Seorang wanita cantik dengan penampilan sederhana, Namun tidak mengurangi kecantikan nya, Berjalan dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibir nya,
Sesekali tangan nya bergerak mengusap perutnya yang masih rata itu dengan bahagia, Tak sabar ingin segera sampai dirumah kontrak kan nya bersama sang suami,
Ingin segera memberi tahu kan kabar bahagia ini kepada sang suami, Dirinya yakin jika sang suami akan sangat senang dengan kabar yang ia bawa ini,
Sepanjang jalan menyusuri trotoar itu senyum nya tidak pernah luntur, Tiada yang membahagiakan didunia ini selain kabar jika dirinya kini tengah mengandung,
Mengandung buah cintanya dengan sang suami, Dirinya tidak akan sendiri lagi di dunia ini, Akan ada anak dan suaminya yang menemaninya,
Sekitar 10 meter lagi Tiara akan sampai di rumah kontrakan sederhana nya bersama suaminya, Dirinya yakin jika saat ini sang suami telah pulang dari bekerja,
Suaminya berkerja di sebuah bengkel salah satu teman nya, Sebagai montir, Dari jam 9 pagi hingga jam 3 sore,
Namun dari kejauhan dirinya mendapati sebuah mobil mewah yang terparkir di depan rumah kontrakan nya, Dengan seorang pria parubaya yang ia kenal sebagai supir keluarga Darmawan, Keluarga suaminya Regan Darmawan,
"Ada apa supir keluarga Darmayan kemari. Apa lagi yang mereka inginkan?, " Batinya bertanya-tanya,
Tiara memelankan langkah nya saat melewati mobil tersebut, Sang supir menundukan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah katapun,
Tiara berjalan tanpa melihat pria parubaya itu dan buru-buru masuk kedalam rumah nya, Pintu rumah nya yang tidak tertutup rapat membuat nya sedikit khawatir jika suaminya kenapa-napa didalam,
"Bang! Apa kau didalam?," Panggil Tiara saat baru memasuki rumah nya dan menutup kembali pintunya dengan rapat,
Tidak ada suara sahutan dari sang suami, Tiara menaruh tas nya di kursi plastik yang warna nya sudah pudar, Ketika hendak masuk kedalam kamar mereka,
Bertepatan juga dengan Regan yang keluar dari dalam kamar itu dengan menenteng tas ransel yang lumayan besar,
Pandangan mereka bertemu selama beberapa saat kedua nya terdiam, Tidak ada yang membuka suara,
Tatapan Tiara turun melihat ransel yang di tenteng suami nya yang terlihat begitu berat karena isinya yang penuh, Alisnya mengkerut
melihat itu,
"Bang kamu mau kemana?, " Tanya nya dengan suara pelan, Satu tangannya masih menggenggam alat yang telah menjadi sumber kebahagiaan nya hari ini, Ia berniat akan memberitahu kan kepada suaminya saat ini,
"Ara! maafkan aku," Regan menjeda kalimat nya, Tidak tega rasanya untuk menyakiti hati wanita yang telah ia nikahi dua bulan yang lalu itu,
Wanita yang telah bersamanya selama hampir tiga tahun ini, Dan sudah ia nikahi 2 bulan yang lalu walau tanpa restu kedua orang tua nya,
Kening Tiara mengkerut bingung apa maksud dari permintaan maaf itu,
"Ada apa bang, kenapa abang minta maaf begitu?, " Tanya Tiara lagi, perasaan nya tiba-tiba tidak enak, Firasat nya akan ada sesuatu yang terjadi di antara mereka,
"Apa karena kehadiran supir keluarga Darmawan itu? " Batin Tiara,
Regan berjalan mendekati istrinya, kemudian meletakkan kan ransel yang ada di tangan nya ke lantai, Regan memeluk tubuh mungil istrinya dengan perasaan campur aduk,
menghirup aroma khas istrinya itu selalu membuat nya tenang, Aroma yang akan sangat ia rindukan nantinya,
Sungguh berat hati nya untuk mengatakan niat nya, Namun mau bagaimana lagi, Dirinya yang terlahir dalam keluarga kaya raya dan terbiasa hidup berkecukupan. Tidak sanggup jika harus hidup sebatang kara dengan pekerjaan kasar yang ia lakoni selama dua bulan terakhir ini,
"Ara abang minta maaf untuk semuanya, Abang pikir dengan kita hidup bersama dan melepaskan semua fasilitas yang orang tua abang beri selama ini, Abang akan bisa hidup dan melewati semuanya tanpa beban," Regan menarik dalam nafas nya sebelum melanjutkan kalimatnya,
"Tapi ternyata abang salah, abang nggak sanggup Ra, Abang nggak sanggup jika harus bekerja kasar seperti dua bulan ini, " Ucap nya terhenti kala setitik buliran bening itu jatuh dari netra indah istrinya,
"Apa.. apa maksud abang berkata seperti itu. Apa abang berniat untuk.., " Tiara tidak sanggup meneruskan kalimat nya, Tenggorokan nya mendadak kering, Sehingga sangat sulit untuk mengeluarkan suara nya,
"Maaf kan abang Ara, Abang memilih kembali kepada orang tua abang, mereka sudah mengatur keberangkatan ku ke luar Negeri untuk melanjutkan kuliah disana, " Regan berkata dengan serius tanpa memikirkan perasaan wanita yang telah menjadi istrinya itu,
Hatinya sakit bagaikan di tikam puluhan pisau yang amat tajam, Kata-kata yang keluar dari mulut suaminya itu bagaikan racun yang akan membunuh nya secara perlahan,
Tidak ada sahutan dari bibir mungil Tiara, wanita yang baru genap berusia 19 tahun itu bungkam saat mendengar kata demi kata yang terucap dari mulut sang suami,
"Mutiara Ayunda, Aku Regan Darmawan mengatakan jika, Mulai saat ini detik ini KAMU BUKAN LAGI ISTRIKU, " Ucap nya dengan suara lantang,
Deg!!
Jantung Tiara seakan mau lepas dari tempat nya, tenggorokan nya keluh walau hanya untuk bersuara sedikit saja, Lutut nya bergetar tidak kuat menahan bobot tubuhnya saat ini, Tulang-tulang nya seakan dipaksa lepas dari tubuh rapuh nya,
Kedua tangan nya terkepal erat, meremas alat tes yang sejak tadi dia genggam, Baru saja beberapa menit yang lalu dirinya merasakan bahagia, Namun kini dirinya tengah merasakan kepahitan hidup sebagai orang yang di campak kan,
Sedang Regan setelah menggatakan itu pria 23 tahun itu berbalik meninggalkan Tiara yang terduduk di lantai dengan tatapan kosong,
"Kenapa..kenapa kamu tega sama aku bang! Apa kesalahan ku sehingga abang melakukan ini semua, " Suara Tiara yang dingin dan bergetar mampu menghentikan langkah kaki Regan yang sudah akan membuka pintu hendak keluar dari rumah itu,
"Apa salahku bang! Tolong beritahu aku. Aku akan memperbaikinya tolong jangan tinggalkan aku bang!!, " Mohon Tiara dengan suara yang bergetar berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan suara nya yang serak, Tenggorokan nya terasa sangat sakit,
"Maaf kan abang Ra, " Hanya itu kata yang sanggup diucapkan seorang Regan Darmawan,
"Jika akan seperti ini. Kenapa abang dari awal mempertahankan aku, Kenapa abang memilihku?, " Tanya Tiara lagi dengan air mata berderai membasahi kedua pipi nya yang mulus,
"Maaf kan abang Ara, Abang pikir bisa menjalani hidup sederhana ini, tapi ternyata abang nggak kuat, Abang nyerah dan memilih menerima tawaran kedua orang tua abang untuk kuliah di LN, " Jawab nya dengan tangan terulur menarik hendel pintu untuk membuka nya,
"Oh iya kamu tidak perlu cemas tentang membayar kontrakan ini, Karena papi sudah membeli rumah ini untuk tempat tinggal mu, " Setelah mengucapkan itu Regan segera keluar dari kontrakan Rss itu, (Rumah Sangat Sederhana)
Tanpa menghiraukan suara panggilan Tiara, Yang terdengar sangat menyayat hati,
Melihat tubuh suaminya yang sudah menghilang dari pandangan nya, Dengan sekuat tenaga wanita muda itu bangkit dari lantai dan mengejar sang suami,
Saat dia keluar rumah bertepatan pula dengan pintu mobil yang tertutup kemudian mobil itu melaju dengan cepat dari halaman rumah sederhana itu,
Dengan terseok-seok Tiara lari berharap jika suaminya akan berubah pikiran dan kembali bersamanya,
"Abang..!! kamu belum tahu kan kalau.. Kalau didalam sini sudah ada anak kita, " Tiara berucap pelan sembari mengelus perut nya yang masih rata,
Bidan di puskesmas mengatakan jika usia kandungan nya baru menginjak 4 minggu, Jadi belum nampak terlihat. masih sangat kecil,
Tiara memandang mobil yang membawa suaminya pergi, sampai tidak terlihat lagi dari pandangan nya,
"Bang Regan kenapa kamu tega berlaku seperti ini sama aku bang, Kamu tega meninggalkan aku dan calon anak kita yang bahkan kamu belum tahu kehadiran nya, " Ucap nya sangat pelan,
Senja menyapa, Wanita itu masih setia berdiri berharap sosok suaminya akan kembali datang dan memeluk nya memberikan kehangatan pada nya,
Dari jarak yang tidak terlalu jauh didalam sebuah mobil mewah seorang wanita parubaya yang masih terlihat sangat cantik dan terawat,
menarik seulas senyum di bibir merah nya,
"Jalan!!, " Perintah nya dengan tegas,
Lelah menanti Akhir nya Tiara kembali masuk kedalam rumah kontrakan nya dengan langkah sempoyongan,
Air matanya kembali berderai seiring dengan tubuh nya yang kembali luruh ke lantai,
BESTIE JANGAN LUPA YA LIKE KOMENNYA 🥰
MOHON DUKUNGAN NYA YA🥰
DAN JUGA MAAFKEUN JIKA BANYAK TYPONYA
OTHOR HANYA MANUSIA BIASA YANG TAK LUPUT DARI SALAH DAN LALAI🙏😌
Sunyi senyap itu yang pertama kali dirasakan wanita itu, Ketika membuka kedua bola matanya,
Kepalanya menoleh kiri kanan mencari sesosok yang biasanya selalu berbaring di samping nya, memeluk nya dengan erat,
Tidak membiarkan dingin nya malam menyentuh kulit rapuh nya, Namun kini tidak ada lagi yang memberinya kehangatan, Tidak ada lagi yang memeluk nya, Tidak ada lagi kata-kata cinta yang selalu ia dengar di setiap saat,
Tiara menoleh jam yang tergantung didinding dengan pendar cahaya yang sangat minim, Hanya cahaya dari lampu para tetangga yang masuk melalui cela-cela ventilasi kamar nya,
"Ah..sudah pukul 3 dini hari!, " Ucap nya sembari bangun dari tidur nya, Rupanya karena lelah menangis sampai dirinya tertidur, bangun karena merasakan hawa dingin yang menusuk kulit nya,
"Abang. Kamu benar-benar pergi meninggalkan aku ya! Kamu bahkan nggak memberikan aku kesempatan untuk memberitahu mu jika diperut ku sudah bersemayam buah cinta kita, "
Tiara kembali menangis dengan memeluk kedua lutut nya, Saat menyadari kini dirinya telah menjadi seorang janda, Wanita itu semakin menangis meratapi nasib nya yang malang,
Sedari kecil ia hidup di panti asuhan, Tidak tahu siapa orang tua kandung nya, Menurut bunda sang pemilik panti itu, Dirinya ditemukan dalam kardus didepan pintu panti,
3 tahun yang lalu dirinya bertemu dengan seorang pemuda tampan, yang menolong nya dari kejahilan teman sekolah nya yang selalu membully nya saat pulang sekolah,
Sejak saat itu keduanya dekat setelah beberapa bulan berteman akhirnya Regan menyatakan perasaan nya kepada dirinya,
Gayung bersambut karena Tiara juga memiliki perasaan yang sama terhadap Regan, Namun satu tahun hubungan mereka tepat nya saat dirinya Lulus SMA, Regan mengajak dirinya
Berniat akan memperkenalkan nya kepada kedua orang Tuanya, Namun tidak disangka hubungan mereka mendapat penolakan keras dari keluarga Darmawan,
Khususnya kedua orang tua Regan sangat menolak kehadiran Tiara yang berasal dari panti asuhan yang tidak jelas adalah usul nya,
"Bagaimana kamu bisa membawa wanita yang tidak jelas asal usulnya itu ke rumah ini?"
Suara lantang Papi David kala itu terdengar bagai jarum yang tajam menusuk hati gadis polos itu,
Belum lagi tatapan tajam dari wanita parubaya yang duduk di sebelah pria yang baru saja mengeluarkan kata-kata pedas nya,
"Dan kamu, Apa kamu tidak berkaca? kamu dengan Regan itu berbeda, Jangan bermimpi menjadi Nyonya Darmawan, Orang miskin seperti mu pasti memiliki niat yang buruk kepada putraku, " Lanjut nya tanpa perduli dengan perasaan gadis malang itu,
"Papi apa-apaan sih berkata seperti itu sama Ara, Dia wanita baik-baik dan nggak punya niat apapun sama Regan, " Bela Regan saat itu, Tidak terima kekasih nya dihina,
Tiara beranjak dari tempat tidur nya yang hanya beralaskan tilam kapuk yang sudah lepek, Itupun ia bawa dari panti asuhan,
Wanita itu berjalan keluar dari kamar nya yang kecil, Menuju dapur mini yang sederhana dengan perabotan seadanya, Di bukan nya lemari pendingin yang pintu nya sudah di penuhi karat, Didalam kemari itu hanya ada dua butir telur dan juga sebungkus mie instan,
Perut nya sudah sangat lapar karena tidak makan malam, Terlebih saat ini tengah berbadan dua,
Sembari menyuapkan makanan kedalam mulut nya Tiara meneteskan air matanya kembali, Saat mengingat kini dirinya hanya seorang diri, Tiada yang sudi bersamanya. Tiada yang sudi menyayanginya Semuanya menjauh pergi meninggalkan nya sendiri,
Hanya beberapa suap saja makanan yang masuk kedalam perut nya. Wanita muda itu kembali terisak meratapi nasib nya yang begitu malang,
Kilasan tentang masalalu kembali terlintas di memorinya, Dimana pemuda tampan yang telah mencuri hatinya menyatakan perasaan nya,
KILAS BALIK,
"Mutiara Ayunda. Maukah kau menjadi kekasihku?, " Suara lantang seorang Regan Darmawan begitu merdu menyapa indera pendengaran seorang gadis yang baru saja merayakan kelulusan nya,
Gadis manis berparas ayu itu tersipu dengan kedua pipi nya yang merona merah, Saat mendengar pernyataan cinta seorang pria yang ia kagumi belakangan ini,
"Mutiara Ayunda.. Jadilah kekasihku, " Regan kembali menyerukan pernyataan cintanya sembari mengangsur kan seikat bunga mawar kepada gadis cantik yang sederhana namun mampu menggetarkan jiwa nya,
"Aku mau. aku mau menjadi kekasih abang, " Jawab nya dengan senyum manis nya, Tangan nya terulur menerima bunga mawar yang indah dan wangi itu,
Saat keduanya telah resmi berpacaran. Regan dan Tiara semakin lengket, kemana-mana selalu bersama,
Saat Tiara mencari pekerjaan Regan dengan sabar mengantar dan menemani kekasih nya tersebut,
Sehingga melalaikan kewajiban nya sebagai seorang mahasiswa disalah satu UNIVERSITAS ternama di kota itu
Kedua orang tuanya yang mendapat laporan dari dosen jika Regan sering bolos kuliah pun akhir nya menyelidiki apa penyebab putra nya berubah sedemikian,
Bukan nya Tiara tidak mengingat kan Regan tentang kuliah nya, Namun Regan yang keras kepala engan mendengarkan nasehat dari kekasih nya itu,
Dengan alasan dirinya tengah fokus belajar montir disalah satu bengkel milik teman nya, Menjadi montir adalah hobi Regan sejak dulu, Namun kedua orang tua nya menentang hal itu,
Bagi kedua orang tua Regan untuk apa menjadi seorang montir jika bisa menjadi pemimpin perusahaan yang menghasilkan ribuan kendaraan berbagai jenis,
Ya Orang tua Regan, Tuan David Darmawan adalah pemilik perusahaan yang memproduksi berbagai jenis mobil dan motor,
Papi dan Mami Regan sudah memperingatkan nya jika wanita yang dia pacari itu tidak baik untuk masa depan nya,
Selain asal usul dan juga kasta mereka yang berbeda, Papi dan mami nya Sudah menyiapkan calon yang sesuai dan pantas bersanding dengan keluarga Darmawan,
Tentu saja hal itu di tolak oleh Regan, Dan mengatakan akan tetap menikahi Kekasih nya Tiara, Ada atau tanpa restu dari keluarga nya,
"Saya Terima nikahnya Mutiara Ayunda,"
" Mutiara Ayunda kamu bukan lagi istriku"
Tiara terbangun dari mimpi nya yang begitu mengganggu tidur nya, Ya wanita itu kembali tertidur dalam tangis nya, setelah menyantap beberapa siap makanan,
Menggapa suara pria itu terus terngiang di telinga nya. Bagaikan mimpi indah dan buruk secara bersamaan,
"Ternyata sudah pagi, " Ucap nya pelan saat menoleh jam yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi,
" Abang!! kenapa kamu melakukan ini semua, Apa kesalahanku padamu, " Lirih nya dengan kembali menumpahkan air matanya,
"Aku nggak pernah memaksamu untuk memilihku, Aku memberimu wewenang untuk memilih diantara aku dan keluargamu, Tapi kamu tetap memilih ku yang pada akhirnya kamu campakkan bagai barang yang tidak terpakai lagi, "
Wanita muda itu semakin menangis tersedu-sedu,
Ditempat lain,
Waktu masih menunjukan pukul 6 pagi ketika seorang pria tampan bangun dari tidur nya, Pria itu terbangun untuk kesekian kali nya, Tidur di kasur yang empuk makan dengan makanan enak, Nyatanya tidak membuat semuanya nyaman seperti dulu,
Raganya mungkin ada di rumah itu, tapi jiwanya masih tertinggal di sebuah rumah kontrakan kecil yang sangat sederhana,
Hari ini dirinya akan pergi meninggalkan tanah air untuk menempuh pendidikan seperti yang diinginkan kedua orang tua nya,
Selain dirinya adalah Anak sulung yang akan menjadi pengganti Ayah nya untuk memimpin Perusahaan, Dirinya juga ingin sukses seperti pembisnis muda lain nya, Ia ingin memberikan kehidupan yang kayak untuk wanita tercintanya,
Hidup terlunta-lunta selama dua bulan lamanya, Bekerja sebagai montir di sebuah bengkel, Dengan gaji yang tidak seberapa membuatnya mengerti jika ia tidak melanjutkan kuliah maka selamanya dirinya akan menjadi pesuruh bagi orang lain,
"Ara maafkan aku, Maafkan karena telah meninggalkanmu, kamu pasti sangat membenciku kan, " Regan berucap sendiri sembari memejamkan matanya, Membayangkan wajah cantik istrinya, Lebih tepat nya mantan istrinya yang sedang tersenyum,
" Bagaimana dengan wanita itu? " Tanya Mami sarah kepala suaminya yang sedang duduk dengan cangkir kopi ditangan nya,
"Wanita itu akan kita singkirkan secara perlahan, Jangan sampai setelah Regan kembali malah mengejar wanita itu lagi, " Seru Papi David tanpa expresi,
"Hem aku tidak akan membiarkan putraku mengulang kesalahan yang sama, " Tukas Mami Sarah dengan sorot mata yang sulit di artikan,
Jangan lupa ya bestie tinggalkan jejak komen nya ya walau sepatah dua patah🤣🤣
komen kalian itu membuatku sangat bahagia
sini peyyukkk online dolo🤗🤗🤗
"Sayang jangan lupa kabari Mami jika sudah tiba di sana, " Mami sarah memeluk erat putra nya saat akan memasuki ruangan boarding pass,
"Iya mi, jaga kesehatan dengan baik, jangan banyak pikiran, " Sahut Regan saat memeluk wanita yang telah melahirkan nya itu,
"Ingat boy jangan bermain-main di sana, Selesaikan kuliah mu dengan cepat, Papi ini sudah tua sudah saat nya istirahat, " Kali ini papi David lah yang memeluk putra nya sembari menasehati nya,
"Siap pi. Regan akan belajar dengan baik di sana, " Sahut nya patuh,
Kedua orang tua itu melalui tangan nya seiring dengan perasaan sedih yang menelusup perasaan keduanya,
"Semoga kamu bisa melupakan wanita itu mak, Mami berharap setelah kamu kembali kamu akan menjadi Regan yang baru, " Ucap papi David memandang punggung lebar putra nya yang semakin menjauh,
Tiara duduk termenung didepan pintu rumah nya, Kepalanya ia sandarkan ke daun pintu yang dibiarkan terbuka lebar,
"Mengapa nasib ketidak beruntungan selalu menerpaku ya Tuhan, Apa dosaku. Sejak lahir sudah dibuang oleh orang tuaku, Di kucil kan teman-teman karena miskin dan tinggal di panti asuhan, Lalu.., "
Tiara tak sanggup meneruskan kalimat nya, Air matanya luruh kembali saat mengingat Regan suami yang telah membuang nya begitu saja,
Tengah asik dengan pikiran nya yang berkelana, Suara deru mobil yang berhenti di depan rumah nya menarik perhatian nya,
Tiara berdiri dari duduk nya. Jantung nya berdegup kencang saat ia mengenali mobil tersebut, Besar harapan nya jika yang datang itu adalah Suaminya, Pria yang ia cintai,
Namun raut wajah nya kembali muram saat yang turun dari mobil itu ternyata bukan orang yang ia harapkan kehadiran nya,
Mami Sarah turun dari mobil dengan pandangan yang seolah jijik dengan lingkungan tersebut,
Wanita parubaya itu memperhatikan Rumah reot yang ada di depan nya itu, "Kasihan sekali putra ku tinggal di kandang ayam seperti ini, " Batinya jijik,
"Ada apa Nyonya datang kemari?, " Suara Tiara membuat Mami Sarah menoleh ke arah nya,
Tiara memperhatikan wanita yang telah menjadi mantan ibu mertuanya itu, Sungguh orang kaya yang sangat sombong. Terlihat dari cara nya memandang sekitarnya dengan tatapan mencemooh,
"Saya perlu bicara dengan mu, " Ucap nya dengan angkuh,
Semua yang melekat di tubuh nya adalah barang-barang bermerek yang memiliki harga fantastik,
"Silahkan masuk Nyo..., "
"Tidak perlu! Saya bicara disini saja, Hah yang benar saja kamu menyuruhku untuk masuk kekandang Ayam, " Tukas nya dengan mengambil tisue dari dalam tas nya kemudian menutup hidung nya,
Tiara hanya memperhatikan saja tingkah wanita itu, "Apa semua orang kaya memiliki sifat seperti ini?, " Hatinya bertanya-tanya,
Buk!!
Demi apa pun Tiara sangat kaget dengan apa yang barusan di lemparkan wanita itu kepadanya,
"Nyonya apa yang.. "
"Kamu cukup diam tidak perlu banyak bicara, Dan dengarkan setiap perkataan ku dengan baik, Karena saya tidak suka mengulangi perkataan untuk ke dua kali, "
Tiara hanya mengangguk sebagai respon nya,
"Itu uang saya rasa cukup untuk membuat kamu pergi meninggalkan kota ini, Terserah kamu mau kemana saya tidak perduli, " Tukas nya dengan tegas memandang Tiara yang kaget bukan main,
"Saya minta kamu pergi dari kota ini, pergi tinggalkan semua yang berhubungan dengan Regan, Saya tidak mau kamu terus menjadi bayang-bayang Regan dan menghancurkan masa depan nya, " Lanjut nya lagi tanpa memikirkan perasaan Tiara sedikitpun,
"Tapi Nyonya saya,, "
"Jika kamu tidak menuruti perkataan saya, Itu artinya kamu menantang keluarga Darmawan, Dan kamu tahu bagi siapa saja yang berani menentang keluarga Darmawan maka orang itu akan lenyap tanpa jejak, " Sarkas nya lagi dengan kilatan kebencian yang terlihat dari sorot matanya,
Membuat tubuh Tiara bergetar ngeri, Reflek satu tangan nya mengelus perut nya, Namun begitu ia menyadari kelakuan nya dengan cepat ia menurunkan tangan nya dari perut nya, Jangan sampai wanita parubaya di depan nya itu menyadari sesuatu,
"Saya harap kamu mematuhi perintah saya, Gunakan uang itu untuk memulai kehidupanmu di tempat lain, Saya rasa uang itu cukup untuk mu melupakan Regan, Orang miskin sepertimu apalagi tujuan nya jika bukan uang, " Ucap nya lagi dengan senyum sinis dan merendahkan yang sangat kentara di wajah angkuh nya,
Tiara meremat kain bajunya demi menghalau rasa sakit yang menusuk jantung nya, Sakit di hina di rendahkan bahkan dicampakan kini telah menjadi satu,
"Maaf Nyonya saya.. Saya tidak perlu ini, " Tiara mengeser amplop tebal yang di lemparkan oleh Mami Sarah kepangkuan nya, tadi,
"Saya akan menuruti permintaan Nyonya, Saya akan pergi dan melupakan Regan untuk selamanya, " Tukas Tiara dengan suara bergetar menahan segala rasa yang bercampur aduk di hatinya,
"Halah tidak usah sok jual mahal kamu! menolak uang dari saya, Saya tahu niat kamu mendekati Regan karna apa, Jadi Terima saja uang itu. hitung-hitung sebagai uang permintaan maaf Regan kepadamu karena telah membuatmu menjadi seorang Janda di usia muda seperti ini, "
Deg!!
Jantung Tiara seakan diremas dengan kuat, Lagi dan lagi Tiara merasakan sakit yang luar biasa, Dengan perkataan wanita yang merupakan ibu dari mantan suaminya itu,
Sedang Mami Sarah terlihat Acuh tanpa rasa iba sedikitpun, "Ingat saya kasih kamu waktu sampai lusa, Jika kamu masih berada di kota ini itu artinya kamu memilih lenyap dari dunia ini, "
Setelah mengatakan itu Mami Sarah segera masuk kembali kedalam mobil mewah nya dan berlalu dari sana,
"Ya Tuhan mengapa ada orang yang kejam seperti itu, Apa aku terlihat seperti orang yang gila harta!, " Ucap nya pelan sembari mengelus dada nya,
Tiara membawa masuk amplop yang berisi uang tersebut kedalam rumah nya, Didalam kamar wanita itu terdiam sejenak,
sembari menatap sekeliling kamar nya, Bayang-bayang dirinya dan Regan di awal pernikahan mereka, kembali terlintas di memorinya,
"Sayang saat kita punya anak nanti mau diberi nama siapa? "
"Hem aku ingin jika anak kita cowok namnya harus mirip dengan nama abang, kalau cewek harus mirip dengan nama aku, "
Tiara mengusap setitik buliran bening itu dari sudut matanya, saat mengingat percakapan mereka sesaat setelah keduanya melakukan olahraga malam,
"Em abang mau punya anak cowok apa cewek? "
" Abang sebenar nya ingin anak pertama abang itu Cowok, Supaya bisa menjadi penerus keluarga Darmawan dimasa depan, Tapi jika pun itu cewek nggak masalah, kita masih bisa buat lagi sampai dapat cowok, "
"Tapi bang orang tua abang tidak merestui pernikahan kita, Bagaimana mungkin bisa anak kita di Terima di keluarga Darmawan nanti bang!,"
"Abang semoga kamu bahagia dengan kembalinya abang ke pada orang tua dan juga kehidupan mu yang mewah,"
Tiara menarik laci yang nakas yang berada di samping tempat tidur nya,
"Hem amplop gaji abang!," Seru nya sembari mengambil amplop tersebut dari dalam laci,
Tiara meletakan amplop pemberian Mami Sarah kedalam laci tersebut kemudian menguncinya, Tidak pernah terbesit buat sedikitpun untuk mengincar harta keluarga Darmawan,
cinta nya tulus kepada seorang Regan, walaupun tanpa status sebagai anggota keluarga Darmawan,
Perlahan tiara membereskan pakaian nya yang tidak seberapa itu, Saat membuka lemari kecil tempat menyimpan pakaian nya, Matanya melihat baju kaos milik Regan yang tertinggal,
Tiara meraih baju itu dan menghirup nya, Sangat wangi. wangi yang begitu ia sukai belakangan ini,
Tiara berniat akan meninggalkan kota itu hari ini juga, Demi keselamatan dirinya dan juga calon bayi nya,
Bestie segitu dulu ya, semoga nanti bisa lanjut lagi😁😁
Jangan lupa ya komen dan like nya beb😉😉
setiap kata dan bait komen all bestie itu merupakan kebahagiaan bagi ku🤗😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!