NovelToon NovelToon

Aku Seorang Mafia

Fakta Yang Sesungguhnya (REVISI)

Disebuah rumah yang ada di negara A atau lebih tepatnya sebuah mansion yang cukup besar terdapat seorang gadis berusia delapan belas tahun yang sedang meneteskan air matanya.

Ketika seorang pria paruh baya yang dia anggap ayahnya dengan tega pernah dia lakukan sama sekali di hadapan semua orang yang ada di ruangan itu.

Tidak ada satupun diantara mereka yang mau membantunya. Bahkan sebaliknya, orang - orang yang ada di ruangannya itu hanya memandangnya dengan tatapan menghina termasuk Kakak laki - lakinya.

Tanpa orang - orang itu sadari, ada tatapan puas yang terpancar dalam matanya. dan sebuah senyuman kemenangan dari sepasang ibu dan anak, atau ibu tiri dan saudara tiri dari gadis itu.

Sepasang ibu dan anak itu, sangat puas. karena rencana yang mereka susun, berhasil untuk menyingkirkan Aurora. mereka berdua tahu betul, bahwa Aurora adalah penghalang besar untuk mereka menguasai semua harta kekayaan itu.

" Kesalahan yang tidak pernah aku perbuat sama sekali, dengan teganya mereka menuduhku seperti ini." gumam gadis itu dengan meneteskan air matanya.

" Sampai kapan kau akan diam seperti ini?! kau seharusnya minta maaf, karena kau telah mendorong saudari mu dari atas tangga itu Aurora! " Bentak Antonius sang ayah dengan murka.

" Sudah hentikan ayah, aku yakin Aurora tidak sengaja mendorongnya." Ucap Marianna ibu tiri, Aurora dengan menampilkan wajah sedihnya.

" Ibu benar ayah, mungkin saat itu Aurora tersandung kakinya. dan tidak sengaja, mendorongku hingga terjatuh ke bawah. lagian Keysha tidak apa - apa ayah. " Ucap Keysha dengan seringai tipis yang tidak terlihat.

" Jangan membelanya Keysha, wanita itu tidak pantas untuk dimaafkan begitu saja. karna dia sudah, memainkan drama untuk mencelakai mu . aku yakin dia iri padamu, karna kamu adalah gadis kesayangan keluarga ini. " Ucap Delano kakak laki - lakinya.

" Tapi kak .... "

" Sudahlah Keysha tidak perlu di kasihani, gadis seperti dia sayang. dia hanya gadis pembawa sial di keluarga ini." ucap Antonius dengan tersenyum manis saat memandang wajah Keysa.

Sekarang minta maaflah pada anak ku, dan akui kesalahanmu! "Bentaknya sang ayah pada Aurora.

Aurora tidak percaya, kenapa orang - orang yang dia anggap keluarganya sendiri tidak mempercayai dirinya. Apalagi semenjak kedatangan 2 wanita itu, ke dalam mansion ini. Hidup Aurora semakin menderita karna ulah istri kedua ayahnya, mereka datang tidak lama setelah kematian ibuku.

" Kau hanya orang asing di keluarga ini setelah ibumu meninggal, jadi jangan berharap lebih. " ucap Marianna ibu tirinya.

" Kalau aku orang asing lalu bagaimana dengan kak Delano. bukannya dia juga seharusnya menjadi, orang asing untuk kalian bukan. tapi kenapa perlakuan kalian, terhadap kak Delano berbeda denganku." ucap Aurora dengan rasa penasarannya.

" Karena aku adalah anak kandung dari nyonya Marianna, bukan ibumu Alexa Latushia. ibumu merawat ku tanpa tau, aku adalah anak dari selingkuhan ayahmu. karna ayahku hanya berkata, menemukanku di jalanan saat pulang dari luar kota." tawa Delano dengan tatapan puas melihat reaksi Aurora.

Aurora diam membisu dan sedang mencerna apa yang ia dengar dari mulut Delano. Aurora cukup terkejut, dengan kenyataan pahit yang tidak ingin dia tahu. setelah Aurora memahami semuanya, dia kembali dari lamunannya.

" Apa itu benar ayah?" tanya Aurora pada Antonius sang ayah.

" Itu memang benar, Delano adalah anakku dengan marianna bukan anak dari ibumu Alexa." jawab Antonius kepada Aurora

" Kenapa kau menghianati ibuku!" ucap Aurora dengan tatapan tajam yang ia tujukan pada sang ayah.

" Karna ayahmu, menikahinya hanya untuk mendapatkan harta kekayaannya saja." ucap Marianna dengan dengan tatapan menghina.

" Dasar gadis bodoh! ...

" Dan ibumu meninggal, setelah aku memberikannya racun. agar aku dan keluarga ku, bisa menguasai semua hartanya." tawa puas sang Antonius memenuhi ruangan itu

Aurora bagai tersambar petir di siang bolong, mengetahui fakta tersebut. kini ia paham apa yang di maksud, dari perkataan terakhir ibu kandungnya sebelum meninggal dunia.

Flashback on

Tiga tahun yang lalu saat Aurora baru menginjak umur lima belas tahun, dia yang saat itu baru pulang dari sekolahnya dan memasuki rumah dalam keadaan sepi.

Aurora bertanya - tanya kemanakah mereka semua. karna Aurora melihat mansion itu terlalu sunyi, biasanya Alexa sang ibu akan menyambut dirinya saat memasuki mansion ini.

Sampai terdengarlah suara kepala pelayan, menghampiri ku dan berkata bahwa nyonya Alexa ada dirumah sakit. Kepala pelayan itu hanya berkata, ibunya pingsan di taman setelah ayahnya memberikan kudapan manis pada ibunya.

Aurora bergegas pergi ke rumah sakit, tanpa mengganti seragam sekolahnya. karna yang ada dipikirannya saat ini, hanya karna ingin segera melihat kondisi ibunya di rumah sakit. dan saat ia sampai di ruang rawat ibunya, tidak ada siapa pun yang menjaga ibunya di ruangan itu.

Aurora segera berjalan mendekati ranjang pasien, yang di sana terbaring tubuh lemas ibunya. dia duduk di kursi samping ranjang ibunya, dan menggenggam tangan ibunya dengan cukup erat.

Tak lama setelah Aurora duduk, ia melihat kelopak mata ibunya perlahan terbuka. Aurora segera berdiri untuk memanggil dokter, agar bisa memeriksa keadaan ibunya.

Tapi belum sempat ia memanggil dokter. sang ibu berkata, untuk tidak perlu memanggil dokter. karna ada sesuatu, yang harus ibunya katakan pada Aurora.

" Berhati-hatilah sayang apa yang kau lihat belum tentu itu kenyataanya. jangan pernah tertipu oleh sikap mereka terhadap mu, dan jangan pernah berharap pada ayahmu dan juga kakakmu. karna mereka tidak sebaik yang kamu lihat sayang. " ucap sang ibu dengan nada lirih.

" Apa maksud mu bu? aku tidak mengerti sama sekali. " ucap Aurora, dengan menetaskan air matanya saat melihat tubuh lemah ibunya.

" Dengarkan ibu sayang. ayah dan kakak mu bukanlah orang yang baik, berhati - hatilah sayang." ucap ibu Aurora dengan tersenyum manis ke arah Aurora.

" Sebelum ibu pergi, ingat kata - kata ibu. pulang dari sini, kamu masuklah ke kamar ibu dan jangan sampai ada yang tau. setelah itu ambilah koper sedang berwarna hitam yang ibu letakan di ruang rahasia ibu. kau tau kan nak kode ruangan itu? " ucap ibunya Aurora.

" Aku tahu bu, kodenya adalah tanggal lahir ku bukan. lalu apa perlu aku menyimpannya bu? " tanyanya pada sang ibu

" Ambil dan simpan baik - baik barang yang ada di dalam koper itu sayang. jangan sampai ada yang tau, dengan isi dari koper itu sayang. kau pergunakan itu semua dengan baik ya, ibu percaya kau pasti mampu sayang. ibu pergi sayang, selamat tinggal nak." ucap sang ibu, dan tak lama setelah itu ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Aurora hanya bisa menangis, dan tidak percaya akan kehilangan sosok ibu yang sangat dia sayangi. Padahal usianya masih, terbilang cukup muda yaitu 15 tahun.

Setelah Aurora kembali dari pemakaman, dia langsung masuk ke rumah tanpa menghiraukan semua orang yang ada di rumah itu.

Dia menuju lantai atas yang terdapat kamar, dari mendiang sang ibu. dia memasuki kamar tersebut, dan mengambil koper sedang yang di ucapkan ibunya sebelum meninggal. dia segera membawanya, untuk ia simpan di tempat yang aman sebelum mereka semua tahu.

Flashback off

... ...

... 🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿...

Happy Reading Guys ♥️

Jangan Lupa untuk dukung novel ini dengan cara: like, vote, dan komen kalian. Terimakasih 🎉

Di Usir Dari Rumah (REVISI)

Seketika itu pandangan Aurora menjadi dingin dan kehilangan ekspresinya. Ia cukup kecewa dengan semua kenyataan, yang baru saja ia dengar dari mereka semua.

Tidak ada lagi Aurora yang ramah dan ceria. semuanya lenyap setelah kebenaran itu semua terungkap, di tambah orang yang selama ini ia anggap keluarga ternyata tidak lebih dari musuh yang bersembunyi di balik nama keluarga.

" Lalu kenapa kalian membiarkan ku hidup di sisi kalian selama tiga tahun ini. meski kalian menganggap ku tidak lebih dari seorang pembantu?! " tanya Aurora dengan aura dinginnya.

" Itu semua karna harta yang ibumu tinggalkan. Semua miliknya hanya di wariskan pada mu, dan hanya bisa di serahkan saat kau berumur 18 tahun bodoh!" ucap Antonius dengan lantang.

Aurora pun tersenyum sinis, setelah mendengar jawaban yang keluar dari mulut sang ayahnya. dia tidak habis pikir dengan keserakahan mereka semua, hanya demi harta ayahnya tega membunuh ibu kandungnya.

" Sekarang cepat kau tanda tangani berkas - berkas ini, agar aku bisa secepatnya menguasai semua harta ibumu." ucap sang ayah dengan memberikan berkas tersebut di hadapan Aurora.

" Aku tidak akan pernah menandatangani semua berkas itu." kata Aurora dengan tatapan tajam yang ia tujukan untuk Antonius sang ayah.

" Baik kalo itu mau mu, Delano cambuk lagi ****** ini sampai ia mau menyerahkan segalanya pada kita. dan jangan berhenti tanpa aku perintahkan." perintah Antonius dengan tatapan tajamnya.

" Baik ayah." jawab Delano sambil mencambuk tubuh Aurora tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Ctashhh .....

Ctasssh ....

Ctashh ....

Aurora hanya bisa diam, dan menahan sakit di sekujur tubuhnya. ia bertahan untuk tetap terjaga, meski darah mulai mengucur keluar dengan cukup banyak dari tubuhnya.

lima belas menit berlalu .....

dua puluh lima menit berlalu .....

" Lebih baik sekarang kau cepat tanda tangani semua berkas ini, dan kau segera pergi dari rumah ini." ucap Marianna ibu tirinya dengan tatapan menghina.

Namun Aurora hanya diam, dan tetap bertahan. Ia masih berharap sang ayah, akan memerintahkan Delano untuk menghentikan cambukannya. tapi lagi- lagi harapan tinggal harapan, karna semua itu tidak kunjung terdengar dari mulut Antonius.

Waktu terus berjalan, tapi diantara mereka tidak ada yang menghentikan itu semua. mereka seolah - olah, menganggap semua ini adalah pertunjukan yang wajib untuk di tonton.

Hingga hampir satu jam lamanya, cambukan itu menyentuh tubuhnya. Aurora hanya bisa menyerah, dan merelakan semua harta milik mendiang ibunya untuk di miliki Antonius dan keluarganya.

" Baik, aku akan tanda tangani ini semua." ucap Aurora dengan suara lirih.

" Begitu dong dari tadi, jadi tidak perlu buang waktu dan tenaga ku." ucap Delano sambil menghentikan aksinya.

Setelah itu, Antonius segera berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah Aurora.

" Cepat kau tanda tangani semua berkas ini." ucap Antonius dengan menyerahkan berkas - berkas, apa saja yang perlu di tandatangani oleh Aurora.

Tanpa banyak kata, Aurora segera menandatangani semua berkas yang ada di hadapannya.

" Bagus. karna kau sudah menandatangani ini semua, silahkan pergi dan jangan kembali lagi ke hadapan kita semua. kau ku beri keringanan, segera bereskan barang - barang mu dan pergi dari sini secepatnya." teriak Antonius dengan suara keras.

Selesai dengan semua berkas itu. Aurora segera berdiri, dan berjalan tertatih menuju kearah dimana pintu ruangan itu berada.

Setelah keluar dari ruangan, Aurora mulai menaiki anak tangga untuk masuk ke dalam kamarnya. Aurora segera membereskan barang - barangnya, tak lupa koper sedang milik mendiang ibunya.

Aurora menuruni anak tangga, setelah semua barang miliknya telah ia bawa. sesampainya ia di ruang tamu, terdapat Antonius dan yang lainnya sedang memandang ke arah Aurora dengan tatapan mengejek.

Aurora menghiraukan keberadaan mereka, dan tetap melangkah menuju pintu keluar yang ada di mansion ini.

Tapi sebelum dia benar - benar keluar dari rumah itu, dia menghentikan langkah kakinya tepat di depan pintu.

" Sebelum aku pergi, aku ingin bertanya satu hal pada kalian, dimana kalian mengirim orang - orang terdekat ku. " ucap Aurora tanpa membalikan tubuhnya, untuk menghadap ke arah Antonius dan yang lainnya.

" Kau tidak perlu khawatir, karna mereka semua sudah ku kirim ke neraka." ucap Delano dengan senyum puas.

Degg ...

Apa yang di katakan oleh Delano, membuat Aurora tersentak. ia tidak menyangka, bahwa ia telah hidup bersama orang - orang yang biadab seperti mereka semua.

Air matanya mulai menetes membasahi pipinya. Ia tidak bisa menahan rasa sakit, dan rasa kecewanya pada keluarga ini. Hingga menimbulkan rasa benci, yang luar biasa dalam hatinya untuk keluarga ini.

Setelah beberapa saat, tangisan Aurora pun berhenti. lalu dengan tatapan dinginnya, dia berjalan ke arah mereka semua. atau lebih tepatnya kearah salah satu meja, yang ada di sana dan mengambil pisau buah yang tergeletak di atas meja.

Setelah mengambil pisau buah, Aurora segera menyayat pergelangan tangannya hingga mengeluarkan darah.

Ia segera meminum darah tersebut, dengan cukup tenang. dan mulai berkata dengan aura mencekam, dan tatapan tajam yang ia tunjukan pada keluarga biadab itu.

" Mulai sekarang, aku Aurora Lexa Antonius tidak memiliki hubungan atau ikatan apapun lagi dengan keluarga Antonius. semua hal yang berhubungan dengan nama Antonius ku lepaskan, dan semua yang kau berikan kepada ku telah ku bayar lunas dengan darah ku yang menetes di rumah ini. dan aku bersumpah, suatu saat aku akan kembali dan membalaskan rasa sakit ku dan kematian orang - orang terdekat ku. jangan berharap, kalian semua akan hidup dengan tenang setelah ini." ucap Aurora dengan suara tegas dan tatapan tajamnya.

Glekk ...

" Ap apa tadi benar Aurora." gumam Delano dengan tatapan terkejut saat melihat aksi Aurora.

" Aku seperti melihat Alexa dalam tubuhnya." ucap Antonius dalam hatinya.

Aurora mengambil kembali koper, dan barang - barangnya. lalu berjalan ke arah pintu keluar, tanpa menengok ke arah belakang lagi.

Sedangkan semua orang yang ada di ruangan itu, tertegun dengan apa yang barusan di ucapkan oleh Aurora. mereka merasa merinding dengan aura dingin yang di keluarkan oleh aurora.

Setelah Aurora meninggalkan kediaman Antonius, ia memutuskan pergi menggunakan taksi menuju rumah sakit untuk mengobati luka yang ada di tubuhnya.

Sesampainya di rumah sakit, ia harus di rawat beberapa hari untuk menyembuhkan semua lukanya agar tidak infeksi.

Di ruangan VVIP Aurora berada, ia terbaring di ranjang pasien sambil mengingat sang ibu yang sudah tiada. dan ia berjanji akan membalaskan semua rasa sakit itu, dan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya.

Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, ia sudah di perbolehkan untuk keluar dari bangunan yang berbau obat - obatan tersebut. ia mulai membereskan barang - barangnya, dan melangkah pergi dari rumah sakit itu.

Aurora bergegas pergi, mencari taksi untuk meninggalkan negara ini. setelah menghentikan taksi, ia memasuki taksi tersebut dan meminta sang sopir untuk mengantarnya menuju ke bandara.

Setelah perjalanan yang hanya memakan waktu lima belas menit. Aurora segera berjalan memasuki bandara, dan langsung menuju loket untuk memesan tiket pesawat menuju ke negara K.

Setelah selesai membeli tiket, Aurora mulai berjalan menuju ke pesawat yang akan mengantarkan dirinya menuju tujuannya saat ini. pesawat mulai mengudara dengan baik di udara.

" Selamat tinggal semuanya, aku akan kembali lagi setelah aku cukup kuat dan mampu untuk membalaskan segalanya. " ucapnya lirih dengan meneteskan air matanya.

... 🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿...

Happy Reading Guys ♥️

Jangan lupa untuk dukung novel ini dengan cara: Like, vote dan komen kalian. Terimakasih 🎉

Tentang Ibu

Beberapa jam mengudara, sampai akhirnya pesawat yang di tumpangi oleh Aurora pun sampai di negara K. Aurora pun berjalan keluar dari bandara dan memberhentikan sebuah taksi, lalu meminta sang sopir untuk mengantar dirinya ke hotel terdekat

" Tolong antar kan saya ke hotel dekat sini pak. " ucap Aurora dengan nada yang cukup datar

" Baik nona. " ucap sang supir

Sang supir pun menjalankan taksi tersebut untuk mengantarkan Aurora ke salah satu hotel terbaik yang ada di sana. beberapa menit taksi itu melaju, sampai akhirnya Aurora pun sampai di depan hotel yang terbilang cukup megah itu

Dia pun turun dari taksi dan tak lupa dia membayar argo nya sesuai yang tertera di sana

Setelah selesai, Aurora pun berjalan memasuki hotel untuk memesan salah satu kamar dan mengambil kuncinya. Aurora langsung berjalan menuju lift yang akan mengantarkan dirinya ke lantai di mana kamarnya berada. selang beberapa menit, ia pun berjalan ke arah kamar yang ia pesan dan membuka pintu dan memasuki kamar tersebut

Aurora langsung meletakkan semua barang yang ia bawa. setelahnya, Aurora langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. setelah selesai dengan ritual mandinya, ia pun merebahkan dirinya di atas ranjang dan mulai terlelap

Saat pagi hari tiba, Aurora terbangun dari tidurnya karna sinar matahari yang menembus kaca jendela itu. mau tidak mau ia harus bangun dari posisi nyamannya agar bisa segera memulai aktifitasnya

Flashback on

Sore itu sepulang sekolah, dia tidak langsung pulang ke rumah. melainkan dia pergi ke tempat peristirahatan terakhir sang ibu. ia begitu rindu terhadap ibunya, kenangan bersama ibunya selalu membekas di pikirannya. karna semenjak ibunya meninggal Aurora tak pernah lagi merasakan kehangatan dalam lingkup keluarganya

Aurora telah sampai di pemakaman dan segera menuju salah satu batu nisan yang tertera nama sang ibu yaitu Alexa Latushia.

dia duduk di samping batu nisan dan mulai membersihkan tempat itu sambil bercerita apa saja pada ibunya. meski ia tahu bahwa tidak mungkin ada jawaban dari sang ibu. tapi ia tetap bercerita agar semua beban yang ada di pundaknya perlahan hilang walau hanya sementara, itu sudah cukup baginya

Setelah dua jam Aurora berada di sana, ia harus pulang sebelum semua orang pulang. karna ia harus menyiapkan makan malam untuk keluarganya yang baru, meski ia tidak di izinkan untuk makan bersama mereka. karna tidak lama setelah ibunya meninggal sang ayah membawa perempuan lain beserta anaknya yang seumuran dengan nya untuk tinggal di sana. di situlah nasibnya mulai berubah

Sesampainya dirumah, ia pun segera naik ke lantai atas dimana kamarnya berada untuk mengganti pakaian seragamnya dengan baju biasa. setelah selesai Aurora bergegas ke dapur untuk memasak makan malam itu. beberapa menit ia berperang dengan alat - alat dapur akhirnya makanan itu pun siap untuk di sajikan

Saat sudah selesai dengan semua itu, Aurora naik menuju kamarnya dan tak lupa untuk mengunci pintunya agar tidak ada yang masuk

Aurora pun segera membuka koper sedang milik ibunya, agar ia tahu apa saja yang ada di dalamnya. setelah terbuka di sana terdapat beberapa surat - surat penting tentang perusahaan yang tidak di ketahui oleh ayahnya atau pun kak Delano. terdapat juga kartu kredit, kartu nama dan empat black card milik mendiang ibunya. setelah tahu apa isi dari koper tersebut ia segera menutup kembali koper tersebut dan menyimpannya dengan aman.

Flashback off

Aurora pun bangun dari ranjang kasurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. setelah beberapa menit akhirnya ia selesai dengan aktivitas mandinya. lalu, ia pun memesan sarapan pagi lewat layanan telepon yang tersedia di hotel tersebut

Beberapa menit menunggu, akhirnya makanan yang ia pesan telah datang Aurora segera memakan sarapannya. setelah selesai, ia segera mengambil koper sedang milik sang ibu

Aurora membuka koper tersebut dan mengambil kartu nama yang ada di dalam koper itu. di kartu nama itu terpampang jelas nama Kendrick Natanael beserta nomor teleponnya

Tidak ingin membuang waktu, ia segera menghubungi nomor tersebut yang ia yakini orang yang bernama Kendrick adalah orang kepercayaan ibunya. Aurora langsung mencatat nomor itu di handphone nya dan langsung menekan tombol panggilan

Beberapa kali ia telfon tidak ada respon sama sekali. hingga panggilan yang ke tiga kalinya terdengarlah suara di seberang sana

" Halo dengan tuan Kendrick? " ucap Aurora

" Iya benar, dengan saya sendiri. Anda siapa? " ucap Kendrick dengan kebingungan karna panggilan itu adalah dari nomor pribadinya

" Aku Aurora Lexa Antonius atau putri kandung dari nyonya Alexa Latushia. aku ingin bertemu denganmu siang ini di restoran hotel kings inn." ucap Aurora dengan nada datar

" Bai... baik nona, saya akan segera ke sana." ucap Kendrick dengan terbata

Aurora pun mematikan telepon nya secara sepihak tanpa satu patah kata pun lagi yang keluar dari mulutnya. ia pun berjalan menuju balkon di kamar itu, ia memandang jauh sambil bergumam

" Tunggu pembalasan ku, kini kalian nikmati dulu semuanya, saat tiba waktunya tak akan ku beri kalian kesempatan termasuk kau Antonius. " ucap Aurora dengan lirih

Beberapa jam berlalu, kini saatnya Aurora untuk bersiap dan menemui orang kepercayaan ibunya yaitu Kendrick. setelah selesai bersiap, ia pun keluar menuju restoran yang ada di hotel tersebut

Sesampainya ia di restoran, Aurora memilih tempat duduk yang ada di pojokan restoran yang tidak begitu terpantau oleh orang - orang. selang beberapa menit berlalu datanglah pria muda kisaran umur dua puluh delapan tahun di hadapannya. Aurora yakin bahwa pria ini yang sedang ia tunggu

" Nona Aurora Lexa Antonius? " tanya pria itu pada Aurora

" Hm benar, kau Kendrick? ucap Aurora dan Kendrick mengangguk kan kepalanya

" Duduk lah tuan Kendrick, dan ya namaku sekarang hanya Aurora Lexa tanpa marga Antonius di belakang namaku. " jelasnya pada Kendrick

" Baik nona, maafkan saya. Jadi, nona apa yang ingin nona ketahui tentang nyonya Alexa hingga nona menghubungi saya. " ucapnya pada Aurora

" Aku ingin kau menjelaskan segalanya tentang ibuku dan surat - surat penting ini. " ucap Aurora sambil memperlihatkan surat - surat yang ia bawa dengan tatapan datar

" Baik nona, saya akan menjelaskan semuanya yang menurut saya pantas untuk saya jelaskan. sisanya biar tuan besar yang menjelaskannya lebih rinci pada nona nantinya. " ucap Kendrick juga dengan tatapan yang datar

" Jadi nyonya Alexa Latushia adalah seorang putri tunggal dari pasangan Damian John Smith dan Elena olivia Anderson, dua keluarga dan dua perusahaan besar yang bersatu. orang tua nyonya Alexa atau tuan besar dan nyonya besar tidak pernah bertemu dengan nyonya Alexa, karna nyonya Alexa tidak ingin bertemu dengan mereka. beliau takut kalau tuan besar dan nyonya besar akan marah padanya karna sudah menentang keputusan tuan besar. dan nyonya Alexa lebih memilih tuan Antonius yang ternyata pilihannya adalah kesalahan besar. nyonya Alexa terlalu malu untuk mengakui semua itu nona. " ucap Kendrick dengan penjelasan yang cukup panjang

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!