NovelToon NovelToon

Perpindahan Jiwa Sang Penulis

01. Terbangun Kembali

Disebuah cafe yang sepi pengunjung, seorang gadis tampak sibuk dengan laptop yang menyala didepannya juga kaca mata minus yang bertengger manis di hidung mancungnya. Sesekali gadis itu menyeruput coklat hangat nya dengan mata yang tak teralihkan sedikitpun dari layar laptop.

Sebuah tepukan pelan di bahunya berhasil membuat Rene mengalihkan pandangan nya sejenak, "Re! Jadinya, lo bakal film-in cerita yang mana? Tiga karya lo semuanya ditawarin buat jadi film juga, kan?"

Rene mengangguk pelan, tapi masih saja sibuk dengan laptop didepannya. "Jawab gue dong, Re! Lo bakal film-in yang mana?"

"Mungkin yang 'Begin With Love'," jawabnya seraya menutup layar laptop lalu memusatkan perhatian nya pada seorang gadis didepannya.

Tampaknya, gadis itu kurang setuju dengan pilihan Rene mengenai karya yang akan difilmkan. "BWL? Yakin? Kenapa nggak yang 'Dangerous Trap' aja? Menurut gue, DT bakal lebih boom sih kalo beneran difilm-in."

"DT lagi proses revisi, lo tau kan kalo gue bakal buat sequel nya dalam waktu dekat ini, jadi buat ngefilm-in DT kayaknya nggak dulu deh." Jelasnya yang di angguki mengerti oleh gadis didepannya itu.

Gadis itu meraih gelas berisi coklat hangat milik Rene yang sudah sisa setengah, lalu meminum nya tanpa permisi. "Terus yang 'Labirin', bakal lo buat sequel nya juga gak?"

"Nggak deh, males gue."

"Yailah! Sayang banget anjir, udah tiga puluh juta pembaca di ******* terus juga udah laku keras di Gramedia, masa gak mau lanjutin?" Cecar Yumna yang merasa gemas dengan ucapan dari sahabatnya itu.

Sama gemas nya dengan Yumna, Rene pun menjitak kening gadis itu pelan. "Lo pikir bikin alur gampang? Gue lagi sibuk sama sequel DT dan BWL yang mau difilm-in, jadi buat Labirin bisa nanti."

Yumna menyengir tanpa dosa, benar sih apa yang Rene ucapkan. Karena dulu, Yumna pernah mengajak Rene untuk kerja sama dalam membuat satu cerita. Dengan pede, Yumna mengajukan diri sebagai penentu alur dan dia juga yang akan membuat setiap chapter nya.

Tugas Rene hanya revisi, bahasa kasarnya-Yumna mau pansos diakun nya Rene biar karyanya bisa sukses juga. Rene tak masalah dengan hal itu, tapi yang menyebalkan nya, Yumna malah berhenti ditengah jalan dengan alasan stuck ide. Jadilah Rene yang diteror pembaca nya karena dianggap menggantung sebuah cerita.

Akhirnya, cerita yang belum jalan setengah nya itu di take down oleh Rene. Membiarkan Yumna misuh-misuh dan memilih melanjutkan hobi nya sebagai seorang dancer. Dan terbukti, kini Yumna sudah menjadi penari hebat yang wajahnya sudah dikenal kalangan remaja milenial sebagai anggota dari salah satu girlband di negara mereka ini.

"Dah jam sebelas, gue balik ya, Re! Besok harus manggung juga, jadi gue mau istirahat dulu. Lo bawa mobil kan?"

Rene mengangguk, "Semoga lancar acaranya dan gue bawa mobil kok."

Yumna melambaikan tangannya sambil tersenyum, "Bye Re!!"

"Bye!"

Selepas kepergian Yumna, Rene memilih merapikan laptopnya dan segera pergi karena cafe ini akan tutup beberapa menit lagi. Didalam mobil, Rene tak berniat melajukan mobilnya sekarang dan dia lebih memilih membuka ponselnya lalu menekan aplikasi berwarna orange, *******.

Membuka akun pribadi nya dan memilih menjelajahi kolom komentar cerita nya yang berjudul Dangerous Trap. Jutaan komentar memenuhi lapak DT, kebanyakan komentar tentang mereka yang gemas dengan pemeran utama dan juga greget dengan antagonis di cerita itu.

'Ah bego banget! Harusnya jangan pukul kepala, tapi buwung nya!'

'Ih gemes banget deh sama si Daeva, kenapa doyan banget nangis sih?'

'Bodo amat, gue tim Aglaia-Lucas!'

'Setuju sama yang diatas!'

'Author, pokoknya kalo Aglaia gak sama Lucas di sequel, gue sumpahin lo gak dapet jodoh!!'

Tanpa bisa dicegah, Rene bergidik ngeri membayangkan kalau koment itu menjadi nyata. Sebucin-bucinnya Rene sama tokoh fiksi, tetap saja dirinya ingin memiliki jodoh di dunia nyata ini. Tak muluk-muluk kok, hanya saja harus tinggi diatas 180 cm, kulit putih mulus kayak Chenle, mata setajam pisau tapi lembut saat bersama dirinya saja, alis tebal, bulu mata lentik, punya ABS, singkatnya, kayak Manu Rios atau Jung Jaehyun lah.

"Readers gue seram-seram banget sih," Gumamnya seraya mematikan ponselnya dan mulai menyalakan mesin mobilnya.

Meski sudah kebal dengan hate comments atau pun sumpah serapah yang ditunjukkan untuknya, tetap saja ada kalanya Rene merasa sedih juga khawatir kalau sewaktu-waktu, sumpah serapah itu beneran terjadi pada dirinya. Membayangkan hal itu, Rene mendadak tak fokus pada jalanan didepannya.

Ketika tikungan tajam berada didepannya, Rene tersentak dari lamunan nya dan segera membelokkan setir nya kearah kanan tanpa menyadari kalau ada mobil lain yang hendak menyalipnya dari sisi kanan. Karena hantaman yang sangat kencang, sisi kanan mobil Rene rusak parah.

Berdampak pada Rene yang duduk di kursi kemudi, posisi tubuhnya terjepit bagian depan mobil yang menabraknya. Pecahan kaca dari depan dan samping berhasil melukai seluruh tubuhnya hingga cairan kental berwarna merah mulai merembes keluar, membasahi dress putih yang Rene kenakan.

Sebelum kesadaran menarik dirinya dengan paksa, samar-samar Rene mendengar suara sirine polisi. "Semoga pembaca gue bisa memaafkan gue yang suka bikin mereka kesel," lirihnya.

Perlahan tapi pasti, mata itu terpejam bersamaan dengan tim kepolisian yang mulai mengeluarkan dirinya dari dalam mobil.

...***...

Dalam tidurnya, wanita itu tersentak kaget lalu terduduk dengan napas terengah-engah. Keringat sebesar biji jagung membasahi kening nya yang mulus kinclong, nyamuk yang lewat pun pasti akan terpeleset karena terlalu licin.

Mata itu menatap sekeliling dengan panik, seingatnya, dia sedang diperjalanan lalu hendak belok tapi sebuah mobil dari arah belakang kanan malah menabrak mobilnya. Tapi kenapa dirinya disini? Ini jelas bukan neraka, mana ada neraka yang dingin kayak di AC?

Lebih tidak mungkin kalau Rene masuk surga, karena dia sadar diri, dosa nya pada para pembaca setianya sudah begitu numpuk seperti cucian kotor. Dirinya sangat suka menggantung cerita dan akan update seabad kemudian, dirinya juga suka sekali mempermainkan perasaan pembaca nya. Dari yang senang bisa tiba-tiba nangis kejer terus dibuat kesal bukan main.

"Gu-"

Ceklek.

"Selamat pagi, Nyonya. Mari saya bantu membersihkan diri, air hangat dan pakaian anda sudah disiapkan. Anda harus segera membersihkan diri karena dua puluh menit lagi, sarapan bersama akan dimulai."

Mata Rene mengerjap, menatap bingung seorang perempuan berpakaian khas pelayan yang terus nyerocos tanpa henti. Sampai akhirnya, Rene dituntun masuk ke kamar mandi dan sialnya, Rene hanya diam, menurut begitu saja. Tapi ketika si pelayan hendak membuka tali piyama nya, Rene sontak memeluk tubuh nya sendiri.

"APA YANG LO LAKUIN ANJIR?! G-gue, gue masih suka batang! Awas jauh-jauh! Jangan deket-deket sama gue!" Pekiknya dengan raut wajah seperti perawan yang mau di perkosa.

Pelayan bernama Lanie itu mengernyit, ada apa dengan Nyonya yang sangat anggun dan menjunjung tinggi harga dirinya itu. Kenapa Nyonya nya bisa berteriak sehisteris itu? "Nyonya, saya hanya ingin melaksanakan tugas saya seperti biasanya."

Mata Rene memelotot sempurna sambil mundur perlahan, tugas? Apa tugas dia 'iya-iya' sama cewek? Ih geli! Batinnya menggebu dengan perasaan was-was.

"Lo! Pergi! Gue bisa mandi sendiri!" Ketus Rene saat dia sudah menyadari kalau sedang berada dikamar mandi.

Meski bingung, Lanie tetap mengangguk. "Kalau begitu, saya permisi dulu Nyonya. Jika anda membutuhkan sesuatu, panggil saja saya, saya menunggu didepan pintu kamar Nyonya."

Selepas kepergian Lanie, barulah Rene menghela napasnya dengan lega. Gadis itu berjalan mendekati pintu dan segera mengunci nya, takut kalau Lanie tiba-tiba masuk. Setelah dirasa aman, barulah Rene berbalik badan dan terpaku menatap pantulan wajah di cermin besar itu.

"Dilraba Dilmurat? Gila, unreal banget visualnya!" Decak Rene dengan kagum yang belum menyadari tentang siapa sebenarnya yang ada di pantulan cermin itu.

Saat tangan nya terulur ke depan hendak menyentuh pipi yang katanya Dilraba, gerakan nya malah diikuti cermin itu yang berhasil membuat tangan Rene terhenti di udara. Ingin lebih memastikan, Rene pun beralih menampar pipinya sendiri yang membuat pantulan di cermin mengikuti apa yang dia lakukan.

Sontak, tubuh Rene membeku dengan mata terpaku serta lidahnya yang mendadak kelu. Seakan waktu berhenti bergerak, begitu pun dengan Rene yang berdiri diam bak patung. Ketika napas nya terasa sesak karena dia menahan napas sejak tadi, barulah Rene kembali tersadar ke dunia.

Wajahnya memerah seperti kepiting rebus karena entah sudah berapa lama dia menahan napas dengan tubuh kaku seperti jelmaan patung. Sampai akhirnya, ketukan di pintu berhasil membuat Rene tersentak kaget untuk yang kesekian kalinya. Awas jantungan, mana masih muda, kan sayang.

"Nyonya, semuanya sudah menunggu kedatangan anda diruang makan. Apa anda sudah selesai mandi nya?"

Itu suara si perempuan yang tadi, Rene pun segera membuka pintu yang berhasil membuat Lanie menatap terkejut juga panik pada sang Nyonya yang wajah nya memerah padam. Bahkan pipi kiri Nyonya nya terlihat lebih merah seperti bekas ditampar dengan cukup kuat.

"Nyonya, anda kenapa?"

Rene menutup mulut Lanie dengan jari telunjuknya, lalu berdecak. "Saya ingin istirahat, bawakan saja sarapan saya keatas."

"Nyonya sedang tidak enak badan?"

"Bilang saja begitu."

"Saya akan segera menelpon Dokter Aiden!"

Rene menggeleng, "Tidak usah. Saya hanya butuh istirahat."

"Tap—"

"Tidak ada bantahan," Rene menatap tajam si pelayan yang berhasil membuat Lanie mengangguk pasrah.

"Sekarang, silakan kau pergi!"

Selepas Lanie pergi, barulah Rene menghempaskan tubuhnya keatas ranjang empuk itu.

...***...

02. Dangerous Trap

Didepan meja rias nya, Rene termenung dengan pandangan kosong, membiarkan Lanie mengerjakan yang katanya tugasnya yaitu menyisir dan menata rambutnya yang entah sejak kapan berubah warna menjadi hitam panjang padahal surai aslinya berwarna coklat sebahu.

Ada lagi yang mengejutkan, matanya saat ini berwarna coklat padahal matanya berwarna biru. Ah, yang jelas, yang paling mengejutkan itu adalah wajah. Jelas-jelas ini bukanlah wajahnya, karena wajahnya tak secantik wajah ini. Bahkan saking asiknya melamun, Rene sampai tidak menyadari kalau Lanie sudah menyelesaikan tugasnya.

"Nyonya, saya izin ke-"

"Kau pelayanku, kau boleh pergi jika aku sudah mengizinkan." Tekan nya yang berhasil membuat Lanie menunduk takut.

Melihat ketakutan Lanie, Rene mendengus pelan. "Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan, tugasmu adalah menjawabnya dengan jujur dan sebenar-benarnya."

Setelah Lanie mengangguk paham, barulah Rene bertanya. "Siapa nama tubuh-ah maksudku, siapa namaku? Dimana sekarang kita berada? Jelaskan secara singkat tentang siapa aku dan jangan ucapkan apapun selain menjawab pertanyaanku," cecarnya beruntun.

Menjadi seorang penulis cerita Fantasi-Romance yang dimana, dirinya juga pernah menulis cerita tentang perpindahan jiwa, kelahiran kembali, dan perjalanan waktu. Jadi tak bisa dipungkiri, kalau saat ini dirinya tengah berpikir tentang satu topik yang mungkin terjadi padanya yaitu perpindahan jiwa.

Karena sangat tidak mungkin kalau dirinya mengalami kelahiran kembali atau perjalanan waktu, karena tadi dia sempat melihat tahun yang tertera di kalender dan tahun nya sama dengan tahun kehidupan nya sebelum kecelakaan itu terjadi. Maka dari itu, mungkin saja dirinya mengalami perpindahan jiwa.

Perempuan yang berusia sekitar 27 tahun itu menghembuskan napasnya pelan, "Nama Nyonya adalah Nyonya Aglaia Renesia Jossi. Kita berada di Kota Stale, Pasquale barat. Nyonya adalah istri dari Tuan Lucas La Elguerro, Nyonya dan Tuan memiliki seorang anak laki-laki bernama Tuan muda Ezekiel Kingston La Elguerro."

Rene terpaku dengan tubuh menegang, Aglaia Renesia Jossi? Tunggu, bukankah itu nama dari tokoh figuran di cerita Dangerous Trap? Tokoh yang banyak disukai dan dikasihani karena Rene membuat jalan cerita kehidupan wanita itu sungguh miris dengan akhir menyedihkan.

Didalam kisah, Dangerous Trap yang artinya penjerat berbahaya-menceritakan tentang kisah tokoh utama bernama Daeva Ludovic yang terjebak cinta segitiga. Daeva sebagai penjebak yang bisa dibilang berbahaya, karena hanya dengan senyuman nya saja, semua laki-laki pasti akan terjerat pada pesona indahnya.

Begitu pun dengan dua laki-laki di cerita ini, mereka bernama Giorgio Fausta dan Lucas La Elguerro. Dalam cerita pertama atau belum masuk ke sequel, Giorgio diperkenalkan sebagai sosok yang ramah, murah senyum, dan baik hati. Sedangkan Lucas dikenal sebagai sosok yang kaku, cuek, dan dingin.

Pertemuan pertama antara Giorgio dan Daeva berhasil menghantarkan sengatan tak kasat mata pada keduanya, Daeva menyukai Giorgio, begitu pun sebaliknya. Sampai akhirnya, Lucas muncul didalam cerita ini sebagai pria yang sudah beristri juga memiliki anak.

Mereka bertemu di acara pesta perusahaan milik Lucas, dimalam itu Lucas melihat Daeva yang sangat cantik dengan balutan dress sebatas lutut berwarna merah muda, rambutnya digerai indah dengan make up yang terbilang cukup tebal tapi cocok. Karena itulah, Lucas membandingkan antara Daeva dan istrinya.

Jika Daeva berpenampilan sangat memukau dimata Lucas, maka berbeda saat Lucas melihat Aglaia yang menurut nya sangat membosankan. Wanita itu tampil di acara besar hanya dengan dress sedikit diatas lutut berwarna coklat muda, rambutnya digerai biasa, dan sedikit memakai perhiasan untuk mempercantik penampilan nya malam itu.

Sejak hari itu, hubungan antara Lucas dan Aglaia semakin renggang tapi tak urung, kalau Rene juga sering menyelipkan adegan romantis mereka yang ternyata berhasil membuat pembaca baper dan gagal move on. Karena itulah, semua pembaca DT langsung meneror Rene agar menyatukan Lucas dan Aglaia di sequel.

Karena menjelang akhir jalan cerita Dangerous Trap, dijelaskan jika Daeva menikah dengan Giorgio lalu mereka dikaruniai 2 orang Putri yang cantik-cantik. Tapi malang nya, Giorgio harus meninggal karena kecelakaan. Disitulah Lucas datang menjadi bahu untuk Daeva yang membuat mereka melakukan sesuatu yang tak sepantasnya.

Saat Daeva memberi tahu Lucas jika dia hamil, Lucas pun segera menikahi Daeva dan menceraikan Aglaia tanpa tau kalau Aglaia juga sedang hamil anak pria itu. Di sana lah, para pembaca DT semakin menyumpah-serapahi Rene karena memberikan takdir buruk untuk sang figuran, Aglaia.

Selanjutnya, Lucas dan Daeva hidup bahagia sedangkan Aglaia dibuat depresi karena kehilangan anak keduanya. Ezekiel pun menjadi korban nya, bocah itu selalu diacuhkan di keluarga baru Ayahnya. Bahkan Lucas tak perduli pada anaknya sendiri, Lucas hanya memperdulikan kedua anak Daeva dan anak yang sedang Daeva kandung.

Miris dan tanpa sadar, Rene meneteskan air matanya. Gadis itu menunduk, menangis dalam diam yang berhasil membuat Lanie berdiri kaku karena tidak tahu harus melakukan apa. Rasa bersalah itu mencuat dengan sangat tinggi, membuat dadanya kian sesak dan hatinya seperti diremas kuat.

Jika tahu kalau dunia buatan nya memang ada dunia nya sendiri, pasti Rene tidak akan pernah memberikan takdir buruk pada siapapun termasuk sang figuran. Sebagai pencipta dunia buatan ini, Rene benar-benar merasa bersalah pada Aglaia dan juga Putranya yang mendapatkan takdir buruk dari nya.

"Kalau begitu, aku berjanji akan mengubah takdir burukmu dan juga Putramu. Tapi tidak untuk mereka yang memang berniat jahat," lirihnya dengan suara yang sangat pelan hingga Lanie tak bisa mendengarnya.

Setelah puas menangis, Rene pun mendongak lalu tersenyum kikuk menatap Lanie yang juga menatapnya. "Lanie, dimana kah Putraku?"

"Tuan muda sedang di sekolahnya, Nyonya."

"Sekolah?" Beo Rene dengan senyum diwajahnya.

"Lanie! Bantu aku bersiap, kita akan jemput Putraku pulang sekolah nanti! Tapi sebelum itu, aku ingin membuatkan makan siang untuk suamiku." sambung Rene seraya tersenyum senang.

Mulai detik ini, Rene akan membuat Lucas hanya menatapnya, mencintainya, dan memperhatikan dirinya. Tidak akan ada nama Daeva di hati Lucas, dan Rene berjanji akan melakukannya. Menghapus nama Daeva dari hati Lucas dengan permanen.

Tidak ada kata terlambat, karena sejak awal pun, Rene membuat kehidupan antara Lucas dan Aglaia baik-baik saja. Meski diawali dengan perjodohan bisnis, mereka tetap menerima pernikahan itu dengan baik tanpa dendam ataupun syarat yang aneh. Yang membuktikannya tentu dengan adanya Ezekiel.

Bocah tampan itu menjadi bukti kalau Lucas dan Aglaia tidak bermain-main dengan pernikahan yang sangat sakral itu. Tapi dengan kejamnya, Rene menjadikan Daeva sebagai penghapus nama Aglaia di kehidupan Lucas. Kalau begini, Rene semakin saja dibuat merasa bersalah bukan main.

Tapi tak apa, dengan begini, Rene jadi bisa memperbaiki secara langsung. "Lanie, sekarang ada siapa saja di mansion ini?"

Sambil memoleskan lipbalm dibibir nya, Rene bertanya pada Lanie yang setia berdiri tegak sejak tadi. "Tidak ada siapa pun, maksud saya-tidak ada keluarga Elguerro sekarang. Pagi tadi, Tuan Giordano pergi keluar kota karena ada meeting penting, kalau dari yang saya dengar..."

"... Nyonya Christine pergi ke mall bersama Putrinya dan Tuan Gideon sedang pergi bersama teman-temannya," Jelas Lanie yang langsung diangguki oleh Rene.

Tentu saja Rene kenal siapa mereka, karena dirinya lah yang menciptakan mereka. Giordano Elguerro, pria itu menjadi Ayah kandung dari Lucas. Lalu ada Christine Vivaldo yang menjadi Ibu tiri dari Lucas dan Gideon Elguerro serta Ibu kandung dari Cecilia Elguerro. Ya, itulah nama keluarga dari Lucas.

Dan tentu saja Rene mengingat bagaimana peran mereka semua di cerita DT, sebagai orang yang menolak tegas kehadiran Daeva di keluarga mereka tapi Lucas yang sudah terlanjur bucin pun malah tidak perduli. Tapi sekarang, Rene akan membuat Lucas hanya bucin padanya.

Ah, Rene jadi tidak sabar untuk memulai aksi nya.

...***...

03. Keahlian Sang Penulis

Bagian ruangan disisi kiri tangga, dimana seseorang harus melewati sedikit lorong penuh barang-barang yang mewah untuk bisa sampai ke dapur bersih. Di sana lah Rene tengah sibuk berkutat dengan peralatan dapur yang memang sudah menjadi teman baik nya.

Tangan mulusnya bergerak cekatan memotong bahan-bahan dapur yang dia butuhkan, gerakan cepat, cekatan, dan telaten itu berhasil membuat para pelayan yang sejak tadi memantau dari jauh terdiam dengan perasaan kagum. Karena yang mereka tahu, sang Nyonya sangat tidak suka menyentuh dapur.

Sejak 6 tahun lalu dimana sang Nyonya datang sebagai istri dari Tuan muda mereka, Aglaia tidak pernah menginjakkan kakinya di dapur. Mereka mengira, Nyonya mereka tidak bisa memasak tapi perkiraan itu hancur saat melihat bagaimana pandainya Nyonya mereka dalam berkutat dengan peralatan dapur.

"Lanie!"

Panggilan itu berhasil membuat Lanie berlari menghampiri Nyonya nya, "Saya disini. Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?"

"Heem, tolong pindahkan itu semua kedalam kotak bekal. Aku akan ganti pakaian sebentar," Ucapnya sambil melepaskan apron yang sejak tadi melindungi pakaian nya dari noda.

Dengan patuh, Lanie mengangguk kan kepalanya lalu menatap menu makanan yang sudah Nyonya mereka buat. Benar-benar mengiurkan dengan dua potong ayam panggang bagian paha bawah dan paha atas, nasi jagung, tahu-tempe goreng, udang tepung, dan capcay. Nikmat sekali!

Tapi sebenarnya, Lanie agak ragu kalau Tuan nya akan menyukai menu makanan yang Nyonya nya buat. Karena seingat Lanie, Tuan nya sangat pemilih dalam hal makanan. Tuan nya lebih menyukai makanan khas western atau Italian. Tapi tak apa, mungkin saja selera Tuan nya akan berubah setelah tau kalau itu semua Nyonya nya yang masak.

Sedangkan di dalam kamar, Rene tampak tengah kebingungan menatap banyaknya pakaian yang ada di walk in closet nya. Outfit apa yang cocok untuk dirinya kenakan ke kantor suaminya? Apakah harus dress seksi? Dress lucu? Dress panjang? Dress sederhana? Atau Dress formal? Ah, Rene benar-benar dibuat bingung bukan main.

Hingga matanya terpaku pada satu dress yang cukup formal tapi juga elegan, Rene membuka pintu lemari kaca itu lalu segera memakai Dress pilihannya. Dipantulan cermin, sosoknya benar-benar seperti seorang Dewi mitologi Yunani. Dengan tubuh ramping dan wajah mempesona, bukankah sangat sempurna?

Setelah memakai high heels warna merah serta memasukan ponsel dan dompet nya kedalam tas berwarna hitam, Rene pun lekas pergi keluar kamar menuju lantai dasar dimana Lanie sudah menunggunya sambil membawa papper bag berisi kotak bekal yang makanan nya Rene buat sendiri tadi.

"Ayo, Lanie."

Keduanya pun segera pergi membelah jalanan Ibu kota menuju perusahaan pencakar langit yang sangat terkenal dan disegani di negara ini. Tentu dengan pengawasan yang sangat ketat, dibelakang mobil yang Rene tempati ada dua mobil sport hitam yang setia mengikuti.

Tak hanya dibelakang, didepan pun ada dua mobil sport hitam yang turut mengawal perjalanan Rene menuju perusahaan sang suami. Itu semua tentu untuk keselamatan Rene—tidak, maksudnya Aglaia. Sebagai seorang istri pengusaha kaya raya yang tak lagi asing dimata semua orang, tentu Aglaia harus dikawal dengan ketat.

Banyak musuh yang mengincar nyawa orang terdekat Lucas, yang artinya, Aglaia termasuk kedalam jajaran orang terdekat Lucas karena dialah istri sah dari seorang Lucas La Elguerro. Mengingat hal itu, Rene tersenyum tipis. Dirinya memang membuat sosok Aglaia menjadi seperti dewi yang dijaga ribuan tentara militer.

Memiliki rupa sempurna, tubuh ramping yang sangat indah dipandang, sifatnya yang anggun, lemah lembut, tapi juga tegas, dan sosok yang dikagumi karena keberadaan nya sebagai Ibu dari semua anak. Tapi semua itu Rene hancurkan saat pihak ketiga hadir diantara hubungan yang baik-baik saja itu.

Rene jelas ingat, disaat dirinya memunculkan tokoh baru bernama Gideon Elguerro yaitu Adik dari Lucas. Tokoh Gideon, Rene munculkan ketika pernikahan antara Aglaia dan Lucas sudah berjalan 5 tahun. Yang artinya, setahun lalu perubahan pada sosok Aglaia terlihat sangat signifikan.

Jangan lupakan kalau pernikahan itu berawal dari kesepakatan bisnis dan penerus, keduanya dijodohkan dengan tujuan keuntungan bisnis dan memberikan dua keluarga itu keturunan yang cerdas sebagai pewaris dari kekayaan dua keluarga terpandang di negara ini.

Yang artinya, Aglaia juga memiliki kisah masa lalu dengan orang lain dan orang lain itu adalah Gideon. Keduanya pernah menjalin kasih semasa SMA dan hubungan kedua nya harus kandas ketika Gideon lulus SMA dan melanjutkan kuliah nya diluar negeri sedangkan Aglaia masih kelas 11. Mereka pun berpisah dan bertemu di keadaan yang cukup rumit.

Tapi karena percintaan masa lalu yang belum selesai, Aglaia pun Rene buat sebagai sosok wanita yang masih menyimpan perasaan pada Gideon tapi dalam diam. Aglaia jelas tau diri, dia sudah menjadi seorang istri yang artinya, sangat tidak mungkin untuknya jujur pada Gideon kalau dirinya masih mencintai pria itu.

Sifat lemah lembut Aglaia mulai memudar digantikan menjadi sosok yang sangat tegas, sedikit angkuh, dan tetap menjunjung tinggi keanggunan nya. Tapi tetap saja, para pembaca malah semakin banyak berpihak pada Aglaia. Mereka berpikir, Aglaia tidak membosankan.

Berbeda dengan si pemeran utama yang terlalu klasik dengan kebiasaan yang suka menangis, jadilah banyak dari mereka yang mengidolakan sosok Aglaia. Menganggap kalau Aglaia adalah point penting yang membuat mereka mau membaca cerita Dangerous Trap sampai selesai bahkan menanti adanya sequel.

Terlalu larut dalam lamunan, Rene sampai tak sadar kalau mobilnya sudah berhenti cukup lama didepan lobby sebuah perusahaan mewah. Rene melirik kearah Lanie yang tampak tersenyum canggung, karena Lanie yang tidak berani menganggu ke terdiaman sang Nyonya, jadilah dia hanya diam.

Tanpa berkata, Rene menurunkan satu kakinya dengan perlahan saat pintu bagian sisi nya sudah dibukakan oleh seorang bodyguard. Rene keluar dari dalam mobil mewah itu yang membuat banyak pasang mata mencuri-curi pandang kearahnya dengan sorot kagum juga iri tapi Rene tak perduli dengan itu semua.

Dia memilih melangkah dengan anggun juga tegas, melewati para pekerja yang langsung menunduk saat Istri dari Bos mereka datang. Memasuki lift, Lanie pun segera menekan lantai teratas gedung ini. Rene hanya diam, dengan pandangan lurus hingga kilasan alur cerita Dangerous Trap mulai berputar di kepalanya.

Rene ingat sesuatu, "Tanggal berapa sekarang?"

"Iya? Tanggal? Sekarang tanggal dua belas, Nyonya." Ucap Lanie meski ada rasa bingung di dirinya saat sang Nyonya menanyakan sesuatu yang cukup aneh.

Di alur Dangerous Trap, Rene selalu menyelipkan tanggal dan bulan di setiap kejadian yang membuatnya langsung terkoneksi dengan cepat. Rene tersenyum tipis, adegan di kepalanya mulai berputar sempurna. Membayangkan hal apa yang harus dirinya lakukan nanti.

"Lanie, aku akan masuk sendiri jadi kamu tunggu di mobil atau kantin saja." Ucap Rene yang jelas langsung dipatuhi oleh pelayan pribadinya itu.

Ketika denting berbunyi, Rene segera mengambil alih papper bag dari tangan Lanie lalu berjalan menuju ruangan tempat suaminya bekerja. Didepan pintu ruangan sang suami, Rene terdiam sejenak dengan senyum miring terukir diwajahnya. Jika dulu Aglaia tidak tahu kejadian kali ini, maka dirinya sangat tau dan akan memberi sedikit kejutan.

Ceklek.

"Ups, sorry ganggu."

Dihadapannya, seorang wanita segera berdiri menjauhi Lucas. Pemandangan ketika melihat wanita itu duduk diatas pangkuan Lucas, tak membuat Rene terkejut sama sekali karena kejadian ini adalah buatan dirinya sendiri. Menciptakan masalah demi masalah di karya tulisan nya.

Wanita yang dirinya ingat bernama Friska itu menunduk dengan kedua tangan saling bertaut, lalu tatapan Rene beralih pada Lucas yang tampak acuh tak acuh dengan wajah datar khas nya. Sungguh, raut wajah Lucas benar-benar menyebalkan! Tapi dirinya sadar, dirinya lah yang membuat kepribadian sosok Lucas dengan sedemikian rupa.

Sepertinya, memberi sedikit bumbu agak menyenangkan untuk mengurangi rasa kesalnya pada sifat Lucas. "Friska, bukankah kau seorang Sekretaris terpelajar? Menyelesaikan sekolah tinggi dengan nilai bagus, lantas kenapa kau menjadi seperti pelacur murahan?"

Menjadi seorang penulis, membuat Rene sangat pandai mengatur kata yang akan dia ucapkan. Memberi sentuhan tajam, pedas, dan menyindir memang sangat mudah untuknya. Bahkan memainkan ekspresi dengan gerakan tubuh begitu mudah Rene lakukan untuk mengecoh lawan.

Saat bibir merah merona itu hendak terbuka, Rene sudah lebih dulu menyela. "Wajahmu tak terlalu buruk, pria tampan ada jutaan di negeri ini, lalu kenapa suamiku masih kau incar? Ingin harta atau ingin kehangatan di ranjang? Oh, atau keduanya?"

Dibalik wajah datarnya, Lucas menyimpan banyak keterkejutan melihat kedatangan istrinya dan juga ucapan demi ucapan yang istrinya lontarkan. Benar-benar jauh dari ekspetasi nya. Dirinya kira, istrinya itu akan menangis seperti orang tersakiti lalu memohon agar Friska dipecat dari perusahaan nya. Ternyata pemikiran nya salah besar!

Kaki jenjang itu melangkah mendekati Friska, mengangkat dagu wanita itu dengan jari telunjuk nya. Dengan gerakan tak terbaca, Rene meraih gelas yang ada diatas meja kerja Lucas lalu...

Prangg!

Gelas berisi kopi panas itu pecah setelah dibenturkan dengan sangat keras tepat kekepala Friska. Rene menyeringai dalam hitungan detik yang langsung pudar lalu digantikan dengan raut kaget yang dibuat-buat. "Oh God! Maafkan aku Friska, aku sengaja. Membuat kepala mu agar bisa berpikir dengan benar,"

"Ingatlah, pria yang kau goda itu suamiku. Pria gagah yang selalu mencari kehangatan bersamaku diatas ranjang, aku cukup mahir dalam hal itu jadi jangan mencoba untuk menggoda suamiku. Harta? Sepertinya aku memiliki banyak, bahkan kelebihan. Ada niat untuk menggoda diriku juga?"

Tajam, benar-benar tajam dan sangat menyentil harga diri. Bahkan Friska yang kepalanya terluka karena pecahan gelas pun tak bisa memudarkan sorot benci dan malu dimatanya. Tapi sayangnya, Rene menyukai sorot itu dan semakin semangat untuk mempermainkan emosi lawannya.

Ah, bukan kah itu kelebihan seorang Rene? Membuat emosi seseorang campur aduk, seperti emosi para pembaca nya yang mengeluh banyak hal. Kini, waktunya Rene membuktikan secara live. Memporak-porandakan emosi lawan nya hingga dia menyerah dengan akhir kematian. Sungguh menyenangkan bukan?

Seakan mati kutu, Friska hanya diam dengan sorot kebencian juga kesakitan karena darah terus menetes dari keningnya. Hingga suara berat dari pria yang dikagumi nya terdengar, membuat helaan napas lega keluar begitu saja dari mulutnya. Seperti baru saja mendapatkan cahaya di kegelapan.

"Cukup, Aglaia! Ada apa kau ke perusahaan ku?"

Rene melirik sekilas sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada Friska, "Kau beruntung kali ini."

Setelah berbisik, Rene menepuk kedua tangannya hingga beberapa bodyguard masuk dan membawa pergi Friska dengan cara menarik rambut wanita itu, sesuai dengan perintah dari Rene. Selepas kepergian Friska, Rene membersihkan kedua tangannya dengan tisu basah, seperti baru terkena kotoran.

...***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!