Tak salah jika mencintai seseorang, tapi yang salah di mana kita bisa meletakan rasa cinta itu.
Di sini aku akan memberikan cerita novel tentang seorang lelaki muda mungkin usianya 18 tahun. Lelaki tampan itu sangat di gemari oleh para kaum wanita, karena ketampanannya itu membuat lelaki ini sangat di gila-gila kan banyak wanita.
Tidak hanya itu saja pria ini menganggap kalau semua wanita adalah wanita caper, suka tebar pesona untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mungkin itulah yang dilihat pria tampan bernama Bart. Lelaki inilah sangat jengah dengan sikap wanita, apalagi banyak wanita yang mendekatinya hanya sebuah popularitas saja.
Tidak hanya tampan saja, Bart juga seorang pengusaha muda. Dia sudah memiliki perusahaan terbesar di dunia apalagi banyak cabang yang sekarang ia bangun secara bersamaan. Bart seorang pria yang pintar, cerdas dan memiliki tubuh yang sangat atletis.
Mungkin bentuk tubuh Bart sangat di sukai oleh kaum wanita, apalagi seorang pria yang menginginkan bentuk tubuh dan gesture Bart. Bart sangat menyukai kegiatan berbau motor, dia begitu pandai dalam apapun hanya saja dia memiliki satu kelemahan.
Yaitu tidak bisa membedakan wanita yang menurutnya sangat tepat, di sinilah kisah Bart di mulai. Mulai dimana Bart bersekolah di salah satu sekolah terkenal.
***
Lelaki tampan itu sibuk berolahraga di ruangan khusus olahraga yang terdapat banyak alat olahraga, di sanalah pria tampan itu melatih kebugaran ototnya apalagi sekarang tubuhnya ini sangat diinginkan banyak kaum pria.
Berbeda dengan tubuh pria seusianya, hanya dialah yang memiliki tubuh yang begitu sempurna. Sekarang lelaki itu menghentikan aktivitas olahraga, dan turun dari alat olahraga tersebut. Ia mengambil handuk kecil untuk mengelap keringat, tidak lupa lelaki tampan itu membuka botol minuman yang kini sudah berada di tangannya.
Glek! Glek! Glek!! Bunyi suara air mulai memasuki tenggorokannya, terdapat sebuah jakun tepat di leher yang membuat lelaki itu tampak seksi. Sambil melangkah lelaki itu membuang botol minuman ke dalam tong sampah dekat mesin minuman, dia bergegas menuju kamar untuk membersihkan seluruh tubuhnya yang sudah dipenuhi keringat.
Bart sekarang berusia 18 tahun, tinggal menunggu beberapa bulan ia lulus dari sekolah terakhirnya. Dia akan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi lagi, ia keluar dengan menggunakan kaos dan dibarengin dengan sweater hitam tidak lupa celana hitam.
Hari ini ia akan ke sekolah untuk terakhir kalinya, dia akan menggunakan waktunya untuk berkumpul bersama teman-temannya. Di sanalah ia akan melakukan sedikit pemanasan, supaya hidupnya tidak terlalu jenuh.
Tiba di sekolah Bart memarkirkan motor ninja hitamnya di parkiran sekolah mewah, sekolah ini cukup mewah dan bagus di manapun. Sekolah ini adalah tempat favorit untuk kalangan atas, makanya Bart berhasil masuk ke sekolah tersebut dengan presentasi yang luar biasa.
Tapi gitulah namanya juga anak muda pasti ada nakalnya, kenakalan Bart sudah banyak siswa ataupun guru mengetahuinya. Tidak hanya itu saja, ia sering bermain dengan wanita seksi dan cantik di sekolah. Karena dia sangat pandai bermain dengan semua wanita, termaksud dengan kecanduan tubuh wanita.
Sekarang ia sudah memasuki ruangan kelas, kedatangan Bart membuat seluruh siswa heboh termaksud wanita yang sekolah di sini. Mungkin mereka tidak peduli dengan sikapnya, yang mereka pedulikan hanyalah Bart pria tampan yang menggegerkan suruh sekolah.
"Lihatlah teman lu itu baru saja datang sudah disamperin para wanita." lelaki itu melihat ke arah luar kalau banyak wanita terus mengikuti langkah kaki Bart.
"Namanya juga Bart siapa lagi kalau bukan dia yang bikin geger sekolah." timpal salah satu pria yang sibuk bermain game online di hp.
"Tapi yang gua heran kenapa Bart sangat pandai memainkan perasaan wanita, apa dia tidak kapok kalau suatu saat akan di sakiti oleh wanita." ucap lelaki itu kembali, lalu pria yang asik bermain game menghentikan permainannya dan kembali ke topik pembahasan yang temannya bicarakan.
"Sudahlah namanya juga Bart, dia tidak peduli dengan namanya karma apalagi kapok. Dia kalau sudah menginginkan sesuatu pasti harus di dapatin bukannya begitu?" ucap lelaki itu yang menatap Bart.
"Lu berdua lagi ngomongin gua?" Bart menatap ke arah temannya, dan membuat dua lelaki itu mati kutu dengan topik yang kini mereka bicarakan.
"Ya mau gimana lagi satu sekolah sudah pada tahu siapa lu, yang gua aneh sama lu kenapa banyak perempuan pada suka sama lu. Apalagi kita sebentar lagi mau lulus, apa mereka tidak sedih atas kepergian lu nanti." pria yang satunya mengangguk atas ucapan lelaki yang kini memandangi Bart.
Bart menghela nafas melihat sikap dua sahabatnya, dia kembali menatap ke arah depan dimana di depan kursi terdapat satu wanita cantik yang sangat mengincar Bart.
"Hai Bart. Hari ini kamu ada waktu gak?" tanya wanita primadona yang kini menatap Bart penuh harap.
Bart menatap primadona tersebut lalu ia tersenyum saat mendapatkan ide cemerlang, "Gak ada. Memangnya kenapa?"
"Hem... Aku mau ngajak kamu ke sesuatu tempat." Bart seperti mendapat lampu hijau dari primadona ini, dia sudah mengetahui kalau wanita ini sangat menyukainya.
Tapi dia mencari tahu terlebih dahulu siapa wanita ini, setelah mendapatkan bukti tentang primadona ini ia baru tahu kalau wanita ini sangat pandai merayu pria.
"Apa gua manfaatin dia aja, lumayan juga kan bodynya sangat sesuai dengan kriteria gua." batin Bart menatap seluruh tubuh primadona dihadapannya.
"Boleh. Kamu kasih tahu aku aja dimana lokasinya nanti aku datang untuk temui kamu." jawab Bart membuat primadona itu tersenyum, wanita itu pergi setelah bicara dengan Bart.
***
Bart segera menyusul primadona yang sempat memberikan pesan, ia meninggalkan dua sahabatnya di kantin sedangkan ia menuju lokasi tersebut. Langkahnya berada di halaman belakang sekolah, tempat ini sangat jarang di kunjungi murid apalagi kalangan guru.
Yang dia tahu tempat ini sangat cocok bersenang-senang dengan pasangan, banyak sekali ia memergoki para siswa bercumbu di tempat gelap ini begitupun dengan dirinya. Tapi dia tidak pernah melakukan itu sampai wanita itu hamil, sedangkan murid lelaki di sini memakai wanita sampai hamil.
Mungkin karena sekolah ini sangat mahal semua siswa pada nakal dengan lingkungan mereka, sedangkan guru-guru di sini tidak mau ambil pusing dengan hal tersebut karena mereka sibuk dengan urusan masing-masing dari pada mengurus murid mereka.
Bart tiba di lorong sekolah yang cukup gelap, ada beberapa ruangan yang sudah tidak terpakai apalagi ruangan ini sangat gelap gulita membuat siapapun tidak ingin datang ke tempat yang seperti ini.
Bart masuk ke ruangan paling ujung, di sana ia melihat primadona sedang tersenyum kearahnya dan yang lebih parahnya lagi primadona itu sudah tidak memakai pakaian. Hanya pakaian seksi yang terdapat di tubuhnya.
"Buat apa lo minta gua datang ke tempat ini." ucap Bart yang menatap penampilan primadona, sangat sempurna bukan body primadona di hadapannya ini.
Gimana tidak, dia saja sempat tergiur dengan tubuh moleknya. Mungkin tidak salah banyak pria di sekolah menginginkan primadona, karena bodynya atau mungkin karena kecantikannya. Dia tidak tahu pasti yang ia tahu begitu.
Primadona itu bernama Lyla, "Aku menginginkan kamu Bart. Aku sudah lama menunggu momen yang seperti ini." tangan Lyla sengaja menempel ke tubuh Bart, apalagi bagian dada bidangnya yang sangat menggoda.
Bart melepaskan tangan nakal Lyla, "Lalu apa yang harus aku lakukan denganmu?"
"Gampang kamu tinggal menuruti kemauanku saja setelah itu kamu bisa bebas dariku." ucap Lyla menatap wajah Bart dan kembali menggoda Bart.
Bart tidak takut dengan orang lain yang akan memergoki mereka berdua, karena tempat ini tidak ada yang tahu hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya. Sekarang Bart menatap Lyla yang sibuk menggodanya kembali, apalagi sekarang wanita itu seperti sedang mencari sesuatu ke dalam tubuhnya.
Bart dengan cepat menghentikan tangan Lyla membuat wanita itu menatap pria tampan ini, "Kau tidak takut kalau aku akan bermain kasar denganmu?" wanita itu tersenyum dengan pertanyaan yang dilontarkan Bart.
Wanita itu kembali memulai aksinya, "Aku tidak akan takut hal itu, yang aku takutkan tidak bisa melakukan ini lagi denganmu." bisik wanita itu dengan penuh seksual.
***
Selamat datang di novel baruku, jangan lupa tinggal jejak di setiap babnya. Dan jangan pernah membayangkan setiap adegan yang ada berada di bab, karena novel ini memiliki unsur dewasa!!!
...Terima kasih selamat membaca!!!...
Bart membiarkan apa yang dilakukan Lyla, primadona cantik dan seksi. Lyla mulai mengambil ahli untuk mencium bibir Bart, bibir yang sudah lama dia incar sebelumnya.
Lyla terus mencium bibir Bart sampai Bart merasakan apa yang dirasakan Lyla, kini Bart sangat menyukai permainan panas yang dilakukan Lyla. Ya bagaimana dia tidak menyukainya, lihatlah gimana cara Lyla menggodanya.
Pria mana yang tidak tergoda dengan kemolekan Lyla, primadona cantik dan seksi apalagi wanita ini sangat di sukai oleh kaum lelaki. Tapi Lyla malah menyukainya, dan yang lebih parahnya wanita ini tidak takut kalau suatu saat keperawanannya akan dia renggut.
Lyla memperdalam ciumannya sampai Bart sangat menginginkan hal lebih selain ini, Bart yang sudah tidak sabar lagi mendorong tubuh Lyla ke salah satu meja.
Dia melangkah saat ciuman itu masih mereka lakukan, Lyla sangat menyukai ciuman panas yang mereka lakukan sekarang.
Bart berpindah ke area sensitif Lyla, membuat Lyla sangat menikmati apa yang dilakukan Bart.
"Ahhh... Bart..." ucap Lyla saat Bart terus menyantapnya.
Seperti drakula yang menginginkan darah, itulah yang dirasakan Lyla. Walau begitu dia sangat menyukai permainan ganas yang dilakukan Bart.
Bart seperti kesetanan melihat mangsa yang sudah ada di depan mata, dia sudah tidak peduli rasa sakit yang dirasakan Lyla karena yang ia pedulikan hanyalah rasa nikmat.
Bart tetap menciumi seluruh tubuh Lyla, Bart berpindah ke tempat yang lain. Sungguh sempurna sekali saat tahu Lyla memiliki kulit yang mulu.
Bart sempat melihat kearah Lyla yang sibuk menikmati apa yang dia lakukan, permainan kasar yang ia berikan sangatlah luar biasa. Bagaimana tidak wanita seperti Lyla saja begitu menyukai permainannya apalagi wanita lain.
Wanita seperti Lyla akan meminta lebih dari ini, buktinya saja Lyla sangat luar biasa dan terus menyebut namanya setiap dia melakukan sesuatu ke tubuh wanita ini.
"Ahh... Bart.." suara kenikmatan yang dikeluarkan Lyla begitu syahdu sampai Bart menginginkan lagi dan lagi.
"Kecilkan suara kamu sayang nanti ada yang mendengarnya." ucap Bart pelan, Lyla langsung menutup mulutnya menggunakan bibirnya.
Bart tersenyum saat perintahnya dilakukan oleh Lyla, sungguh luar biasa bukan bercinta dengan primadona terkenal di sekolah. Yang lebih menguntungkan adalah dirinya, harusnya wanita ini mendapatkan kepuasan dengan pria lain tapi malah meminta dipuaskan dengannya.
Sungguh luar biasa mendapatkan sebuah umpan yang begitu istimewa, Bart terus menghantam tubuh Lyla dengan keras membuat wanita ini menjerit dengan hebat. Nafasnya saja sudah terengah-engah saat mengetahui kalau dirinya memintanya terus menerus.
Pria mana yang tidak mau diperlakukan istimewa seperti ini. Bersama dengan wanita cantik dan seksi seperti Lyla sungguh luar biasa, yang lebih menyenangkan saat wanita ini yang memintanya untuk dipuaskan.
Sebagai laki-laki mana mungkin menolak, sudah dikasih pasti harus dinikmati dengan puas. Masalah ke depannya tidak peduli yang mereka pedulikan hanyalah kepuasan dalam sesaat.
***
Dua jam mereka melakukan kegiatan panas di halaman belakang sekolah, akhirnya kegiatan panas itu berakhir membuat Bart begitu puas dengan kegiatan barusan.
Sedangkan Lyla kembali memakai pakaian, melihat Lyla sibuk memakai pakaian Bart melangkah untuk mendekati primadona tersebut.
Bart memeluk Lyla dari arah belakang membuat wanita itu terkejut, "Lepaskan tanganmu Bart aku lagi sibuk merapikan pakaian."
"Sudah kamu diam saja lagian aku hanya memelukmu." balas Bart terus memeluk Lyla, di tambah lagi Bart mencium pundak Lyla yang begitu mulus.
Mendapat sentuhan dari Bart Lyla kembali tergoda, pertahanan untuk tidak tergoda ternyata salah. Dia malah menginginkannya kembali, membuat Bart sangat pandai membuat sekujur tubuhnya lemas tidak berdaya.
"Hem... Augh..." desis Lyla dengan pelan, suara pelan dan lembut mampu siapa saja menginginkannya lagi. Siapapun yang mendengar suara primadona ini pasti tidak akan tahan untuk melakukannya lagi dan lagi.
Kesempatan Bart untuk melakukan aksinya kembali, mungkin awalnya Lyla menolak ajakannya tapi lama kelamaan wanita ini seperti ketagihan. Benar saja kalau Lyla memintanya lagi, walau sebenarnya mulut berkata bohong tapi tubuh tidak bisa dibohongi.
"Bart." Bart yang mendengar panggilan Lyla seakan tuli, pendengarannya sudah di tutupi dengan hawa nafsu yang sudah menggerogoti tubuhnya. Di tambah ada keinginan yang harus di selesaikan.
Sudah setengah jam Bart melakukan kegiatan panas lagi, akhirnya kegiatan itu terhenti membuat tubuh Lyla lemas tidak berdaya. Tenaga yang diberikan Bart begitu kuat sampai Lyla tidak bisa menyamakan energi yang diberikan Bart.
Bart tersenyum kecil saat melihat Lyla sudah terjatuh di lantai, sekujur tubuhnya lemas tak berdaya. Apalagi dengan penampilannya yang begitu berantakan, setelah terpuaskan Bart meminta Lyla untuk merapikan penampilan dan juga tempat habis mereka bercinta.
"Rapikan kembali pakaian kamu. Aku tidak mau ada yang tertinggal di sini." ucap Bart menatap Lyla seperti tatapan wanita penghibur.
Bart pergi setelah menikmati tubuh seorang wanita dengan sukarela, begitu enak menjadi dirinya tanpa diminta wanita akan memintanya untuk dipuaskan. Sebagai laki-laki mana mungkin menolak ajakan yang luar biasa, dan dia pasti mau sebelum ada pria lain yang mencobanya.
Saat dia tiba di pintu kelas seorang lelaki datang menghampirinya, "Bart kamu dipanggil guru." ucap ketua kelas saat melihat Bart datang setelah sekian lama.
"Oke." Bart kembali keluar dari kelas, ia menemui guru yang baru saja dikatakan ketua kelas.
Ruangan guru tersebut sangatlah sepi, hanya ada satu guru wanita yang begitu aduhai. Walau guru tersebut sudah memiliki keluarga, dan memiliki dua anak tapi penampilannya selalu di jaga.
"Ibu memanggil saya?" tanya Bart menatap guru tersebut, lalu guru itu meminta Bart untuk duduk di kursi.
"Kamu ini sudah mau lulus kenapa keluyuran."
"Karena tidak ada pelajaran Bu. Bukannya sudah bebas makanya saya keluar untuk mencari angin." guru itu mengangguk dengan jawaban Bart, guru itu menatap Bart dengan seksama.
Tepatnya guru tersebut menatap tubuh dan wajah Bart, saking tampannya guru itu bangun dari tempat duduknya. Ia melangkah sambil menatap Bart, Bart diam saja tanpa memulai lebih dulu. Dia yakin kalau guru ini menginginkan sesuatu darinya.
Guru itu membungkukkan tubuhnya supaya menyamakan posisi Bart, ia mengambil dagu Bart supaya pria ini menatapnya. Bart tersenyum melihat adegan yang seperti ini, dia yakin guru ini sangat menginginkannya.
"Kenapa Bu? Ibu tidak takut kalau nanti ada orang masuk ke ruangan ibu, terus tiba-tiba mereka melihat sikap seorang guru yang seperti ini."
"Tidak ada yang berani masuk keruangan saya kecuali mereka mempunyai urusan penting dengan saya. Dan kamu adalah orang terpenting yang saya panggil untuk datang kemari."
"Lalu ibu ingin melakukan apa di sini?" tanya Bart kembali saat tatapan itu masih sama.
"Saya menginginkan kamu." ucap guru tersebut dengan meraba tubuh Bart, Bart diam saja saat tangan nakal guru ini mulai mencari sesuatu ke dalam tubuhnya.
Setelah puas guru tersebut membuka kancing celana Bart, mata wanita itu menatap benda pusaka milik Bart. Lalu wanita itu kembali menatap Bart.
"Punyamu kenapa lebih besar dan berotot sedangkan punya suamiku tidak seperti ini." ucap guru itu lalu Bart tersenyum mendengar ucapan dari guru ini.
"Karena suami ibu tidak pandai mengurusnya. Apa ibu mau menyentuhnya?" Bart seakan memperbolehkan guru itu untuk menyentuh benda pusakanya.
"Kamu benar dia sangat lemah, baru melakukan hubungan denganku saja dia sudah kelelahan apalagi melakukannya berjam-jam." kata guru itu menceritakan kekurangan suaminya.
"Kalau gitu ibu boleh mencobanya dan merasakan apakah punya saya lebih hebat dari pada punya suami ibu."
Part selanjutnya...
"Maaf saya terlambat." mereka semua yang berada di satu meja panjang itu menatap kearah sumber suara.
Wanita itu tersenyum bersama dengan seorang lelaki, "Kamu ini kenapa lama sekali datangnya, kita sudah mau selesai kamu baru datang."
Wanita itu tersenyum kaku, "Maafkan saya tan, di jalan macet jadi saya telat dan saya juga nunggu suami saya pulang dari kantor."
"Alah alasan aja kamu biasanya kamu sering telat kalau datang ke acara keluarga." timpal salah satu wanita yang menyindir wanita tersebut.
Awalnya Bart tidak tertarik dengan acara ini, tapi setelah bertemu dengan satu wanita membuat Bart jatuh hati. Dia tidak tahu kenapa dia sangat menyukai wanita itu, walau sebenarnya ia tidak pantas menyukai wanita tersebut.
"Oh ya Melinda gimana hubungan kamu dengan suami kamu. Apa kalian sudah ada tanda-tanda?" ucap wanita yang sibuk memakan anggur dengan menatap kearah Melinda.
Wanita yang bernama Melinda tersenyum, sebenarnya dia tidak mau menjawab pertanyaan itu tapi ia sudah terlanjur mendengarnya.
"Doain aja tante namanya juga lagi proses pasti lama."
"CK, dari dulu kamu selalu jawab begitu. Kamu harusnya sadar Melinda, pernikahan kalian tidak muda lagi dan usia kalian sudah pantas memiliki momongan kenapa di tunda." semua wanita yang ada di acara tersebut mengangguk sambil menatap Melinda, sedangkan lelaki yang duduk di samping Melinda diam saja.
Melinda tidak bisa menjawab pertanyaan dari tantenya, sudah sering ia mendapat pertanyaan seperti itu tapi sampai sekarang dia belum bisa menjawabnya. Sedangkan suaminya tidak mau membantunya, seakan bodoh amat dengan masalah ini.
"Baru kali ini aku melihatnya, apa aku tidak pernah datang ke acara ini sampai tidak melihat wanita seperti dia." batin Bart dengan menatap Melinda saat wanita itu sibuk makan.
Selesai acara Bart memutuskan untuk pulang, tapi ia malah satu mobil dengan kedua orang tuanya. Sedangkan mobil yang ia bawa di bawa oleh orang kepercayaan ayahnya, Bart masih terdiam melamun sambil mengingat wanita yang ada di acara keluarga.
Jasmine menatap anak kesayangannya di kaca spion, putranya sedang melamun entah apa yang putranya pikirkan.
"Bart ibu lihat kamu melamun terus. Ada yang kamu pikirkan?" Bart menatap sang ibu begitupun dengan Nino.
"Tidak Bu. Apa ibu mengenal wanita bernama Melinda di acara keluarga tadi?" Jasmine yang mendengar ucapan Bart mengerutkan kening.
"Kenapa kamu menanyakan wanita itu."
"Karena aku kasihan melihatnya Bu. Dia tidak salah kenapa keluarga kita menyalahkannya, cuman gara-gara dia belum punya anak dengan suaminya."
"Semua tante kamu mulutnya suka gitu, ibu saja kasihan dengan Melinda. Dia sudah lama menikah dengan suaminya tapi sampai sekarang dia belum diberi keturunan." Bart mengangguk saja dengan ucapan Jasmine, dia juga tidak tega melihat wanita malang itu.
Bart yang sudah tiba di sekolah memutuskan untuk ke kelas, dikarenakan kelas tidak ada guru Bart memutuskan untuk ke halaman sekolah belakang. Ruangan yang tidak pernah dikunjungi siapapun, Bart termenung di sana dengan menikmati angin kencang.
"Nasib wanita itu ternyata sangat menyedihkan. Apa dia sering diperlakukan seperti ini, tapi kenapa suaminya tidak membelanya malah diam saja seakan tidak memperdulikan nasib pernikahan mereka." batin Bart, Bart memutuskan untuk tidur di atas rumput.
Dia memandangi langit dengan angin yang masih terasa di wajahnya, dia juga memikirkan bagaimana nasib dari wanita malang itu.
***
"Woy Bart lu dari mana. Tadi ada yang nanyain lu." Bart yang baru saja sampai di kelas mengerutkan kening saat mendengar ucapan sahabatnya.
"Siapa?"
"Lyla, primadona sekolah." Bart mengangguk dan dia malah duduk tanpa mendengar apapun lagi.
Bart sudah tahu kenapa wanita itu mencarinya, mungkin nafsunya lagi memuncak jadi mencarinya. Ia sangat lelah untuk melakukan itu, walau sudah banyak guru ataupun kakak kelas yang mencarinya tapi ia memilih mengabaikan.
Sekarang yang ia pedulikan hanyalah wanita itu, wanita yang dia lihat di acara keluarga. Sebelum memutuskan untuk tidur di kelas Bart meminta anak buahnya mencari tentang Melinda. Tanpa menunggu lama Bart tersenyum saat anak buahnya mendapat alamat serta keberadaan Melinda.
Setelah berhasil barulah Bart tidur, pulang sekolah Bart ingin mengambil motor dan mengunjungi alamat Melinda. Saat Bart ingin pergi dari tempat parkiran, ada seorang wanita menghampirinya.
Siapa lagi kalau bukan primadona sekolah, "Hai Bart kamu mau pulang kan?"
"Boleh gak aku pulang bareng sama kamu?" tanya Lyla saat tangan wanita itu masih menempel di tangannya.
"Kamu pulang sendiri aja aku lagi ada banyak pekerjaan." setelah mengatakan itu Bart memutuskan untuk pergi meninggalkan Lyla.
Bart menatap rumah yang diberikan oleh anak buahnya, rumah yang terbilang sederhana tidak terlalu mewah seperti rumahnya.
Rumah tersebut terdapat satu mobil dan hanya satu lantai saja, Bart masih menatap rumah tersebut sampai pemilik rumah keluar.
"Mas, kamu mau kemana? Ini udah sore." ucap seorang wanita yang menyusul seorang lelaki keluar dari rumah.
Lelaki itu melepaskan tangan Melinda dengan kasar, "Kamu tidak usah ikut campur aku masih ada pekerjaan di kantor."
"Tapi mas..." lelaki itu masuk ke dalam mobil tanpa memperdulikan perkataan Melinda, mobil hitam itu pergi dari halaman rumah.
Membuat Bart yang melihat itu mengerutkan kening, dia tidak mengerti kenapa wanita itu seperti memohon kepergian lelaki tersebut. Dia sudah mengetahui selak beluk Melinda, ternyata Melinda seorang desainer muda.
Di umurnya yang terbilang muda itu sudah sukses seperti ini, dan mendapatkan suami yang bekerja sebagai hukum. Mungkin saja lelaki itu memang sibuk, tapi ia penasaran kenapa pria itu terlihat buru-buru dan bersikap kasar dengan wanita tersebut.
"Aku sudah menemukan rumah wanita itu, nanti aku akan melakukan cara supaya bisa dekat dengan wanita tersebut." batin Bart, barulah ia memutuskan untuk pergi.
Sedangkan di satu sisi pria yang bersama Arsene pergi menemui seseorang, entah apa yang dilakukan pria itu yang pasti dia sedang menunggu seseorang datang. Lelaki itu tersenyum saat orang yang dia tunggu datang, mereka berdua berpelukan satu sama lain.
Tapi ada yang aneh di antara mereka berdua, seperti memiliki sesuatu tapi ia tidak tahu apa. Bart memang meminta menyelidiki suami dari Melinda, dia juga meminta anak buahnya untuk memberikan kabar saat mendapat bukti dari Arsene.
"Gimana kamu sudah mengetahui keberadaan Arsene?" tanya Bart dari balik telepon.
"Sudah bos. Pria itu lagi bertemu dengan seorang lelaki, tapi saya bingung dengan sikap mereka berdua bos. Ada yang aneh di antara mereka berdua."
"Maksud kamu apa?" ucap Bart bingung saat anak buahnya mengatakan yang tidak masuk akal.
"Saya tidak tahu pasti bos. Ini saya lagi mencari tahunya."
"Baiklah, kalau gitu kamu kabarin saya terus setelah berhasil mendapatkan informasi darinya."
"Baik bos." Bart mengakhiri panggilan tersebut.
Lelaki itu memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut, ia masuk ke mobil hitam. Mobil hitam itu bergegas pergi setelah anak buah Bart melihat kepergian mobil tersebut barulah mengikutinya.
Mobil hitam itu berhenti tepat di sebuah hotel, entahlah mereka berdua mau ngapain di sana. Mungkin pikiran orang mau membahas hal penting, dua lelaki itu keluar dari mobil dan berjalan menuju hotel.
Pria tersebut langsung menghubungi Bart, Bart yang sibuk menandatangani berkas mendengar handphonenya bergetar. Ia segera mengambil benda pipih itu dan langsung mengangkatnya saat mengetahui anak buahnya yang menelpon.
"Bos, dua lelaki itu berhenti di hotel mereka masuk ke dalam. Saya tidak bisa masuk kalau tidak memiliki kartu akses."
Bart menghela nafas saat mendengar ucapan anak buahnya, "Baiklah, kalau gitu kamu pergi dari sana. Biarkan urusan ini saya yang tangani sendiri, lagian saya sudah tahu titik lokasi dari pria itu."
"Baik bos." anak buah Bart kembali untuk pergi, sedangkan Bart penasaran dengan lelaki yang baru saja ia temui.
Suami dari Melinda itu membuatnya curiga, saat acara pertemuan keluarga besar Bart sempat bertemu dengan seorang pria. Pria tersebut bertemu dengan seorang lelaki, ia tidak tahu siapa pria itu tapi kelakuan mereka seperti sepasang kekasih.
Setelah melihatnya Bart memutuskan untuk mendatangi kedua orang tuanya, alangkah terkejutnya saat mengetahui kalau lelaki yang baru saja dia lihat adalah suami dari wanita bernama Melinda.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!