NovelToon NovelToon

Andari

CHAPTER 1: ANDARI

Kenalkan namanya Rasmi Andari. Bersuku Jawa dan ada sentuhan Jermannya dikit. Hahaha...

Panggil saja dia Andari atau Ndari, panggilan akrabnya. Ibunya dari Solo dan Ayahnya remix. Jawa dan Jerman.

Andari mempunyai seorang adik laki-laki yang masih menempuh perjuangannya sebagai mahasiswa di salah satu Universitas ternama di Indonesia. Lebih tepatnya di Yogyakarta.

Adik laki-lakinya bernama Pandu Dharma Widyatmoko. Panggil saja dia Pandu. Sedang menyelesaikan kuliah kedokterannya. Mau jadi penyembuh hatinyang luka katanya. Gitulah ya pokoknya. 😄

Andari sendiri masih senang dengan status sendirinya. Ia seorang yang berjuang di dunia pendidikan. Bukan perkara mudah, mengajar di beberapa tingkat pendidikan yang berbeda.

Semakin bagus gajinya, semakin tinggi komplain dan permintaan yang ajaib dari orangtua murid untuk anak-anaknya menjadi nomor satu.

Tapi, tidak meruntuhkan semangat Andari untuk tetap berjuang bersama dengan tenaga pendidik di luar sana yang dengan tulus membimbing aset Negara.

Andari berusia 28 tahun. Hhmm... bukan usia yang muda ya... terbilang usia dimana ia sering sekali mendengar pertanyaan

"Lho, Mba Andari kapan nyusul ke pelaminan nih?"

Jawab aja pakai senyum "Ini udah di pelaminan kok, Bu... hehehe.. " Ucapnya saat bersalaman dengan sang pengantin. 😁✌️

Pertanyaan random yang sering banget ia dengar dari orang-orang tentangnya. Tapi, ya gitu... tipe karakter Andari itu agak cuek. Jadi, ya... bodoamat 😆

Andari tinggal di Jakarta sendiri. Karena Ayah, Ibu dan Pandu tinggal di Yogyakarta. Tapi, Pandu tidak tinggal dengan Ayah dan Ibu Andari. Pandu nge-kost, katanya mah biar mandiri. Hahaha... ada aja 😆

Kalau Andari memang benar nge-kost. Sebenarnya, ada adik dari Ibunya Andari. Namanya Tante Nani. Ia sering sekali datang ke kost Andari hanya sekedar mengantar makanan.

Tapi, buat Andari, lebih senang ia tinggal sendiri daripada harus merepotkan keluarga. Wanita tangguh, pola pikirinya beda kali ya...

Sedih? Iya, pasti. Tapi, di satu sisi, Andari senang. Karena ia bisa mengeksplorasi lebih jauh tentang Negara tercintanya ini. Karena ia paling suka traveling. 😁

Andari pulang kampungnya jika memang ada libur di sekolah. Itu pun jika memungkinkam waktunya. Tapi, jika tidak, ya hanya sekedar bertegur sapa melalui video call.

Nasibnya tinggal jauh dari keluarga 😅✌️

*****

"Ndar, lo besok dateng reunian kan?" Tanya Dina.

"Eh, iya, ya. Emang besok Sabtu?" Tanya Ndari yang menyuap satu sendok bakso. Makanan kesukaannya.

"Lha... kan... kebiasaan banget deh. Di reminder gitu apa, Ndar." Ucap Dina sewot.

"Ya, maaaappp..." Jawab Andari sambil menangkupkan kedua tangannya dan memohon kepada Dina.

Buuuggh !!!

Disenyumin sama Dina. Terus di tabok kencenggg banget tangannya Ndari !!! Sampai yang punya tangan meringis kesakitan.

Tuh, sobat... Kalau sobatnya bikin salah bukan di diemin tapi di tabok beneran sama doi. 😆

"Lo berangkatnya gimana?" Tanya Dina kemudian.

"Emang acaranya jam berapa ya?" Tanya Ndari balik.

"Jam 7 malam. Pesen online aja apa ya?" Tanya Dina.

"Boleh."

"Eh, tapi besok gue ada pertemuan orangtua murid. Langsung apa ya gue?" Tanya Ndari.

"Terus gue sama siapa dong??? Cumi goreng??" Tanya Ndari.

"Ketemuan aja di tempat." Jawab Andari tanpa bersalah.

"Gue kan mau nebeng sama lo, guritaa.." Ujarnya.

"Eeehh... iya... motor gue kan masih di bengkel. Gak bisa dong ya..." Sahut Andari sambil menepuk keningnya.

"Hah??!! Di bengkel?? Kok bisa???!!! Lo nabrak apaan lagi??" Tanya Dina dengan nada suara yang cukup tinggi untuk kalangan ruangan makan bakso seperti itu. 😅

"Ssstt!!! Berisik banget sih!!" Sahut Andari sambil menepuk-nepuk lengan Dina yang memintanya untuk mengecilkan volume suaranya.

"Lagian elu!! Gak cerita-cerita sama gue!! Jahat banget!!" Celoteh Dina sambil bersungut.

"Duh, ileeh... berasa di omelin sama pacar gue. Hahaha..." Ucapnya sambil tertawa terbaha-bahak.

"Puas lo?!!" Ujarnya sambil merengut.

"Lo kenapa deh? Dari tadi ngomel mulu kayak nyamuk." Ucap Andari yang membuat Dina tertawa kembali.

"Ya, kali Ndar. Nyamuk masa nyanyi. Wkwkwk..." Tawa Dina.

"Et, tawa mulu. Jadi gimana nih? Gue paling kelar jam 1-an. Masih bisa kan?" Tanya Andari sambil menyeruput segelas es jeruk. Syeegerrr 😄

"Terus kenapa di bawa ke bengkel?" Tanya Dina yang masih penasaran soal motor Andari.

"Gak apa-apa. Cuma cek rutin aja. Kan udh 2 mingguan gue gak pake motor. Pas kemaren gue pake, mogok. Eh, kata tukang bengkelnya, ada yang kering. Tau apanya yang kering. Akhirnya gue tinggal aja di bengkel. Katanya sih malem ini mau dianterin ke kosan gue." Jelas panjang lebar Andari.

"Kering?? Kantongnya kali yang kering. Hahaha..." Ujar Dina dengan tawanya.

"Itu mah juga teriak gue. Wkwkwk..."

"Jadi lo belum pasti nih kendaraannya?" Tanya Dina lagi.

"Iya. Belum tau gue." Jawab Andari.

"Yaudah, ketemuan di sana deh. Nungguin lo jadi lumut gue." Ucap Dina.

"Tapi kan, acaranya jam 7, ya? Berarti pulang dulu masih sempet kali ya gue..." Jawab Andari.

"Gak telat emang?" Tanya Dina.

"Emang kalo telat dihukum gitu?" Tanya Andari lagi.

"Ya gak dihukum juga, Ndar." Jawab Dina.

"Hahaha... ya kali... jaman-jama SMA kita dulu. Telat dikit disuruh lari keliling lapangan kalau gak hormat ke bendera. Kalau dipikir-pikir, meaningnya tuh di mana ya?? Hahaha..." Ucap Andari dengan tawa lepasnya.

"Itu mah elo. Sering banget telatnya. Gue kalo jadi gurunya juga males. Liat lo mulu yang telat. Hahaha..." Ujarnya sambil tertawa keras

"Eh, tapi ya, Ndar. Ngomong-ngomong, gue kangen banget deh sama nyokap-bokap lo. Tante Asih sama Om Tyo. Apa kabar mereka Ndar?" Tanya Dina lanjutnya.

"Baik kok. Kangen ya. Sama. Tadi pagi gue habis video call sama Ibu. Heboh!" Jawab Andari.

"Hah? Heboh kenapa?"

"Heboh curcoooll... gegara bapak sibuk sama ayam ternaknya. Jeleousnya level dewa tuh. Cemburu sama ayam. Wkwkwk..." Jahilnya Andari.

"Wkwkwk... gila luh. Emak sendiri diledekin gitu." Tawa Dina geli sekali.

"Eh, tapi beneran deh. Kangen gue sama Tante Asih. Ntar gue mau telepon Tante Asih, ah..." Ujar Dina dengan senyum sumringahnya.

"Telepon dah. Dari kemaren doi gue telepon yang ditanyain lo mulu. Kangen kali doi sama lo. Gantian, dengerin celotehnya doi. Hahaha..." Tawa Andari lepas.

"Gak apa-apa dong... berasa denger curhatan Ibu sendiri. Hehehe..." Jawab Dina yang seketika memudarkan tawa Andari.

Intermezzo open.

Ya. Radina Larasati. Panggilannya Dina. Sahabat karib Andari sejak mereka masih dalam kandungan. Pak Tyo Ayah Andari dan Pak Cahyono Ayah Dina mereka bersahabat sejak dulu.

Singkat cerita karena sang Ayah bersahabat, tentu sang istri pun ikut bersahabat. Bu Asih dan Bu Indah senang bertukar cerita bersama.

Hingga saat Dina duduk di kelas 3 SD Bu Indah meninggal dunia karena kanker payudara yang dideritanya.

Bersedih sudah cukup. Saatnya bangkit. Dina duduk di kelas 2 SMP. Pak Cahyono memutuskan untuk menikah lagi.

Ia menikah dengan teman SMA nya dulu. Ayah Andari mengenalnya. Yang katanya mereka sempat berpacaran. Tapi, putus dan baru dipertemukan kembali saat itu.

Awalnya Dina menolak untuk menerima sang Ibu barunya. Buat Dina, Ibunya tidak bisa digantikan. Lain Dina, lain pula Mas Dewo.

Karena mungkin Mas Dewo lebih dewasa, jadi ia sering mengarahkan Dina tentang keputusan sang Ayah. Saat itu Mas Dewo masih tinggal bersama dengan Dina.

Dina merasa tenang. Namun, semenjak Mas Dewo pindah kerja di luar Negeri, ia merasa kesepian. Meskipun ada adik tirinya.

Sejak saat itu, ia sering sekali main ke rumah Andari. Karena dulu, rumah Andari dan rumah Dina berdekatan. Jadi, mereka sering bergantian menginap di rumah Andari ataupun Dina.

Bu Asih juga sudah menganggap Dina seperti anak sendiri. Ia sering mengajak Dina ikut serta dalam acara keluarga Andari.

Saat SMA Dina sudah bertekad untuk tinggal di luar rumahnya. Sebenarnya bukan karena Ibu barunya jahat atau gimana sama Dina.

Hanya saja, rasa tidak nyaman dengan sesosok yang menduduki tempat paling penting dulunya. Membuat Dina menjadi tidak nyaman.

Akhirnya setelah lulus SMA, Dina dan Andari bertekad untuk kuliah di Negeri Gingseng. Dina dan Andari memtuskan untuk mengambil beasiswa tersebut dan tinggal bersama selama kuliah di Korsel tersebut.

Lulus kuliah, Dina bekerja di salah satu perusahaan bergengsi di Indonesia. Bidang apa aja ada di situ. Tapi, kalau Dina lebih ke bidang seni. Seperti advertisement. Periklanan tapi Dina yang dibagian editor ya? Kalau gak salah begitu katanya.

Intinya, Andari dan Dina itu perempuan tangguh yang tetap masih butuh kehangatan seorang laki-laki. 😄💪

Interm**ezzo close**.

Dina kembali ke kostannya dan Andari pun juga. Hanya saja saat itu, Andari perlu mampir ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan sehari-harinya.

Boleh dibilang, sebenarnya Andari bukan dari keluarga yang biasa-biasa saja. Ayahnya mempunyai sebuah perusahaan yang tidak kecil tentunya.

Tapi yaa... namanya boss... suka-suka deh ya. Perusahaannya sekarang dipindah alihkan ke saudara kandung Pak Tyo.

Tapiii... berujung nama Pak Tyo disalah gunakan. Pak Tyondi fitnah karena telah memakai uang perusahaan. Karena tak ingin debat berkepanjangan, akhirnya Pak Tyo mengundurkan diri dari perusahaan.

Sekarang?? Beliau bahagia sekali mempunyai peternakan ayam di Yogya. Awalnya ia mau memboyong anak-anak serta istrinya ke Jerman.

Namun, saat itu justru Neneknya Andari yang di Jerman tidak mengizinkan Pak Tyo ke Jerman. Ia ingin Pak Tyo tetap di Indonesia saja.

Jadilah, mereka memutuskan untuk tinggal di Yogya sambil merawat Mbah Putri dan Mbah Akung. Saat itu yang diboyong hanya Bu Asih dan Pandu. Karena Pandu masih sekolah.

Sedangkan Andari ditinggalah ia di sini karena pekerjaannya yang tidak memungkinkannya untuk ikut serta tinggal di Yogya.

Kesibukannya Andari ya berkutat dengan anak-anak. Sibuk mendengarkan celoteh anak-anaknya. Seperti saat ini. Gak cuma anaknya yang berceloteh. Tapi orangtuanya pun ikutan berceloteh.

"Iya, Bu." Jawab Andari dari sebrang telepon Kepala Sekolahnya sedang menghubunginya karena menanyakan perihal yang sebenarnya sepele. Tapi kalau tidak hati-hati, cukup berisiko.

Berisiko bagi kesehatan mental. Karena bisa gemas dengan kelakuan orangtua murid yang ajaibnya seperti botol gosok yang keluarnya jin. 😆✌️

"Sudah saya telepon, Bu Mita. Tapi orangtuanya Cathlyn tidak menjawab dan saya informasikan melalui WhatsApp." Jelas Andari kepada Bu Mita sang Kepala Sekolah.

"Mba Ndari tadi neleponnya ke Ibunya aja atau bapaknya juga?" Tanya Bu Mita dari sebrang sana.

"Dua-duanya, Bu. Lebih dari 3 kali saya telepon." Jawab Andari dengan menghela nafas untuk mengucap kata sabar buat dirinya sendiri.

"Tapi kok Ibunya Cathlyn bilang kalau Mba Ndari belum telepon ya? Tadi waktu WA udah sempet dibaca sama Bu Tiar (Ibunya Cathlyn)." Tanya Bu Mita lagi.

"Tadi saya sudah telepon ke nomornya Bu Tiar, 3 kali tapi tidak di angkat telepon saya. Saya coba telepon nomor HP nya, nomor rumahnya, bahkan Pak George, Ayahnya Cathlyn saya telepon Bu Mita." Terang Andari.

"Saya WA sebelum dan sesudah telepon. Tapi tidak ada jawaban. dan saat saya WA setelah saya telepon beberapa kali ke beberapa nomor itu WA nya masih ceklis satu." Lanjut Andari.

"Terus Bu Susan (Admin Sekolah tempat Andari mengajar) bilangnya, besok mau dikabarin lagi. Karena tadi udah sore kan. Jadi, HP sekolah di matiin. Sesuai rules kerjanya." Jelas Andari.

"Oh... yaudah kalau gitu. Mba Ndari nelepon karena Cathlyn jatuh apa gimana?" Tanya Bu Mita lagi.

"Enggak Bu. Cathlyn hari ini baik-baik aja. Saya telepon karena kita kan mau tematik mencicipi makanan dari daerah Jakarta. Karena tema budaya dari daerah DKI Jakarta. Tapi gak dijawab-jawab sama orangtuanya." Jelas Andari.

"Terus akhirnya Cathlyn nyicip apa enggak?" Tanya Bu Mita.

"Enggak Bu. Tapi, saya bawain di tempat bekalnya dia yang kosong. Itu juga udah saya sampein sama susternya."

"Terus saya telepon karena takutnya Mbanya gak tau kalau kotak bekalnya Cathlyn ada makanannya. Karena biasanya kan Cathlyn selalu habis makannya."

"Tapiii... emak bapaknya gak ada yang jawab telepon. WA juga cuma ceklis satu." Jelas panjang lebar Andari kepada Bu Mita.

"Ohh... yaudah kalau gitu. Soalnya Bu Tiar ngomongnya gak enak banget di group." Ujar Bu Mita.

"Emang Bu Tiar ngomong apa Bu?"

"Gak enak deh pokoknya. Besok kita bahas. Sekarang Mba Ndari istirahat deh. Kita butuh tenaga ekstram besok. Hahaha..." Tawa Bu Mita.

"Okay, Bu!" Ucap Andari sambil menutup telepon dan membaringkan tubuhnya di kasur.

*****

CHAPTER 2: KUMPUL-KUMPUL

Pertemuan orangtua murid dan guru hari itu cukup menguras tenaga dan pikirian Andari. Karena memasuki tahun ajaran baru, banyak orangtua yang bertanya tentang metode pembelajaran di kelas.

Andari menjadi wali kelas untuk anak usia 3-4 tahun. Tak heran jika banyak orangtua yang bertanya tentang kegiatan di kelas.

Andari dan partner mengajarnya Mba Mila, sangat kompak. Mba Mila sendiri wali kelas untuk anak usia 2-3 tahun lebih mungil-mungil lagi. Lucu-lucu banget anak-anak muridnya.

Itu kenapa Andari terlihat awet muda. Meski sudah berusia hampir kepala 3. Tapi, mengajar anak-anak usia dini sungguh menyenangkan.

"Bu Andari?" Tanya salah satu orangtua murid kelas Andari.

"Iya, Ibu Mysha. Ada yang bisa dibantu, Bu?" Tanya Andari dengan ramah.

Di sekolah tempat Andari mengajar, seorang guru wajib mengetahui dan mengenal siapa saja orangtu murid anak-anak didiknya.

Menghafal nama orangtua murid itu bukan perkara mudah dengan berbagai macam tingkatan di sekolahnya, tapi guru di sekolah tersebut harus mengingat siapa saja nama orangtua murid di sekolah.

Kenapa? Karena jika ada seseorang yang mengenal dan tau nama kita siapa pasti senang kan? Meski kita sendiri belum tentu mengenal atau mengingat namanya.

Itu yang ditanamkan sekolah tempat Andari mengajar kepada guru-guru untuk tetap ramah dan sopan kepada orangtua murid.

Tapi, bukan berati guru tidak mempunyai harga diri. Ada batasannya kok. Jika memang orangtua murid sudah diluar batas wajar, tentu sekolah akan menegurnya. Ya, itu sedikit cerita tentang sekolah Andari.

"Iya, Ibu. Senang sekali sudah dikenal sama Bu Andari. Haha..." Ujar Bu Mysha orangtua murid dari Zee.

"Senang juga saya mendengarnya, Bu Mysha. Gimana Ibu? Mau ngobrol dulu atau gimana?" Tanya Andari sambil tersenyum ramah kepada Bu Mysha.

"Enggak, Bu. Cuma mau bilang, titip Zee ya Bu. Zee kan kadang-kadanh suka ajaib. Sabar-sabar ya Bu." Ujarnya sambil tersenyum senang.

"Oh, iya... Ibu. Baik. Saya juga berterima kasih. Karena Bu Mysha dan Ayah Fadli mempercayakan Zee untuk bersekolah disini." Jawab Andari sopan sambil tersenyum senang.

"Senang, Bu saya. Waktu dengar Bu Andari jadi Wali Kelasnya Zee. Karena dengar cerita dari Jeng Nanda, saya sama suami jadi semangat kan. Deg-degan juga, Bu. Siapa ya kira-kira Bu Gurunya Zee nanti. Ternyata Bu Andari sama Bu Mila. Aduuhh... saya legaaa... sekali..." Jelas Bu Mysha panjang x lebar 😁

Jeng Nanda itu orangtua murid di sekolah. Anaknya namanya Kinar. Cantik, ceria, ramah dan sopan anaknya. Waktu dia naik kelas, sempat gak mau pisah sama Andari karena sudah seperti teman dekatnya.

"Terima kasih banyak, Bu Mysha." Jawab Andari dengan senyum ramah.

Meskipun sebenarnya saat itu Andari sudah di kode oleh Bu Mita sang Kepsek untuk menyudahi perbincangan karena mereka harus meeting.

Ibu-ibu begitu kayaknya. Bilangnya gak mau ngobrol. Tapi, curhat 😆✌️

Singkatnya hari itu Andari lelah. Mendengar beberapa cerita dari orangtua murid tentang anak-anak mereka. Beragam ceritanya.

Di ruang meeting

"Gimana Bu Guru, pertemuan orangtua murid hari ini? Hahaha..." Tanya Bu Mita dengan senang sekali raut wajahnya.

"Ibuuuukkk!!!" Jawab Bu Guru serentak karena mengeluh banyak orangtua murid yang luar biasa tidak bisa berhenti cerita dari yang tertawa terbahak-bahak hingga menangis tersedu. Komplit pokoknya! 😪

"Okay, okay, sorry, sorry. Mmphh..." Jawab Bu Mita sambil menahan tawa.

Bagaimana tidak tertawa melihat para gurunya yang terlihat kualahan mengahadapi cerita orangtua murid yang sungguh, bisa dijadikan sebuah novel jika diizinkan untuk diceritakan. 🤐

Tapi, Bu Mita sangat bangga mempunyai guru-guru yang sangat luar biasa. Tanpa diminta harus melakukan apa, mereka tau apa yang harus mereka lakukan. Memang, jam terbang mengajar itu tidak bisa disepelekan. 😄

Bu Mita adalah kepsek untuk sekolah Playgroup hingga Kindergarten. Sedangkan untuk tingkat Preliminary sampai Senior High School berbeda. Pokoknya gitu deh.

Sekolah tempat Andari mengajar itu mempunyai bangunan yang sangat megah, mewah, dan bisa terlihat bahwa yang sekolah disana kalangan menengah atas.

Bangunannya menyatu dari SD - SMA. Tapi, berbeda untuk bangunan Playgroup dan Kindergarten. Makanya guru di Playgroup dan Kindergarten itu tidak begitu dekat dengan guru-guru yang mengajar di SD - SMA.

Sekolah BANGSA PERTIWI ini salah satu sekolah yang menjadi panutan di sekolah-sekolah daerah Jakarta. Karena mengenalkan tentang beragam budaya Indonesia. Sekolah yang berbudaya, semboyan dari sekolah tersebut.

"Okay, kita dengar dari kelas Gatotkaca (TK B) dulu deh ya. Gimana? Orangtua muridnya curhat apa? Haha..." Tanya Bu Mita dengan tawa senangnya.

Unik memang sekolah ini. Jadi, karena menjunjung nilai budaya Indonesia, mereka menamakan kelasnya dengan tokoh pewayangan Jawa.

Seperti kelas TK B mereka menamakan kelas Gatotkaca. Filosofinya, karena TK B itu anak-anak yang kisaran usia 5-6 tahun, diharapkan mereka bisa mengajak adik-adik kelasnya untuk bersikap baik. Kira-kira gitu ya. 😁

Sedangkan kelas TK A dinamai kelas Srikandi. Filosofinya hampir mirip dengan kelas TK B. Bisa mengajak adik-adik kelasnya untuk belajar bermain dan berbagi bersama-sama.

Untuk kelas Playgroup B diberi nama Nakula dan Playgroup A Sadewa. Filosofinya, mereka ingin anak-anak playgroup A dan B bisa membawa keceriaan dan kegembiraan untuk semua.

Keunikan ini yang menarik para orangtua murid percaya menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah BANGSA PERTIWI. Singkat cerita tentang lingkungan Andari mengajar.

"Tadi sih, orangtua lebih banyak nanya harus gimana untuk persiapan ke SD nantinya. Karena ada beberapa orangtua murid yang kemungkinan tidak melanjutkan SD disini." Ujar Bu Dewi Wali Kelas Pagi Gatotkaca (TK B).

"Terus kita jawab seperti yang sebelumnya kita sudah meeting kan Bu Mita. Kita jawab bahwa kami akan bantu dari segi akademis maupun non akademis. Tapi, tetap kepada prinsipnya, tidak memaksa anak." Jelas Bu Tanti Wali Kelas Siang Gatotkaca (TK B). Ada kelas pagi dan siangnya ya...

"Good job. Lalu tanggapan mereka bagaimana, Mba Dewi? Mba Tanti?" Tanya Bu Mita.

"Sebagian dari mereka tidak mengkhawatirkan tentang akademis yang penting sosial emosionalnya. Sebagian tetap kekeuh untuk akademis di kedepankan." Ucap Bu Tanti.

"Tapi, kita tetap bilang terima kasih kok Bu. Kita bilangnya, terima kasih untuk sarannya. Akan kami diskusikan kembali. Gitu Bu kita jawabnya." Ujar Bu Dewi.

"Okay, sip. Bagus. Keren." Jawab Bu Mita sambil mengacungkan ibu jarinya.

"Berarti kelas Gatotkaca gak ada masalah ya?" Tanya Bu Mita.

"Gak ada, Bu." Jawab Bu Dewi dan Bu Tanti.

"Okay. Terima kasih Mba Dewi dan Mba Tanti. Sekarang kelas Srikandi. Gimana Mba Lulu dan Mba Yuli? Ada curcol apa nih dari ortu?" Tanya Bu Mita santai.

"Kebanyakan sih, nanya tentang metode pembelajaran di kelas, Bu. Karena anak-anak mereka kan peralihan nih dari playgroup ke TK. Dari kelas Nakula - Sadewa ke kelas Srikandi. Jadi mungkin agak khawatirnya disitu." Ujar Bu Yuli.

"Iya, Bu. Tapi, kita sudah jelaskan bahwa di kelas Srikandi nanti, untuk akademisnya kami kenalkan. Hanya saja melihat dari situasi dan kondisi anak. Tidak memaksa. Kami tekankan bahwa sosial emosional di kelas kami ini cukup menjadi fokus saya dan Bu Lulu. Gitu sih, Bu. Kita jawabnya. Gimana Bu?" Tanya Bu Yuli.

"Bagus kok. Sudah benar itu Mba Yuli dan Mba Lulu. Sudah menjawab sesuai prosedur yang ada. Okay, sip kalau gitu. Makasih ya Mba Lulu dan Mba Yuli..." Ucap Bu Mita dengan senyum hangatnya.

"Nah, ini nih. Yang pamornya naik daun banget. Hahaha..." Ujar Bu Mita yang membuat ruang meeting menjadi riuh.

"Asik, bingkisan banyak." Ujar Bu Susan. Sang Admin sekolah. Yang menjadi bahan meeting gak kelar-kelar ya celetukan-celetukan tiada akhir gini. Tapiii... membuat suasana meeting jadi lebih santai tapi tetap fokus.

Andari dan Bu Mila hanya tertawa bersama saja. Katanya mah, senyumin aja, ketawain aja. Selagi badai belum menghantui 😆

"Iyaa, Bu... banyak sekaliii yang curcol. Banyak dari mereka yang khawatir karena pergantian guru. Karena tahun lalu guru mereka kan Bu Tanti dan Bu Lulu. Sekarang ketemu sama saya dan Mba Ndari. Khawatir anak mereka akan gak nyaman." Jelas Bu Mila.

"Oh, iya? Terus kalian jawab gimana?" Tanya Bu Mita agak terkejut.

"Iya, Bu. Benar. Tapi tadi kita sudah jelaskan bahwa rasa tidak nyaman itu memang perlu ada Ayah dan Ibu. Supaya apa? Supaya anak-anak mengenal tentang emosi yang sedang ia rasakan." Jawab Andari.

"Dari sinilah kita bisa mengenalkan kepada anak apa sih yang sedang mereka rasakan dan saat mereka merasa tidak nyaman mereka ingin melakukan apa? Karena perasaan tidak nyaman bisa menjadi bahan pembelajaran untuk anak juga Ayah dan Ibu. Gitu Bu, kita jelasinnya. Benar gak Bu?" Tanya Andari.

Prok prok prok prok prok

Satu ruang meeting memberikan tepuk tangan kepada Andari. Karena jawabannya yang akurat dan tepat sasaran.

"Tjakeepp!!!" Sahut Bu Dewi.

"Lanjutkan perjuanganmu, Nak!! Hahaha..." Sahut Bu Lulu dengan ditanggapi Andari menunjukkan lengan bisepnya yang isinya tulang ajaahh... 🤣

"Bagus, bagus, bagus. Keceh!!" Ucap Bu Mita dengan tersenyum puas.

"Intinya sih, Bu. Kita lebih memfokuskan ke nyamannya anak dulu." Ucap Bu Mila.

"Nyaman aja dulu, Bu. Kalau udah nyaman kan susah move on. Wkwkwk..." Ujar Andari.

"Booddoooamaattt cooyyy!!!" Sahut Bu Mila dan Bu Tanti.

Bu Guru juga manusia yaa... perlu bercanda. Perlu ketawa, perlu jadi gila meskipun udah gila sebenarnya. 😂

Meeting guru hari itu berlangsung menyenangkan. Lucunya guru-guru di sekolah itu tidak pernah ada yang merasa bosan. Meskipun mereka hampir setiap hari bertemu.

Bayangkan dari jam 6:00 guru-guru sudah mulai berdatangan ke sekolah sampai jam 7:00. Sampai mereka selesai mengajar jam 12:00 dan jam kerja mereka sampai jam 14:00.

Di hari tertentu mereka harus meeting mingguan untuk memberikan laporan di setiap kelas. Kadang kalau meeting, itu bisa sampai sore hari. Karena memang membahas 4 kelas dengan jumlah beragam di setiap kelas membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Intinya kalau mengajar di sekolah ini, terutama di Playgroup dan TK gak boleh baper deh gurunya. Enjoy aja. Baper dikiiitt... aja, tergores hatinya. 😆

Seperti Bu Hani. Guru baru di sekolah BANGSA PERTIWI. Cukup kaget melihat kedekatan antara guru-guru, admin sekolah, kepsek bahkan OB, Security dan Helper di sekolah ini jika ada meeting mingguan, semua ikutan meeting. Kalau gak ada satu orang yang meeting, batal meetingnya.

Kenapa? Karena supaya mereka kompak. Sama-sama tau ada apa di sekolah, bagaimana seharusnya bersikap? Info apa yang perlu diketahui mereka.

Ini seru banget sih. Andaikan...

*Andaikan kenapa Thor? 🙄

*Gak apa, berandai-andai aja... 😄

*Gak jelas 😑

\*\*\*\*\*

"Yaaampuuunn!!! Ndariiii!!! Ini jam berapaa???!!" Teriak Dina dari jauh yang melihat Ndari berlari menghampirinya.

"Maap diajeeng..." Ujar Ndari yang menangkupkan kedua tangannya memohon ampun.

"Lo ngapain sih?!! Lama banget!!" Ucap Dina bersungut.

"Gue habis meeting kan tadi... terus gue balik bentar ke kosan. Mandilah sekalian. Dempul cantik dulu sayah... eh, pas lihat jam udah jam 17:30. Hehehe... maap ya cantiikk..." Jelas Andari sambil cengar-cengir.

"Iihhh!! Nyebelin banget sih lo!" Ujar Dina yang sudah mulai menurun emosinya.

"Tapi kenapa lo bawa mobil? Terus? Ini kayaknya bukan mobil lo, Din?" Tanya Andari bingung.

"Iya. Gue tadi siang ke kantor dulu nganter materi buat meeting sama investor." Jawab Dina.

"Lha, katanya mau dianterin sama si Mamas lo itu?" Tanya Andari sambil memakai sabuk pengamannya.

"Iyaa, tadinya gituu... tapi, karena si Boss jadinya Mas Reza ketahan deh di kantor. Gak bisa nganter gue. Akhirnya gue disuruh bawa mobilnya. Biar cepet katanya." Jelas Dina.

"Ohh... gitu. Lha terus Reza pulangnya gimana?" Tanya Andari sambil memasukkan buah jeruk ke mulutnya. Makan mulu nih si Andari. 😂

"Pulang bareng sama Bossnya katanya." Jawab Dina sambil mengunyak buah jeruk. Jiah... samanya doi berdua. Makan mulu 😄

"Enaknyoo... punya sahabat yang jadi boss. Hahaha..." Tawa Andari.

"Enggak juga, Ndar. Tapi gue heran deh sama sobatnya Mas Reza. Betah banget di kantor. Weekend aja di kantor. Workaholic banget doi." Ucap Dina.

"Makanya dia kayaaa dan jadi booss... emang eluu... udah cuma karyawan masih ngeluh aja kalo lembur. Wkwkwk... padahal gue juga 😂". Tawa Andari.

"Wkwkwk... bodoamat Ndar." Tawa geli Dina.

"Tapi, lo sering ngobrol sama Boss lo itu?" Tanya Andari.

"Sering banget lah. Secara kan kantor gue gak jauh dari kantornya doi. Terus pacar gue sobatnya doi juga. Kalau diluar kantor doi tuh nice banget. Tapiii... kalo di kantor uuduhh... singa kalah garangnya sama doi. Wkwkwk..." Dina 🤣

"Wah... parah... Boss nya di lambe-in sama Dina. Gue rekam ya Din, gue kirim ke Boss lo. Wkwkwk... padahal kenal juga enggak." Andari 😂

"Eh, eh, tapi katanya Boss gue itu darah biru, cciinn..." Ujar Dina dengan wajah orang terkejut.

"Emang lo udah lihat?" Andari.

"Lihat apaan?"

"Lihat darahnya Boss lo lah... ya kali darah gue. Hahaha..." Ucap Andari dengan tawa gelinya.

"Iihh!! Ngaco!! Bukan itu maksudnya. Maksudnya tuh, doi maauh keturunan orang keraton-keraton gitu." Ujar Dina dengan semangat.

"Apaan?? Keraton? Kerajaan gitu maksudnya?" Andari.

"Iya, itu maksud gue. Berarti anak Sultan buukkk... wuideeh..." Ucap Dina dengan hebohnya.

"Lha, aneh. Gue pikir anak emak bapaknya." Jawab Andari datar. Yang justru mendapat pukulan di lengannya dari Dina yang membuatnya meringis kesakitan.

"Ada juga elo yang aneh! Ngaco!!" Ucap Dina sambil bersungut tapi justru membuat Andari gemas dengannya.

"Ya, biarin aja dia kaya. Mau dia darah biru kek, keturunan kerajaan kek, anak sultan kek, atau konglomerat sekalipun, kalau emang hidupnya bermanfaat buat orang lain itu bagus. Daripada dia udah punya segalanya di dunia ini tapi gak punya hati sama otak mah buat apaan." Jawab Andari yang membuat Dina melongo heran dengan jawaban Andari.

"Ini seriusan lo Ndar?" Tanya Dina yang terkejut melihat Andari bijak kata-katanya. Biasanya error soalnya 😂✌️

"Auw ah." Jawab Andari dengan bersungut tapi malah membuat Dina tertawa melihat wajah Andari yang memerah karena malu.

"Oh, iya Ndar. Katanya Vano dateng lho. Gue lupa lagi bilang sama lo." Ujar Dina yang handal sekali menyetir mobil.

"Oh, ya? Iya kayaknya." Jawab Andari cuek.

"Elo gak pengen nampol tuh orang emang, Ndar?" Tanya Dina dengan kesal.

"Enggak. Biasa aja." Jawab Andari datar dan emang udah biasa aja.

"Gila lo ya! Gue gak nyangka aja, lo secepat itu move on dari Vano." Ucap Dina tidak menyangka dengan ketangguhan hati Andari.

"Hati lo tuh terbuat dari apa sih... Andariii... gue kalo jadi lo udah gue maki-maki tuh si Sasy, Elvi sama Jihan. Muka polos-polos tapi nusuk temennya dari belakang!!" Ujar Dina menggebu-gebu.

"Lo tuh pacaran gak sebentar lho Ndar, sama Vano. 1 tahun dan selama itu dia udah selingkuhin lo sama 3 cewek. *******!! Gue aja kalo inget masih dendam banget sama Vano." Lanjut Dina.

"Yaudah, biarin aja. Lagian juga itu kan udah dulu-dulu banget cuyy... ya biarkanlah." Ujar Andari santai.

"Lo gak marah apa saat itu lo tau udah diselingkuhin sama 3 cewek sekaligus?" Tanya Dina yang masih menggebu.

"Normalnya, cewek akan marah atau menangis karena dikhianati kan ya? Tapi, waktu itu, entah kenapa, hati gue kayak plong... gitu... kayak apa ya? Kayak macem burung di sangkar terus di lepas dari sangkar. Sebebas itu hati gue. Aneh kan?" Jelas Andari.

"Iya dah. Kalau diinget-inget lagi, lo emang gak marah waktu itu. Gak nangis juga. Datar aja gitu. Malahan lo ketawa-ketiwi latihan Tari Saman sama gue waktu itu." Ujar Dina.

"Iya kan? Ternyata pas gue telisik ke hati gue. Gue itu emang udah apa ya? Rasa sayang, suka, kayak gitu tuh udah tawar gitu. Udah apa yam? Udah biasa aja gitu gimana sih? Gitu lah pokoknya. Susah jelasinnya." Terang Andari.

"Hoohh... jadi karena itu, makanya lo biasa aja waktu tau Vano selingkuhin lo sama 3 cewek sekaligus? Berarti lo emang gak suka Vano, Ndar." Jelas Dina.

"Iya kali ya. Gak tau deh. Pokoknya seneng aja gitu udah gak sama Vano. Biarlah ya... masa lalu." Jelas Andari.

"Iyalah, Ndar. Cowok masih banyak. Cari dah. Ntar gue bantuin nyari. Kali aja ada yang buang. Wkwkwk..." Canda Dina yang mengundang Andari ikut tertawa.

Sudah sampai mereka di parkiran mobil. Turun dari mobil dan berjalan memasuki area reunian.

"Ndar, siap-siap." Ujar Dina.

"Siap-siap apaan?" Tanya Andari bingung.

"Siap-siap kuping panas. Ditanya soal kerjaan, pasangan dan lebih parahnya, harus banyak sabar dengerin curcolan mereka yang menonjolkan dirinya." Jelas Dina yang membuat alis Andari menyatu karena bingung dengan yang diucapkan oleh Dina.

"Itu mah kelas akselerasi kali. Kelas kita mah kan kelas teri, ikan tawar, ikan mujair. Hahaha..." Jawab Andari cuek dan tawa gelinya.

"Lo tuh ya! Kapan sih seriusnya!" Ujar Dina kesal.

"Din, yang kayak gitu kenapa harus dipusingin? Gak ada untungnya buat kita. Jenaka aja... hahaha..." Ucap Andari yang membuat Dina tersenyum kembali.

Beruntung Dina yang mempunyai sahabat seperti Andari. Selalu santai dengan obrolan-obrolan yang membuat telinga panas tapi selalu dibawa santai sama Andari.

Tempat reuniannya bisa dibilang cukup mewah. Karena disponsori oleh Giovano. Anak pewaris tahta perusahaan Bisnis Fashion terkemuka di Indonesia.

Yup! Mantannya Andari. 😄

*Eh, ada mantan. 😆

*Ejieehh... jangan baper 😂

Tempat reuninua di rooftop ada macem night view nya gitu dan yang dateng outfit beragam sekalii...

"Ndar, lo bawa undangannya kan?" Tanya Dina.

"Hah? Undangan? Undangan apaan?" Tanya Andari tanpa bersalah.

"Lhaa... gimana deh. Undangan reunian tuh dibawa. Mau masuk tuh kita harus kasih lihat undangannya. Jangan bilang lo gak bawa." Ucap Dina was-was.

"Undangan? Coba bentar. Gue cek dulu." Jawab Andari sambil mengacak-acak isi tasnya.

"Yang ini?" Tanya Andari sambil memperlihatkan undangan berwarna pinky sekali itu kepada Dina.

"Nah, iya itu. Itu undangan reuni. Ada nama lo kan?" Tanya Dina.

"Eh, emang ada ya? Gue belum cek." Jawab Andari santai.

"Gimana? Ada gak?" Tanya Dina berbisik yang sudah mulai masuk di antrean untuk cek undangan.

"Ini___" Belum sempat Andari melanjutkan pembicaraannya dengan Dina, ada yang datang.

"Udah, masuk aja. Ada gue." Ujarnya.

"Vano?" Ucap Andari dalam hati dan hanya saling pandang dengan Dina.

"Yuk, keburu mulai acaranya." Ujar Vano.

\*\*\*\*\*

Kenangan itu pasti ada.

Dan pasti terjadi.

Soal bagaimana kita dengan kenangan,

Itu urusan waktu dan kita sendiri.

Mau dijadikan sebuah pelajaran hidup

Atau sekedar kenangan saja?

Pilihan.

CHAPTER 3: KUMPUL - KUMPUL 2

Suasana reunian riuh ramai. Bercengkrama dengan teman-teman lama yang membuat suasana semakin meriah.

Ada yang datang bersama dengan istrinya, suaminya, anak-anaknya, ada yang sedang bercerita tentang masa lalunya.

Ada yang sibuk saling menonjolkan diri. Bajunya merk apa, harganya berapa dari mulai ujung kaki sampai ujung kepala.

Ada yang sekedarnya menyapa teman-temannya. Senyum-senyum di pojok ruang karena mengingat masa lalu yang pernah berjuang mendapatkan hati sang gebetan.

"Ndar, ada gitar tuh." Ujar Keling. Teman seperjuangan Andari dan Dina.

"Ada mike juga Ndar. Hahaha..." Ucap Bejo dengan candanya.

"Kabel gak sekalian? Wkwkwk..." Sahut Tama.

"Ayolah, Tam. Biar seru..." Ujar Sasha mantan Tama yang sekarang jadi selebgram terkenal.

"Nyanyi nih?" Tanya Andari.

"Enggak. Dagang cimol." Sahut Dina sambil bersungut.

"Si Dina gak berubah ya. Masih aje suka manyun. Wkwkwk..." Canda Keling.

Nama sebenarnya tuh Ardi. Tapi dipanggil Keling karena warna kulitnya yang hitam manis 😄

Kalau Bejo namanya memang asli Bejo. Karena dia orang Jawa. Katanya dalam bahasa Jawa Bejo itu artinya beruntung.

Seberuntung dia pernah jadian sama Vira. Perempuan paling cantik di SMA 69 Jakarta. Bejo itu ganteng sebenarnya. Hanya saja, karena sifat cueknya teramat sangat. Jadi banyak cewek yang pada lari darinya. 😄

Kalau Tama, ganteng sangat. Banyak digilai para mojang-mojang SMA 69 Jakarta. Cuma karena dulu udah punya pacar si Sasha jadi gak banyak cewek yang berani untuk deketin Tama.

Jadi tuh, waktu SMA, Andari, Bejo, Keling dan Tama punya band. Band ece-ece gitu deh... tapi banyak digandrungi anak-anak SMA 69 Jakarta.

Andari itu akrab sama siapa saja. Walaupun temannya lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. 😆

Agak tomboy tapi gak tomboy banget. Seiring umur berlanjut penampilannya Andari juga berubah dong. Dari yang laki banget jadi perempuan aja. 😄

Singkatnya mereka dulu punya sebuah Band. Tapi, kadang sampai sekarang masih suka nge-band di Cafe gitu. Tapi, karena kesibukan masing-masing jadi durasi manggung mereka pun gak tentu.

"Ayo dong, Ndar. Udah lama banget gue gak denger suara lo yang semerdu Diva itu. Hahaha..." Ujar Sasha.

"Ntar di video-in ya. Masukin instastory lo. Kalo dapet endorse bagi gue. Wkwkwk..." Canda Andari yang mengundang tawa teman-temannya.

"Iya, iya. Okay tuh. Ntar gue video-in. Ayo dong..." Ujar Sasha yang masih memaksa Andari.

Awalnya Andari hanya ingin sekedar datang tanpa harus menampakkan diri di banyak orang seperti ini. Tapi karena para supporter nya yang memintanya untuk perform, jadi naik deh dia ke panggung.

"Hallo," Sapa Andari yang sudah siap di panggung.

"Wuhuuu... yooo... Andariii!!!" Pekik teman-temannya.

"GoBand...!!! I LoVe YoU..." Ujar para perempuan di hiruk pikuk kumpulannya.

"Tamaa!! You always in my heart!!" Pekik salah satu teman perempuan entah siapa. Agak gelap kan ya... malem... gak kelihatan orangnya tapi kedengaran suaranya.

"Mas Bejooo!!! Aku padamu, rek!!" Pekik seorang perempuan yang dialeknya wong Suroboyo kui (orang Surabaya itu).

"Go Keling Go, Keling Go, Go Keling Go, Keling Go!!" Sorak sorai para laki-laki yang jadi supporter Keling.

Sorak sorai para teman-temannya pun riuh sekali. Andari, Bejo, Keling dan Tama tidak menyangka bahwa mereka akan disambut ramai seperti ini.

"Wuoaah... kok berasa hadir di konser sendiri ya? Hahaha..." Ujar Andari.

"We Love You...!!!" Pekik teman-temannya.

"Eh, ini kita duduk doang lho. Cuma duduk. Beneran. Hahaha..." Ucap Andaei dengan tawa canda riangnya.

"Nyanyi apa kita, Ndar?" Tanya Keling.

"Enaknya nyanyi apa nih, cuy?" Tanya Andari kepada teman-temannya.

"Itu kali ya, yang lagi booming." Ujar Bejo.

"Apaan ya?" Tanya Andari. Orang paling kudet.

"Lo tau lagunya Mahen?" Tanya Tama.

"Mahen?? Yang mana ya?" Tanya Andari bingung.

"Yang judulnya, Pura-pura lupa." Jawab Tama.

"Gue gak pura-pura, Tam. Beneran gak tau gue." Ucap Andari.

"Bukan elu cumi! Judul lagunya itu." Sahut Keling.

"Yah... gue gak tau. Tuker aja dah." Jawab Andari.

"Siapa yang tau lagunya?" Tanya Tama.

Keling dan Bejo angkat tangan. Andari justru plonga-plongo.

"Yaudah, fix tukeran. Nyanyinya yang gue tau dah ntar. Buat opening gak apa deh." Ucap Andari yang sambil berjalan menuju alat musik drum.

Karena Tama yang menjadi vokalis sekarang. Jadi Andari dan Tama tukar posisi. Mereka itu band yang personelnya bisa menguasai gak cuma satu alat musik.

Bernyanyi pun juga gitu. Tidak hanya Andari yang bernyanyi. Tapi, semua juga jago nyanyi dan suaranya gak kalah merdu seperti Andari.

"Yup! Gue vokalis dulu nih. Jadi tukeran bentar sama Ndari. Selamat malam semua." Sapa Tama. Gaya anak laki yang stay cool.

"Malaamm..." Jawab teman-temannya.

"Malam ini, gue mau membawakan lagu dari Mahen___" Belum sempat Tama bicara sudah ramai dengan sorak sorai penontonnya.

"Yooo... Go Tamaa!!" Pekik mereka.

"Okay, hahaha... famous banget ya nih lagu. Pengalaman apa gimana?" Canda Tama.

"Okay, deh. Gak perlu nunggu lama. Langsung saja. Mahen - Pura-pura Lupa."

*****

Pernah aku jatuh hati

Padamu sepenuh hati

Hidup pun akan 'ku beri

Apapun kan 'ku lakui

Tapi tak pernah 'ku bermimpi

Kau tinggalkan aku pergi

Tanpa tahu rasa ini

Ingin rasa 'ku membenci

Tiba-tiba kamu datang

Saat kau telah dengan dia

Semakin hancur hatiku

Jangan datang lagi cinta

Bagaimana aku bisa lupa

Padahal kau tahu keadaannya

Kau bukanlah untukku

Jangan lagi rindu cinta

'Ku tak mau ada yang terluka

Bahagiakan dia aku tak apa

Biar aku yang pura-pura lupa

Ooh-ooh-ooh

Tiba-tiba kamu datang

Saat kau telah dengan dia

Semakin hancur hatiku

Jangan datang lagi cinta

Bagaimana aku bisa lupa

Padahal kau tahu keadaannya

Kau bukanlah untukku

Jangan lagi rindu cinta

'Ku tak mau ada yang terluka

Bahagiakan dia aku tak apa

Biar aku yang pura-pura lupa

Jangan datang lagi cinta

Bagaimana aku bisa lupa

Padahal kau tahu keadaannya

Kau bukanlah untukku

Jangan lagi rindu cinta

'Ku tak mau ada yang terluka

Bahagiakan dia aku tak apa

Biar aku yang pura-pura lupa

Ooh

Bahagiakan dia aku tak apa

Biar aku yang pura-pura lupa

*****

Sorak sorai teman-teman mereka sangat tidak disangka oleh Andari dkk. Tapi mereka senang bisa menghibur teman-temannya.

"Andari!! Andari!! Andari!!" Sorak-sorak teman-temannya ingin mendengar Andari bernyanyi.

"Nyanyi apaan gue? Cicak-cicak di dinding kali ya? Hahaha..." Ujarnya sambil bercanda.

"Emm... baru-baru ini ada satu film Indonesia yang gua tonton dan gue suka. Ost nya atau original soundtracknya gue suka. Kita dengerin sama-sama ya..." Jelas Andari.

Andari menyanyikan lagu dari Rossa - Firefly. Ost. Film Something In Between.

******

You fell in love with the firefly flying in the sky

But, you wanted me for yourself

So, you put me in a jar and place me on your higher shelf

And I loved it first, in your hands I felt thing

You gave me just enough air, I didn't want to escape

You couldn't mean to suffocate me

But, as your love grew deeper

My light got weaker

How can you tear us apart?

I told you my heart was only for you

Only for you

You ran to my life

And you want me to shine but only for you

Only for you

I fell in love with the fairytale and the wishing well

That's what made it so hard to see

That it was all just pretend

And these lies haven't been my story

But, as your love grew deeper

My light got weaker

How can you tear us apart?

I told you my heart was only for you

Only for you

You ran to my life

And you want me to shine but only for you

Only for you

Live in this shadow of this good fear

But, I was meant to be free

And now, I know I can't be careless with my heart yeaa...

How can you tear us apart?

I told you my heart was only for you (only for you)

Only for you (only for you)

You ran to my life (ran to my life)

And you want me to shine but only for you (only for you)

Only for you (only for you)

Only for you (only for you)

Only for you (only for you)

You fell in love with the firefly

But, you wanted me for yourself

*****

"I LOVE YOU ANDARIII!!!" Pekik para teman-temannya.

"I love you tooo... Wkwkwk... kok gue geli ngomongnya ya? Ahahaha..." Canda Andari dengan gelak tawanya.

"Ndari!! Request lagu Tegar dari Rossa dong." Ujar salah satu temannya.

"Mohon maap. Ini kita di transfer atau cash? Ada yang request soalnya. Wkwkwk..." Si humoris Andari membuat suasana semakin meriah.

"Boleh cuy... bentar ya... gue manasin kerongkongan gue dulu. Ahahaha..." Ucapnya sambil meminum sebotol air minum.

Setelah menenggak minuman, Andari lanjutkan untuk bernyanyi request lagu dari teman-temannya. Rossa - Tegar.

Lagu itu yang membuat Andari dikenal sampai sekarang. Bahkan beberapa teman-temannya menyarankan Andari untuk ikut audisi bakat di Indonesia.

Andari pun ikut saat itu. Tapi, ia tidak sampai ke final. Andari lolos hanya sampai 20 besar. Itu hal luar biasa buat Andari.

Bisa ada di panggung bernyanyi di hadapan artis-artis berbakat Indonesia sudah menjadi suatu kehormatan luar biasa untuk Andari.

Tapi, sepertinya tidak banyak yang tahu kisah Andari soal ini. Hanya Dina dan teman-teman SMA nya yang mengetahuinya sepertinya.

Lanjut lagi nih ke reuni. Saat itu Andari menyanyikan lagu dari Rossa - Tegar. Suaranya pun sangat menggelegar. Setelah bernyanyi...

"Gimana? Masih merdu gak suaranya? Aseeek... hahaha" Ujar Andari sambil tertawa.

"Kereeenn!!! Encore!! Encore!! Encore!!" Ujar salah seorang temannya tapi justru jadi menghasut teman-temannya yang lain untuk minta encore juga.

"Okay, okay." Jawab Andari.

"Ini terakhir ya." Ucap Andari sambil mengambil gitar di hadapannya dan ia melantunkan lagu dari:

*****

Sheryl Sheinafia feat. Ariel - Ku Tunggu Kau Putus.

Kita teman dekat

Sudah saling percaya

Cerita tentang kamu

Sudah menjadi makananku

Putus lagi, nyambung lagi

Ribut lagi, baik lagi

Kau menangis di pundakku

Di pelukanku

Maafkan aku jadi suka sama kamu

Awalnya curhat lama-lama kucemburu

Maafkan aku yang mengharapkan cintamu

Bila belum saatnya kusabar menunggu

Bila masih bersama kutunggu kau putus

Ha-a-a-ah kutunggu kau putus

Ha-a-a-ah kutunggu kau putus

Kau menangis di pundakku

Di pelukanku

Maafkan aku jadi suka sama kamu

Awalnya curhat lama-lama kucemburu

Maafkan aku yang mengharapkan cintamu

Bila belum saatnya kusabar menunggu

Bila masih bersama kutunggu kau putus

Ha-a-a-ah

Na na na na na na na

Kutunggu kau putus

Kita teman tapi kutunggu kau putus

Dari dulu kutunggu kau putus

*****

"Gimana gaes?? Gaes, gaes, gaes?? Ahahahaha... Guys ya maksudnya..." Ujar Andari yang memeriahkan acara reunian malam itu.

"Ada yang pernah berada di situasi itu? Putus, nyambung? Duh... paling gak enak. Tinggalin aja. Kalau benar cinta gak gitu kok... Hahaha... sotoy banget gue. Padahal jomblo. Lho.??? Wkwkwkwk 🤣"

"Kok lo curhat sih, Ndar? Hahaha..." Sahut Bejo.

"Kapan lagi coy... Hahaha..." Ucap Andari yang membuat sorak sorai semakin riuh.

"Okay, teman-teman, karena berhubung waktu sudah malam, jadi kami tutup acara amal hari ini. Hahaha..." Canda Andari.

"Ngaco luh! Koplak, koplak. Ahahaha..." Jawab Keling.

"Pokoknya, gue, Andari, Bejo, Keling dan Tama, berterima kasih karena telah meluangkan waktu mendengarkan celoteh kita yang tidak bermutu ini sebenarnya. Hahaha..." Andari.

"Ini gak lagi stand up comedy kita, ya. Wkwkwk..." Ujar Tama.

"Tamaa!!! Aku padamu!!" Pekik salah satu teman-teman yang berkerumun itu. 😁

"Padamu aku berterima kasih. Hahaha..." Jawab Tama dengan candanya.

"Okay deh, teman-teman. Terima kasih banyak. Semoga reuni ini bisa lebih menguatkan tali silaturahim kita. Yang fokus akan kabar kita bukan kabar merk outfit kita. Ahahahaha..." Tawa lepas Bejo.

"Pak dewan, nyindirnya halus tapi nyelikit yee..." Sahut Andari yang mengundang tawa teman-temannya.

"Hahaha... yowes lah nek ngono. Wes, ayo muleh. Aku ngelih urung madang iki." Ucap Bejo.

Yang artinya kira-kira begini (Yaudah kalau begitu. Ayo pulanh. Aku laper belum makan ini). 😬✌️

"Terima kasih semua. Selamat malam." Ucap Andari, Bejo, Keling, dan Tama.

Selesai perform mereka berfoto bersama. Angkatan 2010 - 2011. Yang paling kompak sampai sekarang. Masih punya group chat di WA. Yang kalau di diemin bisa sampai ribuan chat 🤣. Readers pernah ngalamin gak? 😄

Setelah dari acara tersebut sudah ada yang pulang. Ada juga yang masih stay di sana. Andari menunggu Dina yang sedang menunggu Si Mamas Reza nya.

"Din, gue ke toilet bentar ya." Ucap Andari kepada Dina yang sedang berbincang dengan teman-temannya yang lain.

"Okay. Heh! Jangan balik duluan ya, tapi." Ujar Dina.

"Iyee... bawel." Jawab Andari sambil bersungut.

"Andari!" Panggil Sasha.

"Oii!" Jawab Andari dengan lawakannya.

"Hahaha... ngelawak mulu luh." Ujar Sasha.

"Hahaha... kenapa ceu?" Tanya Andari sambil menuju toilet.

"Lo punya nomor HPnya Tama gak?" Tanya Sasha yang agak malu-malu bertanyanya.b

"Punya. Kenapa deh?" Tanya Andari.

"Boleh minta?" Tanya Sasha lagi.

"Boleh kalau buat jadian lagi. Wkwkwk..." Ledek Andari.

"Ndariiii!!! Hiihh!! Nyebelin banget!! Sumpah!!" Pekik Sasha yang wajahnya memerah karena malu.

Sasha ingin memukul Andari tapi Andari menghindar dengan masuk ke toilet.

"Nih." Ucap Andari setelah dari toilet dan mengembalikan HP Sasha.

"Nomor HPnya Tama." Jawab Andari cuek dan berjalan meninggalkan toilet.

"Wuuahh.... uunnch... thank youuu..." Ucap Sasha sambil bermanja ria gitu ke Andari. Membuat Andari bergidik ngeri yang justru mengundang tawa Sasha.

"Yaudah, gue mau nyari minum dulu. Lo mau kemana?" Tanya Andari kepada Sasha.

"Mau ngajak balikan lagi. Wkwkwk..." Jawab Sasha dengan tawa lepasnya dan langsung menuju rooftop.

"Yee.. pe'a dasar." Ucap Andari sambil tersenyum senang.

Andaei mencari minum di sudut cafe. Ia memesan greem tea kesukaannya. Saat antre dia sedang chat dengan Dina, karena Reza sudah datang katanya.

Andari mengambil pesanan green tea nya. Perutnya sedang tidak enak. Jadi ia mencari yang hangat. Karena saat itu sedang rintik gerimis.

Rooftop hujan? Hujan. Tapi, waktu hujan, mereka pindah ke bawah rooftop yang masih dekat dengan rooftopnya. Rooftop kedua gitu deh ya. Tapi kalau yang ini terlindungi dari hujan.

Andari membayar pesanannya. Saat ia berjalan menuju tangga untuk ke rooftop, seorang pramusaji menyenggol Andari dan hampir menjatuhkan pesanan para tamu cafe.

Andari menopangnya tapi green tea nya jatuh mengenai seseorang yang sedang berada di belakangnya.

"Yaampun, Mba, Maaf. Maafkan saya. Maaf Mba. Ada yang luka Mba?" Ujar si pramusaji tadi.

"Iya, Mba gak apa. Mbanya sendiri gak apa? Pesanannya aman?" Tanya Andari sambil memegang pundak si pramusaji.

"Iya, Mba. Gak apa-apa. Makasih ya, Mba. Maaf saya selebor tadi." Ucap si pramusaji.

"Tapi..." Pramusaji tadi tidak melanjutkan perkataannya tapi ia mengarahkan telunjuknya kepada laki-laki yang berada di belakang Andari.

"Yaampun! Mas, maaf. Maaf banget. Minuman saya tumpah. Saya bantu bersihkan?" Tanya Andari yang sibuk mengambil tisu dan mencoba membersihkan baju si laki-laki tersebut.

"It's okay. I'm done." Ucapnya dalam bahasa inggris.

"Is that really okay fo you, Sir?" Tanya Andari kembali.

"Ye, yeah. I mean, yes." Jawab Si laki-laki tersebut yang cukup terkejut bahwa perempuan di hadapannya bisa berbicara bahasa inggris juga.

Andari masih memandang baju putih si laki-laki yang berubah seketika menjadi warna hijau. Macem Shrek 😄✌️

"Saya gak apa-apa." Jawab si laki-laki meyakinkan Andari. Karena tatapan Andari yang masih merasa bersalah.

"Oh, bisa bahasa indonesia." Ucap Andari dalam hati.

"Tapi, itu belum hilanh nodanya." Ujar Andari sambil mengelap baju laki-laki tersebut dengan tisu.

"I said, okay." Jawabnya tegas tapi tetap dengan suara lembut daan... sambil memegang tangan Andari. Refleks sepertinya.

"Okay. I'm sorry." Jawab Andari kemudian dan melihat si laki-laki pergi begitu saja.

"Ganteng sih... tapi galak gitu. Cewek juga kabur kali." Ujar si pramusaji yang sejak tadi masih disana bersama Andari dan laki-laki tadi.

Andaei hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Lucu si pramusaji itu. Pikir Andari.

Andari tidak jadi kembali ke rooftop. Ia menunggu Dina di Cafe bawah sambil meminum green tea yang ia pesan lagi.

Tadinya mau dikasih gratis sama pramusaji. Tapi Andari menolak. Karena ia pikir, pramusaji itu mungkin sedang membutuhkan biaya yang penting. Mungkin... jadi ia tolak. Tidak ingin membebankan orang lain sepertinya Andari.

Ia melihat si laki-laki tadi keluar dari toilet dan sudah berganti pakaian. Sepertinya ia memakai baju yang baru. Baju yang tadi kena greem tea dibuang kali ya?

Melihat dari perawakannya saja sudah terlihat bahwa ia bukan laki-laki biasa. Dari mulai jam tangan merk Rolex bertengger ditangannya.

Yaasudahlah... Biarkan... batin Andari. Ia kembali fokus dengan green teanya.

Namun, diam-diam Andari memperhatikan sosok laki-laki itu. Yang serius sekali menatap layar laptop. Entah apa yang dikerjakan, tapi membuat hati yang lama tidak bergetar, mal ini ia merasakan kembali degup jantung yang tidak beraturan itu.

*****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!