"Kejar dia! Jangan melepaskannya!"
"Bunuh! Bunuh dia! Cepat bunuh dia!"
"Anak itu pembawa sial! Cepat buru dia!"
Teriakan demi teriakan saling bersahutan. Gadis kecil yang berusia sepuluh tahun itu terus berlari. Menghindari serangan demi serangan orang yang mengejarnya. Tak peduli akan rasa sakit yang didera kakinya, Yin Xiang terus berlari.
Yin Xiang memaksakan tubuh kecilnya yang dipenuhi lebam untuk tetap melaju kencang. Jangan sampai Yin Xiang tertangkap lagi. Atau orang-orang itu akan memukulinya tanpa ampun. Tanpa memandang bahwa Yin Xiang hanyalah gadis kecil yang masih butuh perhatian.
"Anak pengkhianat! Berhenti kau! Seharusnya kau mati bersama kedua orang tuamu!" teriak seorang pria. Dengan kekuatannya, pria itu mengeluarkan tombak es dan menyerang Yin Xiang.
Yin Xiang tersungkur ke tanah. Lengan kirinya tergores oleh tombak es itu. Tanpa mengerang kesakitan, Yin Xiang bangkit dan kembali berlari. Tanpa menoleh ke belakang ataupun menyeka darah di lengannya, Yin Xiang membelah jalanan.
Tetesan keringat menghiasi wajah Yin Xiang. Bajunya yang compang camping, tubuhnya yang kotor bermandikan lumpur dan darah, tidak menyurutkan tekad Yin Xiang untuk melarikan diri.
Sudah cukup empat tahun lamanya Yin Xiang dijadikan bulan-bulanan rakyat kekaisaran Yu. Yin Xiang kini bertekad untuk pergi sejauh mungkin dari jangkauan mereka. Sayangnya, orang-orang itu tidak membiarkan Yin Xiang lolos begitu saja. Mereka bersorak, berteriak, menyeru satu sama lain, memburu gadis kecil malang itu dengan semangat.
Pedang, panah, tombak, kerap diacungkan pada Yin Xiang. Bahkan, Yin Xiang sudah pernah merasakan tangan mereka di tubuhnya. Meninggalkan jejak keunguan yang sangat banyak.
Ketidakmampuan Yin Xiang membalas mereka, membuat orang-orang itu semakin senang. Empat tahun terakhir, mereka terus menyiksa Yin Xiang tanpa empati. Memperlakukan Yin Xiang jauh lebih rendah daripada seekor binatang.
Kehidupan yang keji membuat Yin Xiang muak. Akhirnya, gadis itu memutuskan untuk kabur dari sel tahanan yang dibuat khusus untuknya di alun-alun kota. Yin Xiang kerap dipertontonkan layaknya sebuah komedi. Dengan dalih sebagai peringatan bagi mereka agar tidak memberontak.
Yin Xiang yang sudah lelah, akhirnya kabur setelah berhasil menggigit lengan seorang pria yang mengeluarkannya dari sel. Tadinya, pria itu akan mencambuk Yin Xiang di luar sel tahanan. Tidak disangka, Yin Xiang menggigit lengannya hingga berdarah. Dengan kilat, Yin Xiang lari begitu saja.
Karena itulah, Yin Xiang diburu seperti hewan saat ini. Anak panah banyak diluncurkan ke arahnya. Membuat pergerakan gadis malang itu tersendat-sendat. Napasnya yang sudah pendek-pendek tidak dihiraukan. Justru, Yin Xiang berlari semakin cepat.
Dalam pikiran Yin Xiang, jika dia tertangkap lagi, maka dirinya akan tamat. Kehidupannya akan jauh lebih buruk lagi. Orang-orang itu tidak membiarkannya mati, tapi tidak memberikannya kehidupan yang layak. Yin Xiang merasa bahwa hidupnya sangat menyedihkan. Statusnya bahkan lebih rendah dari budak pemuas nafsu sekalipun.
Yin Xiang hanya diberikan makanan basi atau makanan sisa dalam satu hari. Atau bahkan dia tidak diberi makan selama belasan hari. Dalam masa itu, Yin Xiang berhasil mempertahankan nyawanya sampai saat ini. Kini, saatnya Yin Xiang untuk bisa bebas. Mati lebih baik daripada hidup.
"Dia menuju jurang neraka! Cepat tangkap!"
"Jangan biarkan pengkhianat itu mati!"
"Dia harus membayar atas kelakuan keluarganya!"
Sorakan itu semakin riuh. Yin Xiang menggertakkan giginya kesal. Gadis kecil itu tidak mengerti. Kenapa keluarganya dicap sebagai pengkhianat? Masih terekam jelas diingatannya, keluarganya sangat baik pada setiap orang. Kenapa sekarang mereka malah berbalik menyerang?
Yin Xiang berusaha menahan air matanya. Hatinya berdoa agar bisa bebas dari belenggu yang mengikatnya selama ini. Meraung-raung bagai deru badai yang menghantam lautan. Yin Xiang berdoa pada dewa agar berbaik hati menjemputnya. Mempertemukannya pada orang terkasihnya.
"JURANG NERAKA!!!!"
Teriakan orang itu menyadarkan Yin Xiang pada kegelapan di hadapannya. Jurang neraka merupakan sebuah jurang tanpa dasar. Konon katanya, jurang neraka adalah tempat penghukuman bagi para jiwa kotor yang penuh dengan dosa. Selalu terdengar teriakan memilukan yang berasal dari dalam jurang.
Yin Xiang tersenyum. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Yin Xiang merasakan kebahagiaan. Pikirannya mengatakan bahwa dia tidak akan mengalami siksa menyakitkan lagi. Saatnya bagi Yin Xiang untuk beristirahat dengan damai sekarang.
Tubuh kurus Yin Xiang semakin mengecil di penglihatan orang-orang. Mereka yang memburu Yin Xiang sedikit terpaku. Melihat tekad Yin Xiang yang sepertinya sangat menginginkan kematian membakar amarah mereka.
"Sialan! Anak sial itu benar-benar ingin mati!"
"Dosa orang tuanya tidak bisa dimaafkan! Gadis sial itu belum boleh mati!"
"Sebagai penebusan dosa, dia harus terus merasakan siksaan!"
"Tangkap dia dengan jaring emas!!"
Yin Xiang sedikit tersentak. Dia tidak akan bisa melakukan apapun jika jaring emas dilemparkan ke arahnya. Jaring emas adalah sebuah pusaka tingkat tinggi yang berfungsi untuk menangkap benda apapun yang diinginkan. Tidak ada yang bisa lolos dari jeratan jaring emas.
Jurang neraka sudah di depan mata, Yin Xiang tidak akan menyerah begitu saja. Hatinya berkata bahwa Yin Xiang bisa melakukannya. Dia akan terlepas dari segala urusan duniawi. Walaupun hatinya juga memiliki dendam yang membara, namun dirinya lebih memilih mati.
Beberapa meter lagi, Yin Xiang akan melayang dan menuju ke jurang neraka. Dengan menambah kecepatan berlarinya, Yin Xiang berhasil mencapai bibir jurang. Tanpa kata, ataupun menoleh ke belakang, Yin Xiang melompat begitu saja.
"TIDAK!!!!"
"GADIS SIAL!!!"
"BAJINGAN!!!"
Umpatan demi umpatan masih terdengar oleh telinga Yin Xiang. Gadis itu mengepalkan tangannya kuat. Tubuhnya tengah melayang, terjun bebas ke bawah. Senyum miris menghiasi wajahnya yang dipenuhi lebam.
Yin Xiang tidak menyesali keputusannya. Hanya saja, dia menyayangkan bahwa dirinya tidak bisa membalaskan dendam orang tuanya pada orang-orang biadab itu. Hatinya bergemuruh marah. Rasa marah dan dendam tumbuh begitu saja. Menyeruak ke dalam relung hatinya yang paling dalam.
"Ayah, Ibu, A-Xiang datang", gumam Yin Xiang.
Yin Xiang memejamkan matanya. Berusaha mengingat hal-hal bersama orang tuanya dulu. Mengorek potongan kejadian yang membahagiakan baginya. Setitik air mata menetes dari maniknya yang indah. Yin Xiang bersyukur, akhirnya dia akan berkumpul bersama dengan keluarganya lagi.
Tubuh gadis itu masih melayang. Sayup-sayup suara orang yang mengejarnya sudah lenyap. Digantikan dengan keheningan yang menerpa. Hawa dingin menusuk kulitnya. Seolah ingin membekukan seluruh tubuh Yin Xiang.
Di tengah-tengah tubuh Yin Xiang melayang, aura hitam bak kegelapan malam muncul dari bawah. Menyelimuti tubuh Yin Xiang. Aura hitam itu sarat akan kebencian, kemarahan, keirian, dendam, dan emosi-emosi negatif lainnya.
Yin Xiang membelalakkan mata. Dia merasa tubuhnya semakin ditarik paksa ke bawah. Kecepatannya bahkan mengalahkan kecepatan lari seekor macan tutul. Yin Xiang berteriak sekencang mungkin. Dadanya bergemuruh.
BRAK!!!
Tubuh Yin Xiang terhempas secara kasar ke tanah. Rasa sakit langsung menjalar di seluruh tubuh anak itu. Yin Xiang meringis kesakitan. Rasanya berkali-kali lipat lebih sakit dibandingkan pukulan yang biasa dia terima.
Tiba-tiba sebuah suara terdengar di telinga Yin Xiang. Membuat gadis kecil itu mendongak.
"Penerusku"
***
Gelap. Dingin.
Dua rasa yang menerpa Yin Xiang. Tidak ada yang bisa dilihat. Tak ada satu pun cahaya. Hawa dingin menusuk kulit, seolah ingin membekukan aliran darah yang mengalir.
Yin Xiang terduduk sambil memeluk lututnya sendiri. Meringkuk sambil bersandar ke sesuatu yang dia yakini sebuah batu. Yin Xiang menggosokkan dua telapak tangannya, berharap mendapat kehangatan walau hanya secuil.
Sejak tubuhnya dihempaskan kasar oleh aura hitam, Yin Xiang hanya bisa diam dan meringkuk bak bayi. Mendekap tubuhnya sendiri. Mencari kehangatan di kegelapan jurang neraka.
"Penerusku"
Sebuah suara menyapa indera pendengaran Yin Xiang. Gadis itu mendongak walau hanya melihat pekatnya kegelapan. Yin Xiang mempertajam indera pendengarannya. Mencoba fokus dengan suara yang kini muncul terus menerus.
"Penerusku, Sang Kegelapan", Yin Xiang merangkak. Secercah cahaya kecil tertangkap oleh mata indahnya. Yin Xiang yang tidak bisa melihat apapun selain cahaya kecil itu, bergerak sangat hati-hati.
Cahaya merah itu berasal dari sebuah permata berwarna merah. Yin Xiang memperhatikan permata itu dengan sangat teliti. Tangannya yang mungil dan bergetar, menyentuh permukaan permata.
SRING!!
Sebuah cahaya menyilaukan dipancarkan oleh permata merah itu. Yin Xiang bahkan harus menutup kedua matanya menggunakan tangan kecilnya. Saat cahaya itu meredup, muncul seorang pria berpakaian serba hitam. Bahkan, di sekujur tubuhnya terdapat asap hitam tipis.
"Penerusku", ucap pria itu.
Yin Xiang mendongakkan kepala. Mata gadis itu menatap bingung dan penasaran akan kehadiran pria itu secara tiba-tiba.
"Siapa?" tanya Yin Xiang. Suara kecil Yin Xiang terdengar merdu, tapi tegas dan dingin.
Pria itu tersenyum, "Aku Dewa Kegelapan. Sang pemilik kegelapan. Dan kau adalah penerusku, Yin Xiang".
Yin Xiang mengerutkan dahinya. Dia tidak mengerti. Kenapa dirinya adalah seorang penerus kegelapan? Benarkah pria ini seorang dewa? Batin gadis itu.
Dewa kegelapan terkekeh kecil. Pria itu bisa mendengar suara batin Yin Xiang.
"Aku tidak bisa dibilang seorang dewa seperti yang kau pikirkan, gadis kecil. Tapi, aku adalah penguasa kegelapan. Pemilik dari segala jenis emosi negatif manusia. Kekuatanku jauh di atas kekuatan para dewa. Bahkan, jika para dewa bersatu untuk mengalahkan ku, aku masih tetap unggul. Dan kau, Yin Xiang, takdir sudah memilihmu sebagai penerusku. Aku bisa merasakan kekuatan kegelapan ada di dalam dirimu. Hanya saja, kau tidak menyadarinya. Lagipula, hanya penerusku saja yang bisa memasuki jurang neraka. Asap hitam di sini, menerimamu dengan sangat baik, Yin Xiang. Mereka tak akan salah mengenali tuan mereka", Yin Xiang mendengarkan dengan seksama. Pikirannya masih berkeliaran. Walaupun usia Yin Xiang masih 10 tahun, bukan berarti Yin Xiang tidak memahami perkataan orang di depannya.
Yin Xiang memiringkan kepalanya. Dia menimbang-nimbang keputusan yang harus diambilnya. Walaupun Dewa Kegelapan tidak menanyakannya, tapi Yin Xiang menangkap maksudnya, bahwa dia mau tidak mau harus menjadi penerus kegelapan.
"Apa keuntunganku menjadi penerusmu, Dewa Kegelapan?" tanya Yin Xiang.
Dewa Kegelapan tersenyum miring, "Bukankah kau ingin membalas dendam? Kematian orang tuamu, bukankah kau harus membalasnya? Bahkan, dirimu diperlakukan seperti kotoran. Tidakkah kau ingin balas dendam?"
Mata Yin Xiang berkilat marah. Gadis itu langsung mengingat segala perlakuan keji orang-orang pada keluarganya. Tangan Yin Xiang meremas baju lusuhnya. Ekspresi wajahnya mengeras dan menjadi lebih dingin.
Dewa Kegelapan tertawa sarkas. Hanya menyulut sedikit saja sudah membuat dendam di hati Yin Xiang bergemuruh. Dewa Kegelapan menyejajarkan tingginya dengan Yin Xiang. Mencengkram dagu gadis itu untuk menghadapkan wajah Yin Xiang padanya.
"Dengan kondisimu yang sangat lemah dan tidak berguna seperti ini, apa kau mampu membalas dendam?" Dewa Kegelapan berucap meremehkan.
"Menjadi penerusku, artinya kau akan memiliki kekuasaan. Segala jenis kegelapan di dunia akan tunduk padamu. Pasukan kegelapan yang sangat kuat akan kau miliki. Bahkan, dunia bawah tempat para iblis tinggal, akan menjadi milikmu. Bayangkan itu, Yin Xiang. Tidakkah kau tergiur?" kilatan mata Yin Xiang berubah. Dirinya menjadi sedikit antusias.
"Lalu, bagaimana denganmu, Dewa Kegelapan? Bukankah kau masih menjadi penguasa?" kata Yin Xiang.
"Gadis kecil, masa kekuasaanku sudah berakhir. Beratus-ratus tahun yang lalu. Para dewa mendesakku saat aku sedang berada di titik terlemah. Diriku yang ada di hadapanmu saat ini, hanyalah serpihan jiwa yang akan pergi setelah kau resmi menjadi pemilik kegelapan. Aku sudah menunggu kehadiranmu sejak lama. Kini, saatnya kegelapan bangkit di bawah pemerintahanmu. Aku akan pergi menuju keabadian setelah tugas terakhirku selesai. Membimbingmu menjadi lebih kuat", jelas Dewa Kegelapan.
Yin Xiang mengangguk paham. Artinya, Yin Xiang akan dibina langsung di bawah pengawasan Dewa Kegelapan. Yin Xiang berpikir, ini adalah satu-satunya kesempatan untuk bisa membalas kelakukan bejat orang-orang tidak berempati itu. Gemuruh amarah dan dendam di hati Yin Xiang semakin menggebu-gebu.
Gadis kecil itu menatap tegas ke arah Dewa Kegelapan. Dia bertanya, "Apakah kegelapan selaras dengan kebenaran? Ayah dan ibu berpesan agar aku tidak membelot dari kebenaran dan senantiasa menegakkan keadilan. Bukankah kegelapan selalu berhubungan dengan hal negatif dan bersebrangan dengan kebenaran?"
Dewa Kegelapan membulatkan matanya. Tidak disangka bahwa gadis kecil di depannya akan menanyakan hal seperti itu. Dewa Kegelapan semakin yakin, bahwa gadis kecil di depannya akan menjadi sosok pemimpin yang baik bagi kelangsungan hidup para penghuni kegelapan atau penghuni dunia bawah.
Dengan lembut, Dewa Kegelapan menjawab, "Benar atau tidaknya kegelapan, itu bergantung pada dirimu sendiri, gadis kecil. Hitam dan putih bukan sebuah ukuran untuk menentukan benar dan salah. Hitam tidak selamanya kotor dan putih belum tentu bersih. Semuanya kembali pada perilakumu sebagai manusia. Bisakah kau tetap berjalan lurus di kebenaran atau urusan duniawi membuatmu terlena dan terperosok ke dalam kejahatan? Itu semua adalah pilihanmu sendiri".
Yin Xiang mengangguk paham. Kini, tekad dan keputusannya sudah bulat. Bagaimanapun caranya, dia akan tumbuh menjadi lebih kuat. Membalas mereka yang sudah menyakiti hatinya. Juga membalaskan kematian orang tuanya.
Sang Pencipta memberikannya kesempatan untuk hidup dan membalas dendam. Tidak mungkin, Yin Xiang menyia-nyiakan begitu saja. Apapun balasan untuknya nanti, Yin Xiang akan menerimanya dengan hati lapang.
Dengan penuh semangat dan tekad, Yin Xiang berkata, "Aku menerima takdir sebagai penerus Dewa Kegelapan".
Tepat setelah Yin Xiang mengucapkan itu, gemuruh bersahutan. Awan-awan hitam berkumpul menjadi satu. Bahkan, badai terjadi secara tiba-tiba di lautan.
Kegelapan di jurang neraka menjadi lebih pekat dari sebelumnya. Hawa dingin yang dirasakan semakin menjadi-jadi. Alam dan isinya seolah tengah menyambut kedatangan sang penguasa kegelapan yang baru.
Dewa Kegelapan tersenyum puas. Seketika asap hitam mengelilingi tubuh kecil Yin Xiang. Menelannya sampai tidak terlihat lagi.
Sekitar sepuluh menit lamanya, Yin Xiang dikelilingi asap hitam. Saat asap itu menghilang, penampilan Yin Xiang berubah. Bajunya berganti menjadi baju bagus berwarna hitam pekat, kulitnya yang penuh dengan luka mendadak sembuh, bahkan kulitnya terlihat sangat sehat, segar dan lembut. Wajahnya yang kusam juga berubah menjadi bersih dan cantik. Rambut yang tadinya acak-acakan terikat rapi. Bahkan, aura Yin Xiang terasa jauh lebih kuat.
Bersamaan dengan hilangnya asap yang menelan Yin Xiang, suasana di jurang neraka pun perlahan membaik. Awan-awan hitam dan gemuruh petir juga ikut sirna. Begitupun dengan badai di laut yang berhenti secara tiba-tiba.
"Selamat datang, Penguasa Kegelapan"
***
Yin Xiang kini resmi menjadi sang penguasa kegelapan. Gadis kecil itu, kini sudah memiliki setidaknya sedikit aura kegelapan. Yin Xiang bertekad untuk bangkit menjadi lebih kuat dibandingkan orang-orang yang dulu menghinanya.
Dewa Kegelapan di depannya menyeringai puas. Pria itu bisa melihat kebencian dan dendam yang besar di dalam diri Yin Xiang. Ajaibnya, emosi itu tidak memengaruhi hatinya yang terlihat masih bersih. Dewa Kegelapan bahkan berulang kali memeriksa hati Yin Xiang dengan mata batinnya.
"Selamat, Yin Xiang. Alam semesta menerimamu sebagai penguasa baru kegelapan. Saat ini, kau masih sangat lemah. Bahkan, kau belum memenuhi syarat untuk bertemu dengan pasukan kegelapan ataupun para penghuni dunia bawah. Aku akan melatihmu dengan keras. Dan menjadikanmu sangat kuat. Bahkan, aku ingin kau menjadi yang terkuat di antara yang terkuat. Izinkan aku menjadi gurumu, Yin Xiang", mendengar hal itu, Yin Xiang langsung bersujud dan memberi penghormatan ala seorang murid pada gurunya.
"Guru, Yin Xiang bersedia menjadi muridmu. Tolong, ajari Yin Xiang untuk menjadi kuat", dengan kepala yang menunduk sopan, Yin Xiang berkata tegas. Pancaran matanya penuh dengan ambisi.
Dewa Kegelapan mengangguk puas. Kini, tinggal satu tugas terakhir dan Dewa Kegelapan bebas dari urusan duniawi. Pria itu mengelus kepala Yin Xiang.
"Baiklah! Ayo, ikut aku. Aku akan menunjukkan tempat latihanmu dan sumber daya yang akan membantumu menjadi kuat", Dewa Kegelapan berjalan menuju sebuah gua yang tertutupi dedaunan.
Yin Xiang berdiri dan mengikuti langkah Dewa Kegelapan atau kini menjadi gurunya. Yin Xiang melihat-lihat pemandangan jurang neraka. Matanya membelalak lebar. Jurang neraka ternyata tidak semenyeramkan yang dikatakan orang-orang.
Jurang neraka terlihat cukup indah dengan banyaknya bunga dan pepohonan yang menjulang. Terdapat banyak bebatuan indah warna-warni di sisi kanan dan kiri Yin Xiang berjalan. Ternyata jika tidak tertutupi kabut hitam pekat dan tersinari matahari, jurang neraka merupakan tempat yang menakjubkan. Tidak ada teriakan atau raungan kesakitan seperti yang dikatakan orang-orang. Sepertinya, mereka hanya membual agar tidak ada yang berani mendekati jurang yang dalam itu.
Langkah Yin Xiang terhenti kala melihat sang guru menulis sebuah mantra dengan tangannya. Yin Xiang memperhatikan tulisan mantra gurunya dengan seksama. Memperhatikan gerakan tangannya.
Dewa Kegelapan melemparkan mantra itu ke arah dinding batu yang ada di hadapan mereka. Dan seketika, dinding itu runtuh. Membuka jalan bagi keduanya melangkah ke dalam.
Kondisi di dalam gua cukup indah. Dengan bebatuan stalaktit yang berada di langit-langit gua, membuat Yin Xiang terkagum-kagum. Ini pertama kali bagi gadis kecil itu melihat sebuah gua. Baginya, ini sesuatu yang baru dan cukup menyenangkan.
"Gadis kecil, di sinilah aku akan melatihmu", ucap Dewa Kegelapan setelah sampai di bagian terdalam gua.
Di sana, seperti ada tempat khusus untuk berlatih, rak penyimpanan sumber daya, rak penyimpanan uang, bahkan rak buku khusus menyimpan buku teknik atau jurus yang bisa dipelajari.
Dewa Kegelapan memandang Yin Xiang dengan tajam dan dingin. Pelatihan yang akan diberikan Dewa Kegelapan tidak akan main-main kerasnya. Bahkan, Dewa Kegelapan sendiri berhasil mencapai kekuatan tertinggi setelah mempertaruhkan nyawanya sendiri.
"Dengar, bocah, aku tidak akan berbekas kasih padamu. Walau aku tahu masa lalumu sangat menyedihkan, tapi aku tidak peduli. Yang aku pedulikan adalah kau menjadi kuat. Hanya itu. Jadi, jangan merengek atau berleha-leha. Jika tidak, kau akan merasakan cambuk petir mengenai tubuhmu. Paham?"
Yin Xiang tersentak mendengar suara dingin dan datar Dewa Kegelapan. Gadis kecil itu sedikit mundur dengan badan yang agak bergetar. Bagaimanapun, dia masih memiliki sedikit trauma akan nada dingin, bentakan dan cambukan. Tapi, demi menjadi kuat, Yin Xiang akan berusaha bertahan.
Yin Xiang menghela napas panjang. Gadis kecil itu berusaha menguasai emosi yang mendera hati dan pikirannya. Yin Xiang menggertakkan giginya, "Baik, guru. Yin Xiang mengerti".
Dewa Kegelapan memandang remeh Yin Xiang. Pria itu berucap dengan nada sarkas, "Kau tidak akan menjadi kuat jika mentalmu lemah! Kau ingin tetap lemah, hah?! Tidak ingin menjadi kuat?!"
Nada suara Dewa Kegelapan semakin naik. Bukannya takut, tapi, Yin Xiang malah menjadi marah. Dia tidak terima dengan perkataan Dewa Kegelapan yang seakan meragukan kemampuan yang dimilikinya.
Dengan pandangan datar tanpa ekspresi apapun, Yin Xiang berkata, "Aku tidak lemah! Akan aku buktikan padamu, guru! Aku akan membuktikan pada dunia, bahwa tidak ada yang lebih kuat dariku selain sang pencipta alam! Bahkan, aku akan melampaui para dewa yang memberikan kehidupan sial pada orang tuaku! Akan aku buktikan!"
WUSH!!!!
Seiring dengan ucapan penuh amarah dari Yin Xiang, aura hitam menguar begitu saja. Semakin Yin Xiang emosi, aura hitam itu semakin pekat mengelilingi tubuhnya. Dewa Kegelapan menyeringai melihat itu. Pikirannya mengatakan bahwa Yin Xiang benar-benar akan menjadi sosok monster yang menakutkan bagi dunia. Dewa Kegelapan harus melatih sekaligus membimbingnya agar tidak salah langkah.
"Baiklah, bocah! Pelatihan pertamamu akan kita mulai!" Dewa Kegelapan meminta Yin Xiang duduk dengan posisi sila atau posisi lotus, seperti orang bermeditasi.
"Yin Xiang, hal pertama yang harus kau lakukan adalah mengenali energi qi. Kau tahu apa itu energi qi?" tanya Dewa Kegelapan.
Yin Xiang mengangguk, "Aku tahu, guru. Energi qi adalah energi yang berada di alam. Para pendekar menyerap energi qi, menyimpannya di dalam dantian, lalu menggunakannya sebagai sumber melepaskan kekuatan".
"Benar. Tapi, bagi seseorang yang memiliki darah kegelapan, mereka juga bisa memanfaatkan emosi negatif manusia di sekitarnya menjadi sebuah sumber tenaga. Kau bisa menyerap energi dari emosi negatif seseorang, mengubahnya menjadi aliran energi di dalam tubuh, lalu mengaplikasikannya menjadi sebuah kekuatan yang memiliki daya rusak yang tinggi. Namun, untuk sekarang, kita pelajari bagaimana menyerap qi lebih dulu", Dewa Kegelapan kemudian menjelaskan dasar-dasar untuk menjadi seorang pendekar yang kuat.
***
Hari-hari berlalu. Tak terasa satu bulan lamanya, Yin Xiang berada di jurang neraka. Kemampuan Yin Xiang meningkat sangat pesat. Hal ini bahkan jauh di luar ekspektasi Dewa Kegelapan.
Sepasang guru dan murid itu kini tengah berlatih pedang. Dewa Kegelapan bahkan dibuat heran. Dia mengajarkan teknik berpedang baru dua jam yang lalu, namun, Yin Xiang sudah berhasil menguasainya dengan sangat sempurna.
Kekuatan Yin Xiang saat ini sudah berada di tahap Bumi level 5. Benar-benar sesuatu yang sangat mengejutkan. Tahapan kekuatan di dunia itu terbagi menjadi:
Tahap Dasar (Level 1-5)
Tahap Pertahanan (Level 1-5)
Tahap Penyempurnaan (Level 1-5)
Tahap Prajurit (Level 1-5)
Tahap Jenderal (Level 1-5)
Tahap Bumi (Level 1-5)
Tahap Langit (Level 1-5)
Tahap Bintang (Level 1-8)
Tahap Fana (Level 1-8)
Tahap Surgawi (Level 1-10)
Tahap Misteri (Level 1-10)
Tahap Dewa (Level 1-20)
Bagi seorang anak usia 10 tahun, umumnya mereka baru memasuki paling jenius tahap prajurit level 3. Tapi, Yin Xiang sudah melejit ke tahap Bumi level 5. Sungguh seorang monster yang mencengangkan.
"Cukup, Yin Xiang", perintah Dewa Kegelapan.
Dengan sigap, Yin Xiang menghentikan permainan pedangnya. Dia memberi salam penghormatan pada Dewa Kegelapan, sang guru.
"Guru, kenapa harus berhenti?" tanya Yin Xiang. Padahal selama 1 bulan ini, Dewa Kegelapan selalu meminta Yin Xiang berlatih tanpa henti. Bahkan, gadis kecil itu hanya memiliki waktu istirahat selama 4 jam dalam satu hari.
"Yin Xiang, aku ingin kau menjalani latihan tertutup selama tujuh tahun", Yin Xiang terbelalak.
"Pelatihan tertutup?" tanyanya ragu.
"Benar. Pelatihan tertutup akan sangat membantumu dalam meningkatkan kekuatanmu. Yin Xiang, pelatihan tertutup ini juga akan berpengaruh pada kondisi fisikmu. Aku ingi kau melakukan pelatihan tertutup saat mulut kerang itu terbuka", Dewa Kegelapan menunjuk pada seekor kerang yang dipercaya sebagai penjaga utama gua itu. Dulu, dia juga melakukan pelatihan tertutup di sana. Dan itu sangat membantunya memperoleh kekuatan yang kini ia miliki.
"Baik, guru. Yin Xiang akan melakukan apa kata guru", gadis itu melompat dengan ilmu meringankan tubuh yang sudah ia kuasai dengan sempurna. Mulut kerang itu akan terbuka dalam beberapa saat lagi. Jadi, dia mengambil ancang-ancang agar bisa masuk ke dalam kerang itu.
"A-Xiang! Kau akan diuji di sana! Kau harus bisa melewati setiap ujian dengan benar! Peroleh keberhasilan dan tunjukkan pada gurumu! Aku akan menunggu sambil bermeditasi di sini", Yin Xiang mengangguk.
Saat mulut kerang terbuka, Yin Xiang langsung melesat ke dalamnya. Mengambil posisi lotus dan bersiap melakukan kultivasi. Yin Xiang sangat mematuhi perkataan sang guru. Yin Xiang yakin, bahwa gurunya akan membuka jalan terbaik untuk Yin Xiang lewati.
Tepat, ketika mulut kerang akan tertutup, Dewa Kegelapan tersenyum tipis padanya. Yin Xiang balas tersenyum. Senyuman hangat yang hanya akan diperlihatkan pada sang guru.
Hari itu, Yin Xiang memulai pelatihan tertutupnya untuk jangka waktu yang sangat lama. Dewa Kegelapan menghela napas pelan. Raut wajahnya berganti menjadi kekhawatiran.
"Yin Xiang, kau harus bisa melewati ujian kerang penjaga itu. Tanpa bisa melewatinya, kau akan mati", gumam Dewa Kegelapan.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!