NovelToon NovelToon

DEWI NAGA TIMUR II "The Enternal Love"

Zhang Bing

Angin malam menyapa semua orang yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing, tanpa memperdulikan tubuh mereka yang mulai mengigil karena kedinginan mereka masih berlalu lalang keluar masuk instana. Semua orang di Kerajaan Wei terlihat sangat riuh, para pelayan terlihat keluar masuk kedalam istana dengan menenteng barang yang mereka bawa.

Didalam istana tidak kalah riuh tatkala semua orang sibuk menyambut kelahiran seseorang. Terutama pria dengan hanfunya yang berwarna merah dengan dipadukan warna hitam, ia terlihat berjalan kekanan dan kekiri dengan raut wajah yang cemas. Mata merah dan birunya Sesekali melirik kearah pintu yang berada disampingnya.

"INI SANGAT MENYAKITKAN!!!" terdengar suara terikan seorang wanita dari dalam kamar.

"Bersabarlah sayang" seru pria berhanfu merah tersebut.

"XIUHUANN INI SEMUA KARENA KAUUU!!!" teriak wanita itu kembali.

"Iya ini salahku, ini salahku" saut Zhang Xiuhuan dengan nada bersalah.

"AKU INGIN SETELAH INI KAU YANG HAMIL DAN MELAHIRKAN ANAKMU SENDIRI!!!" terdengar helaan nafas yang berat dari wanita tersebut, "KAU HARUS MERASAKAN BAGAIMANA RASANYAA!!"

"IYAA SETELAH INI AKU YANG AKAN HAMIL" teriak Zhang Xiuhuan khawatir tanpa memikirkan apa yang telah ia katakan.

"Dasar pasangan suami istri gila" gerutu Pete. Ia tidak tahan menyaksikan drama keluarga yang terjadi dihadapannya.

Kini Zhang Xiuhuan sangat khawatir dengan keadaan Xu Lian, ia tidak tega jika Xu Lian harus merasakan rasa sakit yang luar biasa karena dirinya. Tapi bagaimana lagi ia tidak bisa melakukan apapun, sekedar menggantikan rasa sakit yang dialami oleh Xu Lian.

Setelah Kekalahan Sekte Bayangan Hitam, Xu Lian dan Zhang Xiuhuan memilih untuk hidup sendiri dan menjauh dari kerajaan. Tetapi tidak setelah Xu Lian hamil, Zhang Xiuhuan tidak ingin terjadi sesuatu yang berbahaya kepada Xu Lian dan juga calon anaknya, maka dari itu ia lebih memilih untuk kembali ke Kerajaan Wei.

"Oeeeeeee" (anggap ajha suara bayi:v).

Zhang Xiuhuan diam mematung ketika pendengarannya menangkap suara tangisan seorang bayi. Hatinya sangat lega, akhirnya anak yang ia tunggu-tunggu telah lahir. Beberapa waktu kemudian, pintu kamar Xu Lian terbuka dan melihatkan seorang pelayan wanita.

"Yang Mulia, istri anda telah melahirkan dengan selamat" ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya.

"Syukurlah" Zhang Xiuhuan menghembuskan nafasnya dengan pelan, tanpa membuang waktu ia segera memasuki kamar istrinya.

Zhang Xiuhuan menghampiri Xu Lian yang terbaring lemas diatas ranjangnya. Ia menduduki tubuhnya ditepi ranjang, dan tangannya mengusap kepala Xu Lian dengan lembut.

Seorang Pelayan menghampiri Zhang Xiuhuan dan Xu Lian dengan bayi dalam gendongannya.

"Yang Mulia, anak anda berjenis kelamin laki-laki" pelayan tersebut memberikan bayi yang dalam gendongannya kepada Zhang Xiuhuan.

Zhang Xiuhuan menerima putranya dengan perlahan, senyumannya tidak pernah hilang dari wajahnya setelah ia menatap langsung wajah putranya.

"Xiuhuan" seru Xu Lian lirih.

"Lihatlah sayang anak kita sangat tampan seperti ayahnya" seru Zhang Xiuhuan bangga.

Pete berdecih melihat kenarsissan Zhang Xiuhuan.

"Aku ingin memberinya nama.." ucapan Zhang Xiuhuan terpotong tatkala Xu Lian memanggil namanya kembali.

"Ada apa?" tanya Zhang Xiuhuan.

"Jangan memberinya nama!" ucap Xu Lian dengan nada rendah.

"Hehh kenapa?"

"Karena aku yang melahirkannya, jadi aku yang harus memberinya nama" ucap Xu Lian penuh tekanan.

"Apa! jadi apa aku harus melahirkan kembali putraku baru aku bisa memberinya nama?" saut Zhang Xiuhuan tidak terima.

"Ya mudah saja, kau tinggal hamil saja!" seru Xu Lian.

Mata Pete berkedut melihat pentengkaran dihadapannya yang sungguh tidak manusiawi. Ia hanya bisa berharap semoga putra mereka tidak memiliki sifat seperti orang tuanya.

"Zhang Bing" ucap Xu Lian.

"Apa? namaku Zhang Xiuhuan bukan Zhang Bing!" saut Zhang Xiuhuan.

"Aku tau bodoh! itu bukan namamu tapi itu nama anakmu!" ingin sekali Xu Lian menghajar suaminya jika ia masih memiliki tenaga.

"Ohhhh" Zhang Xiuhuan membulatkan mulutnya, "nama yang tidak buruk" ucapnya.

***

5 tahun kemudian........

"BING BINGGG" suara teriakan Xu Lian menggelegar didalam istana.

Xu Lian terlihat berjalan dengan cepat, sesekali matanya memperhatikan sekitarnya seperti sedang mencari sesuatu.

"Dimana anak nakal itu?" tanyanya pada diri sendiri.

Xu Lian mencari putranya sampai di gazebo istana, ia menghentikan langkahnya tatkala pandangannya menangkap sosok Zhang Xiuhuan yang mencurigakan.

"Sedang apa kau disini?" tanya Xu Lian.

"Ehmm, aku hanya mencari udara segar saja sayang" seru Zhang Xiuhuan dengan gelagat yang aneh.

"Apa yang kau sembunyikan dibelakangmu?" tanya Xu Lian dengan menatap tajam Zhang Xiuhuan.

"Tidak, aku tidak membunyikan apa pun" Zhang Xiuhuan menengadahkan tangannya dihadapan Xu Lian.

Xu Lian yang tidak percaya dengan ucapan Zhang Xiuhuan, mencoba untuk melihat apa yang ada dibelakang tubuh Xu Lian.

"Kenapa kau menghalangi pandanganku?" tanya Xu Lian geram.

"Tidak, siapa juga yang menghalangi pandanganmu" bantah Zhang Xiuhuan.

Xu Lian yang mulai geram dengan tingkah Zhang Xiuhuan, akhirnya menghajar Zhang Xiuhuan tepat dipipi sebelah kanannya.

"Kemari kau anak nakal" setelah puas menghajar suaminya, Xu Lian bisa melihat apa yang ada dibelakang tubuh suaminya, yang tak lain adalah putranya sendiri.

"Awhhhh" teriak Zhang Bing ketika Xu Lian menjewer telinganya.

"Sayang jangan menghukum Bing Bing, kau bisa menghukumku saja" ucap Zhang Xiuhuan memelas.

"Baiklah" tanpa banyak berpikir Xu Lian melepaskan beberapa pukulan pada tubuh Zhang Xiuhuan.

"Ini karena kau anakmu menjadi sangat nakal" bentak Xu Lian. Sedangkan Zhang Bing hanya menunggu malas dengan ending drama dihadapannya.

"Memangnya ia melakukan apa lagi?"

"Kau tahu, ia menyembunyikan tongkatku! dan kau tahu dimana ia menyembunyikan tongkatku?" Zhang Xiuhuan menggeleng kepalanya, "ia menyembunyikannya ditumpukan kotoran kuda! dan kau tahu ia memelihara seekor kuda?" kali ini Zhang Xiuhuan menganggukan kepalanya, "Kau tahu ia memelihara kuda itu didalam kamarku! dan sekarang kamarku kotor gara-gara kuda anakmu itu" seru Xu Lian.

Zhang Xiuhuan menghela nafas berat, ia melirik kearah putranya yang kini tengah tersenyum kepadanya. Ia menggerutu dalam hatinya, pantas saja istrinya sangat marah.

Perdebatan Xu Lian dan Zhang Xiuhuan terhenti tatkala ada beberapa pengawal yang menghampiri mereka.

"Mohon maaf Yang Mulia kami mengganggu" para pengawal membungkukkan tubuhnya sebagai penghormatan.

"Ada apa?" tanya Zhang Xiuhuan setelah terlepas dari cengkraman istrinya.

"Kami hanya ingin memberikan surat gulungan ini" salah satu pengawal memberikan sebuah gulungan kepada Zhang Xiuhuan.

"Kenapa kau memberikannya padaku bukan kepada kaisar?" tanya Zhang Xiuhuan heran.

"Karena dalam gulungan ini tercantum nama Putri Xu Lian" Zhang Xiuhuan menganggukan kepalanya mengerti. Setelah gulungan tersebut diterima oleh Zhang Xiuhuan para pengawal mengundurkan diri untuk melanjutkan tugas mereka.

"Ada apa?" Xu Lian menghampiri Zhang Xiuhuan.

"Ada surat untukmu"

"Dari Siapa?"

"Aku tidak tahu" Zhang Xiuhuan memberikan gulungan surat tersebut kepada Xu Lian. Setelah menerima surat itu Xu Lian membukanya dengan perlahan.

"*Xu Lian, anakku. Maaf jika aku tidak bisa menemuimu lagi, bahkan tidak akan pernah setelah kau membaca surat ini. Aku tidak ingin banyak berbasi-basib lagi, tujuan datangnya surat ini adalah karena kemunculan 'Pedang Goujian' didaerah daratan timur. Pedang Goujian adalah pusaka langit yang keluar 300 tahun sekali, pedang ini sangat diincar oleh semua orang karena menurut legenda pedang ini memiliki kekuatan yang sangat tinggi. Aku tidak ingin Pedang Goujian ini jatuh ketangan orang yang salah. Maka dari itu, kau sebagai keturunan Summonster satu-satunya harus bisa mengambil alih pedang tersebut untuk mencegah peperangan yang akan terjadi. Aku berharap kau bisa berhasil mendapatkan Pedang Goujian. Maaf jika kita tidak akan bisa bertemu kembali. Danzi".

****

**Hello!! See you again!!

Oke ini mungkin agak terlalu lama untuk Chapter 2 karena banyak sekali kendala yang terjadi. Jadi saya bisa menulis chapter ini sekarang***.

Petualangan kedua

Xu Lian mematung setelah dirinya selesai membaca apa isi dari surat tersebut. Bukan karena berita dari surat itu yang mengatakan jika ada sebuah pedang langit yang muncul yang membuatnya terkejut, tetapi ketika ia mengetahui jika Danzi pasti sudah meninggal dengan kedatangan surat ini.

"Ini tidak mungkinkan? kakek tidak secepat itu pergi, bahkan ia belum melihat putra kita" ucap Xu Lian. Zhang Xiuhuan merengkuh bahu Xu Lian untuk memberinya semangat.

"Bersabarlah" seru Zhang Xiuhuan.

***

"Apa kau yakin ingin membawa Bing Bing juga?" tanya Xu Lian.

Xu Lian dan Zhang Xiuhuan terlihat sedang berjalan menuju tempat tinggal Kaisar Xu Kong dengan sedikit tergesa-gesa.

"Kita tidak punya pilihan lain lagi sayang, ini memang cukup berbahaya tetapi jika kita benar-benar menjaganya tidak akan ada hal yang buruk yang akan terjadi kepada putra kita", Zhang Xiuhuan menghela nafas berat, "Lagi pula disini ia akan sendirian, kau tahu ayahmu pasti sibuk dengan pekerjaannya sebagai kaisar, dan kedua kakakmu sedang fokus dalam mempelajari politik", ia melirik kearah Xu Lian, "Kita tidak mungkinkan harus merepotkan mereka, lagi pula aku tidak tahu kita akan pergi berapa lama dan aku tidak ingin meninggalkan Bing Bing" serunya.

Xu Lian terlihat sedang berpikir. Ucapan Zhang Xiuhuan memang ada benarnya, ia juga tidak ingin meninggalkan Bing Bing sendirian karena ia juga pernah merasakan bagaimana rasanya sendirian ketika masih kecil. Xu Lian menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin Bing Bing merasakan apa yang pernah ia rasakan, jadi satu-satunya pilihan adalah membawa Bing Bing.

Zhang Xiuhuan menghentikan langkahnya tatkala ia sampai didepan pintu ruangan kaisar, sebelum masuk ia terlebih dahulu mengetuk pintu tersebut dengan perlahan.

"Fahuang" Xu Lian dan Zhang Xiuhuan serempak membungkukkan tubuhnya sebagai penghormatan.

(Fahuang : Ayah Kekaisaran)

"Kalian berdua ada apa kemari" Xu Kong menghentikan aktivitasnya dengan berkas-berkas dihadapannya tatkala putri dan menantunya memasuki ruangannya.

"Fahuang, aku hanya ingin meminta izin untuk pergi" seru Zhang Xiuhuan.

"Pergi? kalian mau pergi kemana lagi?" tanya Xu Kong.

"Sebenarnya Fahuang, aku mendapat surat dari Kakek Danzi" Xu Lian menjelaslan dengan rinci apa isi surat yang ia dapat dari Danzi kepada Xu Kong. Xu Lian merasa heran ketika ia menjelaskan apa isi surat tersebut Xu Kong tidak terkejut.

"Sudah kuduga, jadi ini benar-benar terjadi" saut Xu Kong.

"Fahuang juga sudah mengetahui tentang hal ini" tanya Zhang Xiuhuan.

"Iya, aku sudah mengetahui ini sejak lama bahkan sebelum kau lahir", Xu Kong melirik kearah Xu Lian, "Ibumu dulu pernah menceritakan kepadaku tentang kemunculan pedang tersebut, awalnya aku tidak tahu tentang keberadaan pedang tersebut karena menurut ibumu pedang tersebut hanya diketahui oleh orang orang timur", Xu Kong menghela nafas, "Dan karena pedang itu juga adalah salah satu alasan kehancuran Kerajaan Shangri-La, karena dari salah satu mereka membocorkan tentang keberadaan pedang tersebut kepada Sekte Aliran Hitam ataupun putih" ucapnya.

"Jadi kalian akan mencari pedang tersebut?" tanya Xu Kong kembali. Xu Lian dan Zhang Xiuhuan menganggukan kepalanya bersamaan.

"Aku tidak ingin pedang itu jatuh ketangan orang yang salah Fahuang, apalagi ketangan Sekte Aliran Hitam" seru Xu Lian.

"Iya aku mengerti, baiklah kalian boleh untuk pergi mencari Pedang tersebut" saut Xu Kong dengan nada terpaksa.

***

"Ayah, kapan kau akan mengajariku beladiri lagi" seru Zhang Bing tatkala ia melihat ayahnya yang berjalan dihalaman pavilium milik orang tuanya.

"Bing Bing untuk saat ini kita tidak bisa berlatih beladiri" saut Zhang Xiuhuan.

"Kenapa?" tanyanya polos.

"Karena kita akan melakukan petualang yang seru, maka dari itu ayah harus menyiapkan keperluannya" Zhang Xiuhuan mengelus kepala Zhang Bing, "Kau bermainlah dengan Nang'er terlebih dahulu" Zhang Bing menganggukan kepalanya dengan antusias.

Walaupun Zhang Bing masih sangat belia, Zhang Xiuhuan selalu mengajarinya beladiri. Walaupun mereka harus belajar bersembunyi-sembunyi dari Xu Lian jika Zhang Bing harus belajar beladiri yang tidak sesuai dengan usianya.

"Kapan kita akan berangkat?" tanya Xu Lian ketika ia sudah berada disamping Zhang Xiuhuan.

"Pagi ini"

"Apa itu tidak terlalu cepat?"

"Tidak, karena kau tahukan pasti semua orang sudah tahu tentang keberadaan Pedang Goujian, aku tidak ingin kita kalah cepat" ucap Zhang Xiuhuan.

"Ya baiklah" saut Xu Lian.

Keesokkan harinya...........

Xu Lian dan Zhang Xiuhuan berpamitan kepada Xu Kong, mereka tidak berpamitan dengan Xu Yong Dan Xu Li karena mereka berdua tidak berada didalam istana.

Seperti biasa mereka bertiga melakukan perjalan dengan menaiki Nang'er.

(Nang'er: naga milik Xu Lian)

Mereka melakukan perjalan tanpa ada hambatan sedikitpun, hingga matahari mulai naik dan mengharuskan mereka mendarat dan mencari desa terdekat untuk mengisi perut mereka.

Nang'er turun mendarat cukup jauh dari desa yang ingin mereka kunjungi, karena mereka tidak ingin membuat keributan karena kehadiran seekor naga. Xu Lian dan Zhang Xiuhuan melanjutkannya dengan berjalan kaki.

Mereka bertiga memasuki desa tersebut, desa itu cukup terlihat besar karena banyak bangunan yang cukup mewah dalam desa tersebut tidak seperti desa kecil biasanya.

"Ini cukup aneh" gumam Zhang Xiuhuan.

"Aneh kenapa?" tanya Xu Lian heran.

"Kita tidak menemukan adanya penjagaan digerbang desa ini, dan lihatlah mereka semua berpakain kotor dan lusuh sedangkan desa ini memiliki bangunan-bangunan yang cukup bagus" Xu Lian mengikuti arah pandang Zhang Xiuhuan. Memang benar kebanyakan semua orang berpakaian kotor dan lusuh walaupun bangunan-bangunan disini terlihat cukup mewah.

"Sebaiknya kita jangan terlalu lama didesa ini, setelah selesai makan kita langsung melanjutkan perjalanan kita" Xu Lian mengangguk mengerti dengan ucapan Zhang Xiuhuan.

Untuk beberapa saat mereka bertiga berjalan mengelilingi desa untuk mencari tempat makan yang terdekat, setelah menemukannya tanpa membuang waktu mereka memasuki tempat makan tersebut.

Tempat makan itu cukup besar karena memiliki tiga tingkat bangunan. Didalam bangunannya juga cukup ramai dengan pengunjung. Zhang Xiuhuan memilih tempat duduk dekat dengan jendela, setelah itu seorang pelayan mendatangi mereka untuk memesan makanan.

Zhang Xiuhuan mengelilingi pandangannya, ia sedikit heran kenapa sedari awal ia masuk kedesa ini ia jarang sekali melihat seorang wanita dan juga anak-anak karena kebanyakan kaum laki-laki yang berada didesa tersebut.

Zhang Xiuhuan melirik kearah segerombolan kakek-kakek yang sedang asik mengobrol, ia ingin menghampiri mereka dan menanyakan tentang desa yang saat ini ia kunjungi.

"Ibu, ibu" Zhang Bing menarik-narik baju lengan Xu Lian.

"Ada apa?" tanya Xu Lian.

"Aku ingin melihat badut itu" Zhang Bing menunjuk sekelompok orang yang mengamen dipojok ruang tempat makan tersebut dengan menggunakan riasan seperti badut.

Xu Lian sebentar memperhatikan mereka, ia tidak merasakan aura pembunuh ataupun niat yang tidak baik pada mereka. Jadi ia mengijinkan Zhang Bing untuk melihatnya lebih dekat, lagi pula itu tidak terlalu jauh jadi Xu Lian juga masih bisa memperhatikan putranya.

"Kau mau kemana?" tanya Xu Lian tatkala ia melihat Zhang Xiuhuan yang akan beranjak dari duduknya.

"Aku ingin menghampiri mereka untuk menanyakan tentang desa ini" Zhang Xiuhuan menunjuk kearah meja yang berisi kakek-kakek.

"Baiklah, aku ikut!" Xu Lian ikut berdiri dan menghampiri kakek-kakek tersebut.

"Permisi tuan, bisakah aku ikut duduk disini?" seru Zhang Xiuhuan.

"Oh tentu bisa anak muda" salah satu kakek tersebut mempersilahkan Xu Lian dan Zhang Xiuhuan untuk duduk.

"Perkenalkan namaku Zhang Xiuhuan dan ini adalah istriku" Xu Lian terlihat tersenyum kecil kearah mereka.

Kakek-kakek itu hanya mengangguk mengerti, "Kau pendatang baru didesa ini ya?".

"Iya kami pendatang baru, dan bolehkan saya bertanya sesuatu?" tanya Zhang Xiuhuan.

"Oh tentu, tanyakanlah apa yang ingin kau tanyakan" seru salah satu kakek.

"Sebenarnya ada apa dengan desa ini, kenapa didesa ini sangat jarang ditemukan keberadaan anak-anak dan perempuan" Kakek-kakek tersebut seketika diam setelah mendengar pertanyaan Zhang Xiuhuan, sesekali mereka saling memandang satu sama lain.

Selang beberapa lama, salah satu mereka angkat untuk bicara.

"Sebenarnya memang didesa ini sangat jarang ada perempuan dan anak-anak. Karena sejak 6 bulan kemarin desa kami kehadiran dengan sekte misterius, mereka biasanya menculik perempuan dan anak-anak didesa ini untuk diperjual belikan", kakek tersebut menghela nafas berat, "kita sudah meminta bantuan kepada sekte-sekte aliran putih untuk menyusut kasus ini tetapi hasilnya sia-sia. Karena yang kita lawan sekarang bukanlah orang yang biasa" ucapnya.

Xu Lian dan Zhang Xiuhuan tersentak mendengar ucapan kakek tersebut. Pantas saja didesa ini memiliki suasana yang berbeda.

"Zhang Xiuhaun" ucap Xu Lian terkejut.

"Ada apa?" tanya Zhang Xiuhuan heran.

"Bing Bing" seru Xu Lian.

"Tenang saja ia sedang melihat pengamen tadi bukan, lagi pula aku tidak merasakan aura pembunuh ataupun untuk berniat jahat" ucap Zhang Xiuhuan. Tetapi tubuhnya diam mematung tatkala pandangannya melihat kearah tempat yang semulanya para pengamen tersebut dan kini tempat itu kosong.

"Kemana Bing Bing" teriak Xu Lian cemas.

"Pasti orang yang berada dibalik ini semua bukanlah orang yang biasa. Bahkan aku tidak bisa merasakan aura keberadaannya" gumam Zhang Xiuhuan.

"Kau benar, aku juga berpikir seperti itu" saut Pete dalam pikiran Zhang Xiuhuan.

****

Mata Elang Perak

Zhang Xiuhuan dan Xu Lian terlihat keluar dari dalam rumah makan, mereka tidak memperdulikan makanan yang belum sempat mereka makan karena saat ini yang terpenting adalah mencari putra mereka. Orang-orang yang berada didalam rumah makan pun hanya biasa-biasa saja ketika mendengar ada seorang anak yang hilang, sudah seperti hal yang biasa bagi mereka.

"Kemana mereka membawa Bing Bing" Xu Lian mengepalkan kedua lengannya, ia sangat marah tatkala putranya sudah hilang entah pergi kemana.

"Tenanglah terlebih dahulu! kita tidak bisa gegabah", Zhang Xiuhuan menghela nafas berat, "Kita amati suasananya terlebih dahulu, dan kau tenang saja Pete akan mencari aura keberadaan Bing Bing" ucapnya.

Xu Lian melirik kearah Zhang Xiuhuan setelah itu ia menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Baiklah aku mengerti" seru Xu Lian.

"Kau periksalah sebelah barat desa ini aku akan periksa selebihnya!" saru Zhang Xiuhuan, Xu Lian menganggukan kepalanya mengerti. "Jangan membuat kekacauan terlebih dahulu jika kau menemukan mereka karena kita tidak tahu tingkatan kekuatan musuh yang akan kita hadapi" saut Zhang Xiuhuan kembali. Xu Lian menggerutu kesal, ia sangat sulit jika harus menunggu-nunggu untuk menyerang apalagi jika ia bertemu dengan orang yang menculik anaknya tersebut, sudah dipastikan Xu Lian akan membunuhnya langsung. Tetapi pikirannya terbuyarkan dengan seruan Zhang Xiuhuan.

"Ya aku mengerti!" tanpa menunggu lama, Xu Lian membawa tubuhnya pergi kearah barat desa untuk memeriksanya. Begitu juga dengan Zhang Xiuhuan yang mengambil arah berlawanan arah dengan Xu Lian.

Setiap dalam perjalanannya Xu Lian menggerutu tanpa henti, tetapi tidak membuatnya melepaskan kewaspadaan nya. Xu Lian lebih memilih memeriksa desa dari atas bangunan ke bangunan yang lain. Sesekali pandangannya mengelilingi sekitarnya untuk memperhatikan keadaan sekitar.

"Tidak ada yang mencurigakan" gumam Xu Lian. Keadaan desa masih seperti sebelumnya, Xu Lian tidak menjumpai seseorang yang menurutnya mencurigakan.

"Nang'er bantu aku mencari aura keberadaan Bing Bing" seru Xu Lian pada Nang'er yang kini berada pada pundaknya.

Nang'er hanya menganggukan kepalanya. Xu Lian masih fokus memeriksa keadaan sekitarnya sampai ia tiba ditempat yang cukup ramai bisa dibilang sebagai pasar karena terdapat orang- orang yang menjual barang-barang. Bukan itu yang membuat Xu Lian meresa heran tetapi aura dipasar sungguh aneh, seperti ada aura yang berbeda yang bergabung dengan orang-orang sekitar, sehingga aura tersebut menjadi sangat samar.

"Aku merasakan aura yang berbeda dari tempat tersebut" Xu Lian menunjuk kearah pasar yang berada dibawahnya, "Tetapi aku tidak menemukan orang-orang yang memiliki aura yang berbeda tersebut" seru Xu Lian. Xu Lian masih dalam posisinya semula tanpa berniat meninggalkan tempat yang kini ia pijaki.

"Iya karena mereka yang memiliki aura tersebut berada dibawah bukannya bergabung dengan orang-orang yang lainnya" saut Nang'er membenarkan ucapan Xu Lian.

"Dibawah? maksudmu ruang bawah tanah?" tanya Xu Lian.

"Iya, aku bisa merasakannya dengan jelas. Sebaiknya kau jangan bergerak sendiri, panggil Zhang Xiuhuan kemari, karena menurutku mereka bukan kelompok tetapi klan" seru Nang'er.

Xu Lian masih diam berdiri memperhatikan sekitar pasar, "Baiklah kau pergi mencari suamiku, dan aku akan tetap disini memperhatikan keadaan" ucap Xu Lian. Nang'er hanya mengangguk pasrah, tubuhnya dalam bentuk kecil mulai terbang untuk mencari keberadaan Zhang Xiuhuan. Setelah Xu Lian melihat Nang'er yang mulai menjauh, ia turun dari atas bangunan yang sebelumnya ia pijaki. "Aku tidak bisa jika harus menunggu lama kedatangan Xiuhuan, karena Bing Bing lebih penting saat ini" gumamnya.

Xu Lian mulai berjalan di area pasar, matanya tidak berhenti untuk melihat-lihat area pasar. "Tidak ada yang mencurigakan" ucap Xu Lian. Ia mencari sekira-kiranya tempat yang memiliki tanah yang sedikit menonjol ataupun gua yang sekiranya menjadi sebagai pintu masuk dari tempat yang ia cari. Tetapi pemikirannya harus hilang ketika ia tidak mendapati satupun tempat yang sekiranya mencurigakan tetapi tempat ini biasa-biasa saja seperti pasar biasa.

Xu Lian menghela nafas berat, ia akan menunggu Zhang Xiuhuan saja kalau begini. Sebelum Xu Lian ingin kembali ketempat semula ia menunggu Zhang Xiuhuan, matanya menangkap satu bangunan yang sangat berbeda dari bangunan lainnya dipasar. Karena bangunan tersebut bukannya bangunan yang menjual barang dagangan tetapi rumah hiburan. Bukannya rumah hiburan yang berisi perempuan malam tetapi rumah hiburan yang berisi atraksi dari para pemain rumah hiburan.

"Mata Elang Perak" Xu Lian membaca tulisan yang tertera didepan rumah hiburan tersebut, "Ini seperti nama klan ataupun sekte, bukannya nama rumah hiburan" Xu Lian tersenyum kecil akhirnya ia menemukan apa yang ia cari sejak tadi, tanpa menunggu lama Xu Lian melangkahkan kakinya kedalam rumah hiburan tersebut.

"Permisi nona ada yang saya bisa bantu" Setelah Xu Lian memasuki rumah hiburan tersebut, ia mendapati seorang pria ditengah ruangan yang sedang duduk disebuah kursi dan sebuah meja yang berukuran besar di hadapannya. Xu Lian tidak membalas ucapan pria tersebut, ia lebih memilih memperhatikan sekitarnya. Tanpa ia sadari pria yang semula menatapnya dengan ramah kini menatapnya dengan tajam.

"Apa saja yang ditampilkan dalam rumah hiburan ini?" tanya Xu Lian basa-basi. Pria tersebut tersenyum penuh maksud kepada Xu Lian.

"Banyak sekali nona" satunya. Xu Lian mengerutkan keningnya heran dengan sikap pria di hadapannya yang mulai sedikit aneh.

"Banyak, seperti apa?" tanya Xu Lian hati-hati. Ia meningkatkan kewaspadaan nya karena ia merasa kini dirinya dalam bahaya.

"Contohnya atraksi seperti ini". Setelah pria tersebut mengatakan hal itu, dari segala sisi ruangan tersebut keluar puluhan senjata rahasia yang menyerang kearah Xu Lian.

Xu Lian yang merasakan ada bahaya datang, langsung menghidari senjata rahasia yang menyerangnya, sesekali ia menangkisnya dengan tangan kosong.

"Sial ini jebakan" gerutu Xu Lian.

Xu Lian tidak bisa bernafas lega setelah tidak ada senjata rahasia yang datang kini puluhan orang yang memakai pakaian mereh dengan senjatanya masing-masing yang beragam sedang mengelilingi Xu Lian.

Xu Lian masih diam memperhatikan sekitarnya, ia tidak merasa takut sama sekali bahkan ia sangat bahagia akhirnya ia bisa kembali bertarung seperti dulu lagi.

Dari puluhan orang tersebut memilih menyerang Xu Lian secara bersamaan. Xu Lian dengan senang hati menerimanya, Xu Lian menggosokkan kedua tangannya dan setelah itu tangannya terselimuti es sampai batas siku. Ia menagan sebuah pedang yang datang menyerangnya menggunakan tangannya, masih dalam posisi yang sama Xu Lian menendang salah seorang yang akan menyerangnya dari arah belakang. Setelah itu, ia memutar tubuhnya dan menghantamkan kepalan tangannya kepada salah seorang yang paling dekat dengan jaraknya, orang tersebut terlempar hingga menubruk beberapa dari temannya.

Xu Lian memandangi sekitarnya yang mulai bermunculan orang-orang berpakaian merah tersebut, kini Xu Lian harus memutar otaknya.

"Aku harus berpura-pura kalah supaya mereka membawaku ketempat dimana mereka menyembunyikan putraku" pikir Xu Lian.

'Jika kau ingin menangkap seekor anak harimau berarti kau harus masuk ke kandang harimau'.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!