Maaf wot, aku tidak tau, sabar ya, insya allah di balik itu semua ada hikmahnya, mungkin perempuan itu bukan yang terbaik untukmu, kan jodoh, rizki, dan mati hanya allah yang tau, kita harus banyak berdoa, berusaha dan yang terakhir pasrah.
" terima kasih nasehatnya ka Dimas."
" sama-sama, wot."
Malampun tiba laki-laki cerdas itu tidur dengan memeluk bantal guling dan di selimuti samping.
Dia teringat dengan kekasihnya, Dimas tidak bisa tidur, dia teringat terus pada fatimah tentang kepergiannya yang tidak di lihat oleh kekasihnya, sedangkan semua santri putra dan putri melihatnya. Dia ingin mengirimkan surat untuk fatimah, namun jaraknya lumayan jauh.
Dimas melihat foto fatimah begitu lama, Dimas memiliki foto fatimah, karena dia meminta dan fatimahpun memberikannya lewat surat.
Genap satu bulan Dimas mondok di pesantren abah kiai arip, dia ingin segera lulus dari pesantren ini, karena setelah lulus dari pesantren abah kiai arip, dia ingin melamar fatimah.
Hayalannya setiap hari membayangkan fatimah menjadi istrinya, tapi walaupun Dimas suka berhayal tentang fatimah, Dimas tetap rajin belajar, menghafal dan pasrah pada allah tentang jodohnya.
Otak Dimas begitu cerdas, setiap abah kiai arip menjelaskan pelajaran, dia langsung mengerti dan esoknya hafal.
Dalam satu bulan, Dimas sudah bisa menghafal satu kitab yaitu kitab uqudulujain, kitab itu memang dari pesantren lamanya sudah pernah ia hafal, namun belum hafal semua.
Dimas menyetorkan hafalan kitab uqudulujain pada abah kiai arip, dan abah kiai arip kaget dengan Dimas yang sudah hafal kitab itu dengan penjelasannya juga, Dimas memang sangat cerdas, di tambah dia sangat rajin. Abah kiai arip mengajarkan Dimas kitab fathul qorib dan ternyata kitab itu sudah di luar otak Dimas. abah kiai arip kaget juga dengan Dimas yang sudah menguasai kitab fathul qorib. Pak kiai ahmad tidak bercerita pada abah kiai arip kalo Dimas sudah pintar.
Di pesantren abah kiai arip, Dimas di berikan pelajaran kitab fathul muin, ternyata Dimas jg sudah pintar dan mengerti apa isi kitab itu, cuma belum hafal semua.
" Dim, kamu pintar sekali, kenapa abah kiai ahmad tidak memberi tau abah klo Dimas sudah pintar, terus Dimas di sini mau apa? semua kitab-kitab yang ada di pesantren ini, Dimas sudah memahami, terus abah mau ajarin apa ke Dimas? Tanya abah kiai arip sambil tersenyum kagum pada Dimas
" Bah, Dimas belum bisa semua, buktinya pak kiai ahmad memindahkan Dimas ke sini," Dimas merendah diri, dia tidak mau bersikap sombong.
" Ya..... Abah bingung, karena Dimas sudah bisa semua, terus abah mau ngajarin apa? Semua kitab-kitab di pesantren ini abah tes, Dimas udah bisa semua, Al-quran juga Dimas sudah pintar membacanya, suara Dimas juga sangat merdu dan Dimas juga pintar ngaji qori, pokoknya Dimas udah bisa semua," abah kiai arip bingung dengan pak kiai ahmad memberikan santrinya yang sudah pintar padanya.
Dimas akhirnya di pesantren itu, di suruh mengajar santri putra dan putri, agar abah kiai arip terbantu olehnya, karena satri di pesantren abah kiai arip sangat banyak.
Abah kiai arip senang dengan adanya Dimas, namun hatinya masih kepikiran soal pak kiai ahmad yang mengirimkan muridnya untuk mondok di pesantrennya, sedangkan Dimas sudah sangat pintar.
Para santri putra dan putri senang di ajar oleh Dimas, terutama woto, ia sangat senang, woto juga salut pada Dimas yang seumuran dengannya, namun sudah sangat pintar dalam mengaji kitab kuning dan Al-quran. Kitab-kitab yang ada di pesantren itu sudah Dimas kuasai terutama fathul qorib yang sudah di luar otak.
Kitab fathul qorib berisi tentang fikih. Dimas sudah hafal kitab itu sejak usia 17 tahun dan kini usianya 24 tahun.
Bagi Dimas menghafal kitab fathul qorib itu seperti menghafal surat Al-fatihah, padahal kitab itu lumayan tebal dan penjelasannya juga banyak, tapi itu sudah di luar otak Dimas.
" Ka Dimas, aku ingin seperti ka Dimas," woto mengajak bicara Dimas sesudah usai mengajar.
" Jangan sebut aku ka Dimas! Aku itu temanmu wot, jadi panggil aku Dimas saja," Dimas merendahkan diri tidak mau di panggil kaka, karena dia merasa tidak enak dengan sebutan itu.
" Ga, ka Dimas, klo aku panggil Dimas ga sopan, ka Dimas kan guruku, tolong ajarin aku sampe pintar ya ka! Aku ingin seperti ka Dimas," woto berharap dirinya bisa seperti Dimas yang sangat cerdas.
" Ingat pesan saya wot, harus rajin belajar, jangan menyerah, jangan meninggalkan sholat, rajin puasa, rajin menghafal, taat pada orang tua kita dan satu lagi harus taat pada guru kita! Insya allah akan cerdas," Dimas memberi nasihat agar woto bisa seperti dirinya.
Woto mendengarkan nasihat Dimas, dia belajar terus-menerus, setiap pelajaran yang sudah di ajarkan abah kiai arip di baca kembali, di pahami dan di hafal. Walaupun belum bisa lancar, karena woto sangat malas dengan menghafal. Mangkanya dia sudah 6 tahun pesantren di abah kiai arip, tapi baru satu kitab yang ia hafal yaitu kitab Jurumiyah.
Sungguh malasnya woto pada pelajaran, dia baru bisa menghafal kitab Jurumiyah dalam 6 tahun.
" Ka Dimas, aku sudah 6 tahun di pesantren ini, tapi baru satu kitab yang bisa aku hafal yaitu Jurumiyah, aku begini karena cinta, dulu aku pernah di tolak cinta sampe dua kali, pertama pas aku baru-baru masuk di pesantran ini dan yang ke dua pas aku sudah 2 tahun di pesantren ini. Aku malas untuk menghafal ga ada semangatnya ka, aku iri dengan Rizal yang memiliki mantan banyak juga cantik-cantik." keluh woto
" Wot, kenapa harus seperti itu? Seharusnya kamu panas di tolak cewe berkali-kali, ini malah jadi loyo. Sebagai laki-laki kita itu harus kuat jangan menyerah dalam masalah apapun. panas dong wot, ya udah mulai detik ini, kamu harus rajin belajar supaya kamu di hargai orang! Wanita itu klo kita cerdas walaupun kurang ganteng, dia akan suka apa lagi klo kita banyak duit, mangkanya semangat dong wot, ayo semangat!" Dimas menyemangati woto agar mau rajin belajar.
" Iyah ka Dimas, makasih ya, semoga aku bisa seperti ka Dimas,amin."
" amin, semangat ... Harus semangat ya!" Dimas mengacungkan tangan kanannya sambil mengepal memberi semangat pada woto dan woto tersenyum lebar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!