HAPPY READING 🥰
Hari ini adalah hari yg melelahkan, banyak sekali berkas yg harus ku tanda tangani. Belum lagi meeting dengan beberapa relasi dari luar negeri, membuatku merasa penat setiap hari menghadapi kesibukan yg seperti nya takkan ada habisnya. Sebagai seorang pewaris perusahaan terbesar se-Asia, aku di tuntut oleh Ayahku untuk bisa meneruskan perusahaan nya dikarenakan Ayahku yg sudah mulai menua.
Banyak sekali berkas2 yg menumpuk di mejaku,membuatku selalu menghela nafas yg panjang.
" huffttt! Semangat Elisa. " ucapku menyemangati diriku sendiri, ku lirik jam sudah menunjukkan jam 8 malam, akan tetapi aku masih enggan untuk pulang ke rumah. Ku sibukkan diriku dengan bekerja agar aku bisa menghindari permintaan Ayahku yg sangat membuatku muak. Ayahku ingin sekali menjodohkan aku dengan anak dari temannya yg dari Australia yg bernama William Smooth. Kami memang sudah saling mengenal sejak kami masih sama-sama di bangku SMA, akan tetapi aku sama sekali tak memiliki perasaan kepadanya.
" pokoknya kamu harus menikah dengan Will, Ayah ngga mau ada penolakan darimu. Ayah ingin pernikahan ini menjadi jembatan untuk kesuksesan perusahaan kita " ucap Ayahku dengan tegas.
" maksudnya, Ayah sengaja menjual ku demi sebuah bisnis? " tanya ku dengan tatapan yg memicing.
" apa maksud perkataan mu, Elisa? Ayah menjodohkan mu dengan orang yg tepat, Will adalah pemuda yg mempunyai prestasi bagus, dia pengusaha yg sukses melebihi usaha yg kita miliki saat ini." jawab Ayah tak kalah sengit, dia tetap kukuh ingin menikahkan aku dengan Will.
" tapi aku tidak mencintai dia, Ayah " bantah ku dengan kesal.
" apalah arti cinta, Elisa? Toh jika kalian sudah menikah nanti rasa cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya. Sudahlah pokoknya Ayah tak mau tahu, bulan depan kamu akan bertunang dahulu dengan Will. " ucap Ayahku dengan tegas lalu pergi begitu saja meninggalkan aku yg masih ngotot tidak ingin di jodohkan. Aku hanya bisa mendengus kesal, aku merasa Ayah tak adil karena mengambil keputusan sepihak tanpa memikirkan perasaan ku sebagai anaknya.
Ibuku menghampiri ku dan memelukku, sedari tadi beliau hanya diam tak bisa membantah sedikitpun ucapan Ayahku, beliau sangat tahu persis jika membantah maka Ayahku akan murka kepadanya.
" Bu, aku tak ingin di jodohkan dengan Will, aku masih ingin menikmati masa mudaku Bu. Aku baru berumur 25 tahun. "Ucapku sambil merengek di pelukan Ibuku.
' sabar ya sayang, semoga nanti ada jalan keluarnya. Sementara ini kau iyakan dulu saja permintaan Ayahmu itu agar kau tak terus di paksa olehnya. " ucap Ibuku sambil mengusap bahuku dengan lembut. Aku menghela nafas dengan berat saat mengingat kembali malam itu, rasanya membingungkan sekali. Kenapa Ayahku bisa setega itu menjodohkan ku tanpa adanya rasa cinta. Ayahku sangat egois pikirku. Aku memejamkan mataku sambil bersandar di kursi kerjaku hingga tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara seseorang.
" Nona, ini dimakan dulu. Sejak siang Nona belum makan apapun. " ucap Samuel sang bodyguard ku yg di perintah oleh Ayahku untuk selalu menemaniku dan mengikutiku kemana pun aku pergi.
" iya kamu letakkan saja di meja, Terima kasih ya Sam. " balas ku sambil ngambil kembali berkas yg harus ku tanda tangani lagi.
Tiba-tiba Samuel mengambil berkas di tanganku dan menyodorkan makanan ke hadapan ku. Aku menatap ke arahnya dengan tatapan kesal, tetapi dia tak perduli. Aku pun hanya bisa mendengus dan kemudian mengambil makanan tersebut dan mulai memakannya. Ku lihat Samuel tersenyum saat melihat ku makan, dia memang selalu saja memaksa sama seperti Ayahku.
Setelah selesai makan, akupun kembali meneruskan pekerjaan ku. Hingga tak terasa waktu menunjukkan jam 11 malam, rasa ngantuk mulai menyerangku dan tiba-tiba saja aku tertidur dengan menyanggah kan kepala di atas kedua tanganku. Samuel yg baru saja masuk ke dalam ruangan ku terkejut saat melihat ku sudah tertidur pulas di meja kerjaku. Dia lalu menghampiri ku dan menggendong ku lalu membawaku ke salah satu ruangan yg ada tempat tidurnya. Dia meletakkan tubuhku perlahan lalu menyelimuti ku dengan selimut.
Samuel menatap ku sambil menghela nafas nya perlahan dengan tatapan yg tidak bisa di artikan. Samuel lalu menyibakkan rambut yg menutup wajahku ke samping.
" kasihan Nona sampai kelelahan seperti ini setiap hari, kenapa Tuan Alex kejam sekali terhadap putrinya sendiri? " tanya Samuel pada dirinya sendiri. Samuel lalu bangkit dan berjalan menuju sofa yg ada di sudut ruangan, dia pun menyandarkan tubuhnya yg terasa lelah lalu mulai memejamkan matanya dan ikut bersama ku menyelam ke dalam mimpi kami masing-masing.
HAPPY READING🥰
Pagi hari menyapa, aku terbangun dan mengerjapkan kedua mataku perlahan. Ku renggangkan tubuhku yg terasa sangat pegal, tiba-tiba aku tersadar ternyata aku berada di tempat tidur, aku melihat sekeliling dan ku lihat Samuel yg masih tertidur di sofa.
Aku beranjak dari tempat tidur lalu masuk ke dalam kamar mandi, ku bersihkan diriku lalu ku salin baju dengan pakaian yg ada di lemari khusus di kamar tersebut. Iya memang aku sengaja membawa beberapa baju ganti agar aku tak perlu repot pulang ke rumah hanya untuk berganti baju. Setelah selesai aku pun keluar dari ruang ganti, ku lihat Samuel sudah bangun dan tengah duduk sambil mengumpulkan nyawanya yg masih melanglang buana.
" selamat pagi, Nona. " sapa Samy kepadaku.
" pagi Sam, makasih ya semalam kamu sudah memindahkan ku ke tempat tidur. " balas ku sambil mengucapkan terima kasih kepada nya. Samy hanya mengangguk seperti biasa. Dia lalu izin ke kamar mandi kepadaku lalu akupun langsung pergi ke ruangan kerja ku kembali sedangkan Samy membersihkan dirinya di dalam kamar mandi. Aku menelpon OB untuk minta di bawakan sarapan untuk ku dan untuk Samy. Lalu aku duduk di sofa yg ada di sudut ruangan kerjaku sambil memainkan ponselku.
Tak lama OB pun datang membawakan sarapan, aku meminta nya meletakkan di atas meja. Setelah menaruh makanan OB tersebut meminta izin keluar dari ruangan ku. Tak lama Samy keluar dengan tampilan nya yg sangat rapih dan maskulin. Wangi parfum yg dia pakai terkadang membuat ku merasakan desiran yg aneh. Entah kenapa aku sangat menyukai wanginya itu, aku melirik ke arah Samy lalu menyuruhnya untuk sarapan bersama dengan ku. Samy mengangguk dan duduk di samping ku dan kami mulai menikmati sarapan tanpa ada komunikasi di antara kami, kami hanya terdiam dengan pikiran masing-masing. Sesekali aku melirik Samy lewat ekor mataku, bodyguard ku ini sebenarnya sangat tampan. Akan tetapi dia sangat dingin terhadap wanita, bahkan dia tak segan menolak mentah-mentah wanita yg menyatakan perasaan padanya.
" apa yg Nona sedang pikirkan? " tanya Samy tiba-tiba membuyarkan lamunan ku.
" ahh, tidak. Aku sudah selesai makan. Kamu lanjutkan saja. " ucapku sedikit beralibi karena ketahuan sedang memikirkan tentangnya. Aku lalu berjalan menuju meja kerjaku dan melihat jadwal ku hari ini. Ada beberapa meeting dengan beberapa relasi dan makan malam bersama dengan Will.
Aku menghela nafas dengan kasar, jujur aku tidak ingin bertemu Will untuk saat ini karena aku masih belum bisa menerima perjodohan ini. Ku banting perlahan buku jadwal ku dan ku sandarkan tubuhku di kursi. Aku melamun sambil memainkan pulpen di mejaku. Tatapan ku menerawang jauh memikirkan cara agar aku bisa membatalkan perjodohan ku dengan Will.
"Sam, apa kau ada ide untuk ku, agar aku bisa membatalkan perjodohan ku dengan Will? " tanyaku kepada Samy sambil terus menatap kedepan.
" Saya tidak berani membantah keinginan Tuan Alex, Nona. Bisa- bisa saya di bunuh olehnya. " jawab Samy sambil tersenyum menampilkan giginya yg putih dan rapih.
" jika Ayah berani membunuhmu maka aku yg akan memasang badan untuk mu. " ucapku sambil terkekeh. Samy tersenyum kecut mendengar penuturan ku. Dia mungkin merasa kasihan kepada ku akan tetapi dia tidak bisa melawan Ayahku karena kekuasaan yg Ayahku miliki bisa saja langsung menghancurkan diri Samy jika ketahuan Samy membangkang kepadanya.
" apapun keputusan yg Nona ambil, saya hanya bisa berharap yg terbaik. Pesan saya hanya satu, jangan memaksakan sesuatu yg kita tidak sanggup untuk menanggung nya. Karena sakitnya akan tiada terkira. " ucap Samy kemudian membuat ku sedikit tertegun. Akhirnya sebuah ide muncul di otakku, sebuah ide konyol yg mungkin akan membuat Ayahku murka. Akan tetapi aku hanya ingin kebebasan ku, aku tak ingin menikah tanpa adanya rasa cinta. Aku hanya ingin menikah dengan orang yg aku cintai dan hidup dengan damai. Sudah ku putuskan akan aku jalankan ideku itu saat acara pertunangan nanti. Apapun resikonya akan aku ambil, aku yakin suatu saat Ayah akan luluh hatinya.
Malam pun tiba, aku bersiap dengan gaun hitam selutut dan juga rambut yg di curly bagian bawahnya. Aku berangkat ke salah satu restoran dengan di temani oleh bodyguard ku Samy, Samy memang tak pernah tidak ikut kemanapun aku pergi karena itu sudah tugas nya. Sepanjang jalan aku hanya diam saja sambil menatap kearah luar jendela. Samy melirik ke arahku lewat ekor matanya lalu kembali fokus menyetir. Tak lama kami pun tiba di restoran XX, Samy membukakan pintu untuk ku dan aku tersenyum menyambut uluran tangannya. Aku berjalan di depan sedangkan Samy di belakangku mengikuti ku dengan tubuh yg tetap dan gagah berani. Ku lihat Will sudah berada di mejanya dan dia langsung berdiri saat melihat kedatangan ku. Dia tersenyum sangat tampan tapi sayang nya aku tidak tertarik melihat ketampanan nya. Aku menghampiri nya dan Samy menarik kursi untuk ku duduk. Aku tersenyum ke arah Samy dan Samy hanya menganggukkan kepala nya saja lalu dia berdiri tepat di belakang ku.
Will menatap Samy dengan tatapan tak suka, akan tetapi dia mencoba menutupinya agar aku tak mengetahui nya. Will pun lalu memesan makanan dan juga minuman, lalu dia melirik ke arah Samy.
" apakah aku perlu memesan juga untuk dia? "Tanya Will sambil menunjuk ke arah Samy, aku mengerti maksud perkataan nya dan kemudian aku menarik ujung jari Samy.
" kau duduklah disana lalu pesanlah makanan yg kau mau, aku aman disini. " ucapku kepada Samy sambil menunjuk salah satu meja yg tak jauh dariku. Samy mengangguk lalu dia berjalan menuju meja tersebut, pelayan restoran menghampiri nya dan memberikan buku menu.
" aku langsung to the point saja Elisa, aku hanya ingin memastikan kau mau menerima perjodohan kita sesuai dengan permintaan om Alex. Aku tau mungkin saat ini kau belum bisa mencintai ku, tetapi aku sangat yakin suatu saat nanti kau akan mencintai ku dan kita akan hidup bahagia. " ucap Will dengan penuh keyakinan, jujur aku rasa nya ingin muntah mendengar ocehannya. Akan tetapi aku harus bersabar sampai tiba waktu perjodohan nanti.
" iya semoga saja. " jawabku singkat. Lalu ku melirik ke arah Samy, ternyata Samy pun sedang melirik ke arahku. Tatapan kami saling bertemu dan aku dapat melihat sorot mata nya yg dalam, hatiku mendadak berdetak kencang saat melihat tatapan nya yg tidak bisa aku artikan.
Aku segera membuang pandangan ke arah lain, karena jujur aku merasa gugup saat Samy menatap ku tadi.
'Ada apa ini? Kenapa aku sangat gugup saat melihat matanya? ' ucapku dalam hati.
Tak lama makanan kami pun datang, kami menikmati makan malam kami tanpa adanya obrolan, hanya terdengar suara alunan pisau dan garpu yg beradu dan suara alunan musik dari band yg sedang memainkan alat musiknya di restoran tersebut. Terdengar sangat romantis akan tetapi aku tak merasakan itu saat ini. Pikiran ku justru mengarah kepada Samy sedari tadi, entah apa yg aku rasakan ini aku pun tak tahu.
EPISODE 3
Akhirnya akupun pulang ke rumah dengan di temani oleh Samy,sepanjang jalan dia hanya terdiam saja sambil menekuk wajahnya. Aku tak paham apa yg sedang dia pikiran tapi aku merasa bahwa saat ini ia tengah cemburu kepadaku. Mungkin ini hanya perasaan ku saja karena Samy sudah lama bekerja bersamaku dan boleh di bilang kami sangat dekat.
Sesampainya di rumah, aku langsung masuk dan ku dapati Ayah ku sedang duduk di ruang keluarga. Aku memutar bola mataku dengan malas, benar saja dugaanku bahwa Ayah sedang menungguku.
" Bagaimana Diner mu dengan William? " tanya Ayahku sangat antusias.
" Lancar, Yah.. Elisa ke kamar dulu ya. " jawabku singkat. Jujur aku sangat malas berbicara dengan Ayahku sendiri, pasti tak jauh dari perjodohan itu.
Aku membanting tubuhku di tempat tidur, tiba-tiba bayangan tentang Samy kembali muncul di otakku, dimana saat aku menatap kedua matanya yg terlihat sangat dingin dan dalam. Bahkan aku sempat berpikir bahwa Samy mempunyai perasaan kepada ku.
" AKHH..!!! " teriak ku saat tiba-tiba pikiran itu muncul di otakku, aku mencoba menepis nya karena hal itu takkan mungkin terjadi, aku adalah anak dari bos nya dan dia takkan berani mempunyai perasaan kepada ku apalagi perasaan Cinta.
Sementara di lantai bawah, Ayahku sedang berbicara dengan Samy, Ayah menanyakan soal makan malam tadi, Samy menjawab apa adanya dengan raut wajahnya yg datar akan tetapi hatinya sangat bergemuruh saat ini. Setelah selesai berbincang Samy pun pamit undur diri, tapi belum sempat Samy melangkahkan kakinya tiba-tiba Ayahku berkata kepadanya.
" jika nanti Elisa berbuat hal yg diluar dugaanku, maka aku akan membebankan resikonya kepadamu, Sam. " ancam Ayahku sambil membuka ponselnya.
" Baik Tuan. " Samy menundukkan kepala nya dan melanjutkan langkah nya menuju kamar khusus karyawan.
Sesampainya di kamar, Samy langsung merebahkan tubuhnya. Otaknya menerawang memandang langit2 kamar. Tiba-tiba muncul bayangan wajah cantik Elisa di sana, Samy terpaku dan mencoba meraih bayangan itu tapi seketika bayangan itu menghilang dan dia pun tersadar.
" Ada apa denganku? Kenapa aku terus memikirkan Nona Elisa? " ucapnya sambil termenung. Tak ingin memikirkan terlalu dalam, dia pun langsung mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air hangat.
Aku datang ke kamar Samy karena aku ingin membicarakan tentang rencanaku saat aku mengetuk pintu tapi tak ada jawaban akhirnya aku menyelonong masuk ke dalam kamarnya.
Aku terpaku melihat kamar Samy, sangat rapih dan juga wangi. Aku tak melihat adanya Samy tapi aku mendengar suara air dari dalam kamar mandi. Akhirnya aku pun menunggu sampai dia selesai mandi. Aku melihat sebuah foto di meja kerja milik Samy, entah kenapa aku merasa penasaran dan langsung menghampiri nya.
Sebuah foto berisikan Samy dan seorang wanita paruh baya. Senyum nya sungguh menawan berbeda sekali dengan ekspresi yg dia tampilkan setiap hari kepadaku, sangat dingin dan datar.
Aku memegangi foto itu sambil terus menatap nya, sungguh senyum nya membuatku merasakan getar2 entah apa di dalam hatiku.
" Ternyata kalau tersenyum seperti ini sangat tampan ya? " gumamku sambil mengelus bagian bibirnya di foto tersebut.
" apa yg Nona lakukan di kamar saya? " tiba-tiba suara Samy mengejutkan ku dari belakang, aku berbalik dan terkejut saat melihat nya hanya memakai handuk sebatas pinggang, menampilkan bagian perutnya yg sangat indah dan roti sobeknya itu sungguh menawan.
" Aakkhhh!!! " teriak ku refleks saat melihat Samy hanya menggunakan handuk. Samy yg panik lalu menghampiri ku dan membekap mulutku. Aku tertegun beberapa saat melihat wajahnya yg masih basah dan tercium aroma yg sangat segar mungkin shampo yg dia gunakan.
" jangan berteriak, Nona. Nanti di sangka nya saya berbuat yg tidak-tidak terhadap Nona. " ucap Samy sambil terus membekap ku.
Aku hanya manggut-manggut tanda mengerti, entah mengapa aku tak memberontak saat dia membekap ku, sampai akhir nya dia tersadar dan melepaskan tangannya dari mulutku.
" maafkan saya, Nona. Saya refleks " ucap Samy merasa kikuk.
" tak apa, aku juga minta maaf tadi berteriak saat melihat mu telanjang. " jawabku dengan hati yg sangat berdebar-debar saat mengucapkan kata itu. Aku menundukkan kepala ku karena aku tak ingin Samy melihat wajahku yg sedang merona menahan malu.
Samy kemudian mengambil bajunya dan memakainya. Kemudian dia duduk di kursi yg ada di depanku tak jauh dari tempat ku duduk saat ini. Aku terus memandangi wajahnya yg maskulin saat ini, entah kenapa aku baru tersadar ternyata Samy benar-benar sangat tampan, bahkan William saja kalah tampan.
" ada apa Nona mencari saya? " tanya nya dengan wajah yg datar. Aku yg sedari tadi melamun tiba-tiba tersadar, bahkan aku sampai lupa tentang rencana awalku mencarinya.
" ahh, itu.... Nanti saja deh. Sudah malam juga, kamu istirahat saja ya besok kita bicarakan di kantor saja. "
Samy memandang ku dengan tatapan heran, aku yg merasa gugup langsung bangkit hendak keluar dari kamarnya akan tetapi tiba-tiba aku terpeleset.
Samy dengan sigap menangkap tubuhku, hingga tatapan kami berdua pun bertemu.
Aku bisa merasakan debaran jantung milik Samy yg sama persis seperti yg aku rasakan saat ini.
' apakah dia juga berdebar? Kenapa mukanya memerah? ' tanyaku dalam hati saat melihat wajah Samy yg mulai memerah. Aku pun segera berdiri melepaskan diri, kami sama-sama kikuk lalu aku pun bergegas pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah katapun.
'Aduh dadaku ini kenapa sih? Masa iya aku menyukai Samy? ' rutukku saat sampai di kamarku. Akupun menarik selimut dan menutupi seluruh tubuh ku dan lama akupun tertidur pulas.
Sementara di kamar Samy, dia tengah duduk sambil memandangi sesuatu yg sedang berdiri di bawah sana, dia berdecak sebal sambil mengacak rambutnya.
' sial! Apakah aku sudah mulai menyukai nya? " gumam Samy sambil mengacak rambutnya yg masih basah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!