Wangi harum Ind*mie Goreng di pukul 02.00 dini hari dari sebuah dapur Hostel di Bali.
“Akhirnya selesai,” ujar *gadis itu sambil menaruh Ind*mie ke atas meja.
Halo semuanya, kenalin *gadis itu namanya Alena, tingginya 162 cm, punya rambut hitam bergelombang sepinggang, kulitnya kuning langsat dan punya senyum yang manis.
Tiba-tiba ada seseorang datang dari balik pintu
“Aaahh!” Jerit kami ber-dua. “Haish bikin jantungan.” Ujar Alena. “Pffth.” Sahut tawa pria tinggi dengan sebungkus ind*mie ditangannya.
Kemudian pria itu menyalakan kompor, berkali-kali, tapi tidak mau menyala juga.
“Mungkin gasnya habis,” ujar Alena.
“Eh iya kah! Yahh,” balasnya sambil melihat ke ind*mie yang ada ditangannya.
“Gopuud aja, kalo gapunya aplikasinya kamu boleh pinjam punyaku,” sahut Alena menawarkan bantuan sambil memakan ind*mie yang sudah ia masak tadi, sebelum gas di kompor habis.
“Tapi aku ga ngerti cara pesennya gimana?” Pungkasnya. “Oh yaudah sini aku kasih tau dulu ya,” balas Alina sambil memberi tau cara memesan makanan lewat aplikasi Gopuud.
Memesan sate lilit dan bebek betutu di gopuud pun sudah, tinggal menunggu datang saja, dan selama itu juga kami terdiam, ‘merasa canggung’.
“Aku tau ind*mie itu sangat menggoda, mau coba sedikit?,” ujar Alena sambil menawarkan ind*mienya karena merasa tidak enak hanya makan sendirian.
“Ah tidak terimakasih,” balasnya.
“Ngomong-ngomong nama kamu siapa?” Tanyanya.“Halo, namaku Alena, kalo kamu?” Balas dan tanya Alena. “Namaku *Jaehyuk, dari Korea Selatan.” Jawabnya sambil tersenyum manis.
‘Woah! kamu sangat bersinar.’ Gumam Alena.
Ini dia, *Jaehyuk, tingginya 180 cm, dengan rambut hitam, potongan rambut model Curtain Haircut, kulitnya pucat khas korea selatan dan punya aura cool dan kalem.
Kami pun bertukar cerita tentang budaya dari negara kami, Indonesia dan Korea Selatan.
Jaehyuk bercerita tentang culture shock nya di sini, “waktu aku pertama kali makan di restaurant Indonesia, aku minum air yang di mangkuk kecil dan ada lemonnya, dan ternyata itu bukan untuk diminum tapi untuk cuci tangan, aku kaget banget!” Ujar Jaehyuk. “Pffth Ha.. Ha.. Ha.” Tawa Alena sambil menyemburkan air yang sedang ia minum.
Dering bunyi dari ponsel Alena.
“Halo kak, ini pesanannya sudah sampai.” Pungkas bapak gopuud. “Halo, iya pak tunggu sembentar ya, saya kesitu,” jawab Alena. Kami berdua pun pergi mengambil pesanan yang dipesan oleh Jaehyuk.
“Ini kak pesanannya.” Ujar bapak gopuud. “Bukan saya pak yang pesen, ini yang pesen pak,” balas Alena sambil menepuk tangan Jaehyuk. “Oh,, ini ya *Oppa pesanannya.” Sahut bapak gopuud.
Kami hening sesaat..
“Terimakasih ya pak.” Ujar Jaehyuk dengan logat koreanya.
*Oppa adalah sebutan adik perempuan untuk kakak laki-laki.
Dan kami pun kembali ke dalam.
“Makasih ya Alena bantuannya.” Ucap Jaehyuk. “Iya,, Khamsahamnida Jaehyuk.” Balas Alena. Jaehyuk memakan sate lilit dan bebek betutu di meja makan, sedangkan Alina pergi ke kamar untuk tidur.
***
Silau cahaya dari balik jendela di pagi hari. Dering bunyi alarm dari ponsel Alena yang ke-3 kali.
Alena pun meraih ponselnya dan mematikan alarm, dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya.
“Kamu udah bangun Alena?” Ujar lembut suara pria.
Alena yang yang belum sadar sepenuhnya, ia pun kaget, sontak ia langsung bangun dari tidurnya.
“Jaehyuk!” Ucap Alina.
‘Wow! sangat tampan,’ gumam Alina.
Jaehyuk memakai baju kaos hitam Uff-White dengan celana training hitam Adiddus yang khas dengan 2 garis putih.
“Kamu tidurnya nyenyak banget, alarm di ponsel kamu bunyi berkali-kali,” pungkas Jehyuk sambil meminum kopi dan mengerjakan sesuatu di laptopnya. Jaehyuk duduk menghadap jendela yang pemandangannya rumah-rumah khas bali yang indah. Hostel ini sangat bagus dan luas.
“Ah maaf! jadi roomateku itu kamu, tas yang diatas tempat tidur atas itu yang aku lihat semalam, milikmu juga?” Sahut dan tanya Alena dengan dengan perasaan kaget oleh situasi yang tidak terduga ini. “Iya itu miliku,” balasnya.
Hostel yang Alena dan Jaehyuk tempati sekarang, memiliki 4 tempat tidur, yang masing-masing satu tempat tidur dibawah dan satu tempat tidur diatas, seperti tempat tidur tingkat, tempat tidur A ada di sebelah kanan dan tempat tidur B ada di sebelah kiri, kebetulan saat itu hanya Alena dan Jaehyuk lah yang menempati Hostel tersebut.
Alena dan Jaehyuk menempati tempat tidur B dan Alena tidur di tempat tidur bawah dan Jaehyuk tidur di tempat tidur atas, tepat di atas tempat tidur Alena.
“Are you okay, Alena?” Tanya Jaehyuk.
“I am not okay, I am headache.” Jawab Alena sambil menarik selimut kemudian melanjutkan tidurnya.
“Oh, okay get well soon,” balas Jaehyuk.
***
Siang menuju sore, Alena pergi menghadiri undangan pernikahan teman masa kecilnya, namanya Maya.
“Selamat ya Maya, semoga langgeng sampai kakek nenek.” Ucap Alina sambil memeluk Maya. “Amiin, makasih ya Alina, semoga kamu lancar studynya ya.” Balas Maya. “Amiin.” Jawab Alina.
“Oke temen-temen kita mulai ya acara lempar bunga nya, semoga yang nanti dapet bunganya bisa cepet nyusul juga, Satu.. Dua.. Tiga.” Ucap MC sambil memberi aba-aba pada pengantin untuk melempar bunga.
Iyap, betul sekali, yang mendapatkan bunga itu adalah Jaehyuk, mendapatkannya dengan ketidak sengajaan ketika ia sedang ingin mengambil minuman yang dibawa oleh waiters.
Alena berjalan menuju tempat Jaehyuk.
“Wow! kamu ada dimana-mana ya, selamat.” Ucap Alena sambil bertepuk tangan. “Kamu mau?” Tanya Jaehyuk sambil menyodorkan bunga ke Alena.
“Tidak! terimakasih,” Jawab Alena. “Sate lilit, mau?” Tanya Jaehyuk. “Boleh.” Balas Alena.
“Es kuwut, mau?” Tanya Jaehyuk sambil membawakan sate lilit. “Boleh juga.” Jawab Alena.
Dan kami pun sibuk mencoba makanan lainnya.
“Uwah! Es Kuwut ini enak banget.” Ucap Jaehyuk
***
Gemuruh suara angin yang tiba-tiba datang dan turunnya hujan di sertai kilat, tak lama kemudian listrik pun padam.
“Kak, sementara listrik masih padam, ini lilin untuk di kamar ya,” ucap Ibu pemilik Hostel. “Oh, iya bu terimakasih ya,” jawab Alena.
Alena pergi membawa lilin ke kamar “Aaahh!” Teriak Jaehyuk. Ibu Hostel berlari ke kamar “Ada apa nak! Are you oke?” Tanya Ibu Hostel. “Oke bu, aman, gapapa kok,” ujar Alena.
Alena melihat Jaehyuk yang sedang bersembunyi dari dalam selimut, Alena pun naik ke tempat tidur atas untuk melihat kondisi Jaehyuk.
“Jaehyuk, are you okay?” Tanya Alena. “Jaehyuk, helloo?” Tanya Alena lagi. Karena tidak mendengar adanya jawaban dari Jaehyuk, Alina pun kembali ke tempat tidurnya.
Suara petir semakin menggelegar. Bunyi gemercit dari tempat tidur Jaehyuk. Alena yang terganggu oleh suara tersebut. Ia kembali pergi ke tempat tidur Jaehyuk, Alena memeluknya “that’s okay Jaehyuk, i am here with you.” Mendengar ucapan tersebut Jaehyuk pun mulai sedikit tenang namun ia masih menutupi dirinya dengan selimut.
Bunyi suara motor matic yang sedang dipanaskan.
“Kamu mau pergi kemana Alena?” Ucap Jaehyuk kepada Alena yang sedang mengikat tali sepatu. “Oh, aku mau ke pasar, kamu mau ikut?” Balas dan tanya Alena. “Boleh, tungguin sebentar ya,” jawab Jaehyuk yang masih bermuka bantal, ia pun bergegas untuk kembali ke kamar untuk mengganti pakaian.
Sebelumnya..
“Aduh! *Ajik kemana ya, Ibu mau ke pasar ni, tapi gada yang jaga Hostelnya, takut keburu siang nanti sayurnya kehabisan.” Ujar Ibu Hostel. “Kalo gitu biar aku aja bu yang kepasar, Ibu disini aja jaga Hostel.” Sahut Alena yang dari tadi ada di belakang si Ibu.
*Ajik atau Jik adalah sebutan orang Bali untuk menyapa seorang Ayah.
“Eh! jangan, kamu kan tamu nak, masa kamu sih yang ke pasar.” Pungkas si Ibu. “Gapapa bu, kebetulan aku juga mau cari angin, pagi-pagi gini emang enaknya keluar, sekalian aja aku bantu Ibu,” jawab Alena.
“Oh begitu ya nak, yasudah tunggu sebentar ya, Ibu ambilkan catatan untuk bahan-bahan yang mau dibeli,” ujar Ibu Hostel . “Okay bu,” balas Alena. “Ini nak, makasih loh ya, maaf jadi merepotkan, kamu hati-hati ya dijalannya,” ucap ibu Hostel. “Siyaaapp bu,” balas Alena.
***
“Eh mister Jaehyuk, mau ikut nak Alena kepasar juga kah?” Ujar Ibu Hostel. “Ah! iya bu, tadi Alena ngajak soalnya.” Jawab Jaehyuk sambil. “Eh! kapan aku bilang begitu?” Sahut Alena. “Tadi loh, astagaa,” balas Jaehyuk. “Ehh! iya iya lupa aku,” jawab Alena.
Jaehyuk kesulitan memakai helm. “Aduh sini aku bantu deh.” Pungkas Alena. “Kamu nya nunduk sebentar.” Pungkasnya lagi. “Gini.” Ucap Jaehyuk sambil menundukan kepalanya. Bunyi klik menandakan helm sudah terpasang dengan benar. “Oke, udah nih.” Balas Alena.
“Yasudah kalian hati-hati dijalan ya nak.” Ucap Ibu Hostel sambil melambaikan tangannya ‘dadah’. “Iya Ibu, dadah.” Balas Alena dan Jaehyuk.
‘Hihihi mereka lucu, jadi keinget jaman dulu sama Ajik pas masih muda.’ Gumam Ibu Hostel.
Sepanjang jalan kami melihat pantai-pantai cantik, tebing batu yang indah, hijaunya pepohonan dan banyaknya turis dari berbagai negara serta orang lokal dengan pakaian kebayanya yang cantik, pakaian safari yang menawan.
“Uwahh! Kamu keren kaya cewek cool.” Ujar Jaehyuk. “Pffth,” tawa Alena. “Uwaahh! Pemandangannya bagus banget udaranya juga seger.” Ujar Jaehyuk. “Uwahh! Uwahh! Uwahh!” Ucapnya lagi. “Pffth! Uwah! Uwah! Uwah!” Ledek Alena.
Tiba - tiba motor di depan kami berhenti mendadak. “Aduh! Mas jangan ngerem mendadak dong, untung aja kita ga jatoh.” Ucap Alena dengan kesal. “Maaf ya kak, kami ga sengaja.” Balas pria yang rem mendadak tadi sambil memberikan simbol tanda maaf di tangannya. “Iya mas, lain kali hati-hati ya.” Balas Alena.
“Kamu bisa mundur ga? Tangan kamu juga bisa di lepas?” Ucap Alena sambil menengok ke belakang. “Oh! Sorry.” Jawab Jaehyuk sambil melepaskan pelukannya dan membetulkan posisi duduknya. “Are you okay?” Tanya Alena. “A little bit shocked.” Balas Jaehyuk. “Sorry.” Ujar Alena.
Sesampai nya di pasar kami membeli beberapa sayuran, ikan, buah, ayam dan daging. “Mau berapa kg kak dagingnya?” Ucap abang penjual daging. “Disini mintanya sih, 5 kg ya bang.” Jawab Alena. “Ini ya kak, terimakasih.” Balas si penjual daging. “Iya bang terimakasih.” Balas Alena. ‘Gila! ganteng banget seksi pula.’ Gumam Alena. “Terimakasih.” Ucap Jaehyuk. “Ehh!” Balas Alena.
“Ini namanya risoles, cobain.” Ujar Alena. ‘Ooh.” Gumam Jaehyuk dengan excited. “Ini enak!” Ucap Jaehyuk. “Risol mayo.” Ucap Alena sambil memberikannya. “Ini enak juga!” Balas Jaehyuk. Kami pun pulang dan Jaehyuk memborong aneka jajanan pasar.
***
“Anyeong Haseyo! nama kamu siapa?” Ucap Bapak Hostel dengan ekspresi yang mengintimidasi. “Nama saya Jaehyuk pak,” Jawab Jaehyuk. “Panggil saya Ajik.” Ujar bapak Hostel. “Ba,, baik Ajik!” Balas Jaehyuk.
“Nak ayok ikut Ajik mancing?” Ucap Ajik, yang sudah menggengam pancingan ditangannya. “Oke Ajik!” Jawab Jaehyuk. “Let’s gooo.” Balas Ajik. “Let’s goooo.” Ujar Jaehyuk.
Sementara itu Alena di kamar sedangan Video Call bersama temannya yang ada di luar negri.
“Hello Good Afternoon Shua.. ua.. i miss you so much.” Ujar Alena. “I miss you too Alena, kamu apa kabar? gimana bali, pasti seru banget yaa.” Balas Shua. “Aku baik, Hmm lebih seru kalo kamu juga disini, gimana keadaan kamu?” Tanya Alena. “Ah, aku udah membaik, lusa aku udah boleh pulang.” Jawab Shua. “Yeeay.” Pungkas Alena.
Mereka berbincang-bincang lumayan cukup lama. “Sampai jumpa di awal semester Alena.” Ujar Shua. “Sampai jumpa, i can’t wait.” Balas Alena.
***
Sementara itu di Rawa-rawa...
“Jaehyuk sebelumnya udah pernah mancing belum?” Ucap Ajik. “Belum Ajik.” Jawab Jaehyuk. “Huu cemen.” Ledek Ajik. “Hmmph.” Cemberut Jaehyuk.
“Oyy! Bagus, sini nak ikut mancing sama Ajik.” Ucap Ajik yang memanggil anaknya yang sedang lewat. “Aku mau sih Jik, tapi aku di telpon Ibu disuruh pulang katanya.” Jawab Bagus. “Alah, alasan kamu tuh.” Ujar Ajik. “Beneran loh Jik, semoga dapet banyak ikannya ya Jik, titip Ajik ya Hyung.” Ujar Bagus sambil memberi dua jempol pada Jaehyuk.
“Aduh! Ajik kemana lagi sih udah sore kok belum pulang juga.” Ujar Ibu Hostel. Tak lama Ajik dan Jaehyuk datang. “Aduhh, Kalian ini kotor banget, kaya abis nyemplung ke sawah.” Ucap ibu. “He.. He.. He.. tadi kita abis mancing terus kesawah dulu buat nyari belut bu.” Jawab Ajik.
“Aduh! Anak ganteng, kok kamu juga mau aja sih, Ajik bener-bener deh ya,” ujar ibu Hostel sambil menggelengkan kepalanya dan mengambil ember yang berisi ikan dan belut yang ada di tangan Jaehyuk. “Tunggu, jangan masuk dulu, diam kalian disitu.” Ucap ibu. “Gusti, ambilkan ibu selang air.” Ucapnya lagi. “Siyaaap Ibuku.” Ujar Gusti.
Bunyi suara air keluar dari selang, Ibu Hostel menyiram mereka berdua yang penuh lumpur pada badan mereka. “Ahhh!” Teriak Jaehyuk. “Maaf ya nak, ini biar kalian ga bikin lantai Ibu kotor,” ucap Ibu. “Yeahhhh! yuhuuu.” Pungkas Ajik, gembira. “Pffth Ha..Ha..Ha kalian kaya anak bebek.” Ujar Gusti. “Stop jangan lewat sini, muter, lewat belakang.” Ujar Ibu Hostel.
Kepulan asap dari ikan yang dibakar oleh Ajik di halaman depan, di bantu juga oleh Gusti dan Jaehyuk mereka mengipas ikan dengan semangat, sampai-sampai asapnya membuat mereka terbatuk-batuk. “Aduh! Hyung pelan-pelan dong.” Pungkas Gusti. “Biar cepet mateng.” Balas Jaehyuk. “Aduh! Kalian ini.” Ujar Ajik. Kemudian ada Ibu Hostel dan Alena sedang menyiapkan makanan lainnya.
Ibu Hostel, Ajik, Gusti, Jaehyuk dan Alena mereka makan malam bersama. “Hmmp enak banget buk!” Pungkas Alena. “Iya dong! kan ikan dan belut nya Ajik yang nangkep.” Sahut Ajik. “Aku juga bantu kok, aku juga dapet tadi.” Ujar Jaehyuk. “Yee, cuma satu doang kok bangga.” Balas Ajik. Alena, Ibu dan Gusti pun tertawa mendengarkan mereka.
***
“Hei, gimana hari ini?” Tanya Alena. “So happy.” Jawab Jaehyuk disertai hela napas di lanjut dengan senyuman manis. “Thanks Alena,” ujar Jaehyuk. “Ehh kenapa?” Balas Alena. “Nothing, i jus’t wanna say thank you.” Pungkasnya. “Hmm thanks.” Ucap Alena. “Why?” Tanya Jaehyuk. “Nothing, i jus’t wanna say thanks too.” Balas Alena. “Pffth Ha.. Ha.. Ha..” mereka tertawa bersama.
“Halo, iya, besok aku akan pulang,” jawab Jaehyuk via telpon.
Di tengah malam.
Jaehyuk sedang mem-packing barang-barangnya. Alena datang mengampiri Jaehyuk “Nih, kripik pisang sama sale, oleh-oleh dari aku,” pungkas Alena.
Jaehyuk terkejut, karena kripik pisang dan sale yang dibawa Alena, itu sekantong penuh. “Woah! Terimakasih Alena.” Balasnya.
“Besok, aku pulang sore, sebelum pulang ayok kita jalan-jalan sebentar,” ucap Jaehyuk. “Oke.” Balas Alena.
Alena yang masih terjaga memutuskan untuk membuat teh hangat.
Di dapur.
“Eh! Kak Alena, lagi bikin teh ya kak?” Tanya Gusti. “Oh, ini aku bikin dawet, pasti kamu mau buat kopi ya?” Canda dan tanya Alena sambil mengaduk teh.
“Pffth, iya nih kak, disuruh Ajik.” Jawab Gusti. “Selesai deh, aku duluan ya Gus,” ujar Alena. “Iya kak,” balas Gusti.
Ketika Alena berjalan menuju kamar dengan membawa segelas teh hangat di tangannya, ia melihat Jaehyuk yang ketiduran di atas sofa. ‘Wah! bener-bener ya, ganteng banget ciptaan tuhan..,’ gumam Alena.
Alena kembali ke meja nya dan melanjutkan pekerjaan yang ia kerjakan di laptopnya. Sesekali ia melirik ke arah Jaehyuk.
‘Aduh ini orang, dingin gini masa ga pake selimut, apa aku diem-diem selimutin aja ya? Tapi kalo tiba-tiba bangun gimana? malu aku,’ gumamnya. Alena melirik lagi ke arah Jaehyuk. ‘Ah udah lah gas aja, kasian juga.’ Gumamnya lagi.
Ketika Alena sedang menyelimuti Jaehyuk, ia berjongkok di hadapan Jaehyuk dan menatap wajahnya yang sedang tidur. Jaehyuk mengerenyitkan dahinya dan berkeringat juga.
Lalu Alena menempelkan tangannya pada dahi Jaehyuk. “Wah! panas bro, bentar ya,” pungkas Alena, dan ia pun mencari sesuatu di tas miliknya. “Loh.. loh.. kok gada.” Ujarnya.
Alena pergi ke menemui Ajik. “Ajik,, punya baybayfiver ga?” Tanya Alena. “Loh! kamu sakit nak? Ada sebentar ya, Ajik ambilkan.” Jawab dan tanya Ajik. “Iya Jik, sedikit he.. he..,” balas Alena. “Ini ya nak, cepet semoga sembuh loh ya,” ujar Ajik. “Makasih ya Ajik,” balas Alena.
Ketika Alena kembali ke kamar, ia melihat Jaehyuk sudah tergulung oleh selimut, seperti kue dadar gulung, yang terlihat hanya wajah dan kepalanya nya saja.
“Oy! bangun dulu bentar.” Ucap Alena sambil menepuk nepuk Jaehyuk sampai bangun. Kemudian ia mengangkat sedikit kepala Jaehyuk.
“Sebentar, ini di minum dulu,” pungkas Alena sambil memberi obat dan dilanjut menempelkan baybayfiver di dahi Jaehyuk. “Thanks Alen,” ujar Jaehyuk. “No Problem.” Balas Alena.
Jaehyuk pun melanjutkan tidurnya, dan Alena juga melanjutkan pekerjaannya.
***
Di pagi hari ketika Jaehyuk bangun dari tidurnya, ia memegang dahinya, terdapat baybayfiver yang tertempel. Sontak ia pun teringat dengan kejadian semalam, Alena yang menempelkannya, juga memberi obat dan selimut padanya.
Kemudian Jaehyuk menengok ke kanan dan ke kiri, lalu ia melirik ke tempat tidur Alena, ia melihat Alena yang sedang tertidur di tempat tidurnya.
‘Dia sangat manis!’ Gumam Jaehyuk. Ia menghampirinya kemudian duduk samping tempat tidur Alena. Ia mengelus kecil pada rambut Alena. “Terimakasih,” lirih Jaehyuk.
“Kak Jaehyuk..! ada yang car...” ujar Gusti. “Sttt,” jawab Jaehyuk disertai memberikan tanda diam dengan jarinya. “Ooh.. oke, kak Jaehyuk, itu ada yang cari kakak di depan,” pungkas Gusti pelan. “Oke, makasih ya,” balas Jaehyuk. “Siip,” jawab Gusti.
“Ey.. man! apa kabar? kamu mau pulang besok kan, nanti biar aku yang antar sampai bandara.” Ucap dan tanya *Josep sambil merokok di halaman depan.
“Ah, ya aku baik-baik saja, thanks dude,” balas Jaehyuk sambil mengeluarkan sekotak rokok dari kantong bajunya dan mengambil sebatang rokok, lalu ia mengambil rokok Josep untuk membakar rokoknya. “Oh ini.” Pungkas Josep memberikan rokoknya.
*Josep adalah sahabat Jaehyuk dari korea.
“Aku akan tinggal disini beberapa bulan lagi sampai semuanya beres.” Pungkas Josep. “Hmm ya, nikmati lah,” jawab Jaehyuk. “Bagaimana keadaanmu?” Tanya Josep. “Aku sudah membaik, dimana Maya?” Balas dan tanya Jaehyuk dengan hembusan asap yang keluar dari mulutnya.
“Maya sedang istirahat, aku harap kamu terus rutin untuk terapi,” balas Josep. “Iya kamu tenang saja,” jawab Jaehyuk. “Sekali lagi, selamat atas pernikahanmu.” Pungkas Jaehyuk. “Thanks dude.” Balas Josep.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!