NovelToon NovelToon

Di Lembah Biru

zaman Alena sekolah SMA

Alena adalah gadis sederhana, yang ber umur 17 tahun, Alena tinggal bersama ibu tunggal karena ayahnya telah meninggal dunia sekitar setahun yang lalu, Alena adalah anak semata wayang ibunya, Alena masih duduk di bangku SMA.

jam sekolah telah berakhir Alena beranjak dari bangku tempat ia duduk lalu berjalan menuju pintu keluar. di luar kelas Soraya dan Gracia telah menunggu Alena untuk pulang bersama. mereka bertiga berteman baik sejak mereka masuk di SMA tersebut, ketiga nya berteman baik dari kelas 1 sampai kelas 3, Alena anak yang baik, sederhana dan juga cantik, sedangkan Soraya dan Gracia anak orang berada Meraka berdua juga tidak kalah cantik dari Alena, Alena termasuk siswi yang pintar di kelasnya, makanya banyak taman yang menyukainya.

saat tiba di luar Soraya yang langsung mengeluarkan mobilnya dari tempat parkir. sementara Alena dan Gracia menunggu di halaman sekolah. tiba-tiba datang motor gede menghampiri Alena dan Gracia.

"pulang bersama ku aja Al." pinta Revan pada Alena." "terimakasih Van, aku nebeng Soraya aja soalnya kami satu arah." jawab Alena yang menolak dengan alasan.

Revan sudah lama menyukai Alena, dan menunjukkan perhatian pada Alena. namun Alena menjaga jarak dari Revan, karena Alena tau Revan anak majikan tempat ibunya bekerja. ibu Alena jadi pembantu di rumah Revan semenjak ayah Alena meninggal.

Revan anak nya baik dan tidak milih-milih dalam berteman. keesokan harinya mereka sekolah seperti biasa. setelah jam pelajaran pertama berakhir, semua teman pergi ke kantin sedang kan Alena cuma duduk di belakang kelas sambil makan bekal yang di bawa dari rumah. Alena hampir setiap hari bawa bekal dari rumah sedangkan uang jajannya di tambung.

saat Alena selesai makan dua sahabat nya datang membawa eskrim untuk Alena mereka bertiga duduk di belakang kelas menunggu jam pelajaran ke-2 sambil mengosib dan makan eskrim. "gue lihat Revan suka deh sama Lo." ucap Soraya, "gue cukup tahu diri." timpal Alena. Revan anak majikan orang tua gue, nggak mungkin selevel dengan gue yang cuma anak babu."

"apa salahnya kalo dia suka sama Lo."

tukas Soraya, "salahnya sih memang nggak ada tapi gue takut aja kalau sampai ibu tau jadi masalah nanti."

tiba-tiba bel berbunyi dan mereka bertiga bergegas masuk kelas. di tempat lain ibu Alena berkeja di rumah Revan, ibu datang jam 6 pagi dan pulang jam 6 sore, ibu tidak menginap di rumah majikan tempat ia bekerja kebetulan rumah nya tidak begitu jauh dari rumah tempat kami tinggal.

saat jam pulang seperti biasa Alena nebeng mobil Soraya bersama Gracia, hari itu mereka tidak langsung pulang saat pulang sekolah mereka bertiga langsung shopping, sebenarnya yang shopping Soraya dan Gracia, Alena cuma ikut menemani. stelah selesai Meraka langsung nonton bioskop. saat di bioskop Alena berpapasan dengan Revan yang kebetulan mau nonton juga. "lah kalian bertiga di sini". sahut Revan saat bertemu dengan Alena Gracia dan Soraya. "wah kebetulan sekali". sahut Soraya. "klo jodoh nggak bakal kemana batin Revan."

setelah Meraka masuk ke dalam bioskop. film pun di mulai. Alena duduk di sebelah Soraya dan Gracia, sedang kan Revan duduk di samping Soraya,

mereka menikmati film, sedang kan Revan sering mencuri pandang dari Alena, begitupun dengan Alena, Soraya yang sadar dengan tingkah ke dua nya pun pindah duduk di sebelah Gracia. "lah kok pindah celoteh Alena." "nggak apa-apa dari pada jadi penghalang kalian berdua hehehe sahut Soraya sambil tertawa kecil."

Revan yang melihat kesempatan untuk dekat dengan Alena yang tidak datang dua kali pun langsung beranjak pindah duduk di sebelah Alena. "hai Alena? sahut Revan. Alena cuma membalas dengan senyuman. di dalam hati Alena dak dik duk, karena duduk berdekatan dengan Revan. sebenarnya Alena menyukai Revan dalam diam tanpa ia tunjukkan perasaan pada teman maupun Revan. karena ia sadar jarak antara Revan dan dirinya sangat jauh bagaikan langit dan bumi.

"Alena......??? panggil Revan. "iya" jawab Alena. "aku boleh nggak main kerumah mu." "untuk apa....? "ya untuk silaturahmi aja" jawab Revan. 'boleh...! tapi kamu tau kan Aku anak babu yang kerja di rumah mu," ya aku tau! "apa kamu nggak malu nanti ada yang meledek kamu berteman dengan anak babu". timpal Alena. "apasalah nya kalau aku dekat dengan anak babu". jawab Revan. "salah nya memang nggak ada tapi derajat kita berbeda." tukas Alena. "siapa bilang?. "aku yang ngomong jawab Alena." "bedanya di mana? di mata Tuhan kita sama". "jawab Revan, iya tapi status kita beda" jawab Alena.

"kalian berdua ngobrol di luar aja ya". celoteh Soraya, "disini kita nonton bukan ngobrol". "iya nggap." jawab Revan. "ganggu aja Lo". sahut Revan. sebenarnya Soraya cuma iseng menyela pembicaraan keduanya, habis Soraya dan Gracia di cuekin oleh Revan dan Alena.

setelah film berakhir ke tiga nya pulang. begitu juga dengan Revan. hari sudah hampir sore saat Soraya mengantar Alena pulang. "syukur ibu belum pulang" batin Alena. karena Alena takut di omelin oleh ibu kalo tahu pulang sekolah langsung keluyuran nonton. Alena bergegas mandi dan beres-beres rumah. Alena rajin membantu ibu memasak dan beres-beres rumah.

setelah Alena masak beberapa menu sederhana ibu pun pulang, "ibu capek ya". tanya Alena saat itu ibu langsung ke dapur dan minum segelas air putih, ibu jalan kaki dari rumah majikannya sampai di rumah nya. begitulah yang ibu lakukan setiap hari demi menghidupi dirinya dan Alena.

ibu jadi tulang punggung keluarga sejak ayah meninggal dunia setahun yang lalu. "nggak ibu nggak capek". sahut ibu, "ibu senang jika punya kerjaan walaupun cuma seorang pembantu rumah tangga, "ibu bahagia bisa membiayai hidup kamu Al." Alena jadi sedih mendengar ucapan ibu, Alena langsung memeluk ibu. "Alena janji bu Alena akan buat ibu bahagia". keduanya berpelukan ibu juga terharu di peluk oleh Alena.

bertahun-tahun berlalu kini Alena sudah duduk bangku kuliah begitu juga dengan Revan. mereka telah dekat sejak SMA sampai di bangku kuliah, mereka kuliah satu kampus hanya beda jurusan. kini Revan telah menjadi pacar nya Alena Meraka sering pulang dan pergi kuliah bareng, itu sebelum mama Revan tahu klo anaknya bergaul dan berpacaran dengan anak pembantu rumah nya sendiri.

bersambung

mengenal kan Alena pada Mama papa Revan

saat sore hari Revan berencana membawa Alena main kerumahnya, untuk kenal lebih dekat dengan orang tua Revan, walau sebenarnya orang tua Revan sudah kenal dengan Alena, sebagai anak art di rumah Meraka, tapi maksud Revan mengenal kan Alena kepada kedua orang tua nya sebagai calon menantu.

Alena yang baru selesai beres-beres rumah terdengar suara handphon di kamar nya berdering, di lihatnya layar hp, nama Revan terpapar dengan jelas, Alena langsung menggeser tombol bewarna hijau, "sore Al" terdengar suara Revan, "sore juga Van, sahut Alena, "baru aja ketemu tadi siang udah rindu aja Lo" ejek Alena pada Revan. "iya nih Al" aku tu pengen nya dekat-dekat selalu dengan kamu, ya ellah nama nya juga orang pacaran mau nya berduaan muluk, kalo udah jadi suami istri beda lagi ceritanya hehe.

"ada hal penting yang mau aku omongin sama kamu Alena" terdengar suara Revan yang membuat Alena penasaran, "hal penting apa"? sahut Alena, "aku pengen memperkenalkan kamu sama orang tua ku",

"tapi Van aku takut", takut kenapa??? "takut aja, takut orang tua mu tidak bisa menerima aku", "kita coba aja dulu" sahut Revan lagi, "baiklah lah Van kalo itu mau nya kamu" jawab Alena pasrah, "oke Al nanti malam aku jemput kamu jam 8 yah", ya! jawab Alena.

telpon pun di tutup.

Revan buru-buru ke kamar mandi dan menguyur kan seluruh tubuh nya dengan air, selesai mandi dan ganti baju Revan langsung menemui mama nya di ruang tamu yang sedang menunggu kepulangan papa, "ma? "iya! sahut mama "nanti malam Revan mau kenalin nama sama calon menantu mama" boleh nggak kalo aku bawa dia main ke rumah kita, "mm boleh aja" sahut mama, "kamu kuliah aja yang benar, soal calon menantu nanti aja kalo sudah selesai kuliah", sahut mama.

"iya ma, aku kuliah sudah hampir selesai jadi boleh dong ma aku nyiapin calon istri mulai dari sekarang!" boleh aja sahut mama lagi,

selang beberapa menit papa pulang dari kantor, mama mendengar suara mobil langsung berdiri menyambut papa. Revan adalah anak tunggal, kedua orangtuanya kaya raya, Revan adalah harapan kedua orang tua nya, dan pastinya mama sudah mempunyai calon istri untuk Revan, yang tampa Revan ketahui, setelah selesai solat magrib Revan langsung kekamar kedua orangtuanya minta izin mau jemput calon istri katanya untuk di kenalkan pada kedua orangtuanya.

"makan dulu Van" mama mengajak Revan makan malam "nanti aja ma" kebetulan Revan belum lapar, Revan pun langsung pamit ke papa mama dan berangkat ke rumah Alena,

selang beberapa menit kemudian Revan sampai di rumah Alena, karena memang jaraknya tidak terlalu jauh.

Alena menawarkan Revan "masuk kerumah dulu Van" kebetulan di dalam ibu ku sudah menyiapkan makan "kita makan malam dulu",

tampa basa-basi Revan langsung masuk kerumah Alena yang sederhana, dan makan malam bareng Alena dan ibunya, setalah selesai makan Alena siap-siap dan memakai pakaian dan riasan terbaik menurut Alena, saat keluar kamar Revan yang menunggu di ruang tamu tersenyum melihat Alena yang begitu cantik menurut Revan, karena Alena Manang cantik apalagi di tambah dengan riasan, "jadi sempurna" gumam Revan.

"Bu kita pamit dulu" doakan Alena ya Bu! "semoga Alena di restui oleh orang tua Revan", "iya nak" ibu selalu mendoakan kamu agar memiliki kehidupan yang lebih baik dan di terima oleh orang tua nak Revan jadi menantu nya, "aamiin" sahut Revan, "dah ayo kita berangkat" sahut Revan. Alena siap duduk, di samping Revan mengemudi mobil dengan kecepatan sedang, hati Alena berkecamuk tidak karuan, ada rasa senang, tapi lebih besar rasa takut nya, di dalam perjalanan mereka tidak banyak mengobrol.

selang beberapa waktu mereka sampai di rumah Revan, Alena yang dek-dekan langsung turun dari mobil, Revan berjalan lebih dulu dan di ikuti oleh Alena, mereka berdua tampak serasi, yang laki nya ganteng dan yang perempuan nya cantik, orang tua Revan sudah duduk di ruang tamu, keduanya di salimi oleh Alena, dan Alena dipersilahkan duduk, Alena memilih duduk di sebelah Revan, Tampa basa-basi mama langsung bicara "ini kan anak nya bi asih asisten rumah tangga kita pa!" "iya" timpal papa.

seketika wajah Alena memerah karena malu dan nggak nyaman karena iya memang anak pembantu rumah Revan, "iya ma, Alena memang anaknya bi asih tapi Revan suka dan nyaman dengan Alena", "iya papa nggak keberatan kamu mau suka dengan gadis manapun asal dia wanita baik-baik tukas papa, sebenarnya mama Revan tidak suka Revan membawa Alena yang jadikan calon menantu nya, namun tidak di tunjukkan di depan Revan dan Alena langsung.

mama mengalihkan topik pembicaraan, "kuliah nya gimana Alena? "lancar bu" jawab Alena spontan, "iya, kamu harus belajar yang rajin nggak usah yang aneh-aneh dulu, kasian ibu kamu capek cari uang cerca mama Revan, sebenarnya tidak ada yang salah dengan ucapan mama Revan, tapi bagi Alena itu menusuk jantung, yang membuat perasaan cintanya pada Revan kandas seketika.

Revan yang mengetahui ketidak nyamanan Alena dengan spontan Revan mengemgam tangan Alena dan berkata "iya ma kita kuliah dengan baik kok ma, tidak ada yang aneh-aneh" iya maksudnya mama kuliah aja dulu sampai selesai, kalo sudah dapat ijazah baru mikirin pacaran, jadi belajar nya nggak terganggu, timpal mama lagi.

sementara papa cuma diam mendengarkan pembicaraan istri dan anaknya, papa tidak banyak larang mau anak nya bergaul dengan wanita manapun asalkan masih wanita baik-baik, lain hal nya dengan mama Revan yang diam-daim kecewa dengan anak semata wayangnya yang membawa calon istri hanya seorang anak pembantu.

karena takut kemalaman Alena pun minta di antar pulang setelah selesai ngobrol-ngobrol dengan kedua orang tua Revan. dalam perjalanan pulang Alena cuma diam, Revan memecahkan suasana, "gimana perasaan kamu Al?? "sedih" jawab Alena spontan, "kok sedih" jawab Revan, "aku tahu perasaan mama kamu Van", "pasti dia kecewa pada anak semata wayangnya yang membawa calon menantu hanya seorang anak babu",

"babu kan juga manusia" lagian kamu wanita baik-baik kenapa di permasalahkan Al?? "iya baik menurut kamu belum tentu baik menurut orang tua mu, " sudah lah Al jangan di ambil pusing omongan mama ku, lagian papa setuju kalo kamu jadi menantu nya. "iya itu cuma papa mu bukan mama mu". "untuk apa kita berdebat hal yang nggak penting Al, kan yang menjalani hidup ku ya aku bukan mama ku, "iya Van memang konsep nya seperti itu, tapi tanpa restu orang tua aku takut kita tidak langeng".

"langgeng atau tidaknya tergantung kita yang menjalani nya Al timpal Revan", sudah lah Van kita ikuti saja alurnya, "nah itu yang aku maksud timpal Revan lagi, "senyum dong jangan sedih" goda Revan pada Alena seolah-olah menenangkan diri Alena.

...saat sampai di rumah Alena, Revan turun dari mobil menyusuri Alena yang langsung masuk kedalam rumah. setelah Alena sampai didalam rumah, Revan pamit pulang, "aku pulang dulu ya Al" bu! terimakasih ya telah mempercayakan Alena pergi bersama ku malam ini untuk bertemu orang tua ku....

Revan pun langsung pulang.

bersambung

masa kuliah telah usai

setelah sekian lama waktu berlalu, kini tiba saatnya Revan wisuda begitu juga dengan Alena, ibu mendampingi Alena, begitu juga dengan kedua orang tua Revan. "Alhamdulillah ya Al akhir nya kita dapat juga menyelesaikan pendidikan sarjana" celoteh Revan, "iya Van akhir nya kita bisa pakai toga", dan menyelesaikan pendidikan.

ibu bangga melihat Alena akhir nya bisa memakai toga wisuda, jerih payahnya selama ini tidak sia-sia, "selamat atas wisudanya anak ku Alena tersayang" "semoga ilmu nya bermanfaat", "semoga ini awal yang baik" "dan semoga kamu selalu beruntung di kehidupan yang selanjutnya", ibu memeluk Alena, Alena begitu terharu dengan kata-kata ibu. acara wisuda berlangsung dengan penuh hikmah.

setelah serangkaian kegiatan acara wisuda selesai. Mereka pulang ke rumah masing-masing, Revan yang sedang beristirahat di kamar nya tiba-tiba pintu kamar nya di ketuk, "Van??? mama boleh masuk? " boleh ma, masuk aja" seperti nya ada hal penting yang mau mama bicarakan, batin Revan, "ada apa ma? tanya Revan, "sebenarnya mama sudah lama mau membicarakan hal ini sama kamu tapi mama cari-cari waktu yang tepat, "mama mau membicarakan tentang hal apa kok cari-cari waktu yang tepat! tanya Revan penasaran, "sebenarnya mama tidak setuju kalo kamu mau menikahi Alena,

dan mama sudah mempunyai calon istri untuk kamu, dia anak teman mama" mama langsung ke topik utama tanpa basa-basi.

"kenapa harus di jodohkan dengan anak teman mama?, Revan sukanya sama Alena bukan wanita lain," "tapi Van, Alena tidak sewajarnya bersanding dengan kamu," "mama malu kalo menantu mama hanya seorang anak pembantu," kata-kata mama membuat perasaan Revan hancur, "kenapa sih ma hanya karena status sosial mama tidak menyukai Alena, Alena wanita baik-baik ma" iya mama tahu, tapi, klo ada pilihan kenapa kamu nggak memilih menikahi wanita yang sewajarnya bersanding dengan kamu", "tidak ma, pokok nya Revan tidak mau dijodoh-jodohkan."

mama sedih mendengar keputusan Revan anak semata wayangnya, satu-satunya harapan serta kebanggaan nya, Tampa bicara lagi mama keluar dari kamar Revan, Revan yang habis berdebat dengan mama nya merasa tidak karuan perasaannya, "kenapa sih status sosial begitu penting bagi mama" batin Revan.

keesokan harinya ibu Alena tidak datang kerumah keluarga Revan untuk bekerja, mama yang bertanya-tanya "kenapa bi asih nggak masuk kerja, apa dia sudah nggak butuh lagi pekerjaan ini??, apa dia mau pensiun jadi babu??

sampai siang hari nya bi asih belum juga datang kerumah keluarga Revan, mama Revan yang penasaran akhirnya meminta Revan menanyakan bi asih pada Alena, Revan pun akhirnya mencoba menghubungi Alena untuk menanyakan kenapa ibu nya nggak datang kerja hari ini. setelah telpon nya tersambung, terdengar suara Alena yang lesu, "gimana kabar mu Alena? tanya Revan, "aku baik-baik saja Van!, jawab Alena. "oh ya, ibu mu gimana kabarnya mama ku nanya kenapa nggak masuk kerja hari ini? "ibu sakit Van, setelah acara wisuda kemarin ibu kecapean sampai demam, makanan nggak bisa kerja hari ini."

ternyata ibu Alena sakit, setelah acara wisuda kemarin ibu Alena tiba-tiba sakit, karena kelelahan.

mama yang langsung mendengar alasan bi asih yang nggak bisa datang bersih-bersih rumah hari ini, "oo jadi bi asih sakit" batin mama Revan.

saat malam hari tiba Revan datang ke rumah Alena menjenguk bi asih, sekalian menemui Alena, karena semenjak selesai wisuda hari itu mereka tidak bertemu.

"assalamualaikum? Revan mengetuk pintu rumah Alena, "waalakumsalam" jawab Alena, Alena membuka pintu ternyata Revan yang datang "kenapa nggak ngabarin dulu kalo mau main ke rumah, tanya Alena, "aku sengaja datang nggak ngabarin dulu," jawab Revan sambil tersenyum pada Alena,

Alena mempersilahkan Revan masuk kedalam rumah, dan Revan langsung menjenguk ibunya Alena yang sedang terbaring sakit di ranjang kamar nya,

"kenapa nggak di rawat di rumah sakit aja Al ibu kamu? tanya Revan pada Alena, "ibu nggak mau di rawat di rumah sakit Van," "katanya cuma sakit dan demam biasa."

Setelah beberapa saat Alena dan Revan ngobrol di ruang tamu, Revan bercerita bahwa dia akan mulai bekerja di kantor papanya.

kalo Alena mau kerja di kantor papanya Revan, Alena tinggal datang aja ke kantor papanya. "aku mau Van kerja di kantor papamu Van, jadi kalo aku kerja ibu nggak perlu lagi capek-capek jadi asisten rumah tangga, karena ibu juga sudah tua dan nggak bisa capek-capek," celoteh Alena.

Revan tidak sempat bercerita pada Alena tentang mamanya yang nggak setuju kalo Revan akan menikahi Alena, takut Alena jadi sedih.

setelah berapa hari berlalu ibu Alena nggak lagi datang bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga Revan, dan Alena sudah mulai bekerja di perusahaan papa Revan, berkat bantuan Revan.

malam hari saat selesai makan malam, di rumah keluarga Revan, Revan langsung bicara pada kedua orang tua nya, "pa, ma, Revan ingin menikahi Alena" tukas Revan, hening sejenak, "kenapa sih Van kamu nggak bisa melirik wanita lain, apa cuma Alena wanita di dunia ini, pokonya mama nggak suka," "kenapa sih ma sebenci itu mama sama Alena, kan sekarang Alena sudah kerja dan ibu nya bukan lagi seorang babu," "tetap saja Van Alena nggak pantas jadi menantu mama, mama malu sama teman-teman mama kalo punya menantu hanya seorang anak babu," cerca mama Revan.

"papa nggak keberatan kalo Revan mau menikah dengan Alena," celoteh papa pada Revan, "tapi Van alangkah baiknya jika kamu menikah atas restu mama mu," timpal papa lagi. "mama nggak setuju kalo Revan menikahi Alena," jawab mana Revan, "pokonya jauhi Alena," "mama menyesal kenapa nggak dari dulu mama menjauh kan kamu dari Alena," batin mama.

pokoknya besok Revan ikut mama kerumah teman nama untuk mengenali calon istri yang mama pilih, "tapi ma" bantah Revan, "nggak ada tapi-tapi, mama sudah janji mau menjodohkan kamu dengan anak nya Tante ayu, Revan nggak banyak bicara lagi, karena percuma berdebat dengan mama nya, yang ujung-ujungnya Revan juga yang harus mengalah, Revan langsung masuk kamar dan mengunci pintu entah apa yang terjadi di dalam kamar nya hanya Tuhanlah yang tahu.

di tempat lain Alena yang tidak bisa tidur karena gelisah, entah apa yang menjadi beban pikirannya sehingga matanya sulit di pejam, saat malam sudah larut Alena belum juga bisa memejamkan mata, begitu pula dengan Revan, mereka sama-sama nggak bisa tidur.

Revan mencoba menelpon Alena, ternyata langsung di angkat telpon nya, awalnya mereka ngobrol biasa Samapi beberapa waktu, "Al sebenarnya ada yang menggangu pikiran ku ini menyangkut hubungan kita", "ada apa dengan hubungan kita Van, dan apa yang membuat pikiran mu terganggu?? "sebenarnya mama tidak merestui hubungan kita, hening sejenak Tampa ada yang bicara, Alena yang merasa putus harapan hanya bisa diam, "Al kau masih mendengar Kan ku? "iya aku masih mendengar, "apa kamu punya solusi untuk masalah yang aku hadapi Al? tanya Revan.

"kamu ikuti saja kemauan mama mu Van," kata-kata Alena membuat perasaan Revan bertambah hancur, Karena Revan merasa Alena tidak mau berjuang untuk hubungan mereka, "apa kau tidak ingin menikah dengan ku Alena? tanya Revan, "aku sangat mencintaimu dan begitu ingin menikah dengan mu, tapi apa lah daya ku Van, aku bukan pilihan dan calon menantu yang mama mu ingin kan," "aku akan berjuang untuk kita" sambung Revan dari seberang.

"hari sudah begitu larut apa kamu nggak mengantuk Alena? tanya Revan, jam sudah menunjukkan pukul 02:00. sebenarnya kelopak mataku sudah mulai berat, jawab Alena, "tidur lah dulu Al" pinta Revan pada Alena, "baiklah kamu juga harus tidur titah Alena, siap jawab Revan dengan penuh semangat.

'besok kita bertemu di kantor pinta Revan," "baiklah" jawab Alena spontan.

keesokan harinya Alena terlambat bangun dan sengaja tidak masuk kerja, dan mematikan ponsel nya.

di kantor Revan kerja uring-uringan karena Alena nggak masuk kerja, "apa yang terjadi pada Alena" batin Revan, apa Alena sengaja menjauh dari diriku karena tau mama ku yang tak merestui hubungan kami.

bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!