Carolina atau biasa disebut Nana, seorang wanita berusia 27 tahun yang sangat gila dengan pekerjaan. Di usianya bahkan dia belum pernah berpacaran dan sangat suka dengan drama percintaan baik itu film, novel maupun ditontonnya di media sosial. Dia tinggal bersama ibunya, Sonya yg hampir setiap hari memaksanya untuk menikah. Jangankan menikah, dekat dengan seorang pria pun tak pernah ada dibenak Nana.
Di lain tempat, Lilo seorang pengusaha muda juga menghadapi masalah yang sama. Maminya selalu menanyakan kapan ia akan menikah karna sang mami sangat ingin segera menimang cucu dari anak laki-lakinya.
Ibu Nana dan Mami Lilo tidak sengaja bertemu di pusat perbelanjaan. Ayah Nana yang merupakan penyelamat hidup Lilo menjadi topik pembicaraan mereka. Saat Ibu menceritakan tentang Nana timbulah sebuah rencana di otak mami.
Nana melihat jam tangannya, sudah menunjukan pukul 12.30. Waktu istirahat makan siangnya akan segera habis. Nana mengutuk dirinya sendiri karna dengan mudahnya ia menyetujui kencan buta yang telah direncanakan oleh kedua sahabatnya. Nana mendesah dengan keras.
"Apakah anda nona Nana? "
Suara itu menyadarkan Nana dari keluhan untuk dirinya sendiri, Nana mengangkat wajahnya dan melihat pria yang ada dihadapannya.
*dalam hati Nana*
"Memang benar ibuku sudah sedikit gila mempertemukanku dengan pria yang terlihat lebih muda dariku. Ya Tuhan, dia lebih pantas menjadi adikku"
"Apakah anda Tuan Lilo? " Nana berbalik bertanya, pria itu tersenyum. Wajahnya teduh dan rambutnya yang terlihat sangat halus itu mengingatkannya pada salah Idol dari negeri gingseng.
"Saya Panda, Tuan Lilo menunggu anda di dalam ruangan private nona" jawab pria itu dengan sopan, seolah mengajak Nana berpindah keruangan yang dimaksud.
Nana mengikuti arahan pria yg bernama Panda itu. Nama itu sangat cocok untuk pria berwajah imut sepertimu, pikir Nana sambil tersenyum kecil.
Didalam ruangan private itu sudah menunggu seorang pria tampan dengan tubuh tinggi dan rambut yang rapi. Nana terkesima dengan wajah pria itu, namun ia berusaha menyembunyikan rasa kagumnya.
*dalam hati Nana*
"Ya Tuhan, apakah benar ini Tuan Lilo? Tampan sekali"
"Nona Nana?" pria itu bersuara.
"Ya saya Nana, apakah anda tuan Lilo?" pria itu mengangguk lalu duduk dikursi sambil mempersilahkan Nana duduk.
Mata Nana tidak dapat beralih dari wajah Lilo yang tampan, Nana sangat menyukai type wajah itu.
"Aku pasti sudah mendengarnya dari ibumu, Apakah kau sudah siap untuk menikah?"
Nana diam saja, ia hanya fokus pada wajah tampan Lilo.
"Apa kau mendengarku?" Nana yang baru tersadar terkejut.
"Ya, apaa?" Nana gugup, ia sama sekali tidak mendengar apa yang Lilo katakan.
"Mami meminta kita untuk menikah secepatnya. Aku sebenarnya tidak keberatan menikah dengan siapapun asalkan itu membuat mamiku senang"
Wajah Nana berubah kesal.
"Dengan siapa saja katamu, aku ini wanita dengan kualitas super kau tahu?" Maki Nana dalam hati.
"Ya aku berpikir yang sama, aku juga akan menikah dengan siapa saja yang penting ibu senang" Nana membalas kata-kata Lilo sambil memicingkan matanya.
"Baik kita sudah sepakat, persiapkan dirimu. Minggu depan kita menikah"
"Hah?" Nana sangat terkejut, ia berdiri dan tanpa sengaja menyenggol meja dan membuat cangkir Lilo terjatuh mengenai sepatunya.
Lilo diam saja melihat tingkah laku Nana, ia hanya berdecak kesal.
❤❤❤
"Apa-apaan pria itu.. Huh. Ia mengatakan akan menikah dengan siapa saja yang dapat membuat maminya senang, kau pikir kau siapa hah? Walaupun kau tampan dan sangat tampan tapi perilakumu itu menyebalkan sekali" Nana memaki-maki Lilo dalam hati dalam perjalanannya kembali ke kantor.
Ia sampai di kantor, Bella menyambutnya.
"Apakah dia pria yang menarik?" Mata Bella berbinar.
"Ya dia pria yang tampan sangat tampaaaan, tapi sikapnya menyebalkan" Nana terlihat kesal.
"Kalau dia tampan kenapa Ka Nana kesal dan menyebutnya menyebalkan?"
"Kata-katanya itu terngiang-ngiang di telingaku. Ia mengatakan akan menikah dengan siapa saja, ia tak tahu siapa wanita yang akan dinikahinya ini" Nana menggebu mengatakannya membuat Bella tertawa.
"Kau tahu Bella aku adalah salah satu karyawan terbaik disini, aku adalah wanita dengan kualitas super. Bahkan aku belum terjamah dengan pria manapun, suamiku adalah pria yang beruntung" Nana membanggakan dirinya.
"Iya iya kaa, aku tahu. Kau adalah seorang wanita super yang masih perawan. Iya kan" Nana melirik ke arah Bella kesal.
"Kau ingin mengatakan bahwa aku perawan tua?"
❤❤❤
Nana duduk dimeja makan, rumahnya yg sempit dan ia hanya tinggal berdua dengan ibunya.
"Bagaimana pertemuanmu dengan tuan muda itu? Apakah dia tampan seperti yang maminya katakan pada ibu? "
"Iya bu dia tampan, bahkaaan sangaaat tampan" Nana mengatakannya dengan terpaksa sambil tersenyum.
"Benarkah? Apa td pertemuanmu berjalan dengan baik? " wajah ibu berseri-seri sangat bersemangat.
"Dia hanya tampan, tapi ia memperlakukanku dengan buruk. Bahkan ia membuatku seolah-olah adalah pilihan terakhirnya. Aku tak mau menikah dengan pria itu" Nana setengah merengek kepada ibunya.
"Menikahlah karna ibu sudah bosan melihatmu dirumah dengan tingkah lakumu yang jauh dari kata feminim. Hobbymu yang suka menggaruk diketiak dan mengupil membuat ibu berfikir kau tidak akan menikah seumur hidupmu
Lagi pula ia adalah anak yang diselamatkan oleh ayahmu dulu, maminya sangat berterima kasih dan ingin sekali kau menjadi menantunya"
"Ibuuuuuuu" Nana makin merengek.
"Aku masih ingin tinggal bersama ibu dan memeluk ibu seperti ini" Nana bangun dari duduknya dan memeluk ibunya dari belakang.
"Kau bocah tua nakal yang selalu membuat ibu pusing, segeralah menikah dan punya banyak anak"
Nana masih saja ingin menolak untuk menikah dengan Lilo, ia merasa sangat direndahkan dengan kata-kata Lilo.
Ibu tak tinggal diam, ia menelpon Mami Lilo menjelaskan apa yang terjadi.
"Lilo apa yang kau katakan pada gadis itu?"
"Aku hanya mengatakan apa yang seharusnya aku katakan mi"
"Gadis itu menolak untuk menikah denganmu" Lilo terkejut.
"Mana mungkin ada gadis yang menolak menikah denganku mi, jangan bercanda"
"Ia menolakmu, ia merasa kau merendahkannya dengan kata-katamu itu
Jangan membuat mami kecewa, mami sudah bertambah tua dan ingin sekali melihatmu menikah" Mata berkaca-kaca.
"Gadis itu terlihat sangat biasa saja, bila aku menikah dengannya akan banyak wanita cantik yang patah hati mi" Lilo mengatakannya dengan nada bercanda. Mami memukul kaki Lilo yang sedang tiduran dipangkuannya.
"Jangan bertingkah aneh, mami ingin kau menikah dengannya. Dia gadis baik dari keluarga yang baik, itu sudah cukup untuk mami"
"Kenapa mami sangat memaksa harus gadis itu? Ia sangat ceroboh bahkan ia memecahkan cangkir di pertemuan kami tadi. Bukankah mami biasanya membiarkanku menolak gadis-gadis yang lainnya"
"Dia bukan gadis biasa, ia adalah anak dari pria yang menolongmu saat itu. Kau ingatkan?" Lilo bangun dari rebahannya.
"Mami serius? Ia adalah anak dari paman baik hati?" Lilo ingat betul paman baik hati yang menolongnya saat akan terjatuh ke jurang bersama bis yang ia tumpangi dengan teman-temannya saat sekolah dasar. Paman itu adalah pahlawan baginya.
Mami mengangguk yakin.
"Baiklah, aku akan menikahinya"
"Segera hubungi dia dan minta maaf" Mami memukul lengan Lilo agak kencang.
"Iya iya mi, aku akan menghubunginya" Lilo mengambil ponselnya.
"Panda jadwalkan kembali pertemuanku dengan gadis itu"
❤❤❤
"Bertemu lagi dengannya? Aku tak mauuuuu..." Nana merengek pada ibunya. Ibunya memukul bokong Nana.
"Jangan seperti anak kecil, tuan muda itu mau bertemu membicarakan pernikahan kalian. Waktunya tinggal sedikit, maminya ingin kau segera menikah dengannya"
"Aku juga tak mau menikah dengannya!! Dia pria yang menyebalkan, apa ibu mau aku membunuhku pelan-pelan dengan menikahkan aku dengannya?" Ibu memukul Nana lagi.
"Gadis bodoh, kau jangan besar kepala. Pria itu adalah sesuatu yang belum tentu kau dapatkan dikehidupan mu selanjutnya, seharusnya kau bersyukur dan berterima kasih sambil mencium kaki ibu"
"Ibuuuuuu"
"Segeralah bersiap untuk menemuinya, pakai pewarna bibir yang terang agar ia memperhatikanmu"
"Aku tidak mau ibuuuu... "
Ibu tidak peduli, ibu mendorong tubuh Nana sampai masuk ke dalam kamar mandi.
"Jangan sampai ibu memandikanmu" ancam ibu, Nana cemberut. Dengan terpaksa ia masuk ke dalam kamar mandi mengikuti kemauan ibunya.
❤❤❤
Nana sudah menunggu ditempat pertemuan kemarin mereka bertemu, karna itu adalag akhir pekan Nana menggunakan baju kasual dengan sepatu kets. Ia sangat tidak berniat bertemu Lilo.
Lilo datang, ia langsung duduk didepan Nana. Nana terkesima kembali dengan wajah tampan Lilo, lalu ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
"Ada apa kau ingin bertemu lagi denganku?" Nana bertanya dengan nada judes.
"Aku ingin meminta maaf, ucapanku padamu sudah membuatmu merasa aku merendahkanmu"
"A.. apa?" Nana takut salah mendengar.
"Tuan meminta maaf padamu nona" Nana melirik kesal pada Panda.
"Kenapa harus ada kau lagi sih, ini akhir pekan dan kau masih menguntit tuanmu" Nana berkata dalam hati.
"Aku dengar, aku hanya memastikan" Nana menjawab ketus kepada Panda.
Lilo diam saja, tatapannya datar tak dapat ditebak apa yang ia pikirkan.
"A aaku memaafkanmu" Nana menjawab.
"Baiklah, Panda akan mengantarkanmu siang ini untuk mencoba gaun pengantin. Aku masih ada sedikit pekerjaan" Lilo beranjak.
"Tunggu!! Apa maksudnya dengan mencoba gaun pengantin?"
"Kau sudah memaafkanku, berarti tidak ada perubahan dari rencana pernikahan ini" Lilo menjawab enteng.
"Aku tidak mengatakan akan melanjutkan pernikahan ini tuan muda" Nana menekan nada bicaranya.
"Sudahlah, aku tak ingin berdebat. Ikutlah dengan Panda dan pilih gaun yang kau inginkan"
Nana mencoba menahan Lilo untuk pergi, ia menginjak tali sepatunya dan hampir terjatuh, Lilo menangkapnya.
"Kau benar-benar wanita yang tidak bisa berhati-hati" wajah Nana memerah.
❤❤❤
Nana sampai disebuah butik, dengan Panda disebelahnya.
"Tuan Pandaaa, apakah ada yang bisa saya bantu? Ooowh tidak biasanya kau membawa seorang wanita, apa dia kekasihmu? " wanita setengah pria yang bernama Rossa menyambut kedatangan Panda dengan senyuman.
"Bukan tuan, nona ini adalah calon istri tuan Lilo" Rossa sangat terkejut, ia menatap Nana dari ujung kaki sampai ujung rambut.
"Apa kau sedang bercanda tuan Panda, hahahhaa"
"Tidak tuan" Panda menjawab cepat, menghentikan tawa Rossa.
"Ja jadi tuan muda tampanku akan menikah dengan wanita ini?" Rossa seperti tak percaya, sekali lagi ia menatap Nana dari atas ke bawah.
"Tuan muda ingin nona Nana memilih gaun pengantinnya"
"Gaun pengantin? Oooowh tidak, tuan tampanku akan menikah" Rossa seperti tak rela.
"Bantulah nona Nana untuk memilih gaunnya, jangan terburu-buru karna tuan muda ingin gaun terbaik untuk nona"
"Oke, silakan nona ikut saya"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!