NovelToon NovelToon

Unforgiven (Tak Termaafkan)

1.

Di sebuah rumah yang mewah terdapat satu keluarga yang terdiri dari ayah ibu dan seorang gadis kecil yaitu Frederic Liston sang istri yang bernama Ane Anastasya Liston dan anak kecil yg cantik menggemaskan Zamora Liston. Mereka merupakan keluarga harmonis, terpandang, dan keluarga yang dermawan.

Banyak pebisnis diluar sana yang iri dengan keluarga kecil mereka yang harmonis ditambah lagi dengan memiliki aset kekayaan yang tidak terhitung.

Terdengar suara langkah kaki anak kecil berlari diluar kamar sepasang suami istri, tak lama terdengar suara pintu diketuk.

Tok ..

Tok ..

"Momy....!!"

"Daddy......!!" Teriak gadis kecil yang menggemaskan

Tak lama suara pintu terbuka terdengar, dan sang daddy lah yang membukakan pintu

"Jangan berteriak baby nanti suaramu sakit, apa kau membutuhkan sesuatu" ? Tanya sang daddy sambil mengelus lembut rambut sang anak

"Daddy aku ingin tidur bersama kalian apa boleh"? Jawab sang anak dengan menunjukan face andalannya yang sangat menggemaskan

"Of course" Jawab sang daddy yang langsung menggendong sang anak dan membawa masuk ke dalam kamar

"Momy..daddy aku ingin tidur dengan kalian entah mengapa perasaanku tidak enak malam ini aku takut mom dad" keluh sang anak

"Jangan khawatir sayang, itu hanya perasaanmu saja, ayo kita tidur ini sudah malam besok kau sekolah" jawab sang momy

"Iya mom"

Meraka akhirnya tertidur satu ranjang bertiga dengan posisi sepasang suami istri itu memeluk sang putri yang berada di tengah tengah mereka.

Malam semakin larut membuat satu keluarga itu tidur dengan nyenyak. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi beberapa jam kedepan yang akan merubah hidup mereka.

Kepulan asap mulai menguar masuk kedalam kamar pasangan suami istri itu membuat tidur mereka terganggu dan terbangun.

"Honey bangun uhuk...uhuk" tangan Ane terulur membangunkan sang suami

"Uhuk...ada apa ini? Apa rumah kita kebakaran honey"? Tanya Frederic linglung

"A.. aku tidak tahu honey, co..coba kau periksa keluar" jawab Ane dengan nada gemetar dan syok

Frederic bangun untuk memeriksa keadaan diluar

"Tunggu disini dan jaga anak kita" Frederic

Tidak lama setelah Frederic membuka pintu kamar untuk memeriksa keluar, Zamora ikut terbangun karena menghirup asap yang menyesakan paru parunya

"Momy ada apa kenapa banyak asap ? Uhuk.. uhuk" tanya Zamora yang sesekali terbatuk

"Rumah kita kebakaran sayang" jawab Ane dengan menahan isak tangis supaya anaknya tidak ikutan panik

"Lalu daddy dimana momy"? Tanya Zamora

"Daddy sedang memeriksa keluar semoga apinya belum menyebar luas, ayo kita juga harus cari jalan keluar" ucap Ane menarik tangan Zamora dengan lembut.

Ane dan Zamora keluar pintu kamar mencari jalan tapi nihil semua telah di lahap oleh si jago merah.

Ane terus melihat sekeliling semoga masih ada jalan untuk keluar walaupun harapannya sangat mustahil dengan melihat api yang sangat besar melahap rumahnya.

Ane memutuskan untuk kembali ke kamar dia sempat melihat jendela kamarnya yang masih utuh belum terlahap oleh api

"Ayo sayang ikut momy" ajak Ane

Setelah kembali ke dalam kamar dan benar saja masih ada jendela yang utuh belum terbakar

"Ayo sayang kau lebih dulu" ucap Ane lalu membantu Zamora untuk keluar melalui jendela kamar

Setelah Zamora berhasil keluar dan berbalik badan menghadap momy nya hal tak terduga dia dapatkan

"Daddy" panggil Zamora lirih

Ane yang mendengar suara anaknya memanggil Daddy nya lirih pun langsung berbalik dan sama halnya dengan Zamora dia syok melihat suaminya dengan wajah yang penuh dengan darah dan lebam dimana mana.

"CEPAT PERGI DAN BAWA ZAMORA LARI"!!!!! Teriak Frederic yang ditodongkan pistol

Dor ..

Dor ..

Dor ..

"Daddyyyyyyy"!!

"Freeeeed"!!

Teriak Ane dan Zamora yang bersamaan mereka syok pria dengan tubuh penuh tato itu menembak kepala Frederik sebanyak dua kali dan satu kali di jantung.

Ane langsung lemas jatuh terduduk dengan air mata yang membanjiri pipinya tidak beda jauh dengan Zamora yang mengepalkan tangan sambil terisak.

Zamora memperhatikan wajah si pelaku dia marah kepada si penembak daddy nya. Zamora berniat memasuki kamar itu kembali tapi dilarang oleh momy nya.

"Lari sayang lari cepat" teriak Ane yang melihat Zamora ingin memasuki kembali ke kamar orangtuanya

"Momy ... Daddy .. " ucap Zamora lirih sebelum pergi berlari.

Baru beberapa langkah kaki Zamora berlari terhenti karena mendengar suara tembakan kembali, Zamora berbalik dan melihat mommy nya sudah terkapar dengan banyak darah.

"Momyyyyyy!!!!" Teriak Zamora

"Lari Mora lari" Ucap sang momy dengan nada lirih yang masih bisa di tangkap dengan jelas oleh Zamora.

Zamora mundur perlahan dengan kaki yang gemetar menyaksikan kedua orangtuanya meninggal secara tragis dengan cara dibunuh didepan mata kepalanya sendiri.

"Tangkap gadis kecil itu jangan biarkan dia lolos dan bunuh saja langsung bila perlu" ucap pria bertato yang membunuh kedua orangtuanya.

Sebelum berbalik dan lari Zamora melihat tato dileher lelaki itu, yaitu tato kepala kalajengking. Ya sedari tadi sebelum Zamora berbalik dan berlari Zamora sempat memperhatikan pria yang membunuh kedua orangtuanya.

Jangan diragukan lagi daya ingat Zamora sangat kuat dan penglihatan matanya yang tajam mampu mengingat sekali apa yang dia lihat.

Setelah teriakan pria bertato itu memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Zamora, Zamora langsung berlari tak tentu arah dengan kaki tanpa alas membuat kakinya lecet dan melepuh tapi rasa sakit itu dia hiraukan karena sekarang nyawanya sedang terancam.

"Sialan, ternyata cepat juga anak kecil itu larinya" gerutu anak buah pria bertato

Sedangkan Zamora yang sedang bersembunyi membekap mulutnya sendiri dengan tubuh yang gemetar gadis itu terus menangis.

"Cari sampai ketemu, kalo tidak nyawa kita yang menjadi taruhannya" ucap anak buah pria bertato kepada teman teman yang lainnya

"Ayo kita berpencar"

Setelah meraka berpencar Zamora keluar dari persembunyiannya dan melanjutkan pelariannya

Jujur saja badan Zamora sudah tidak kuat untuk berlari jangankan berlari berjalan pun dia sudah tidak sanggup, telapak kakinya yang sudah melepuh dan mata yang sudah kunang kunang sungguh dia sudah tidak sanggup untuk berlari.

Tapi dia harus berusaha berlari supaya dia bisa selamat, Zamora berlari sampai dia tidak sadar dia sudah berada di jalanan yang sudah ramai dengan kendaraan dan saat akan menyebrang Zamora hampir tertabrak.

Zamora dengan kesadaran yang sudah melemah langsung tidak sadarkan diri, membuat si pengendara panik.

Ckiiiiiiiit ..

Suara ban mobil berhenti

"Astaga" ucap sang supir

"Ada apa Ren" tanya sang tuan

"Saya tidak yakin kalo saya menabrak orang tuan" ucap supir

"Astaga, ayo kita keluar kita lihat semoga baik baik saja" ucap sang nyonya

Mereka semua turun dari mobil untuk melihat korban yang supir mereka tabrak dan mereka kaget melihat seorang gadis kecil yang tidak sadarkan diri dengan baju yang kotor kaki yang penuh luka keadaan yang mengkhawatirkan menurut mereka.

"Sayang kita bawa anak ini ke mansion saja ya panggilkan Dr.Sam ke mansion" ucap sang nyonya panik

"Iya sayang, tenang jangan panik oke" jawab sang suami menenangkan

Sang suami langsung menelpon Dr.Sam untuk ke mansion nya guna memenuhi keinginan sang istri tercinta.

"Halo Sam datang ke mansion sekarang" ucap sang tuan

"Baik tuan" jawab Dr.Sam

Setelah menelepon Dr.Sam mereka langsung memasukan Zamora ke dalam mobil untuk dibawa ke mansion dan diobati.

#bersambung

Ini cerita pertamaku semoga kalian suka

dan tinggalkan jejak kalian 🤍

2

Disisi lain ..

"Bagaimana apa kalian menemukan gadis itu?" Tanya pria bertato

"Maaf tuan, kami kehilangan jejaknya" ucap salah satu anak buah

"Brengsek, mengejar anak kecil saja kalian tidak becus hah?!" Ucap pria bertato dan mendekat ke arah anak buahnya.

Bugh ..

Bugh ..

Bugh ..

Bugh ..

Dia menghajar anak buahnya dengan membabi buta meluapkan semua emosinya, karena dia sudah berjanji kepada tuannya untuk memusnahkan semua anggota keluarga Liston tapi salah satu dari mereka berhasil lolos.

Setelah puas menghajar anak buahnya pria bertato itu memerintahkan semuanya untuk kembali.

"Kembali sekarang" titah pria bertato

"Baik tuan" jawab serempak anak buahnya.

Beberapa jam sebelum kejadian

Di ruangan yang gelap pria paruh baya yang masih gagah dan cukup tampan dengan di temani segelas wine sedang memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi seluruh keluarga Liston saingan bisnisnya.

"Aku ingin kau membunuh keluarga Liston malam ini juga" titah Bram

"Baik tuan" jawab pria bertato yaitu Grey tangan kanan Bram

"Aku tidak mau mendengar kegagalan" ucap Bram

"Baik tuan, anda akan mendengar kabar baik dariku malam ini" ucap Grey penuh percaya diri

Bram hanya mengangguk dan mengkode dengan tangan menyuruh tangan kanannya untuk pergi menjalankan tugasnya.

Bram menghela nafas

"Kau terlalu bersih dalam menjalankan bisnis dan andai kau tidak menolak kerja sama denganku mungkin kau dan keluargamu masih bisa melihat matahari besok" ucap Bram dengan tersenyum misterius.

Didepan mansion yang cukup megah Grey mulai mengumpulkan beberapa anak buahnya untuk menjalankan misi malam ini yaitu menghabisi rekan kerja tuannya.

Dia pikir dia tidak perlu terlalu banyak membawa anak buah karena sepengetahuannya beberapa hari ini mansion Liston tidak dijaga dengan ketat tidak seperti biasanya mungkin mereka pikir tidak akan ada ancaman yang berbahaya.

...****************...

* Kediaman Mansion Liston

Dibelakang mansion beberapa orang dengan berpakaian hitam mengendap endap memasuki mansion Liston dengan membawa beberapa kompan yang berisi bahan bakar mereka mulai menyiram di setiap sudut rumah.

Sedangkan Grey menyerang di bagian depan rumah karena penjagaan yang tidak ketat memudahkan Grey untuk cepat menghabisinya.

Grey melangkahkan kakinya memasuki mansion

"Kumpulkan semua Maid" titah Grey

"Baik tuan" anak buah Grey

Setelah semua Maid terkumpul Grey memberikan pilihan pergi dari sini dan tutup mulut dengan semua kejadian yang terjadi malam ini atau mereka ikut mati bersama tuan mereka.

Jelas semua Maid memilih opsi pertama pergi dari sini dan menutup mulut mereka seakan akan mereka lebih memilih bisu dari pada harus mati detik ini juga.

Setelah membubarkan seluruh maid Grey melancarkan aksinya yaitu mulai membakar mansion dari mulai halaman belakang, dapur ruang tengah, dan kamar.

Grey melangkahkan kakinya menuju tangga, pas di tangga terakhir Grey melihat tuan rumah yang akan menjadi targetnya. Grey menyeringai tidak perlu repot repot mencari keberadaan tuan liston dia mendatangi malaikat mautnya sendiri.

"Siapa kau" teriak Frederic

"Syuuuuut kecilkan suaramu tuan, aku takut nanti anak dan istrimu terbangun" ucap Grey santai dan menyeringai

"Kau yang telah membakar mansion ku"? Ucap Frederic dengan emosi yang sudah ada diujung kepala

"Ya benar" jawab Grey masih santai

"Kurang ajar, aku tidak punya urusan denganmu atau dengan orang lain" ucap Frederic emosi

"Ya kau benar tuan kau tidak punya urusan denganku tapi tuanku mempunyai urusan denganmu" ucap Grey

"Siapa tuanmu" tanya Frederic

"Sebenarnya aku tidak mau memberitahukannya karena malam ini kau akan mati jadi aku akan dengan senang hati memberitahukannya tuan" ucap Grey tersenyum lebar

"Sialan kau!!" teriak Frederic yang akan melayangkan tinjunya kepada Grey

Tapi Grey lebih cepat menangkis setiap gerakan yang dilayangkan oleh Frederic. Grey yang melihat Frederic tidak fokus karena asap yang sudah mulai menghitam dia langsung memutarkan badannya lalu menendang wajah Frederik dan langsung memukulnya membabi buta.

Frederic yang terkulai lemas membuat Grey tersenyum puas. Grey menarik Frederic untuk dibawa ke hadapan istri dan juga anaknya, Ya Grey akan membunuh mereka bersamaan.

"Bawa aku menemui anak dan istrimu" titah Grey dengan mendorong Frederic untuk berjalan lebih dulu dan menodongkan pistol di kepalanya.

Setelah sampai di depan kamar, Frederic melihat istrinya sedang membantu anaknya keluar melalui jendela melihat itu hatinya sangat sakit.

"CEPAT PERGi DAN BAWA ZAMORA LARI!!!" ucap Frederic yang langsung ditembak setelah mengucapkan kata terakhirnya menyuruh anak dan istrinya menyelamatkan diri

Dor ..

Dor ..

Dor ..

"Hah sayang sekali tadinya aku akan memberitahukan siapa yang menyuruhku membunuh keluargamu tapi kau malah mati lebih dulu sebelum aku memberitahumu, baiklah tidak apa aku akan memberitahukannya kepada istrimu tercintamu saja" ucap Grey menyeringai

Grey mulai mendekati Ane, dan Ane yang terduduk lemas karena menyaksikan suaminya tewas ditembak oranglain secara perlahan mundur dengar air mata yang membanjiri pipinya.

Ane berbalik melihat putrinya yang ingin memasuki kamar kembali

"Lari sayang cepat lari!!!" Teriak Ane dengan terisak

Setelah Grey berada di jarak beberapa centi meter dengan Ane, Grey mengatakan sesuatu.

"Nyonya sesuai janjiku kepada suamimu aku akan memberitahukan siapa yang telah menyuruhku membunuh keluargamu" ucap Grey

"Siapa yang menyuruhmu melakukan ini siapa brengsek?" Tanya Ane dengan perasaan yang tak karuan

"O hoo nyonya dalam keadaan seperti ini kau masih bisa mengumpat" Grey

"Tapi tidak apa apa karena ini akan menjadi hari terakhir anda saya memaafkan mu nyonya" Grey tersenyum misterius dan memberitahukan siapa yang menyuruh membunuh keluarga Liston

"Bramana Listanto" ucap Grey

Deg

"Tidak...itu tidak mungkin" teriak Ane tidak percaya

"Tapi itu kenyataannya nyonya, dan ucapkan selamat tinggal pada dunia karena sebentar lagi anakmu juga akan menyusul kalian" ucap Grey menyeringai

"TIDAK JANGAN KAU SENTUH ANAKKU" teriak Ane yang di barengi dengan tembakan bertubi tubi di kepala hingga jantung

Dor ..

Dor ..

Dor ..

Setelah mengeksekusi sepasang suami istri itu Grey melihat gadis kecil diluar langsung memerintahkan anak buahnya untuk menangkap dan membunuhnya.

"Tangkap gadis kecil itu jangan biarkan dia lolos dan bunuh saja langsung bila perlu" titah Grey langsung meninggalkan rumah yang sudah hampir terbakar sepenuhnya itu

...****************...

* Mansion Abelard

"Sayang bagaimana anak ini masih tidak sadarkan diri" ucap Wilona khawatir

"Tenang honey, Sam bilang dia akan sadar kembali dia mengalami syok berat entah apa yang telah dialami gadis kecil ini" jawab Arshan menatap dalam gadis dihadapannya

Eungh ..

Tidak lama terdengar suara lenguhan dari gadis kecil yang terbaring itu.

"Kau sudah sadar nak" tanya Wilona yang langsung bergegas mendekati Zamora.

Sedangkan gadis yang ditanya langsung bangkit dan hendak menuju keluar pintu untuk kabur dari sana.

Ya Zamora masih belum bisa percaya kepada siapapun dia trauma berat dengan apa yang sudah dia alami.

Saat hendak menuju pintu Zamora langsung dipeluk dan ditenangkan oleh Arshan Abelard.

"Tenang kau ditempat yang aman" ucap Arshan dengan menepuk nepuk puncak kepalanya

kalimat menenangkan yang Arshan ucapkan bagaikan sihir untuk Zamora membuat Zamora langsung tenang dan menangis dengan tangisan yang menyayat hati. Wilona yang melihat Zamora menangis langsung mendekatinya dan membawa kembali ke ranjangnya.

"Kau harus istirahat nak kau belum pulih benar" ajak Wilona dan membaringkan kembali Zamora ke tempat tidur.

Sedangkan Zamora masih terus menangis, sepasang suami istri itu membiarkan Zamora menyelesaikan tangisannya membiarkan Zamora tenang lebih dulu lalu bercerita bila dia mau.

"Bagaimana kau sudah tenang?" Tanya Wilona dan Arshan hanya memperhatikan kedua wanita itu

Zamora hanya mengangguk

"Te..terimakasih nyonya, tuan sudah menolongku dan menampungku disini" ucap Zamora terbata dan menundukkan kepalanya

"Hey angkat kepalamu nak, aku tidak ingin kau berterimakasih dengan cara seperti itu" ucap Wilona

"Aku tidak punya uang kalo harus mengganti semua yang sudah nyonya dan tuan keluarkan untukku" jawab Zamora polos dan berkaca kaca

Sedangkan Arshan dan Wilona yang mendengar jawaban polos Zamora hanya tersenyum gemas dengan jawaban yang keluar dari bibir gadis ini

"Kau melihat kami kekurangan uang?" Tanya sarkas Arshan

Zamora yang mendengar pertanyaan itu langsung menggelengkan kepala. Melihat dari interior dan kamar yang Zamora tempati tidak mungkin ini rumah biasa bahkan hotel pun kalah mewahnya.

"Kalo begitu kau harus membagi semua bebanmu kepada kami, apa yang telah terjadi kepadamu?" Tanya Wilona, dia sangat prihatin dengan keadaan gadis kecil ini

Wilona mengingatkan kepada gadis kecilnya kalo anaknya masih hidup mungkin akan seumuran dengan gadis dihadapannya ini.

"Aku...aku" ucap Zamora yang masih bingung harus menceritakan hidupnya kepada orang asing atau lebih baik memendamnya.

Seakan mengerti dengan keadaan gadis ini arshan yang mengamati dari tadi langsung berbicara

"Tidak apa apa jika kamu masih belum bisa bercerita kepada kami yang bisa dibilang sebagai orang asing kami mengerti itu, jadi sebaiknya kau istirahat pulihkan badanmu" ucap Arshan sambil mengelus rambut gadis itu pelan

"Ayo honey biarkan gadis ini beristirahat" Arshan kembali berucap

Wilona hanya mengangguk pasrah

"Ayo" putus Wilona mengajak Arshan keluar kamar

Sebelum bangkit dari duduknya Zamora memegang tangan Wilona

"Tu...tunggu aku akan menceritakan tentang diriku dan semua yang telah terjadi" lanjut Zamora sambil menahan tangis

Sepasang suami istri itu saling melirik lalu mengangguk

"Baiklah nak sekarang ceritakan semua yang telah kau alami" putus Arshan

Sebelum bercerita Zamora memandang sepasang suami istri itu meyakinkan dirinya bahwa dirinya ditolong dengan orang yang tepat.

"Nama ku Zamora Liston putri dari Frederic Liston dan Ane Anastasya Liston ........." Zamora menceritakan semua asal usul keluarganya dan kejadian kejadian yang telah dialaminya saat malam berdarah itu terjadi tak terlewatkan satupun.

Wilona yang mendengar cerita Zamora langsung memeluknya dan menangis, sungguh malang nasib anak ini.

Sedangkan Arshan yang mendengar cerita Zamora langsung mengepalkan tangan, dia tau tentang keluarga Liston karena dia rekan bisnisnya. Sedangkan Zamora dia belum pernah bertemu sama sekali dengan gadis ini, karena Frederic belum sempat memperkenalkannya kepada publik.

Arshan tidak menyangka nasib keluarga teman bisnisnya bakal tragis seperti ini.

"Sayang aku ingin mora menjadi anak kita, apa boleh?" Tanya Wilona yang membuyarkan lamunan arshan

Arshan melihat Zamora dan Wilona silih berganti lalu mengangguk

"Kau boleh menganggap dia menjadi anak kita, tapi apakah Zamora mau menjadi anak kami?" Tanya Arshan

Zamora yang awalnya tertunduk langsung mengangkat kepalanya melihat Arshan

"Tuan anda telah menolong sayapun saya sudah sangat berterimakasih, apalagi kalian menganggap sebagai anak saya tidak tau lagi harus berterimakasih dengan cara apa tuan" ucap Zamora dengan mata berkaca kaca

"Kalo begitu Mora jangan panggil kami nyonya dan tuan tapi panggil kami sebagai momy dan daddy" ucap Wilona

Zamora mengangguk pertanda setuju

Wilona langsung memeluk Zamora dan dibalas dengan perasaan haru oleh Zamora.

Arshan yang melihat istrinya sangat bahagia mendapatkan seorang anak yang cantik dan menggemaskan merasakan hatinya menghangat setelah beberapa tahun yang lalu kecelakaan yang menewaskan bayi yang ada dalam kandungannya membuat Wilona divonis tidak memiliki anak lagi karena pengangkatan rahim.

"Ayo sayang kita biarkan Zamora beristirahat dia masih belum pulih" ajak Arshan

Wilona mengangguk

"Sayang istirahat ya, momy dan daddy akan keluar dulu. Ingat untuk memanggil kita momy dan daddy mulai sekarang" ucap Wilona

Zamora mendengar ucapan Wilona ibu angkatnya mulai sekarang tersenyum

"Baik momy daddy" ucap Zamora tersenyum

"Ayo honey" ajak Wilona dan Arshan mengikuti dari belakang.

Setelah pintu kamar tertutup Zamora mengepalkan tangannya dia bertekad akan membalaskan dendam terhadap kematian kedua orangtuanya

"Bramana listanto" ucap Zamora lirih sambil mengepalkan tangannya.

#bersambung

Mohon dukungannya untuk novel ini

divote ya guys

3

Sebulan kemudian ..

* Mansion Abelard

Keluarga Abelard yang harmonis sedang melangsungkan acara sarapan pagi bersama, jangan lupakan keluarga mereka bertambah satu orang yaitu Zamora yang membuat sang nyonya bahagia dan merasa hidup kembali.

Sebulan sudah Zamora tinggal dengan Wilona dan Arshan membuat hubungan keduanya semakin dekat dan mulai memahami satu sama lain.

Wilona dan Arshan sangat beruntung bertemu dengan Zamora karena setelah sebulan mereka dekat ternyata Zamora anak yang jenius, cepat tanggap, mudah mengingat dan mata tajamnya selalu waspada.

Arshan yang melihat kelebihan dan kepintaran Zamora di umurnya yang masih 12 tahun yang tidak semua anak memiliki kelebihan tersebut dibuat kagum olehnya sekaligus bangga terhadapnya.

"Sayang kau mau makan roti dengan selai strawberry atau coklat?" tanya Wilona

"Roti dengan selai coklat saja mom, tapi Mora bisa membuatnya sendiri mom" jawab Mora tersenyum

"No no no kau duduk manis saja momy akan membuatkan untukmu" Wilona

Zamora hanya menghela nafas dan melirik kepada daddy nya, sedangkan sang daddy yang dilirik pun hanya tersenyum dan mengangkat bahunya seakan berkata

"Turuti saja kemauannya kalo kau ingin kita selamat dari mulut rohaninya"

Zamora yang melihat ekspresi yang di tunjukan daddy nya hanya tersenyum geli.

"Nah sudah jadi, ayo sayang dimakan" ucap Wilona sambil memberikan dua lembar roti yang sudah diolesi dengan selai cokelat.

"Thanks mom" Zamora

"Sama sama sayang" Wilona

Mereka sarapan pagi dengan tenang. Para Maid yang menyaksikan keharmonisan rumah tangga majikannya merasa bahagia pasalnya semenjak nyonya nya mengalami keguguran dan divonis tidak bisa memiliki anak lagi Wilona terus murung dan bersedih seakan hidupnya sudah tidak ada gunanya lagi.

Tapi semenjak kedatangan Zamora Wilona merasa hidup kembali hari harinya berwarna mungkin ini takdir tuhan yang sudah digariskan untuknya, bertemu Zamora yang kehilangan orangtuanya dan Wilona yang kehilangan seorang anak.

Setelah Arshan selesai dengan sarapannya, kepala keluarga itu menginstruksikan untuk datang ke ruang kerjanya kepada anak dan istrinya

"Honey aku sudah selesai, setelah kalian selesai datanglah ke ruang kerjaku bersama Mora" titah Arshan lalu mencium pucuk kepala istrinya

"Iya honey nanti aku dengan Mora kesana" jawab Wilona

Arshen hanya mengangguk mendengar jawaban sang istri lalu berlalu dari sana meninggalkan anak dan istrinya yang masih menikmati menu sarapan mereka.

* Ruangan Kerja Arshan Abelard

Kreet ..

Terdengar bunyi pintu dibuka

Wilona dan Zamora memasuki ruangan kerja Arshan, terlihat Arshan sedang fokus mengerjakan pekerjaannya.

Ekheeem ..

Deheman Wilona membuyarkan fokus kerja Arshan

"Honey kau sudah datang" tanya Arshan

"Hmm" jawab Wilona seadanya

"Kau marah?" Arshan

"Tidak, aku hanya kesal saja" Wilona

"Kepadaku?" tanya Arshan dengan tampang polosnya seolah pertanyaan itu bukan masalah

Wilona memicingkan matanya, memiliki suami yang tidak peka memang sangat menyebalkan menguras hati dan pikiran.

"Sudahlah lupakan, ada apa kau memanggil kita kemari" ucap Wilona dengan nada ketus karena masih kesal dengan suaminya

Arshan menaikan alisnya, Arshan hafal kalo istrinya berbicara seperti ini pasti tidak baik baik saja pikir Arshan apa aku membuat kesalahan?

Sedangkan Zamora yang melihat interaksi antara momy dan daddy nya hanya terkekeh melihat kekonyolan mereka. Yang satu tidak peka yang satu cepat sekali emosi Zamora sampai menggelengkan kepala.

"Daddy tidak peka" ungkap Zamora

"Tidak peka?" Arshan mengulang ucapan Zamora

Zamora mengangguk

"Ya daddy tidak peka, momy kesal terhadap daddy yang terlalu fokus terhadap pekerjaan sampai sampai kedatangan kami daddy hiraukan" Zamora

Arshan terbelalak dan langsung bangkit dari kursi singgasananya lalu menghampiri istrinya yang duduk di sofa sedang merajuk.

"Honey maafkan aku, lain kali tidak akan seperti itu aku hanya ingin cepat menyelesaikan pekerjaanku agar nanti kita saat berlibur tidak terganggu dengan dokumen sialan itu" ucap Arshan yang tidak sengaja membocorkan niatnya untuk mengajak berlibur

Wilona yang mendengar kata berlibur langsung terbelalak

"Honey kau benar ingin mengajak kita berlibur?" tanya Wilona antusias

"Ya aku berniat mengajak kalian liburan musim panas nanti" Arshan

Wilona menetralkan wajah bahagianya kembali

"Ekheem .. Baiklah karena kau mengajak kami berlibur aku tidak marah padamu, tapi aku sayang padamu" ujar Wilona sambil memeluk sang suami

Arshan yang dipeluk pun dengan senang hati membalas pelukan Wilona.

Zamora yang memperhatikan suami istri itu merasakan ikut bahagia bila momy dan daddy nya bahagia.

Zamora jadi teringat dengan kedua orangtuanya yang sudah meninggal kalaupun masih ada mungkin mereka juga akan seperti ini. tanpa dirasa Zamora mengepalkan kedua tangannya dendam yang ada dalam dirinya semakin kuat untuk mencari pelaku pembunuh kedua orangtuanya.

Arshan dan Wilona yang menyadari Zamora melamun langsung menghampirinya

"Sayang are you oke?" tanya Arshan

Zamora tersadar dari lamunannya lalu menatap wilona dan arshan bergantian dengan tatapan mereka yang khawatir terhadap dirinya.

"I'm oke mom dad" jawab Zamora

Wilona dan Arshan menghela nafas lega

"Ngomong ngomong aku memanggilmu dan Mora kesini aku mau menanyakan perihal pendidikan Mora" Arshan menatap Amora dan Wilona

"Mora kau mau melanjutkan sekolah atau homeschooling nak" tanya Wilona

"Menurutku lebih baik Mora homeschooling, mungkin diluar sana musuh kedua orangtuanya masih mencari keberadaan Mora" jelas Arshan

"Ya kau benar honey" Wilona

"Bagaimana Mora kau tidak keberatan dengan homeschooling kan ini demi kebaikanmu" Arshan

Ya Zamora pikir juga seperti itu jadi Zamora akan menuruti perintah Arshan sang daddy

"Baik dadd Mora akan homeschooling saja, memang benar mereka masih mengejar ku mom dadd karena yang mereka inginkan kematian semua keluarga Liston" ucap Zamora dengan tatapan tajam.

Wilona dan Arshan saling lirik melihat tatapan yang tidak biasa dari Zamora.

"Baiklah, sekarang kita bicara serius" Arshan

"Mora daddy ingin kau mengganti nama belakangmu dengan marga daddy apa kau keberatan? ini juga demi kebaikanmu agar musuh tidak tau kalo kau anak dari Frederic Liston bagaimana?" lanjut tanya Arshan

Mora mengangguk mantap

"Mora mau daddy" Mora

"Syukurlah, tenang sayang kami akan melindungi mu" ucap Wilona

Perkataan Wilona membuat hati Zamora menghangat, dia akan mengingat semua kebaikan yang diberikan oleh keluarga Abelard dan akan membalasnya suatu saat nanti.

"Baiklah daddy putuskan mulai saat ini namamu Zamora Abelard anak dari Arshan Gavina Aberald dan Wilona Astiani Aberald" ucap Arshan tersenyum

Zamora langsung memeluk arshan dan menitikan air matanya, Amora merasa terharu bahagia sedih semua rasa tidak karuan.

"Terimakasih daddy" ujar Amora memeluk Arshan dan bergantian memeluk sang momy

"Terimakasih momy, terimakasih tanpa kalian mungkin aku sudah tidak ada" ucap Zamora sambil menangis

Wilona menenangkan anaknya yang mulai menangis sesenggukan.

"Sudah sayang jangan berlarut larut dalam kesedihan, masih ada hari esok untuk kita hadapi kita harus lebih kuat dari hari ini" Wilona memberi semangat untuk Zamora

"Iya mom kau benar" ucap Zamora, dan langsung mengalihkan pandangannya kepada Arshan

"Daddy ... Aku ingin balas dendam" ucap Zamora.

#bersambung

Mohon dukungannya reader, ini novel pertamaku semoga kalian suka. Dan mohon untuk dukungannya🤍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!