Pagi itu, adalah hari pertama maira masuk kerja, setelah dia menyelesaikan kuliah nya di manajemen akuntansi. Maira merupakan gadis yang pintar, sehingga bisa menyelesaikan kuliah nya lebih cepat dari perkiraan.
Pagi itu Maira dengan terburu-buru turun dari lantai dua rumahnya. Dia berjalan menuju meja makan untuk berpamitan kepada kedua orang tuanya.
"Mai, kamu tidak sarapan dulu?" tanya mama nya.
"Tidak ma, Mai sudah terlambat." jawab maira terburu-buru.
"Sayang ini baru jam 06.20 menit." ucap papa.
"Tapi pa, ini hari pertama maira masuk kerja, tidak baik kan kalau terlambat?" tanya maira lagi.
"Ya sudah ,kamu hati-hati ya nak!" ucap papa lagi .
Tanpa membuang waktu maira langsung mencium tangan kedua orang tuanya, dan mencium pipi papa dan mama nya.
Mai berangkat kekantor nya menggunakan taksi online, dia tidak ingin membawa mobil pribadinya ke kantor. Taksi yang dipesan maira pun sudah sampai didepan pagar rumah nya.
Tanpa menunggu lama lagi maira langsung masuk kedalam taksi berwarna hitam itu, Dan membawanya ke perusahaan tempat dimana dia melamar pekerjaan.
Maira yang pagi itu baru sampai ,menatap kagum ke arah gedung megah itu, tempat dimana dia akan memulai karir nya.
perlahan namun pasti, maira melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantor megah itu. Dia langsung menuju ke meja resepsionis.
"Permisi mbak!" ucap maira.
"Iya mbak, apa ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu resepsionis.
"Saya pegawai baru disini, saya ingin bertemu dengan kepala HRD dikantor ini apa sudah datang?" tanya maira dengan sopan.
"Belum mbak, lebih baik mbak langsung tunggu didepan ruangan nya."
"Iya terimakasih!" jawab maira.
Maira pun pergi dari sana menuju ruang HRD, dan tentu saja tidak sulit untuk nya. karena dia pernah kesana saat melakukan tes untuk melamar pekerjaan.
Tak berapa lama seorang wanita paruh baya, yang merupakan kepala HRD itu pun datang, dan langsung bertemu dengan maira didepan ruangan nya.
"Selamat pagi Bu!" sapa maira sopan.
"Selamat pagi!" jawab perempuan itu.
"Kamu sudah datang maira?"
"Iya Bu Dita."
"Kalau begitu tunggu sebentar, saya akan mengantarkan kamu keruangan."
"Iya terimakasih."
Mereke pun berjalan beriringan menuju keruang kerjanya maira. disana maira bekerja sebagai sekretaris dari pemilik perusahaan itu.
Maira sedikit gugup karena dia belum bertemu dengan Big bos dari perusahaan tempat dia bekerja.
"Maira, ini ruangan kamu!"
"Kamu jangan khawatir Bos kita pak Aditya adalah orang yang baik." ucap buk Dita Karen melihat maira sedikit Gugup.
"Iya Bu, terimakasih."
"Kamu sudah pelajari kan apa saja tugas kaku disini?" Tanya buk Dita pada maira.
"Sudah buk." jawab maira.
"Kalau begitu saya tinggal Dulu, bekerjalah dengan baik."
"Iya buk."
Setelah buk Dita pergi, maira langsung merapikan meja yang sedikit berantakan, mungkin sejak ditinggal oleh pemilik sebelumnya. Yang menurut kabar beliau resain dari perusahaan ,karena ingin fokus mengurus anak nya.
Maka dari itu kali ini , perusahaan Aditya memutus kan untuk mencari sekretaris baru yang masih single. Agar tidak terikat dengan keluarga.
Setelah membereskan semuanya, maira pun duduk di kursi milik nya, sambil membuka-buka jadwal dari kegiatan Bos nya.
jam sudah menunjukkan pukul 09.30 pagi , namun pria yang bernama Aditya itu belum juga datang kekantor, maira pun berpikir iseng, mungkin saat ini dia sedang sakit, karena usianya.
Dan pada saat dia sedang fokus dengan buku catatan yang diberikan oleh Dita, dia sampai tidak tau kalau ada seseorang yang sedang berdiri tidak Jauh dari tempat nya duduk.
"Permisi!" ucap seorang pria yang baru saja datang.
"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya maira.
"Apa bapak mencari pak Aditya?" tanya maira menebak saja.
"Maaf pak, tapi beliau belum datang." jawab nya masih dengan tutur kata yang sopan.
"Kamu sekretaris baru?" tanya pria yang masih berdiri dihadapan nya.
"Iya pak, saya baru bekerja hari ini." jawab maira jujur.
"Ya sudah, kalau begitu saya permisi."
"Iya pak."
Maira sedikit heran, karena pria itu tidak mengatakan hal apapun padanya.Namun dia tak ingin ambil pusing, maira kembali fokus pada jadwal dari Bos nya.
Dan telpon yang ada dimeja nya pun berdering, maira langsung mengangkat nya.
"Halo , apa ada yang bisa saya bantu?" tanya maira.
"Tolong keruangan saya sekarang!" pinta suara yang dari seberang sana.
"Iya pak!"
telepon itu pun ditutup. Maira pun sedikit bingung siapa yang menelponnya. Dan kenapa dia tidak bertanya. Setelah berdiri sesaat di mejanya. Maira pun berpikir untuk keruangan Bos nya saja.
Maira mengetuk pintu ruangan Aditya sebelum dia masuk. Dan terdengar suara dari dalam yang memintanya masuk.
Perlahan maira berjalan menuju kemeja lelaki yang bernama Aditya tersebut, yang saat itu sedang membelakangi dirinya.
"Permisi pak, bapak memanggil saya?" tanya maira hati-hati .
Dia tidak ingin dipecat dihari pertamanya kerja, karena salah melakukan sesuatu.
Dan tak berapa lama, lelaki yang membelakanginya membalikkan kursi putarnya menghadap ke arah maira.
Dan maira mencoba menyembunyikan kekagetan nya ternyata lelaki yang ada dihadapannya, adalah yang menemuinya tadi di ruangan.
"Kamu sudah tau apa saja tugas kamu?" tanya lelaki dihadapannya tanpa basa-basi.
"Sudah pak." jawab Mai.
"Kenalkan saya Aditya, yang akan menjadi atasan kamu."
Aditya mengulur kan tangannya ke arah maira, dan ternyata kali ini maira salah menduga lagi, Aditya bukanlah orang yang sombong.
Maira langsung menyambut ukuran tangan Ari Aditya, dan membalas senyum lelaki itu.
"Saya maira pak."
"Iya maira, mulai hari ini mudah-mudahan kita bisa bekerjasama dengan baik." ucap Aditya.
"Iya pak."
Maira tersenyum tenang, ternyata Bos nya bukanlah orang yang killer seperti bayangan nya. Dia pun izin untuk kembali ke ruangan nya.
Kebetulan hari ini tidak ada kegiatan meeting ataupun rapat diluar kantor untuk Aditya, jadi maira bisa mulai membereskan ruangannya, yang saat itu masih ada beberapa file yang tidak rapi.
Ternyata pagi yang cerah hari itu benar-benar sedang menggambarkan hatinya maira yang sedang bahagia , memulai karir nya ditempat yang nyaman menurutnya saat ini.
Maira pun begitu bers mngat, berbenah diruang kerjanya, dia mulai menata barang-barang miliknya yang tadi sempat dibawa oleh maira, beberapa buku yang suka dibaca oleh nya.
"Mudah-mudahan ini awal yang naik untuk diriku." ucap maira pada dirinya sendiri.
Hari-hari yang beberapa bulan ini hanya dilaluinya dengan berdiam diri dirumah, akhirnya berakhir sudah. Karena mulai pagi ini dia akan menghabiskan waktunya dikantor .
Dan mengurus setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh bos nya Aditya, Maira berharap semua nya berjalan sesuai harapan nya. Namun akan kah semua pekerjaan maira berjalan dengan lancar?
Setelah seharian bekerja, Akhirnya tibalah waktunya maira pulang. Setelah membereskan mejanya merah pun bergegas pulang. tidak lupa sebelumnya dia memesan taksi online untuk mengantarkannya.
Sudah hampir 1 jam Maira menunggu taksi yang telah dipesannya namun belum juga sampai. merah terlihat sedikit kesal karena hari semakin gelap.
pada saat Maira sedang berdiri di depan gerbang kantor sebuah mobil hitam berhenti di hadapannya. Namun maira sama sekali tidak menatap ke arah mobil tersebut ia sibuk dengan handphonenya.
sampai akhirnya sebuah suara membuat maira mengalihkan pandangannya, dan ternyata pemilik mobil dihadapan nya, adalah pak Aditya.
"Maira!, Kamu belum pulang?" tanya pak Aditya ramah.
" Belum pak, saya masih menunggu jemputan." jawab maira tidak kalah ramah.
"Kalau begitu biar saya antar saja."
"Tidak udah pak, taksi yang saya pesan sebentar lagi pasti datang."
"Ini sudah sore, bahkan kaku lihat cuaca mau hujan." jawab Aditya lagi.
"Tidak apa-apa pak!"
"Bapak duluan saja." jawab maira.
"Ya sudah ,kalau begitu kamu hati-hati." ucap Aditya.
Maira hanya membalasnya dengan mengangguk kan kepalanya. walaupun dia baru disana ,tapi dia banyak mendengar kalau pak Aditya itu adalah orang yang baik dan ramah dengan bawahannya.
Jadi tidak mengherankan lagi untuk maira, kalau tiba-tiba dia mengajaknya pulang karena melihat maira sendirian.
Saat ini maira hanya perlu menyesuaikan diri ditempat yang baru. memahami karakter dari kawan-kawan dan juga tugas-tugas nya disana.
Tak berapa lama setelah Aditya pergi, taksi yang dipesan maira pun datang, ternyata taksinya tadi sempat mengalami bocor ban, sehingga lama sampai ketempat nya.
Maira langsung masuk kedalam taksi online tersebut dan pulang kerumah nya. Dia ingin istirahat karena besok akan kembali bekerja.
Malam itu maira pun mempersiapkan file untuk meeting besok, karena mereka akan meeting diluar dengan perusahaan lain.
Mungkin pekerjaan itu masih asing untuk nya, namun maira harus membiasakan diri. setelah pekerjaan nya selesai maira pun bergegas tidur.
Seperti pagi kemarin maira berangkat sangat pagi untuk ke kantornya. Namun pagi ini kedua orang tuanya tak lagi protes, karena mereka tau bagaimana sifat anak nya maira.
Maira adalah orang yang tidak ingin terlambat dalam melakukan segala sesuatu.
sekitar pukul 08.00 pagi pak Aditya pun sampai dikantor, dan langsung menuju ruangan nya maira.
"Selamat pagi maira!"
"Pagi pak!"
"Apa semua file nya sudah siap?" tanya Aditya.
"Sudah pak, tapi lebih baik bapak cek dulu."
"Sudah, saya yakin semuanya sudah Aman."
"Tapi pak, ini pengalaman pertama saya. Mungkin untuk meyakinkan lebih baik bapak periksa dulu." jawab maira.
Jujur saja maira masih sedikit ragu-ragu, karena ini pertama kali dia bekerja dengan pak Aditya, dia khawatir kalau hasil kerjanya tidak sesuai harapan bos nya itu.
"Ya sudah, kamu bawa file nya keruangan saya." pinta Aditya.
"Iya pak."
Maira pun bergegas mengikuti bos nya itu ke ruangan nya. Dan langsung masuk bersama dengan si bos.
"Duduklah dulu!" pinta Aditya.
"Baik pak."
Setelah maira menyerahkan file yang dibawanya, Aditya terlihat begitu teliti melihat file tersebut. Sampai-sampai membuat maira gelisah.
"Semuanya bagus." ucap Aditya setelah menutup file yang tadi sedang dibaca nya.
" Alhamdulillah, terimakasih pak." jawab maira dengan senyuman.
"Sebenarnya saya tidak perlu membaca lagi hasil kerja kamu "
"Karena kamu kan lulusan terbaik, jadi kemampuan kaku sudah tidak diragukan lagi." ucap Aditya dengan senyum.
"Kita akan berangkat sekitar pukul 10.00."
"Lebih baik, kamu sarapan dulu."
"Tapi pak!" ucapan maira tertahan.
"Saya tau kamu belum sarapan."
"Jangan tanya kenapa saya tau "
"suara cacing diperut kamu terdengar sampai ke telinga saya."
Maira reflek memegangi perut nya, dan membuat Aditya tertawa geli. tentu saja maira jadi malu.
Dia pun langsung izin menuju ke kantin, karena memang dia belum sarapan, tapi maira yakin kalau suara cacing diperutnya itu hanya lelucon saja.
Tapi maira memang harus sering melihat beberapa tempat dikantor itu agar dia bisa cepat akrab dengan situasi kantor nya .
Di kantin, maira bertemu dengan beberapa rekan kerja lain, Mereke cukup ramah, akhirnya maira memutuskan untuk makan bersama.
"Maira!" panggil salah satu staf yang duduk disampingnya maira.
"Hmm!" jawab maira singkat.
"Mai, bagaimana bekerja dengan pak Aditya?" tanya lani.
"Ya sejauh ini aman saja."
"Menurut kamu pak Aditya itu bagiamana?" tanya Sasa .
"Baik." jawab maira singkat.
"Bukan itu maksudnya maira." ucap Sasa.
"Lalu apa lagi?" tanya maira bingung.
"Maira, maksud Sasa itu, apa pak Aditya itu menarik menurut kamu?" tanya lani.
"Kenapa jadi nanya gitu, menurut ku sebagai bos dia baik."
"Dan aku hanya menilainya sebagai seorang bos saja." jawab maira jujur.
"Apa kamu tau , kalau banyak karyawati yang jatuh hati dengan pak Aditya?" tanya lani lagi.
"Tidak, aku baru dua hari disini. Dan juga tidak punya kawan menggosip." jawab maira asal sambil nyengir.
Membuat kedua temannya geleng-geleng kepala. Untuk maira pun itu bukanlah hal yang penting yang harus dia tau. Karena dia kekantor hanya untuk bekerja.
Apalagi maira belum lagi bisa membuka hatinya untuk siapapun. Untuk maira saat ini dia hanya ingin fokus mengejar karir nya. dia tak perduli kalaupun dikatakan perawan tua. Dia usia nya yang hampir kepala tiga, maira masih juga belum menikah.
Setelah selesai sarapan maira langsung menuju ruangan nya ,karena dia akan pergi meeting bersama pak Aditya.
"Maira, kita berangkat sekarang?" tanya Aditya.
"Iya pak, baik." jawab maira dan langsung bangun dari duduk nya.
Mereka berdua, berjalan menuju ke mobil milik Aditya. jujur saja maira sedikit canggung karena harus semobil dengan seorang lelaki.
"Ayo !" ajak Aditya.
Maira tak lagi membantah, dan duduk didepan berdampingan dengan Aditya. Mobil terus melaju menembus jalan raya.
Sepanjang perjalanan maira hanya diam saja, dia tak bicara sepatah kata pun, begitu juga dengan Aditya. Namun sesekali Aditya melirik Gadis yang duduk disampingnya.
Mobil mereka pun terparkir sempurna disebuah restoran mewah, yang kemungkinan akan digunakan untuk tempat meeting.
Maira mengikuti Aditya menuju privat room, yang telah dipesan oleh relasi dari perusahaan mereka.
Ini memang bukan pertama kali untuk nya ikut meeting, karena sebelum nya pada perkuliahan terakhir maira juga sempat ikut dengan bos nya ditempat dia magang untuk meeting.
Maira duduk disamping Aditya, sambil menunggu kolega mereka datang.
"Pak Aditya, maira izin ke toilet sebentar !"
"Iya, pergilah!"
Tanpa membuang waktu maira langsung meninggalkan private room dan pergi ke toilet. Dan saat maira kembali sudah ada orang lain disana, maira yakin itu adalah kolega dari perusahaan Aditya.
"Maaf pak, saya sedikit terlambat!" ucap maira namun masih belum melihat siapa kolega dari Aditya.
"Tidak apa-apa!"
"Pak kenal kan ini sekertaris saya." Aditya memperkenalkan maira.
Dan saat itu maira membalikkan badannya menghadap ke arah kolega mereka. dan betapa terkejutnya maira, karena yang bekerja sama dengan perusahaan Aditya adalah bukan orang asing baginya.
Siapakah sebenarnya kolega dari Aditya? dan ada hubungan apa dengan maira?
Maira yang baru saja Kembali dari toilet pun begitu kaget ketika melihat kolega dari bos nya hari itu. Terasa ada yang tercekat di tenggorokan nya.
Seorang wanita yang menatap tajam ke arahnya saat itu. Namun maira tidak mengalihkan pandangan nya dari sana. dia membalas tatapan itu tidak kalah tajam nya.
seakan maira lupa kalau saat ini dia sedang bekerja.
"Ternyata dunia ini begitu sempit." ucap wanita yang memakai baju kekurangan bahan itu.
Namun maira tak memberikan jawaban apapun, dia hanya terus menatap tajam ke arah pasangan suami istri itu, bahkan sampai-sampai membuat Aditya bingung.
"Sepertinya kalian sudah saling kenal?" tanya Aditya.
"Iya bukan hanya kenal, tapi sangat kenal." ucap wanita yang terus menempel pada lelaki yang merupakan koleganya Aditya.
"Sudah lah , kita kesini untuk meeting!" ucap lelaki itu tanpa menatap sedikit pun ke arah maira.
"Tapi lebih baik kita pulang, karena aku tidak ingin kamu bekerja sama dengan dia." menunjuk dengan dagu ke arah maira.
"Pak, lebih baik saya permisi." ucap maira pada Aditya.
"Kamu mau kemana Mai? Kita belum mulai meeting nya."
"Tapi pak sepertinya kolega bapak tidak suka dengan saya."jawab maira tenang.
"Kalau begitu kita pergi bersama -sama dari sini."
Ternyata perkataan Aditya membuat lelaki yang masih berdiri ditempatnya itu terlihat panik. Bagaimana tidak karena bukan lah Aditya yang membutuhkan kerjasama itu, tapi dia.
"Pak Aditya, lebih baik kita bicarakan baik-baik Masalah ini." ucap lelaki tersebut.
"Tapi saya datang bersama sekertaris saya, jika kalian keberatan bekerja dengan nya, saya permisi."
"Maaf pak Aditya, saya tidak ada permasalahan apapun dengan sekretaris bapak."
"Mas, apa maksud kamu bicara begitu?" tanya perempuan yang bernama Aurel itu.
"Kita kesini untuk menjalin kerjasama dengan pak Aditya,bukan untuk mencari keributan."
"Mas kamu bilang saja, kalau ingin berdekatan terus dengan perawan tua itu."
kali ini, sepertinya perkataan dari Aurel membuat Maira begitu emosi, merah yang tadinya sudah duduk di samping Aditya seketika bangun dan menatap tajam ke arah Aurel.
Namun belum sempat bayaran mengatakan sepatah kata pun Aditya langsung memotong perkataan dari Aurel.
"maaf nyonya, sepertinya Anda tidak suka bekerja sama dengan perusahaan saya."
"tapi tolong jangan bicara kasar kepada sekretaris saya."
" Baik pak Radit, kerjasama kita hari ini saya batalkan."
"Saya permisi." ucap Aditya.
"Pak Aditya tunggu, saya sangat membutuhkan kerjasama ini."
"Tapi maaf saya sudah tidak ingin bekerja sama dengan pak Radit."
"Tolong berikan saya kesempatan."
"Maaf tadi istri anda sudah tidak sopan dengan sekretaris saya, kami permisi."
"Ayo maira!" menarik pergelangan tangan maira yang saat itu berdiri mematung ditempat nya.
Mereka pun pergi meninggalkan private room tersebut, Dan tentu saja lelaki yang bernama Radit itu tidak tinggal diam, dia berlari mengejar Aditya.
"Pak Aditya, tolong berikan saya kesempatan!" pinta Radit.
"Saya tidak bisa."
"tapi pak apa yang harus saya lakukan, saat ini perusahaan kami butuh suntikan dana."
"kalau tidak perusahaan akan koleps ."
"Kalau begitu bapak harus minta istri pak Radit untuk minta maaf kepada sekertaris saya."
"Baik pak."
Radit langsung menarik tangan Aurel yang kebetulan telah sampai disana, dan memintanya untuk minta maaf, namun Aurel menolak nya.
"Sampai kapan pun aku tidak akan minta maaf, lebih baik aku jatuh miskin dari pada minta maaf kepada perawan tua ini.
"Cukup Aurel." bentak Radit pada istrinya.
"Apa mas, kamu Berani membentak ku hanya karena wanita tidak laku ini?" Aurel menunjuk ke arah maira.
Maira masih diam ditempatnya, dia tau saat ini posisinya sedang serba salah, jika dia melawan maka dia akan mempermalukan bos mau, dan dia tidak ingin hari kedu dia bekerja menjadi hari terakhir untuk dirinya.
"Aurel, minta maaf sekrang juga kepada maira!" suara Radit terdengar begitu marah, sampai suaranya bergetar.
Namun bukan nya meminta maaf, Aurel malah berlari dan masuk kedalam mobil milik Radit yang terparkir tidak jauh dari tempat maira berdiri.
Aditya pun memutuskan untuk menunda kerjasama dengan perusahaan Radit, dia mengajak maira untuk masuk kedalam mobil.
Namun belum sempat maira masuk Radit menahan pergelangan tangan maira dan memintanya untuk tidak pergi dulu.
"maira, tolong jangan pergi, bujuk pak Radit untuk membantu saya."
Namun maira menepis tangan Radit dan membuka pintu mobil , namun lagi dan lagi Radit menahan tangan maira.
Dan dari jauh Aurel yang melihat hal itu, begitu terbakar oleh amarah nya, dia turun dari mobil dan berjalan ke arah maira dan suaminya. Tanpa bicara sepatah kata pun Aurel menuangkan air mineral yang di ambil ya dari dalam mobil.
Maira begitu kaget, ketika baju dan juga rambutnya basah oleh air mineral. Dia berbalik arah menatap tajam ke arah Radit.
Aditya yang melihat hal itu sontak begitu kaget, dan langsung turun dari mobilnya dan berlari memutar ke arah maira.
"nyonya apa yang anda lakukan?" tanya Aditya kali ini dengan nada sedikit lebih tinggi.
"pak Aditya bertanya saya sedang apa?"
"Saya dengan mencuci otak dari wanita yang menjadi sekretaris anda."
"Berani-beraninya dia berpegangan tangan dengan suami saya."
Keributan yang terjadi didepan restoran itu mengundang beberapa mata pengunjung, untuk mendekat kesana dan menonton keributan itu.
Maira yang melihat dirinya sata ini dipermalukan, tatap berusaha untuk menahan emosi. bahkan air mata sudah membasahi pipinya saat itu bercampur dengan air mineral yang ada di wajah nya.
"Cukup Aurel jaga bicara kamu."
"Mas, apalagi yang mau kamu pungkiri, aku tau kamu masih menginginkan wanita tidak tau malu ini kan." Aurel bicara sambil menunjuk ke arah maira.
"Omong kosong apa yang kamu katakan, kita sudah menikah jangan sangkut pautkan apapun dengan maira."
"Teru, terus bela perempuan ini." ucap Aurel.
Aditya yang melihat hal itu tidak tega dengan maira yang sudah basah dan ditunjuk-tunjuk oleh Aurel.
"Cukup nyonya Aurel, jangan bicara sembarangan, maira tidak pernah mengganggu suami anda."
"Dan pak Radit jika bapak masih ingin kerjasama ini, minta istri anda minta maaf kepada maira." ucap Aditya dengan amarah.
Aditya menarik tangan maira untuk masuk ke mobil, Dan meninggalkan halaman parkir restoran tersebut. Bahkan dia tak perduli lagi dengan makian dari wanita yang bernama Aurel itu.
Maira yang berada di samping Aditya pun membuang pandangannya ke arah lain, dia tak mampu untuk berkata apapun saat itu. Perlahan maira menghapus air matanya dengan tangannya saat itu.
Dia tidak ingin Aditya melihat dirinya menangis. Namun sepertinya Aditya begitu paham perasaan maira sat itu, dia tidak bertanya apapun.
Aditya bahkan saat itu tidak membelokkan mobilnya ke kantor, dia berniat mengantarkan maira untuk pulang kerumah.
"Saya akan antar kamu kerumah." ucap Aditya.
"Terimakasih pak, tapi saya tolong antarkan saya ke rumah teman saya saja." pinta maira sambil menyebutkan alamatnya.
"Tapi lebih baik kamu istirahat dan berganti pakaian."
"Saya akan istirahat disana, saya tidak ingin membuat orang tua saya khawatir dengan pulang dalam keadaan seperti ini." jawab maira.
"Oke!" jawab Radit singkat.
Radit paham apa yang dikatakan maira, dan tanpa bicara panjang lebar lagi Radit langsung mengantarkan maira kerumah teman nya, tapi sejujurnya Radit begitu penasaran, ada Maslah apa sebenarnya diantar mereka dimasa lalu? Akan kah Radit mencari tau kebenaran nya ?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!