...~ Happy Reading ~...
Brakk...
"Aaa..Sial amat nasib gue! " teriak Keyla, merasakan nyeri di bokong nya yang mencium aspal.
"Hei.. Dasar orang kaya sombong. Turun lo! " tantang Keyla menunjuk pada mobil di hadapan nya.
" Lo kira jalan milik nenek moyang lo apa? main nabrak anak orang aja. " Cecar nya lagi.
Dengan langkah pelan, Keyla berjalan ke arah mobil, tangan Keyla menggantung di udara saat akan mengetuk pintu mobil.
"Buset dah, ganteng benget nih orang. " gumam Keyla terperangah menatap pria yang keluar dari dalam mobil.
"Maaf, Nona. Saya buru-buru ngak sengaja menabrak anda!" ujar nya, menyatukan kedua tangan nya di hadapan Keyla sebagai permintaan maaf.
"Anda harus tanggung jawab! " sahut Keyla, memperlihat lutut nya yang berdarah pada pria tersebut.
" Baiklah, ini uang untuk Nona berobat! " Menyerahkan lima lembar uang berwarna merah pada Keyla. Belum sempat Keyla mengambil nya, suara bariton seseorang menghentikan gerakan nya.
"Tidak perlu!" potong nya cepat, merebut uang di tangan asistennya.
"Nona ini terluka, Tuan. " Jelas nya memberitahu.
" Kamu berani membantah saya? " bentak nya, dengan sorot mata tajam.
" Maaf, Tuan. "
"Dan kamu! " teriak nya kuat, hingga badan Keyla sedikit terjingkat. Mengarahkan tunjuk nya pada wajah Keyla.
"Jalan pakai mata! kalau mau bunuh diri jangan di depan mobil saya. Noh, di rel kereta api. " Cecar nya lagi, mata Keyla melotot mendengar tuduhan pria tersebut pada nya.
"Hei Tuan ! disini bukan hanya saya yang bersalah. Salah siapa bawa mobil ngebut seperti dikejar malaikat maut, " sindir nya, Keyla mendelik menatap tajam wajah pria pria tersebut.
"Kamu? " seru nya geram.
Keyla membusungkan dada nya menantang.
"Berani sama saya? apa kamu tidak tau siapa saya? " tanya nya tersenyum remeh pada Keyla.
"Saya tidak takut pada anda, Tuan! dan saya juga tidak ingin tau siapa anda." Sela Keyla tenang,Keyla menurunkan telunjuk pria yang mengarah pada nya.
"Dasar pria sombong, " sungut nya kesal.
Dengan langkah tertatih-tatih Keyla berjalan menuju motor nya.
Keyla Salsabila,seorang gadis cantik tinggi semampai, kulit bersih seputih susu meskipun tanpa perawatan salon sekalipun. Seorang mahasiswa kedokteran semester akhir di sebuah universitas terbaik di Jakarta.
"Selidiki perempuan tadi Malik! jangan sampai menimbulkan masalah di kemudian hari. " Titah nya dingin dan tegas,
sang asisten hanya geleng-geleng kepala melihat sikap bos nya. Kalau bukan karena gaji besar, sudah dari dulu Malik mengundurkan diri.
"Assalamu'alaikum, Bunda... " panggil nya, masuk ke dalam rumah.
"Bun, Keyla pulang. " Panggil nya lagi mencari keberadaan bunda nya yang tidak menyahut.
Langkah kaki Keyla terhenti di pintu ruangan tempat bunda nya biasa menjahit.Pandangan mata Keyla tertuju pada sosok yang tergeletak di lantai.
"Bunda... " Teriak nya berlari menghampiri sang Bunda. Keyla bersimpuh dan mengangkat kepala bunda ke pangkuan nya, menepuk pelan pipi bunda nya tapi tidak merespon.
"Tolong...... Siapa pun tolong! " teriak nya meminta pertolongan.
"Bun, bangun Bunda? " pipi Keyla sudah basah oleh air mata, mendekatkan minyak kayu putih di hidung sang bunda.
"Keyla! Bunda kamu kenapa Nak? " tanya salah satu tetangga Keyla.
"Key ngak tau Bu, Pas pulang Bunda udah begini. " ungkap nya sesenggukan.
"Tunggu sebentar ya! biar ibu panggil kan Pak rt, sekalian kita pinjam mobil nya bawa Bunda kamu ke rumah sakit." Timpal nya kemudian berlalu.
Keyla mondar mandir di depan ruang UGD menunggu dokter yang memeriksa bunda nya keluar.
"Gimana keadaan bunda saya, Dok? " tanya Keyla langsung saat pintu ruangan terbuka.
Dokter menghela napas panjang. "Dengan berat hati, saya harus menyampaikan kondisi pasien saat ini. Bu Widia mengidap kanker darah, dan untuk mengetahui kondisi nya lebih lanjut kita tunggu hasil lab keluar. " Terang dokter menjelaskan hasil diagnosa nya.
Deg!
Tubuh Keyla terhuyung mendengar penjelasan dokter tentang bunda nya.
Bu Widia mengidap kanker darah, ucapan Dokter terus berputar di kepala nya.Bukankah selama ini Bunda baik-baik saja, batin nya.
"Sabar ya, Nak! Tuhan tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hamba nya. " Ucap dokter pada Keyla yang begitu terpukul, menepuk pundak Keyla sebelum pergi.
Suara deringan ponsel di dalam tas menyadarkan Keyla dari lamunan nya.
"Halo Ayah, " sapa nya berusaha tenang.
"Kamu dimana? Bunda juga ngak di rumah. " tanya ayah dari seberang sana, mendengar pertanyaan sang ayah, membuat keyla tak sanggup lagi menahan air mata nya.
"Key di rumah sakit." Beritahu Keyla di sela tangis nya.
"Bunda pingsan, Keyla bawa ke rumah sakit Yah! " sambung nya, membuat ayah ikut terkejut.
Sedangkan di tempat lain, Malik hanya bisa diam dan menunduk menerima amarah bos nya.
"Saya ngak mau tau alasan nya! Kamu harus mendapatkan seluruh bukti perselingkuhan Olivia, dalam waktu satu minggu! " titah nya tegas tanpa bisa di bantah.
"Diselingkuhin sama pacar sendiri kenapa saya yang jadi korban, sungguh takdir ini tidak adil pada ku. " Malik membatin.
"Baik Tuan, " Malik berlalu meninggal kan Edgar sendirian.
Edgar Emiliano Addison,CEO Emiliano Jewerly.Di usia nya yang menginjak 26 tahun Edgar di nobatkan sebagai pengusaha sukses termuda .Kekasih dari model papan atas Olivia Jhonson. Siapa yang tidak mengenal seorang Olivia, selain terkenal sebagai model, public juga mengenal Olivia sebagai kekasih seorang pengusaha besar.
Edgar duduk di meja minibar yang ada di vila nya. Tempat
Edgar menyendiri demi mendapatkan sebuah ketenangan, menjauh dari hiruk pikuk ibu kota sejenak.Meninggalkan tuntutan pekerjaan yang selalu ia pikul. Menjadi anak laki-laki satu-satu nya dalam keluarga, bukan lah sebuah keberuntungan bagi Edgar. Banyak orang yang menginginkan menjadi seorang Edgar, hidup bergelimang harta, pewaris tunggal keluarga, memiliki kekasih idaman kaum adam. Tapi semua itu tidak seindah yang terlihat, Edgar selalu di tuntut ini dan itu sampai Edgar lupa akan jati dirinya.
"Apa kurang nya aku Olivia? apa pun yang kamu minta selalu aku berikan. " gumamnya tertawa hambar, menatap foto cantik Olivia yang ada di dinding ruangan.
"Aku memberikan segalanya untuk mu, bahkan jika kamu meminta dunia sekali pun, aku akan berjuang memberikan nya padamu. " Racau nya kemudian tertawa cemooh, pada dirinya yang tertipu wajah lugu kekasihnya.
Pikiran nya langsung tertuju pada sosok olivia yang selama ini dia puja.
****
Ini cerita kedua Author ya, sebuah cerita cinta romantis yang di awali dari kebencian, Sweet pasti nya.
Jangan lupa kasih like ya, komen, dan harus tap love nya biar kita bisa sama-sama berlayar mengarungi bahtera perjalan cinta Tuan Arogan ini.
...~Happy reading ~...
Ayah Keyla berlari di lorong rumah sakit menuju ruang ICU, dengan langkah lebar menghampiri Keyla yang duduk di kursi tunggu.
"Key! " panggil nya, membuat sang empunya menoleh.
"Ayah, " Keyla menangis di pelukan sang ayah.
"Bunda, Yah." Beritahu nya sesenggukan, masih terngiang di telinga nya saat dokter menjelaskan kondisi bunda.
"Tenang ya! Bunda pasti baik-baik saja. " Bujuk ayah lembut, mengusap punggung Keyla menenangkan.
Hati ayah juga cemas, tapi ia berusaha tegar di hadapan Keyla.
Ayah masih ingat betul saat menemukan sebotol obat di ruang menjahit istrinya, tapi saat di tanya, bunda mengatakan hanya vitamin.
"Keluarga pasien? " tanya dokter, saat keluar dari ruangan. Keyla dan ayah nya gegas beranjak.
"Saya suami nya, Dok." Tutur nya, sudah berdiri di hadapan dokter.
"Kita bicara di ruangan saya saja!" ajak nya berjalan lebih dulu, di ikuti oleh Keyla dan ayah nya dari belakang.
"Begini Pak! dari hasil laboratorium dengan berat hati terpaksa saya katakan, istri Bapak mengidap penyakit kanker darah stadium 2." Jelas dokter tersebut, menyodorkan hasil laboratorium milik Bu Widia.
"Di fase ini, sel kanker sudah mulai menyebar ke kelenjar getah bening yang dekat dengan tumor. " Sambung nya lebih menjelaskan.
Sebagai calon Dokter, Keyla tentu saja tau seberapa parah kondisi bunda nya dari hasil lab yang di berikan dokter.Tidak banyak yang bisa Keyla lakukan saat ini selain berdoa, berharap Tuhan memberi kesembuhan untuk penyakit yang menggerogoti tubuh bunda nya.
"Apa yang bisa kita lakukan Dok? supaya istri saya bisa sembuh. " Tukas nya, menatap dokter penuh harap.
"Kita bisa melakukan pengobatan dengan metode kemoterapi,imunoterapi dan terakhir operasi. " Ungkap dokter menjelaskan.
"Lebih baik kita coba metode kemoterapi bersamaan dengan imunoterapi. Imunoterapi ini merupakan metode terobosan baru dalam pengobatan kanker. Terapi ini menggunakan sistem kekebalan tubuh sendiri untuk melawan sel-sel kanker.Peluang kesembuhan semakin besar jika di lakukan bersamaan. "Tutur dokter lagi menjelaskan panjang kali lebar.
"Lakukan yang terbaik untuk bunda saya, Dok!" pinta Keyla penuh harap.
"Berapa pun biaya nya akan kami usahakan!" lanjut Keyla lagi, seolah paham apa yang akan di katakan dokter selanjutnya.
"Key! " bisik ayah menyentuh bahu Keyla.
Keyla menggelengkan kepala nya seraya mengulas senyum lembut.
"Key akan mencari pekerjaan Yah,Key akan membantu ayah mencari biaya pengobatan Bunda. " Usul nya meyakinkan sang ayah.
"Tapi kamu masih kuliah, Key. Tinggal sebentar lagi kamu lulus.Biar Ayah saja yang bekerja." Sanggah nya, kurang setuju dengan pendapat Keyla.
"Key bisa membagi waktu! Ayah tenang saja." Tutur nya lembut menggenggam tangan ayah nya.
"Terima kasih, Dok. Kami permisi dulu! " pamit Keyla mengajak ayah nya keluar.
Terlihat sang Bunda terbaring lemah di atas brankas rumah sakit dengan mata terpejam, dan punggung tangan di hiasi jarum infus.
"Ayah pulang aja, biar Key yang jaga Bunda! " Pinta Keyla, menatap wajah lelah ayah nya.
"Kasihan Aldo di rumah sendirian, Yah. " sambung nya lagi, teringat adik nya sendirian di rumah.
"Baik lah, kalau ada apa-apa hubungi Ayah! " pinta nya, mencium lembut kening istri nya sebelum pergi.
Meskipun berat meninggalkan sang istri tapi dia tidak boleh egois, karena masih ada anak yang lain yang membutuhkan nya saat ini.
"Key akan lakukan apapun, asal kan Bunda sehat kembali. " Ucap nya lirih, mengusap lembut tangan bunda nya, membaringkan kepala dengan tangan nya sebagai bantal.
Di tempat lain, disebuah mansion mewah terlihat Edgar berjalan memasuki rumah.
" Baru pulang Ed? " tanya papa saat melihat Edgar berjalan melewati ruang tamu.
" Iya Pa. " Jawab Edgar singkat, kemudian mulai melangkah menuju kamar.
"Papa tunggu kamu diruang kerja, " seru nya, Edgar melirik papa nya sekilas kemudian mengangguk.
Setelah membersihkan diri, Edgar langsung menuju ruang kerja papa nya sesuai perintah.
"Ada apa? " Tanya Edgar to the point.
"Kapan kamu akan menikah? " balas papa dengan pertanyaan.
Sebuah pertanyaan yang sangat Edgar hindari saat ini, bagaimana tidak? di usia yang ke 27 tahun Edgar harus sudah menikah, demi memperkuat kedudukan nya sebagai pimpinan perusahaan keluarga Addison. Edgar tau akan hal itu, tapi tidak mungkin menikah dengan Olivia, pantang bagi Edgar menerima bekas orang lain.
"Satu bulan sebelum ulang tahun ku, " Jawab Edgar asal.
"Bagus! Papa akan mempersiapkan pesta terbaik untuk mu, " sahut papa senang, mendengar jawaban yang Edgar berikan.
"Tapi bukan dengan Olivia," lanjut nya, membuat papa menatap Edgar bingung karena setau mereka, kekasih Edgar adalah Olivia.Setelah mengatakan itu, Edgar pergi meninggalkan papa yang masih terdiam.
"Ahhhh, " Edgar menjambak rambut nya frustasi. "Aku harus nikah sama siapa? "tanya Edgar pada diri nya sendiri.Menyesal telah mengatakan hal itu pada Papa nya, berharap lepas dari satu masalah tapi ternyata malah menimbulkan masalah lain, bahkan semakin rumit.
Berulang kali sang kekasih menghubungi Edgar, tapi tak satu pun dari panggilan itu yang mendapatkan jawaban.
Edgar meraih ponsel nya yang sedari tadi berdering berniat mematikan, tapi gerakan nya terhenti saat melihat ID pemanggil berbeda dari yang sebelum nya.
" Bagaimana? "Tanya Edgar langsung tanpa basa basi.
" Saat ini gadis itu di rumah sakit Tuan __" perkataan Malik terputus mendengar pertanyaan bos nya.
"Masuk rumah sakit karena kecelakaan tadi pagi? " sela nya meninggi. Malik menghela napas panjang, kemudian kembali bersuara.
"Bukan,Tuan. Menjaga ibu nya yang sedang sakit, " ucap nya meluruskan, membuat Edgar bernafas lega.
"Informasi selengkapnya sudah saya kirim ke email anda Tuan. " Lanjut Malik lagi sebelum Edgar memutus kan panggilan.
Setelah panggilan terputus, gegas Edgar langsung memeriksa Email yang di kirim oleh Malik.
"Keyla Salsabila mahasiswi semester akhir fakultas kedokteran di universitas xxx. " Kening Edgar berkerut saat membaca nama Universitas tempat Keyla kuliah.
"Jadi dia kuliah di kampus itu. " Gumam nya, kemudian ibu jari nya terus menscroll layar semakin kebawah membaca data diri Keyla.
"Ayah nya seorang guru Sekolah Dasar, Ibu nya mengidap kanker stadium 2 dan membutuhkan banyak biaya. "
Senyum jahat terbit di bibir tipis nya,
sebuah hal yang kebetulan tanpa sadar membuat mereka berdua terikat satu sama lain.
"Aku bisa memanfaatkan kelemahan nya ini, dan yang pasti perempuan tidak akan menolak uang. " Gumam nya seraya memutar otak berpikir keras.
Edgar menjentikkan jari saat menemukan sebuah ide yang cemerlang.
*****
Mampir yuk Say! jangan lupa kasih like ya, kasih masukan juga biar Author bisa memberikan yang lebih baik lagi.Semoga readers semua suka.
Dan jangan lupa tap love nya ya. 💞
Waktu terus bergulir, hari ini Keyla kembali mencoba keberuntungan nya.Dari pagi hingga sore Keyla kesana kemari berjalan mencari pekerjaan, dari rumah sakit kecil hingga pelayan cafe tapi sial nya tak satu pun tempat yang bisa menerima Keyla.Tanpa Keyla tau semua itu adalah ulah Tuan Muda keluarga Addison.
"Huff.. Susah juga nyari pekerjaan ternyata!" gumam Keyla, mendudukkan bokongnya di kursi taman seraya mengipas tubuh yang terasa gerah menggunakan map di tangannya
"Kemana lagi gue harus nyari pekerjaan?" Tanya nya mulai putus asa.
Setelah merasa lebih baik, Keyla kembali melanjutkan perjalanan untuk mencari pekerjaan.
Karena Keyla kurang memperhatikan jalan, hampir saja tubuh nya terserempet mobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Andai seseorang terlambat menarik tubuh nya.
"Astaga! apa aku udah mati? tapi aku ngak merasakan apa pun. " Jerit nya dengan mata terpejam, "Ya Tuhan! jangan dulu ambil nyawaku, aku harus membantu ayah mencari biaya pengobatan Bunda. " Racau nya lagi tanpa beranjak dari posisi nya.
"Woi! minggir kamu dari atas tubuh ku, " teriak seseorang, dengan takut-takut perlahan Keyla membuka mata.
Kedua mata Keyla melotot sempurna melihat diri nya berada di atas tubuh seseorang.
"Kau! " pekik nya, kemudian bangkit dan pergi begitu saja.
"Dasar! perempuan tidak tau di untung. " Hardik nya keras pada Keyla, langkah Keyla terhenti, kembali memutar badan menatap pada pria arogan itu.
"Terima kasih, " jawab Keyla singkat, kemudian melanjutkan langkah nya.
Tapi baru juga tiga langkah, kaki nya kembali terhenti saat mengingat sesuatu tidak ada di tangan nya.
"Kamu mencari ini? " Tanya nya menaikkan turun kan alis nya, mengangkat sebuah map milik Keyla.
"Berikan! " pinta Keyla menghampiri pria itu ingin mengambil map milik nya.
"Eits, tidak semudah itu!" kilah nya tersenyum miring menatap Keyla. Edgar mengangkat map setinggi mungkin saat Keyla mencoba merebut nya.
Karena tinggi tubuh Keyla hanya sebatas dada Edgar membuat Keyla kesulitan merebut map tersebut. Ya, orang yang menolong Keyla adalah Edgar Emiliano Addison.
"Aku bisa membantu mu! " usul nya seraya membolak-balikkan kertas isi map Keyla.
"Cantik juga ternyata, tidak terlalu buruk di jadikan istri. " gumamnya lirih hampir tak terdengar.
"Aku tidak butuh bantuan mu, " potong Keyla cepat, menatap sinis pria sombong di hadapan nya itu.
"Jangan terlalu sombong Nona, apa yang kamu miliki untuk di sombong kan? selain tubuh kerempeng mu itu, " hina nya lagi menatap Keyla dari atas sampai bawah dengan tatapan mengejek.
"Meskipun aku miskin tapi aku masih punya sopan santun, tidak seperti anda yang berasal dari keluarga kaya tapi tidak memiliki moral. " Cecar nya, kemudian berbalik meninggal kan Edgar yang murka mendapatkan hinaan dari perempuan seperti Keyla.
"Setelah menghina ku, seenak nya kau pergi tanpa meminta maaf! " Desis nya di telinga Keyla.Mencekal tangan Keyla hingga membuat sang empunya meringis.
"Lepas! " bentak nya. Menepis kasar tangan Edgar, menatap tajam pada pria yang bermulut pedas level 10 kalau bicara menurut penilaian Keyla.
"Kemana pun kamu mencari pekerjaan tidak akan ada yang menerima, saya bermurah hati ingin menolong mu tapi malah sok jual mahal! " Terang nya berusaha meredam emosi demi mendapatkan Keyla.
"Saya tidak butuh pertolongan mu. " Tolak Keyla, merebut map milik nya kemudian pergi meninggalkan Edgar.
"Kalau kamu berubah pikiran, hubungi kartu nama yang terselip di dalam map itu, " ucapnya lagi, yang masih bisa di dengar oleh Keyla karena jarak kedua nya belum terlalu jauh.
Edgar menyeringai menatap punggung Keyla yang semakin menjauh.
Keyla kembali ke rumah sakit untuk menjaga bunda nya bergantian dengan sang Ayah. Malam berganti pagi mengikuti rotasi bumi, begitupun dengan manusia kembali melakukan aktivitas nya seperti biasa.
"Key.. Bangun Nak!" panggil bunda lirih, bunda membangun kan Keyla yang tidur membungkuk di kursi dengan meletakkan kepala di ranjang.
"Key.. Sebentar lagi Dokter datang untuk visit, buruan bangun. "
Mata Keyla perlahan terbuka, mengerjap menyesuaikan dengan cahaya di sekitar nya.
"Sudah pagi ya Bun? " tanya Keyla mengucek mata nya yang enggan terbuka sempurna.
"Ini udah siang Key, bentar lagi Dokter pasti datang." Ujar nya.
Benar saja apa yang bunda katakan, baru saja bunda selesai bicara pintu sudah di buka terlihat dokter masuk ke ruangan tersebut.
"Bisa ikut saya sebentar Nona! " pinta dokter paruh baya itu menatap pada Keyla, terlihat Keyla mengangguk.
" Bunda istirahat dulu! Key nemuin Dokter sebentar! " ucap nya, kemudian keluar menyusul dokter yang menangani bunda nya.
"Dokter!" sapa Keyla, masuk dan langsung duduk di kursi seberang dokter tersebut.
"Kondisi Ibu Widia semakin hari semakin melemah, kita harus segera melakukan kemoterapi secepat mungkin. Untuk itu silahkan Nona usaha kan biaya kemoterapi lebih dulu! supaya kami bisa mulai terapi nya. " Terang dokter menjelaskan, membuat tubuh Keyla lemas seketika.
"Bagaimana ini? apa yang harus ku lakukan? " tanya nya dalam hati. Keyla memijat ruang di antara alis nya dengan mata terpejam.
"Baik Dok! akan saya usaha kan."
Dengan langkah gontai, Keyla berjalan keluar dari ruangan Dokter. Tanpa sadar kaki nya melangkah ke taman rumah sakit, duduk di kursi taman menatap jauh ke depan dengan tatapan kosong.
"Apa aku harus menerima tawaran pria arogan itu? " tanya nya pada diri sendiri, sedetik kemudian kepala nya menggeleng. "Tidak, aku tidak mau berurusan dengan pria bermulut pedas seperti dia, bisa-bisa aku di tindas tiap detik. " Lanjut nya lagi, mengingat bagaimana kasar nya pria itu bicara pada nya.
"Tapi aku membutuh kan uang secepat nya, Ahhh pusing. " Keluh nya lagi, Keyla menjambak rambut frustasi, merasa tidak mendapatkan solusi dari masalah nya.
Keyla kembali masuk ke kamar perawatan bunda, membantu bunda sarapan setelah nya Keyla segera mandi membersihkan diri. Dengan harapan, habis mandi pikiran Keyla yang buntu bisa terbuka lebar.
Ceklek.
Keyla keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih fresh dari sebelum nya. Pandangan Keyla tertuju pada map yang terletak di meja nakas samping ranjang.Membuka map tersebut, dan benar saja Keyla menemukan sebuah kartu nama.
"Edgar Emiliano Addison. " Gumam Keyla membaca nama yang tertulis di kartu nama tersebut.
"Apa aku harus minta tolong pada nya? "
Keyla menatap kartu nama ditangan nya.Keyla bimbang memikirkan keputusan nya, kesehatan bunda menurun dan harus segera di tangani atau mempertahankan harga diri nya yang sudah menolak mentah-mentah tawaran pria tersebut.
****
Tinggalkan jejak kalian ya! kasih like, komen, vote juga. Dan jangan lupa tap love nya readers semua.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!