Bunga saat ini sedang di berada di mana kamar pengantin, di mana dirinya akan menikah dengan seorang yang merupakan tunangan dari adik tirinya sendiri yang saat ini sedang koma di rumah sakit setelah mengalami kecelakaan fatal.
"Kamu jangan merasa bangga dulu karena telah menjadi istriku! Karena dihatiku, selamanya hanya ada Intan seorang! Apa kamu paham?" ucap Mark sambil memegang rahang Bunga dengan erat.
Bunga bahkan sampai kesakitan karena hal itu. "Gadis jelek dan cupu kayak kamu, jangan pernah bermimpi menjadi gadis cantik seperti Intan yang seorang model dan artis terkenal. Kubur jauh mimpi bodoh kamu itu!" Mark terus melotot pada Bunga yang sejak tadi hanya menatap tajam kepadanya.
'Ya Allah!! Semoga kau memberikan aku kekuatan untuk bertahan demi nama baik keluarga ini. Aku mohon padamu!' batin Bunga yang sejak tadi hanya menatap Mark dengan sendu.
Melihat mata Bunga yang menatapnya seperti itu malah membuat Mark semakin murka kepadanya.
Saat Mark hendak melemparkan Bunga ke ranjang, terlihat ibunya masuk ke kamar pengantin. Mark langsung memasang wajah bahagia untuk mengelabui ibunya. "Cepatlah! Kenapa kalian lama sekali? Penghulu dan para tamu sudah menunggu kalian!" Bunga yang masih merasakan sakit pada rahangnya hanya bisa menundukkan kepala. Tanpa terasa air mata Bunga menetes pilu.
Bunga ingin menutupi penderitaannya saat ini dari ibu mertuanya. Bunga tahu kalau dirinya bukanlah istri impian bagi Mark yang sempurna dari segala hal. Bunga berusaha sekuat tenaga untuk terus menguatkan dirinya agar tidak menangis, tapi gagal.
Karena entah kenapa, air mata itu terus saja menetes tanpa ijin darinya.
Ibunya Mark mendekat pada Bunga yang make up nya agak luntur gara-gara kelakuan Mark yang tadi sudah mencengkeram rahangnya dengan kuat dan air mata Bunga yang untung saja sudah sempat di hapus, jadi mertuanya tidak sempat melihatnya.
"Tunggu sebentar, Mama akan memanggilkan tukang make up dulu untuk memperbaiki make up kamu. Aduh, menantu mama cantik sekali!" Mark menatap sinis kepada Bunga yang saat ini sedang dipuji oleh ibunya.
Ketika ibunya keluar dari kamar Itu, Mark pun mendekat kepada Bunga dan berbisik padanya, "Eh, kamu didandani seperti apapun, tetap saja itik buruk rupa yang tidak akan pernah layak untuk bersanding di sampingku. Apa kamu paham?" bisik Mark dengan penuh penekanan kepada Bunga untuk menjatuhkan mentalnya.
Setelah tukang make up datang, Bunga pun langsung diperbaiki make up nya dan menjadi cantik sekali karena menggunakan jasa make up artis yang mahal dan ternama.
Untuk sejenak Mark terpesona melihat kecantikan Bunga pada hari itu.
"Ya ampun!! Kau begitu cantik, kecantikan kamu sudah seperti mutiara yang bersembunyi di dasar laut. Mama suka sekali. Mark!! Kamu harus menjaga istrimu. Kalau sampai terjadi apa-apa dengan dia, Mama tidak akan pernah memaafkanmu!" Mark hanya melirik sekilas pada Bunga dan ibunya.
"Ckckck! Dia cantik cuma sehari doang, Mah! Mama sudah memperlakukan dia seperti Ratu. Padahal sehari-hari dia hanya seperti babu saja di keluarga Intan!" Ucapan Mark emang sudah benar-benar keterlaluan karena sudah menyentuh harga diri bunga yang sejak tadi terus berusaha untuk menyabarkan dirinya dan hatinya.
'Sabar, ya Allah!! Bagaimanapun juga dia adalah laki-laki yang sudah menolongku 10 tahun yang lalu, saat seseorang hendak mencukik dan memperkosa aku! Aku harus sabar!! Anggap saja sebagai penggugur dosa-dosaku di masa lalu dan masa depan, dengan menerima kejahatan dan kekasaran dia padaku.' Bunga terus berusaha memberikan sugesti positif kepada dirinya sendiri.
Walaupun Mark cukup marah karena sejak tadi Bunga sepertinya tidak terpengaruh dengan apapun yang dia lakukan ataupun dia katakan.
Mereka pun kemudian duduk di hadapan penghulu dan mengucapkan janji suci untuk menjadi suami istri mulai hari itu. Bunga terlihat berkaca-kaca matanya karena merasa sedih ibu kandungnya tidak ada di sampingnya di saat hari bahagianya.
'Mama, di manapun Mama berada semoga mama bisa melihatku sekarang!' batin Bunga dengan air mata yang mengalir di pipinya yang mulus.
Mark merasa terhina dengan air mata yang ditunjukkan oleh Bunga pada saat pernikahan mereka berdua sudah disahkan oleh penghulu dan juga disaksikan seluruh kedua keluarga besar.
"Untuk apa kau menangis? Apa kau kira menikah denganku adalah sebuah penderitaan?? Kau jangan bersandiwara lagi! Karena aku tahu bahwa menikah denganku adalah impianmu sejak dulu. Apa kau sengaja merencanakan semua kejahatan ini agar bisa menjadi istriku?? Atau, jangan-jangan Kau yang sudah membuat kecelakaan itu terjadi sehingga membuat Intan menjadi koma?" fitnah keji dilontarkan oleh Mark pada Bunga.
Hati Bunga merasa terhiris mendengar fitnah yang begitu kejam dilontarkan oleh Mark, pria yang sudah resmi menjadi suaminya sejak hari itu.
Para tamu sudah pulang sejak tadi. Sekarang hanya tinggal menyisakan keluarga inti di kediaman mereka. Bunga saat ini sudah berada di dalam kamar pengantin setelah tadi diantarkan oleh ibu mertuanya ke sana.
Mark terlihat sangat muak sekali dengan kehadiran Bunga di sana. Akan tetapi Mark yang memang sudah mabuk sejak tadi, karena dicekoki oleh rekan-rekan bisnisnya dengan alkohol, kini Mark mulai mendekati Bunga dengan tatapan horor yang amat menakutkan bagi Bunga.
"Jangan pernah berharap aku akan mencintaimu karena selamanya cintaku hanya milik Intan!" ucap Mark pada saat mereka melakukan malam pertama.
Bunga hanya bisa meneteskan air matanya ketika Mark dengan begitu kejam merenggut kehormatan dirinya dengan paksa dan kasar. Hati Bunga ingin meronta dan kabur. Tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa, karena mengingat semua ancaman dan juga tanggung jawab yang saat ini dibebankan ke bahunya oleh ayahnya.
"Perusahaan kita saat ini sedang mempunyai hutang banyak sekali kepada keluarga Mark. Papa mohon, Bunga! Tolonglah Papa sekali ini saja, tolong!" Bunga mengingat kembali apa yang dikatakan ayahnya pada saat dirinya hendak pulang dari lokasi resepsi pernikahan dirinya dengan Mark.
Siksaan lahir dan batin diterima oleh Bunga dari suaminya yang merasa dendam kepadanya karena mau menikah untuk menggantikan adik tirinya yang sedang koma.
Malam pernikahan yang seharusnya dilakukan dengan penuh kelembutan dan cinta. Harus dilewati oleh Bunga dalam tekanan dan penghinaan yang luar biasa yang diberikan oleh laki-laki yang sekarang berstatus sebagai suaminya.
Setelah merasa puas dan kelelahan setelah percintaan mereka berdua, Mark terlihat sangat senang sekali, ketika dia melihat air mata Bunga yang mengalir sepanjang malam.
"Selamat datang di neraka yang akan aku kasih sama kamu, itu adalah harga yang harus kamu bayar, karena kamu mau menerima pernikahan ini!" ucapan Mark sungguh menyakiti hati Bunga.
"Kita akan lihat, siapa yang akan merasa hidup di neraka. Aku atau kamu," ucap Bunga dengan suara bergetar. Mark terlihat melotot dan kemudian memilih untuk tidur daripada melayani Bunga yang dia anggap gila dan tidak waras karena mau melawan kekuasaannya sebagai seorang suami.
Dengan langkah yang terseok dan kesedihan yang mendalam di hatinya, Bunga langsung masuk ke dalam kamar mandi dan berendam di sana selama semalaman. Bunga melakukan itu semua untuk membersihkan tubuhnya yang dia rasakan begitu hina karena sudah diinjak-injak dan dicabik-cabik oleh Mark, yang tidak pernah menganggapnya sebagai istri yang layak untuk diberikan kehormatan dan juga cinta kasih oleh suaminya sendiri.
"Kuatkan aku, ya Allah!! Demi nama baik dan perusahaan keluargaku, aku mohon! Kuatkan aku!" Bunga menangis sepanjang malam di dalam kamar mandi. Sampai tanpa sadar dia tertidur di sana.
Mark bangun dan dia kesal sekali saat dia tidak mendapatkan keberadaan Bunga di sampingnya. "Di mana si itik buruk rupa itu?? Pagi-pagi buta sudah bikin aku pusing kepala!" unpat Mark karene kesal bukan kepalang.
Mark kemudian masuk ke kamar mandi yang tadi malam lupa dikunci oleh Bunga karena terburu-buru dan tidak fokus.
Mata Mark terbelalak ketika melihat Bunga yang berendam dan memejamkan matanya di bathtub. Mark mengira kalau Bunga bunuh diri karena perbuatan dirinya yang sudah memperkosa Bunga semalam suntuk.
Dengan panik, Mark memeriksa keadaan Bunga. Mark merasa legah ketika melihat Bunga ternyata masih bernafas. "Syukurlah!! Aku bisa di marahi Papa dan Mamaku kalau dia mati pada malam pernikahan kami. Ya ampun!! Kenapa kau tidur di sini?? Eh, bangun!! Dasar itik buruk rupa!! Bangun kau!! Berani-beraninya Kau membuat aku khawatir seperti ini!" Kesal sekali rasa hati Mark saat itu.
Bunga merasa terkejut sekali ketika tubuhnya digoncangkan oleh Mark dengan kencang. "Kenapa masih pagi kau sudah berteriak seperti petasan banting?" tanya Bunga yang merasa sangat kesal untuk beberapa saat bunga lupa tentang statusnya sebagai istri di rumah itu.
"Petasan banting?? Lancang!!" Bunga terbelalak ketika dia melihat yang semakin marah padanya.
Bunga meraih handuk yang dia letakan tidak jauh dari bathtub. Melihat Bunga yang polos, entah kenapa Mark kesulitan menelan salivanya sendiri. Jiwa kelelakiannya memberontak. Mark malah langsung menerkam Bunga dan memaksa wanita itu untuk melayani dirinya di bathtub.
Bunga sampai tidak bisa berkata-kata dengan kelakuan suaminya yang benar-benar di luar nalar. 'Dasar pria aneh!! Dia terus menghinaku, tetapi apa yang sedang dia lakukan ini? Semalam sampe shubuh dia tidak mau melepaskan aku, sekarang baru juga bangun sudah melampiaskan hasratnya lagi padaku. Kalau begitu, dia sebenarnya membenciku ataukah tergila-gila padaku?' monolog Bunga yang merasa benar-benar tidak mengerti dengan Mark yang berperilaku sangat abstrak.
Setelah puas, Mark langsung mencampakkan Bunga begitu saja seperti kain kotor yang sudah tak berguna. Hati Bunga tersakiti gegara hal itu.
"Pergi kau! Jangan ganggu lagi! Karena aku harus segera berangkat ke kantor pagi-pagi. Oh ya siapkan barang-barangmu kita akan tinggal di apartemenku!" Bunga terlihat lemas mendengar apa ini katakan Mark. Kalau di apartemen maka Mark akan selalu berbuat sesuatu yang akan menyakiti dirinya.
"Kalau kami tinggal di sini kami tidak merasa leluasa dalam melakukan sesuatu. Apakah Papa tidak mau segera punya cucu?" tanya Mark dengan senyum devil yang bagi Bunga terlihat begitu menyeramkan dan menakutkan.
Mereka pun kemudian pindah ke apartemen. Walaupun kedua orang tua Mark sempat menolak keinginan Mark. Tetapi dia berhasil meyakinkan kedua orang tuanya tentang keinginan untuk hidup mandiri dan segera memberikan cucu pada mereka.
"Aku tidak akan pernah membiarkanmu hidup bahagia selama menjadi istriku!" ucapan Mark selalu terngiang di telinga Bunga. Dia benar-benar merasa menderita sekali di apartemen itu.
"Kenapa Mark melakukan ini padaku? Apakah dia ingin membunuhku secara perlahan?" Bunga yang terlihat kelelahan setelah membereskan barang-barang mereka setelah pindahan ke sana.
Hingga jam 6 sore, Mark masih juga belum datang sementara saat ini Bunga sudah mulai kelaparan. Mark membatasi semua gerak geriknya. Mark mengurung Bunga di sana tanpa apapun yang bisa dia makan. Bunga sampai kelaparan sepanjang hari.
Setiap malam Mark selalu pulang mabuk dan membawa seorang wanita ke dalam rumah mereka hanya untuk menyakiti hati Bunga.
Mark juga kerap memberikan siksaan lahir bathin pada Bunga. KDRT kerap diterima oleh Bunga dari suaminya yang jahat itu, ketika dia berani protes kepada Mark soal perbuatannya yang suka membawa perempuan malam yang berbeda.
"Apa kau tidak takut terkena penyakit kelamin? Ya ampun!! Berhati-hatilah dengan gaya hidupmu yang tidak sehat itu!" nasehat Bunga pada Mark akan tetapi Mark malah menghadiahkan pukulan bertubi-tubi kepadanya sehingga membuat bunga merias kesakitan.
"Sungguh berani wanita jelek sepertimu menasehati aku! Kau urus saja hidupmu sendiri karena aku tidak peduli sama sekali denganmu!" ucap Mark yang kemudian masuk ke dalam kamar bersama dengan wanita yang malam ini dia bawa setelah pulang dari kantornya.
Mark memang sengaja melakukan itu untuk menyakiti hati Bunga dan memiliki kesempatan untuk melakukan KDRT ketika Bunga melawan dirinya yang pasti akan kesal dan marah.
"Seandainya keluargaku tidak tercekik oleh hutang terhadap perusahaan Ayahnya, aku bisa memastikan diriku membunuhnya dalam satu kali cekikan!" geram Bunga dalam ketidakberdayaannya.
"Cepat kau suruh keluar wanita itu dari kamar kita! Aku tidak suka dia berada di sini!" akan tetapi bukannya dituruti keinginannya Mark malah semakin menggila dan seakan kerasukan setan, dia memukuli Bunga dengan brutal. Wanita yang datang bersama dengan Mark, dia malah tersenyum bahagia. Saat dia melihat kejadian yang tidak berperikemanusiaan seperti itu terhadap Bunga. "Rasain! Menjadi istri yang tidak diinginkan oleh suaminya itu sangat tidak menyenangkan!" ucap wanita itu sambil meludahi tubuh Bunga yang tergeletak di lantai dan babak belur karena dihajar habis-habisan oleh Mark yang menggila dan kehilangan akal sehatnya.
Bunga hampir pingsan. Setelah dia disiksa oleh Mark saat dirinya menyuruh Mark untuk mengusir wanita yang dibawa olehnya ke kamar mereka.
Mark selalu menyakiti Bunga. Tetapi Bunga selalu ingat sosok Mark yang pernah dia temui 10 tahun yang lalu yang merupakan orang yang telah membantunya. Di saat dia diculik oleh seseorang dan hampir di perkosa.
Dengan ingatan masa lalu itu yang membuat Bunga tetap bertahan dan kuat. Bunga setiap malam selalu berdoa untuk keinsafan Mark dan bisa menerima kehadirannya sebagai istri sah di rumah itu. Bunga berharap suatu saat Mark akan membuang perasaan cintanya kepada intan dan mulai menjalani pernikahan mereka secara normal.
" Tuhan aku tidak meminta banyak kepadamu! Aku hanya mau suamiku menjadi orang yang pertama kali aku kenal!" doa Bunga di seperempat malam dengan air mata yang menetes di kelopak matanya.
Bunga berusaha sekuat tenaga untuk tetap kuat dan tidak terlalu memperdulikan siksaan yang diberikan oleh Mark terhadap dirinya.
Dengan telaten dan penuh pengertian Bunga merawat Intan yang dibawa oleh Mark ke rumah sakit keluarganya. "Urus kekasihku dengan baik! Ketika dia bangun lagi, maka kau akan aku ceraikan dan kau bisa lepas dari neraka ini! Hidupmu selamanya akan ada dalam derita selama Intan belum sadar. Apa kau faham?" Bunga hanya bisa menatap hampa kepada suaminya yang begitu kejam dan tega menyiksa dirinya tanpa ampun.
Akan tetapi Bunga merawat adiknya karena dia menyayangi Intan. Bukan karena ancaman dari Mark dan bukan karena ingin terlepas dari pernikahan mereka yang sengaja diciptakan oleh Mark bagai di sebuah neraka tak bertepi.
Setiap hari Bunga harus mendatangi Intan yang ada di rumah sakit milik keluarga Mark dan menjaganya dengan begitu teladan.
Setiap itu juga, Bunga Harus melihat kemesraan yang selalu diperlihatkan oleh Mark kepada Intan.
'Ya Tuhan! Rupanya seperti ini nasib seorang wanita yang tidak dicintai oleh suaminya. Aku juga rindu untuk dicintai suamiku. Dulu, suamiku adalah pemuda yang sangat baik dan tampan. Sejak dia berhubungan dengan Intan, kpribadiannya menjadi berbeda. Sekarang dia menjadi laki-laki yang sangat kasar dan juga tidak menghargai wanita lain selain kekasih yang dia cintai. Entah siapa yang salah disini.' batin Bunga yang saat ini sedang duduk di sofa dan terus memperhatikan semua yang dilakukan oleh Mark kepada Intan yang masih koma.
Sudah hampir setengah bulan Intan terbaring seperti itu dalam keadaan vegetatif. Selama itu juga, Mark dengan begitu teladan setiap hari datang dan mengajak bicara kepada Intan.
Hal itu merupakan anjuran dari dokter untuk merangsang otaknya agar tetap aktif. Bunga terlihat begitu iri dengan kemesraan dan kebaikan yang ditunjukkan oleh Mark kepada Intan.
"Apa yang sedang kau lihat, huh? Jangan coba-coba memimpikanku untuk menjadi suami kamu yang baik! Karena semua cintaku hanya untuk Intan. Apa kamu paham?" Mark kemudian menarik tangan Bunga untuk keluar dari ruangan itu.
Mark tidak mau kalau sampai suara kerasnya akan mengganggu Intan yang saat ini masih koma.
Bunga tampak meringis kesakitan karena perbuatan Mark yang menarik tangannya dengan begitu kencang. "Sakit, Mas! Kamu apa-apaan sih, Mas? Kenapa memperlakukanku seperti ini di depan umum? Apa kamu tidak takut kalau ada seseorang yang melaporkan perbuatan kasar kamu ini, huh?" Bunga mencoba untuk tegar dan kuat. Dia tidak mau selamanya hidupnya terus ditekan dan diinjak oleh yang tidak memiliki hati nurani sama sekali.
Akan tetapi bukannya sikap yang baik yang dia dapatkan dari mahluk yang bernama Mark, yang berstatus sebagai suaminya. Mark malah langsung mendorong Bunga masuk ke dalam ruangannya yang ada di rumah sakit itu.
Mark yang tadi bertemu dengan Intan tiba-tiba saja merasakan hasratnya naik berkali lipat. Perasaan marah dan kesal karena melihat kekasihnya yang masih juga belum sadar padahal sudah hampir setengah bulan dia sabar menunggu Intan.
Biasanya dia bersama Intan selalu menghabiskan waktu bersama dan sudah seperti suami istri di apartemen Mark yang khusus diberikan kepada Intan untuk selalu bertemu kapanpun dia mau.
Mark tidak tahu kalau apartemen itu juga digunakan oleh Intan untuk bertemu dengan selingkuhannya yang lain. Pria beristri yang merupakan kepala agency tempat dia bernaung sebagai seorang model dan artis.
Karena istri pria itulah, Intan sekarang berakhir di ranjang rumah sakit dalam keadaan seperti itu.
Entah bagaimana perasaan Mark ketika mengetahui semuanya dengan jelas. Padahal dia sudah berusaha mati-matian untuk menjaga perasaannya dan kesetiaannya hanya untuk Intan.
Mark langsung mencampakan Bunga, setelah dia selesai dengan urusannya. "Tidak usah menangis! Aku mau menyentuhmu Itu adalah sebuah keberuntungan untukmu! Cepat gunakan pakaianmu dan kita segera pulang ke rumah! Aku mau segera mandi dan membersihkan tubuhku yang kotor gara-gara bercinta dengan itik buruk rupa macam kamu!" kata-kata Mark benar-benar sangat menyakiti hati Bunga yang saat ini tubuhnya sedang remuk redam. Setelah perbuatan kasar yang dilakukan oleh Mark saat bercinta dengannya.
"Kamu jahat sekali, Mas! Kamu bisa bersikap begitu manis terhadap Intan, tetapi kamu selalu jahat dan kasar padaku! Apa sebenarnya kesalahanku kepada kamu? Sehingga kau begitu tega begini, huh? Apa?" Bunga menangis tersedu karena merasa dirinya begitu hina di depan mata suaminya sendiri.
Mark malah mendekati Bunga dan langsung mencengkram rahangnya dengan sangat keras sehingga Bunga meringis kesakitan. Air mata Bunga mengalir begitu deras layaknya air hujan yang turun setelelah kemarau melanda.
"Kau jangan pernah bermimpi akan mendapatkan cinta dariku! Karena semua cinta dan kebaikanku hanya untuk Intan saja! Itik buruk rupa dan culun macam kamu, hanya layak dijadikan sebagai babu di manapun kau berada. Bukan sebagai istri, apa kau paham?" ucapan Mark sudah benar-benar keterlaluan.
Bunga langsung mengambil pakaian yang berserakan begitu saja di lantai karena Mark yang sudah tidak mampu menahan hasratnya lagi pada Bunga yang katanya si itik buruk rupa.
Bunga sendiri tidak mengerti dengan kelakuan yang sangat absurd dan aneh dari suaminya. Kalau dia memang jelek dan culun. Kenapa Mark selalu saja memiliki hasrat yang menggebu terhadap dirinya setiap kali percintaan mereka?
Setelah selesai menggunakan pakaiannya, Bunga pun memilih untuk keluar dari ruangan Mark. Bunga sama sekali tidak mengindahkan panggilan Mark yang terus berteriak memanggilnya.
"Dasar perempuan sialan! Berani-berani kau mengacuhkanku!" Mark langsung menarik tangan Bunga dengan kasar menuju ke basement rumah sakit lalu memasukkan Bunga ke mobilnya dan akhirnya meninggalkan tempat itu menuju ke apartemen miliknya.
Bunga yang berusaha menjaga nama baik suaminya dia tidak berteriak ataupun merontak dengan perbuatan jahat Mark kepadanya.
Dengan penuh kesabaran Bunga menahan semua rasa sakit yang dia terima karena perbuatan Mark.
' Ya Allah! Bukakanlah pintu hati suamiku dan sabarkan hatiku untuk menerima semua perlakuan buruknya kepadaku dan jadikanlah ini sebagai penggugur dosa-dosaku di masa lalu ataupun di masa depan. Aku mohon ya Allah!' doa Bunga selama perjalanan mereka menuju apartemen.
Walaupun perasaan Bunga saat ini benar-benar sedang sakit dan terluka. Akan tetapi dia tidak mau meminta kepada Mark untuk mengasihani dirinya.
Bunga tidak pernah berhenti memohon kepada Tuhan yang dia percaya, Tuhannya pasti tidak pernah tidur dan akan melihat seberapa banyak usahanya untuk mempertahankan rumah tangga yang sebenarnya tidak layak untuk dia perjuangkan.
'Semoga suatu saat nanti pintu hati suamiku akan terbuka dan bisa melihat semua kebenaran yang tersembunyi di balik kabut!' doa Bunga kala itu.
Bunga sebenarnya sudah mengetahui perihal perselingkuhan yang dilakukan oleh Intan dengan pemilik agency tempat Intan bernaung sebagai model dan artis. Bunga pernah beberapa kali memergoki mereka berdua bertemu.
Tetapi Bunga tidak mau membocorkan semua itu kepada Mark. Bunga ingin, Mark mengetahui semua itu dengan mata kepalanya sendiri sehingga suaminya akan sadar sesadar-sadarnya dengan kecurangan yang sudah di lakukan oleh Intan di belakang Mark.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!