Perlahan kelopak mata yang tertutup selama dua bulan penuh ini terbuka, menampilkan mata Hazel nya yang indah. Gadis itu adalah Agatha.
"Gue masih hidup?" Batin Agatha.
Agatha meraba-raba tangannya sendiri hingga muka, wahh, ini bukan mimpi bahwa dirinya masih hidup. Tetapi yang menjadi tanda tanya besar dalam benak Agatha adalah, mengapa tangannya terlihat agak berisi, padahal dirinya dulu tidak seperti ini.
terdengar suara pintu terbuka, segera Agatha mengalihkan pandangannya pada pintu. Terlihat seorang wanita paruh baya disana dengan wajah terkejutnya.
"Nyonya butuh sesuatu?" tanya wanita paruh baya tersebut.
"A-air," jawab Agatha.
Dengan sigap wanita paruh baya itu mengambilkan Agatha air. Setelah minum, Agatha diam sembari memperhatikan wajah wanita paruh baya itu.
"Ada apa Nya? Ada yang salah sama muka bibi?" tanya wanita paruh baya tersebut.
"Anda, siapa ya?" tanya Agatha. Karena sungguh dirinya tidak mengenal wanita paruh baya yang ada didepannya ini.
"Loh, Nyonya lupa sama Bi Sumi?" tanya Bi Sumi dengan wajah kagetnya.
"Dan kenapa, Bi Sumi, manggil saya Nyonya?" tanya Agatha balik.
Bukannya menjawab Bi Sumi malah pergi untuk memanggil dokter. "Bentar ya Bibi panggilin, Dokter David dulu,"
Bi Sumi segera keluar dari ruangan itu, meninggalkan Agatha yang sedang dilanda kebingungan. Tidak lama kemudian datanglah Bi Sumi bersama seorang Dokter muda, yang tidak lain adalah Dokter David.
"Selamat siang, Nyonya." Lagi-lagi dirinya dipanggil Nyonya. Hei, dia bahkan tidak mempunyai keluarga.
"Selamat siang, juga." Walaupun begitu, Agatha tetap membalasnya.
Dokter David segera memeriksa Agatha. Selama pemeriksaan Agatha selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa mereka memanggilnya Nyonya?
"Keadaan Nyonya lumayan baik. Kemungkin lusa sudah diperbolehkan untuk pulang," ujar Dokter David.
"Tapi Dok, Nyonya Agatha lupa sama saya," imbuh Bi Sumi.
"Sepertinya, Nyonya Agatha mengalami hilang ingatan karena benturan saat kecelakaan," ujar Dokter David.
"Hilang ingatan?" Beo Agatha.
"Apakah anda mengingat nama lengkap anda?" tanya Dokter David.
"Ingetlah, Dok," jawab Agatha.
"Sebutkan," suruhnya.
"Agatha Davonna Federica," ucap Agatha. Tidak salahkan dirinya? Memang benar namanya itu.
"Apakah Nyonya telah berganti nama?" tanya Dokter David.
"Ngadi-ngadi, gue nggak pernah ganti nama ya," ketus Agatha. Enak aja dirinya dibilang ganti nama.
"Tetapi nama Nyonya bukanlah Agatha Davonna Federica, melainkan Aozora Agatha Amalaric," ucap Dokter David.
"Namanya agak asin. Eh salah, asing maksudnya," Batin Agatha.
"Coba ulangi," pinta Agatha.
"Nyonya Aozora Agatha Amalaric." Menurut Dokter David mengulangi ucapannya tadi.
"Bank to the sad! Itukan nama tokoh antargornis di novel yang gue ceburin ke kolam," Batinnya.
"Apa jangan-jangan gue transmisi? Salah, transimi? Salah juga. Ahk bomat deh, tapikan itu mustahil banget, semacam transimi itu cuman fiksi nggak nyata,"
Beberapa saat Agatha diam mencerna semua itu, sungguh Agatha masih linglung akan soal ini, tidak mungkinkan bahwa dia transmisi-eh bukan tapi transisi. Bangsat, pokonya ada trans trans nya.
"Nyonya," panggil Dokter David yang melihat Agatha melamun.
"Ah, iya, kenapa?" tanya Agatha saat sadar dari lamunannya.
"Apakah tidak ada keluhan? Bila tidak ada saya izin untuk undur diri, karena masih ada pasien yang harus saya periksa. Selamat siang, Nyonya dan Bi Sumi," ucapnya.
🧸 🧸 🧸
Ding ...
Sistem diproses ...
"Selamat siang, Tuan. Saya Sistem 02 yang akan menemani anda selama di dunia novel,"
"******, jangan-jangan ni rumah sakit ada hantunya lagi," gumam Agatha.
"Saya bukan hantu, Tuan,"
"Bukan hantu your head. Wujud elo kagak ada, udah pasti hantu kan Lo. Mana Lo sini keluar," ujar Agatha.
"Saya bukan hantu Tuan. Saya berada dalam pikiran anda,"
"Bilang dong!" Ketus Agatha.
"Tadi baru saja, saya bilang, Tuan,"
"Iya tempe." Ingin sekali Agatha menceburkan sistem lucknut ini bila dia berwujud.
"Apakah Tuan, ingin melihat, data diri anda
"Mana, coba tunjukin," suruh Agatha.
"Baik Tuan,"
Data sedang diproses ...
Ting!
...Nama : Aozora Agatha Amalaric...
...Peran : Antagonis...
...Daya tarik : 5 %...
...Kecantikan : 10 %...
...Kepintaran : 20 %...
...Kesehatan : 20 %...
...Kelicikan : 25 %...
...**Bakat : Multitalenta **...
...Poin : 6000...
"Njayy, pada rendah-rendah kecuali kelicikan," ucap Agatha.
"Tuan bisa menambah persen data diri anda dengan poin, satu persennya akan menggunakan satu poin,"
"Oke. Kecantikan jadi 40 %, Daya tarik .50, kepintaran 40, kelicikan 50," ucap Agatha.
"Benarkah anda ingin memiliki kecantikan mencapai 40%? Di dunia ini, kecantikan paling tertinggi adalah 30%
"Biar gue jadi paling cantik," kata Agatha.
"Baik, Tuan,"
Tidak lama kemudian tubuh Agatha dikelilingi oleh cahaya putih yang menyilaukan. Hingga beberapa saat, cahaya itu menghilang menampilkan seorang gadis cantik.
...Nama : Aozora Agatha Amalaric...
...Peran : Antagonis...
...Daya tarik : 50 %...
...Kecantikan : 40 %...
...Kepintaran: 40 %...
...Kesehatan: 20 %...
...Kelicikan: 50 %...
...Bakat : Multitalenta...
...Poin : 5.875...
"Cermin dong," minta Agatha yang langsung diberikan cermin oleh sistem.
"Gila, gue cantik banget!" Seru Agatha. Siapa saja pasti akan terpesona melihat kecantikan Agatha. Bagaimana tidak? Mata bulat hazel nya yang berair, pipinya yang merah merona alami, bibir tipis dan dagu yang terbelah. Siapa saja yang melihat sudah pasti terpesona.
"Sistem bisa kau tampilkan data protargornis wanita?" tanya Agatha.
"**Protagonis Tuan, bukan Protargornis," **
"Bisa Tuan, tunggu sebentar,"
...Nama : Batari Despina...
...Peran : Protagonis...
...Daya tarik : 20 %...
...Kecantikan : 25 %...
...Kepintaran : 30 %...
...Kesehatan : 25 %...
...Kelicikan : 15 %...
...Bakat : Berdrama, masak dan bernyanyi...
"Njayy, Berdrama nggak, Tem," celetuk Agatha.
"Btw Tem, ini alurnya udah sampai mana ya?" tanya Agatha.
"Alur belum dimulai, Tuan. Alur akan mulai dua bulan lagi,"
Sebelum Agatha berkata, sistem lebih dulu menyelanya dengan kata-kata yang membuat Agatha kesal. "Tuan sebaiknya istirahat, agar besok bisa memulai misi,"
Namun saat mendengar kata misi, wajah kesal Agatha berubah drastis.
"Misi, aku menantimu."
Sekiranya itulah kata-kata sebelum Agatha menuju alam bawah sadarnya.
...***...
...' Love For Batari '...
Novel yang menceritakan sebuah kisah cinta seorang gadis desa bernama Batari Despina dan seorang CEO peringkat pertama di dunia bernama Xavier Aegis Amalaric. Batari adalah sosok gadis yang lemah lembut, ramah dan baik hati, tak heran bila banyak menyukai Batari akan kebaikan dan keramahannya, hingga Xavier yang terkenal dingin pun luluh akan sosok Batari. Sama halnya dengan kisah novel klise lainnya, kisah antara Xavier dan Batari tak berjalan mulus seperti jalan tol, melainkan berlika-liku seperti jalan ular. Akibat adanya empat tokoh Antagonis. Yang satu terobsesi pada sang protagonis pria dan tiga lainnya terobsesi akan sang protagonis wanita yang tidak lain adalah Batari. Namun sayang, kisah mereka berempat harus berakhir dengan tidak baik, sang Antagonis wanita yang tewas akibat tertangkap akan meracuni sang protagonis wanita, sedangkan Devian Viktor Andreson dan Rouvin Tristan Lexander tewas akibat kecelakaan yang direncanakan oleh Damares Gavril Zaferino. Namun sayang, Gavril terlambat, karena Xavier telah lebih dulu melamar dan menikahi sang pujaan hati, yang membuat Gavril memilih untuk bunuh diri saja. Tinggal lah Xavier dan Batari yang hidup bahagia dengan bahagia.
...' Tamat '...
***
1053 kata
***
Buat yang udah baca ceritanya makasih ya😄
**kalau semisal ada kesalahan dalam cerita atau penulisan nya tolong, tolong banget, dikomen, kasih tau mana yang salah. **
Semoga suka ya, hehe.
See you next part
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Agatha, bagaimana tidak, sistem telah berkata bahwa ia akan mendapatkan misi. Setelah memasukkan semua barang-barangnya, ia dan Bi Sumi segera keluar dari ruangan tempatnya dirawat dua bulan lebih ini.
Selama ini tidak ada yang merawatnya kecuali Bi Sumi, Mertuanya sebenarnya ingin merawat, namun dia sedang ada perjalanan bisnis dengan suaminya di luar negri, jadi tidak bisa. Begitupun dengan kedua orang tua dari Agatha.
Tidak lama berjalan mereka telah sampai di parkiran, terlihat sebuah mobil BMW disana. Sepertinya itu adalah mobil yang dibicarakan oleh Bi Sumi tadi saat ditengah perjalanan menuju parkiran.
30 menit perjalanan akhirnya mereka bertiga telah sampai disebuah mansion besar mewah nan megah, yang sudah pasti milik suami dari raga yang dia tempati.
Segera Agatha masuk kedalam mansion yang megah nan mewah itu. Saat masuk hanya keheningan yang ada disana, karena apa? Karena semuanya sedang pada aktivitasnya masing-masing.
Agatha segera melangkahkan kakinya menuju lantai tiga, ia akan menaiki lift saja. Beberapa menit kemudian, Agatha telah sampai di lantai tiga, dimana kamarnya berada.
Karen Agatha belum mengantuk, jadi dia memutuskan untuk melihat pakaian milik Agatha asli. saat dia masuk kedalam Walk in closet, langsung terlihat jejeran sepatu snikers disana, lalu sebuah kemari kaca yang berisi berbagai high heels, disampingnya ada lemari kaca lagi yang berisi berbagai perhiasan dan aksesoris, lalu disebelahnya lagi ada berbagai macam tas dari berbagai merek ternama.
Saat Agatha membuka lemari pakaian, langsung lah terpampang sebuah baju kekecilan dan kurang bahan disana.
"Wasu! Bajunya kok pada gini sih? Seleranya rendah banget," ucap Agatha.
"ini gimana ceritanya? Ada baju kaos nggak ya?"
Agatha mencari kaos didalam lemari besar tersebut. Lama mencari akhirnya dapat, walaupun hanya empat buah kaos, tak apa lah.
"Tem, pakaian kurang bahan dan mencolok di lemari buang di gudang aja," suruh Agatha.
Agatha segera keluar dari Walk in closet, ia akan istirahat, karena nanti sore ia akan keluar untuk membeli beberapa barang.
🙈 🙈 🙈
Setelah makan siang tadi, Agatha segera pergi ke mall terkenal di kota ini. Setelah melakukan perlahan selama 20 menit, akhirnya Agatha telah sampai di mall, segera ia masuk dan ke toko pakaian wanita.
Sampai disana, Agatha segera mengambil beberapa kaos, sweater, celana pendek dan tidak lupa piyama. Dirasa sudah cukup Agatha segera membayarnya lalu keluar dari sana, ia berencana untuk berkeliling.
"Tuan, anda mendapatkan misi,"
"Misinya apaan tuh?" tanya Agatha. Tentunya mereka berbicara dalam hati.
"Tuan harus pergi ke taman, lalu selamatkan seorang anak kecil yang akan di culik. Bila misi tuan berhasil, maka Tuan akan mendapatkan 200 poin"
Ya/Tidak
"Ya, gue terima. Kan lumayan tuh nambah poin."
***
Agatha telah sampai di taman yang dikatakan oleh Sistem tadi.
"Tem, kapan? Ini kok nggak ada? Lumutan nih gue nunggunya," ucap Agatha dalam hati.
"Apakah nona melihat seorang anak kecil berpakaian pink dengan rambut dikepang satu?"
"Liat, nih dia lagi main," jawab Agatha.
"Tunggu saja Nona,"
"Oke,"
Tidak lama setelah itu Agatha melihat seorang pria berpakaian hitam dengan penutup diwajahnya.
"Segera selamatkan anak itu, Nona,"
Tanpa berkata ataupun membalas sistem, Agatha segera memukul pria berpakaian hitam itu. Jangan kira Agatha hanya gadis biasa yang tidak bisa bela diri, Agatha ini lulusan anak taekwondo.
"Minggat sono lu, bikin mata sepet aja!" sarkas Agatha. Pria itu segera pergi dari sana dengan lari terbirit-birit.
"adek nggak papa?" tanya Agatha pada anak kecil itu.
"Ala nggak papa,kak," jawabnya.
"Kamu kenapa sendiri? Orang tua kamu mana?" tanya Agatha.
"Ala nggak sendiri, Ala pergi sama Abang. Tapi, Abang tadi bilang mau ke toilet bentar," jawabnya.
"Oh ya, kita belum kenalan. Kenalin nama kakak Agatha, kamu bisa panggil kak Aga atau kak Tata," ucap Agatha seraya mengulurkan tangannya yang dibalas oleh anak kecil dengan panggilan Ala tersebut.
"Aku Arshala, kakak bisa panggil aku, Ala," balasnya.
"Wah, namanya cantik banget kayak orang nya," puji Agatha.
"Kak Tata juga cantik kok," balas nya.
"Mending kita duduk disana, nungguin Abang kamu," ajak Agatha yang diberikan anggukan kecil oleh Arshala.
Mereka menghabiskan waktu bersama hingga datang seorang lelaki dengan perawakan tinggi, yang sepertinya adalah Abang dari Arshala.
"Abang!" seru Arshala.
"Kamu nggak papa? Abang denger tadi ada yang mau nyulik kamu," tanya lelaki itu.
"Ala nggak papa, Abang. Tadi Ala diselamatin sama Kak Tata," jawab Arshala sambil menunjuk Agatha.
"Terimakasih Tata, saya tidak tau apa yang akan terjadi bila tidak ada kamu," ucapnya.
"Sama-sama Bang," balas Agatha.
"Perkenalkan, nama saya Delix," ucap lelaki itu.
Deg
"Itukan nama tokoh Protagonis kedua," Batin Agatha.
"Anda benar Nona, dia adalah tokoh Protagonis pria yang kedua,"
"Agatha," balas Agatha.
"Namanya cantik, seperti orang nya," puji Delix.
"Kamu juga begitu," balas Agatha.
Mereka mengobrol sejenak hingga suara dering telepon yang membuat obrolan mereka terputus.
"Saya pamit Agatha, sekali lagi terimakasih," ucapnya.
"Sama-sama, Bang," balas Agatha.
"Dada Kak Tata," kata Arshala dengan melambaikan tangannya. Agatha pun membalas lambaian tangan Agatha.
Merasa tidak ada yang diperlukan lagi di taman, Agatha pun memutuskan untuk pulang.
Sesampainya di mansion, ia langsung masuk dan membersihkan dirinya. Setelah itu barulah dia beristirahat.
\*\*\*
Agatha telah bangun sedari tadi, bosan dikamar, ia pun pergi turun kelantai dasar. Agatha berencana untuk membantu masak para koki.
Sesampainya di Dapur ia melihat beberapa koki yang sedang memasak.
"Selamat sore, Nyonya. Maaf bila kami tidak menyadari kedatangan anda," ucap salah satu koki.
"Tidak apa," balas Agatha.
"Boleh aku yang memasaknya?" tanya Agatha.
"Tapi Nyonya ..."
"Sudah biar aku yang memasak, kalian tinggal membantuku saja," sela Agatha.
Agatha berencana untuk membuat beberapa menu yaitu fire chicken fillet, ayam pedas tiram, lapis daging, telur balado, sup dan ayam goreng favorit dari si bungsu.
Agatha menghabiskan waktu selama tiga jam lebih di dapur. Tentunya Agatha membuatnya tidak sendiri, dia dibantu oleh para koki dan sudah pasti para koki dibawah kendalinya.
"Baunya sangat harum, pasti masakan Nyonya sangat enak," puji salah satu koki.
"Kalian bisa saja," balas Agatha.
"Yasudah, aku naik keatas terlebih dahulu," ucap Agatha.
Saat Agatha akan naik lift ia tidak sengaja berpapasan dengan seorang remaja. Dia yang tidak tau remaja itu siapa, pun hanya diam saja. Hingga sampai di lantai tiga, ia segera masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan dirinya.
Sebentar lagi makan malam akan akan tiba jadi Agatha segera turun, kali ini ia menggunakan tangga, setelah melewati tangga dari lantai tiga ke lantai dua, saatnya dia melewati tangga lantai dua ke lantai satu. Ini lah yang dia tunggu-tunggu.
Agatha segera menaiki pegangan tangga dan meluncur bak prosotan disana. Seketika para maid yang sedang lewat dibuat panik.
"Nyonya!" seru salah satu maid.
Hap
Agatha mendarat sempurna dilantai, yang membuat para maid bernapas lega.
"Apakah kau bodoh? Bila tadi dirimu tidak mendarat dengan sempurna, bisa-bisa kau masuk ke rumah sakit kembali," cerca seorang remaja.
Tanpa membalas perkataan dari remaja gaje itu, Agatha segera melangkahkan kakinya menuju dapur dengan langkah pelan sesekali bersenandung dan berloncat kecil.
Saat sampai di dapur dia melihat seorang pria dan dua anak-anak. Agatha tebak pasti itu Xavier dan anak sambungnya, Agatha mendudukkan dirinya di hadapan seorang remaja.
"Tem, yang didepan gue ini siapa?"
"Dia adalah Arshaka dan disamping nya adalah Zaqiel,"
"Terus yang tadi berarti Xalzero?"
"Benar Tuan,"
Mereka mulai makan malam dengan khidmat, hingga suara dari Zaqiel membuat mereka, lebih tepatnya Xavier, Arshaka dan Xalzero mengalihkan perhatian mereka pada Zaqiel.
"Eumm, makanan ini enak. Tidak seperti biasanya, apakah Daddy memperkerjakan koki baru?" ucapnya dengan bertanya pada akhir.
"Daddy tidak pernah memperkejakan koki baru lagi," jawab Xavier.
"Hei Elie, siapa yang memasak ini?" tanya Zaqiel pada maid yang ada disana.
"yang memasak semua ini adalah Nyonya Agatha, Tuan muda," jawab Elie yang membuat mereka langsung memandang kearah Agatha yang sedang memakan Fire chicken filletnya. Agatha yang merasa dipandang pun balik memandang mereka dengan tatapan bertanya.
"Mengapa kalian memandang ku?" tanya Agatha seraya memasukkan satu fire chicken fillet.
"Apakah benar kau yang memasak semua lauk ini?" tanya Xavier yang dijawab dengan anggukan kecil oleh Agatha.
"Benarkah?" tanya Zaqiel.
"Ya, memangnya kenapa? Apakah masakannya tidak enak?" tanya Agatha.
"Tidak, ini sangat enak sekali," jawab Zaqiel.
"Begitu ya," gumam Agatha.
"Aku sudah selesai," ucap Agatha, setelahnya segera ia pergi dari sana meninggalkan mereka. Setelah kepergian Agatha, mereka melanjutkan makan yang sempat tertunda.
...***...
***
1335 kata
***
Makasih buat yang udah baca ceritanya😄
kalau semisal ada kesalahan dalam perkataan atau penulisan, tolong dikoreksi.
Maaf gaje, wkwk😌
Semoga suka sama part yang kali ini,
See you next part
Hari ini Agatha sangat bosan sekali, tubuh yang ia tempati ini juga tidak mempunyai teman dekat maupun jauh.
"Sistem~" panggil Agatha. Akhirnya Agatha pun memanggil teman setianya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Sistem tentunya.
"Ada apa Tuan?"
"Apakah tidak ada misi?" tanya Agatha.
"Ada Nona,"
"Apaan, tuh?" tanya Agatha.
"Nona harus pergi ke jalan Mayang Sari. Lalu menyelamatkan seorang lelaki yang sedang diserang oleh musuhnya,"
"Nona akan mendapatkan sebuah mobil Lamborghini Gallardo Spyder yang harganya mencapai 2,1 milliar,"
Ya/Tidak
"Gass~" Lumayan lah, walaupun cuman 2, 1 Milliar.
Agatha segera bangun dari duduknya menuju Walk in closet untuk mengganti pakaiannya, tidak mungkin bukan, bila dirinya harus menggunakan celana pendek dan kaos oversize kesana?
Setelah mengganti pakaiannya Agatha segera turun dan menuju tempat penyimpanan mobil. Saat masuk terlihat banyak sekali mobil yang tidak jauh dari warna hitam, silver dan putih. Agatha mengambil kunci mobil yang akan ia pakai, setelah mendapatkan kunci yang di inginkannya, segera dia melajukan mobilnya keluar dari mansion.
***
Setibanya di jalan yang telah disebutkan oleh sistem, Agatha melihat ada beberapa orang berpakaian hitam dan seorang lelaki yang nampak sudah kewalahan. Tanpa ba bi bu, Agatha segera membantunya, kasihan juga bila wajah tampan lelaki itu babak belur.
Bugh
Dugh
Dugh
Krek
Bugh
Dugh
"Aihh, cemen banget om, masa lawan gua aja nggak bisa," ejek Agatha dengan wajah tengilnya.
"Sialan Lo!" sarkas pria yang diejek oleh Agatha.
Saat pria itu ingin memukul Agatha, segera Agatha tendang perutnya yang membuat pria itu mengaduh kesakitan memegangi perutnya.
"Cabut!" teriak pria itu pada rekannya. Segera mereka pergi dari sana, meninggalkan Agatha dan lelaki yang sedang terduduk didekat mobilnya.
"Lo nggak papa?" tanya Agatha.
"Coba lihat wajah saya," suruh lelaki itu.
Dengan polos Agatha memandang wajah lelaki itu lama. Lelaki itu sempat tertegun saat melihat kecantikan gadis didepannya, gadis ini cantik, ah bukan melainkan sangat sangat cantik.
Agatha yang merasa lelaki ini sedari tadi diam saja sembari memandangi wajahnya pun dibuat bingung.
"Jangan melamun, nanti kesambet loh," celetuk Agatha.
"Ayo, gue obatin," ajak Agatha.
Kebetulan disana ada sebuah warung yang menyediakan tempat duduk.
"Buk, boleh numpang duduk disini?" tanya Agatha.
"Boleh neng, duduk aja," jawab ibu warung.
Agatha segera membantu Lelaki itu untuk duduk. Setelah duduk Agatha segera mengobati luka pada wajah lelaki itu. Agatha tidak meminjam ataupun membeli obat pada warung ini, tadi sebelum pergi Agatha telah menyiapkan sebuah kotak P3K.
Lelaki itu sesekali mendesis karena merasakan sakit akibat ditekan sedikit kuat oleh Agatha.
"Pelan-pelan bisa?" tanya lelaki itu.
"Ini udah pelan kok," jawab Agatha.
Sebelum lelaki itu menjawab Agatha menyelanya, " Diem deh, bentar lagi selesai nih."
Tidak lama kemudian, Agatha telah selsai mengobati luka lebam pada wajah tampan lelaki itu.
"Terimakasih, telah mengobati saya," ucap lelaki itu.
"Sama-sama," balas Agatha.
"Boleh saya tau nama kamu?" tanya Lelaki itu.
"Agatha," jawab Agatha.
"Saya Victor," timpal lelaki itu. Yang membuat Agatha sedikit terkejut, ingat, hanya sedikit.
"Devian Victor Andreson, tokoh Antargornis pertama di novel Love For Batari,"
Sungguh Sistem sudah lelah sebenarnya, mengapa dia bisa mendapatkan Nona yang seperti ini? selalu saja bila menyebutkan antagonis ataupun Protagonis pasti selalu menyimpang. Apakah lidah Nonanya sedang keseleo atau memang sudah keseleo dari lahir?
"Benar Nona, dia adalah tokoh antagonis pertama di novel Love For Batari,"
"Nggak nanya," cetus Agatha.
"Saya ngasih tau," balas Victor.
"Bachottt~"
"Kamu ini masih kecil, tidak boleh berkata seperti itu," ucap Victor yang langsung mendapat delikan tajam nan sinis dari Agatha.
"Sekate-kate Lo om, bilang gue masih kecil," balas Agatha ketus.
"Kamu memang masih kecil." Lagi dan lagi Victor mendapatkan delikan tajam nan sinis dari Agatha.
"Kecil dari mana coba?" tanya Agatha.
"Gue udah gede ya," lanjut Agatha.
"Itu badan kamu pendek, pasti masih sekolahkan," jawab Victor.
"Your Head, i'm sudah married ya," ucap Agatha dengan memasukkan sebuah roti dengan kasar kedalam mulutnya.
"Kamu sudah menikah?" Pertanyaan bodoh macam apa itu? Jelas-jelas tadi dirinya telah mengatakan bahwa sudah married.
"Astaga! saya kirain kamu masih sekolah," lanjut Victor.
"Mentang-mentang badan gue pendek, Lo kirain masih sekolah," cetus Agatha.
"maaf, sayakan tidak tau," ucap Victor.
"Enggak papa," balas Agatha.
Terjadi keheningan diantara mereka, hingga Agatha tak sengaja mengalihkan perhatiannya pada jam tangannya.
15.40
"Om, gue balik dulu," ucap Agatha, tapi sebelum itu Victor lebih dulu mencekal tangannya.
"Tunggu, saya boleh minta nomor telpon kamu?" tanya Victor. Agatha mengulurkan tangannya tanda meminta handphone, Victor yang mengerti pun memberikan handphone nya pada Agatha. Setelah menulis nomornya Agatha segera pulang.
🧸 🧸 🧸
Setelah sampai mansion, Agatha langsung masuk ke kamar nya untuk membersihkan dirinya. Agatha berencana sore ini akan duduk bersantai di balkon kamarnya. Namun rencananya pupus karena Zaqiel.
Zaqiel mendatangi kamarnya meminta untuk dibuatkan ayam goreng. Mengapa tidak menyuruh koki saja? jawabannya tentu saja rasanya tidak sama.
Dan disinilah sekarang, Agatha yang sedang sibuk berkutat didapur memasak ayam goreng favorit Zaqiel. Tidak membutuhkan waktu yang lama ayam goreng favorit Zaqiel telah jadi.
"Kamu tadi siang nggak makan ya?" tanya Agatha saat melihat Zaqiel sangat lahap makan.
"Makan kok Mom. Cuman nggak banyak," jawab Zaqiel.
"Kenapa nggak banyak?" tanya Agatha.
"Rasanya beda aja gitu," jawab nya lagi.
"Yaudah, habisin gih makannya, Mommy mau masak dulu buat makan malam," ucapnya, lalu pergi menuju dapur dimana para koki sedang menyiapkan bahan-bahan masakan.
"Saya bantu ya Zack," ucap Agatha, sebelum Zack membalas perkataannya, Agatha segera ikut berkumpul pada koki yang akan membuat bumbu masakan.
Agatha telah membuat beberapa menu makanan, sepertinya dia harus membersihkan diri lagi. Setelah semuanya selesai, hanya tinggal di hidangkan saja di meja makan, Agatha segera naik menuju kamarnya.
Namun saat akan masuk kedalam kamarnya ia tidak sengaja berpapasan dengan Xalzero yang sepertinya baru pulang dari les.
"Kau baru pulang jam segini? Les apa saja yang kau ikuti?" tanya Agatha, saat melihat jam yang telah menunjukkan pukul 18.37
"Bukan urusanmu," ketus Xalzero.
"Songong gila Lo," sungut Agatha yang didengar jelas oleh Xalzero.
Setelah itu segera Agatha masuk ke kamarnya, ia akan membersihkan dirinya lagi lalu turun. Untuk makan malam. Tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya 30 menit saja, Agatha telah selesai dengan piyama bergambar panda dengan warna putih hitam tentunya, nggak mungkinkan mau warna hijau Oren.
Setelah makan, saat Agatha akan beranjak dari tempat duduk dirinya dipanggil oleh si bungsu.
"Mommy,"
"Ada apa El?" tanya Agatha dengan mendudukkan dirinya kembali.
"Besok aku ingin dibuatkan bekal, boleh?" tanya Zaqiel.
"Boleh, besok akan Mommy buatkan," jawab Agatha dengan senyum simpulnya, yang terlihat sangat cantik dimata mereka.
"Yasudah bila begitu, Mommy naik dulu," ucap Agatha, yang diberikan anggukan oleh Zaqiel.
"Selamat malam," ucap Agatha lalu segera pergi meninggalkan mereka, tidak lupa juga mengusap lembut pucuk kepala Zaqiel.
"Mommy terlihat menggemaskan menggunakan piyama bergambar panda," celetuk Zaqiel.
"Kau benar, dia terlihat menggemaskan menggunakan piyama bergambar panda," sahut Arshaka.
"Cepat habiskan makan mu Qiel, lalu kerjakan tugas sekolah mu," ucap Xavier.
"Baiklah, Dad," balas Zaqiel.
Setelah makan selesai, mereka berempat kembali pada aktivitasnya masing-masing. Xavier pergi menuju ruang kerjanya, Xalzero yang keluar, sedangkan Arshaka dan Zaqiel menuju kamar mereka untuk mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru.
***
1147
***
Haii, makasih udah baca ceritanya
Kalau semisal ada kesalahan dalam kata ataupun penulisan, tolong bilang.
semoga suka.
See you next part
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!