Nama ku Casyandra Asubagio, seorang gadis yang terlahir di tengah kemegahan keluarga terpandang Asubagio
Sayangnya semua tak seindah yang di bayangkan, kehidupan ku tak seindah kisah tuan putri yang bisa melakukan apapun dan di cintai oleh siapapun
Aku, gadis bernama Casyandra dan inilah kenyataan hidup ku, menjadi pajangan di rumah ku sendiri
Sedari muda aku hidup di bawah pengawasan pembantu dan semua karyawan yang bekerja dengan orang tua ku, bukan aku tak bersyukur dengan semua yang tuhan berikan pada ku,
Karena harta aku di tinggalkan, karena harta aku di buang dan karena harta aku tak di anggap, kehidupan ku malang, hidup di antara sepasang suami istri yang sangat serakah dan bahkan tak memiliki sedikitpun rasa simpati, dan ini lah aku dan kisah ku
Waktu itu, aku masih Seorang bocah kecil yang begitu cengang, untuk pertama kalinya aku melihat papa dan mama ku setelah aku berusia 7 tahun
"Kamu, kamu sangat bodoh"
"Pa, jangan gitu, Casya masih kecil, lagi pula dia juga bisa belajar lebih giat lagi"
"Ma, aku bahkan ngak nyangka kalo kita punya anak yang bodoh banget, apa yang bisa di harapkan, dia adalah penerus kita nanti, tapi kamu lihat, dia terlalu bodoh"
"Om, sama Tante siapa?" Aku sudah memandangi keributan ini sejak beberapa waktu lalu
Dua orang ini datang begitu tiba tiba dan setelahnya malah ribut, mempermasalahkan tentang kecerdasanku
"Lihat, bahkan dia tak mengenali kita"
"Pa"
"Bik mereka siapa?"
"Non, ini mama sama papa non"
"Mama?, papa?, Casya punya mama papa?" Aku menatap dua orang dewasa ini dengan tatapan polos
Saat itu aku masih begitu polo, aku bahkan mempertanyakan hal bodoh itu, dulu aku berfikir jika aku tak memiliki orang tua, setiap hari hanya sendirian, di bully dan di tertawakan oleh teman teman ku karena papa dan mama ku yang tak pernah muncul ke sekolah
"Bi, bawa Casya ke kamar"
"Om Tante mama papa Casya, Om Tante ngak Peluk Casya"
"Kamu udah gede, jangan manja, sekarang masuk kamar dan belajar dengan baik, saya tidak memiliki anak yang bodoh" Setelahnya kedua orang itu segera meninggalkan ku yang masih diam di tempat
"Non, ayo kita masuk ke kamar"
"Bik, Mama papa Casya ngak sayang ya sama Casya?"
"Tuan sama nyonya sayang kok sama non, non ngak boleh ngomong gitu"
"Tapi tadi papa bilang Casya bodoh dan mama juga ngak mau punya anak bodoh, Casya bodoh ya bik"
"Ngak kok, non pintar banget"
"Buk guru juga bilang gitu, Casya anak pintar dan muji Casya terus"
"Sekarang ayo masuk ke kamar kita belajar ya"
Mulai saat itu aku mulai terobsesi untuk belajar, meningkatkan kemapuan ku, menjadi anak yang pintar untuk membanggakan mama dan papa ku
Dan hasilnya?, hasilnya aku kecewa, hasilnya aku akan selamanya menjadi orang yang kesepian sedari kecil aku tak pernah tau bagai mana rasanya di cintai dan di inginkan oleh keduanya yang bahkan setiap hari hanya sibuk mengumpul pundi dan mengabaikan
aku,
Setelahnya mereka akan datang dan berdalih jika semua yang mereka lakukan adalah untuk ku, untuk kebahagiaan ku dan untuk kepentingan ku di masa depan, mereka lupa jika aku adalah anak mereka, aku adalah hasil dari cinta mereka, aku tak butuh setumpuk harta, aku hanya menginginkan sedikit
kasih sayang dan perhatian, sedikit saja, apakah sangat tak bisa?
Aku sendirian saat pembagian lapor dan aku bahkan masih tetap menjadi orang yang
sendirian dalam berjuang melawan penyakit ku di rumah sakit,
Sebagai orang tua kemana mereka saat aku terbaring lemah tampa daya, apakah sebegitu sibuk hingga bahkan tak memiliki waktu hanya sekedar menjenguk ku, satu kata untuk kehidupan ku ini
MENYEDIHKAN
Dalam kisah ku, aku hanyalah seorang yang gagal dalam segala hal, gagal memiiki kasih
dari orang tua dan gagal dalam menjalin kisah asmara, namun sayang bahkan aku
tidak memiliki waktu untuk bersedih, meskipun suka mengeluh aku tak benar benar membenci kehidupan ku, ini adalah permainan takdir dan mau tak mau hanya bisa menerima di dalam keterdiaman
Setiap harinya haruslah di lalui dengan penuh semangat, hanya ada satu keyakinan di
dalam hati, aku adalah gadis kuat, dunia tak akan bisa membuat ku tumbang dan
merasa sendirian.
Hingga saat mulai beranjak remaja aku memilih untuk pergi, keberadaan ku juga tak di butuhkan, aku ingin pergi dan membuang semua rasa sakit ku
Aku ingin pergi dan melepaskan semua kenagan dan kisah masa muda ku yang bahkan gagal, semu orang mengharapkan kebahagiaan dalam kehidupan mereka, begitu juga dengan aku, aku hanya manusia biasa dan sangat ingin memiliki kehidupan bahagia
Tepat pada Usia 19 Tahun aku memilih untuk melanjutkan study ku di Belanda, melanjutkan pendidikan dengan mengandalkan beasiswa yang ku dapati dari segala prestasi dan kerja keras ku selama ini
Hidup sendirian di perantauan sangat tak mudah bagi gadis muda seperti ku, aku harus menjalani kuliah sembari bekerja, mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk melanjutkan kehidupan ku yang malang ini
Aku menyedihkan?, oh tentu saja, hidup di perantauan bukan hal yang bisa ku jalani dengan jalan yang lurus, banyak hal yang sudah ku lewati hingga akhirnya aku menemukan seseorang yang bisa ku gunakan untuk bersandar
Semua terjadi tepat pada 5 Tahun lalu, saat aku masih menjadi seornag mahasiswa, aku bertemu dengan seorang pria tampan berdarah indonesia
Sejak kehadirannya selalu perlahan berubah, kehidupan ku yang kesepian dan sendirian seketika kembali berwarna
Dia adalah Aldino Alvaro, pria yang sangat ku banggakan, pria yang sangat ku cintai dan menujukan betapa indahnya dunia pada ku
Namun sayang, tak ada yang abadi di dunia ini, setiap yang datang akan pergi, setiap pertemuan akan memiliki ujung perpisahan
Baik itu perpisahan yang baik baik atau perpisahan membawa luka, aku menghela nafas pelan, mengingat kembali di masa aku dan Aldino menjalin cinta
menjalani kehidupan yang bahagia dan penuh dengan keceriaan, selama satu tahun kehidupan ku hanya tentang aldino, namun siapa yang menyangka, satu tahun itu adalah luka mendalam bagi ku
Aku menjalani kehidupan yang bahagia dan indah selama satu tahun dan aku harus membalas dengan kehancuran selama tiga tahun, bodoh, oh tentu saja, siapa yang tidak pernah bodoh karena cinta
"Gue bodoh banget, malah keingat hal yang sangat tak pantas buat gue ingat, Udah lama banget dan gue masih aja jadi orang yang bodoh" Aku menghela nafas sembari menatap keheningan
Lima tahun lalu,
“Aduh pake apa ya?” Aku menatap lemari ku bingung,
Hari ini Aldino akan membawa ku untuk bertemu dengan keluarganya, hanya saja wabah penyakit setip gadis itu sama, seperti biasa pakaian akan menghilang saat dalam stuasi penting, entah mengapa bisa seperti itu
“Kemana semua pakaian ku, mengapa malah menghilang di saat penting seperti ini" aku masih terus ngedumel sembari mengacak ngacak isi lemari, Ada banyak pakaian,
Deringan ponsel membuat ku kembali ke alam sadar ku, aku menghela nafas pelan beranjak dari depan lemari menuju nakas tak jauh dari ranjang
“Hallo”
“Hallo sayang, aku udah di bawah ni, kamu udah siap?” Suara lembut itu berasal dari
seberang telpon, dia adalah Aldino Alvaro pria yang berhasil membuat ku membuka
hati
“belum siap siap, Aku ngak ada baju"
rengek ku kesal
Aku sudah bersiap begitu lama, aku bahkan belum meria muka, masih duduk di depan
lemari memikirkan pakaian mana yang bisa ku gunakan untuk menemui mama aldino,
aku tak ingin mendapat kesan buruk darinya
Ini adalah pertemuan pertama ku, setidaknya tinggalkan kean baik, aku ingin terlihat seperti wanita yang feminim dan anggun, tapi malah tak menemukan pakaian yang cocok
“Kok bisa?”
“Aku tidak tau Al, biasanya lemari baik baik aja tapi hari ini?, aku sudah membongkar
lemari sedari tadi, tapi tetap saja aku tak bisa menemukan apapun, semua pakaian ilang ngak tau kemana”
Suara kekehan dari seberang sana membuat ku tak senag, aku hanya tak ingin terlihat buruk di hadapan mama Aldino,
“Pake apa aja yang senyaman kamu, asal jangan pake pakaian pendek saat ini cuaca
sedang dingin aku tak ingin kau sakit karena salah berpakaian”
Sudah hampir masuk musim dingin dan tentu saja pakaian pendek harus di singkirkan
jauh jauh, sepanjang musim hanya bisa di dalam rumah, jika ingin tetap beraktivitas tentu saja harus menggunakan jaket yang tebal agar tidak sakit.
Ia berusaha menenangkan ku saja aku tetap aja tak bisa membuat ku merasa tenang,
pakaian ku di dalam lemari teleh hilang semua, jika seperti bagai mana bisa aku
menemui mama Aldino
“Naik, aku bingung mau pake apa, aku ngak tau mau pake apa, ngak ada baju yang layak
buat ketemu mama kamu, sebel banget tau ngak, kemarin kemarin semua masih ada
lemari main ful, dan hari ini meskipun udah membongkar lemari juga tak menemukan pakaian yang layak, hari ini membuat ku baru menyadari jika pakaian pakaian ku selama ini sangat tidak enak di lihat” Aku berucap dengan manja,
Ku dengar helaan nafas dan setelahnya langkah kaki yang mulai memasuki gedung
apartemen yang menjulang ini, aku yakin Aldino akan datang tak lama lagi,
seperti biasa aku akan mulai menghitung
1
2
3
Saat hampir hitungan ke sepuluh Pintu di ketuk dan tentu saja aku tau siapa yang
datang, dialah kesayanganku yang berlari dengan cepat dari lantai dasar ke lantai sepuluh.
Aku tersenyum lebar dan dengan penuh semangat menuju pintu utama, kekasih hati ku datang akan sangat tak baik jika aku tak menyambutnya dengan sebuah pelukan nan hangat,
Saat pintu terbuka Aldino sudah berdiri di hadapan ku dan jangan lewatkan
senyuman indah itu, benar membuat ku tergila gila, aku memeluknya singkat
setelahnya mengajaknya masuk
“Bingung mau pake apa, ngak ada yang pas, aku ngak punya baju buat ikut kamu, bingung banget”
Aku dengan kesal melangkah menujukan lemari ku bersama pakaian ku yang telah menghilang, ia tersenyum dan mendudukkan diri di ranjang ku
“Pake aja yang buat kamu nyaman, kamu ngak perlu jadi orang lain cuma untuk membuat mama ku jadi suka sama kamu"
"Tapi ngak nggak bisa gitu dong Al, ini pertemuan pertama ku, aku harus menjulang yang terbaik"
"Cukup jadi Casya nya Aldino yang cantik tapi bar bar, mama juga bukan orang yang bakan menilai orang lewat penampilan, jadi sayang, pake apapun yang buat kamu ngerasa nyaman, jangan jadi orang lain Cuma untuk ketemu sama mama ku, toh mama juga bukan orang yang kejam yang menilai segala sesuatu melalui apa yang terlihat” Aldino berucap dengan lembut
Aku menggembungkan pipiku dengan kesal, setidaknya untuk saat ini biarkan aku terlihat
seperti gadis gadis di luaran sana, gadis yang cantik lembut dan anggun,
Untuk pertemuan pertama ini aku berharap jika aku tak menujukan sisi jelek ku ini, aku harus terlihat baik di mata calon mertua dengan begitu barulah bisa di sebut sebagai
menantu idaman
Untuk pertama kali jangan tunjukan ke bar baran itu di depan calon mertua, aku tak
ingin di tendang olehnya, aku masih menyanyangi pantat mulus ku, aku tak
ingin mendapat kesan buruk saat bertemu
“Ini pertemuan pertama aku, aku ngak boleh sembarangan, aku gugup banget, kamu sih ngasih taunya mendadak, aku belum siap siap, aku belum menyiapkan mental aku buat ketemuan sama mama kamu” Aku bahkan memprotes,
aku tak mungkin hanya menggunakan kaos oblong dan jins bertemu dengan calon mertua,
“Sayang aku menyukai kamu dengan segala yang ada pada mu, lalu mengapa harus menjadi orang lain, aku juga yakin mama pasti akan menyukai mu, mama ku sangat baik dan kalian pasti akan cocok” Aldino mengelus rambut ku
Pria ini, bahkan sangat manis dan sangat tau bagaimana cara membujuk ku
“Kamu sih, ngajak ketemu mendadak gini, aku jadi ngak ada persiapan edikitpun untuk
bertemu calon mertua ku, lihat sekarang, saat pertemuan pertama aku sudah kelabakan mencari baju, dan bahkan belum berdandan jam segini, di pertemuan pertama saja aku telah membuat calon mertua ku menunggu” Aku mengomel
Pertemuan ini sangat tiba tiba, semalam Aldino mengabari jika mamanya ingin bertemu, aku belum menyiapkan apapun
“Ngak usah panik, semua akan selesai dalam hitungan menit saja jangan gugup, aku di sini, aku bakalan jagain kamu kok, semua akan berakhir dengan baik sesuai dengan yang kamu inginkan, pacarnya Aldino yang
ganteng ini tentu saja akan terlihat cantik menggunakan apapun” Ucap Aldino mengelus rambutku pelan,
Setelah mengotak atik ponselnya sebentar, ia tersenyum dan melangkah mendekati ku, memeluk ku dari belakang
“Apapun yang kamu pake kamu akan tetep keliatan cantik, huh akhir akhir ini kita sibuk
tersu sama urusan kampus, aku kangen, aku mau ngabisin hari yang panjang sama
kamu, hanya kita berdua, taka da tugas kampus ataupun yang lainya, siang kamu
melakukan semua aktifitas repot mu itu dan saat malam hari sudah tertidur karena
kelelahan, aku kangen sama kamu” Bisiknya pelan, aku hanya menggeleng sebagai
jawaban, dasar bermulut manis,
“Kamu juga banyak kegiatan, sebagai pacar yang baik aku ngak mau ganggu aktifitas
kamu lagian keseringan ketemu nanti kamu malah bosan dengan ku, aku tak ingin
di tinggalkan hanya karena alasan bosan, itu alasan yang sangat tidak masuk akal”
“Aku ngak bakalan pernah merasa terganggu dan bosan sama kamu sayang, hanya kamu,
selamanya hanya aka nada Casyandra yang cantik sepeti bidadari” Ucapnya dengan
lembut yang membuat ku tersenyum kecil
“Dasar perayu ulung, berapa gadis yang kamu rayu dan kamu kencani dalam bulan ini?” Ucap ku melepaskan diri dari pelukanya dan melangkah menuju ranjang untuk merapikan beberapa pakaian yang ku keluarkan dari lemari sebelumnya, namun ia kembali mengikuti ku dan memeluk ku, dan al hasil aku tak jadi memasukan pakaian yang terserak di atas ranjang
“Tentu saja tidak ada gadi lain, hanya ada Casyandra seorang, selamanya hanya seorang Casyandra saja” Ucapnya yang membuat ku terkekeh geli,
Suara bel membuat ku menatap aldino sekilas, aku tak memiliki niat lain hanya memintanya untuk melepaskan pelukannya agar aku dapat melihat siapa yang datang
“Biar aku yang buka” Ucapnya pelan,
Aku hanya mengguk sebagai jawaban, ia melangkah meninggalkan kamar menuju pintu utama dan jelas akan menyambut tamu yang datang sedangkan aku?, tentu saja
memilih untuk membereskan kekacauan yang telah ku buat,
Jika Aldino kembali maka aku tak akan mendapat kesempatan itu, ia sangat bersemangat jika memeluk, bahkan membuat ku menjadi sulit bergerak, namun meskipun begitu aku sangat senang dan menyukainya, selama ini takada yang menunjukan kehangatan itu, dan bersama Aldino aku mendapatkannya
“Huh” Ucap ku menghela nafas, aku benar benar tak tau harus bagai naman, tak tau harus memakai apa, kening ku mengerut saat aldino kembali masuk dengan tiga
orang wanita,
“Selamat siang nona Casya” ucapnya dengan logat belanda yang khas
“Ah?” Aku pelan, aku masih berada dalam keterkejutan ku,
Kenapa Aldino membawa mereka, dan parahnya?, aldino langsung menggiring mereka kekamar ku, kamar yang bahkan sedang dalam keadaan kacau
“Dandan dengan cantik dan buat aku terperangah dan tak bisa beralih dari pesona mu” ucap aldino berbisik pelan,
Ia mengecup kening ku singkat, setelahnya segera meninggalkan ku bersama dengan
ketiga wanita panggilan itu, aku bahkan dapat melihat jika ia menuju ruang tamu,
“Baiklah nona mari kita mulai”
Ketiganya menarik ku duduk, dan bermula lah segala aktivitas menjengkelkan, di mana aku
harus di paksa menggunakan make up yang sedikit merepotkan itu, Aldino memang
sangat tak tertebak, dalam sekejap ia bahkan langsung mendatangkan penata rias
dan desainer untuk mempersiapkan ku.
“Aku gugup” bisik ku sembari mencengkram tanganya dengan erat
Ini adalah pertemuan pertama ku, aku tak begitu berpengalaman tentang megambil hati
orang tua, takutnya malah hanya akan membuat masalah untuk ku
Mobil sudah memasuki area parker membuat ku menjadi semakin cemas dan begitu kahwatir dengan pertemuan ini, sebelumnya aku begitu percaya diri, hanya saja untuk saat
ini semua kepercayaan diri itu menghilang entah kemana, demi apapun aku sedang
gugup, oh tidak bahkan sangat gugup
“Kamu tenang aja, aku di sini, lagian kenapa harus gugup, kamu udah cantik kok, bahkan
paling bersinar di antara semua orang” Bisiknya pelan,
Setelahnya menggenggam tangan ku dengan erat berjalan pelan memasuki restoran dengan wajah tenang, aku mengikuti langkahnya dengan senyum yang di buat, para perias sebelumnya merias ku dengan begitu bersemangat dan bahkan memberikan ku sebuah gaun dan sepatu berhak,
Aku bisa menggunakannya, hanya saja aku sudah terbiasa bersama jins kaos dan sepatu,
saat tiba tiba menggunakan gaun maka akan terasa sangat aneh dan asing
“Sayang, akhirnya kamu dateng, mama kaget banget sama kamu” Ucap seorang wanita paruh baya,
Aku menatapnya diam diam, benar benar seorang wanita berkelas, lihatlah wajah
cantik, pakaian kenamaan dan perhiasan mahal itu?, ia terlihat sangat menyayangi tubuhnya, lihatlah?, ia bahkan masih terlihat begitu menawan di usia yang terbilang tak muda
“Al juga kangen banget sama mama, bagai mana kabar mama, mama ke belanda tapi ngak ngasih kabat ke al” ucap Aldino pelan,
“Emang mau liat anak sendiri harus izin dulu?”
“Bukan gitu ma, tapi ya biar enak aja, biar al yang jemput dan bawa mama ke apartemen
buat istirahat"
“Mama ada tim kok yang ngurus semua kebutuhan mama, mama ngak mau bikin kamu repot, ah, ia ayo duduk, dari tadi ngomong terus malah lupa nyuruh anak mama buat duduk”
Sang nyonya alvaro mempersilahkan kami untuk duduk setelahnya memesan makanan, senyuman bahkan tak pernah luntur dari wajah nyonya besar itu
“Ah ia ma ini pacar Al” Ucap Al pelan,
Aku membenahi duduk ku saat si nyonya Alvaro menatap ku lekat, melihat penampilan
ku dari atas sampai bawah, dan entah mengapa aku merasa sangat tidak nyaman
saat di tatap seperti itu
“Selamat malam tante” Ucap ku lembut,
Meski gugup aku tentu saja harus berusaha untuk terlihat baik dan berusaha untuk
bertindak seanggun mungkin aku sudah berlatih meringankan intonasi ku, bagai
manapun mulut ku bahkan sangat tak pantas menjadi anggun aku merasa jika suara
ku seperti orang tercekik
“Kamu cantik sekali, siapa nama kamu?” ucapnya menatap ku dengan senyuman hangat
Senyuman yang begitu membuat ku kagum, wanita ini bahkan menyambut ku dengan baik, untuk beberapa saat aku hanya bisa bernafas lega, namun tentu saja tak akan berakhir sesederhana ini
“Nama saya Casyandra tante” Ucap ku pelan, nyonya alvaro mengguk pelan
“Apa aktivitas kamu sehari hari” Ucapnya lagi
“Saya kuliah tante, dan jika ada waktu senggang saya bekerja paruh waktu” Ucap ku
pelan,
Jika memiliki waktu senggang aku akan pergi untuk bekerja dan mengumpulkan untuk
memenuhi kebutuhan, aku tidak kekurangan uang,
Hanya saja aku tidak ingin menggunakan uang yang di berikan oleh papa mama ku, aku lebih menyukai hasil kerja keras ku sendiri, aku lebih menghargai setiap detik pekerjaan ku
“A, kamu mandiri ya, bagus seorang gadis tentu saja harus mandiri agar tidak di
remehkan oleh para pria, kerja kerja paruh waktunya dalam bidang apa?, di perusahaan orang tua kamu ya?, di bagian apa?” Ucapnya masih terlihat ramah meskipun aku dapat melihat sedikit keterkejutan di wajah cantik itu
“Saya kerja di salah satu restoran cepat saji tante, dan saya hanya bertugas untuk
mencatat dan mengantarkan makanan” ucap ku lagi namun perubahan wajah itu
membuat ku sedikit tak nyaman,
Perubahan yang sangat drastis dan tiba tiba bagai mana tidak sedari tadi mahluk tua ini
menujukan wah yang ramah dan begitu berbelas kasih, namun saat ini?, wajah
ramah tamah itu berubah gelap, di gantikan dengan sosok yang angkuh seakan
gila akan hormat
“Oh orang miskin toh, pegawai di rumah makan cepat saji, al, kamu yakin bawa gadis
seperti ini untuk bertemu dengan mama?” ucapnya dengan nada sinis, ia bahkan
sudah menujukan sikap aslinya
“Ma, Casya pacar al, mama ngak boleh kasar gitu” Sela Aldino cepat,
Aldino menatap ku lekat, sedangkan aku tak menunjukan expresi apapun, apa salahnya
bekerja?, apa salahnya mengisi waktu luang dengan hal yang lebih berguna,
Lagi pula aku bekerja bukan karena aku benar benar kekurangan uang, orang tua ku masih mengirimi ku uang, namun?, aku memilih untuk tak memakai mereka, aku hanya butuh biaya pendidikan, selebihnya?, aku akan berusaha untuk mempertahankan hidupku sendiri
“Sayang sepertinya mata kamu perlu di bawa kerumah sakit deh, sayang kamu sudah di sini selama beberapa tahun, dan baru sekarang kamu mau ngenalin pacar kamu ke mama, tapi kenapa kamu malah macarin gadis seperti ini, negara ini luas kota ini juga sangat besar, ada puluh bahkan jutaan manusia dan dari sekian banyak gadis di sini apa kamu ngak bisa nyari yang lebih berkelas?, banyak bule cantik di sini kenapa kamu malah mau menjalin hubungan dengan gadis miskin?, kamu itu putra tungga keluarga alvaro sayang, kau tidak bisa menjalani hubungan ini, sekarang mama akan bawa kamu ke rumah sakit untuk periksa mata, ada begitu banyak gadis cantik di sini mama tak terima jika kau malah jatuh dalam pesona seorang gadis miskin seperti ini” Ucapnya dengan penuh ejekan,
Aku masih duduk di tempat ku, tak memiliki niat untuk melakukan pembelaan, biarkan
ia mengatakan apa yang ia inginkan, setelah ia selesai barulah aku akan mengambil giliran untuk berbicara, aku masih memiliki sopan santun dan etika saat berhadapan dengan orang tua,
Salah satunya jangan menyela saat mereka sedang berbicara, karena hati nan lembut itu bisa saja marah besar jika mendapatkan perlawanan dari lawan bicara, karena ia sangat ingin berbicara maka ia tak akan menghentikannya untuk beberapa saat, setelah selesai tentu saja aku akan mengambil kendali,
Aku terlalu naïf ternyata, kenyataanya cinta bukan segalanya bagi manusia awalnya aku begitu percaya disi dan menyangka jika keluarga aldino akan menghargai ku dan menerima ku sebagai gadis yang di cintai oleh putranya tapi ya sudah lah,
Cinta memang tak akan memandang status dan sosial, namun akan selalu ada orang lain yang dengan mudah memberikan kritik hanya kerena menganggap jika orang lain beda di bawahnya
“Ma”
“Al mama ngak mau tau pokonya kamu harus putus sekarang, kamu harus mutusin dia,
mama ngak sudi punya menantu miskin, apa kata teman teman mama nanti kalo kamu
pacaran sama gadis yang masih harus kerja paruh waktu buat nyambung hidup”
“Cukup ma, al ngak bakalan mutusin casya, ini ngak mungkin ma, al cinta banget sama
casya”
“Mama bilang putus ya berarti putus, jangan bikin mama malu ya, setelah kamu selesai
kamu bakalan balik ke rumah dan menikah dengan gadis yang udah mama pilih, dia
lulusan Canada dan pastinya dari keluarga yang setara dengan kita”
“Ma, Al udah bilang, al ngak mau sama gadis pilihan mama, al ngak mau di jodohin, al
udah punya casya dan al cinta banget sama cinta, ngak bakalan mutusin Casya lagi
pula apakah omongan teman mama lebih penting dari kebahagiaan Al?, apakah
kesetaraan harta lebih berharga dari cinta yang al miliki?”
“Al buka mata kamu lebar lebar, dia ngak beneran cinta sama kamu, dia Cuma mau
harta kamu buka mata kamu aldino, dia hanya orang miskin, dia ngak benar benar
suka sama kamu, yang ia cintai adalah uang dan status kamu, mama udah nyiapin
orang yang bakalan cocok banget sama kamu”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!