NovelToon NovelToon

WULAN ( Lihat Aku Mama!!!)

Interview kerja

Siska Wulan Oberoi, biasa di sapa Wulan. Gadis yang sangat ceria dan baik hati. Dia selalu ceria, dan paling bisa menghidupkan suasana dengan tingkahnya yang sedikit rada konyol.

Wulan adalah putri kedua dari pasangan Mike surya Oberoi dan Nilam Citra. Saat Wulan berusia 2 tahun Mike pergi meninggalkan 2 orang putri pada istrinya Nilam. Dengan penuh perjuangan Nilam berusaha untuk membesarkan kedua putrinya.

Nilam adalah seorang CEO dari perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan. Nilam jarang terlihat di rumah, karena dia selalu berpergian keluar negeri dan keluar kota.

Selain Wulan, Nilam juga memiliki putri sulung yang bernama, Aulia Citra Oberoi. Yang sekarang bekerja sebagai direktur di perusahaan Nilam.

Seperti biasanya Nilam dan Aulia sedang menikmati sarapannya, dan jangan di tanyakan keberadaan Wulan. Gadis itu masih begelung dalam selimutnya, dan hal itu sudah menjadi kebisaan gadis itu. Makanya, mereka tidak mempermasalahkannya.

"Apa kegiatan kamu hari ini?"tanya Nilam pada Aulia.

"Aku hari ini ada rapat dengan klinik kecantikan yang dari jepang "jawab Aulia.

"Baguslah, mama kira bukan kamu yang bertemu dengannya. Kamu harus ingat jangan sampai mereka lepas!" ujar Nilam yang di anggukan oleh Aulia.

"GOOD MORNING KAKAKKU DAN MAMA" Wulan berlari menuju kakak dan mamanya yang sedang makan. Aulia tersenyum melihat adiknya itu, berbanding terbalik dengan Nilam yang terlihat acuh.

"Eyyy... Kamu mau kemana dek, kok tumben udah rapi gini pagi - pagi?"tanya Aulia yang melihat penampilan Wulan yang terkesan sangat rapi.

"Apa kakak tahu, aku dapat panggilan interview di perusahaan yang kemaren aku kirim surat lamarannya."kata Wulan senang, Aulia pun berdiri dari duduk nya dan langsung memeluk.Wulan.

"Selamat ya dek, dan semoga kamu lolos" ucapnya

"Aminnn" wulan melirik mamanya.

"Apa mama tidak mau memberikan ucapan selamat atau mendoakan aku agar diterima?"tanya Wulan saat Aulia melepaskan pelukannya.

"Itu baru Interview belum tentu di terima, jangan lebay kamu" balas Nilam. Wulan hanya menunduk.

Aulia yang melihat kesedihan adiknya langsung, mencairkan suasana.

"Ayo sarapan calon karyawan, nanti kamu telat" Aulia mengambilkan sarapan untuk adiknya.

"Aku tidak makan kak, cukup roti dan susu" Wulan meneguk susunya dan mengambil 2 lembar roti tawar.

"Aku duluan ya kak"pamitnya.

"Apa kamu tidak bareng kakak saja, biar kakak saja yang anter nanti" ucao Aulia.

"Nggak perlu, aku naik sepeda saja, lagi pula aku sudah biasa dengan si baby" balas Wulan menyalim kakak dan mamanya.

Aulia melihat kepergian adiknya, setelah memastikan Wulan sudah keluar dari ruang makan. Barulah Aulia menatap tidak terima pada mamanya.

"Kenapa natap mama seperti itu?"tanya Nilam

"Mama itu kenapa sih, selalu saja bersikap seperti itu sama Wulan. Mah, dia itu anak mama juga" kata Aulia.

"Mama nggak perlu jawab, karena kamu tahu sendiri jawabannya." Nilam berdiri dari duduknya.

"Ingat jangan sampai terlambat, karena client kali ini sangat penting!" seru Nilam, manibggalkan Aulia yang masih duduk di meja makan.

🍀🍀🍀

Wulan mengayuh sepedanya dengan semangat, awalnya dia memang berniat untuk minta di antar oleh sang kakak , namun di urungkannya karena mlihat tatapan mamanya yang terlihat tidak suka.

"Aku pasti bisa sukses dengan cara ku sendiri" gumamnya.

"Semangat Wulan, LETS GOOO!!!" teriaknya.

Jarak perusahaan dari rumahnya memang sangat lah jauh, tapi Wulan tetap memilih menggunakan sepeda dari pada transportas umum atau pun minta antar sama supir.

,

Sedari kecil Wulan memang sudah biasa kemana - mana menggunakan sepeda. Bisa di bilang kalau dia sangat jarang menggunakan mobil atau fasilitas mewah dari mamanya. Bahkan sekolah pun, Wulan lebih memilih sekolah di sekolah yang biasa dari pada yang elit. Berbeda dengan kakaknya Aulia, sedari kecil Aulia memang sudah terbiasa hidup dengan bergelimangan kemewahan.

"Akhirnya sampai juga, huuu.." Wulan menghembuskan napas lega, ia memakirkan sepedanya pada tempat pakir kendaraan roda dua.

Sebelum masuk ke dalam gedung perusahaan, Wulan merapikan penampilannya lebih dulu.

"Sempurna"ucapnya saat ia melihat penampilannya dari kaca mobil. Dengan penuh percaya diri Wulan melangkah pergi masuk kedalam perusaan dan mengikutu beberapa tes.

Siang harinya, Wulan baru keluar ruangan interview. Raut wajah nya merasa tidak percaya dengan hasil yang di dengarnya tadi.

Wulan duduk di kursi panjang berwarna hitam, ia lega telah menyelesaikan tes - tesnya.

Wulan menoleh kasampingnya, ia melihat seorang pria yang sedang duduk dengan tangan yang gemetar.

Wulan melihat itu dan dengan inisiatif, Wulan memegang tangan pria itu. Pria itu menatap Wulan dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.

"Kamu tenang aja, nanti semuanya pasti akan berlalu. Yang penting kamu yakin dan percaya diri agar semuanya baik - baik saja" kata Wulan menepuk tangan pria yang sedang ada dalam genggamannya.

"Aku yakin kalau kamu pasti bisa" ucapnya. Pria itu hanya diam tanpa berniat untuk menjawab. Bukannya melepaskan tangan Wulan pria itu malah seperti nyaman dengan genggaman itu.

"Baiklah, aku harus pergi. Aku yakin kalau kamu pasti lolos." ucap Wulan melepaskan tangannya.

"Apa kau lolos?"tanya pria itu. Dengan senyuman Wulan menggeleng

"Mungkin belum rejeki, aku pergi ya" Wulan pun berlalu pergi.

"Hei tunggu!!" pria itu mengejar Wulan.

"Ada apa?"tanya Wulan menghentikan langkahnya.

"Nama? Kamu belum mengatakan nama mu siapa?"tanya pria itu.

"Wulan, nama aku Wulan" jawab Wulan.

"Aku Aldi" Aldi mengulurkan tangannya. Wulan pun menyambutnya dengan senang hati

"Senang berkenalan dengan mu, dan semoga kita berjumpa lagi" ucap Wulan melepaskan jabat tangannya.

"Bye.." Wulan melambai dan berlalu pergi.

Aldi tersenyum melihat Wulan yang semakin jauh.

"Aku pastikan kita akan bertemu kembali" gumamnya tersenyum sambil melihat tanganya yang tadi di pegang Wulan.

Aldi berjalan masuk ke dalam ruangan tempat Wulan interview tadi.

🍀🍀🍀

Wulan menguyuhkan sepedanya ke pemakaman umum. Wulan selalu pergi ke makam papanya kalau dia sedang bersedih atau pun sedang bahagia. Menurutnya hanya papanyalah yang selalu mendengarkannya.

"Hai pah, aku datang" sapa Wulan, mengusap batu nisan berwana hitam itu.

"Pah, papa tau nggak tadi Wulan habis melakukan interview kerja untuk pertama kalinya" ucap Wulan tersenyum senang.

"Tapi maaf ya pah, Wulan nggak di terima. Wulan lagi - lagi di tolak . Entah apa yang salah Wulan juga nggak tahu." kelih Wulan.

Wulan pun kembali curhat dengan papanya, walau pun dia tahu kalau ucapannya tidak akan mendapatkan respon dari papanya. Tapi Wulan selalu merasa lega sehabis curhat dengan papanya. Hanya batu nisan papanya lah yang menjadi saksi semua air mata yang di pendam Wulan.

"I Love Pah, Wulan pulang ya. Besok Wulan kesini lagil pamitnya, ia tidak lupa menaburkan bunga di atas makam papanya.

......🌸🌻🌺......

Bertemu lagi

Pukul 5 sore barulah Wulan pulang kerumah, ia melihat mobil Aulia sudah terpakir di depan rumah.

"Kakak sudah pulang?" dengan cepat Wulan masuk ke dalam rumah dan menemui Aulia.

"Kakak udah pulang mbak?"tanya Wulan pada salah seorang pembantu yang lewat.

"Iya non, non Aulia baru saja pulang dan sekarang beliau sedang berenang di belakang" jawab sang pelayan.

"Baiklah" Wulan langsung bergegas pergi ke taman belakang.

Setibanya di kolam renang, Wulan melihat Aulia yang sedang menikmati renangnya.

Wulan berdiri di bibir kolam. " kakak" panggil Wulan.

Aulia pun menghentikan renangnya dan mendekati adiknya.

"Kamu sudah pulang?"tanya Aulia.

"Iya, kakak tumben cepat pulangnya. Dan ini kenapa berenang jam segini? Apa kakak ada masalah?"tanya Wulan. Dia paham betul, kalau kakaknya sudah berenang maka itu tandanya Aulia sedang ada masalah yang menekannya.

"Sedikit. Ayo bergabunglah"Ajak aulia, namun Wulan menggeleng.

"Kenapa?" Aulia menatap adiknya.

"Bagaimana interviewnya?"tanya Aulia. Wulan melipat celananya ke atas lalu duduk di pinggir kolam dengan kaki yang menjuntai ke bawah.

"Gagal" jawab Wulan lemah

"Kenapa bisa gagal?" Aulia pun ikut duduk di samping Wulan

"Entalah, aku rasa alasannya tidaklah masuk akal. Tapi mau bagaimana lagi, mungkin ini memang bukan rejeki untukku" jawab Wulan.

Aulia terdiam, dia tahu kalau dalang di balik ini semua pasti ada hubungannya dengan sang mama.

"Kamu kenapa nggak gabung sama perusahaan kita aja sih? Kamu nggak perlu kesana ke mari melamar pekerjaan, karena di perusahaan kita kakak jamin kamu menduduki posisi direktur sama seperti kakak" ucap Aulia ya g masih belum mengerti dengan jalan pikir adiknya yang kekeh menolak untuk bergabung dengan perusahaan keluarga mereka.

"Bukan kah aku pernah bilang, kalau aku ingin sukses dengan hasil kerja kerasku" balas Wulan tersenyum

"Kak, kita jalan yuk. Aku badmood banget" keluh Wulan, mengajak kakaknya untuk jalan keluar.

"Ok, tapi naik mobil ya. Kakak capek banget nggak sanggup kalau harus gayung sepeda" ujar Aulia dan di setujui oleh Wulan.

🍀🍀🍀

Aulia mengajak Wulan menonton film di bioskop. Setelah nonton mereka pun pergi makan ke restoran langganan mereka.

"Udah lama rasanya kita nggak hang out kaya gini ya" ujar Aulia

"Kakak benar, kakak sih terlalu sibuk" sahut Wulan

"Ya mau gimana lagi, kamu nggak mau bantu kakak di perusahaan" ucapnya pura - pura kesal.

"Hehe... Aku nggak ada bakat kerja begituan kak" balasnya.

"Alesan" dengus Aulia.

Mereka pun kembali menikmati makanannya masing - masing dengan di selingi canda gurau. Setelah selesai makan, Wulan minta di antarkan ke toko buku.

"Emangnya, buku yang kemaren kita beli apa sudah di baca semua?"tanya Aulia.

"Udah kak, dan aku nggak tahu harus ngapain kalau nggak ada buku" jawab Wulan.

"Dasar kutu buku" Ledek Aulia

"Kakak juga" Wulan sangat tidak terima jika di katai kutu buku.

"Enak saja kita berbeda..."

"Beda medianya saja, aku baca novel yang udah di terbitkan sedangkan kakak baca novel di apk" potong Wulan.

"setidaknya aku lebih modern dari kamu"

"Terserah, yang penting hobi kita sama" ujar Wulan memeletkan lidahnya pada Aulia. Aulia hanya tersenyum melihat kelakuan adiknya yang sangat manja padanya.

"Baiklah, ayo carilah buku yang kamu cari kakak mau terima telfon dulu" Aulia pun menjauh dari Wulan dan menerima panggila yang masuk ke ponselnya.

"Dasar gila kerja" dengus Wulan, masuk ke dalam toko buku dan mencari buku yang menarik menurutnya.

Wulan mengelilingi toko buku itu, matanya tak berhenti melihat ke seluruh rak buku. Ada satu judul yang menarik perhatiannya, Wulan pun berusaha untuk mengambilnya. Namun sayangnya karena tubuhnya yang kurang tinggi, Wulan sedikit ke susahan mengambil nya. Hingga akhirnya seseorang yang berdiri di belakannya pun mengambilkan buku itu dan memberikan pada nya.

"Terima kasih" ucap Wulan. Ia pun mendongak dan meihat siapa yang telah membantunya.

"Kamu?"Wulan kaget saat melihat ternyata orang yabg membantunya adalah pria yang di temuinya di perusahaan saat interview tadi pagi.

"Hai... Kita bertemu lagi" sapa Aldi tersenyum.

"Kamu kok bisa ada di sini?"tanya Wulan.

"Aku... Aku..."

"Apa kau bekerja di sini?"potong Wulan

"Ha I-iya. Aku bekerja di sini"jawab Aldi gagap.

"Hmm... Pasti pegawai baru ya, soalnya aku baru pertama kali melihatmu" ucap Wulan.

"Iya aku baru mulai bekerja hari ini" jawabnya

"Wulan, Ayo!" Aulia memanggil Wulan.

"Iya... Baiklah kalau gitu aku pergi dulu ya... Semangat kerjanya" ucap Wulan dan berlalu pergi meninggalkan Aldi yang hanya diam berdiri melihat kepergiannya.

"Manis.."ucapnya tanpa sadar.

Sementara Wulan, setelah membayar bukunya mereka langsung bergegas pulang. Karena tadi Aulian dapat telpon dari mamanya dan menyuruh mereka pulang.

Sesampainya di rumah, Aulia dan Wulan langsung menghampiri Nilam yang sedang di ruang kerjanya.

"Ada apa mah?"tanya Aulia menghampiri Nilam, sementara Wulan hanya berdiri di ambang pintu.

"Masuk!"seru Nilam sinis.

Wulan pun masuk dan duduk di sofa yang jarak nya agak jauh dari Aulia dan Nilam.

"Ada apa mah?"tanya Aulia yang berjalan mendekati Wulan dan duduk di samping adiknya itu.

"Perusahaan kita mengadakan survei ke desa - desa dan mama mau kalian berdua ikut berpartisi pasi daam hal ini" ujarnya.

"Tapi Wulan kan nggak kerja di perusahaan mah" jawab wulan.

"Kalau mama suruh ikut ya ikut. Lagi pula kamu kan nggak kerja, jadi dari pada kamu di rumah terus dan hanya menghabiskan uang saja lebih baik kamu bergabung team turun ke lapangan" lanjutnya.

"Tapi mah..."

"Lia, kali ini mama nggak akan mendengarkan kamu." tegas Nilam saat Aulia ingin membantu Wulan.

Wulan memegang tangan Aulia saat Wulan melihat Aulia akan kembali protes. Aulia menoleh karah Wulan dan Wulan menggeleng .

"Memangnya, Wulan mau di kirim kemana mah?"tanya Wulan, menatap kearah Nilam.

"Ke Kalimantan" jawab Nilam.

"Apa mama serius, itu terlalu jauh." protes Aulia kaget dengan keputusan mamanya.

"Apa tidak ada daerah lain mah?"tanya Wulan

"Tidak, dan kamu akan berangkat besok sore!" seru Nilam

"Mama..." Aulia langsung berdiri.

"Sekarang kalian istirahatlah! Dan kamu, persiapkan semuanya mulai sekarang"ujar Nilam sebelum meninggalkan Wulan dan Aulia yang masih duduk dalam ruang kerja mamanya.

"Kak... Apa aku harus melakukannya?"tanya Wulan mulai ragu. Dia tidak pernah pergi ke tempat sejauh itu sebelumnya dan apa lagi di sana dia tidak mengenal siapa pun di sana.

"Gak, kakak akan ngomong sama mama. Kamu jangan nurut gitu aja dong. Sekali - kali kamu itu harus protes" ujar Aulia yang tidak terima melihat Wulan yang terlihat lemah.

"Tapi gak usah deh kakak, aku akan menjadikan ini pengalaman untuk pengembangan diriku" balas Wulan lagi, dia tidak mau melihat kakak dan mamanya berdebat hanya karena dirinya.

......🌺🌻🌺......

Pergi Ke Desa

Keesok harinya Wulan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli keperluannya selama di desa nanti.

"Aku sakalian beli snack untuk di bagikan ke anak - anak di sana deh... Mama pasti menaruhku di tempat yang paling sulit" gumamnya.

Dengan semangat Wulan membeli berbagai jenis makanan ringan, dia membayangkan bagaimana kehidupannya nanti saat di desa.

Setelah selesai berbelanja Wulan pun mempacking smuanya kedalam koper besar. Karena terlalu capek menyiapkan semuanya, Wulan tertidur.

Pukul 4 sore Aulia pulang dan langsung pergi ke kamar Wulan, dia ingin membantu adiknya untuk menyiapkan keperluannya nanti.

Ceklek...

Aulia masuk ke dalam kamar dan menggeleng saat melihat Wulan yang tertidur di sofa.

"Bukannya bersiap, dia malah tidur" ucapnya. Aulia melihat ke sekaliling dan mendapati 3 buah koper besar yang sudah ready di depan lemari pakaian Wulan.

"Apa da sudah selesai packingnya?" Aulia mendekati koper itu dan mengeceknya.

"Kenapa dia membawa barang sebanyak ini? Apa dia berniat tidak akan kembali lagi ke rumah ini" ucap Aulia saat melihat isi koper Wulan.

"Kakak sudah pulang?"ujar Wulan sambil menguap. Dia terbangun saat mendengar kakaknya membuka kopernya.

"Iya, kakak baru saja pulang."

"Kakak lagi ngapain? Aku sudah menyiapkan semuanya"Wulan berjalan mendekati Aulia yang sedang memeriksa kopernya.

"Kakak hanya memeriksa bawaan kamu dan... Apa ini? Kenapa kamu membawa banyak sekali barang - barang? Apa kamu berniat tidak akan kembali lagi?"tanya Aulia menatap Wulan.

"Bukan seperti itu kak, kakak jangan salah paham dulu" kata Wulan.

"Bagaimana nggak salah paham kalau kamunya bawa barang seperti ini. Ingat kamu di sana hanya seminggu bukan setahun" ujar Aulia cemberut.

"Iya kak, aku tahu. Tapi ini semua mau aku bagi kan sama anak - anak yang ada di sana dan barang milikku hanya itu koper kecil itu" Wuan menunjuk koper kecil berwarna pink yang ada di atas tempat tidur.

"Kakak kira apa, kamu sih bikin kakak khawatir saja" Aulia memeluk Wulan.

"Jangan pernah berpikir untuk meinggalkan kakak ya" ucapnya dan wulan pun tersenyum dan mengangguk.

🍀🍀🍀

Aulia mengantarkan Wulan ke perusahaan dimana bus yang akan membawa wulan ke desa sudah menunggunya.

"Ingat selalu hubungi kakak, awas kalau lupa!" ucap Aulia memegang bahu Wulan.

"Iya bawel, aku akan selalu vc kakak"

"Kalau terjadi sesuatu langsung hubungi kakak" Aulia sangat khawatir dengan kepergian adik semata wayangnya ini. Ini adalah perpisahan pertama mereka, selama ini Aulia selalu membawa Wulan kemana pu. Dia pergi.

"Aku pergi, bye - bye" Wulan melambaikan tangannya sebelum masuk kedalam bus.

Aulia melambaikan tangannya, dia tidak bisa membendung air matanya.

Wulan tersenyum melihat betapa kakaknya sangat menyayanginya.

Setelah memastikan bus Wulan pergi barulah Aulia pergi dari perusahan.

Tanpa mereka sadari dari lantai paling tinggi di perusahaan iyu, Nilam menyaksikan kepergian Wulan. Dia sedikit tersenyum melihatnya.

"Setidaknya untuk sementara aku tidak melihatnya." gumamnya.

🍀🍀🍀

Di dalam sebuah ruangan Aldi sibuk dengan pikirannya, dia.sesari tadi hanya tersenyum sambil memainkan pulpen yang di pegangnya.

"Kenapa wajah itu selalu berputar di benakku" ucapnya kembali tersenyum.

"Dia cantik sekali" gumamnya lagi.

"Bapak lagi memikirkan siapa?"tanya seorang pria yang berdiri di depannya.

"Oh astaga... Kamu membuat saya kaget Bian!" Aldo mengusap dadanya.

"Hehee... Maaf pak, aku sudah mengetuk dari tadi tapi bapak tidak mengubrisnya dan asik senyum - senyum sendiri" ucap Bian.

"Apa... Mana ada saya seperti itu, jangan bohong kamu"sangkal Aldi

"Serius pak, bapak sejak tadi asik melamun"

"Aish lupakan, ada apa kamu kesini?"tanya Aldi mengubah topik pembicaraan.

"Apa bapak sudah mengecek laporan perusahan Secret Beauty??"tanya Bian.

"Sorry, saya belum memeriksanya. Tunggulah sebentar" ucap Aldi.

"Baiklah pak, oiya pak. Jangan lupa nanti malam kita ada pertemuan dengan direktur secret beauty"

"Tidak bisakah kamu tunda hingga besok, saya snagat lelah dan ingin pulang cepat" kata Aldi, dan Bian pun mengangguk mengerti.

"Kalau begitu saya keluar pak, dan apa saya boleh pulang?"tanya Bian.

"Pergilah, saya juga mau pulang setelah ini" Bian pun mengangguk dan berlalu keluar dari ruangan bossnya itu.

"Aku akan ke tokoh buku itu lagi, siapa tahu aku bertemu dengan dia lagi malam ini" gumamnya

🍀🍀🍀

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dan penuh drama. Akhirnya Wulan beserta rombongan sampai di desa tujuan mereka.

Mereka menginap di sebuah kontrakan yang sengaja.di sewa perusahaan untuk tempat mereka tinggal.

"Baiklah, karena disini ada banyak kamar, jadi kita akan bagi satu kamar 3 atau 4 orang" ucap seorang wanita yang bertumbuh gempal.

"Baik bu,"semuanya pun mengangguk mengerti.

Wulan dapat satu kamar bertiga dengan pegawai perusahaan. Dia senang karena temannya bukanlah orang yang jutek atau pun judes. Teman sekamarnya juga seumuran dengannya.

"Semoga kita bisa jadi rekan yang baik ya" ucap Ayu

"Iya," jawab Wulan dan Reni, mereka saling melempar senyuman.

Mereka mulai membereskan barang - barang bawaan mereka.

"Lan, kenapa kamu bawa banyak barang?"tanya Ayu saat melihat tumpukan koper Wulan.

"Itu semua mau aku bagi - bagiin untuk warga di sini. Barang pribadi aku cuma segini" jawab Wulan menarik koper kecilnya.

"Baik banget kamu, besok kita bantuin ya" sahut Reni dan wulan pun mengangguk.

🍀🍀🍀

Sesuai dengan agenda yang telah di tetapkan, Wulan dan para karyawan lainnya melakukan survei ke rumah - rumah warga sekitar. Wulan juga tidak lupa membawa beberapa bungkusan barang - barang yang akan di bagikannya ke warga.

"Dimas, lo itukan cowok ya kan. Bantuin napa bawa ini!l seru Ayu yang melihat Dimas tidak membawa apa pun.

"Sini." Dimas pun mengambil beberapa paperbag.

"Siapa nih yang berhati mulia?"tanya Dimas, melihat isi paperbag.

"Ini teman baru kita Wulan" jawab Reni.

"Wah, udah cantik, baik pula ternyata" Dimas tersenyum melihat Wulan.

"Jangan berlebihan, ayo sebelum ibu ketua marah" Wulan mengandeng tangan Reni dan Ayu.

Dimas mengikuti mereka dari belakang, " benar - benar tipe gue banget" gumamnya.

Wulan sangat menikmati kegiatan yang di lakukannya, ini adalah pengalaman pertamanya melakukan kegiatan seperti ini. Meskipun mamanya terlihat cuek padanya, namun Wulan tahu mamanya sangat menyayanginya. Buktinya, mamanya mengirimnya ke desa seperti ini. Wulan menganggapnya sebagai bentuk kepedulian Nilam padanya.

"Nona, apa anda lelah?"tanya ibu ketua yang bernama Rosa. Rosa tahu kalau Wulan adalah anak dari CEO mereka.

"Ssshhttt... Ibu tahu siapa aku? "Rosa mengangguk.

"Tolong jangan bilang ke siapa pun" bisik Wulan

"Baiklah, tapi nona jangan terlalu banyak bekerja. Nanti kalau capek bilang ke saya, ya" ucap Rosa.

Wulan menggeleng. " Tolong jangan perlalukan saya seperti itu. Tapi perlakuakan lah saya sama seperti mereka." balas Wulan menatap Rosa dengan senyum lembut.

"Wulan, kamu kenapan"tanya Ayu yang melihat Wulan bicara dengan Rosa. Ayu mengiran kalau Wulan terkena masalah.

"Tidak apa - apa, ayo" Wulan mengandeng Ayu pergi setelah memberi salam pada Rosa.

...🌺🌻🌺...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!