"Ema! anakmu manis sekali seperti kamu." Ujar Khodijah tante ema sambil mencubit bayi yang ema lahirkan.
Ema tak menjawab. Dia hanya tersenyum simpul tak ada rasa bahagia. hanya rasa kecewa dan sakit hati menerima nasib takdirnya yang begitu kejam padanya.
Khadijah adalah tante dari ema dan ema adalah ibu dari Alika. ema melahirkan anak perempuan di daerah semarang jauh dari keluarga dan orangtua nya. Orang tua ema berada diluar negeri karna mempunyai satu usaha disana. ema yang melahirkan Alika kondisinya sangat lemah. Ema dinikahkan dengan pria tua yang usia terpaut 15 tahun darinya, sungguh sangat menyedihkan kehidupan nya. ema di perkosa oleh kakak sepupunya sendiri dan dinikahkan dengan sahabat ayahnya yang berstatus duda mempunyai 1 anak. Setelah melahirkan alika, ema dibawa pulang oleh suaminya tanpa membawa alika. alika dirawat oleh arum. Arum adalah anak dari tante khadijah. arum sudah menikah tapi tidak bisa mempunyai anak karna rahimnya lemah. jadi arum ingin merawat alika untuk menemani dirinya. waktu berlalu 3 bulan lamanya, arum dan tante khadijah membawa alika pulang ke kampung untuk diserahkan pada Ema ibu kandung nya. Keluarga dari suami ema hanya tau bahwa ema mengadopsi anak perempuan dari saudaranya. Keluarga suami ema tidak tau bahwa Alika adalah anak kandung ema. disinilah kehidupan Alika dimulai.
"Ema mau kau beri nama siapa anak ini?" Tanya khodijah sambil menggendong bayi yang ema lahir kan
"Aku tidak tahu tante. Pikiranku sudah buntu!" Jawab ema menggelengkan kepalanya
"Bagaimana kalau tante yang beri nama?" Ucap khodijah menawarkan diri masih dengan menggendong bayi itu.
"Terserah tante saja!" Sahut ema pasrah dengan ekspresi datarnya.
"Gimana kalau tante beri nama "ALIKA" cantik kan nama nya?" Ujar khodijah sambil menimang alika dan mencubit pipinya yang menggemaskan.
"Iyaa tante namanya bagus!" Sahut ema tanpa ekspresi.
"Hai alika! ini nenek khadijah. baik-baik yaa kamu sama mama mu disini! jadi anak yang pintar dan Solehah yaa sayang, jangan nakal sama mamamu. Nenek pulang dulu ke semarang!" Ucap khodijah yang sambil mengajak alika bicara dan menyerahkan nya ada ema.
"Hati-hati dijalan tante!" Ucap ema sambil menerima bayi itu ditangan nya.
"Iyaa! kamu baik-baik yaa merawat anakmu ini, sayangi dia anggap saja ini takdir harus ikhlas!" Nasehat khodijah pada ema sambil memeluknya dengan lembut
"Iyaa tante aku akan berusaha ikhlas!" Sahut ema dengan menatap alika.
"Baiklah kalau begitu tante jalan dulu! sabar yaa sayang?" Pamit khodijah dengan mengusap lengan ema untuk menguatkan ema.
"Iyaa tante!" Sahut ema dengan menyalami tantenya.
"Tante pulang dulu yaa assalamualaikum!" Pamit khodijah sambil melangkahkan kakinya menuju mobil
"Waalaikumsalam!" Sahut alika masih berdiri di depan pintu melihat mobil tantenya hingga tak terlihat.
Setelah mengantar tante nya ema kembali masuk kerumah. suami ema tidak ada dirumah, dia sedang bekerja mengantar paket ke luar kota. suami ema bernama mashur dan ema tinggal bersama keluarga suaminya. waktu semakin berlalu 4 tahun lama nya. alika sudah mempunyai adik perempuan bernama Anindia. alika dan Anindia beda usia 2 tahun, alika sudah berusia 4tahun dan Anindia 2tahun. mereka berdua selalu bermain bersama. mashur suami ema bekerja diluar negeri bekerja dengan ayahnya ema disana. ema dan anak anak nya tinggal dirumah suami ema.
"Alikaaa!" Teriak ema mencari alika dengan langkah tegas hingga keluar rumah.
"Iyaa mah!" Sahut alika mendongakkan kepalanya yang terkejut melihat ibunya sudah berada dibelakangnya.
"Kamu itu bandel sekali yaa! disuruh nungguin adikmu malah pergi sibuk main sendiri diluar! Lihat Karena kamu adikmu jatuh dari kasur! Dasar anak bandel!" Pekik ema sambil menarik telinga alika dan menyeretnya masuk ke dalam.
"Aduuh maa sakit maa!" Tangis alika seraya ingin melepaskan tangan ema dari telinganya.
"Makanya jangan bandel jadi anak!" Teriak ema dengan menengadahkan tangan kanan dan kirinya di pinggangnya.
Tak lama kemudian setelah berlalu 1bulan mashur suami ema pulang ke indonesia. dia cuti kerja selama 3bulan tanpa mengabari ema tiba-tiba mashur sampai di kampung nya. niatnya untuk memberi kejutan pada ema. tapi ema hanya bersikap biasa saja karena ema tidak pernah menyukai suaminya itu. ema hanya menjalani takdirnya sendiri yang bagi dirinya esok matipun ia tak masalah.
"Assalamualaikum!" Ucap mashur dengan langkah santai masuk kerumahnya Karena pintunya tidak ditutup.
"Waalaikumsalam." Sahut ema yang terkejut dan berlari kecil menghampiri mashur untuk mencium tangan suaminya.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya mashur sambil meletakkan kopernya di satu tempat.
"Seperti yang kamu lihat. Aku baik-baik saja!" Jawab ema sembari merentangkan tangan nya.
"Bagaimana anak-anak? Apakah baik-baik saja?" Tanya mashur celingukan mencari alika dan mencubit pipi Anindia yang berada dalam gendongan ema.
"Yaa begitulah! Terkadang bandel terkadang usil!" Sahut ema masih berdiri dihadapan mashur dengan posisi masih menggendong Anindia.
"Yaa sabar anak-anak memang begitu. yaa sudah aku mau mandi dulu lalu kita makan malam!" Titah mashur sembari melepaskan dasi dan jas yang ia pakai.
"Aku nggak masak hari ini terlalu merepotkan! aku hanya membeli lauk setiap hari!" Sahut ema dengan wajah kesal dan lelah.
"Yaa sudah nanti kita makan diluar! kamu dan anak-anak ganti baju lalu bersiaplah kita dinner bersama!" Titah mashur sambil melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Apa kamu tidak lelah baru saja pulang dari turki?" Tanya ema seraya menurunkan Anindia di kasur.
"Tidak! aku sudah rindu ingin makan sate kambing di indonesia!" Ujar mashur sambil membayangkan dirinya makan malam nanti.
Ema yang mendengar sate kambing kesukaan nya itu langsung merasa antusias karena akan makan lezat dirinya malam ini. merekapun melakukan perjalanan tak jauh dari kampungnya. hanya keluar ke jalan raya saja sudah menemukan banyak rumah makan sate kambing langganan nya. mereka telah sampai dirumah makan dan disambut pelayan yang ramah dan tampan.
"Silahkan mau pesan apa ibu pak?" Ucap pelayan sambil membawa buku menu dan menyerahkan nya pada mashur.
"Mm Sate kambing 1 kodi, nasi nya 3 porsi dan sop kambing nya 2 porsi." Ujar mashur sembari menyerahkan buku menu pada pelayan.
"Minumnya apa pak?" Tanya lagi pelayan Dengan menundukan bahunya ramah.
"Aku teh tawar saja 1, kamu mau minum apa ema?" Sahut mashur dan menanyakan pada ema yang belum memesan minuman.
"Mm Aku es jeruk 1 dan air putih 1." Sahut ema pada pelayan dengan senyum simpulnya.
"Mama aku mau es jeruk juga!" Ujar alika antusias mendengar es kesukaan nya.
"Sudah tidak usah! kamu masih kecil jangan minum es nanti sakit mama juga yang repot! sudah kamu minum air putih saja." Pekik ema tanpa menghiraukan alika yang kecewa.
Alika yang merasa keinginan nya tak pernah di beri pun selalu merasa kecewa pada ibu nya itu.
"Baik ditunggu pesanan nya." Ujar pelayan ramah menundukan kepalanya.
"Trimakasih." Ucap mashur dengan senyum simpulnya.
Pesanan Pun telah datang. Semuanya makan dengan bahagianya begitupun alika makan dengan sangat lahap. setelah semua menghabiskan makanan nya mereka bergegas pulang karena hari sudah malam. Takut anak-anak mereka sakit terkena angin malam. Sesampainya dirumah ema menidurkan alika dan Anindia. Setelah semuanya terlelap ema pun ikut lelap dengan tidurnya. mashur yang begitu sangat lelahnya dia terlelap diruang tv. karena sedang menonton tv berita indonesia. hari pun berganti pagi semuanya sudah nampak segar setelah melakukan aktifitas mandi nya. Ema pun bergelut dengan kegiatan nya mengurus 2 anaknya, mashur berkebun di belakang rumahnya,tak lama Alika menghampiri ayahnya itu.
"Abi sedang apa disitu?" Tanya alika yang melihat mashur menyirami tanaman nya.
Mashur tak menjawab pertanyaan alika. Mashur hanya menatapnya saja tanpa bicara. Mashur tak menyukai alika. mashur tak pernah menganggap alika itu anaknya karena bagi mashur alika hanya anak haram dan pembawa sial keluarganya. padahal sangat ingin alika bermanja dan bermain dengan mashur yang dia pikir mashur adalah ayah kandungnya. Namun takdir tak berpihak pada alika.
"Sedang apa kamu disini! Sudah sana masuk bermain dengan bonekamu didalam!" Pekik mashur tidak ingin melihat alika.
Alika kecewa dengan sikap ayahnya itu yang seolah-olah tak ingin melihatnya. alika akhirnya masuk dengan perasaan kecewa. ia mengharapkan ayahnya mau mengajak nya bermain namun hanya kekecewaan yang ia dapat. begitu malang nya alika. Dia hanya ingin disayang dan diperhatikan namun orangtua nya tak pernah melihat dirinya ada.
"Alikaaa!" Panggil ema yang melihat alika sedang bermain lego dilantai.
"Iyaa maa!" Sahut alika menghampiri ema yang berdiri didepan pintu kamarnya.
"Jaga adikmu yaa! jangan kemana-mana! mama mau cuci piring dulu di dapur!" Titah ema menyuruh alika menemani adik nya yang sedang tidur.
"Iyaa maa!" Jawab alika melangkah menuju kasur tempat adiknya tidur.
"Jangan seperti kemarin yaa! jika adikmu jatuh lagi kamu mama hukum!" Pekik ema dengan menunjukan jarinya pada alika dengan jarak jauh.
"Iyaa maa!" Sahut alika menganggukan kepalanya dan berbaring disebelah adiknya.
Ema melakukan tugasnya sebagai ibu rumahtangga. Setelah selesai mengerjakan pekerjaan nya ema kembali lagi ke kamar dan ternyata setelah masuk ke kamar alika juga ikut tidur disamping adiknya. alika terlihat lelap sekali, seakan ingin menghilangkan beban rasa kecewa pada orangtua nya. ema yang melihat alika merasa sangat iba. ia merasa selama ini dirinya terlalu keras terhadap alika yang masih berusia 4tahun. anak yang tak tau apa-apa dituntut harus mengerti keadaan rumah tangga yang rumit. Tak terasa airmata ema mengalir membasahi pipinya.
"Maafin mama sayang. mama sudah selalu keras dan kasar sama alika! maafin mama nak." Ucap ema sembari mengusap air matanya perlahan.
Mashur mendengar ucapan ema dari balik pintu kamarnya. mashur merasa iba melihat ema yang sangat tertekan dengan keadaan nya saat ini. bagaimana tidak, ema gadis lugu dan polos berusia 18 tahun harus menanggung beban hamil diluar nikah karena ulah kakak sepupu nya sendiri. cita-cita nya yang ingin menjadi seorang guru harus kandas karena takdir tak di pihaknya. Justru malah harus menjadi ibu rumah tangga yang mengurus 2 anak. tak lama hari telah berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun dan alika sudah berusia 7tahun. alika sudah kelas 1 sd.
"Alika! alikaa! ayo bangun sudah jam 6 pagi berangkat sekolah! buruan mandi lalu bersiaplah!" Titah mashur membangunkan alika menggunakan lidi yang untuk membersihkan kasurnya dengan kasar.
"Iyaa abi!" Sahut alika langsung beranjak menuju kamar mandi tanpa didampingi oleh ema.
Setelah siap alika akhirnya berangkat ke sekolah jalan kaki sendiri tak diantar oleh kedua orangtua nya. meskipun dekat hanya 15 menit sampai sekolahnya tapi alika ingin seperti teman lain nya yang diantar orangtua nya. Alika merasa iri dan sedih melihat teman lain nya seakan dirinya tak di inginkan oleh orangtua nya.
"Ting! ting! ting! ting!"
Bel sekolah sudah berbunyi. alika bergegas masuk ke kelas nya. alika tak fokus dengan pelajaran selama di sekolah. alika selalu melamun sendirian tak punya teman, tak diberi uang jajan dan tak ada perhatian rasanya kaki ini ingin melangkah jauh ke planet diatas sana. Setelah bel berbunyi alika pulang dengan perasaan sedih karena tak ada yang menjemputnya untuk pulang. alika berjalan gontai dan sangat pelan.
"Assalamualaikum." Ucap alika memberi salam saat masuk kerumahnya dan ternyata tidak dikunci.
Tak ada yang menjawab dan pintu tidak terkunci. alika melihat kedua orangtua nya sedang tertidur lelap dikamar nya bersama adiknya anindia,perasaan alika semakin sedih. akhirnya alika melepas baju seragam yang ia pakai dan bermain diluar rumahnya. alika mempunyai banyak teman hingga alika tak merasa kesepian. di desa nya kategori desa yang ramai penduduk tapi keluarga mashur adalah keluarga terpandang.
"Alikaaa Alikaaa kamu dimana?" Teriak ema mencari alika kesana kemari dengan langkah cepat setengah berlari
Tak ada jawaban. ema akhirnya keluar rumah sambil teriak memanggil nama alika tapi tak kunjung pulang. hari semakin sore namun alika belum juga pulang.
"Bii alika kemana yaa? Sudah sore begini dia belum juga pulang?" Tanya ema menghampiri Mashur yang baru selesai mandi.
"Apa tadi sudah pulang dari sekolah?" Ujar mashur kembali memberi pertanyaan pada ema.
"Sudah! aku bangun hanya melihat baju sekolah dan tas nya saja! tapi alika nggak tahu kemana." Sahut ema masih celingukan mencari alika.
"Mungkin dia dirumah kakak di belakang. coba kamu kesana!" Titah mashur sembari memakai pakaian nya.
Ema bergegas pergi kerumah kakak mashur dibelakang rumah nya. kakak adik mashur hampir satu kampung bersama. masing-masing sudah punya rumah sendiri. Alika suka memutari kampung untuk bermain dirumah tante dan om nya yang masing-masing sudah mempunyai anak. Alika kategori anak yang suka bergaul dan ternyata benar saja alika bermain dengan anak tante nya dirumah kakak mashur di belakang.
"Assalamualaikum mbaa apa ada alika disini?" Ucap ema sambil melangkahkan kakinya menghampiri kakak iparnya.
"Waalaikumsalam! yaa ada dikamar nana dan ika. alika sedang bermain di dalam dia juga sudah makan." Sahut umi yang masih duduk sambil menjahit baju anaknya yang sobek.
Kakak mashur bernama umi. Umi punya 3 anak diantaranya 1 lelaki dan 2 perempuan yang bernama Yanto, nana dan ika. nana dan ika sudah kelas 1 SMP. mereka berdua sangat menyukai alika yang cantik dan menggemaskan.
"Alikaa!" Panggil ema dari ruang tamu dirumah umi. Alika langsung keluar dari kamar nana dan ika mencari sumber suara.
"Ayo pulang sayang! sudah hampir maghrib! main nya besok lagi yaa?" Titah ema sambil melambaikan tangan nya agar alika menghampirinya
"Nggak mau mah! Alika mau disini sama mba nana dan mba ika. mama pulang saja sendiri!" Sahut alika merengek tak ingin pulang kerumahnya.
"Alika jangan rewel yaa! Besok kan bisa main lagi. Kamu juga belum mandi! besok main lagi kesini nggak apa-apa mama ijinin kok. Tapi sekarang pulang dulu, abi nanti bisa marah loh!" Ujar ema merayu sambil mengusap kepala alika dengan lembut agar alika mau pulang.
Mendengar kata Abi alika merasa ketakutan. Ia takut dipukul lagi menggunakan lidi. Akhirnya alika menuruti perintah mama nya untuk pulang dan benar ada nya setelah sampai rumah alika dimarahi abi nya karena pergi tak ijin lebih dulu. Alika dipukul menggunakan lidi dan telinga yang ditarik oleh mashur.
"Aaa ampun biii! sakit biii!" Teriak alika menangis kesakitan dan berusaha melepaskan tangan mashur dari telinganya.
"Lain kali kalau mau main ijin dulu! jangan menyusahkan orangtua! Kamu itu masih kecil sudah suka kelayapan gak karuan gimana nanti kalau besar! Besok kalau abi liat kamu main lagi seperti tadi, akan abi buang kamu ke panti asuhan!!" Pekik mashur dengan nada tinggi nya membuat alika sangat ketakutan.
"Iyaa bi alika gak kelayapan lagi! Alika janji!" Sahut alika sesenggukan karena menahan sakit di telinganya.
"Sudah sana ganti bajumu! lalu belajar. Besok sekolah!" Titah mashur masih dengan nada tingginya membuat alika semakin ketakutan.
"Iyaa bii!" Sahut alika bergegas menuju meja belajar dan membuka bukunya dengan menumpahkan air matanya yang tak bisa berhenti.
Alika berubah jadi anak yang semakin bandel dan susah di atur oleh orangtua nya. Alika yang hanya ingin disayang diperhatikan seperti anak yang lain nya tak pernah mendapatkan itu semua. alika merasa bahwa dirinya adalah anak yang tak pernah di inginkan oleh orangtua nya.
...****************...
BERSAMBUNG
***
Bagaimana kehidupan alika selanjutnya..
Lanjut baca episode 2 yaa..
***hai assalamualaikum..
Perkenalkan namaku rania..
ini novel pertamaku mohon dukungan & support nya yaa kakak kakak..
Jangan lupa komentar..
beri kritik & saran nyaa yaa..
☺️🙏
***
Hari ini adalah hari dimana Alika merasakan kebebasan yang ia impikan selama ini. abi mashur sudah mulai berangkat kerja kembali ke turki. Hanya ema alika dan adiknya anindia dirumah. Alika berubah semakin bandel susah diatur dan sangat membuat ema semakin kesal. di waktu siang alika pulang sekolah.
"Kemana itu anak! Sudah jam 1 siang belum juga pulang dari sekolah! apa dia main bersama teman-teman nya? dia nggak biasanya seperti ini!" Gumam ema pada dirinya sendiri sambil clingukan mencari alika diluar rumahnya.
"Ema bingung apa yang harus ia lakukan. mau mencarinya nindia tak ada yang menjaganya. apalagi kondisinya sedang demam lagi rewel-rewel nya. akhirnya ema berinisiatif untuk menitipkan anindia dirumah UMI kakak mashur di belakang rumah mereka."
"Assalamualaikum mbaa." Ucap ema langsung melangkah masuk kerumah umi.
"Waalaikumsalam. ada apa ema? tumben kamu siang-siang kesini? Alika gak ada disini." Ujar umi yang sudah tahu tujuan ema.
"Maaf mba aku mau ikut nitip anindia sebentar. Mau mencari Alika, dia belum pulang dari sekolahnya." Jelas ema pada kakak iparnya.
"Apaah! Alika belum pulang? Kenapa kamu baru mencarinya sekarang?!" Teriak umi membulatkan matanya mendengar alika belum pulang dari sekolah nya.
"Aku bingung dengan kondisi anindia yang masih demam. tidak ada yang menjaganya dirumah!" Sahut ema tak mau disalahkan oleh kakak iparnya.
"Yaa sudah sini biar anindia disini! Kamu cari alika! dia anak yang cantik ema! Jangan kamu sia-siakan!" Pekik umi pada ema dengan nada kesalnya.
"Iya mba aku permisi dulu. assalamualaikum!" Ucap ema bergegas melangkah pergi mencari alika.
"Waalaikumsalam! Hati-hati jangan panik!" Ujar umi sambil menggendong nindia dan menimangnya.
"Iyaa mbaa!" Sahut ema sembari memakai sandalnya melangkah mencari alika.
Ema bergegas mencari Alika disekolahnya. jalan kaki sambil ngedumel gak jelas."Awas kamu yaa alika! kalau sampai ketemu mama hukum kamu!" akhirnya ema pun sampai disekolah alika. hasilnya alika pun tidak ada disekolah semua pintu kelas sudah ditutup rapat,"Kemana itu anak! Main kemana dia!" Gumam ema celingukan mencari alika. Tak lama ema menghampiri ibu-ibu yang berjualan di depan sekolah.
"Permisi ibu. maaf mau tanya! apa anak-anak sudah pulang sekolah semuanya?" Tanya ema pada pedagang didepan sekolah alika.
"Sudah mbaa dari jam 10 siang. memang nya mba cari anak yang bernama siapa?" Ujar pedagang itu dan balik bertanya.
"Aku mencari Alika bu. dia belum pulang kerumah." Sahut ema dengan nada panik takut alika hilang
"Oohh alika anak yang cantik itu yaa? tadi dia ikut bersama orangtua teman nya kesana!" Ujar pedagang itu sambil menunjuk arah kemana alika dibawa pergi.
"Apa ibu tahu rumahnya dimana?" Tanya ema lagi sembari celingukan.
"Aku nggak tahu bu rumahnya,yang tahu hanya gurunya yang mengajar disekolah alika." Ucap ibu pedagang sembari mengiris-iris sayuran yang dia jual.
"Yaa sudah kalau begitu buu saya permisi untuk mencari alika lagi." Sahut ema berbalik badan dan melangkah pergi sambil menoleh kesana kemari.
"Iyaa mbaa hati hati.." Ucap pedagang sedikit teriak karena ema sudah tidak dekat lagi.
Ema semakin kesal. Dia tak mempunyai kendaraan untuk mencari kesana kemari. Akhirnya ema memutuskan untuk pulang. ia mengira mungkin saja alika akan pulang setelah dia lapar. setelah ia sampai dirumah ema kembali mengambil anindia dirumah kakaknya.
"Assalamualaikum." Ucap ema dengan melangkah masuk kerumah umi.
"Waalaikumsalam. Gimana ema, apa alika ketemu?" Tanya umi masih menimang nindia.
"Nggak mba! Kata pedagang di depan sekolah alika ikut bersama teman nya yang dijemput oleh orangtua nya, dan aku nggak tahu dimana rumahnya." Jawab ema panjang lebar menjelaskan saat dirinya mencari alika.
"Kamu sih! terlalu mudah melepaskan alika berangkat dan pulang sekolah sendirian. mbok yaa di anter jemput gitu! Meskipun kamu mengadopsinya tapi dia anak yang baik dan penurut ema! kamu saja yang terlalu keras mendidik dia. Sekarang dia nggak pulang kamu yang repot mencarinya kesana kemari!" Pekik umi kesal memarahi ema panjang lebar karena membedakan alika dan anindia."Yaa sudah sekarang kamu pulang! biar aku suruh Anto untuk mencari alika menggunakan sepeda!" Titah umi menyuruh ema pulang dengan wajah datarnya.
"Iyaa mba trimakasih! Maaf sudah merepotkan. Assalamualaikum." Pamit ema dengan memakai sandalnya dan melangkah pergi
"Waalaikumsalam." Sahut umi mengantar ema didepan pintu dan melihatnya pergi.
Umi kakak mashur berdagang gorengan disamping rumahnya. Anto adalah anak umi yang pertama. keluarga umi sangat menyayangi Alika. karena umi tahu dan selalu mendengar suara teriakan ema yang selalu memarahi Alika hanya karena kesalahan kecil. Tak lama anto di perintah untuk mencari alika kerumah teman teman nya. anto tahu alika pasti pergi kerumah Dina yang mempunyai rumah besar mainan boneka yang banyak. karna alika pernah bercerita kepada nana dan ika anak perempuan Umi bahwa dia suka bermain disana karna banyak jajanan dan mainan. Tak lama anto telah sampai dirumah Dina.
"TOK! TOK! TOK!"
"Assalamualaikum.." Ucap anto mengetuk pintu rumah dina yang megah dan mewah.
"Waalaikumsalam." Teriak Art yang bekerja dirumah dina sambil berlari kecil membuka pintu rumahnya.
"Ceklek"
"Maaf apakah disini ada Alika?" Tanya anto pada Art yang sudah tahu dengan penghuni rumah itu.
"Oooh ada mas! sebentar saya panggilkan!" Sahut Art langsung berbalik badan menaiki tangga untuk memanggil alika dikamar dina yang berada dilantai dua.
"Neng Alika! ada yang mencari. Sepertinya om kamu." Ucap Art setelah berada dikamar dina.
"Pasti om anto yaa bii?" Tanya alika antusias dan beranjak dari duduknya.
"Bibi tidak tahu namanya. Lebih baik cepat keluar! mungkin mau jemput alika pulang." Titah art menyuruh alika menemui anto dilantai satu
"Iyaa bi terimakasih yaa! dina aku pulang dulu yaa? Besok kita main boneka lagi!" Ujar alika berlari menuruni tangga diikuti oleh dina dari belakang.
"Iyaa alika Daaah" Sahut dina dengan langkah pelan mengikuti alika.
"Alika berlari menuruni tangga rumah dina. alika sudah makan dan berganti baju nya. alika juga meminjam baju bermain Dinda."
"Om antooo." Teriak Alika berlari kencang memeluk anto dan anto langsung menangkap alika lalu menggendongnya.
"Alika kenapa kamu main sampai siang begini? Mama mu mencarimu kesana kemari. Mama ema takut alika kenapa napa." Ujar anto sambil menggendong alika dengan eratnya.
"Alika nggak pengen pulang kerumah om. alika ingin tinggal dirumah Bude' UMI saja! Mama ema suka marah marah sama Alika." Sahut alika dengan wajah cemeberut jika mendengar nama ibunya.
"Anto yang mendengar ucapan alika merasa sangat sedih, Ia semakin memeluk alika erat."
"Yaa sudah om antar alika pulang yaa? nanti om yang bilang sama mama ema kalau alika hanya ingin bermain boneka dirumah dina." Rayu anto agar alika mau pulang kerumahnya.
"Iyaa om. maafin alika yaa om!" Jawab alika memeluk leher anto dengan kedua tangan nya.
"Iyaa tidak apa-apa. Ayo kita pulang! Titah anto pada alika dan menggandeng tangan alika yang sudah menurunkan alika dari gendongannya. "Terima Kasih bii. kami permisi dulu assalamualaikum." Pamit anto pada art yang bekerja dirumah dina.
"Waalaikumsalam. Hati-hati dijalan! main lah lagi kesini yaa Alika?" Teriak Art dari pintu rumah majikan nya karena alika sudah dibonceng oleh anto yang menaiki Sepeda.
Alika hanya mengumbar senyum manisnya sambil melambaikan tangan. selama perjalanan menggunakan sepeda alika tertawa puas karena kelucuan anto yang suka menjahilinya. anto sangat menyayangi alika seperti adiknya sendiri. Setelah perjalanan panjang akhirnya anto dan alika sudah sampai dirumah ema. alika yang merasa takut wajahnya berubah tegang membayangkan dirinya akan dihukum dan di tarik telinganya oleh ema. Namun perasaan itu sedikit hilang karena anto mengantar nya sampai masuk ke dalam rumah. dan ternyata benar ema sudah mulai ngomel-ngomel setelah melihat alika. ema yang tak tahu bahwa anto masih di belakang alika langsung terdiam.
"Anto kenapa kamu ada disini?" Tanya ema terkejut melihat keberadaan anto dibelakang alika.
"Aku mencari alika dirumah teman-teman nya. alika sedang bermain bersama teman nya dan alika hanya ingin bermain boneka dirumah teman nya. tolong jangan marahi alika, dia nggak salah namanya anak-anak pasti suka bermain." Ujar anto panjang lebar menjelaskan pada ema dengan ekspresi datarnya.
"Iyaa anto trimakasih sudah mengantar alika pulang." Sahut ema tidak enak hati sudah merepotkan anto.
"Iyaa sama-sama. mulai besok aku yang akan antar jemput alika ke sekolah! Biar tidak terlalu merepotkan mba ema." Ucap anto masih dengan wajah datarnya berdiri dibelakang alika.
"Tidak usah anto. nanti merepotkan kamu!" Sahut ema dengan wajah masam merasa tidak berguna menjadi seorang ibu.
"Aku diperintah oleh ibu mba! Jadi mba nggak akan mungkin bisa menolak. kebetulan tempat kerjaku juga dekat dengan sekolah alika!" Jelas anto pada ema agar tidak menolaknya lagi.
"Baiklah kalau begitu. terimakasih anto." Sahut ema melangkah mengikuti langkah anto yang sudah ingin keluar.
"Sama-sama mba! saya permisi dulu assalamualaikum.." Ucap anto berpamitan pada ema menuju sepedanya yang terparkir dihalaman.
"Waalaikumsalam.." Jawab ema yang sudah berdiri didepan pintu rumahnya.
"Om nanti kita main lagi yaa?" Teriak alika antusias dan bahagia.
"Ooh iyaa alikaa! kamu jangan banyak bermain yaa? belajar yang rajin agar jadi anak yang pintar dan mamamu akan bangga nantinya." Sahut anto setengah berteriak yang akan mengayuh sepedanya.
"Oke om! Daah." Teriak alika melambaikan tangan nya pada anto yang sudah pergi.
Anto segera pulang karena hari sudah sangat sore. alika yang mulai tegang takut dimarahi mama nya namun itu tidak ia rasakan.karena ema mendiamkan alika. ema sekarang hanya membiarkan alika mau bertingkah seperti apa. apakah ingin bermain atau belajar dirumah. ema sudah tidak mau tahu lagi caranya bicara pada alika. karena bagi ema alika semakin kesini semakin bandel dan susah diatur. Itu semua karena ulah ema sendiri yang terlalu keras pada alika.
***
Kini hari sudah berganti malam,alika terus saja bermain dengan mainan nya sampai jam menunjukan jam 9 malam. ema yang mencarinya ternyata alika ada diruang tv ketiduran bersama mainan nya. Ema melihat alika sambil bicara untuk dirinya sendiri.
"Alika hanya ingin bermain boneka ya? besok kita jalan-jalan yaa sayang? Membeli boneka yang banyak agar alika betah dirumah bermain boneka." Gumam ema sambil mengusap kepala alika yang terlelap di lantai yang beralaskan karpet.
Alika selama ini hanya mempunyai mainan lego saja dirumahnya. Sebagai anak perempuan alika ingin mempunyai banyak mainan seperti boneka dan masak-masakan. Akhirnya ema memindahkan alika di kamarnya dan ema juga ikut tertidur ditengah-tengah kedua anaknya. Hari sudah berganti pagi dan ini adalah hari minggu alika libur sekolah. Sesuai janji ema ingin membelikan mainan untuk alika tercapai hari ini. ema mengajak anak-anak nya pergi ke mol untuk membeli berbagai mainan yang alika mau.
"Alika kamu ingin membeli mainan apa?" Tanya ema dengan menggendong anindia. "Pilihlah mainan apa yang kamu inginkan!" Titah ema dengan senyum simpulnya menatap alika.
"Beneran mah? Mama sudah tidak marah lagi sama alika? Alika boleh beli mainan kesukaan alika mah.?" Sahut alika antusias mendengar ucapan ibunya.
Ema: "Iyaa sayang boleh! Tapi ada syaratnya!" Ujar ema menundukan tubuhnya dihadapan alika.
"Syaratnya apa mah?" Jawab alika dengan wajah takutnya melihat ema yang menatap tajam.
"Alika tidak boleh main lagi dirumah orang lain sampai lupa pulang! kalau bisa teman-teman alika saja yang main dirumah alika yaa sayang?" Ujar ema memberi senyum di ucapan terakhirnya.
"Oke mah!" Sahut alika sambil mengangkat jempolnya.
Saking bahagianya alika memilih semua mainan yang ia impikan. setelah membeli semuanya akhirnya ema mengajak alika makan di rumah makan chiken. Alika semakin bahagia karena dirinya merasa sudah tidak ada bayangan siksaan untuk dirinya. tapi tidak sampai disitu saja. meski hanya kesalahan kecil ema masih saja memarahi alika dengan cara menghukumnya. alika tak tahu apa kesalahan nya karena dia hanya ingin bermain. dipikiran seorang anak kecil hanya bermain dan bermain itu sangatlah wajar namanya juga anak-anak. Kini hari-hari alika merasa seperti didalam neraka yang sangat panas. hanya omelan dan hukuman yang selalu ia dapat.
***
Hari telah berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun. Saat nya Alika naik kelas ke kelas 4 SD berusia 10 tahun. saat alika naik kelas 4 sd ema pindah rumah kerumah neneknya yang luas dan besar. Adik alika juga sudah kelas 2 SD. ema pindah rumah karena orangtua ema pulang ke indonesia saat itu. ema diperintah untuk pindah kerumah neneknya. karena orangtua ema ingin sekali berkumpul dengan ema karena setelah sekian lamanya saat ema menikah belum pernah bertemu lagi dengan orangtua nya. alika dan nindia bermain bersama dihalaman belakang rumah buyut nya itu. Sedangkan ema mempunyai adik yang seumuran dengan alika dan nindia. mereka bermain petak umpet bersama sama. alika begitu sangat bahagia karena ema sedang sibuk membereskan barang-barangnya ke dalam rumah. hari sudah semakin sore semuanya melakukan aktivitas seperti biasanya dan tibalah waktunya makan malam bersama. tak disangka nenek alika memasak makanan yang ia sukai.
"Naswaa! Hamiiid! Alikaa! Nindii!" Teriak khalifah dihalaman belakang rumahnya memanggil anak cucu nya.
"Nenek Alika bernama Khalifah biasa di panggil iffah. Naswa dan hamid adalah adik ema yang usianya sepantaran dengan Alika dan nindia."
"Ayoo semuanya anak-anak makan malam,! Lalu pergilah tidur! besok kalian harus berangkat ke sekolah yang baru." Titah iffah dengan berteriak dengan senyum lebarnya.
Anak-anak sangat gembira akan masuk sekolah yang baru sudah di daftarkan oleh orangtuanya. namun lagi-lagi ema membedakan antara alika dan nindia. Keesokan harinya ema mengantar nindia dan naswa ke sekolah meraka di sekolah negeri dan alika di sekolahkan disekolah swasta yang mempunyai banyak pendidikan agama. alika yang sedih ingin satu sekolah dengan adik-adiknya pun berakhir dengan kecewa. dia lagi-lagi harus menelan pahit perlakuan orangtua nya.
*DISEKOLAH ALIKA
"Hay,kamu anak baru yaa? Nama kamu siapa? Kenalkan aku Mega." Ujar mega mengulurkan tangan nya di depan alika dengan senyum lebarnya.
"Aku Alika! Salam kenal mega." Sahut alika menyambut tangan mega dengan senyum simpul diwajahnya
"Alika kenapa kamu disini sendirian? Kita main yuk disana." Ajak mega sembari menunjukan tempat bermain.
"Aku tidak apa-apa! memang nya kamu tidak bermain dengan teman yang lain?" Tanya alika menoleh sekeliling sekolahnya.
"Tidak! Aku melihat kamu sendirian disini dan aku ingin bermain sama kamu Alika.." Ujar mega sambil meminum es cup yang ada ditangan nya.
"Baiklah! Ayo kita main disana." Ajak alika dengan menggandeng tangan mega sembari berlari kecil menuju tempat bermain.
Alika dan Mega menjadi sahabat baik. mereka berdua selalu bermain bersama disekolah. Sampai duduk satu kelas pun bersama.
*SITUASI DIRUMAH
"Ema! mama lihat kamu suka keras pada Alika! memangnya sebandel apa Alika sampai-sampai kamu selalu memarahinya?" Ucap Iffah yang duduk disamping ema disofa ruang keluarga.
"Aku nggak tahu mah! setiap melihat alika rasanya aku ingin selalu memarahinya! aku sendiri juga nggak tahu kenapa mah.." Sahut ema sambil membereskan mainan yang berantakan.
"Ema! Walaupun dia hasil anak yang tidak kamu inginkan! dia tetap tidak bersalah nak! yang salah itu orang tua nya dan tuhan sudah menakdirkan kehidupan Alika di tanganmu! Jaga dia baik-baik! jangan selalu membedakan antara nindia dan alika. Mama takut anak yang kamu sayang akan mempermalukan kamu nantinya! jangan sampai sakit hati alika terhadap kamu membuat kamu malu sendiri karena tingkah anakmu yang kamu sayang!" Ujar iffah panjang lebar menasehati ema agar merubah sikap keras nya pada alika.
"Iyaa mah,insyaallaah aku akan berusaha adil! mama sampai kapan berada di indonesia?" Sahut ema mengalihkan pembicaraan agar lupa dengan masalah alika.
"Mama tidak tahu. Semua keputusan ada ditangan abahmu. mama hanya menurutinya saja. Kamu tahu sendiri bagaimana kerasnya abahmu jika mama menolak keinginan nya." Ujar iffah dengan menepuk tangan nya diatas pahanya.
"Aku sangat rindu sama abah! tapi kenapa abah tidak ikut pulang?" Gumam ema namun masih didengar oleh iffah ibunya.
"Abahmu sedang sibuk sekali. dia sedang mengurus semua berkas kepindahan nya ke indonesia. Rencananya abahmu ingin membeli rumah disini. abahmu sudah mempunyai rencana dengan saudara yang ada di kampung sebelah agar mencarikan rumah yang besar dan banyak kamar. anak abah kan banyak jadi kamar anak perempuan dan lelaki harus dipisah agar tidak terjadi lagi yang tidak-tidak." Jelas iffah panjang lebar pada ema agar tidak kecewa.
"Memangnya mama dan abah akan menetap di indonesia? Sudah tidak brangkat lagi ke turki?" Tanya ema menoleh ke arah ibunya disamping kirinya.
"Rencananya sih begitu! mungkin adikmu si tholib yang akan mengelola usaha abah disana!" Sahut iffah sambil meminum teh nya yang berada di atas meja.
Keluarga Ema kategori keluarga besar. Ema anak pertama dan mempunyai 5 adik. semuanya 3 perempuan dan 3 laki-laki. mereka akan menetap di indonesia, 3 adik Ema lahir di turki selama ema berumah tangga ema tidak pernah bertemu adik-adiknya. kecuali adik perempuan nya yang masih kuliah kala usia Alika 4 tahun. Adik perempuan ema bernama Selfi tinggal dirumah neneknya dirumah lugu. namun nenek SADIKAH tinggal bersama tante ema yaitu tante KHADIJAH di semarang. Selfi hanya tinggal sendirian dirumah nenek bersama ATUN Art yang sudah lama bekerja dirumah nenek. tak lama setelah ema dan mama nya mengobrol dengar suara anak-anak sudah pulang. Hanya alika yang belum pulang. Naswa dan anindia disambut hangat oleh orangtua masing-masing. naswa dan anindia dijemput oleh ART menggunakan becak. tapi lagi-lagi alika pulang sendirian tak ada yang menjemputnya. hanya paman becak yang disuruh menjemput alika di sekolahnya.
"Permisi pak satpam! saya diperintah untuk menjemput anak perempuan yang bernama alika kelas 4 Sd." Ujar paman becak yang sudah berada didepan sekolah alika.
"Baik pak tunggu sebentar saya panggilkan!" Sahut security itu dan melangkah menuju kelas alika dan memanggil alika dikelasnya. "Alika! Kamu sudah dijemput dan sudah ditunggu paman becak yang dipesan orangtua mu." Ujar security yang sudah berada dikelas alika.
Alika bergegas menuju gerbang sekolah dan security bertanya dulu kepada paman becak untuk memastikan bahwa itu benar perintah orangtua nya."Maaf pak! Bapak diperintah oleh ibu siapa nama nya?" Tanya security dengan wajah datarnya pada paman becak.
"Saya diperintah ibu Ema untuk menjemput anak yang bernama alika disekolah ini." Sahut paman becak menjelaskan dengan jelas.
"Apa betul alika itu nama ibumu?" Tanya security pada alika dengan ramah.
"Betul pak itu nama mama alika." Jawab alika mendongakkan kepalanya menatap security yang lebih tinggi darinya.
"Baiklah cepat naik dan hati-hati di jalan! Pelan pelan ya pak! antarkan Alika sampai rumahnya!" Titah security membimbing alika menaiki becak yang sudah menjemput nya.
"Baik pak permisi!" Jawab paman becak sambil mendorong becaknya untuk jalan.
"Yaa silahkan! dadah alikaa." Ucap security dan melambaikan tangan nya pada alika.
Alika akhirnya diantar paman becak pulang kerumah. setelah sampai tak ada sambutan tak ada perhatian. Semua masih sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ema dan anindia sedang tidur siang di kamarnya. Naswa juga sedang tidur siang di kamarnya. alika sedih Seakan-akan alika tidak pernah ada dirumah itu. akhirnya alika pun memutuskan untuk bermain dihalaman belakang. namun lamunan alika buyar ketika nenek iffah memanggilnya.
"Alikaa sini sayang! sedang apa kamu disitu?" Panggil Iffah yang melihat alika sedang bermain sendiri dihalaman belakang.
"Alika sedang main sendiri nek!" Teriak alika sambil melangkah mendekati neneknya.
"Jangan suka main sendirian jika dihalaman yaa sayang! Jika tidak ada teman usahakan main di dalam yaa sayang? Ayo masuk! alika sudah makan belum?" Titah iffah dan menanyakan pada cucu kesayangan nya.
"Belum nek! Alika pulang sekolah mama ema sedang tidur dan nenek juga sedang sibuk sendiri di dapur. Jadi alika main sendiri di halaman nek." Jawab alika sambil membersihkan tangan nya yang berisikan tanah dengan bajunya.
"Yaa sudah sini nenek ambilkan makan lalu tidur siang yaa seperti yang lain. nanti sore bangun dan mandi. Setelah itu nanti nenek beri uang buat beli jajan bersama naswa dan nindia." Ujar iffah membimbing alika masuk dan menyuruh nya mencuci tangan.
"Oke nek! nenek masak apa?" Tanya alika yang sudah mencuci tangan dan melepas bajunya yang kotor
"Nenek masak ayam kecap kesukaan alika." sahut iffah sambil mengambilkan nasi di piring untuk alika.
"Asiikkk hari ini makan ayam kecap buatan nenek." Teriak alika melompat kegirangan.
"Sssttt jangan keras-keras suaranya nanti yang lain bangun. alika bisa dimarahin mama." Ujar iffah sambil menempelkan ibu jarinya di bibirnya.
"Ups maaf nek! alika seneng sekali nek!" Sahut alika menutup bibirnya dengan tangan kanan nya
"Ayo makan keburu dingin ayamnya!" Titah iffah yang sudah mengambilkan makanan untuk alika.
"Oke nek! alika makan sambil menonton tv boleh tidak nek?" Tanya alika menoleh kearah neneknya yang sudah duduk didepan tv.
"Boleh sayang! tapi jangan keras-keras yaa volume nya." Sahut iffah membalikan badanya menghadap alika.
"Oke nenek yang cantiik." Ucap alika antusias dan menyalakan tv nya.
Pada dasarnya Alika anak yang sangat penurut. Namun keras nya ema pada Alika yang membuat Alika jadi bandel dan susah diatur "Kasian kamu alika. nenek janji akan selalu membuat alika tersenyum bahagia. nenek insyaallah akan mencoba untuk adil sama kamu. nenek akan selalu beri perhatian yang tidak kamu dapatkan dari mama ema." gumam nenek iffah menatap alika dari kejauhan.
****************
BERSAMBUNG
***
Hari telah berlalu. Nenek iffah semakin kesini semakin menyayangi alika. Anindia kategori anak yang pendiam halus dan sangat penurut dan alika adalah anak yang aktif mudah bergaul dan cerewet. perbedaan antara Alika dan anindia sangat jauh sekali, hampir semua orang menyukai Anindia yang kalem dan pendiam. keluarga ema hanya tinggal 1 tahun saja dirumah lugu neneknya. mashur juga ikut pulang ke indonesia dan tinggal bersama. mashur ijin 6 bulan cuti kerja di indonesia. Karena ada berita kakek zhafar sudah membeli rumah di indonesia dan juga yang sudah direnovasi. Satu keluarga pindah ke kota agar lebih dekat dengan jalan raya dan jika ingin kemana mana sangat dekat dari rumah. Mereka sudah mulai pindah ke rumah yang besar halaman teras yang luas jumlah kamar pun ada 6. 1 ruang tv, 1 ruang makan dan ruang kumpul keluarga beserta garasi mobil. rumah yang sangat megah dan mewah. Setelah kepindahan keluarganya nya mashur brangkat lagi ke turki karena waktu cuti 6 bulan sudah habis dan harus mulai bekerja lagi di turki. kini sudah 2 bulan tholib dan mashur di turki. Tibalah saatnya kakek zhafar yang pulang ke indonesia menikmati hasil jerih payah nya selama ini. sudah 4 minggu kakek di indonesia. Kakek zhafar adalah orang yang sukses diantara kakak nya. rumah kakek sangat ramai. Anak-anak bermain dengan riang tiba-tiba saja hari sudah malam dan sudah waktunya makan malam. kakek zhafar mengajak semuanya untuk makan malam diluar. Tak lama mereka selesai makan malam diluar mereka kembali kerumah baru mereka. Mereka sudah waktunya untuk istirahat malam. hanya beberapa minggu saja kakek baru tiba di indonesia sudah harus berangkat lagi ke turki karna problematika yang rumit di turki. saat semuanya tidur ada telfon dari turki jam 2 pagi.
KRIING! KRIIING! KRIING!
"Hallo Assalamualaikum" kakek Zhafar menerima telfon itu dengan wajah datarnya.
"Waalaikumsalam abah gimana kabar abah? sehat?" Tanya menelfon dari turki dengan wajah dingin nya.
"Alhamdulillah abah sehat! gimana kabarmu dan gimana kabar pabrik di turki?" Tanya abah sembari duduk disofa dan menyandarkan dirinya.
"Alhamdulillah aku baik bah! Cumaa kabar pabrik kurang baik bah." Jawab Tholib dengan mengusap wajahnya kasar.
"Ada apa dengan pabrik? Apa ada masalah?" Tanya kakek panik sembari menegakkan tubuhnya yang masih duduk disofa.
"Kaki tangan kesayangan abah sudah mulai ngelunjak dan berbuat curang bah." Sahut tholib diseberang telfon nya.
"Maksud kamu bagaimana?" Tanya kakek tak mengerti maksud anaknya.
"Fawaz asisten abah sudah mulai bekerja sama dengan orang penghuni asli turki dan akhirnya ada pengawas pemerintah turki datang melakukan pemeriksaan pabrik dan pabrik dipaksa untuk tutup karena ilegal!" Jelas tholib panjang lebar berdiri disamping nakas.
"APAAAH..! lalu bagaimana kondisi pabrik sekarang?" Tanya kakek panik sembari mondar mandir di depan nakas tempat dirinya menelfon.
"Abah harus segera berangkat ke turki! karena minggu depan akan ada penyitaan berkas untuk menutup pabrik!" Jelas tholib yang juga ikut panik dengan mondar mandir.
"Baiklah abah akan segera berangkat ke turki! Pagi ini juga abah berangkat ke jakarta untuk perpanjang visa nya!" Ujar kakek tegas dengan wajah dingin dan membulatkan matanya tajam.
"Baiklah bah kalau begitu! Aku tutup dulu telfon nya. akan aku tunggu kedatangan abah segera! jaga kesehatan abah yaa? assalamualaikum." Ucap tholib menegaskan dan memberi salam pada kakek.
"Waalaikumsalam!" Sahut kakek dan menutup telfon nya dengan nafas yang memburu.
Nenek, Ema dan selfi bangun dari tidurnya! karena mendengar suara abah yang sangat keras saat telfon dengan tholib. Abah panik lemas dan bingung. Baru saja pulang ke indonesia sudah ada masalah seperti ini. Ini berurusan dengan 1 usaha yang sudah di bangun dari nol. abah jadi mempunyai pikiran yang negatif takut pabrik ditutup dan bangkrut. sumber dari mana lagi abah akan mendapatkan penghasilan. Satu satunya usaha untuk membahagiakan keluarga nya harus kandas. apa iya harus bangkrut begitu saja karena kecurangan asisten nya yang sudah sangat dipercaya selama bertahun-tahun. Tak butuh waktu lama abah mengambil koper dan menyuruh nenek iffah menyiapkan pakaian nya.
"Siapkan semua baju kamu dan aku kedalam koper!" Titah kakek pada nenek iffah.
"Baju untuk kemana bah? Ke turki atau ke jakarta?" Tanya nenek iffah dengan wajah yang tidak mengerti.
"Bawa semua baju! Kita ke jakarta perpanjang visa tidak lama. Setelah selesai kita langsung berangkat ke turki!" Ucap kakek masih dengan tatapan tajam nya menuju ke satu arah tanpa menoleh kepada siapapun.
"Kita? Aku ikut abah lagi ke turki?" Tanya nenek iffah memastikan.
"Iyaa kamu ikut abah ke turki! Terkadang jika pikiranku buntu kamu yang punya ide jenius! Siapkan semuanya jangan sampai ada yang tertinggal! Biarkan anak-anak tinggal dirumah ini! Aku tunggu diruang tengah!" Titah kakek dan langsung beranjak keruang tengah dengan langkah tegas.
"Baiklah jika itu mau mu! aku bereskan dulu." Sahut nenek iffah dengan melangkahkan kaki menuju kamarnya.
"Ema dan Selfi bingung melihat situasi yang mendadak seperti ini. Selfi Yang sudah lulus kuliah dan ikut menetap dirumah itu Akhirnya memulai pertanyaan."
"Abah mau berangkat lagi ke turki?" Tanya selfy dengan wajah sendunya.
"Iyaa terpaksa abah harus ke turki lagi meninggalkan kalian lagi disini! abah harus memperbaiki keadaan pabrik dulu. tholib anak muda tidak begitu pengalaman soal pabrik. Baru diserahkan sebentar saja sudah ada kasus seperti ini, apalagi jika abah angkat tangan?" Sahut abah menjelaskan pada selfi sembari menepukkan tangan nya diatas sandaran sofa.
"Apakah abah akan tinggal lama lagi di turki?" Tanya selfi yang sedih karena harus berpisah lagi dengan orangtua nya.
"Yaa jika kasus tidak mudah diatasi mungkin mama mu dan tholib yang pulang ke indonesia! abah akan menetap di turki!" Sahut abah masih dengan wajah datarnya dan memberi pengertian pada anak ketiganya itu.
"Abah sudah tua! aku ingin abah tinggal disini lama. aku masih sangat rindu sama abah." Ujar selfi yang masih ingin bersama abahnya.
Abah semakin sedih mendengar selfi berkata seperti itu. abah memeluk selfi erat tak terasa hingga meneteskan air mata. ema hanya bisa menatap meraka berdua dengan perasaan sedih. Ema ingin mendekati takut di diamkan oleh abahnya karena dulu ema sudah membuat abahnya kecewa.
"Ema! sedang apa kamu disitu? Sini duduk bersama abah! Abah mau menyampaikan sesuatu." Titah abah dengan melambaikan tangan nya memberi kode pada ema agar menghampirinya.
"Iyaa bah!" Sahut ema sambil melangkahkan kakinya menuju sofa yang di duduki oleh abahnya.
"Ema! abah titip adik-adik mu yang masih sekolah. dan abah titip rumah ini! Dijaga baik-baik. apa perlu menambah satu Asisten lagi?" Ujar abah dan menanyakan tujuan nya pada ema.
"Tidak usah bah! biar atun saja sudah cukup! pekerjaan yang lain kami bisa mengerjakan sendiri. biar nanti atun yang akan kami suruh mengurus kebutuhan Naswa dan Hamid." Sahut ema dengan wajah sendunya mengerti dengan keadaan abah nya sekarang.
"Baiklah kalau itu mau mu! nanti abah kasih uang belanja untuk kebutuhan adik-adik mu." Ujar abah masih dengan wajah datarnya menahan emosi dan kecewa yang sangat dalam.
"Iyaa abah! ema mau tanya gimana kabar mashur disana?" Tanya ema dengan ekspresi malu-malu meong.
"Suami mu baik-baik saja! dia bekerja di bagian pengiriman. jadi tidak ada masalah nya dengan kasus ini. apa kamu rindu dengan suami mu?" Tanya abah yang mengerti maksud anak pertamanya itu.
"Tidak! aku lebih suka dengan keadaan tanpa suami seperti ini!" Sahut ema ragu karena dirinya masih belum bisa mencintai suaminya sampai sekarang.
"Yaahh baiklah! kamu akan menitipkan apa untuk suamimu?" Tanya abah sedikit melirik ke arah ema yang duduk diseberang sofa sebelah kiri.
"Titip salam saja bah untuk dia!" Sahut ema yang spontan mengucapkan nya hingga membuat abah terkekeh.
"Ha Ha Ha Ha! Emaaa.. Ema! Kamu memang tetap lugu dari dulu tidak pernah berubah!" Ujar abah terkekeh dengan ucapan ema yang spontan keluar dengan sendirinya.
"Abah bisa saja! Hehehehe." Sahut ema tersipu malu dengan jawaban abahnya.
Perbincangan Pun selesai setelah nenek keluar dari kamar bersama ART yang sudah membantu nenek membereskan pakaian nya di dalam koper. Hari sudah subuh. waktunya abah dan nenek pergi ke stasiun kereta untuk berangkat ke jakarta.
"Abah dan mama tidak sarapan dulu?" Tanya ema menatap kedua orangtua nya secara bergantian.
"Tidak usah..! di kereta banyak makanan kita bisa beli makanan di kereta! Ini masalah waktu agar cepat sampai dan berangkat ke turki..!" Sahut abah sambil memeluk bahu istrinya dengan mesra.
"Abah dan Mama jaga kesehatan yaa..? baik-baik disana! Jangan telat makan..!" Ujar ema memperingati kedua orangtua nya.
"Abah tidak akan pernah telat makan selagi masih ada mama mu disamping abah..!" Sahut abah sembari melirik ke wajah istrinya.
"Iihhh abah..! Lagi serius malah nge gombal..!" Ucap ema mengerucutkan bibirnya dengan tersenyum simpul.
"Ha Ha Ha Ha Ha..! Agar tidak ada ketegangan..! Yaa sudah Abah berangkat yaa..? kalian jaga rumah dan adik kalian..! kunci rumah jika hari sudah malam..!" Titah abah dengan melangkahkan kakinya menuju taxi online yang sudah dipesan.
"Iyyaa abah..!" Sahut ema mengikuti langkah orangtua nya menuju mobil yang sudah siap didepan pintu gerbangnya.
Abah dan nenek berangkat ke stasiun menggunakan taksi online yang sudah di pesankan. mereka berdua berangkat ke jakarta. setelah perjalanan panjang nya mereka sudah sampai dijakarta dan abah langsung pergi ke kedutaan untuk perpanjang visa dan berkas yang lain nya. beruntung mengurus visa tidak membutuhkan waktu lama. hanya satu hari abah sudah bisa berangkat ke turki. kemudian pergilah ke bandara untuk memesan tiket pesawat ke turki. Tiket nya ada di waktu pemberangkatan jam 3 sore. abah ke bandara jam 10 pagi dan abah langsung bergegas pulang ke hotel menjemput nenek iffah dan menyiapkan semuanya untuk ke bandara. Tak lama kini waktu telah berlalu. Abah dan nenek sudah sampai di bandara jam 2 siang. karena mereka ingin makan siang terlebih dahulu. Perut mereka sudah sangat lapar karena hanya sarapan roti saja di pagi hari. tak lama setelah selesai makan pesawat sudah siap untuk lepas landas. Abah dan nenek sudah duduk di kursi pesawat dengan tenang. pesawat kini telah lepas landas. mereka berdua sudah meninggalkan indonesia. Hanya butuh satu hari untuk sampai di turki. Tholib sudah menunggu abah dan mama nya di bandara untuk menjemputnya. tak lama mereka akhirnya bertemu dan saling berpelukan untuk melepas rindu.
"Bagaimana kabarmu nak..?" Tanya abah sembari memeluk tholib dan menepuk bahunya.
"Aku baik bah..! Abah dan mama bagaimana..?" Sahut tholib dan menanyakan kabar mereka dengan bergantian memeluk mama nya.
"Alhamdulillah kami sehat..! Dimana mobilnya..?" Tanya abah dengan celingukan mencari mobil jemputan yang sudah disiapkan oleh tholib.
"Disebelah sana abah..! ayo tholib bantu bawa koper abah dan mama..!" Titah tholib sambil menyeret koper mereka berdua.
Setelah semuanya melangkah kini mereka sudah berada di dalam mobil. tholib yang menyetir, abah di sebelah supir dan nenek di kursi belakang. mereka kini melakukan perjalanan menuju pabrik. disebelah pabrik adalah rumah kontrakan mereka. Setelah sampai rumah dan membuka pintu tanpa diketuk terlebih dulu karena itu kebiasaan abah. Begitu terkejutnya abah dan nenek saat membuka pintu rumahnya.
"MASHUUURRR..!!" Teriak abah dengan membulatkan matanya lebar dengan tatapan tajam merah padam tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Tak disangka sahabat nya itu sedang bercumbu dengan ART yang bekerja di pabrik. abah yang begitu sangat terkejut mendadak jatuh pingsan. karena tak menyangka sahabat nya itu sekaligus suami dari anaknya berani berselingkuh. Apalagi selingkuh dengan ART. Sangat memalukan sekali. Dipabrik semuanya sudah tahu bahwa mashur adalah menantu dari pemilik pabrik. Tholib akhirnya membawa abah ke kamarnya didampingi nenek. nenek yang bingung hanya bisa menangis.
"Abbaah bangun abah..! Ingat abah kesini untuk membuat pabrik stabil..! Tidak usah pedulikan yang lain itu hanya cobaan abaah. ! Ayoo bangun baah..! Tholib panggil dokter sekarang..!" Teriak nenek dengan air mata yang terus membasahi pipinya.
"Iyaa mah..!" Sahut tholib langsung berlari kecil menuju telfon yang berada diatas nakas.
Tholib kini sedang menelfon dokter dan alhamdulillah dokter sedang tidak ada pasien dan segera datang. Tholib yang emosi melihat mashur ingin menghajar wajahnya habis habisan. Tapi ia urungkan dan berfikir ulang karena abahnya sedang terbaring lemah diatas kasur tak berdaya. Tholib mengurungkan niatnya dan kembali menuju kamar abah nya. Tak perlu menunggu lama dokter kini telah datang. Dengan cepat dokter memeriksa keadaan abah.
"Bagaimana keadaan suami saya dok..?" Tanya nenek iffah masih dengan isak tangisnya.
"Alhamdulillah keadaan nya baik-baik saja..! Beliau hanya syok saja..! besok juga akan membaik seperti biasanya..!" Sahut dokter yang sudah memeriksanya dan mengeluarkan secarik kertas untuk memberikan resep obat.
"Alhamdulillah..!" Sahut nenek merasa lega kala mendengar suaminya baik-baik saja.
"Ini nanti diminumkan obat nya satu hari 2 kali saja saat bangun tidur dan saat mau tidur..! Kalau begitu saya permisi dulu..! Assalamualaikum..!" Ucap dokter dan membereskan alat yang ia bawa dan melangkah pergi.
"Waalaikumsalam..! Terimakasih dok..!" Ucap nenek dan mengantar dokter menuju pintu.
"Sama sama..!" Jawab sang dokter dan pamit pergi.
Tak lama Abah akhirnya sadar dari pingsan nya. Nenek dan tholib sangat lega karena abah sudah sadar dari pingsan nya. Abah mencari sosok mashur tapi sayang nya tidak ada. Mashur sudah kembali bekerja di pabrik seakan-akan tidak ada masalah. Namun abah menyuruh tholib untuk memanggil mashur tapi tholib menolaknya. Abah kembali menyuruh tholib dengan nada tegas. Akhirnya tholib menuruti perintah abahnya. setelah tholib
mencari mashur ternyata dia ada di pabrik.
"Mashur..! Kamu dipanggil abah dikamar nya sekarang juga..!" Panggil tholib dengan nada gelegar dan penuh emosi membuat semua orang yang berada disana menoleh ke arahnya.
Mashur sudah menduga ini pasti akan terjadi. namun mashur hanya pasrah saja jika disuruh menceraikan ema pun ia tak masalah. Toh mashur tahu pabrik ini sebentar lagi akan hancur dan mertuanya akan bangkrut tanpa sisa. Jadi sudah tidak ada lagi yang harus dipertahankan dengan ema. mashur menikahi ema kala itu karena ingin menguasai harta sahabatnya. Mashur tahu ema tidak pernah mencintai mashur. Ema hanya menjalankan takdirnya dengan pasrah dan ikhlas tapi tidak bagi mashur. Mashur yang selalu mengharapkan cinta ema dan hartanya tidak pernah dia dapatkan hingga sekarang. Dan mashur akhirnya sakit hati. Untuk mengungkapkan rasa sakit hatinya mashur membalasnya dengan cara berselingkuh dengan para wanita kesepian di negeri orang. Tak lama mashur menghampiri mertuanya yang sedang terbaring lemah di kamarnya.
Tok! Tok! Tok
"Boleh aku masuk..?" Ucap mashur yang hanya menunjukan kepalanya sedikit.
"Yaa masuk mashur..! aku sudah menunggumu dari tadi! Mah bisa keluar sebentar..?" Ujar abah dengan nada datar dan dingin nya menahan emosi.
"Aku ingin disini saja..! Jangan suruh aku keluar..!" Sahut nenek masih duduk disamping abah.
"Yaa sudah kalau begitu..!" Ucap abah tak mau berdebat dengan istrinya. "Mashur..! apa hubunganmu dengan wanita itu! Dia seorang ART mashur..?" Ujar abah dengan nada sedikit teriak membulatkan matanya yang merah padam menahan rasa kecewanya.
"Aku hanya ingin menghilangkan kesepianku saja bah..!" Jawab mashur dengan santainya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Jika kamu membutuhkan nya kamu bisa pulang dulu ke indonesia menemui istrimu mashur..! Bukan dengan cara seperti ini..! Ini sangat memalukan..! Apalagi kamu melakukan nya dengan asisten rumah tangga..! Jangan merendahkan dirimu sendiri..!" Ujar abah panjang lebar menatap langit-langit atap rumahnya karena sudah kecewa dengan sahabat sekaligus menantunya.
"Maaf..! aku hanya pria normal dan aku khilaf..!" Sahut mashur sedikit tidak tulus meminta maaf pada ayah dari istrinya.
"Hanya itu yang keluar dari bibirmu! Pulang lah ke indonesia! kasian istrimu dia sangat setia padamu mashur!" Titah abah tanpa menatap wajah menantunya.
"Yaa nanti akan aku urus semuanya!" Jawab mashur masih dengan nada santainya.
"Aku dan istriku tidak akan mengungkit masalah ini lagi, apalagi di depan ema. Jika kamu janji akan berubah maka aku memaafkan mu!" Ujar abah memberi peringatan pada mashur agar tidak melakukan nya lagi.
"Iyaa! Akan aku usahakan. aku permisi dulu untuk melanjutkan pekerjaanku." Sahut mashur dan ijin pamit keluar dari kamar mertuanya.
"Baiklah kalau begitu silahkan!" Ujar abah masih dengan wajah datarnya.
Mashur akhirnya bergegas kembali ke pabrik. Dia sangat bahagia karena dia akan pulang bersama selingkuhan nya dan akan menikah lagi di indonesia. dia ingin mengambil kesempatan selama abah tidak ada di indonesia. semuanya sudah direncanakan dengan matang. Jika dibandingkan selingkuhan nya dengan ema yaa lebih cantikan ema kemana-mana. Ema masih muda dan cantik, sedangkan selingkuhan nya itu usianya yang sepantaran dengan mashur gemuk dan berwajah pas-pasan Tapi harta selingkuhan nya itu luar biasa. ART itu mempunyai usaha tembaga di indonesia. Bahkan sudah banyak pesanan ke luar kota. Mashur tergiur akan harta dan usahanya yang berlimpah. wanita itu janda beranak 3. Ketiga anaknya adalah perempuan. Tak lama kemudian semua berkas dan tiket pesawat semuanya sudah beres pulanglah mashur dan ART itu. ART itu bernama Zalimah biasa dipanggil imah. Mereka berdua pulang bersama ke indonesia. Setelah sampai di bandara jakarta mereka berdua berpisah. Meskipun satu kota tapi mereka menggunakan kendaraan masing-masing. Mashur menggunakan taxi online untuk pulang ke rumah ema dan imah menggunakan Bus. Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang sampailah mereka berdua dirumah masing-masing. Ema yang tak tahu mashur akan pulang sangat terkejut.
"Assalamualaikum." Ucap mashur melangkahkan kakinya masuk tanpa mengetuknya lebih dulu.
"Waalaikumsalam.." Semuanya serentak termasuk Alika dan Anindia.
"Anindia dan Alika pun berlari kencang melihat abinya sudah pulang. Berbeda dengan ema yang berjalan pelan menyambut suaminya dengan mencium tangan nya saja."
"Abbiii.." Teriak nindia dan alika berlari menghambur kepelukan mashur.
Namun sayang seribu sayang. Mashur hanya menyambut anindia tanpa menghiraukan alika yang juga berlari menghampirinya. Mashur menggendong dan memeluk anindia. Alika yang menunggu giliran untuk dipeluk tak dipedulikan oleh mashur. mashur sangat tidak menyukai alika. mashur mengira alika anak yang nakal dan susah diatur. alika hanya celingukan menunggu pelukan sembari memainkan tangan nya dan kaki yang digoyang-goyangkan seperti saat dirinya menari. Setelah ditinggalkan mashur masuk ke dalam alika tetap berdiri pada tempat nya melihat mashur anindia dan ema berlalu begitu saja. Dengan wajah yang sedih dan kecewa ingin menangis dan teriak sekencang mungkin. Tapi alika anak yang kuat dan tegar. tak dipedulikan sudah terbiasa bagi alika. Ema menyambut suaminya dan menyiapkan makanan untuk suaminya makan malam. mashur dan anindia masih bergelut dengan bercanda diatas kasur. Alika hanya sibuk bermain sendiri bersama teman nya diluar rumah. Karena dirumah pun dirinya juga tak pernah dianggap ada. Sudah waktunya makan malam alika masih asik bermain diluar bersama teman nya. Ema memanggilnya untuk ikut makan malam bersama. Akhirnya tak lama mereka kini telah selesai makan malam. Ema sibuk menidurkan anak-anak nya dikamar. Alika dan anindia kini sudah terlelap bersama mimipinya dan tak disangka kedatangan mashur diberi kejutan yang luar biasa oleh ema.
"Abi aku ingin bicara. Tapi jangan disini. Kita bicara dikamar." Titah ema dengan menggandeng tangan mashur untuk memasuki kamarnya.
"Memang nya mau bicara apa?" Tanya mashur menghentikan langkahnya dan melepas tangan nya yang ditarik oleh ema.
"Sudah ayoo!" Titah ema kembali menarik tangan mashur hingga masuk ke kamarnya.
"Yaa baiklah! Sekarang sudah dikamar! Kamu mau bicara apa?" Ujar mashur dan kembali melepas tangan nya yang digenggam oleh ema.
Tanpa basa basi ema langsung memberikan tes peck yang selama 3 bulan ini ia simpan di laci tiolet nya. ema ingin mencoba membuka hati untuk suaminya itu. Saat memberikan tes peck Mashur begitu sangat terkejut. mashur berfikir takut pernikahan nya dengan imah akan gagal jika ema mengandung lagi anak yang ketiga..
"Appa ini ema?" Tanya mashur dengan ekspresi yang tidak mengerti dengan maksud istrinya.
"Aku sedang hamil anak kamu bi! Usia kandungan nya sudah hampir 4 bulan." Ujar ema dengan senyum lebarnya antusias memberi kejutan untuk suaminya.
"Hamil anak siapa kamu?" Tanya mashur dengan tatapan curiga dan tak percaya jika istrinya telah hamil anaknya.
Ema sangat terkejut dengan pertanyaan mashur. Dia terdiam membulatkan matanya tak menyangka mashur akan meragukan kehamilan dirinya. Dan akhirnya.
"PLAAAAK!"
Tangan ema melayang menampar pipi mashur dengan spontanitas. Tak kuasa menahan rasa sakit dan airmata ema pun mengalir deras bak air terjun tanpa henti.
"Apa maksud kamu bertanya seperti itu? Kamu pikir aku wanita jalang yang mengumbar kehormatanku pada pria diluar sana Hah! Aku selama bertahun tahun menjaga kehormatanku dan setia padamu! Aku yang lelah mengurus anakmu dengan tulus dan sepenuh hati. Inikah balasanmu!" Ucap ema dengan nada tinggi nya dan membulatkan matanya yang merah padam dengan tajamnya menatap mashur penuh rasa kecewa dan luka yang dalam dihatinya.
"Aku tidak bermaksud menyinggung mu! aku pergi sangat lama di turki dan saat pulang tiba-tiba dapat kabar kamu sedang hamil anakku. Wajar kan aku terkejut?" Sahut mashur sambil menyentuh pipinya yang panas setelah ditampar oleh ema.
"Apa kau lupa saat kau cuti kerja 6 bulan kemarin kamu di indonesia? Dengan siapa lagi aku berhubungan jika bukan denganmu sebagai suamiku!?" Ujar ema masih sangat emosi dengan pria yang ada dihadapan nya itu.
"Baiklah maafkan aku! jika pertanyaanku membuatmu sakit hati. Tapi ema, aku ingin anak lelaki bukan perempuan lagi! Jjika yang kamu lahirkan nanti adalah lelaki aku akan sangat bahagia. tapi jika kau nanti melahirkan anak perempuan lagi makaaa..makaa maafkan aku. aku akan menceraikanmu." Ujar mashur panjang lebar yang takut akan kehilangan imah dan tak bisa memiliki hartanya.
"Appaah!! Kesalahan apa yang sudah aku perbuat hingga kamu tega melakukan ini semua padaku mashur?! Aku yang bertahun tahun mengabdi padamu mencoba ikhlas menjalani takdirku yang seperti ini. Lalu sekarang kamu tega memperlakukan aku seperti ini! Apa salahku padamu?!" Teriak ema membalikan badan nya dan kembali lagi ke hadapan suaminya sembari mengacak-ngacak rambutnya frustasi.
Ema kecewa, sakit hati dan terluka. goresan yang amat dalam membuat luka dihati ema. Ema menganggap hidup ini tak berpihak padanya. Hidup ini sangat kejam bagi ema. Gerbang perceraian seakan sudah berada didepan matanya. Sakit dan pilu rasanya ingin menjerit meratap dan berlutut pada tuhan. Ingin rasanya mengadu apa kesalahan nya selama ini sehingga tuhan menghukum dirinya seakan tuhan sangat kejam padanya. ema tak tahu lagi harus berbuat apa dan membayangkan bagaimana nantinya jika anak ketiganya adalah perempuan. Akankah dirinya mengurus 3 anaknya sendiri tanpa sosok suami. Ataukah anak nya nanti adalah lelaki dan meneruskan rumahtangga nya yang seakan suaminya sudah tak ingin lagi bersamanya.
****************
BERSAMBUNG
***
* Bagaimana kehidupan Alika dan Ibunya?? Lanjut episode 4 yaahh..*
Jangan lupa Like dan Komen serta dukungan dari kalian..
Semoga suka dengan ceritanya..
🥰🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!