Bell pulang berbunyi,siswa-siswi salah satu SMA kota B dinegara D berhamburan keluar dari ruang kelas,Rasa lelah seharian belajar hilang seketika dijam pulang sekolah termasuk Maiza salah satu siswi kelas dua belas di sekolah itu.Seperti biasa sepulang sekolah Maiza berjalan dibelakang teman-temannya menuju halte bus,sambil berjalan teman-teman Maiza bercanda satu sama lain yang membuat mereka tertawa dan Maiza tersenyum melihat mereka seperti itu didepanya.Sungguh hal yang sangat langka sekali Maiza tersenyum karena Maiza dikenal dingin oleh kebanyakan teman-temanya,tetapi bagi beberapa teman terdekatnya ia merupakan seseorang yang hangat dan suka bercanda.Karena
Maiza yang seorang introvert jadi hanya beberapa teman saja yang tau betapa gilanya ia ketika bercanda.
Namun ditengah senyumnya Maiza ada hal aneh yang Maiza rasakan dan ntah apa itu.Maiza merasa ada seseorang yang mengawasinya tetapi ketika Maiza melihat kesekeliling ia tidak menemukan hal apapun yang dirasa aneh.Sesampainya di halte bus,mereka menunggu bus dan masih bercanda tawa.Tak berselang lama bus pun tiba,semua yang sudah menunggu di halte bus itu satu persatu masuk kedalam bus termasuk Maiza dan teman-temanya.Didalam bus kebutulan gak terlalu penuh jadi Maiza dan teman-temanya bisa duduk,mereka duduk berjejer dideretan kursi bagian belakang.Hanya sebagian kecil dari siswa-siswi sekolah itu yang naik angkutan umum seperti bus karena kebanyakan diantara mereka dijemput sama kekuarganya menggunakan kendaraan pribadi.
Teman-teman Maiza masih bercanda tawa didalam bus yang menyebabkan jadi pusat perhatian seisi bus dan bukanya terganggu malah orang-orang disana ikut tertawa mendengarkan candaan mereka.Tetapi tidak untuk Maiza ia lebih memilih menutup telinganya dengan headset mendengarkan musik lewat ponselnya,dan melihat pemandangan luar bus yang menurutnya lebih menarik ketimbang kehebohan teman-temanya.
Waktu itu Maiza masih merasakan sesuatu yang aneh juga didalam bus cuman ia masih belum tau apa itu,dan pada akhirnya ia tidak lagi memperdulikan kejanggal didalam hatinya.
Maiza turun dari bus terakhir diantara teman-temannya,kali ini Maiza turun dari bus masih diliputi hal yang menurutnya ada yang aneh tetapi ia berusaha menenangkan diri dengan berjalan cepat sampai kerumah.
...----------------...
Keesokan harinya seperti biasa ketika pulang sekolah semua siswa-siswi serentak keluar dari gedung sekolah termasuk Maiza yang berjalan menuju halte bus.Dan lagi-lagi Maiza merasakan hal yang aneh selama perjalanan pulangnya.
Maiza dan teman-teman sekolahnya naik kedalam bus dan seperti biasa Maiza duduk di kursi paling belakang dekat jendela.
Headset pun tak lupa ia pasang mendengarkan musik dan melihat pemandangan dibalik kaca bus menjadi hal yang menenangkan untuknya setelah seharian menghadapi pelajaran sekolah.Dan dengan cara seperti itu pula ia menghidari kegaduhan teman-teman disampingnya.
Namun ketika Maiza melihat kearah depan ada seorang laki-laki memakai topi dan masker hitam naik ke bus setelah Maiza,dia berdiri karena tidak kebagian tempat duduk.Tak sengaja tatapan mata mereka bertemu,laki-laki itu terlihat gugup dan menurunkan topi bagian depan yang ia pakai sampai menutupi matanya.Namun berbeda dengan Maiza dia memperhatikan sebentar,lalu ia kembali melihat ke arah jendela.Dalam hati Maiza dia mengakui kalau laki-laki yang ia lihat itu terlihat tampan dari matanya walau tertutup masker dan topi.
Ditengah perjalanan bus berhenti disalah satu halte yang kemudian ada yang turun dan ada pula yang naik,termasuk salah satu temanya Maiza yang turun disana,dan tempat duduknya disamping Maiza jadi kosong.Teman-teman yang lainya mengajak laki-laki bermasker dan bertopi yang masih berdiri untuk duduk didekat mereka.Lalu laki-laki itu pun menyetujuinya,duduklah ia di samping Maiza dan teman-temanya.Teman-teman Maiza menjadi gaduh karena ada orang tampan disamping mereka,walaupun tertutup masker dan topi terlihat dari matanya teman-teman Maiza pun mengakui kalau laki-laki itu tampan dan menarik karena punya tubuh tinggi dan juga atletis,walaupun memakai kaos lengan panjang tetapi pemikiran siswi-siswi itu sudah sampai ke sana.
Laki-laki itu duduk disamping Maiza,ia melirik kearah Maiza dengan gugup dan memperhatikan mata indah Maiza dari samping.Sedangkan Maiza hanya fokus melihat kearah luar bus dengan tenang.
Pemberhentian di halte bus selanjutnya Maiza turun,lalu berjalan pulang.Rumah Maiza tak jauh dari halte bus itu tetapi ketika berjalan Maiza merasa aneh seolah ada yang mengikutinya dibelakang.Maiza menengok ke belakang tetapi tak ada seorangpun dibelakangnya.Maiza yang merasa sedikit ketakutan ia pun berjalan cepat untuk sampai kerumah.
Dihari ketiga Maiza akhirnya menyadari sesuatu ketika dalam perjalan pulangnya,ia melihat seorang laki-laki memakai jaket dan topi hitam memotretnya dari dalam mobil dengan bagian kacanya diturunkan.
Maiza pun segera mendekati mobil tersebut yang terparkir didepanya.Tanpa disadari laki-laki itu,Maiza sudah berdiri didepanya dan alangkah kaget dan gugupnya laki-laki itu ketika tersadar Maiza ada dihadapanya,karena dia terlalu fokus menggunakan kameranya dia tidak menyadari Maiza jalan kearahnya.Maiza tanpa basa-basi ia mengambil kamera yang laki-laki itu pegang.
"Eh..eh..eh..jangan..." ucap laki-laki itu dengan gugup dan langsung keluar dari mobilnya.
Maiza tak memperdulikannya ia kemudian mengecek isi kamera itu dan benar saja didalamnya terdapat banyak foto dirinya.
Maiza melihat pada laki-laki dihadapanya yang terlihat gugup dan sesekali berusaha mengambil kameranya kembali dari tangan Maiza tetapi gagal karena Maiza mengamankanya dengan sangat baik.
Karena tatapan mata Maiza yang tajam membuat laki-laki itu cengengesan dan garuk-garuk kepala yang tak gatal.
"Hai..gue Dipta" ucap laki-laki itu memperkenalkan dirinya karena sudah terpojok oleh tatapan mautnya Maiza.
Maiza yang tak perduli itu lalu ia menghapus foto-foto dirinya yang ada di kamera.
"Woy..woy..stop...!" Dipta panik karena Maiza menghapus foto-foto yang ada di kameranya.
Tetapi Maiza terus saja tak henti-henti menghapus dan Maiza terkejut betapa banyak fotonya didalam kameranya Dipta.
"Udah woy..iya..iya..gue minta ma'af" Dipta berusaha menghentikan Maiza karena dia takut Maiza menghapus foto-foto yang lainya yang terdapat dikameranya itu yang ia dapatkan dengan susah payah.
Setelah dirasa cukup tak ada lagi foto dirinya didalam kamera itu,Maiza pun memberikan kamera itu pada pemiliknya tanpa mengucapkan sepatah katapun dan Maiza berlalu dari sana.
Dipta yang langsung mengecek kameranya tak sadar siswi yang ada dihadapanya tadi sudah berjalan menjauh darinya.Dan setelah sadar Dipta berteriak,
"Yaaa...siapa namamu?"
Dipta ingin tau nama siswi itu karena tadi belum sempat kenalan dan Dipta tidak bisa melihat nama yang tertera di baju seragamnya karena tertutupi kerudung sekolahnya.
Maiza tidak menoleh sedikitpun dia berjalan menuju halte bus dan kebetulan bus yang ia tunggu sudah ada disana jadi ia tidak perlu menunggu lagi langsung masuk lalu busnya jalan.
Hari itu Dipta kurang beruntung,foto-foto berharga yang ia punya sudah tak ada lagi di file kameranya karena sudah dihapus Maiza.Dan dia juga belum tau nama siswi itu karena tadi belum sempat kenalan,tetapi dengan kejadian seperti tadi akan sangat sulit untuk bisa mendekati siswi itu karena pasti Dipta dianggap sebagai penguntit oleh siswi itu menurut pemikiran Dipta.
Dipta tertegun didalam mobilnya,dia menyeringai melihat isi file kamera yang sudah tidak ada satupun foto siswi yang iya kagumi dalam tiga hari ini.
Kemudian Dipta melajukan mobilnya untuk kembali ke penginapan.Dipta berada di kota B untuk berlibur bersama kedua sahabatnya yaitu Kenris dan Kaili. Sesampainya dipenginapan Dipta disambut dengan omelan-omelan Kaili.
"Lo dari mana saja Dipta Nalendra? Gue dan Kenris pusing nyariin lo,bisa gak sih kalau keluar tuh bilang-bilang jadi kita gak pusing kaya gini" ucap Kaili dengan wajah kesalnya.Dan baru saja Dipta mau menjawab kaili sudah menyambar lagi,
"Jangan menjawab,gue belum selesai ngomong"
Dipta menarik nafas dalam dia tak bisa berkutik kalau Kaili sudah mengomelinya.
"Lo tau kita kesini itu untuk liburan,tetapi apa? Sudah tiga hari kita gak kemana-mana hanya berada disekitaran penginapan saja,semua gara-gara lo yang tiba-tiba ngilang setiap harinya"
Dipta berjalan kearah Kenris diikuti Kaili yang nyerocos menumpahkan kekesalanya pada Dipta.
Kenris tersenyum melihat tingkah kedua sahabatnya itu,Kenris yang mempunyai sifat dingin dan savage,dia hanya duduk didekat jendela dengan kaki diangkat ke atas meja dan melihat kearah luar.
Dipta kemudian duduk didekat kenris,
"Woy..bantuin gue dong" ucap Dipta pada Kenris.
"Salah sendiri,ngapain gue bantuin lo.Makan tuh omelan madam Kaili"
"Kal lo habisi aja tuh anak,nih sapu lo pasti butuh" Kenris menyodorkan sapu pada Kaili.
"Sialan lo,bukannya nolongin gue malah buat gue celaka" Dipta tak terima,namun Kaili masih dengan wajah kesalnya mengambil sapu dari tangan Kenris dan tanpa aba-aba Dipta ngacir dikejar Kaili.
Kenris si yang punya ide hanya tersenyum puas melihatnya.
...----------------...
Setelah drama siang tadi,kini Dipta,Kaili dan juga Kenris akhirnya bisa menghabiskan waktu sisa liburan mereka dengan menikmati sunset di tepi pantai.
Mereka bertiga memang sangat menyukai pantai.
"Sebenarnya lo kemana ngilang setiap hari?" tanya Kaili pada Dipta,Kaili sungguh penasaran karena tak biasanya Dipta bepergian sendiri seperti itu biasanya juga mereka selalu bersama-sama.
"Gue survei tempat buat project foto,tapi ketika jalan pulang ke penginapan gue tertarik ngambil foto siswa-siswi SMA yang pada pulang sekolah.Dan...pada jepretan pertama gue tertarik sama satu siswi,wajahnya yang sangat menarik membuat gue tak berhenti memotretnya" jawab Dipta sambil membayangkan wajah siswi itu.
Kaili dan Kenris mereka saling menatap karena merasa ada yang aneh pada Dipta,Kaili pun memegang kening Dipta dan berucap "Normal,sepertinya dia masih normal"
"Apaan sih" Dipta menepis tangan Kaili dari keningnya
"Lo,lo fikir gue gila!" Dipta sedikit nge gas dalam berucap.
"Jadi,Lo gak gila?" tanya Kaili,yang dibalas delikan mata Dipta.
"Syukurlaaah..." Kaili dan Kenris menghela nafas lega.
"Sekarang kita harus merayakan untuk pertama kalinya Dipta kesayangan kita ini tertarik sama cewek" ucap Kaili dengan semangat dan acungan jempol Kenris sebagai dukungan.
"Sialan,memangnya selama ini gue suka sama cowok apa!" Dipta kesal sama kedua sahabatnya itu.
"Justru selama ini kita tuh khawatir sama lo yang tak kunjung ngenalin cewek ke kita" Kaili beralasan.
'Jadi,karena itu..kalian fikir gue gak normal gitu?" tanya Dipta dengan nada kesal.Kaili dan Kenris pun mengangguk kompak,Dipta makin shock dibuatnya.
"Kal,kenapa lo hanya mojokin gue? dia juga gak pernah gandeng cewe" Dipta bela diri dengan melemparkan pembahasan pada Kenris,karena Dipta merasa tak adil dia dan Kenris juga sama-sama jomblo.
"Ya..dia berbeda Dipta Nalendra...!" jawab Kaili.
"Apa bedanya orang dia juga jomblo" ucap Dipta.
"Jelas beda lah,gue gak jomblo akut kaya lo!" ucapan savage Kenris keluar.
Seketika jadi hening,dan mumpung pembicaraan mengarah kesana Kaili pun memberanikan diri bertanya pada Kenris
"Apa lo gak ingin membuka hati untuk yang lain?"
Dipta kaget dengan pertanyaan Kaili untuk Kenris,Dipta melihat kearah Kenris yang masih dalam posisi diam dan tenang,Dipta takut Kenris marah dengan pertanyaan Kaili yang seolah mengingatkan kembali masa lalunya.
"Gue ngikutin alurnya saja,kita lihat kedepannya seperti apa,hanya waktu yang bisa menjawab" jawab Kenris tenang.
"Bagaimana dengan gadis berkerudung dikampus itu?" tanya Kaili lagi,Kenris menyeringai dan menjawab
"Gadis bermata indah,namun kita berbeda..."
*Flashback*
Hari itu Kenris ada keperluan pada ibunya,ibu Kenris yang seorang dosen disalah satu universitas ternama di kota G,jadi hari itu Kenris menemui ibu nya di universitas itu.Dan ketika ia berada disana Kenris melihat seorang perempuan berkerudung yang sangat cantik berjalan berpapasan dengannya.Kenris yang biasanya tidak terlalu perduli dengan apapun disekitarnya apalagi masalah perempuan tetapi kini ia terpaku dan berbalik untuk melihat perempuan berkerudung itu.Kenris hanya melihatnya berjalan tanpa berkata sepatah kata pun sampai perempuan itu tak nampak lagi dari pandanganya.
Sejak saat itu wajah perempuan itu selalu ada di fikiran Kenris.
"Ken..woy Ken" teriak Dipta,lalu Kenris pun tersadar dari lamunannya.
"Apa lo pernah bertemu lagi dengan dia?" tanya Kaili penasaran.Kenrispun menggelengkan kepalanya.
"Kenapa lo ga mencarinya?" ujar Dipta karena Dipta tau kalau Kenris seperti itu berarti perempuan itu benar-benar bisa diterima dihati Kenris.
Kenris pun tersenyum lalu menjawab
"Untuk apa,dari dia berkerudungpun sudah terlihat perbedaan keyakinan diantara kita"
"Masalah keyakinan bisa dibicarakan nanti" ucap Kaili.
"Gue gak ingin main-main dalam urusan cinta dan keyakinan" jawab Kenris yang membuat Dipta dan Kaili terdiam.
"Mana foto gadis itu gue mau lihat" pinta Kaili pada Dipta untuk mencairkan suasana.
"Sudah tidak ada" jawab Dipta dengan nada kesal.
"Ko bisa?" Kaili tak habis fikir kenapa sampai tak ada fotonya padahal Dipta tiga hari menghilang dari penginapan.Kebiasaan Dipta kalau ada sesuatu yang ia suka dia pasti akan berusaha untuk mendapatkanya.
"Iya gue ketahuan memotret dia tanpa izin,jadi dia hapus semua fotonya yang ada di file kamera gue" Dipta terlihat sedih.
"Syukurin..siapa suruh jadi penguntit selama tiga hari pula" ujar Kenris dengan datarnya.
"Bener juga,udah lah gue gak mau ada seorang penguntit dihidup gue" Kaili menimpali,lalu ia berdiri dan melangkah pergi dari sana untuk kembali ke penginapan,dan diikuti Kenris dibelakangnya.
"Woy gue bukan penguntit...gue gak terima ya..gue bukan penguntit" teriak Dipta yang sama sekali tidak dihiraukan Kaili dan Kenris.Dan pada akhirnya Dipta mengejar mereka,Kaili berlari karena tau kalau sudah seperti itu dia akan jadi sasaran kejahilan Dipta menguyel-uyel pipinya,sebelum itu terjadi Kaili sudah kabur duluan dan Dipta pun mengejarnya jadilah mereka kejar-kejaran dan tertawa.
...----------------...
Sesampainya dipenginapan,Dipta membuka laptopnya dan ia memindahkan hasil jepretan yang ada difile kameranya ke laptop dan tanpa disangka-sangka ada satu foto sisiwi itu yang tersisa.
Dipta tersenyum penuh kemenangan,dia akan mengamankan satu foto itu sebagai foto spesial di galeri nya.
Dipta memandangi terus foto siswi itu tanpa rasa bosan.
"Gue akan mendapatkanmu gadis bermata indah"
Hari berikutnya Maiza keluar dari ruang kelas dengan menggunakan hoodie dan masker.Dalam perjalanan pulang Maiza selalu waspada melihat sekeliling dan kalau sudah dirasa aman baru dia akan melangkah dengan tenang.Setelah Maiza turun dari bus di halte dekat rumahnya dengan aman dia merasa lega.
"Hufff..." Maiza menarik nafas yang dalam kemudian ia membuka masker dan hoodie nya.
Maiza berjalan pulang kerumahnya dengan hati yang tenang.Tetapi ketenangan Maiza tak bertahan lama,ia dari kejauhan melihat sebuah mobil terparkir di halaman rumahnya,Maiza tak mengenali mobil itu milik siapa sehingga membuat ia risau.Yang Maiza risaukan mobil itu milik orang yang bertamu kerumahnya,karena Maiza seorang introvert jadi agak kurang nyaman kalau dirumahnya ada banyak orang apalagi orang yang ia sendiri gak terlalu mengenalnya.Tetapi Maiza berfikir lagi mungkin itu mobil baru abangnya karena kemarin dia bercerita ingin membeli mobil baru jadi Maiza mengira itu mobil abangnya sehingga ia berlari kerumah untuk menemui abangnya yang sudah lama tak bertemu karena dia kuliah diluar kota yaitu di kota G.
"Assalmualaikum" Maiza mengucap salam sebelum masuk rumah.
"Waalaikumsalam" jawab ibu dan seseorang yang duduk diruang tamu bersama ibunya itu.
"Deg" Maiza tertegun melihat siapa orang yang duduk bersama ibunya,Maiza menatap dingin orang itu,tetapi dia cengengesan dan menyapa Maiza
"hai,apa kabar?"
Ternyata orang itu merupakan orang yang sama yang ketahuan memotret Maiza kemarin.
"Sialan,gue udah waspada sepanjang perjalanan pulang.Udah pakai hoodie dan masker,eh malah nongol disini orangnya" bathin Maiza.Setelah mencium tangan ibunya Maiza kemudian disuruh duduk sama ibunya untuk menemani Dipta tamunya Maiza,ibunya memberi ruang untuk Dipta dan Maiza mengobrol.
"Ngapain sih kamu kesini?" tanya Maiza kesal dengan suara berbisiknya karena takut ibunya dengar.
"Aku cuman ingin ketemu kamu" jawab Dipta dengan suara lantang sambil tersenyum,senyumanya dan suara lantangnya itu membuat Maiza sangat kesal.
"Darimana kamu tau rumahku? Apa jangan-jangan kamu itu pengunti?" ucap Maiza penuh selidik.
"hei..kamu juga bilang aku penguntit? oh Tuhan...!!" Dipta tak habis fikir dicap penguntit oleh tiga orang dalam 24 jam.
"Ya..kalau bukan penguntit dari mana kamu tau rumahku" Maiza bertahan dengan apa yang ia tuduhkan pada Dipta.Dipta menggaruk-garuk kepala yang tak gatal,mau membela diri bahwa dia bukan seseorang seperti yang dituduhkan tetapi dia menyadari bahwa dia tau rumah yang kini dia ada didalamnya yaitu ketika mengikuti Maiza di hari kedua memotretnya.
Dipta akhirnya diam lalu meminta ma'af
"Ma'af,aku minta ma'af.Aku salah telah memotretmu diam-diam dan juga telah mengikutimu diam-diam.Tetapi stop bilang aku penguntit karena aku punya alasan"
"Bukanya penguntit juga punya alasan melakukan semua itu,jadi...apa bedanya" timpal Maiza.
"Berbeda,karena aku bukan penguntit" ucap Dipta tegas.
"Hm..oke" Maiza menyetujuinya.
"Apa masih ada lagi yang mau dibicarakan?" tanya Maiza.
"Apa kamu tak ingin tau alasanku mengapa melakukan semua ini?" Dipta balik bertanya.
"Tidak" jawab Maiza singkat.
"Tetapi aku mau mengungkapkanya supaya aku tidak dicap penguntit lagi,terserah kamu mau mendengarkan apa tidak" Dipta tak mau kalah dan sedikit memaksakan kehendaknya.Maiza mendelikan mata karena baru kali ini ia bertemu dengan orang semenyebalkan Dipta.
"Oke,apa alasanya?" Maiza mengalah.
"Karena aku mengagumi mata indahmu" jawab Dipta sambil menatap mata Maiza.Dan sudah pasti membuat Maiza salah tingkah dan menghindari kontak mata denganya.
Mengetahui hal itu Dipta tersenyum.
"Sekarang hatiku lega sudah minta ma'af padamu"
"Hai..aku Dipta" ucap Dipta sambil mengulurkan tangannya.Dan dengan ragu-ragu Maiza menerima uluran tangan Dipta.
"Siapa namamu nona?" tanya Dipta greget karena perempuan dihadapanya tak kunjung memberitahukan namanya.
"Maiza" jawabnya singkat sambil tersenyum.
"Ya Tuhan Maiza...sepertinya tidak hanya mata indahmu saja yang ku kagumi,sekarang senyumanmu juga" Dipta mulai mengeluarkan gombalan-gombalanya.
Maiza menarik nafas dalam,laki-laki yang ada dihadapanya itu sungguh menguji kesabaranya.
Bak peramal handal Dipta tau bahwa Maiza sudah sangat kesal padanya,maka dari itu Dipta buru-buru pamit karena kalau nekat bertahan disana dengan gombalan-gombalanya takut berakhir dengan pengusiran.Dari karakter Maiza sepertinya bukan seseorang yang mudah baper hanya dari gombalan-gombalan,demikian yang ada dalam fikiran Dipta.Tetapi sebelum benar-benar pamit dari sana Dipta meminta sesuatu pada Maiza,
"Ada ballpoint?" Dipta meminta alat tulis pada Maiza.Maiza pun mengeluarkanya dari tas,lalu memberikanya pada Dipta tanpa bertanya untuk apa.
Dipta lalu mengambil ballpoint itu dan meminjam telapak tangan Maiza,Maiza menurutinya supaya cepat selesai karena ia juga sudah sangat lelah.
Dipta menulis sesuatu ditelapak tangan Maiza,ketika Dipta fokus menulis Maiza diam-diam memperhatikan wajah Dipta yang setengah bule itu,dalam hati dan fikiranya Maiza sangat mengagumi wajah tampannya Dipta.
Dipta sadar Maiza memperhatikanya,lalu ia mengerjai Maiza dengan membalas tatapanya.Maiza terkejut lalu pura-pura melihat sesuatu yang lain disekelilingnya.
Dipta tersenyum sambil melanjutkan menulisnya.
"Selesai,tapi jangan dibuka dulu.Nanti kalau aku sudah tidak ada disini baru boleh" ucap Dipta sambil menggenggamkan tangan Maiza.
"Oke Maiza..aku pulang,sampai ketemu dilain waktu" Dipta pamitan pada Maiza,dan Maiza pun mengangguk.
Setelah Dipta tidak ada lagi disana,Maiza pun membuka genggaman telapak tanganya,dan ternyata isinya nomor ponselnya Dipta,juga sebuah perintah supaya Maiza menghubunginya.
Maiza tersenyum dengan apa yang terjadi padanya dan tak pernah terbayangkan sebelumnya untuk bertemu dengan orang seperti Dipta.
...----------------...
Dipta melajukan mobilnya menuju penginapan dengan hati yang bahagia.Sesampainya dipenginapan disambut Kaili yang sangat ingin tahu apa yang dilakukan Dipta hari ini.Sebenarnya Kaili dan Kenris kedua sahabatnya Dipta sangat mendukung Dipta dalam hal ini tetapi mereka senang saja menggodanya.
"Bagaimana? Apa yang lo lakukan hari ini?" tanya Kaili dengan rasa penasaranya tinggi karena Kaili tau kalau Dipta suka melakukan hal-hal diluar nalar.
Dipta tidak menjawab hanya senyum-senyum saja sambil duduk didekat Kenris yang sedang main game diponselnya.
"Melihat dari senyumanya sepertinya dia sedang bahagia" ucap Kenris tanpa menghentikan permainan Gamesnya.
"Ceritakan,gue ingin tau apa yang membuat lo bahagia hari ini?" pinta Kaili pada Dipta dengan sedikit merayu.
"Gue berhasil kenalan dengan gadis itu" jawab Dipta sombong.
"Hah,ko bisa! Bukanya kemarin dia marah sama lo karena ketahuan lo nguntit dia!" Kaili sedikit tak percaya.
"Gue bukan penguntit" ucap Dipta tak suka.
"Oh..iya..sorry" Kaili harus minta ma'af karena tak ingin Dipta marah bisa ribet.
"Gue datang kerumahnya,gue juga bertemu dengan ibunya" Dipta berbangga diri.
"Hah! Apa?" ucapan serentak Kaili dan Kenris,mereka terkejut dengan Dipta yang nekat datang kerumah gadis itu,sampai-sampai Kenris yang lagi main Games berhenti seketika.
"Lo gila ya!" ucap Kenris dan Kaili,yang dibalas cengengesan Dipta.
"Ya gak apa-apa,gue cuman modal nekat aja jadi bisa minta ma'af padanya dan bisa kenalan denganya juga" sekali lagi Dipta membanggakan diri.
"Dari mana lo tau rumah gadis itu?" Kaili masih penasaran.
"Ya pastinya hasil nguntit lah apa lagi" savage nya Kenris keluar dan semua terdiam.
...----------------...
Ketika Maiza lagi mengerjakan tugas sekolahnya,satu pesan masuk di ponselnya.Maiza membuka pesan diponselnya itu,
"Hai"
Karena nomornya baru jadi Maiza abaikan.Tak lama satu pesan lagi masuk ke ponselnya.Maiza pun membukanya,
"Kenapa gak balas? Aku menunggu kamu menghubungiku dari tadi"
Dengan bunyi chat seperti itu bisa dipastikan itu Dipta.
"Dari mana kamu tau nomorku?" Maiza membalas pesan Dipta,karena dia penasaran yang ntah dari mana Dipta tau nomor ponselnya.Kemudian merekapun berbalas chat.
"*Rahasia,aku akan berusaha mencari tau apa yang aku inginkan" *
"Baiklah,aku lupa kalau kamu itu seorang penguntit"
"Hey...jangan pernah bilang aku penguntit,karena aku bukan penguntit,aku tak terima itu"
"Terus darimana tau no ini kalau kamu gak nguntit?"
"Aku tau dari ibumu"
"Aish...ibuuukk..." Maiza kesal pada ibunya.
"ibu,apa ibu yang memberi nomor ku pada laki-laki yang tadi siang kesini?" tanya Maiza pada ibunya.
"Iya,katanya nomormu hilang diponselnya jadi ibu kasih" jawab ibu nya datar.
"Aaaaaaaahhhhhhh" Maiza mengacak-ngacak rambutnya karena kesal.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!