NovelToon NovelToon

Hidden Love In The School

1.Mulai ada rasa

Banyak orang bilang “cinta akan datang karena terbiasa bersama”, mungkin kata kata itu yang sedang terjadi kepadaku. Menjalani hari hari bersamanya, mengukir sejuta senyuman setiap harinya serta saling melengkapi satu sama lain telah aku lalui 2 tahun lamanya. Sebuah rasa yang pada awalnya tidak aku sadari karena aku belum pernah merasakannya pada siapapun. Tapi semakin keras aku menentangnya, justru aku semakin sadar bahwa ini bukan hanya perasaan biasa sebagai seorang teman.Mungkin mencintainya dalam diam adalah sebuah pilihan terbaik agar aku bisa mengaguminya tanpa harus merusak pertemanan kami. Karena dalam diam juga aku bisa menyukainya sepuasku tanpa adanya sakit karena penolakan. Bohong kalau aku mengatakan aku tak ingin memiliki raganya.Tapi aku sadar diri dari mana diriku berasal, ayahku yang berprofesi sebagai pedagang dan ibuku setiap harinya menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga. Apalagi untuk saat ini aku hanya ingin fokus pada sekolahku dan belajar dengan giat supaya aku bisa meraih nilai setinggi tingginya dan aku bisa melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi melalui jalur beasiswa.

Aku jatuh cinta dengan temanku sendiri. Sosok lelaki yang membawa begitu banyak bunga ke dalam hidupku dan selalu menyirami hatiku dengan semua perhatiannya. Walaupun aku tahu semua perhatiannya adalah bentuk kasih sayangnya pada seorang teman. Tapi justru hal hal itulah yang akhirnya membuatku salah mengartikan sehingga akhirnya timbul rasa nyaman saat berada di dekatnya. Kami bertemu saat kami berdua bersekolah di sekolah SMA yang sama. Sebenarnya Arga bukanlah penduduk asli di kampungku, dia hanyalah murid pindahan dari kota x. Dan disinilah kisahku dimulai, saat aku menyadari bahwa ternyata aku sudah mulai mencintainya.

Namanya Arga Dirgantara, walaupun aku baru mengenalnya di bangku kelas X tapi nyatanya aku bisa berteman dekat dengannya. Dimulai dari kami yang selalu sekelas ditambah dia yang duduk di belakang mejaku dan seringnya Arga meminjam bukuku menjadikan kami semakin dekat seperti sekarang. Sejauh ini menurutku Arga adalah sosok teman yang lumayan dingin karena hanya orang orang tertentu saja yang bisa dekat dengannya. Tapi di balik sikapnya itu dia adalah sosok yang cukup peduli pada sesama. Arga sendiri mempunyai postur tubuh yang tidak terlalu berisi namun tinggi,selain itu juga wajahnya yang cukup tampan menjadikannya sebagai salah satu sosok idola di antara para siswi siswi di sekolah ini.T ak sedikit banyak para siswa sekolah terutama wanita yang sering mengirimi dia hadiah. Tapi sepertinya Arga tidak terlalu menanggapinya karena Arga terlalu banyak cueknya daripada meladeninya. Di kampung, Arga tinggal bersama nenek dan kakeknya, entah kemana kedua orang tuanya karena setahuku Arga pernah bercerita bahwa dia lebih memilih tinggal di kampung dibanding harus tinggal dengan orang tuanya yang hampir tak pernah punya waktu untuknya. Entah orang tua Arga berprofesi sebagai apa sehingga Arga terlihat begitu banyak menyimpan kekecewaan di sudut matanya setiap kali menceritakan kedua orang tuanya. Dan hal itu juga yang membuatku urung mencari tahu lebih dalam tentang kedua orang tuanya.

Sedangkan namaku sendiri adalah Nayara Adelia, aku adalah anak satu satunya dari pasangan suami istri bernama pa Rahmat dan bu Siti. Tidak ada yang istimewa dari diriku, terlebih lagi aku bukanlah tipe tipe wanita yang mempunyai tubuh ideal bak artis korea dengan kulit wajah yang glowing atau kulit putih mengkilap seperti lantai marmer. Tubuhku sedikit kurus namun cukup tinggi bila dibandingkan dengan teman temanku yang lainnya. Warna kulitku putih serta memiliki rambut yang hitam dan lurus.

Bersambung

2.Selalu Berdebar

“nayaaaa…..”terdengar suara bariton memanggil namaku dan langsung menghentikan langkahku yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah hendak mencari angkutan umum karena jam sekolah sudah usai.Aku tak perlu menerka nerka siapa pemilik suara indah yang akhir akhir ini sering terngiang ngiang di telingaku.Kuhentikan langkahku yang saat itu sedang beriringan dengan temanku jihan,aku mencoba menolehkan kepalaku ke belakang hendak mencari darimana sumber suara itu berasal.Ternyata sumber suara itu berada lumayan jauh di belakangku.Kulihat perlahan namun pasti pria yang selalu memenuhi otakku berjalan menghampiriku.Tampak dia seperti kehabisan nafas dan menimbulkan bulir bulir keringat di dahinya walaupun tidak banyak tapi aku masih bisa melihatnya karena memang cuaca hari ini pun sedang terik teriknya.Entah alasan apa yang membuatnya harus berlari mengejarku dan entah kenapa saat wajahku tepat berada di dekat wajahnya jantungku pun seolah bersambut dan berpacu lebih cepat dari biasanya,entahlah hati dan jantungku selalu berdebar dibuatnya.Masih dengan nafas yang memburu,terlihat lelaki ini menyunggingkan senyumnya yang senyumannya itu mampu mengalihkan duniaku dan membuat aliran darahku terasa berdesir(terdengar lebay dan hiperbola tapi memang itulah indahnya jatuh cinta pada pandangan pertama yang aku alami hehehe).Tanpa aku sadari aku meraih selembar tisu di dalam tasku,barang yang tak pernah absen yang selalu kubawa kemanapun,tanganku mulai bergerak meletakkan tisu yang sedang kupegang di keningnya dan mulai mengelap buliran keringat yang hendak menetes mengenai pipinya itu.Entah apa yang sedang merasukiku hingga berani melakukan hal yang terlihat sepele tapi menjadi pusat perhatian siswa siswa yang sedang meninggalkan gedung sekolah.”eh…maaf maaf”tersadar dengan sikap spontanku barusan lantas aku menarik kembali tanganku dan menyembunyikannya di balik punggung karena sikap gugup kembali hinggap di tubuhku.

“santai aja nay....kalau boleh sih lanjutin ngelapin keringat akunya”ujar arga sambil kembali menyunggingkan senyum manisnya.Aku semakin dibuat oleh ucapan arga barusan.

“oia aku tuh mau pinjem buku fisika kamu soalnya tadi di kelas belum sempat mencatat semua pelajarannya boleh kan?”ujar arga.Mungkin ini sudah ke berapa ratus kali arga sering meminjam bukuku hanya untuk dibawa pulang dan menyalinnya,tapi aku tak pernah bisa untuk menolaknya,seperti biasa aku pasti akan meminjamkannya.

“bentar yah…”sahutku sambil membuka resleting tas sekolahku hendak mencari buku yang akan dipinjamkan pada arga.

“nih…..jangan malas malas makanya biar di rumah ga terlalu banyak tugas.”ledekku pada arga seperti biasanya sambil.menyerahkan buku catatan yang aku sampul rapi dengan kertas berwarna coklat.Arga pun menerimanya lalu memasukannya ke dalam tasnya.

“oia nay…apa kamu aku antar pulang aja?aku bawa motor kok.”tanya arga padaku sambil sesekali melirik temanku jihan.

“eh gak usah ga..makasih tapi hari ini aku pulang bareng jihan aja soalnya kebetulan aku sama jihan mau mampir dulu ke toko buku ada yang mau aku beli.iya kan han?”tanyaku pada jihan sambil memberikan kode kedipan sebelah mata kanan seolah aku meminta pada jihan bahwa aku sama jihan emang sudah janjian mau pergi ke toko buku,padahal aku sama jihan tidak ada janji pergi kemanapun ini hanya akal akalanku saja karena makin sering dengan arga aku tak menampik perasaanku semakin dalam,untuk itu sebisa mungkin aku harus memberi jarak dengan arga walaupun hal itu mungkin akan menjadi pertanyaan suatu saat nanti.

            "Baiklah..kalau hari ini kamu tidak bisa besok mungkin kamu bisa"tawar arga padaku sambil sesekali menaik turunkan alisnya.

            "Iya…insyaAllah besok aku bisa,yaudah aku duluan yah ga bye"sahutku sambil meraih tangan jihan agar cepat pergi dari hadapan arga,sangat bahaya kalau aku lama lama berdekatan dengannya bisa bisa jantungku keluar dari persembunyiannya.

Bersambung

3.Salah tingkah

"Kamu kenapa sih nay?mukamu kenapa kaya kepiting rebus begitu?"tanya jihan yang ternyata sedari tadi memperhatikan wajah dan tingkah ku yang terlihat salah tingkah setelah bertemu dengan arga.Jihan sebenarnya adalah temanku dari kecil,kami berdua memang sangat dekat sampai sekolah dari SD sampai SMA pun kami selalu bersama.Jihan juga merupakan sahabat baiku,aku dan jihan tak segan menceritakan apapun,entah itu tentang sekolah ataupun tentang kisah asmara kami berdua.Tapi rasanya untuk kali ini aku belum siap bercerita tentang arga kepada jihan,aku benar benar ingin memastikan dulu kalau perasaanku pada arga bukan hanya sebatas rasa kagum saja.

               Mendengar pernyataan jihan yang baru saja mengataiku seperti kepiting rebus seketika akupun langsung saja memegang wajahku serta meraba rabanya.Ah iya aku baru sadar apa iya dengan aku memegang wajahku aku bisa melihat warna wajahku?seharusnya aku membutuhkan cermin ya cermin.Tapi kan di dalam tasku tidak ada cermin?kubuka tasku kembali mencari sebuah benda yang bisa aku jadikan cermin untuk melihat wajahku.Ponsel aku baru mengingatnya,aku langsung saja mencari benda pipih tersebut setelah dapat barulah mengarahkan kamera depan tepat di hadapan wajahku,agar aku bisa melihat seberapa merahnya wajahku ini.

               Ah iya kenapa wajahku bisa semerah ini?sudah seperti disembur blush on saja.gumamku dalam hati.

"ah tidak ini mungkin karena efek dari sinar matahari aja jadi wajahku memerah."aku sengaja mencari alasan yang masuk akal agar jihan percaya.

"benar juga kamu nay,hari ini emang terik banget yah?yaudah kita pulang aja yu aku udah pengen cepet sampai rumah nih."pinta jihan sambil menarik pergelangan tanganku.

*******

Keesokan harinya seperti biasa naya tengah bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.Sambil menunggu sarapan siap,naya memasukan buku buku pelajaran yang akan dibawanya hari ini,sebenarnya naya akan merapikan buku bukunya pada malam hari setelah dia belajar tapi karena tadi malam rasa kantuk menyerangnya maka naya memutuskan untuk pergi beristirahat dan langsung terlelap begitu saja saking lelahnya.

         Sementara di dapur bu siti yang tak lain adalah ibunya naya tampak tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.Ya di rumah yang tampak sederhana itu hanya dihuni oleh naya serta ayah dan ibunya karena memang naya yang notabennya adalah anak tunggal.Tak berselang lama meja makan yang tadinya kosong melompong kini telah dipenuhi oleh hidangan hidangan yang tampak sederhana namun terasa nikmat bila dinikmati dengan orang orang tersayang.Tampak sekali asap masih mengepul dari atas nasi goreng yang baru saja diangkat dari atas wajan,tak lupa juga ada telur ceplok serta kerupuk yang tak pernah absen sebagai menu pendamping wajib di keluarga satu ini.

"Ayah….naya….sarapannya sudah siap,ayo kita makan"teriak bu siti dari arah meja makan yang memanggil anak dan suaminya.

         "Iya bu sebentar"sahut naya dan ayahnya yang begitu kompak.Di kamar naya nampaknya masih sibuk dengan mengotak ngatik gaya rambutnya mau diapakan hari ini.Sementara di ruang makan sang  ibu sedang sibuk menuangkan menu sarapan pada piring naya dan suami nya.Pa rahmat tampak sudah rapi dengan setelan kemeja dan celana bahan,seperti biasa setiap pagi pak rahmat akan berangkat ke pasar dimana toko nya tempat mencari nafkah itu berada.Beliau menghampiri sang istri yang dilihatnya tengah sibuk dan tak lupa mendaratkan kecupan di kening sang istri.Ayah naya termasuk suami yang romantis walaupun usia pernikahan mereka sudah belasan tahun tapi tak membuat keromantisannya pada sang istri pudar begitu saja termakan usia.Maka tak heran naya selalu berangan angan jika dia menikah nanti naya ingin mendapatkan sosok suami yang sama seperti cinta pertamanya yang tak lain adalah ayahnya sendiri.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!