"Kay! Kayla!"Panggil Bastian pada sang sekretarisnya.
Kayla terkejut dan mengangkat kepalanya yang sedang menelungkup diatas meja kerjanya.Tampak bosnya telah berdiri di depan mejanya dan sedang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.Biasanya Bastian jika membutuhkan Kayla dia pasti memanggilnya lewat perangkat PABX.Ini pasti si pak bos sedang dalam mode marah-marah.
"Iya ada apa pak Bas?" Kayla berdiri menatap Bastian dengan perasaan takut.
Bastian tarik nafas mencoba bersabar,"Ini coba kamu edit lagi,masih banyak yang salah" Bastian menyerahkan berkas yang tadi di antarkan Kayla keruangannya.
"Perasan tadi sudah saya cek tidak ada yang salah pak" Kayla mengambil berkas itu dari tangan Bastian.
"Kerja itu pakai otak bukan pakai perasaan Kayla!" Nada suara Bastian agak tinggi.
"Ah iya pak, maaf" Kayla mulai berkeringat dingin,selama dua tahun bekerja sebagai sekretaris Bastian,belum pernah bosnya itu bicara dengan nada tinggi seperti saat ini.
"Kamu selesaikan sekarang,jangan sampai ada yang salah lagi,saya tunggu!" Bastian berusaha menetralkan emosinya dan berjalan kembali keruangannya.
"Baik pak Bas" Kayla kembali duduk di kursi kerjanya.
"Kayla,fokus Kayla,lupakan sejenak tentang utang" Kayla menepuk nepuk jidatnya sendiri.
"Pantas si pak bos marah,ini masih banyak yang salah" Kayla mulai mengetik ulang laporan yang tadi dia buat.
Kayla menarik nafas panjang setelah selesai mengedit ulang laporan tadi dan mengeceknya berulang-ulang sebelum menyerahkannya kembali pada Bastian.
Dengan nafas tertahan Kayla mengetuk pintu dan menyerahkan berkas itu kembali.Semoga kali ini tidak ada yang salah,jangan sampai si bos marah lagi,menyeramkan.Setelah meletakkan berkas itu diatas meja Bastian.Kayla langsung bergegas keluar.
"Kayla,kalau Jessica datang bilang saya nggak ada,lakukan cara apapun agar dia tidak masuk keruangan saya!" Ucap Bastian ketika Kayla hendak keluar dari ruangannya.
Kayla sedikit terlonjak kaget,"Baik pak" Jawabnya.
Setau Kayla,Jessica adalah kekasih Bastian karna kerap kali Jessica mengunjungi bosnya itu dikantor.Menurut Santi dan Nova rekan sekantor Kayla,Bastian dan Jessica adalah pasangan serasi,karna sama-sama rupawan.
Kayla tidak pernah memikirkan apapun tentang hubungan Bastian dengan Jessica,segala pikirannya hanya berisikan bagaimana cara menebus rumahnya yang dikampung.Rumah itu digadaikan ibunya ke Bank tanpa sepengetahuan Kayla,untuk meminjam uang buat usaha buka salon.Tapi uang itu dipinjam Maulana,teman pria ibu Kayla.Dan parahnya lagi si Maulana itu lenyap entah kemana.Kalau tidak ditebus tepat waktu rumah itu akan disita pihak Bank, mau tinggal dimana ibu dan adiknya. Belum lagi Aditya adik Kayla membutuhkan uang untuk biaya ujian nasional lulus SMA.
Kayla kembali duduk dibalik meja kerjanya.Iseng-iseng mencari lowongan pekerjaan di internet,siapa tau ada pekerjaan khusus hari Sabtu dan Minggu yang menerima dia.Siapa tau dengan begitu dia bisa dapat uang tambahan.
Tak beberapa lama kemudian Kayla melihat Jessica datang.Wanita berparas cantik,tinggi dan langsing itu berjalan mendekat ke ruangan Bastian.Buru-buru Kayla bangkit untuk mencegah Jessica masuk keruangan bosnya.
"Maaf,pak Bastian sedang tidak ada ditempat" Kayla saat ini sudah berada didepan pintu ruangan Bastian.
Jessica berdiri dengan berkacak pinggang dan menatap Kayla dengan tampang bosan."Mobilnya Bastian ada diparkiran" Balasnya dengan nada jutek.
Kayla mengangguk"Pak Bastian sedang ada rapat dibawah."
"Ya udah,gue tunggu Bastian didalam" Jessica berjalan hendak melewati Kayla.
"Maaf mba,nggak bisa,mba kalau mau nunggu di ruang tunggu depan aja."
"Lo nggak tau gue siapa?!" Jessica menantang garang kearah Kayla.
"Tau mba Jessica,tapi pak Bastian sedang nggak ada diruangannya.Silahkan tunggu di didepan!"
"Lo nggak sopan ya,gue itu pacarnya Bastian bos lo.Bisa-bisanya lo nyuruh gue nunggu Bastian di ruang tunggu."
"Sekali lagi maaf mba,tapi---"
"Minggir!' Bentak Jessika sambil mendorong tubuh Kayla kesamping hingga hampir terjatuh.Lalu wanita itu langsung membuka pintu ruangan Bastian dan masuk kedalam.
Kayla buru-buru menyusul Jessica kedalam ruangan Bastian.
"Bastian! Bisa-bisanya tadi malam kamu nggak datang.Aku nungguin kamu sampai restorannya tutup!" Kata Jessica penuh amarah.
Kayla hendak menarik lengan Jessica keluar,seketika membatu melihat bosnya melayangkan tatapan tajam kearahnya.
"Maaf pak" Ucap Kayla hampir tanpa suara.
"Kenapa telepon aku nggak kamu angkat? Kamu marah sama aku? Atau kamu sudah bosan sama aku? Oh,atau jangan-jangan kamu sudah punya cewek lain?!" Tanya Jessica menggebu-gebu.
Bastian memberi isyarat agar Kayla keluar dari ruangannya.Dengan cepat Kayla berjalan mundur hingga keluar dan menutup pintu.
Ketika Kayla kembali kemeja kerjanya,dia langsung di hampiri Nova dan Santi.
"Lagi berantem ya?" Tanya Santi kepo.
"Nggak tau" Sahut Kayla.
"Nggak nyangka gue,ternyata dibalik wajahnya yang cantik ternyata pacarnya pas Bastian itu seorang yang pemarah.Gue pikir dia orang yang lemah lembut dan nggak bisa marah sama orang" Nova geleng-geleng kepala.
"Gue penasaran,mereka lagi ngomongin apa ya?"
"Nggak penting juga buat kalian,udah sana kerja lagi."
"Penting Lah Kay,siapa tau mereka putus,dengan begitu kan kita masih punya kesempatan untuk mendekati pak Bas."
"Lo kan cantik Kay,emang lo nggak ada niatan gitu untuk menjadi pacar pak Bas."
"Tapi tetap cantikan mba Jessica,dan levelnya lebih tinggi.Kita nggak selevel dengan mereka dan nggak bakalan dilirik oleh pak Bas,udah buruan kerja lagi!" Kayla mengusir Santi dan Nova dari tempatnya.
Kayla kembali fokus pada layar laptopnya.Sesekali melihat kearah ruang kerja bosnya.Terdengar samar-samar suara dari dalam seperti suara orang sedang bertengkar.
Kayla melirik jam tangan yang ada dipergelangan tangannya.Waktu menunjukkan pukul dua lebih lima belas menit.Lima belas menit lagi pak Bastian akan ada rapat dengan pak Markus beserta tim.
Kayla berjalan menuju ruangan Bastian.Dengan jantung berdegup keras dia mengetuk pintu sebelum kemudian masuk.Sebenarnya berada ditengah-tengah pertengkaran bosnya dengan sang kekasih sangat beresiko.Tapi akan sangat beresiko lagi kalau pak Bastian terlambat datang pada rapat yang dinantikannya bersama pak Markus.
"Apa,kamu bilang putus?!" Ucap Jessica dengan nada tidak percaya.
"Maaf pak" Kata Kayla menyela.
"Apa? Nggak usah ikut campur!" Jessica menatap tajam pada Kayla.
"Ada apa Kay?" Tanya Bastian tanpa memperdulikan Jessica.Dia terlihat sudah bosan dengan ocehan Jessica.
"Rapat dengan pak Markus pak" Jawab Kayla.
"Baik" Bastian berjalan keluar dari ruangannya.
"Bastian kamu mau kemana? Urusan kita belum selesai!" Jessica berteriak kesal karna tidak dipedulikan Bastian.
Bastian berhenti sejenak,"Urusan kita sudah selesai saat saya bilang putus.Kay,bawa dia keluar" Bastian kembali melangkah.
Kayla mengangguk dan menatap pada Jesica,"Mari mba."
Jessica menatap tajam pada Kayla kemudian berderap melangkah pergi.
Sore harinya saat semua rekan kerjanya sudah pulang,tinggal Kayla sendiri yang menunggu kepulangan Bastian dari rapat.Ada berkas untuk iklan baru yang akan mereka buat yang harus di tunjukkan pada Bastian.
Sambil menunggu Bastian datang,Kayla kembali mencari lowongan kerja di internet.Tapi tidak satupun yang sesuai.
Kayla melihat jam tangannya,"Kenapa pak Bastian lama sekali,apa dia terkena macet dijalan.Semoga Miko tidak terlalu lama menunggu" Kayla ada punya janji ketemu dengan kekasihnya di sebuah kafe.Dia berniat meminjam uang pada Miko,hanya dia harapan Kayla saat ini.
Tepat jam setengah enam sore Bastian datang.Kayla berdiri dan menyerahkan berkas tadi pada Bastian.
"Baik,terimakasih,saya akan bawa pulang berkasnya.Nanti saya pelajari dirumah,kamu boleh pulang."
Kayla mengambil tas kerjanya dan berjalan dengan malas malasan menuju lift.Pikirannya masih saja dipenuhi bagaimana cara untuk mendapatkan uang.
"Kay...Kayla" Suara Bastian dari belakang mengagetkannya saat sedikit lagi mencapai pintu lift.Entah kapan,kenapa pak Bastian tiba-tiba sudah ada dibelakangnya.
Kayla membalikkan badannya," Iya pak."
"Kamu berangkat kekantor tadi pagi tidak memakai sepatu?"
Kayla mengangkat kakinya dan memperlihatkan pada Bastian." Ini,pakai pak."
Kayla terkejut ternyata dia tidak memakai sepatu.Kayla memang sering melepaskan sepatunya saat duduk di kursi kerjanya dan dia merasa nyaman.Perlahan dia menurunkan kakinya dan berlari kembali menuju ruangannya.
Bastian geleng-geleng kepala dengan kelakuan sekretarisnya yang sembrono itu.
"Ya ampun Kayla,kamu sembrono amat sih.Pantesan tadi saat jalan kok gua rasanya pendek amat" Kayla mengambil sepatunya dari bawah meja kerjanya.
Kayla teringat tadi,dia menunjukkan kakinya pada Bastian."Ya Tuhan...mau di taro dimana muka gua ini,apa pak Bastian tadi memperhatikan jari-jari kaki gua ya" Kayla bergumam mengomeli dirinya sendiri.
"Ah,lebih baik gua duduk dulu sebentar,semoga aja pak Bastian sudah pulang duluan" Kayla menyandarkan punggungnya dengan nyaman di kursi kerjanya.Kemudian memandang sekeliling,sepi,tiba-tiba Kayla merasa ketakutan sendiri.Dengan cepat dia keluar dan berjalan menuju lift.
Mata Kayla menangkap tubuh pak Bastian masih berdiri disamping lift.Dengan tangan kanannya dimasukkan di dalam saku dan tangan sebelah kirinya memegang tas kerja.
Pak Bastian ngapain masih ada disitu? Apa dia sedang nungguin gua? Nggak mungkinlah.Atau liftnya rusak? Apapun Itu, Kayla belum siap untuk bertemu lagi dengan bosnya itu setelah melihat dia tidak memakai sepatu.Lebih baik balik badan pura-pura mau ke toilet.
"Kayla!" Panggil Bastian.
"Deg" Jantung Kayla rasanya mau berhenti.
"Iya pak" Kayla memutar badannya sambil nyengir.
"Kamu mau kemana lagi,saya sudah nunggu kamu dari tadi."
"Menunggu saya pak?" Kayla menunjuk dirinya sendiri tidak percaya.Dan berjalan kearah lift dengan terpaksa.
Bastian menarik nafas tanpa ekspresi,kemudian memencet tombol pembuka pintu lift dan masuk setelah pintu lift terbuka.
"Kay,kamu nggak masuk?" Tanya Bastian melihat Kayla tak bergerak sambil menahan pintu lift agar tak tertutup.
"Bapak duluan aja pak,saya...berat...takut liftnya nggak bergerak nanti" Jawab Kayla sambil nyengir.Jawaban absurd Kayla membuat Bastian memutar mata malas.
Dengan terpaksa Kayla masuk kedalam lift,mengambil posisi di belakang Bastian.Berada dalam satu lift hanya berdua dengan bosnya membuat Kayla keringat dingin dan tegang.
"Saya menunggu kamu tadi,karna gedung kantor sudah sepi,kamu karyawan saya.Jadi saya harus bertanggung jawab atas keselamatan karyawan saya" Perkataan Bastian barusan menjawab rasa penasaran Kayla mengapa pak Bastian tadi menunggunya.
"Terimakasih pak."
Kayla dengan cepat berjalan masuk kedalam kafe tempat dia dan Miko janjian ketemu.
"Maaf ya Mik,aku telat datangnya,kamu udah dari tadi disini?" Kayla mengambil duduk di bangku didepan Miko.
"Lumayanlah,it's ok,kamu pesan makanan ya,aku mau ke toilet dulu" Miko mendorong buku menu makanan kedepan Kayla.
"Kamu mau aku pesanin apa?" Tanya Kayla sebelum Miko keluar dari pintu.
"Samain aja sama kamu" Jawab Miko tanpa melihat lagi pada Kayla.
Kayla fokus pada buku menu saat ponsel Miko berdering.Karna ponsel Miko tidak berhenti berdering membuat Kayla penasaran.Kayla mencondongkan badannya kearah ponsel Miko.Tertera nama Evelyn diatas layar.
Kayla penasaran dan mengangkat panggilan dari Evelyn tanpa bersuara.
"Miko sayang,besok mama sama papaku mau ketemu kamu.Kamu besok ada waktu kan? Sepertinya mereka sangat bahagia dengan hubungan kita" Terdengar suara tertawa senang dari seberang telepon.Suara ketawa perempuan itu sangat menyakitkan di telinga Kayla.Ingin rasanya Kayla menarik bibir perempuan itu biar copot dari mulutnya.
"Oiya Mik,kamu lagi apa? Aku kangen loh sama kamu.Mik...Miko...kok kamu diam aja sih..."
Kayla langsung memutus sambungan telepon.Ia tak menyangka jika Miko berselingkuh darinya.Hati Kayla rasanya seperti di tusuk-tusuk pisau.
"Kamu ngapain pegang-pegang ponselku?" Miko tiba-tiba datang.Lelaki itu langsung menyambar ponselnya dari tangan Kayla.
"Kamu habis ngecek pesan-pesan di ponselku ya?" Tuduh Miko menatap Kayla marah.
"Kamu tuh nggak bisa menghargai privasiku,aku nggak suka kamu ngecek ponselku kayak gitu."
Kayla menatap Miko dan bertanya-tanya,kenapa dia bisa ditipu Miko? Dan bagaimana bisa pacarnya itu berselingkuh?
"Evelyn kangen katanya.Terus dia bilang mama papanya mau ketemu sama kamu" Kata Kayla tanpa menampilkan ekspresi apapun diwajahnya.
"Evelyn?" Gumam Miko.Seketika wajahnya panik.
"Kamu kenapa sih menjawab panggilan dari Evelyn?" Tanya Miko marah.
"Dia ngomong apa? Dia itu teman kantorku."
"Ku kira selama ini kamu lelaki yang baik dan setia,ternyata kamu laki-laki brengsek!" Ucap Nadine mengabaikan pertanyaan Miko.
Setelah mengucapkan hal itu Kayla bangkit dan pergi meninggalkan Miko dengan hati remuk redam.
Kayla yang tengah diselimuti emosi dan patah hati,segera menjauh dari kafe,berjalan menuju sebuah halte bis.Kayla mendudukkan dirinya di bangku halte tanpa memperdulikan orang-orang di sekeliling halte.Kepalanya terasa sangat pusing,begitu banyak masalah datang menghampirinya tanpa ada penyelesaian.
Belum selesai masalah rumah yang harus di tebus,sekolah Aditya butuh biaya untuk ujian.Sekarang,pacar yang dikiranya setia ternyata selingkuh.Ah,rasanya dunia tidak adil,pikir Kayla.
Bosan terlalu lama di halte bis,Kayla berniat pulang dan memesan taxi online,namun nahas,ponselnya kehabisan daya.Jalan satu-satunya hanya menunggu taxi konvensional.Hari semakin malam,halte mulai sepi,taxi yang ditunggu tak kunjung datang.
Sekian menit menunggu,membuat Kayla melamun dan mengingat bahwa selama ini dia di curangi oleh kekasihnya sendiri.Kayla mengurut dadanya yang terasa sakit mengingat penghianatan Miko padanya.Tanpa bisa ditahan air matanya berebutan keluar dari tempat persembunyiannya.
Kurang apa sih Kayla,wajah cantik,body tinggi dan langsing.Tidak ada yang kurang,bagi Miko memiliki pacar satu itu yang kurang.
Hari semakin malam,angin tiba-tiba berhembus kencang,dinginnya menusuk hingga ke tulang,Kayla yang hanya berbalut kemeja dan rok span,segera merapatkan dekapan tangannya di dada.Pandangannya jauh kedepan dengan mata memerah.Taxi kosong masih belum ada yang lewat,semua berisi.
Tin,tin...
Suara klakson sebuah mobil mengejutkan Kayla,namun dia tetap bergeming ditempatnya.Mobil itu mendekat pada halte,cahayanya membuat mata Nadine silau.Namun pandangannya tak teralihkan pada mobil itu,pikiran Kayla di penuhi betapa malang nasibnya di dunia ini.
Seseorang mencolek bahunya,"Kayla?" Panggil suara disampingnya.Dengan wajah berlinang air mata Kayla mendongak.Dilihatnya bosnya tengah menatapnya dengan ekspresi heran.
"Pak Bastian? Bapak sedang apa si sini?"
"Saya habis pulang dari rumah orang tua saya,sekarang mau kembali kerumah saya.Kebenaran saya lewat sini,dan melihat kamu,siapa tau kamu butuh tumpangan. Kamu ngapain duduk sendiri disini sambil nangis? Kamu habis kecopetan? Apa perlu saya antar kekantor polisi?"
Pertanyaan bosnya membuat tangis Kayla semakin jadi.
"Kay,jangan nangis" Kata Bastian terdengar panik.
"Pak,temani saya minum" Pinta Kayla yang membuat Bastian menatapnya bingung.
"Saya pengen mabuk" Ucap Kayla dengan sesenggukan.
"Katanya kan,mabuk bisa bikin kita melupakan masalah kita untuk sesaat.Saya pusing pak,kepala dan hati saya rasanya mau pecah!"
Bastian menatap Kayla dengan kening berkerut,seolah ia tak yakin dengan apa yang didengarnya.
Beberapa pejalan kaki menoleh kearah mereka berdua,tampak penasaran dengan apa yang terjadi.
"Ayo,Kay.Saya antar kamu pulang" Ucap Bastian membantu Kayla berdiri.
"Saya nggak mau pulang pak,saya mau ke diskotik,saya mau mabuk" Kayla menghapus air matanya.
"Kamu yakin saat ini kamu nggak sedang mabuk?" Bastian menatap Kayla dengan lekat.
"Saya nggak mabuk,tapi saya pengen mabuk" Sahut Kayla dengan suara serak.
"Lebih baik kamu pulang aja Kay,biar saya antar."
"Bapak pulang aja sendiri,saya mau melupakan semua masalah yang ada di kepala saya" Kata Kayla sambil menggeleng.
Bastian menarik nafas dalam,"Kamu nggak ingat,besok kamu harus kerja?"
"Saya izin dulu pak" Jawab Kayla.
"Saya akan potong gaji kamu,kalau besok kamu tidak masuk kerja" Ancam Bastian.
Mendengar ucapan Bastian,membuat Kayla menangis lagi.Kayla membungkukkan badannya dan menenggelamkan wajahnya diatas pahanya.Melihat hal itu membuat Bastian panik.Buru-buru dia menarik kedua bahu Kayla dan menenangkannya.
"Hidup saya itu sedang berantakan pak,masak bapak tega memotong gaji saya" Ucap Kayla disela isak tangisnya.
Bastian menarik nafas,"Kamu maunya gimana?"
"Temani saya minum pak."
Dengan enggak Bastian mengangguk dan menggiring Kayla menuju mobilnya.
Cahaya matahari menyeruak masuk kedalam kamar,sinarnya sangat menyilaukan.Membuat Kayla, yang tadinya tertidur pulas kini mulai bangun dan mengerjabkan matanya.
Kayla mengerang sambil mengucek kucek matanya. Lalu pandangannya mengarah pada foto besar yang di pajang di dinding berwarna putih yang ada di sebelah tempat tidur.Foto itu sepertinya foto lama karna warnanya sudah mulai buram.Kesadaranya mulai pulih,buru-buru dia bangkit dari tidur dan menatap sekeliling kamar.
Kayla saat ini berada di sebuah kamar yang luas.Ini bukanlah kamarnya,dia pun tak tau ini kamar siapa.Kepalanya terasa pusing ketika berusaha mengingat bagaimana dia bisa berada di kamar ini.
Tiba-tiba seseorang masuk kedalam kamar,membuat Kayla terperanjat kaget.
"Udah bangun?"
Kayla menatap tak percaya bosnya kini ada di depannya,tampak rapih dengan stelan kerjanya.Bastian sepertinya sudah siap untuk berangkat ke kantor.
"Pak Bastian kok ada di sini?" Tanya Kayla kebingungan.
"Kamu nggak ingat kejadian semalam?"
Kayla berusaha mengingat tentang peristiwa semalam.Lalu ingatan tentang Miko yang berselingkuh darinya muncul.Membuat hati Kayla kembali perih.Dia pun ingat,dia menangis tersedu-sedu karna patah hati.Kemudian datang Bastian,dan mengajak bosnya itu untuk menemaninya mabuk ke diskotik.
"Sa-saya...saya semalam mabuk?" Tanya Kayla terbata-bata.
Bastian mengangguk santai," Jadi bagaimana? Udah puas merasakan mabuk?"
Kayla menenggelamkan wajahnya pada selimut yang ada dipangkuannya.Dia merasa sudah kehilangan muka di depan bosnya.
"Saya sudah siapin sarapan,ayo keruang makan" Bastian berjalan meninggalkan kamar.
Setelah Bastian keluar dari kamar,Kayla langsung bergegas kekamar mandi yang ada di kamar itu.Dia menatap penampilannya yang sangat amat mengerikan di cermin.Bola matanya terlihat merah.Sekitar matanya tampak hitam karna maskara yang dia pakai luntur.Rambutnya pun acak-acakan kaya rambut mega loman.Lalu ketika ingat jika Bastian tadi melihat penampilannya,rasanya Kayla ingin membenturkan kepalanya ke tembok.
Setelah mencuci muka dan merapikan rambutnya,dia langsung keruang makan.Dilihatnya Bastian tengah duduk dan tampak sibuk dengan macbook didepannya.
"Pagi pak" Sapa Kayla mendekat kearah Bastian.
Bastian mengangguk,tanpa mengalihkan pandangannya,"Makan sarapannya dan minum air putih yang banyak."
Kayla menurut,dia duduk di kursi yang berhadapan dengan Bastian.Sepotong sandwich ukuran besar terhidang dihadapannya.Kayla mengambil segelas air putih yang ada di sebelah piring sandwich dan menenggaknya sampai habis.Tennggorokan Kayla terasa sangat kering,kepalanya pun masih agak sedikit pusing.
Kayla meletakkan gelas itu kembali,"Pak Bastian" Panggil Kayla.
Bastian mengangkat sedikit kepalanya dan menatap Kayla."Maafkan saya ya pak,saya semalam pasti sangat merepotkan bapak."
Bastian meletakkan macbook nya dan menatap Kayla,tatapan Bastian begitu serius.
"Apa sih yang ada dipikiran kamu,hingga kamu niat banget untuk mabuk? Kalau kamu nggak ketemu saya,kamu mau ke diskotik sendiri dan mabuk? Kamu nggak takut di apa-apain sama orang?"
Kayla hanya bisa menunduk,dan menyesali perbuatannya semalam."Sekali lagi saya minta maaf pak."
"Cepat habiskan sarapan kamu,saya mau berangkat kekantor" Bastian kembali fokus pada macbook nya.
Kayla kembali memakan sandwich nya,dan tiba-tiba tersadar bahwa saat ini dia hanya berdua dengan Bastian.Berarti semalam pun mereka berdua,lalu apa yang terjadi diantara mereka berdua.Karna semalam Kayla mabuk,jadi dia tidak ingat sama sekali apa yang terjadi semalam.
"Pak,semalam kan saya mabuk...tidak ingat apa-apa...jadi semalam...bapak tidak apa-apain saya kan?" Tanya Kayla agak takut-takut.Pertanyaan Kayla sontak membuat Bastian kaget.
"Memangnya saya sebajingan itu menurut kamu?"
"Bukan begitu pak...saya kan tidak mengenal bapak di luar jam kantor."
"Sudah tau kamu tidak mengenal saya diluar jam kantor,tapi kamu berani mengajak saya mabuk,hebat sekali kamu" Ucap Bastian dengan nada kesal.
"Sekali lagi saya minta maaf pak,waktu itu pikiran saya sedang kacau."
"Lain kali kalau patah hati atau sedang ada masalah,lebih baik pulang kerumah dan nangis sepuasnya dikamar,nggak perlu mabuk.Apa setelah mabuk masalah kamu selesai? Pacar kamu tetap selingkuh kan? Dan hubungan kalian tetap berakhir."
Kayla menatap Bastian dengan kening berkerut."Kapan saya cerita sama bapak kalau pacar saya selingkuh?" Seingat Kayla dia tidak pernah cerita apa pun tentang Miko yang selingkuh.
"Kamu nggak ingat?" Tanya Bastian.Kayla menggelengkan kepala.
"Pas kamu mabuk,kamu cerita soal Niko atau Miko?"
"Miko pak"
Bastian mengangguk,"Kamu cerita soal Miko yang selingkuh dengan wanita bernama Evelyn."
Kayla hanya cengar-cengir,tak tau harus menjawab apa.
Bastian bangkit dari duduknya,"Saya mau kekantor,kamu bisa berangkat agak siangan.Oiya,nanti sebelum kamu pergi tolong kunci pintu rumah saya" Bastian meletakkan kunci rumahnya diatas meja.
"Pak!" Panggil Kayla sebelum Bastian pergi.
"Apa Kay?" Bastian balik menatap Kayla.
"Jadi semalam bagaimana?" Bapak tidak apa-apain saya kan?" Tanya Kayla tak tau malu.
"Pikir aja sendiri" Jawab Bastian ketus sambil kembali jalan.
"Pak!" Kayla kembali memanggil bosnya.
Bastian menghela nafas dalam."Apa lagi sih Kay?"
"Terima kasih untuk semuanya" Kayla tersenyum tipis.
"Seandainya semalam saya apa-apain kamu,apa kamu akan tetap berterima kasih?" Tanya Bastian terdengar jengkel.
"Pak!" Kayla sebal sendiri.
"Jangan panggil-panggil saya lagi" Bastian berlalu meninggalkan ruang makan.
Selesai sarapan,Kayla pulang ke kos kosannya dulu untuk mandi dan ganti baju.
Kayla memandang wajahnya di depan cermin,dikamar kosannya."Ya Tuhan...dengan muka kaya gini mau ngantor" Kayla agak menebalkan make up nya agar kelihatan lebih fresh.
"Mata agak bengkak dan merah,nggak bisa di make up in.Memang hanya kaca mata hitam dan masker solusinya.Kalau Santi dan Nova tanya,gua bilang aja lagi flu" Kayla mematut dirinya di depan cermin sambil merapihkan kaca mata hitam dan masker yang dia kenakan.
Kayla sampai di kantor sedikit lagi waktu istirahat makan siang.
"Kay,kok lo datangnya siang? Pakai kaca mata hitam dan masker lagi.Lo lagi nyamar?" Santi dan Nova langsung memberondong Kayla dengan pertanyaan sembari tertawa geli melihat penampilan Kayla.
Kayla pura-pura batuk."Gua tadi izin kerumah sakit dulu makanya datang siang,gua lagi batuk pilek" Kayla duduk di kursi kerjanya dengan santai karna tidak ada yang melihat ekspresi wajahnya.Dan tidak ada yang tau kalau dia sedang berbohong.
"Berhubung lo sudah datang,tolong antarkan ini keruang pak Bas" Santi meletakkan tumpukan map diatas meja Kayla.
"Ih gua kan baru datang" Kayla mendorong tumpukan map itu,tapi di tahan Santi.
"Ini kan emang tugas lo berhubungan langsung dengan pak Bas,tolong ya,gua masih banyak kerjaan" Santi dengan cepat ngacir sebelum Kayla sempat protes lagi.
Dengan enggan Kayla bangkit dari duduknya menuju ruangan Bastian.Kayla mengetuk pintu dan masuk setelah Bastian memberi respon.
Belum sampai kedalam,Kayla berhenti diambang pintu,"Pokoknya kamu harus datang besok sore,mami sudah mengatur kencan buta kamu dengan anak teman mami.Jangan bikin mami malu,jangan kecewakan mami.Kamu harus datang" Suara mami Ranti,maminya Bastian.
"Uuh,pantesan Santi nyuruh gua yang nganterin berkas ini keruangan pak Bastian,ternyata ada bu bos besar" Gerutu Kayla.
"Mami,berhenti menjodoh-jodohkan Tian.Percuma mi,Bastian akan melajang seumur hidup" Suara Bastian terdengar sangat frustasi.
"Mami tidak akan berhenti sampai kamu membawa calon istri kerumah.Sesempit itukah pikiran kamu? Lupakan masa lalu kamu,pandang kedepan" Suara mami Ranti pun terdengar mulai frustasi.
"Bastian butuh waktu mi."
"Berapa lama lagi Tian? Mami keburu tua dan mati."
"Yang jelas Tian nggak akan menikah seumur hidup.Kalau Tian tua nanti, tinggal kirim ke panti jompo mi" Jawab Bastian asal.
"Astaga Tian! Mami nggak sudi anak yang mami lahirkan dan besarkan harus berakhir di panti jompo.Mami nggak mau tau,pokoknya besok sore kamu harus datang! " Pekik mami Ranti.
"Iya mi,besok sore Tian akan datang" Tak ada salahnya mengalah,dari pada berdebat,pikir Bastian.
"Baik mami pamit dulu,jangan sampai ada lagi teman mami yang melapor karna kamu ngecewain anak gadisnya" Mami Ranti berjalan keluar ruangan Bastian.
Di Pintu mami Ranti berpapasan dengan Kayla di pintu,memandang Kayla dengan heran."Kamu sekretaris Bastian kan?" Kayla mengangguk.
"Ngapain kamu pakai kaca mata dan masker?" Perasaan Covid sudah berlalu."
"Sa-saya se-sedang ba-batuk pilek bu" Jawab Kayla tergagap.
"Kalau batuk pilek,seharusnya kamu hanya pakai masker,tak perlu pakai kaca mata" Suara mami Ranti sungguh menakutkan bagi Kayla.
"Ma-mata saya me-merah bu" Kayla serasa kehabisan nafas bicara dengan mami Ranti.
"Seharusnya kamu jangan masuk kalau sedang sakit" Mami Ranti berlalu,Kayla hanya mengangguk,jantungnya terasa mau copot berdiri lama-lama dekat dengan bos besar.
Kayla menarik nafas dalam,"Permisi pak"
Kayla meletakkan map yang berada ditangannya diatas meja kerja Bastian dan berdiam diri sebentar,menunggu apakah Bastian akan bicara atau menyuruhnya mengerjakan sesuatu.Karna Bastian hanya diam,tetap fokus pada berkas-berkas didepannya.Kayla membalikkan badannya untuk keluar.
Baru selangkah Bastian memanggilnya."Kayla,mana kunci rumah saya?"
"Oh iya pak,ini" Kayla mengeluarkan kunci rumah Bastian dari saku rok span nya dan meletakkan diatas meja.
"Apa kamu bisa membaca berkas-berkas dengan memakai kaca mata hitam seperti itu?" Tanya Bastian,heran dengan kelakuan sekretarisnya yang out of the box.
"Mata saya bengkak dan merah pak" Jawab Kayla dengan suara tercekat.
"Masih mau mabuk lagi" Sindir Bastian.
"Nggak pak,saya kapok pak,bapak jangan ungkit-ungkit lagi dong takut ada yang dengar" Ucap Kayla kesal.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!