NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikahi Suami Impoten ( MY IMPOTENT HUSBAND'S)

CHAPTER 1 "Badai yang ganas pun muncul di laut yang Tenang"

Sebuah benih dengan kesengajaan..

dikubur didalam tanah gempuran..

Dengan air dan sinar sang surya..

Ia mulai tumbuh melampui batas sebelumnya..

🌼

Shanum yang berarti Berkah Allah swt, Kebaikan dan juga kehormatan sedangkan Azalea adalah Bunga yang melambangkan Keanggunan, Kelembutan dan juga kebebasan. Shanum Azalea Nama dan juga Doa yang dibuat dengan penuh cinta dan sayang oleh Orang Tua kepada Anak Perempuan Pertama mereka. dengan harapan kelak akan menjadi Perempuan yang Anggun dan juga penuh kehormatan, Seperti itulah ia akan menjalani kehidupan sesuai dengan arti namanya.

"Nama ini memang gak cocok buatku, Arti nama dan diriku pun sangat berbeda 180 derajat. " gerutu Seorang Perempuan Yang sedang menatap layar komputer dihadapannya tersebut.

"Shanum! " Jerit seseorang dari arah belakang, Perempuan tersebut pun menoleh kebelakang dan menyahuti Sumber suara.

"ya?" sahutnya.

"Buku Pengunjung Perpus tadi kamu taruh dimana?" tanya seseorang tersebut.

"Ada kok dilaci" jawaban sekenanya.

"iss!!" desis sebal orang tersebut seakan hendak melempari kepala Perempuan yang bernama Shanum tersebut dengan Buku yang akhirnya ia temukan dengan susah payah.

"Ketemu Ren?" tanya shanum sekali lagi,

kepada perempuan yang dipanggil ren tersebut.

"Iya ketemu! Laen kali jangan tarok di laci" kata ren sedikit menahan emosi.

"Ya, Laen Kali Nanya" jawab Shanum. shanum yang melihat ekspresi wajah ren sangat lucu sehingga ia tertawa .

"Isss!" decak sebal ren sekali lagi dan berlalu masuk ke dalam sebuah ruangan.

Ren atau Rena adalah Rekan kerja Shanum di Perpustakaan Daerah biasanya mereka berdua bergantian saat bertugas menjadi penjaga perpus.

Drrttt Drrttt Drrttt

(bunyi getar ponsel)

"Halo mbak Shanum?"

"Ah iya? Siapa ya?"

"Ini Sofia sekretaris Pak Azam, Anu mbak.. Bu Bela pingsan"

"Apa!!?" terus Ayah Mana? kamu gak ngasih tau ayahku dulu?

"Anu.. Pak Azam dibawa ke Kantor Polisi"

"Hah?! Kok bisa?? "

"Ini mbak.. ceritanya panjang, Kalo bisa mbak ke kantor dulu soalnya bu bela juga disini"

"oke aku kesana"

Tutt Tutt Tutt

(sambungan telpon pun terputus)

dengan cepat shanum menutup Komputernya lalu bergegas untuk pergi.

"Buru buru amat , mau kemana?" tanya ren yang baru saja keluar dari ruangan tadi dan berpapasan dengan shanum.

"Ada urusan mendadak, Tolong izinin Sebentar oke" jawab shanum tergesah-gesah dan pergi.

🌼

Sesampainya di kantor Ayah shanum.

"Mbak Shanum! " panggil Sofia dengan Melambaikan Tangan sebelah. Shanum pun bergegas mendekat dan terkejut melihat Ibunya yang terbaring di sofa tak sadarkan diri.

"Ibuk!! " teriaknya kaget. "Kenapa ibu bisa pingsan? Gimana ceritanya? " Tanya shanum kepada sofia sambil mengusap keringat dan mengipasi wajah ibunya.

"Gini mbak... Pak Azam sama Buk Bela tadi lagi makan siang di Ruang Bapak tapi tiba-tiba Beberapa Polisi dateng dan masuk Ke Ruangan Pak Azam. pas saya sama karyawan lain kaget denger teriakan buk bela langsung kami samperin dan setelah itu saya gak tau gimana ceritanya Pak Azam langsung dibawa Polisi dan Bu Bela pingsan mbak.. " Kata Sofia menjelaskan, dan penjelasan sofia langsung dimengerti Shanum meskipun beberapa pertanyaan masih muncul dibenaknya, tapi untuk sekarang harus ia kesampingkan karena keadaan ibunya saat ini lebih penting. .

"hmm.. yaudah sekarang bantu aku bawa ibu ke Rumah sakit" ajaknya.

"Baik mbak" terima sofia.

🌼

Rumah Sakit.

"Bu Bela Cuman Syok ringan, tidak ada hal lain yang harus dikhawatirkan selain itu" jelas dokter.

"Baik dok, Terimakasih" dan Dokter tersebut pergi berlalu dari Ruang Pasien tempat ibu Shanum terbaring sekarang.

ditatap wajah Ibunya, Perlahan ia memegang kedua tangan ibunya lalu mengusap wajah nya.

"Bu.. " panggil shanum dengan lembut tapi tak ada respon dari beliau.

"Aku keluar sebentar ya bu.. " izin shanum kepada ibunya tapi tetap tidak ada respon

ShanumMengintip ibunya sekali lagi lewat kaca pintu kamar pasien sebelum akhirnya ia Pergi sebentar. Ia pun Menuju kantor polisi tempat ayahnya di tahan, Terkejut. itulah yang ia rasakan sekarang ketika melihat ayahnya mendekam di jeruji besi penjara.

"Ayah!! " pekik shanum. sontak ayahnya pun langsung menoleh dan bangkit dari duduknya.

"Nak, Ibumu.. ibumu tadi pingsan" kata ayah sh anum dengan suara gemetar, khawatir karena tak sempat membantu istrinya yang pingsan saat dibawa polisi tadi.

"ibu gapapa, ayah jangan khawatir.. " jawab shanum menenangkan. "Sebenarnya apa yang terjadi ya? Kenapa bisa jadi gini?" Pertanyaan yang sedari tadi ia pendam di hatinya pun terlontar kepada ayahnya. dengan raut wajah yang merasa bersalah untuk menjawab pertanyaan anaknya tersebut Pak malik sedikit gemetar dengan suara rintih memelas kepada shanum.

"Nak.. maafin ayah, sebenarnya. bisnis ayah bangkrut.. entah karena apa tiba-tiba konsumen Minta balikin semua uang mereka karena barang yang ayah jual rusak.. padahal sebelum ayah kirim sudah benar-benar ayah cek" jelas Pak Azam dengan kening yang berkerut, mencoba menelaah apa yang sebenarnya terjadi secara tiba-tiba karena ia juga bingung.

"Sebagai ganti rugi ayah dah jual semua aset dan tabungan buat balikin uang konsumen dan investor termasuk Pesangon dan gaji karyawan ayah yang terpaksa harus diresignkan" lanjutnya.

"terus kenapa ayah masih ditahan dikantor polisi? " kali ini dahi wajah shanum yang berkerut karena kebingungan.

"The Davonder Furniture" ucap ayah shanum sekali dan hanya direspon bingung oleh shanum.

"ya?"

"Itu salah satu investor ayah yang paling gede, Pabrik furniture punya pak Alex davonder . Investasi dia paling besar dan uang ayah gak cukup buat melunasi hutang kepada pabrik itu. " lanjut pak azam.

"Orangnya mana? biar Lea yang bicara sama beliau. " ucap shanum celingak celinguk melihat sekitar. karena biasanya jika ada yang dilapor pasti pelapornya disana. tapi masalahnya tidak ada perwakilan dari pelapor yang muncul disini yang ada hanya ayah shanum saja.

"Mungkin besok pak alex dateng. memang kamu mau bilang apa nak? "

"cuman mau bilang kalau lea yang bakal lunasin hutang ayah ke dia. tapi kasih tenggat waktu.. ".

"hah... maaf ya nak.. " kata pak azam dengan helaan nafas kasar. betapa merasa bersalahnya beliau karena anaknya harus mengalami juga dampak dari keteledorannya. "Kamu gaperlu gitu mending uangnya kamu simpen.. lagian ayah gapapa disini, ayah pasti bakal bebas dan kamu jangan terlalu banyak pikiran juga. kamu harus jaga ibumu di rumah sakit supaya dia bisa cepet pulih ya.. " jelas ayahnya dengan nada lembut sembari mengelus pipi kanan putri tunggalnya itu.

"Hmm.. tapi ayah harus tidur disini malem ini dan Lea gamau. Intinya Lea bakal ajak pak alex itu negoisasi. " kekeuh shanum dan ayahnya tidak bisa membantah karena ia tau kalau sifat anaknya itu keras kepala.

"Besok pak alexnya datang kamu gaperlu nungguin. Sekarang kamu pulang ya temenin ibumu.. "

mendengar perintah ayahnya tersebut mau tidak mau shanum harus rela meninggalkan ayahnya yang hari ini akan bermalam di penjara, Kemudian dengan terpaksa shanum pun kembali pulang.

Tak lama setelah shanum pergi, Seorang pria paruh baya yang sedari tadi mengamati dan mendengar percakapan shanum dan ayahnya tersebut pun keluar dari tempatnya bersembunyi. sembari diikuti beberapa ajudan yang juga ikut keluar dari balik dinding pembatas penjara.

"Jadi itu Putrimu Pak Azam? " kata pria itu yang langsung mengagetkan Pak Azam.

"P-Pak Alex?! " Kaget ayah shanum karena tiba-tiba saja Pemilih Pabrik Furnitur davonder yaitu Alexavin davonder muncul tiba-tiba tak lama setelah shanum pergi.

"Gimana dengan tawaran saya? apa kamu sudah bicara sama putrimu tentang tawaran itu?" tanya Alex lalu berjalan mendekat ke arah jeruji besi dan berhadapan dengan ayah shanum.

dengan mata yang tak fokus karena memikirkan sesuatu yang diucapkan pak alex barusan kepadanya. Ayah shanum sedikit cemas dan ragu akan sebuah tawaran tersebut.

"Maaf pak, Saya belum bisa bicara kepada anak saya, Tapi sepertinya saya akan menolak tawaran itu pak." jawab azam mencoba memantapkan hatinya.

"Berarti kamu mau selamanya dipenjara dong? " pertanyaan tersebut hanya dijawab dengan keheningan oleh Azam.

"Hah.. yasudahlah.." jawab Alex pasrah dengan helaan nafas jengkel.

"yah mungkin saat ini kamu akan menolak, tapi kita tidak akan tau seiring waktu yang berjalan " ucap Alex dan langsung pergi meninggalkan Azam lalu diikuti oleh ajudan-ajudannya.

🌼

Keesokan paginya setelah menjenguk ibunya yang masih tidak sadarkan diri di rumah sakit, Shanum pergi bekerja seperti biasanya. Tapi dikondisi ini sangat berbeda, karena fokusnya terbagi antara masalah pribadi, ibu,ayah dan pekerjaannya. alhasil pekerjaannya terus menerus salah dan ini berlanjut sampai seminggu telah terlewati. Shanum tetap membuat kesalahan dan kemudian ia pun mendapat teguran dari beberapa teman sekantor.

"Shanum, kamu yang kerja beneran dikit dong. kami capek tau ngulangin hal yang sama terus!" keluh Rena lalu disusul sahutan suara keluhan staff kantor yang lainnya.

"btw kamu dipanggil Kepala perpus ke ruangannya tuh." kata Salah satu staff kepada Shanum yang memecah fokus shanum saat ini.

"Oh? Oke.."

Shanum pun masuk ke ruang kepala perpus.

"permisi pak.. " salamnya dan kemudian masuk .

"ya masuk" sahut suara yang ada di dalam.

kemudian shanum pun duduk berhadapan dengan kepala perpus.

"Jadi gini, Saya tau akhir-akhir ini kamu lagi kena masalah. mungkin karena kamu lagi banyak pikiran jadinya kurang fokus tapi kalo berkelanjutan seperti ini yang ada urusan kerja dan pribadi kamu kecampur.." oceh kepala perpus yang membuat shanum tidak dapat berkutik lagi.

"alhasil kinerja kamu jadi buruk, saya mau kasih penjelasan ini ke kamu karena banyak staff lain yang ngeluh ke saya" jelas Pak Kepala. tanpa memberikan kesempatan untuk Shanum mengatur ritme detak jantungnya yang saat ini sedang gugup, kepala perpus malah mengatakannya langsung to the point.

"Baik pak.. saya minta maaf.. " hanya itu yang terucap di mulut shanum.

"Gini aja.. ini dah seminggu kerjaan kamu kek gini terus, saya bukan gak memperhatikan kamu selama seminggu ini. tapi kamu masih gaada perubahan sama sekali." oceh an kepala perpus masih berlanjut sekitar 5 menit lamanya dan shanum hanya bisa mengangguk dan menunduk.

"ini surat resign kamu dan ini." tiba-tiba kepala perpus memberikan dua amplop di atas mejanya. "dan ini setengah gaji juga pesangon untuk kamu" lanjutnya. sontak hal itu membuat shanum kaget.

"Pak kok tiba-tiba saya diberhentikan? kan saya dah lama mengabdikan diri disini pak" shanum yang tadi hanya diam mendengarkan ocehan kepala perpus pun kini mendongakkan kepalanya dengan suara tegas dan butuh kejelasan.

"Maaf sebelumnya. ini keputusan yang terbaik untuk kamu shanum." tapi hanya itu yang terlontar oleh kepala perpus.

Brakk!!

Shanum yang kesal lalu mendobrak meja tersebut.

"Saya kecewa sekali. saya gak akan pernah sudi menginjakkan kaki disini lagi" cetus shanum tanpa mengambil amplop-amplop di atas meja tersebut ia malah langsung berlalu pergi dari ruang kerja kepala perpus tersebut.

namun, tak berapa lama shanum pergi. Seseorang muncul di balik sebuah pintu yang terhubung keluar balkon ruangan kepala perpus dan tak jauh dari mejanya, seseorang itu kemudian berjalan mendekat ke arah kepala perpus.

"Sebenarnya saya gak tega memecat shanum pak" ucap kepala perpus kepada seseorang tersebut.

"kamu harus, Saya juga gak akan merugikan kamu. kamu ingat dengan janji sebelumnya kan? kalau suatu saat aku butuh bantuan kamu akan membantu? dan aku menagih janji itu " jawab seseorang itu.

"Iya pak alex saya tau hanya saja shanum salah satu karyawan yang kinerjanya bagus disini.dan saya ingat kalau bekerja disini adalah cita-citanya sejak dulu. saya rasa perbuatan bapak salah, gimana kalau suatu saat shanum tau bapak yang ada dibalik penghentian impiannya selama ini" ucap kepala perpus kepada seseorang yang ternyata adalah pak alex pemilik pabrik davonder yang juga membuat ayah shanum dipenjara.

"saya yang akan tanggung semua kesalahan itu. asalkan dia bisa jadi menantu saya" ucap alex

"baik jangan libatkan saya lagi tentang hal ini kedepan" jawab kepala perpus.

Dengan perasaan kecewa dan sedih karena menerima kenyataan bahwa impiannya bekerja di perpustakaan daerah sejak kecil harus hancur karena diberhentikan dari sana. ia jadi benci tempat itu sekarang. Shanum pun pulang dengan mata yang merah karena menahan tangis.

Sesampainya di depan Rumahnya yang kini bertengger tulisan "Disita" didepan pintu rumah tersebut. shanum pun masuk tanpa was-was seperti biasanya.

"Buk.. Shanum pulang" ucap shanum hambar karena walau ia sadar jika ibunya sekarang masih koma di rumah sakit.

"Ayah lagi ngapain? nonton tv sambil makan bolu lapis lagi pasti hahaha" racau shanum seperti orang tidak waras. tidak ada siapapun di rumah ini. bahkan semua perabotan pun kosong karena sudah diambil pihak penyita.

Gubrakkk

(Suara bantingan pintu keras oleh shanum.)

"maaf angin.. " ucap shanum berbicara sendiri dan tak ada sahutan setelahnya selain suara sunyi ruang hampa.

Shanum pun berjalan masuk ke dalam rumahnya, ia hidupkan lampu rumahnya dan ditatapnya sekeliling rumah yang kosong dan hanya ada lantai dan langit-langit rumah saja. seperti rumah baru yang belum ada perabotan apapun tertata disana

Shanum berjalan ke salah satu sudut rumah, ia lalu duduk meringkuk.

"Aaaaaaaah!!! "

jeritnya yang sedari tadi tak tertahankan bersamaan dengan air mata yang mengalir. Karena ini kali pertama dalam hidupnya ia merasakan kesusahan yang amat berat. Shanum pun membaringkan tubuhnya ke lantai dingin tanpa satupun alas yang menengahinya. tak lama kemudian ia pun tertidur.

🌼

Keesokan paginya shanum ke rumah sakit untuk melihat kondisi ibunya. Syukurlah ibunya sudah sadar,

"Lea gak kerja? " tanya ibu shanum yang memanggil putrinya dengan panggilan kecil shanum yaitu Lea dari kata Azalea.

"nggak lea ambil libur buk.. " jawab Lea sambil mengaduk-aduk bubur untuk sarapan ibunya. ia terpaksa berbohong jika tidak ibunya pasti akan lebih panik lagi.

"Ayahmu.. " belum sempat ibunya melanjutkan kalimat yang ingin ia ucapkan shanum langsung menyela.

"habis ini Lea jenguk ayah sekalian mau anterin makanan. ibu jangan khawatir oke" ucap lea sambil mengedipkan sebelah mata yang membuat ibunya tertawa .

tak lama Shanum dan ibunya mengobrol seorang perawat pun memanggil shanum untuk berbicara.

"Lea keluar bentar ya buk, ibuk bisa makan sendiri kan.. " tanya lea dan memberikan piring yang tinggal berisi seperempat bubur di atasnya.

"iya... ibu bisa makan sendiri" jawab ibu shanum.

dan kemudian shanum menemui perawat tersebut.

"iya ada apa ya sus? " tanya shanum kepada perawat tersebut

"semua biaya rumah sakit Bu Bela sudah dibayarkan lunas sampai ia sembuh ya mbak" jelas perawat.

"Hah?kok bisa? siapa yang bayarin sus? " tanya shanum lagi karena kaget.

Maaf mbak.. saya tidak bisa memberikan keterangan lebih hanya saja yang membayar cuman bilang kalau dia salah satu kerabat nya" jelas perawat sekali lagi dan shanum hanya mengangguk kosong sambil memikirkan dan mengingat satu persatu kerabat yang ia kenal di keluarganya.

"siapapun itu tolong sampaikan terimakasih saya ya sus"

"iya mbak nanti saya akan sampaikan"

Setelah shanum pergi tak lama kemudian Seseorang yang familiar muncul kembali dan perawat tadi pun menghampiri seseorang tersebut.

"gimana? " tanya orang itu

"Sudah saya beritahukan Pak, katanya ia ngucapin terimakasih" jawab perawat.

"oke kalau gitu kamu boleh pergi" ucapnya dan bersamaan dengan perginya perawat tersebut.

"Eh Pak Alex" tegur seorang Dokter dan menghampiri seseorang yang ternyata pak alex tersebut.

"Eh Dokter Dani, apa kabar" Pak Alex pun menyambut salam tangan disusul pelukan sahabat ke dokter dani itu.

Alhamdulillah, kalau pak alex sehat sehat aja kan sekarang? " jawab dokter dani.

"alhamdulillah juga, setelah ngikutin saran pak dokter saya dah bisa jalan seperti biasanya dan lutut juga gak terlalu nyeri lagi"

"alhamdulillah kalau gitu, ngomong - ngomong pak alex ada urusan apa kesini?" tanya dokter dani.

"anu.. saya mau jenguk istri rekan kerja saya Di kamar pasien 803 itu dan saya udah bantu lunasin biayanya juga tapi tolong pak dokter jangan kasih tau mereka ya kalau saya yang bayar" jelas Alex

"Aa.. pasien 803 itu pasien saya. berarti pasien atas nama Bu Delleana isabela. baik-baik pak nanti akan saya rahasian" jawab dokter

"baik pak dokter terimakasih.. oh ya Dok, saya masih ada kerjaan kalau gitu saya pergi dulu ya"

"siap-siap . nanti saya undang syukuran cucu saya ya pak, jangan lupa datang" ucap dokter dani ssambil menepuk-nepuk bahu pak alex dan dibalas juga oleh pak alex.

"siplah kalau gitu doakan saya biar punya cucu juga ya hahaha" kata pak alex sembari tertawa.

"aamiin.. "

Kalau gitu pamit dulu assalamualaikum "

"waalaikumsalam "

Pak alex pun berlalu pergi, kemudian dokter dani pun juga berjalan menuju kamar 803 yaitu kamar ibunya shanum.

"Selamat pagi ibu bella" sapa dokter dan berjalan menghampiri shanum dan ibunya. serempak mereka berdua menoleh ke arah dokter.

"pagi.. "

"obatnya sudah diminum? " tanya dokter sembari memeriksa alat detak jantung.

"sudah tadi habis sarapan dok" jawab shanum mewakili ibunya.

"hmm... ini kondisi pasien sudah sedikit membaik, Sore ini bisa langsung pulang" ucap dokter sambil tersenyum lega

"alhamdulilah.." jawab shanum dan ibunya sambil menatap satu sama lain

"nanti mbak shanum ikut perawatnya ya, buat urus surat kepulangan"

"baik dok"

"kalau begitu saya permisi dulu"

"ya terimakasih dok.. "

dokter hanya membalas dengan seyuman sekilas lalu pergi, tak lama kemudian shanum pun ikut perawat jaga untuk mengurus surat kepulangan ibunya.

🌼

Sore itu setelah selesai menerima berkas kepulangan shanum dan ibunya pun akhirnya pulang, setelah memesan go car online yang menjemput shanum dan ibunya di rumah sakit mereka pun kembali ke Rumah Neneknya shanum karena rumah mereka yang lama sudah tidak bisa ditempati lagi.

"Assalamualaikum nek, " salam shanum sembari membuka pintu dan menuntun ibunya berjalan masuk ke dalam.

"waalaikumsalam.. mari nak masuk dulu"

"iya nek"

mereka pun duduk di sofa,

"yasudah kamu dan shanum istirahat dulu di kamar, nanti nenek siapin makanan dulu"

"baik nek.. "

Shanum pun menuntun ibunya ke kamar dan beristirahat.

🌼

(Next>>)

CHAPTER 2 "Hanya ingin Tenang bukan Senang"

Sang Benih merasa terpenjara di dalam tanah..

mengharapkan sebuah kebebasan..

hanya air dan sinar cahaya yang menyusup masuk..

bertamu dan menghilang seketika..

🌼

Telah 2 minggu ayahnya dipenjara dan shanum sesekali menjenguk untuk menghantarkan makanan. kini akhirnya ayahnya dikeluarkan sejenak dari jeruji besi itu, dihadapkan kepada shanum, dan juga pak alex disebuah ruangan khusus di kantor polisi lalu secarik kertas dan cap stempel di atas meja.

30 menit yang lalu

Shanum yang sudah pamit kepada nenek dan ibunya untuk merantau ke kota kecil yang tak jauh dari tempatnya tinggal saat ini pun hendak menuju stasiun kereta. dengan berbekal 1 koper dan harapan agar hidupnya akan berubah setelah ini tergambar di binar mata dan sudut senyum simpulnya.

ya, setelah impian pertamanya sejak kecil untuk bekerja di perpustakaan daerah. shanum bermimpi untuk bekerja di Book & Coffe Classic yang baru-baru ini sedang resmi dibuka, ia sudah diinterview tempo hari melalui video call dan besok adalah hari pertamanya bekerja. karena itu ia akan pindah ke kota tersebut.

Saat hendak memesan tiket kereta dan menunggu di stasiun, tiba-tiba ia ditangkap oleh gerombolan pria bertubuh besar yang kemarin mengejarnya, Shanum sudah meronta-ronta tapi tetap saja ia dibawa.

kesal dan sedih itulah yang ia rasa, Rencananya hari ini gagal totaldan malah dibawa pergi.

Shanum hanya menangis saat tangannya diikat dan didalam mobil berdampingan dengan para pria aneh itu. shanum berdoa semoga ia tidak diapa-apakan. mobil yang membawa shanum pergi malah berhenti disebuah kantor polisi yang sangat familiar.

dan kantor itu tempat ayahnya di penjara, shanum bertanya-tanya dalam hati. kenapa ia dibawa kesini. dan tibalah ia disuruh duduk disebuah meja di ruang khusus disana. tak lama kemudian seorang pria yang sebaya dengan ayahnya pun berjalan masuk dan duduk berhadapan dengannya .

"Siapa anda" tanya shanum dengan tatapan sinis.

dan pria itu hanya meletakkan sebuah kertas berisi perjanjian dan stempel dihadapan shanum.

"silahkan dibaca" ucap pria itu

"hah?" bingung shanum dan mengalihkan tatapannya pada kertas tersebut.

Saat menbaca isinya, alangkah terkejutnya shanum melihat persyaratan pembebasan ayahnya dan pelunasan hutang dengan tuntutan agar shanum mau dijodohkan dengan anaknya Ceo furniture davonder jika tidak mau ayahnya harus dipenjara seumur hidup. Pembebasan bersyarat ini sangat tidak adil bagi shanum.

"jadi anda? alexavin davonder? " sinis shanum dan hanya dibalas anggukan oleh alex

"ini tidak adil, cara anda mau bertemu saya pun sangat merugikan saya. saya sudah berkali-kali mengirim permintaan temu tapi selalu anda tolak, DAN KENAPA HARUS HARI INI!!! " bentak shanum kesal,

karena seharusnya ia sekarang sudah didalam kereta mengejar waktu untuk impiannya besok yang sekarang jadi gagal.

"maaf, Saya memang sedikit sibuk. sekarang kita sudah bertemu kan. apa ada yang mau kamu katakan? " jawab alex dengan santai.

"Perjanjian bersyarat macam apa ini, saya sudah sampaikan kalau saya akan melunasi hutang ayah saya sendiri. saya akan dapat pekerjaan baru, tapi sekarang anda malah mengacau. saya tidak butuh perjanjian ini" ucap shanum tegas.

"oh.. berarti kamu mau ayah kamu dipenjara seumur hidup. baiklah" jawab alex meremehkan.dan tak lama kemudian Ayah shanum pun diantar polisi menuju ruang tempat shanum dan alex mereka bertiga pun duduk berhadapan.

ditatap shanum wajah ayahnya yang letih dan sedang melototi alex.

"Lex! aku sudah bilang jangan libatkan anakku disini! " bentak ayah shanum.

"tenang zam, duduk dulu sini" kini alex membantu ayah shanum dengan merangkul tangannnya tapi langsung ditepis oleh azam ayah shanum.

"ck!"

"Nak, Kamu jangan khawatir.. ayah gapapa, kamu gaperlu ngikutin hal aneh yang ada dikertas ini" rintih lemah ayah shanum yang membuat hati shanum bergetar.

mengingat ayahnya ini pasti tidak terurus dipenjara ini, wajah yang pucat dan babak belur karena penjaga penjara. sedangkan shanum merasa egois karena memikirkan dirinya sendiri dan impiannya. ia jadi berpikir harus berapa lama lagi jika ia bekerja dan melunasi hutang ayahnya melihat kondisi ayahnya saja yang sudah seperti ini. lebih parah lagi jika pak alex tidak mau mencabut tuntutan dan membuat ayahnya terpenjara seumur hidup.

"Lex, aku mohon jangan libatkan putriku disini. dia punya pilihannya sendiri" mohon ayahku bersujud mencium kedua tangan alex.

"ssstt.. sudah zam" kini alex mengangkat kepala adam dan menepuk pundaknya, "Kamu itu teman dan sahabatku aku sekarang sedang butuh persetujuanmu aku memilih putrimu" jawab alex.

"tapi bukan dengan cara yang seperti ini. anakku punya pilihan masa depannya, bukan keterpaksaan."

Shanum hanya terdiam, berpikir sejenak. ditatapnya lagi wajah ayahnya, apakah ayahnha dan pak alex adalah teman. tapi tidak ada teman yang menyusahkan temannya sendiri.

"Shanum pergilah nak, lex biarkan dia pergi" ucap ayah shanum sambil mengelus pucuk kepala putrinya tersebut.

"oke kalau menolak" sahut alex dan menarik kembali kertas itu.

"Anda memang tidak punya hati" umpat shanum menatap tajam alex. merebut kembali kertas dan membuka stempel. lalu ia cap jempolnya pada kertas itu dan menyetujui perjanjian tersebut. Seketika senyum semeringah terpancar di wajah alex,

"Bagus.. pilihan yang bagus calon menantu haha" tawa senang alex dan mengelus pucuk kepala shanum namun ditepis oleh shanum.

"Ajudan cepat urus surat pencabutan tuntutan adam. " perintah alex. walau kebahagiaan alex dan shanum berbeda. tapi shanum bahagia karena semudah itu ayahnya akhirnya dibebaskan.

"Nak, jangan nak.... " tangis ayahnya menyesal disusul tangisan shanum.

"Gapapa ya.. tapi jangan bilang ibu kalau aku menikah, maaf kalau harus bohong sama ibu karena shanum izin ke ibu dan nenek mau merantau nanti mereka kaget kalo tau kejadian ini dan shanum gamau ibu syok lagi.. " jelas shanum berusaha tegar.

Setelah itu, Shanum dan Ayahnya yang telah bebas menuju kediaman Alex. tanpa ada persiapan lagi. akhirnya shanum besok akan menikahi anaknya pak alex yang sama sekali belum pernah ia temui, terdengar rumor jika Anaknya Pak Alex adalah sosiopat penggila kerja.

"Ibu belum tau ayah dah bebas kan? " tanya shanum

"belum nak, ayah bingung mau jelasin dari mana"

"yasudah.. bilang saja shanum mendapat cashbon dari tempat kerjanya yang baru. dan bisa lunasin hutang. bilang gitu aja" jelas shanum.

"tapi bagaimana dengan kamu yang menikahi ini? ibumu suatu saat pasti akan tau nak"

"Untuk sekarang ibu gaboleh dulu tau yah, nanti kedepan biar shanum urus itu. jadi ayah gaperlu khakhawatir.

🌼

Keesokan harinya dikediaman Alex davonder dengan hanya di hadiri orang-orang terdekat, Akad dan ijab kabul di langsungkan. Pernikahan Pertama bagi shanum terasa hambar, itulah yang ia rasa. tanpa kehadiran ibu dan neneknya, hanya ayahnya yang mengiringinya berjalan menuju altar pengantin. sisanya hanya orang asing yang menatapnya dari segala penjuru, bahkan ketika ia duduk di altar, ia bahkan tidak menatap dan melihat siapa yang ia nikahi. ia seperti robot tanpa pikiran dan tanpa perasaan apapun. ia merasa bersalah telah membohongi ibunya,

hari ini yang seharusnya hari pertama impiannya dimulai untuk bekerja dan mencari pengalaman di kota rantau yang selama ini dia impikan malah melenceng ke arah lain. ia tida menyangka akan jadi seperti ini. hari ini ia terpaksa menikah dengan yang bukan pilihannya.

"Saya terima Nikahnya Shanum Azalea binti Azam Malik dengan Seperangkat Alat Sholat dan cincin berlian dibayar tunai"

Suara deep tone namun halus terdengar tepat disebelah shanum sekarang, entah siapa yang telah mengucap akad untuk dirinya saat ini. ia tidak bisa menatap wajah siapa yang ia nikahi saat ini, tak sengaja air mata shanum menetes. kesal karena takdir dan inilah yang ia rasa.

Saat pertukaran cincin pernikahan Shanum tetap menunduk, ia tidak ingin melihat siapa yang ia nikahi.

🌼

"Tuan Reyl, Selamat untuk anda" .

Selamat bro.. "

"Selamat dek"

bergantian orang bersalaman kepada Xireyl Cleo Davonder anak dari Alexavin Davonder yang tidak terlalu disorot publik selama ini.

"dimana Adik ipar? " tanya sang kakak Clairelyn Davonder.

"Dia masuk istirahat sebentar" jawab leo

"sayang, kamu liat natasha? " tanya harris suami relyn.

"nggak. aku kira sama kamu tadi" jawabnya. "yaudah leo semangat ya buat malem ini! " bisik relyn meledek adiknya itu dan leo hanya menggeleng memaklumi kejahilan kakaknya.

"yaudah yuk cari natasha dulu" ajak harris.

"Oke bye. " Relyn melambai dan mengkode jahil leo sekali lagi. Leo hanya sinis dan kemudian lanjut menyalami tamu. tak sedikit para tamu yang mengherankan kemana perginya pengantin perempuan padahal mereka juga ingin menyalami atau sekedar hanya ingin tau. hanya ayah pengantin, pak alex dan leo yang sibuk menghantar tamu pulang.

"Shanum, Nak mau kemana" tanya ayahnya karena saat acara santap siang bukannya malah masih berdiri disamping suaminya, shanum malah pergi.

"biarin aja zam, mungkin dia capek" sahut alex. Azam hanya menatap lesu alex dan kemudian mendekat ke arah Leo. "Nak Leo, Maafkan sikap putri saya.. saya juga minta maaf untuk sikap putri saya kedepannya" ucap azam sedikit menunduk. Leo pun langsung meraih tangan Azam yang sekarang ini adalah ayah mertuanya.

"gapapa pak, saya akan berusaha juga" lalu ia cium pucuk tangan ayah mertuanya itu.

pembawaan leo ini sangat tenang dan bijaksana, sangat berbeda dari rumor yang entah muncul dari mana.

🌼

disisi lain Shanum yang sama sekali tidak melihat wajah suaminya sampai acara akad selesai tidak begitu peduli. merasa lelah dan langsung pergi meninggalkan acara tersebut.

Shanum duduk di salah satu bangku taman di halaman belakang, jauh dari hiruk pikuk acara yang berisik. perasaan aman dan tenang saat ini ditempatnya duduk. ia melamun, Entah apa yang akan terjadi ke depan. Entah bagaimana ia akan menjelaskan semua ini kepada ibunya, apakah ia akan berbohong selamanya.

ditengah-tengah lamunan shanum, terdengar bunyi berisik dari balik semak.

BRUKK!

(bunyi suara jatuh, dan tak lama kemudian.)

"Huaaaaaaaaa!!!! mamaa!!!! hiks ngg hiks!! "

teriakan seorang anak kecil dari suaranya seperti anak perempuan, shanum kemudian mendekat ke sumber suara itu.

"hah? ya ampun!! " kaget shanum.

cepat-cepat ia bantu gadis kecil itu berdiri dan membersihkan bajunya lalu ia bawa duduk dikursi taman. ia sobek sudut gaun pengantinnya untuk membalut luka sang gadis.

"sakit gak? " tanya shanum lembut. dan gadis itu hanya mengangguk pelan mengisyaratkan jika lukanya itu sakit.

"dah.. sekarang udah gapapa" senyum simpul shanum.

"makasih tante.. " jawab sang gadis

Kok kamu bisa disitu..? " tanya shanum.

"tadi nasha ngikutin kupu-kupu, dan kupu-kupunya berhenti di pohon. eh nasya liat ada ulet juga di pohon itu, nasha kaget dan jijik ngeliatnya huaaaaa!!! " sang gadis pun menangis.

"hussh.. sst... udah udah gapapa kok" ucal shanum menenangkan.

"tadi nama kamu siapa?

"nasha"

"ah.. nasha gini, kupu-kupu yang kamu liat itu sebelum jadi kupu-kupu dia itu seekor ulat lho"

"hah? masa sih? "

"ulat itu awalnya jelek ya kan? " jelas shanum dan nasha memperhatikan dengan fokus sambil mengangguk-angguk.

"nah.. dia jadi kepompong dan berubah jadi kupu-kupu. ulet yang jelek itu berubah cantik jadi kupu-kupu"

" gitu ya, kepompong itu apa tante? " tanya nasha penasaran.

Emm.. kepompong itu, sini nasha ikut tante.. " ajak shanum kembali menuju pohon tadi.

"nasha gamau ada ulet" tolak nasha langsung mendekap kebelakang tubuh shanum.

"gapapa kok ada tante jangan khawatir'". shanum pun memegang tangan nasha dan menunjuk seekor ulat yang diteriaki nasha tadi telah membungkua sedikit demi sedikit tubuhnya menjadi sebuah kepompong.

"nih nasya liat, ulet yang tadi membungkus dirinya seperti ini. dan saat dia membungkus semua tubuhnya itulah yang dinamakan kepompong"

"ihh jijik.. " sahut nasha tapi tetap mengangguk paham. shanum hanya tertawa kecil melihat tingkahnya. "udah yok tante kita jangan disini mulu" nasha pun menarik tangan shanum menuju bangku tadi. dengan wajah yang masih geli nasha langsung memeluk tubuh shanum. shanum mengelus kepalanya lalu berkata, "nasha, kalau ulat itu punya hati pasti dia udah sakit hati dan nangis karena dikatain jelek dan orang orang jijik ngeliatnya. betul? " sahut shanum kepada nasha

"apa iya tante? "

"iya.. dan dia pun tumbuh jadi kepompong lalu kemudian jadi kupu-kupu yang cantik"

"iya juga ya.. "

Artinya gini nasha, kita gaboleh memandang sesuatu itu jelek terlebih dahulu. karena yang kita kira buruk belum tentu baik dan yang kita kira baik belum tentu buruk" jelas shanum. dan kini nasha mengangguk sangat paham.

"bener sih, nasha jadi gaenak sama ulet. nasha minta maaf ya ulet. berarti lain kali nasha gaboleh nilai sesuatu jelek dulu ya te? "

"iya betul nasha pinter.. "

"hehehe.. tante ini peri ya cantik sekali," kagum nasha kepada shanum dan shanum hanya tersenyum.

tak berapa lama kemudian, sebuah suara panggilan seorang wanita dan pria dari kejauhan.

"Natasha! Natasha dimana kamu" teriak sang wanita.

"Nak dimana kamu. natasha! " susul sang pria.

Shanum dan nasha pun mendengar panggilan itu. terutama nasha yang langsung turun dari pangkuan shanum.

"tante peri, makasih ya udah nyelametin nasha, Papa mama dah nyariin nasha.. nasha pulang dulu ya" ucap nasha lalu menyalami shanum. shanum pun mengelus pucuk kepala nasha dan kemudian nasha pergi ke sumber suara.

"Mama! Papa! Nasha disini" teriak nasha berlari ke arah sana.

Natasha.. " peluk sang wanita alias ibu nasha

"Nasya kamu jangan jauh-jauh mainnya ya" ucap sang ayah lalu melihat tangan anaknya itu yang diperban. "ini kenapa nak? " tanya nya khawatir.

"tadi nasha jatuh terus ada tante peri baik hati yang nolongin" jelas nasha polos.

"tante peri siapa? " tanya ibu nasha

"itu dia disana" tunjuk polos nasha tapi tak ada siapapun disana.

"ohh.. yasudah ayo kita balik ke aula aja" ajak ayahnya.

🌼

Shanum dengan cepat kembali ke tempat istirahatnya setelah nasha pergi,

di kamar pengantin dengan hiasan silver bercampur rose gold yang menghiasi dindingnya dan pantulan cermin yang memperlihatkan dirinya dengan pakaian pengantin bersiluet mawar emas kecil berjejer di lingkaran pundaknya. Gaun yang seharusnya bagus terlihat biasa saja dimatanya, warna kesukaannya yang saat ini menghias kamarnya menjadi warna yang muak untuk dilihatnya.

Shanum menghempaskan tubuhnya ke atas Ranjang, Melihat langit-langit kamar pengantij itu. entah apa yang akan terjadj setelah ini.

"Mungkin, Apa yang baik menurutku belum tentu baik menurutmu Ya Rabb, dan Yang Buruk bagiku ternyata itulah yang terbaik untukku kan ya rabb? " gumamnya. memikirkan kembali kata-kata yang ia ucapkan pada nasha ternyata sebuah singgungan untuk dirinya sendiri.

Malam pertama, Shanum malah tertidur di ranjang kamar pengantinnya.

Cklek

bunyi sebuah pintu terbuka, membangunkan shanum. Terlihat sesosok pria berperawakan tinggi jangkung. kulit nya putih bersih dan terlihat urat yang timbul di lengan dan punggung tangannya, rambutnya hitam dan sangat halus. dengan hanya memakai kaus hitam oblong dan training abu abu pria itu berjalan masuk ke arah shanum. sontak shanum langsung membenarkan posisi nya yang terbaring men jadi duduk.

Gemetar dan gugup itulah yang shanum rasa, Mengingat ini malam pertamanya dan ia langsung sadar apa yang biasanya dilakukan di malam ini.

"Anu.. " laki-laki itu membuka suara duluan setelah duduk disamping shanum. terdengar kembali suaranya yang juga shanum dengar saat akad tadi. Suara berat tetapi terdengar pelan dan halus.

Saya siap! " ucap shanum Tiba-tiba tapi ia tidak bisa menghentikan tangannya yang terus menerus gemetar.

"ekhem! bukan itu" suara laki laki itu pun ikutan gugup .

"jadi? " kali ini tanpa sadar shanum menoleh ke arahnya dan mereka pun menatap satu sama lain. Rona merah pun terpancar dikedua wajah satu sama lain, selang beberapa detik pun mereka sama-sama membuang pandangan ke arah lain.

"khem! saya.. tidur di kamar sebelah, kamu bisa tidur disini" kata leo dengan cepat dan keluar. Saat itu yang shanum rasa, kaget bercampur bingung. karena itu kali pertama bagi dirinya melihat secara langsung wajah suaminya itu,

Saat menatap satu sama lain dipersekian detik tadi, Shanum tidak lupa bagaimana detail fitur wajah itu. dengan alis tebal, kulit putih bersih dan pori-pori yang kecil, hidung mancung, bibir tipis dan tampak lesung pipi disebelah kirinya saat sedang berbicara. tak lupa bentuk giginya yang bertaring kecil juga bentuk mata elang dengan bulu mata turun tidak lentik yang menambah kesan tajam saat ia menatap.

"wah.. tampan.. " tanpa sadar shanum mengucap kalimat itu. ia merasa jadi orang tak tau malu sejenak karena terlalu kagum dan kaget melihat rupa suaminya yang benar-benar masuk kriteria tipe idealnya.

Wajah shanum tiba-tiba merona, Leo yang ia dengar dari Rumor ternyata tidak seseram yang ia lihat sendiri dengan mata kepalanya.

"tetap saja pernikahan ini bukan keinginanku" gumam shanum. yang menyadarkannnya kembali tentang situasi yang saat ini sedang ia alami. ia pun tertidur dengan nyaman karena hal yang belum siap ia lakukan tidak akan terjadi malam ini.

🌼

(Next>>)

CHAPTER3 "Kebohongan itu seperti Madu, Manis dan Candu"

Doa yang terus diucap akhirnya terjawab..

Sang Benih berkembang jadi bentu k baru..

Walau air dan cahaya sering bertamu dan menghilang..

Namun Udara terus menariknya keluar dari dalam. tanah..

. .

🌼

P. O. V Leo

Disisi lain, Leo langsung menutup pintu kamar miliknya. hal yang ia rasa saat ini berbeda dengan apa yang dirasa oleh shanum, ia malah merasa takut dan khawatir.

Sejujurnya ia sangat menghindari pernikahan, Namun ayahnya terus-terusan meneror. ia tidak merasakan perasaan apapun saat melihat perempuan. ia takut malah akan menyakiti mereka, ya. Leo seorang impoten. kejadian ini bermula saat ia putus dengan pacarnya yang terakhir karena saat itu tiba-tiba leo tidak bisa memegang ataupun menyentuh pacarnya, ia tidak punya keinginan dan mood untuk melakukan hal tersebut dan malah merasa risih jika ia harus melakukannya. Perasaan tidak enak dan aneh ini muncul tiba-tiba, dan ini bukan kali pertamanya karena Leo sudah sering bergonta ganti pasangan.

tapi terus berakhir dengan putus, Leo menerima perjodohan ini dari ayahnya. karena Leo mengingat sosok shanum saat di perpustakaan masa kuliah dulu, ia tau jika shanum adalah juniornya di kampus tapi mungkin shanum tidak menyadari hal itu. Leo ingat jika dulu orang yang membuatnya merasakan perasaan jatuh cinta untuk pertama kalinya adalah shanum, tapi Leo tidak sempat mengungkapkan apalagi untuk sekedar Pendekatan. Mereka dulu bahkan belum pernah mengobrol dan berkenalan satu sama lain, Wajar saja jika shanum tidak mengenali Leo. bukan tanpa alasan Leo menerima Lamaran perjodohan ini karena ia sudah tau tentang shanum sejak awal.

Setelah lulus dari kampus Leo bahkan tidak sempat meminta nomor handphone dan bahkan alamat rumahnya. Cinta Leo benar-benar berhenti sampai disitu seperti jalan buntu, Yang berakhir dengan Cinta bertepuk sebelah tangan.

Lalu kehidupan Leo ditempat kerja awalnya normal-normal saja, Karena tuntutan dari ayahnya yang selalu terus-terusan menanyakan Calon menantu pun membuat Leo berusaha untuk mencari pasangan.

Ia pun tertarik kepada beberapa perempuan lalu mengencani mereka, terkadang ada perempuan yang mengungkapkan cintanya pada leo duluan dan leo malah langsung menerima. tapi mereka semua berakhir putus dari Leo,

Leo bahkan bingung dengan dirinya sendiri, ia hanya merasa tertarik sejenak tapi tidak cinta. saat berpacaran pun Leo tidak pernah melakukan skinship duluan ataupun membalas sentuhan dari pacar-pacarnya. ia seperti orang yang lurus saja. tanpa emosi. terkadang hal yang membuat Leo bersemangat adalah saatnya bekerja dimana ia bisa membuat alasan kepada pacar-pacarnya dan sibuk diperkerjaan. ia tau jika para mantan pacarnya dulu tidak bahagia dengan Leo Dan leo merasa bersalah kepada mereka. Leo selalu merasa gagal setiap kali menjalin hubungan dengan perempuan

Hal itu lah yang membuat para mantan pacarnya jengkel dan menganggap Leo tidak gentle dan Penggila Kerja. sampai suatu saat ia menyadari jika ia seorang impoten dan juga salah satu pacarnya dulu pun terang-terangan membentak Leo dengan sebutan Impoten sebelum akhirnya mereka berdua putus.

dan setelah itu Leo tidak pernah lagi berkenalan dan mengencani gadis, sampailah hari dimana ketika Ayahnya mengenalkan Leo pada seorang perempuan. dan Saat itulah Leo terkejut dan teringat tentang Gadis Cinta Pertamanya dulu saat di kampus, yang membuatnya merasakan perasaan berdebar untuk pertama kalinya. tapi itu dulu, karena sekarang Leo sedikit berbeda

Sejujurnya ia ragu Menerima Lamaran ini, karena Leo takut jika shanum akan kecewa padanya seperti mantan pacarnya lain tapi disisi lain juga Leo tidak ingin melepas shanum. akhirnya ia pun menerima lamaran itu.

"hah..." Leo menghela nafas pelan, ia masih tidak menyangka jika gadis yang ia perhatikan dalam diam dulu sekarang sudah menjadi istrinya. tapi tetap saja Leo masih takut jika ia masih tidak bisa merasakan apapun jika menyentuh shanum, karena itu ia memilih untuk tidak melalukan apapun pada shanum.

"Aku tidak peduli dia Cinta atau Benci, yang penting dia milikku sekarang" kalimat yang terdengar obsessive itu tanpa sadar terucap dibibir Leo. Seperti sebuah barang Langka ia sedikit egois karena merasa sudah berhasil mengikat shanum.

"Sepertinya aku harus sedikit menjaga jarak, aku takut dia akan risih" ucap leo sambil mengangguk. Leo berpikir untuk berangkat kerja di waktu yang sangat pagi dan pulang kerja di waktu yang sangat malam sehingga ia tidak perlu bertemu dengan shanum walau berada di rumah yang sama. pikir leo

Malam itu tanpa terjadi apapun, berlangsung senyap seperti malam-malam biasa. Kamar shanum dan Leo yang bersebrangan tak terdengar suara satupun disana. Mereka membuat sebuah batasan dan dinding sendiri untuk tidak saling mengusik satu sama lain, inilah yang dinamakan Se Atap tapi tak Se Hati.

🌼

Keesokan paginya saat shanum membuka mata, ia tidak lagi berada di rumah yang biasa ia tinggal bersama ayah dan ibu. pagi itu dengan langit-langit yang asing menyadarkan Shanum tentang kejadian yanh sudah dialaminya Kemarin.

Sekarang ia sudah menjadi istri seseorang, ia bahkan tidak kenal dengan siapa ia menikah. Shanum kemudian berjalan keluar Kamarnya. ia berjalan menuju dapur , saat itu tepat pukul 6 pagi. ia ingat jika Leo akan berangkat kerja jam 7, maka dari itu shanum bersiap untuk menyiapkan sarapan pagi.

Ia menyiapkan nasi goreng beserta telur mata sapi di atasnya dan susu tepat berada disamping piring. sudah lewat dari jam setengah 7 Namun Leo tidak keluar dari kamarnya, Shanum pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Leo. ia lalu berjalan ke arah kamar dan melewati batas yang semalam mereka baru buat.

Tok Tok Tok

(Suara ketukan pintu)

"Kak.. " panggil shanum karena ia bingung harus memanggil apa. Suamiku? ia terlalu geli dengan panggilan itu, memanggil nama saja justru tidak sopan mengingat usia Leo 2 tahun lebih tua dari dirinya.

Tok Tok Tok

"kak.. sarapan dulu.. " panggil shanum sekali lagi namun tidak ada jawaban. tak lama bik surtik ART pun datang.

"Nak, kalo ndak salah Den Reyl dah berangkat kerja dari subuh tadi dianter sama pak wanto" ucap bik surtik.

"hah? oh.. gitu ya bik.. . " kaget shanum dan mengangguk paham.

"Bibik permisi angkat jemuran di atas dulu ya.. " pamit bik surtik

"iya bik..silahkan.. " sahut shanum.

Shanum hanya menatap kosong pintu kamar Leo yang tepat berada di depannya. tapi ia tidak berniat untuk masuk, karena itu hal privasi Leo dan shanum takut membuat masalah disini. Shanum pun berjalan kembali ke dapur dan duduk di atas meja makan.

"Apa Aku yang Kesiangan ya.. " gumam shanum. dan tak lama bik surtik pun muncul lagi memecah lamunan shanum.

"wah.. Nak Shanum masak nasi goreng ya, "

"eh iya bik, tadinya buat kak leo tapi dia dah pergi kerja. "

"owalah.. Den Reyl emang jam kerjanya suka berubah-ubah nak. maklumin aja " ucap bibi menangkan shanum.

"iya bik, ngomong-ngomong bibik belum sarapan kan? ayok kita sarapan dulu. soalnya sayang nasi gorengnya" ajak shanum.

"wah.. apa gapapa nak? "

"gapapalah bik.. "

"makasih nak.. kebetulan bibik belum sempat sarapan tadi di rumah hehehe.. " bik surtik pun menarik kursi meja makan dan makan di piring yang seharusnya untuk leo.

"Bibik pusing ngurusin cucu satu-satunya tiap berangkat sekolah kalau tidur susah dibangunin dan.. ya.. gitu--" kata bik surtik sangat asik mengajak Shanum mengobrol dan bercerita tentang cucunya.

Pagi itu, Shanum tidak terlalu merasa kesepian karena ada bik surtik.

🌼

Pukul 12.00 Malam.

Seharian ini Shanum tidak melakukan apapun selain tidur, nonton dan Makan. Seumur hidup dan untuk pertama kalinya ia merasakan hidup sebagai pengangguran. walaupun Shanum anak dari Keluarga yang cukup berada, tetap saja saat masa Sekolah shanum berjualan kecil-kecilan untuk menambah biaya sekolahnya. karena dulu usaha ayahnya yang masih pasang surut dan ibunya hanya seorang ibu Rumah Tangga.

"Hoamm" .

Rasa ngantuk yang tak tertahankan saat ini Ia rasa. Shanum menunggu suaminya Leo pulang kerja, ia sudah menyiapkan menu untuk makan malam mereka berdua, dan semua sudah tertata rapi di atas meja makan. Makanan yang sedari tadi mengepulkan Asap di atasnya kini menghilang, yang tadinya masih hangat kini jadi dingin.

Dilihat Shanum bahwa hari sudah hampir tengah Malam, Namun Suaminya belum pulang. Karena tidak tahan dengan rasa kantuknya Shanum pun menuju kamar tidurnya dan tertidur duluan.

🌼

Sesuai Rencananya tadi Leo pun pulang ke rumah sekitar jam 1 dini hari, Shanum sudah tertidur lelap. kemudian ia berjalan menuju dapur, dilihatnyalah hidangan yang sudah tertata di atas meja.

"ah.. "

pikir leo paham, Shanum menyiapkan ini untuk mereka berdua karena terdapat dua piring yang masih kosong berhadapan disana.

"dia sudah makan belum ya.." batin Leo, Ia sempat berpikir untuk membangunkan Shanum tapi Ia Ragu dan belum siap untuk bertemu Shanum lagi.

Akhirnya Leo pun bergegas Mengganti pakaiannya lalu kembali ke dapur, duduk di atas meja dan kemudian memakan masakan yang shanum siapkan tadi.

"Nyam.. enak nya" gumamnya dan sangat lahap menyantap makanan itu, dan mungkin saja ia memang dalam kondisi yang lapar saat ini.

Setelah Selesai Makan Leo pun berjalan ke arah kamar Shanum, berdirilah ia didepan pintu kamar Shanum. dengan kepalan tangan yang membatu dan tak bergerak yang berjarak hanya 1jengkal dari daun pintu, Leo merasa Ragu untuk membangunkan Shanum. Ia benar-benar tidak berani bertemu dengannya, setelah sepersekian menit berpikir dan mengumpulkan keberanian . Leo pun mengetuk Pintu kamar shanum.

Tok Tok Tok

(Suara Ketukan Pintu)

"Anu.. "

Leo benar-benar kikuk dan taktau harus memanggil Shanum dengan sebutan apa.

TokTokTok

"Ss.. S-Shanum..?" ucap Leo gugup. akhirnya ia bisa menyebut namanya.

Tak ada jawaban dari dalam,

TokTokTok

"Shanum?!? " Panggil Leo lagi kali ini ketukan pintunya agak keras, Namun tetap tidak ada jawaban dari dalam kamar shanum. Pikiran Negatif pun mulai bermunculan dibenak Leo,

"Apa shanum nggak ada di rumah ya? jangan-jangan dia kabur?! " Tebak Leo Asal. Bergegas ia mengambil Ponsel miliknya. Menekan menu Kontak panggilan, Ia pun langsung menelpon Bik Surtik.

Tuttt Tutt

(Dering Ponsel Memanggil)

Bik Surtik belum mengangkat telpon, Berulang kali Leo menelpon Bi Surtik akhirnya telpon tersebut dijawab.

"Ya halo den? ada apa atuh malem malem nelpon?"

"gini bik, apa istri saya pergi tadi? "

"nggak den.. tadi bibik pulang hampir magrib, Dan Nak Shanum masih ada di rumah malah lagi masak tadi den"

"Apa iya bik? soalnya saya ketuk pintu kamarnya gak ada jawaban terus saya pulang rumah tadi juga gak ada siapa-siapa"

"Serius den, bibik juga pamit sama nak shanum sebelum pulang tadi dia lagi sibuk masak di dapur. apa den reyl dah liat didalem kamar? bukannya kamar kalian sama atuh? buka aja pintunya"

Kaget, Leo pun tersadar jika bik surtik tidak tau kalau ia dan shanum tidak tidur di kamar yang sama. hampir saja, Leo pun mengakhiri panggilan telpon bik surtik sebelum dia bertanya macam-macam.

"Oh.. iya ya bik, Terimakasih bik maaf mengganggu sebelumnya"

"Sama sama den.."

Tuttt Tuttt

(Panggilan pun berakhir)

Bik Surtik tidak tau jika Leo dan Shanum. pisah kamar, karena tugas bik surtik di rumah hanya Mencuci pakaian dan menyetrika. Selebihnya beberes di Rumah hanya Leo yang lakukan di setiap hari minggu saat ia masih bujangan dulu.

"coba aku cek di dalem ya.. ekhem! "

Leo memberanikan diri membuka pintu kamar shanum,

Ceklek!

Pintu pun terbuka sedikit demi sedikit, Leo pun sedikit memasukkan kepalanya untuk mengintip. dilihatnya shanum sedang berbaring di atas Ranjang,

"hah.. syukurlah.. " Ucap Leo lega setelah melihat shanum.

"Tapi, Kenapa dia gak bangun ya? padahal suara ketukan pintu tadi lumayan keras" gumam Leo. Dan tiba-tiba Raut Wajah Leo berubah menjadi ekspresi panik.

"Hah! apa jangan-jangan ... " duga Leo berlebihan, saat ini dipikirannya terlintas bahwa Shanum meminum racun lalu bunuh diri tapi dengan posisi alami seperti orang tidur atau dia bunuh diri dengan cara lainnya?

Tak peduli dengan batas Kamar yang seharusnya tidak akan pernah ia masuk tanpa seizin shanum sendiri. Leo malah nyelonong Berjalan cepat menghampiri Shanum yang terbaring di atas kasur, Dengan rasa khawatir untuk yang kesekian kalinya Leo melihat kembali wajah istrinya. tapi tetap saja ia merasa biasa saja, Putih pucat dan tidak bergerak sama sekali. Leo kalang kabut dipegangnya lengan shanum. mengecek denyut nadi.

"hah.. " Leo menghela nafas lega, karena Denyut nadi shanum masih berdetak.

ditepuk-tepuknya pelan pipi shanum.

"shanum.. bangun.. " namun shanum tetap tidak bangun. Leo bingung ia benar-benar tidur atau apa. Leo pun menggerak-gerakan tubuh shanum sedikit.

"Shanum.. " panggil leo. dan kemudian tiba-tiba shanum mengerang dan bergerak.

"Nanti Ma.. Shanum masih ngantuk.. " Shanum mengigau, sontak hal itu membuat Leo kaget dan hal yang lebih membuat Leo kaget Shanum tiba-tiba menarik tubuh Leo dan mendekapnya. seperti sebuah bantal pelukan, mungkin itulah yang saat ini shanum kira.

Untuk pertama kalinya Leo tau tentang Kebiasaan tidur Shanum yang benar-benar aneh ini. jika Shanum sudah tidur ia tidak akan mudah dibangunkan oleh suara apapun walaupun Hujan meteor atau bunyi Bom Sekalipun berada didekatnya, Hanya ibunya yang tau jika Shanum itu tidurnya kebo. dan yang kedua ayahnya baru yang ketiga Leo. biasanya ibu shanum akan menepuk pipi shanum atau mengguncang tubuhnya seperti yang Leo lakukan tadi. mungkin karena itu kebiasaan shanum yang spontan mengerti cara ibunya membangunkannya.

Degg degg

Saat ini detak jantung Leo berdebar kencang, bahkan setelah acara pernikahan. ini pertama kalinya ia dan shanum berdekatan. Leo pun membenarkan posisi shanum yang saat ini sedang memeluknya, tapi Tangan shanum yang melingkar di pinggang leo sangat erat dan sulit untuk dilepas.Leo tidak ingin mengganggu tidur shanum, alhasil ia terpaksa harus tetap di posisi seperti ini.

"dia masih cantik " ucap leo pelan dan menatap wajah shanum dalam. tetapi ia tidak bisa terus melihat wajah shanum, pikirannya langsung aneh saat matanya tadi beralih menatap bibir shanum.

Leo mencoba Memeluk balik shanum dalam dekapannya, tapi tak bertahan lama. karena sensasi aneh yang ia rasakan di dadanya sangat membuat tidak nyaman dan sesak. Ia pun kemudian hanya merentangkan sebelah tangannya di atas kepala shanum dan sebelahnya lagi disisi tubuhnya .

"hah.. kenapa aku harus ngalamin ini.. " ucapnya sedikit frustasi. karena tidak bisa dengan benar melakukan skinship, ia sangat benci perasaan Aneh yang setiap kali muncul dan ia rasakan.

Tak lama kemudian Leo pun ikut tertidur, Malam itu tanpa kesengajaan Mereka Berdua pun tidur di ranjang yang sama.

🌼

(Next>>)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!