NovelToon NovelToon

Keira Kaureen

bab 1

"Keira bagaimana dengan kuliahmu, kamu tidak berbuat masalah lagi kan?"

Keira berhenti menguyah sandwich dalam mulutnya, melirik ayahnya lalu berpindah ibu dan juga Freya yang tengah makan sembari menatapnya menunggunya untuk menjawab "ngga pah!" balasnya

"Freya, papa sudah mentransfer uang ke rekeningmu, gunakan dengan baik, belikan pakaian bagus, pergilah ke salon kecantikan Minggu depan kita bertemu dengan keluarga Abraham"

"keluarga Abraham, untuk apa pah?" tanya Freya dengan dahi berkerut

lelaki paruh baya itu melepas garpu dan pisaunya lalu mengambil tissue, melap kedua sudut bibirnya "kamu papah jodohkan dengan salah satu anak mereka"

"aku ngga boleh menolak?" Freya menatap harap ayahnya, namun pupus ketika Abimanyu malah mengangguk

"tenang saja Freya, samuel adalah laki laki mapan, dia adalah pewaris perusahaan Abraham, jadi kamu ngga perlu takut jika nanti Masa depan kamu akan suram"

Freya mengangguk tersenyum tipis ke ayahnya, sedangkan Keira hanya terdiam menyaksikan sikap perhatian Abimanyu ke kakaknya itu, dia sudah biasa dengan hal tersebut walaupun kadang kadang menganggunya tapi mau bagaimana lagi, Keira tidak bisa menuntut orang tua angkatnya untuk memberikan kasih sayang yang sama padanya, sudah diangkat jadi anak saja dia sudah bersyukur walau sebenarnya Freya juga anak angkat sama seperti nya, tapi diperlakukan berbeda

"papa berangkat kerja dulu" pamit Abimanyu, ibunya mengantar kedepan hingga menyisakan mereka berdua diacara makan

"Keira menurut Lo, apa Samuel lebih baik dari Nathan?"

Keira mendengus kesal, mendorong piringnya secara kasar "jadi jika Samuel lebih baik dari Nathan, Lo bakal tinggalin dia begitu?" tebak Keira menatap geram

Freya mengangguk lalu tersenyum tipis "gue ngga munafik kaya Lo kei, jika Samuel lebih menjamin masa depan gue, untuk apalagi bertahan sama Nathan"

Inilah sikap asli Freya, mereka hanya mengenal luarnya saja tanpa tau bahwa dalam hati terkecilnya menyimpan sikap begitu munafik, orang orang mengenal Freya adalah seorang gadis cantik dan berhati mulia, padahal faktanya Freya selalu memandang orang dari status sosialnya

cuman bersama Keira, kakaknya itu menunjukan sikap tersebut, didepan banyak orang Freya akan memakai topengnya dan berlagak bagai gadis yang turun dari kahyangan, sangat cantik, baik hati dan suka menolong

"apa Nathan belum cukup buat Lo, Nathan juga anak orang kaya, dia bisa menjamin masa depan Lo, dia juga pewaris bisnis ayahnya" sungut Keira naik pitam "dan Keira gue ngga munafik kaya Lo" lanjutnya

Freya terkekeh kecil "cinta sama sahabat sendiri, itu ngga munafik. Gue penasaran bagaimana reaksi Nathan kalau tau Lo suka dia, tapi tenang saja kei mulai sekarang Lo bebas mengejar cinta Nathan karna gue ngga butuh dia lagi"

gadis itu berdiri dari duduknya menatap Keira dengan tatapan mengejek "bisnis!, maksud Lo bisnis ayam kampung" Freya terkekeh lalu berjalan menuju lantai dua

Keira berlari mengejar Freya menarik tangan gadis itu secara kasar, tatapannya berkobar "Lo ngga perlu hina Nathan seperti itu freya" cercanya "kalau Lo emang mau berpisah sama Nathan dan menerima perjodohan dengan Samuel, terserah asalkan jangan merendahkan Nathan dan keluarganya" bentak freya

tiba tiba Freya menjatuhkan tubuhnya ke lantai membuat Keira terbingung dan baru sadar waktu ibu mereka datang dan membatu kakaknya berdiri. Keira mendengus melihat drama itu

"apa-apaan kamu kei, Freya kakakmu tidak sepantasnya kamu mendorong dia, bagaimana kalau nanti dia terluka kamu tau kan Minggu depan kita bertemu keluarga Abraham" tegur nelli meliriknya lalu berpindah menatap Freya mengecek Tubuhnya takut jika ada luka

"maaf ma, tapi Keira tidak mendorong Freya, dia jatuh sendiri" sahutnya "dan permisi Keira ke kampus dulu" ucapnya memotong Freya yang akan menudingnya

Keira menuju halaman rumah, mengambil motor yang terparkir membawanya menuju kampus yang letaknya cukup jauh. beberapa menit perjalanan Keira memberhentikan kendaraannya disamping fakultas ekonomi dan melambaikan tangan saat Nathan keluar dari sana

"jadi bagaimana hari ini, jadi ngga demonya?" tanyanya setelah menaiki salah satu motor dan duduk berhadapan dengan Keira

"ya jadilah sebentar jam 10 kumpul, kita otw ke gedung DPR"

Nathan mengangguk pelan "Lo ngga takut demonya ricuh lagi seperti tiga hari yang lalu, nanti ketangkap terus ketahuan papa Lo, bisa barabe!"

"gue ngga takut dan gue percaya kali ini demonya akan berjalan lancar" tukas Keira percaya diri

Yang lawan bicara hanya terdiam menatap Keira cemas "atau gue ikutin Lo juga demo, biar nanti kalau ketangkap, gue tumbalin diri gue biar Lo selamat"

Keira tertawa terbahak bahak mendengar ucapan tersebut "jangan becanda Nat, gue tau lo itu penakut, apalagi nanti berhadapan sama polisi"

"gue serius kei, gue khawatir sama Lo, sudah cukup tiga hari yang lalu Lo ditampar sama pa Abi, kenapa sih Lo ngga berhenti saja dari demo, apa yang Lo dapat dari situ coba, liat Freya seharusnya Lo mencontoh dia, semua orang senang sama dia, termaksud papa Lo sendi...

"stop Nat" gumam Keira seraya mengangkat tangan ke atas "gue Keira bukan Freya, Keira dan Freya sangat berbeda, jangan membuat gue menjadi freya hanya untuk menyenangkan orang lain. Jika Lo memang khawatir sama gue cukup doain gue bukan menyuruh gue berhenti" Setelah mengatakan kalimat tersebut Keira segera memasang kembali helmnya

"kei maaf, gue ngga bermaksud ngomong begitu, Gue salah seharusnya gue..

Keira tak mendengar lanjutan perkataan Nathan saat motornya sudah melaju meninggalkan fakultas ekonomi menuju ke fakultas saintek

perasaan kecewa sekaligus kesal dalam hatinya, bagaimana bisa sahabat masa kecilnya itu malah menyebut nama Freya yang jelas jelas tau bahwa Keira tak suka jika membandingkan mereka berdua bahkan lebih membela kakaknya dibanding dirinya

Keira masih ingat saat saat dimana Nathan membelanya lalu memuji dan juga menghiburnya, mengata ngatai Freya gadis munafik padahal mereka belum bertemu sama sekali hanya mendengar cerita ceritanya saja

Seperti pria lain pada umumnya akan terpesona pada Freya, begitupun dengan Nathan, lelaki itu langsung jatuh cinta pada pandangan pertama ketika mereka berkenalan

Keira yang tidak tahu apapun bahwa kemudian Nathan dan Freya bertemu dikejutkan dengan lelaki itu yang datang padanya dan kemudian mengaku bahwa dia tengah berpacaran dengan kakaknya

Nathan benar benar mabuk kepayang bahkan setiap mereka bertemu, lelaki itu akan selalu menceritakan tentang Freya, memuji lalu membatah ucapan Keira bahwa gadis itu munafik hingga membuat hubungan mereka merenggang selama satu bulan

Kemudian Nathan datang meminta maaf dan berjanji tidak akan menyebut nama Freya jika mereka bersama, Keira tidak bisa berlama lama tidak menyapa sahabat itu akhirnya memafkan dan pertemanan mereka kembali seperti biasa seolah tidak terjadi pertengkaran apapun

Bab 2

"sial" umpat Keira terjatuh membentur aspal dan segera berdiri lalu berlari menjauh, mencari tempat untuk bersembunyi ketika para polisi yang mengejarnya tadi kembali

deru napasnya bergerak cepat, detak jantungnya berdetak keras, lalu menahan napas sesaat dan menutup mata rapat rapat ketika mendengar langkah kaki semakin mendekat

satu detik, dua detik, tiga detik

Keira menghembuskan napas panjangnya, menyembulkan wajahnya dari celah bangunan dan keluar saat tidak melihat tanda tanda keberadaan para polisi

"permisi pak, bisa minta tolong pinjam henponnya" pintanya, lelaki paruh baya itu memandanya meneliti lalu mengangguk dan memberikan henponnya

"halo Dona, Lo dimana, Lo aman kan, yang lain bagaimana?" tanyanya memborondong, Keira mengembuskan nafas lega seketika mendengar balasan dari sebrang sana, setelah itu menyebut alamat dimana dia berada agar Dona menjeputnya

Setelah selesai menelpon, Keira mengembalikan henpon tersebut dan mengucapkan terimakasih

tak lama kemudian sebuah motor miliknya berhenti disamping jalan, Dona melambaikan tangan. Keira segera berdiri dari duduknya menepuk nepuk pelan pada bokongnya untuk menghilangkan kotoran dari sana tiba tiba saja terdengar suara

"hey berhenti kalian"

mata Keira membulat melihat para polisi menunjuk mereka, dengan cepat ia menaiki motor dan menepuk punggung Dona agar segera pergi dari sana, namun sial motor itu malah mati mendadak

"kenapa?" tanya Keira Panik melihat para polisi semakin mendekat

"motornya mati" Dona menjawab tak kalah paniknya

Mereka berganti posisi, Keira menekan star motor berkali kali, saat berhasil dia segera memutar gas melejit meninggalkan daerah itu.

Setelah tampak jauh, Keira dan Dona tertawa bersama, menertawakan kejadian lucu yang baru saja terjadi beberapa menit yang lalu, sebuah pengalaman yang tidak akan pernah mereka lupakan

Motor berhenti didepan sebuah warung makan, mereka masuk kedalam memesan makanan kemudian melangkah menuju salah kursi dan meja setelah itu mendudukkan tubuhnya disana

Dona merogoh henpon didalam tasnya lalu menaruh benda tersebut didepannya "mama Lo tadi telfon, gue ngga berani angkat"

Keira mengambil dan mengecek benda persegi panjang itu, sebuah pesan tertera pada layar 'keira datang ke mall, kamu perlu baju untuk ke pesta malam ini'

setelah membaca itu spontan Keira mendengus

"kenapa lo?" tanya Dona menatap heran

"mama gue tiba tiba ajak gue ke pesta padahal biasanya juga ngga" jawabnya kembali menaruh henponnya, Dona mengangguk sebagai balasan

makanan pesanan mereka datang, Keira dan Dona sibuk makan, mengisi tenaga mereka yang terkuras akibat seharian menghindari polisi, Acara demo tak berjalan lancar, ada saja oknum oknum yang berbuat ulah, hingga berakhir mereka berpencar kemana mana, untung saja semua teman temannya aman

Acara makan selesai, mereka beranjak menuju kasir membayar pesanan mereka lalu pergi dari sana, berjalan pulang karna hari sudah hampir petang, Keira mengantar Dona dirumahnya setelah itu kembali menaiki motornya selepas menyalim orang tua Dona lalu menuju tempat tinggalnya

"non keira, ibu anda menunggu nona sejak tadi" teguran dari pembantu keluarganya, menghentikan langkah kaki Keira didepan pintu, mengurungkan niatnya untuk masuk

"mama?" tanya Keira dengan mata menyipit, mbok Ina mengangguk

Keira memperbaiki tampilannya, mulai dari baju, jaket dan celana cargo yang dia pake, lalu menepuk nepuk jejak jejak debu menempel pada pakaiannya, untung saja tadi dia sudah mencuci wajahnya dirumah dona

ketika memasuki rumah, disofa terdapat ibunya sedang duduk seraya menonton TV, lalu mengalihkan perhatiannya ke arah keira, menatapnya tajam

Wanita paruh baya melangkah mendekat dan berdiri didepannya "dari mana saja kamu?" tanya nelli dengan tatapan bergejolak

Keira mengigit bibirnya melihat ibunya yang kini memperhatikan tampilannya dari atas sampai bawah, lalu kembali menatap matanya

"jawab keira, mama telfon kamu sampai 5 kali dan mengirimmu pesan tapi kamu ngga balas sama sekali, bahkan kamu telat pulang ke rumah" hardik nelli, lalu menghembuskan napasnya menetralisis amarah dalam dirinya

"mama cuman mau bilang malam ini kita harus ke pesta, seharusnya kamu memilih baju, jangan menyesal kalau mama memilih baju yang ngga pas, itu salah kamu" lanjutnya lalu melangkah pada sofa mengambil sebuah paper bag "ini bajumu"

Keira mengambil sodoran tersebut, membuka dan melihat isinya "ini pas kok ma" imbuhnya

Nelli mendengus pelan mendengar ucapan Keira tidak mencoba baju tersebut dan hanya melihat nya "pestanya di kapal pesiar, perjalanan ke sana hampir 2 jam dan acaranya jam 9, kita akan menginap disana, jadi sekarang kamu harus bersiap-siap"

Setelah mendengar penjelasan ibunya, Keira segera menuju lantai dua letak kamarnya berada, menaruh paper bag itu kemudian menjatuhkan tubuhnya pada kasur memandang langit langit kamar dengan pikiran berkecamuk

Pertama sikap ibunya yang tiba tiba saja mengajaknya ke pesta, padahal biasanya selalu Freya yang diajak dan dia tidak dianggap sama sekali

Keira masih ingat waktu pertama kali nelli mengajak kakaknya ke pesta, dia bertanya tentang dirinya untuk juga ikut tapi ibunya itu malah menolak dan berkata hanya freyalah yang pantas kesana, lama kelamaan Keira terbiasa dan bersikap bodoh amat ketika kerap kali ibu dan Freya ke pesta

dibanding itu sebenarnya yang Keira lebih pikirkan adalah ketika nanti dipesta, dia tidak punya pengalaman sama sekali diacara besar seperti itu apalagi tempatnya disebuah kapal dan harus menginap disana, seharusnya tadi Keira menolak ajakan tersebut bukan

kepalanya menoleh kesamping memandang paper bag dikasur, membangunkan tubuh dan segera duduk kemudian mengambil kantong lalu memisahkan isinya "wow" ujarnya dengan tatapan terpana melihat dress hitam

Keira segera berdiri didepan cermin, melihat tampilannya dari atas sampai bawah lalu kembali menjatuhkan baju itu ke kasur merasa tak cocok dengan pakaian tersebut

Tak mau ambil pusing, kakinya menuju kamar mandi membasuh air keseluruh tubuhnya lalu keluar dari sana dengan handuk, berpindah mengambil body lation menaburi kaki dan lengannya dengan itu lalu meratakannya

Setelah memakai dress hitam, kini berpindah merias wajahnya, Keira memang tidak pandai mengaplikasikan make up maka dengan itu Keira mengikuti tutorial dari YouTube dan hasilnya cukup bagus

"nona sangat cantik" mbok Ina tiba tiba bersuara, berdiri diambang pintu membuatnya tersentak kaget

"mbok jantung Keira hampir copot" keluh Keira memegang dadanya

Mbok Ina terkekeh menatapnya dengan jarak dekat, tatapan memuja lalu melempar senyuman tipis "kamu sudah besar sekarang dan semakin cantik persis seperti ibumu" gumamnya

Keira terkekeh kecil mengangguk saja padahal dia merasa biasa saja "mama lebih cantik" bantah Keira merasa dia tidak sama sekali mirip dengan nelli, jika pujian itu ke Freya maka akan lebih cocok

"bukan nyonya besar yang saya maks...

"Keira"

Panggilan nelli membuat kepalanya menatap kedepan, melihat ibunya yang sedang berdiri dengan tampilan rapi memandangnya lalu melirik mbok Ina dengan tatapan skeptis

"ayo kita harus berangkat"

Keira mengangguk, berpamitan terlebih dahulu pada mbok Ina lalu melangkah mendekati ibunya menuju depan rumah dimana sebuah mobil menunggunya disana,

"dressnya cocok" puji nelli

Keira terdiam tak bereaksi apapun, pikirannya masih terjebak dengan perkataan mbok Ina yang seolah olah mengenal ibu kandungnya, walau kalimat tersebut tak dilanjutkan Keira masih mengerti maksud ucapan wanita paruh baya yang sudah merawatnya sejak bayi

bab 3

Keira menatap takjub dengan mulut sedikit terbuka, pupil matanya melebar memandang kagum betapa besarnya kapal pesiar yang berlabuh dihadapannya, apalagi lampu lampu yang menerangi disetiap sisi luar begitu indah dan memanjakan mata

"Kamu harus tau bagaimana kehidupan anak orang kaya" tutur ibunya mengarah padanya, Keira hanya mengangguk saja

"ini pestanya anak orang kaya, pengusa, penjabat, artis, selebgram hadir disini, kita harus bersyukur bisa diundang diacara karna papa kalian. dan satu hal yang perlu kalian tau, keluarga Abraham salah satu investor pada pesta malam ini, ayah tunangan kamu Freya samuel, kamu harus bangga"

Tatapan kagumnya berubah datar, Keira mendengus melangkah terlebih dahulu menuju kapal itu, meninggalkan ibu dan kakaknya yang masih berdiri disisi samping mobil yang masih terparkir

"dari wajah Lo gue tau, Lo pasti iri karna gue yang dijodohkan sama samuel?" tanya freya berbisik pelan melangkah semakin mendekat pada carpet merah yang tergelintang, tempat dimana banyaknya kamera membidik setiap tamu tamu yang akan masuk

Keira melirik ibunya, ayahnya kini sudah datang mereka berdua berjalan bersama beriringan, nelli merangkul Abimanyu "Lo salah Freya, gue malah bersyukur bukan gue yang dijodohkan sama Samuel" balas Keira berpindah menatap Freya

Freya yang ingin membalas terhenti ketika Keira memanggil ayah dan ibunya

"mah, pah," serunya lalu melirik Freya memberikan senyum kemenangan, gadis itu menatapnya tajam.

orang tuannya berjalan terlebih dahulu, dibelakang ada Freya dan Keira mengikuti mereka menuju red carpet, sesampainya nelli dan Abimanyu berhenti begitupun dengan kedua anaknya,

Keira yang kebingungan malah menghalau mata dari banyaknya kamera kamera yang membidik, lalu tiba tiba sebuah tangan menarik lengannya membuat Keira berdiri disamping Abimanyu sedangkan Freya disamping nelli

Acara sesi foto sudah berlangsung beberapa menit yang lalu, namun peristiwa ayahnya menarik tangannya masih membekas karna perlakuan ayahnya yang terkesan peduli. Keira menggeleng membuang pikirannya yang terbawa suasana bahwa Abimanyu mungkin saja memiliki rasa perhatian padanya, padahal itu bisa saja tipuan karna didepan kamera

Keira memeluk tubuhnya kedinginan karna terpaan angin menerpa kulit bahunya yang telanjang, dress dengan dua tali kecil menyambung dari depan dan belakang baju dan begitu ketat, apalagi potongan panjang sisi kiri yang membelah kain itu, hingga kerap kali melangkah pahanya akan terlihat

dia memang tak nyaman tapi apa boleh buat ibunya yang memilihkan untuknya, andai saja keira datang dan ikut memilih maka gaun lebar, tidak terbuka bagian atas dan bawah yang akan dipake malam ini

"kalau Lo ngga nyaman sama dress itu kenapa dipake"

Sebuah suara menghentikan Keira yang tengah menggosok kedua tangannya, melirik laki laki yang tengah melangkah mendekat seraya memegang sebuah gelas dan berisi cairan merah

Lelaki yang Keira tidak tau namanya ikut bersandar pada dinding kapal memandang lautan, lalu berbalik menghadap padanya.

Dahinya berkerut melihat wajah itu tampak jelas dari jarak dekat, seperti tak asing, namun Keira lupa, dia berusaha mengingat, menggali sisa sisa ingatannya untuk mengetahui siapa orang yang kini bertatapan mata padanya

"gue cuman pengen rasain jadi Cinderella walau cuman beberapa jam doang" dalih Keira memutus kontak mata terlebih dahulu setelah berusaha mengingat namun tetap tidak tau siapa orang ini

Suara tawa kecil terdengar, Keira menoleh dan mendengus kesal "gue serius, jam 12 batas waktunya, setelah itu gue menjadi manusia biasa tanpa sepatu kaca dan dress lagi"

"gue jadi penasaran bagaimana wujud biasa darj Cinderella itu"

Keira menyipit kan mata dengan curiga, melihat tatapan menggelikan dan mendengar ucapan pria tersebut

Lelaki itu berdehem pelan "Lo ngga bisa menjadi manusia biasa, karna acara puncaknya jam 12 malam, Cinderella ngga cocok untuk Lo perankan malam ini, lebih cocok putri salju" sahutnya menyarankan "dengan kedatangan Lo disini sudah menjelaskan kalau putri salju keluarga dari kelas atas sangat cocok untuk Lo perankan, sedangkan Cinderella dari kalangan biasa, atau," jeda lelaki itu menatapnya dalam

"Lo memang datang kesini pake sihir" lanjutnya

Keira mengangkat alisnya mendengar perkataan tersebut yang semakin tak jelas, terlebih dia menaruh perhatian dengan dua kata 'kelas atas' keluar dari bibir pria itu "gue lebih penasaran status sosial apa yang membuat Lo diundang disini. anak pengusaha, penjabat, artis, selebriti atau Lo anak seorang menejer" gumamnya mengingat jabatan ayahnya yang seorang menejer keuangan

Lelaki itu malah mengangat tangannya "kenalin gue nevano, gue bukan anak siapa siapa yang Lo sebut tadi, gue cuman diundang disini, karna gue bosan gue datang" jawabnya mengakhiri kalimat dengan mengangkat bahunya apatis

"Keira, mama dari tadi cariin Lo"

tatapan mata mereka terputus, Keira menoleh mendapati Freya menatapnya tajam dan begitu panik, sontak dia melangkah menuju freya

"ada apa?" tanyanya dengan mata menelisik

"cepatan mama sama papa mau kenalin Lo sama seseorang" tukasnya lalu menarik tangan gadis itu

Keira mengikuti Freya menuju ruangan besar dimana tempat acara pesta berlangsung, menuju Abimanyu dan nelli yang sedang berbincang pada dua laki laki yang membelakangi mereka

Freya berhenti melangkah, lalu memperbaiki tampilannya kemudian kembali menarik kembali tangan Keira yang tampak bingung

"mah, pah, ini Keira"

Keira hanya tersenyum tipis ke orang tuanya lalu berpindah melirik dua pria itu secara bergantian, mendengus dalam hati waktu tau siapa sosok kedua orang tersebut

Wanita dan laki laki paruh baya ikut bergabung dengan mereka, menatap Keira dan Freya secara bergantian

"jadi yang mana Keira dan yang mana Freya?" tanya Edwin dengan dahi berkerut menatap teliti kedua gadis tersebut

"saya Freya om, dan ini adik saya Keira" Freya mengangkat tangan

Edwin membalas jabatan itu melempar senyum lebar "ah jadi kamu Freya, saya Edwin papa dari calon suami kamu Samuel" godanya, Freya tersenyum tampak malu, lalu melepas tautan tangan mereka

"saya Anna, ibu dari Daniel dan Samuel" Freya membalas uluran tangan Anna, lalu menyenggol lengan Keira ketika tangan itu berpindah didepannya

Keira membalas jabatan tangan tersebut dengan wajah tampak sungkan

"jadi bagaimana dengan perjodohan anak anak kita, jadi kan?"

Abimanyu terkekeh pelan "tentu saja, ingat janji kita Minggu depan"

"oh Samuel ajak Freya jalan jalan dan Daniel kamu bisa mengajak Keira" perintah Edwin

Keira menatap tangan seseorang menariknya, membawanya membelah kerumunan, menjauh dari acara pesta, kepalanya menoleh melihat Freya yang mengikuti Samuel lalu berpindah melirik kedua orang tuanya, ibunya menatap tajam dirinya seolah dari tatapan matanya mengatakan 'jangan macam macam'

Pergelangan masih dipegang oleh tangan Kokoh milik Daniel, membawanya tak tentu arah, menaiki tangga kemudian memasuki salah satu ruangan dimana terdapat kolam renang, tangan lelaki itu terlepas lalu duduk pada salah satu kursi

Keira ikut melangkah dan duduk disamping pria tersebut

"jadi Lo Keira!" katanya lalu meneliti tampilan keira dari atas sampai bawah, menatap lama pada daerah bahu dan pahanya "kata papa Abi, Lo tomboi dan ngga suka pesta, tapi ternyata Lo cantik bahkan seksi"

Keira berdecih malas membuang muka harus berhadapan dengan laki laki modelan Daniel, pertemuan pertama langsung menampilkan watak aslinya

"gue rasa pertemuan kita sudah selesai, bilang sama pak Edwin bahwa Lo menolak perjodohan ini begitupun denga gue"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Keira berdiri dari duduknya, tapi lagi lagi tangannya dicekal membuatnya terpaksa harus berbalik lagi menghadap Daniel

"Lo tau alasan kenapa kita dijodohkan?" tanya Daniel "karna papa Lo butuh uang untuk membangun perusahaan yang baru dia dirintis, jika Lo menolak menurutmu siapa yang paling dirugikan disini Lo atau gue"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!