Pagi Hari Yang cerah,, dimana aku dan teman- temanku mulai membuka toko tempatku mengais rejeki,,
Namaku Sinta Agniya, berasal dari sebuah desa, aku bekerja disebuah Toko sepatu yang lumayan ternama di Kota ini..
Pagi itu aku yang bertugas menyapu dan mengepel lantai, karna kami sudah ada jadwal piket masing-masing yang sudah ditentukan atas musyawarah kami bersama.
Saat sedang menyapu Emperan toko aku merasa risih seperti ada yang sedang memperhatikanku dari toko sebelah, kulihat sekilas kesamping toko tersebut,,
Astagaaa lelaki itu sedang memperhatikanku, Diakan pria yang sering mengobrol dengan kak Lena , gumamku .
Ngapain dia Memperhatikan aku seperti itu ,
HuHhh malah tampilannya sekeren itu lagi. Mau buat copot jantung saja rasanya ditatp seperti itu.
Lumayan ganteng sih,, batinku..
Tapi sayang cuek banget fikirku. Pasti nggak ada yang tahan pacaran sama cowok sedingin kulkas seperti itu , gumamku dalam hati..
Kulihat kak Lena sedang menyusun pajangan sepatu, segera kubantu karna aku nggak mau dinilai buruk dan dicap sebagai karyawan baru yang pemalas,
Harus tampil rajin selaku karyawan yang dibilang masih baru ,
yah padahal aku sudah hampir 6 bulan bekerja disini, tapi bagi mereka masih tergolong baru. Karna mereka ada yang bahkan sudah lima belas tahun yang bekerja ditoko ini.
Kerja disini gaji memang lumayan besar belum lagi bonusannya, karna toko ini tergolong ramai dibanding dengan toko yang lainnya, juga kualitas nya bagus sih.
Dan lagi Karna kami sangat mengutamakan kepuasan pelanggan.
Lagi pula ditoko ini juga tersedia sepatu dari kualitas yang biasa sedang dan tinggi, tersedia untuk semua kalangan terbawah sampai ter atas, jadi semua orang bisa beli ditoko ini dengan menyesuaikan budget mereka masing-masing
Yah bisa dibilang barang sesuai harga lah .
Ada barang ada harga gitulah bahasa kerennya.
Jadwal makan siang tiba,
segera kami ambil bekal masing-masing untuk mengisi perut kami yang sudah lapar.
Disela kesibukan makan siang, tiba-tiba kak Lena berbicara kepadaku.
"Dek bagi dong nomor wa mu lah ,,!," ucap kak Lena sambil menyuapi mulutnya dengan sesendok nasi
"Buat apa kak?"" Tanyaku..
"Yah buat disave lah dek buat apa lagi, lagian aneh masak kita satu kerjaan nggak punya nomor masing-masing kan."
"Ohhh iya juga ya kak", akupun menyetujui perkataan nya.
segera kuambil gawaiku yang kucharger dibelakang.
"Jangan lupa tutup pintu belakang dek," kudengar kak Lena sedang menyuruh temanku Lilis.
Karna toko sudah mulai tutup karna waktu sudah menunjukkan pukul jam delapan malam.
Karena aku menjabat sebagai kasir ditoko ini, aku sibuk memasukkan uang omset kami hari ini untuk disetorkan ke Cici yang mempunya toko ini.
Sampai dikosan aku segera membersihkan diri.
Setelah selesai membersihkan tubuh, kuambil air wudhu untuk melaksanakan kewajiban lima waktuku.
Hufttt..
Kurebahkan tubuh ku diranjang yang ukuran minimalis ini .
Tringgg...
Pesan masuk kegawaiku, segera ku cek pesan masuk.
"Loh nomor baru", lirihku..
[Hay boleh kenalan nggak] isi pesan itu..
Ya ampun ni orang pertama ngirim pesan bukannya salam dulu, celotehku
"Dasar nggak ada tata Krama pikirku"
Kubalas pesannya , walaupun tidak punya pulsa kuberanikan diri mengirimnya.
Yah karna jaman sekarang sudah trend sosial media.
Jadi, aku tak pernah mengisi pulsa.
Lagi pula kan nanti bisa dia yang biayai SMS ini , kan dia juga yang ngajak berkenalan,, "gumamku..
Sepuluh menit berjalannya waktu tak kunjung pesan ku disetujui olehnya..
Pelit banget ni orang , pikirku..
Masak mau kenalan bayarin SMS 300 perak saja nggak mau,,
Huhh lenguhku..
Sampai ditoko, kulihat teman-teman ku wajahnya pada beeseri-seri..
"Cieeeee ada yang lagi PDKT ni" ,,
Kulihat Lilis cengengesan sambil berucap kepada ku,
Sambil mengedipkan matanya sebelah..
"Siapa Lis yang PDKT?",, Tanyaku keheranan
"Halahh sin,,, sinnn
Timbang sama temen sendiri nggak usah ditutupin Napa " , kata Lilis..
"Dek karyawan yang disebelah katanya kirim salam sama kamu..
Ucap kak Lena sambil berjalan ke arah ku."
Karyawan mana kak,,?
tanyaku sambil mengernyitkan dahi..
Jujursih aku bingung, siapa yang dimaksud Lilis dan kak lena
"Si soni dek, karyawan toko sebelah" jawab kak Lena..
"Astagaaa " ucapku spontan.
Aku tidak percaya cowok dinginn itu ternya naksir kepada, pipiku mendadak menjadi merah
Jujursih ada perasaan deg-degan dan bahagia juga.
"Kok bisa kak ,,"? Tanyaku Memastikan
"Iya dek,, sebenarnya udah lama sisoni curi-curi pandang sama kamu,
Kakak pikir kamu peka", tutur kak Lena.
"Jujursih kak selama ini aku sering menangkap basah dia Sadang memperhatikanku tapi aku nggak tau dia suka padaku, karna yang kulihat pandangannya sedikit sinis
dan kulihat mukanya juga jutek banget.
"Iya dek, dia memang gitu orang nya agak cuek tapi penyayang dan juga baik kok, kakak udah lama mengenalnya."
"Kakak kenal dari kapan?"
"Dari dia masih sekolah SMA dulu kakak sudah tau cerita kehidupannya, dia itu tipe pekerja keras dek, Nggak ada kata malu dalam bekerja. Kakak yakin pasti yang menjadi istri nya bakalan senang punya suami pekerja keras gitu, Jangan di sia- siain dek, kata kak Lena sambil menepuk pundak ku..
"Apaan sih kak belum tentu juga dia mau sama aku", jawabku..
"Iya jalani aja dulu dek, pokonya kalau sudah jadian jangan lupa traktirannya" sahut kak lena.
Sampai dikosan ku rebahkan tubuhku setelah selesai menjalankan aktivitas.
Kuraih gawai ku, sambil berselancar di dunia Maya.
Dengan cara itu lah aku bisa melihat dunia luar, karena hari-hari ku sudah kuhabiskan dengan bekerja.
Hmmm,, tiba-tiba terlintas ide difikaranku.
Ohh iyaa kan bisa aku kepoin media sosialn nya si soni pikirku,,
Puk,, puk,,
Akuu menepuk jidatku,
karna ke bodohanku terlalu penasaran dengan orang itu tapi nggak tahu gimana caranya.
segera Kuketikkan namanya di kolom pencarian.
Namun anehnya tak kutemukan satupun namanya , semua akun medsos ku sudah kuketikkan namanya dikolom pencarian namun nihil.
Orang nya tak kutemukan.
Masak Iyah sih dijaman sekarang ini orang nggak main sosial media, pikirku.
Hmm kalau benar demikian pasti ni orang baik-baik pikirku.
Tingg..
Pesan masuk ke gawaiku, Kulihat yang masuk pesan biasa..
Nomor yang semalam pikirku..
Sangkin penasarannya ku isi pulsa sebesar lima ribu rupiah dan ingin segera Kubalas pesannya.
[Ini Soni dek karyawan toko sebelah] isi pesannya.
Wuihhhh..
jantungku berdebar-debar saat dia manyebut namanya..
Gimana tidak dia laki-laki yang sangat di agung-agungkan temanku.
Tentu aku sangat merasa spesial karna dia memilihku, ada kebanggan tersendiri dalam diriku.
Apalagi kak Lena menyebut dia pria yang baik dan sudah lama mengenalnya.
Seminggu sudah kami sering bertukar pesan ,,
Aku pun terbiasa sudah mengisi pulsa seperti kembali ke jaman dulu ,, pikirku..
Tapi tak apa lah demi cowok ganteng, baik dan pekerja keras, batinku sambil senyam senyum..
"Cieeeeee-cieeeeeeee,ada yang lagi bahagia dan berbunga-bunga nihh"
Tiba-tiba Lilis datang mengagetkanku
"Pasti ada yang habis jadian ni , Traktir dong" ucap lilis.
"Hahahahah belum juga jadian Lis" jawabku Sambil menatap Lilis dengan senyuman..
"Eh Lis aku boleh nanya nggak?"
"Boleh, memang nya mau tanya apa???
Kulihat Lilis penasaran dengan pertanyaan yang akan kulontarkan keladanya
"Dia dapat nomorku dari mana sih?" Tanyaku penasaran.
"Dari kak Lena lah, Kan kamu yang ngasih sendiri sin sama kak Lena"
Hmmm jadi itu rencana kak Lena, batinku..
"Tau nggak sin kamu itu udah lamah ditaksir dan dikagumin sama bang Soni , Kamu liat kan kami sering cerita-cerita dengan dia disamping Itu kami lagi ngomongin kamu tau", ucap Lilis sambil cengengesan menatapku.
"Tau nggak sin dia bilang suka sama kamu karna kamu pendiam, Unyu-unyu lagi hahahahah" Lilis berucap sambil mencubit kedua pipiku yang menul.
Tentu aku tersipu malu.
Sekarang malam-malamku sudah disibukkan Dengan aktivitas baru dengan bertukar pesan dengan Soni.
Aku sangat senang bisa memenangkan hatinya terutama temanku banyak yang suka padanya karna dia terkenal lelaki yang sangat baik.
Bersambung..
Ting..
Kudengar Notifikasi Handphone ku berbunyi, aku pun tersadar dari lamunan, Segera kuraih hanphoneku dan membaca isi pesan masuk.
[Dek Abang didepan kosanmu yah]
Mataku melotot melihat pesan yang membuatku tak percaya.
Kukedipkan mataku serta mengucek-ucekkan telapak tangan ke mataku..
Aku setengah tak percaya melihat pesan Yang ada Handphoneku ini.
Hufttt..
Lirihkuuu..
"Gimana ini ya", Aku berjalan mondar mandir sehingga membuat aneh penduduk kosan..
"Kenapa sin ?" Tanya mereka serempak..
"Diluar ada gebetan gue, gimana ya gue takut buat temuin dia"?, Tanyaku pada mereka.
"Loh begitu saja kok bingung, temuin sana", saran mereka bersamaan
Sebenar nya aku ragu, Aku takut menemui laki-laki yang belum terlalu kukenal apalagi ini dikota gimana kalau aku di bawa ke hotel atau ke semak belukar atau bahkan dijual sama tubang alias tua Bangka..
"Hihhhhh ", aku bergidik ngeri dengan fikiran yang macam-macam.
Maklum selama ini aku belum pernah pacaran apa lagi sampai menemui lelaki seorang diri.
Tapi yasudahlah, kuberanikan diri menemui Soni, ntah kenapa aku sangat yakin padanya.
Lagi pula Aku juga ingin merasakan yang namanya pacaran.
Lagi pula kan aku sudah dewasa, aku juga sudah bisa menjaga diri.
Segera kuganti baju dan kutemui Soni diluar.
"Bang kok kesini nggak bilang dulu,,!" keluhku..
"Memang kenapa dek?, Nggak boleh ya"
"Bukan gitu bang, Yah kan aku harus siap-siap dulu , minta ijin dulu sama kakak kosan"
"Yaudah deh maaf ya, lain kali akan Abang kabarin deh, Yaudah yok naik kita jalan" , ucapnya tiba-tiba sambil menoleh ke belakang , mengisyaratkan agar aku segera naik ke jok yang ada dibelakangnya.
"Kita mau kemana bang?, Tanyaku agak ragu menaiki motornya, bukannya apa-apa Ini kali pertamaku dibonceng laki-laki yang belum kukenal lama.
Akupun terdiam sejenak memikirkan ajakannya,
Ahhh yasudahlahhhh.
Lagi pula nanti kan aku bisa kabur kalau dia macam-macam pikirku.
"Kita nongkrong ddekatvtaman kota didepan sana ya dek, ada jual es buah langganan Abang disitu", ucap Soni.
Aku segera turun dari motornya. Dan membenahi sedikit rambutku yang agak berantakan karna angin.
Kulihat sekeliling, pikirku dia akan mengajakku kesebuah tempat yang lumayan indah gitu, minimal kafe lah.
Kan ini masih tahap pendekatan, pikirku.
Astagaaa kok dipinggiran jalan gini sih , batinku..
Memang gak bisa dikafe ya, batinku lagi.
Gimana kalau temanku liat , aku pasti malu ni nongkrong dipinggir jalan.
Sementara temanku sering bercerita makan ditempat mewah dengan pacarnya, hmm ..
Tapi yasudah lah,, lagian sejuk juga udaranya pikir ku..
Lagian ada banyak orang jugak disini.
Kamipun duduk didepan jual es buah langganan Soni.
Kulihat Soni memesan es buah untukku dan untuknya.
Bruk
Soni mendudukkan bokongnya dikursi pelastik disampingku setelah memesan es buah. Kulihat sekilas kearah soni,, hmmm lumayan oke sih penampilannya .
Dek memang kamu belum punya pacar ya,, tanyanya tiba-tiba membuyarkan fikiranku.
Ya ampun ni orang buat Sok jantung aja pikirku. Aku malu karna ketahuan sedang memperhatikannya.
Aku semakin gugup waktu Soni menarik kursinya semakin dekat, dan sudah tidak menimbulkan jarak diantara kami.
"Emang kalau ada kenapa bang ", tanyaku..
"Ya aku nggak mau lah ngerusak hubungan orang dek"
Seperti hubunganku yang lalu orang asing sukak merusak hubungan Abang dengan mantan Abang yang sudah-sudah. Dan abangpun nggak mau melakukan itu kepada pacar orang lain, karna Abang tau rasanya pasti sakit.
Kulihat Soni menundukkan wajahnya dan raut wajahnya juga terlihat agak sedih.
"Hmmm jadi dia sudah sering pacaran yah, tapi kok nggak punya sosial media, apa dia menghapusnya ya karna banyak foto mantannya mungkin, fikirku macam-macam.
"Aku belum punya pacarlah bang, Kalau sudah punya pacar ngapain pula aku ada disini sama Abang, emang nya aku terlihat seperti perempuan playgirl ya bang?"
"Bukan seperti itu dek, tapi cMasak iya cewek secantik kamu belum punya pacar" ucap Soni dengan selembut mungkin
"Gombal nieh jawabku"
"Yaudah kalau kamu memang belum punya pacar mulai sekarang kita pacaran ya dek , katanya tiba-tiba"
Astaga ni orang nembak cewek nggak ada romantis-romantisnya ya, minimal pakai bunga kek, gerutuku
"Kita coba jalani hubungan ini, Abangbjanji nggak akan membuat jadi Adek sedih, dan semoga Ita cocok ya dek, nanti kalau cocok kita lanjut kalau nggak yah kita sudahi saja" ucap soni.
Akupun menyetujui penuturan Soni, Aku sebenarnya senang karna sudah ada hubungan jelas dengannya yaitu pacaran, tapi, aku agak aneh dengan penuturan katanya yang terakhir kalau tidak cocok disudahi, apa semudah itu yah mengudahi sebuah hubungan, bathinku.
Halah sudah lah mungkin aku saja yang berlebihan, Mungkin karna aku belum pernah pacaran mungkin, makanya aku terlalu baper dengan kata-kata nya
Deg..
Aliran darahku mengalir deras, tiba-saja Soni menggenggam tanganku dan ingin mengecup keningku.
***
Selesai nongkrong kami pun meninggalkan tempat tongkrongan anak muda tersebut, Sonipun mengantarku sampai depan kos.
Soni pun langsung tancap gas setelah menyuruhku menyalami tangannya.
Astagaaa romantis sekali pikirku yang sedang di mabuk asmara..
Stelah shalat subuh aku segera berangkat kerja. Sampai ditoko kulihat Lilis sedang kegirangan.
"Yeeeeee... Horeeeeee"
Kudengar suara Lilis bersorak gembira
Sudah seperti anak SD yang akan memasuki libur semester saja..
"Knpa Lis tanyaku heran?"
"Tanggal tujuh belas kita libur sin" katanya tiba-tiba.
"Hah yang benar dong?" Tanyaku lagi
"Iya katanya bos kita mau ke Korea jenguk anaknya ke jepang, Yok kita rencanakan jalan-jalan sama karyawan toko lainnya", kata lilis..
Lilis pun segera menelpon karyawan toko yang lain dengan telepon toko yang tersedia.
Yah maklumlah. Kami disini tidak boleh menggunakan Handphone selama bekerja.
Bos kami takut perhatian kami teralihkan dari pembeli , sehingga membuat kurangnya kepuasan pelanggan.
"Kita Bakar-bakar saja yok didesa kak Lena ada sungai yang biasa buat healing orang-orang", Lilis memberikan masukan
"Aku sih setuju saja lis, Aku mah sih ACC aja"
"Iya jangan lupa ajak pacarmu sin katanya, biar ada ojek gratisss"
"Okee siipp", Jawabku sambil mengangkat jempol tanda setuju.
Kukirim segera pesan pada pacarku .
[ Bang , tanggal 17 kamu ambil cuti ya, teman-teman ku aja acara bakar-bakar ini didesa kak Lena]
Ting.. kulihat notifikasi handphone ku berbunyi, dan kulihat nama Soni.
[Oke dek ]
Sungguh aku sangat bahagia, Karna di umur pacaran kami yang ketiga bulan ini jujur aku sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Soni dihidupku, aku sudah terbiasa kemanapun selalu bersama dia, meski yang selalu mengeluarkan budget memakai uang pribadi ku, aku pun tidak pernah mempermasalahkannya karna kini aku sudah sangat mencintainya.
Kami pun sudah berkumpul ditempat kami janjian sebelumnya.
Aku dijemput sama pacarku Soni.
"Dek ada yang mau Abang omongin lah" ucap Soni dengan memelas, Kulihat wajahnya sendu dengan raut mukanya yang sedikit agak bingung
"Ada apa bang, ngomong sajalah , kayak ngomong sama siaoa saja kamu bang" Ceplosku..
"Abang bisa pinjam uang kamu tidak dek buat beli bensin, sunggu Abang sedang tidak uang untuk pegangan, Abang belum gajian kan kamu tau Abang gajian nya diawal bulan, abang Janji deh nanti uang kamu Abang ganti setelah gajian" ucap Soni dengan suara selembut mungkin.
"Ohhhh, kirain mau ngomong apa bang, kenapa Abang nggak bilang dari semalam kalau Abang sudah nggak punya uang, kan aku bisa pinjaman ke Abang, Nih uangnya bang" aku pun memberikan dua lembar uang seratus ribuan untuk nya
"Itu nggak usah diganti bang, untuk Abang saja"
"Loh kebanyakan ini dek"
"Halah nggak apa -apa lah bang, nantikan kalau Abang sudah punya kita bisa gantian Abang yang traktirin Adek, lagi pula nanti Abang ada yang perlu bisa pakai uang itu" jawabku ..
Kami pun berjalan ke arah tempat yang sudah dijanjikan temanku Lilis..
Kulihat mereka semua sudah berkumpul.
Kami pun mengumpul duit untuk membeli ayam yang akan kami bakar nanti ditepi sungai
Kulihat Soni mengeluarkan yang 50 ribu.
Dan menyodorkan kepada Surya, karyawan lain ditoko tempat kami bekerja.
"Loh kebanyakan ini Soni" kata Surya
"Kami aja 20 rbu seorang"
"Sudah nggak apa-apa Sur lumayan buat tambahan beli ayamnya siapa tau kurangkan", jawab soni
"Wahhh sin beruntung kali kamu punya pacar kayak Soni"
Sudah ganteng baik pekerja keras royal pula ..
Huhhh iri dehh, kata temanku yang lain .
Astagaaa,, aku membatin. Belum tau juga kalian itu uangku pikirku..
Tapi gak apa lah mungkin Soni memang royal orangnya, pikirku.
Kulihat teman-teman ku seperti berbisik .
Kearahku..
Hmm pasti mereka iri melihatku yang memenangkan hati Soni, pikirku.
Kami pun mandi- mandi setelah selesai manggang ayam.
KuLihat soni nggak mau mandi katanya dia terauma sungai..
Karna pernah hanyut dulunya waktu kecil.
Temanku yang lain menggodanya dengan menyiramkan percikan air ke arahnya agar basah juga.
Karna kata mereka nggak seru kalau ada yang belum basah..
Siram..siram..siram..
Mereka bersorak-sorak sambil menyiratkan air sungai ke arah Soni.
"Yahhh basahdehh" kudengar Soni mengeluhh dengan nada sedikit kecewa.
Soni sedikit melirik ke arahku dengan tatapan sinis seperti tidak suka karna teman-teman ku menyiraminya. Tapi kok mau marah harusnya jangan marah kepadaku dong, marahi saja orang-orang itu. Gumamku dalam hati
"Hihhh dingin", Aku merinding karna air sungai ini terasa sangat dingin.
Sungai ini memang mengalir langsung dari air pegunungan, makanya tempat nya masih asri dan sangat sejuk. Tempatnya pun indah sangat memanjakan mata tak salah orang-orang banyak yang mengunjungi tempat ini . Lumayan bisalah menghilangkan penat fikiran.
Aku segera keluar dari air sungai karna tak tahan sudah terlalu kedinginan, Soni pun berjalan mendekat kerahku dan membuka jaketnya, dan menyerahkannya kepada ku.
"Lain kali pakailah baju yang longgar sedikit biar jangan terlihat ngepas seperti ini, sudah seperti lontong saja kamu dek pakai baju yang ngepas dibadan, Kan kalau begini jadinya aku yang malu kalau tubuh mu menjiplak, aku nggak mau tubuhmu jadi tontonan laki- laki lain" gerutu Soni.
Sungguh aku bingung antara harus senang karna dapat perhatiannya atau harus sedih karena mendengar celotehan Soni seperti memakiku dan ada perasaan bahagia juga karenaendapatkan perhatian dari Soni.
Lagipula yang namanya habis mandi-mandi kan pasti bajunya terlihat ngepas dibadan. Aku kan pakai baju yang longgar tadi, aku berbicara dalam hati sedikit membela diriku sendiri.
Ahh biarlah mungkin karna dia sayang padaku, cuman bingung saja cara mengungkapkannya.
Sampai didepan kos aku turun dari motornya
"Makasih ya bang, sudah meminjamkan jaketnya, Abang habis ini langsung pulang atau kemana dulu?" tanyaku sedikit basa basi
"Ya pulanglah mau kemana lagi dengan baju basah seperti ini. Memang kamu nggak liat baju ku asah seperti ini karena ulah teman- temanmu, dasar seperti anak-anak saja, nggak bisa menempatkan candaan pada tempatnya", jawabnya Soni cuekk sambil menatapku sinis.
"Ohh yaudah bang, kamu hati-hati ya dijalan" , sahutku dengan nada agak takut karna Soni memarahiku
"Iyahh, jangan lupa ya jaketnya dicuci bersih, itu jaket kesayanganku" lirihnya.
"Iya bang" ucapku..
"Sekali lagi makasih ya bang atas pinjaman jaketnya dan perhatiannya" ucapku dengan hati yang berbunga-bunga, walaupun Soni agak marah tapi aku sangat senang karena mendapatkan perhatian darinya.
Kulihat Soni hanya menatapku dengan dengan tatapan sinis dan tanpa menjawab ucapan terima kasihku.
Brum,, Brum,, brumm.
Soni menancap gas motornya, Lalu dilajukannya motornya secepat mungkin..
"Astagfirullah" ,, ucapku sambil mengelus dadaku yang agak terasa perih.
Ntah kenapa aku selalu merasa sesak dihatiku setiap kali mendapatkan perlakuan dingin dari Soni. Sesakit ini kah rasanya mencintai?
lagi pula tanpa dibilangpun sudah pasti aku kembalikan ini jaket buat apa juga dikosan buat semak saja, lagi pula aku bukan tipe orang yang suka pakai jaket kalau bukan karna terpaksa , bathinku
Sampai dikosan kubersihkan jaket soni sebersih mungkin.
Tak lupa juga kupakai satu sachet pewangi pakaian, agar menambahkan sentuhan wangi dijaket ini.
Hmm selesai juga,, kucium jaketnya ..
Hmmm haruummm sekali, Pasti nanti Soni bangga denganku , gumamku
Semangat,, semangattt... Ucapku sambil menyemangati diri..
Karna ini hari dimulai bekerja lagi sehabis libur kemaren.
Dari kejauhan kulihat Soni diseberang jalan ingin memasuki toko tempatnya bekerja. segera kupercepat langkahku agar bisa berpapasan dengannya.
Yessss,,
akhirnya dia melihatku, gumamku dalam hati.
Kulihat dia sedang memperhatikanku dari kejauhan.
Segera kupasang senyum manis ku dan memperlihatkan lesung pipi ku semanis mungkin.
"Pagi bang", sapaku dengan senyuman manis.
Bukannya menjawab sapaku malah langsung menyosorkku dengan beberapa pertanyaan.
"Dek mana jaketku?" tanya nya saat kami sudah berada dengan jarak setengah meter
"Ohhh itu bang belum kering." jawabku dengan seadanya karna kecewa dengan soni
"Nanti malam yah kukembalikan" jawabku agak ketus karna pertemuan kami tak sesuai dengan ekspektasi ku.
"Oke jangan lupa yah" ucapnya sambil berjalan meninggalkanku.
"Iya bang", jawabku
(Hmmm dasar kulkas dua pintu lirihku sepelan mungkin)
Sabar,, sabar.. ini semua karna cinta, kuelus lembut dadaku yang agak bergemuruh.
Lagipula cinta harus ada yang berkorban gumamku dalam hati sedikit berpikir positif akan kelanjutan hubungan ini.
Sebenarnya aku heran dengan dia kok perkara jaket saja sampai segitunya sih.
Lagi pula selama ini lebih dari uang jaket juga kuberikan kepadanya.
Seandainya pun nggak aku kembalikan ya nggak apa-apa juga kan.
Masak perkara ini saja nggak bisa di ikhlasin sih fikirku.
Tingg..
Kudengar handphone ku berbunyi saat aku baru saja meletakkannya diatas tempat tidur minimalisku.
[Dek Abang otw kosan] isi pesan dari Soni.
Aku pun langsung bersiap memakai baju yang agak sederhana dan memakai mekap tipis saja karna sudah malam juga, lagi pula Soni pernah berpesan jangan pakai mekap tebal-tebal karna dia tidak suka katanya.
Tak lupa kubawakan juga jaketnya yang harganya tak seberapa ini.
Segera Kuhampiri Soni didepan kos yang sedang duduk diatas motornya
"Ini bang jaketnya" kuserahkan jaket soni sambil mengarahkan tangan ke arah nya.
Langsung ia turun dari motor dan meraih jaket dan segera dipakainya, memang dia sengaja malam ini tidak memakai jaket karna khusus ingin menjemput jaketnya ini.
Bukannya memujiku karna jaketnya sudah kucucikan dengan bersih dan wangi malah mendiamiku.
Hmmmmm,,, Dasar kulkas lenguhku
"Siapa yang beli kulkas dek", tanyanya
"Nggak siapa-siapa bang" jawabku ketus
"Abang pulang dulu ya" ucap Soni setelah selesai dengan urusan jaketnya
Kulihat mukanya seperti tidak bersalah, inikan malam Minggu. Yah harus jalan lah setidak nya makan gitu fikirku.
Soalnya aku sudah stel nggak makan dari sore yah karna ini malam Minggu ingin makan malam dengan pacar tersayang, fikirku.
Bruunmm.. soni menghidupkan mesin motornya.
Akupun setengah berlari kearahnya dan segera mencabut kunci motornya
"Bang tunggu dulu, kok langsung mau pergi saja"
"Memang ada apa lagi dek"
"Bukannya kita mau jalan ya, aku Laper bang, aku mau makan nasi goreng seafood langganan kita"..
"Huhhhh" Kulihat Soni menarik nafasnya dengan berat.
"Abang nggak punya uang dek, uang bensin ajah sisa uang yang adek kasi kemaren" Jawab Soni tanpa rasa malu.
Bagiku sih tak masalah asal bisa berduaan dengannya. Memakai uang ku pun apa-apa. Asalkan bisa selalu berada disampingnya.
"Biar aku saja yang bayar bang" jawabku
Kuberi dia uang pecahan lima puluh ribuan agar nanti dia tidak malu dihadapan orang kalau terlihat aku sedang memberinya uang. Iya kulakukan ini semua demi menjaga harga dirinya.
Kamipun langsung menaiki motor soni dengan tujuan ke warung nasi goreng seafood tersebut
Sepanjang perjalanan, akupun tak ingin melewatkan kesempatan memeluk Soni dari belakangnya.
Hmmm nyaman sekali, batinku.
Buatlah dia jadi jodohku tuhan, aku sangat menyayanginya . Do'aku dalam hati.
Cklek..
Kudengar suara standar motor sudah mendarat , itu artinya kami sudah sampai ditempat.
"Dek sudah sampai" ucap Soni..
Yah, kok cepat sekali sampainya. Padahal baru saja naik motor . Karna sibuk menghayalkan masa depan dengan soni akupun sampai lupa sudah sampai depan warung langganannya.
Warung ini memang banyak disenangi anak muda selain rasanya yang enak juga harganya yang murah.
Aku segera turun dari motor soni dan mencari bangku kosong.
Sengaja kupilih bangku yang agak jauh dari pengunjung yang lain.
Dari tempat dudukku akupun melihat Soni sedang memesan nasi goreng seafood langganan kami .
Soni seperti sedang mencari keberadaan ku , segera kulambaikan tangan.
Selesai makan aku mlihat gelagat Soni agak aneh. Aku pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Kamu kenapa bang?, kalau ada masalah berbagilah denganku , jangan dipendam sendiri".
"Dek aku mau ngomong sama kamu, Tapi kamu jangan sakit hati atau marah yah"
Perasaanku mendadak mulai nggak enak, perutku pun menjadi sedikit sakit, aku merasakan seperti mau buang air besar, aku takut dia mengatakan hal-hal yang tidak ingin kudengar. Aku takut dia mengatakan tidak ingin melanjutkan hubungan ini.
Tidak, aku nggak bisa putus dengan Soni, aku nggak sanggup hidup bila tanpa dia, batinku
Aku juga nggak tahu kenapa perasaan cinta ini semakin tumbuhsebesar ini. Aku sudah mencoba menahannya tapi sia-sia saja.
Huhhhh.. kutarik nafas panjang.
"Iya bang katakan saja" jawabku..
"Maaf ya dek sebelum nya, Selama enam bulan ini kita pacaran aku tidak merasakan apa-apa kepadamu" ucap Soni memberi pengakuan.
Seketika badanku panas dingin dan Mendadak aku ingin buang air besar. Kualihkan pandanganku kesekitar, namun baru kusadari kalau disini tidak menyediakan kamar mandi. Segera kuambil batu yang ada disampingku, ya aku pernah mendengar ucapan orang tua kalau ingin menahan Air besar genggamlah batu.
Mataku mulai berkaca-kaca.
Apa maksud perkataan soni, fikirku
Apa dia ingin putuss?
Apa kurangku selama ini?
Kurang baik apa aku?
Aku tidak pernah menuntut apapun dari dia.
Aku tidak seperti perempuan yang lain selalu menuntut ini itu kepada pacar nya.
Bahkan uang makan dan bensin saja seringan aku yang bayarin.
Apa dia nggak punya hati, apa pengorbananku belum cukup , beberapa pertanyaan mendadak timbul diatas kepalaku
"Apa alasannya bang?" kutanya dia dengan selembut mungkin dan dengan air mata yang mulai lirih.
"Maaf ya dek, aku berkata jujur karna aku tak mau menyakitimu makanya aku mengatakan yang sebenarnya padamu sebelum hubungan ini terlalu jauh"
Astagaaa ini orang apa nggak punya perasaan yah . Jujur itu memang baik sih.
Tapi kalau menyakiti hati orang lain sebaiknya tidak usahbdikatakan, bathinku
"Memangnya apa yang membuatmu susah untuk mencintaiku bang?, Aku minta penjelasan bang" tanyaku dengan nada yang agak bergetar
"Aku dulu punya mantan dek,nDan aku belum bisa move on dari mantanku itu.Setiap kali jalan bersamamu aku selalu teringat dia.Aku belum bisa mencintaimu seperti cintaku kepada mantanku dulu dek"
Tanpa perasaan bersalah Soni menuturkan semua perasaanya.
"Kalau belum move on kenapa kamu mengajakku berpacaran bang, kalau sudah begini aku yang merasa tersakiti, aku sudah mencintaimu bang, dan bahkan sangat mencintaimu.
Soni menatap mataku yang sudah berkaca-kaca. Aku semakin Merasakan panas dingin dibadakanku tidak turun-terun.
Perutku juga masih terasa sakit rasanya aku sudah tak tak tahan ingin membuat hajat
sia- sia pengorbananku selama ini fikirku..
"Abang fikir dengan bersamamu bisa menutup luka lama dihati abang dek, namun ternyata Abang salah dek, Abang belum bisa melupakan mantanku. Sebaiknya kita sudahi saja sekarang semuanya dek".
Deg.
Mendadak sekaranga Jantungku ikut berdegup kencang.
"Nggak bang, Jangan gitulah bang. Bukan seperti ini solusinya, apa nggak ada solusi yang lain bang" tanyaku?
Bersambung..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!