NovelToon NovelToon

Istri Cupu Dosen Tampan

BAB 1 STRESS MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER

Di sebuah klub malam di kota New Jersey, tampak seorang wanita muda berbalut pakaian seksi dengan belahan dada rendah dan rok pendek diatas lutut melangkah masuk ke dalam lautan muda mudi yang menari bebas di lantai dansa.

Hentakan musik DJ yang memainkan lagu Hit and Beat semakin menambah suasana liar malam itu. Tak terkecuali Bella, ya wanita seksi itu bernama Bella Anderson dengan balutan mini dress ketat pas badan kini tengah ikut larut meliuk liukkan tubuh seiring irama musik yang menghentak.

Bella sengaja ingin menghabiskan malam minggu ini dengan bersenang senang di klub untuk melampiaskan tekanan stress menjelang ujian akhir semester minggu depan.

Sebenarnya bukan masalah siap atau tidak menjelang ujian, Bella adalah siswi pintar berprestasi di kampus. Sayangnya Bella juga menjadi salah satu siswi yang menjadi target utama geng Bully.

Kemarin siang sepulang jam mata kuliah Bella kembali mendapatkan tekanan dari salah satu geng yang paling berpengaruh di kampus.

Geng Bully membawa paksa Bella ke belakang gudang dan mengancam agar Bella bersedia untuk mengerjakan tugas skripsi akhir murid senior. Bella menolak dengan tegas dengan alasan dirinya juga harus menyiapkan diri untuk ujian akhir semester tapi geng Bully tersebut tak peduli.

Mereka mengancam akan mempermalukan Bella lewat live streaming salah satu chanel akun sosial media milik Michele, ketua geng Bully jika Bella berani menolak.

Ibarat jarum yang tertindih diantara tumpukan jerami, susah payah Bella bertahan dengan kuliahnya yang baru masuk semester empat, mengandalkan bea siswa jalur prestasi Bella menjalani hari hari di kampus dengan impian setinggi langit.

Kondisi ekonomi keluarga Bella tergolong menengah kebawah, ditambah kesusahan hidup yang dirasakan Bella dalam tekanan teman teman di sekitarnya.

Merasa lama lama Bella bisa gila jika terus menerus menerima tekanan maka, malam ini Bella nekad pergi ke klub untuk bersenang senang dengan penampilan yang berbeda 360 derajat dari penampilan sehari harinya.

Biasanya Bella tampil di kampus dengan megenakan outfit kasual yang tidak mengikuti tren. Banyak yang menjuluki Bella si gadis cupu saat di kampus.

Sudah lebih dari setengah jam Bella meluapkan rasa stress lewat tarian gila di lantai dansa. Tubuh Bella yang berbalut dress seksi itu meliuk sensual membuat beberapa pasang mata tidak bisa beralih.

Beberapa pria coba mendekati Bella namun dengan tegas Bella menolak tidak ingin diganggu saat menikmati musik. Merasa Jengah akan sikap para pria di lantas dansa klub akhirnya Bella memilih untuk menyudahi tariannya.

Karena lelah dan butuh minum Bella memesan salah satu minuman mocktail berkadar alkohol rendah.

Bella bertekad tidak boleh mabuk agar bisa pulang ke rumah dengan selamat. Duduk disebuah kursi di mini bar bersama para pengunjung lain yang juga mengantri bartender menyiapkan minuman mereka.

Satu persatu minuman racikan tersaji, melihat sebuah minuman yang diletakkan seorang pelayan di dekatnya , Bella berpikir itu adalah minuman yang dia pesan. Tanpa ragu Bella menenggak sampai tandas tak bersisa.

Sama sama minuman mocktail cuma..

Rasa minuman yang diminum Bella sedikit berbeda, lebih pahit dari yang seharusnya artinya kadar alkohil yang terkandung lebih tinggi dari yang sanggup Bella konsumsi.

Sesaat kemudian, tubuh Bella beraksi merasaka panas dan mulai sempoyongan. Bella masih sadar saat tubuhnya terhuyung seperti melayang.

Gegas saja Bella yang takut lepas kendali meminta sebuah kamar untuk istirahat.

Usai menerima kunci kamarnya Bella melangkah dengan sempoyongan dan pandangan mata yang mulai terasa kabur.

Bella mengerjapkan mata berkali kali saat harus menemukan nomor kamar yang dia pesan.

"Kamar nomor 9 Hhmmm 9 atau 6... " racau Bella di sela mabuknya.

Saat Bella berhasil menemukan kamar yang di maksud dan hendak memasukkan kunci ke gagang pintu tiba tiba..

GREBB..

Seseorang memeluk posesif tubuh Bella dari belakang sambil membisik tepat di telinga Bella, "Akhirnya aku mendapatkan kamu , baby.. "

Suara pria itu terkesan seperti sengaja mengikuti apa yang dilakukan Bella. Karena tidak suka tubuhnya di sentuh secara paksa maka Bella pun melawan dengan menyikut perut pria yang tampak tidak asing tapi Bella lupa siapa.

"Stay away from me, bastard !!" Bella mendorong tubuh pria asing itu yang mencoba mencium paksa.

Karena kondisi mabuk Bella kalah tenaga tapi tidak menyerah dan tetap berusaha melawan sambil berteriak, "TOLONG !!! SIAPAPUN TOLONG AKU !!!"

Benar saja, dewi fortuna sedang berpihak pada Bella karena saat ini tampak seorang pria lain dengan gagahnya menghajar pria asing yang hampir melakukan pemaksaan pada dirinya.

Bella mengamati bagaimana pria itu tampak keren dengan postur tubuhnya yang atletis dan juga tampan dengan bulu bulu halus disekitar rahangnya.

Bughh.. bughh.. bughh..

Pria asing itu lari tunggang langgang begitu saja.Kini hanya ada Bella dan Pria penolong yang ada di lorong kamar.

Pria tampan nan seksi itu maju mendekat ke arah Bella lalu meraih kunci kamar Bella yang terjatuh di lantai.

Kemudian pria penolong itu membantu Bella masuk ke dalam kamarnya. Tampak jika wajah si pria penolong tampak memerah sepertinya dia juga mabuk sama seperti Bella.

Di dalam kamar yang gelap, entah kenapa Bella melihat tubuh pria itu seperti kesakitan menahan sesuatu.

"A.. apa kamu terluka saat menolongku tadi ?apa yang bisa aku bantu, bagian mana yang sakit tuan ?" tanya Bella yang ikut panik lantaran pria yang sudah menolongnya itu seperti meringkuk menahan kesakitan yang luar biasa.

"Help me.. i can't take it aakkhhh !!" pria itu terdengar melenguh dengan suara beratnya.

"A.. apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu tuan, astaga aahhh.. " kondisi Bella yang mabuk tidak memiliki cukup tenaga saat pria itu merengkuh tubuh rampingnya dan mendorong ke atas ranjang.

"Apa yang kamu lakukan tuan, heii !!" Bella protes ingin berontak tapi jujur saja saat ini tubuh Bella justru bereaksi merasakan sebuah getaran gairah saat tubuh seksi pria itu menindihnya dan memberikan rangsangan.

Layaknya kisah one night stand yang biasa terjadi di lingkungan klub malam, pria itu dengan pesona innocent nya mampu membuai tubuh Bella. hingga takluk sepenuhnya dalam kendali percintaan satu malam yang panas.

Suara lenguhan terdengar mengisi ruangan, Bella memekik kesakitan saat milik pria itu menerobos makhota sucinya .

"Akkhhh sakiitt !!!" Bella mengigit lengan pria itu untuk menyalurkan rasa sakitnya hingga seiring gairah yang berkabut menyelimuti keduanya, baik Bella maupun pria itu semakin larut dalam memberi dan menerima kepuasan.

Beberapa jam kemudian usai percintaan panas yang bergelora..

Eunghhh...

Seorang pria terbangun dari lelapnya tidur usai percintaan yang dia lakukan bersama seorang wanita yang baru dia temui semalam.

Pria tampan bernama Jovan Gilbert berusia 29 tahun itu tampak menggeliat meraba sisi ranjang yang sudah kosong. Jovan membuka mata terkejut mencari keberadaan dimana wanita yang semalam bercinta dengannya.

"Kemana dia.. " gumam Jovan dengan muka bantalnya.

BAB 2 DOSEN BARU DI KAMPUS

Kembali Jovan terbayang nikmatnya tubuh wanita itu bahkan bekas gigitan di lengannya masih membekas dan sepertinya tidak akan hilang berhari hari.

Seulas senyum melengkung di garis bibir Jovan mengingat kembali wanita seksi yang mana ketika bersentuhan dengannya terasa seperti dua kutub magnet berlawanan, saling tarik menarik seakan tubuh keduanya benar benar menyatu sempurna dalam irama gairah percintaan.

Baru kali ini Jovan benar benar terkesan oleh pelayanan wanita asing yang bahkan belum sempat berkenalan.

Jovan terduduk di ranjang sambil memijit pelipisnya, kepalanya masih terasa sedikit pusing . Dalam hati Jovan merasa geram akan perbuatan seseorang yang sengaja mencampur serbuk perangsang ke dalam minumannya.

Niat hati hanya memenuhi undangan ulang tahun sahabatnya justru dirinya berakhir dengan jebakan obat perangsang sialan.

"Awas saja jika aku berhasil menemukan siapa yang sudah menjebakku, aku pastikan akan menghajarnya habis habisan bahkan aku akan berikan obat yang sama dengan dosis berkali lipat biar dia bercinta sampai mampus !!!" Rahang Jovan mengeras pertanda dirinya benar benar tidak terima kejadian ini.

Namun jujur Jovan sangat menikmati percintaan yang semalam itu dan dia juga yakin wanita itu juga merasakan hal sama sepertinya.

Suara lenguhan serta rintihan lawan mainnya sungguh seksi bahkan hanya dengan membayangkannya saja tubuh Jovan bereaksi menginginkan wanita itu lagi.

Seandainya wanita itu masih berada di sampingnya Jovan saat ini pasti sudah melakukan **** di pagi hari yang nikmat seperti semalam.

Jovan tersenyum tipis membayangkan hal itu, "Bagaimana bisa aku kecanduan tubuh seorang wanita yang baru pertama kali aku jumpai ."

Baru saja Jovan membuka selimut hendak turun dari ranjang saat matanya di kejutkan oleh bercak darah di atas ranjang.

Jovan mengerutkan dahinya dan seketika memeriksa tubuh bagian bawahnya dan benar saja, ada bekas darah yang mengering di sekitar miliknya.

"Apakah dia masih perawan ? Hmmm pantas saja terasa sangat berbeda. " Jovan tersenyum getir merasa bersalah.

Jovan memang bukanlah seorang perjaka tetapi bukan juga seorang casanova. Jovan tidak sembarangan tidur dengan wanita.

Kebutuhan ranjangnya bukan termasuk yang intens, belum tentu seminggu sekali Jovan melakukan itu.

Kejadian one night stand di malam minggu itu secara tidak langsung merubah kehidupan dua orang asing lawan jenis yang entah apakah mereka bakal dipertemukan lagi oleh takdir.

Dua hari berlalu..

Sekarang adalah hari senin, seperti biasa Bella menjalani rutinitas kehidupan kampus yang sama seperti sebelumnya. Saat jam istirahat usai mata kuliah pertama selesai Bella bermaksud ingin pergi ke kantin untuk makan siang.

Sendirian sudah jadi hal yang biasa bagi seorang Bella, banyak teman yang memilih menjauhi setelah tahu jika Bella adalah target utama perundungan geng Bully yang di ketuai Michele.

Michele adalah kakak senior diatas Bella, seorang putri dari salah satu pemegang saham terbesar di kampus. Orang tua Michelle memiliki pengaruh besar di dalam kampus dan pengaruh kekuasaan itu membuat Michele menjadi sosok primadona kampus sekaligus Queen of bullying.

Masih jam istirahat di kantin ,semua orang sedang membicarakan topik yang sama yaitu, seorang dosen baru yang akan mengajar mulai hari ini menggantikan profesor Newton.

Profesor Newton harus menghadiri study banding yang diadakan antar kampus di beberapa negara berbeda dan kebetulan beliau digantikan oleh salah satu orang yang merupakan pemegang saham di kampus dan merupakan seorang dosen yang sebelumnya mengajar di kota lain.

Sayup sayup Bella bisa mendengar apa yang teman teman kampusnya bahas. Dalam hati Bella berkata, "Jika itu adalah profesor Newton maka dosen pengganti yang baru itu akan mengajar di kelas setelah ini. Hhmm seperti apa dosen baru itu sampai semua orang terus membicarakannya. semoga saja dia setua profesor Newton hahahaa.. "

Bella lebih suka jika yang mengajar adalah dosen tua yang artinya beliau pasti sudah banyak pengalaman mengajar dibandingkan dosen muda yang terkadang justru lebih sering terjerat skandal dengan murid didiknya.

Hening..

Seketika suasana kantin menjadi hening , hanya terdengar suara derap langkah kaki yang semakin mendekat ke tempat Bella.

Bella yang fokus menikmati makanan tidak sadar jika saat ini geng bully sudah dalam posisi mengepung dan siap untuk bermain main.

"Astaga cupu, kamu itu lapar banget ya nih aku kasih tambahan vitamin buat cacing di perutmu hahaha.. " kata salah satu anak buah Michelle yang bernama Anna.

Anna menuangkan sampah sisa makanan tepat di wadah makanan Bella. Seluruh penghuni kantin menonton seolah menanti adegan apa yang terjadi selanjutnya.

Bella menghela nafas singkat tanpa melihat siapa pelakunya, terpaksa Bella menyudahi sesi makan siang meski belum kenyang.

Ssrreettt.... suara kursi yang di tarik paksa tepat saat Bella membungkuk hendak mengambil tasnya.

Bruugh !! bobot tubuh Bella jatuh mencium lantai cukup keras.

"Hahahaa astaga lihatlah si cupu ini, bahkan dia tidak bisa berdiri hahaaa... " kali ini Elin pelakunya. Elin menarik paksa kursi tempat Bella duduk dan membuat tubuh Bella tersungkur di lantai tepat berada di kaki Michelle.

Beberapa murid mulai mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen selanjutnya, bahkan ada yang sengaja menyiarkan adegan perundungan tersebut secara Live di akun sosmed mereka.

"Ck.. ck.. ck.. Bella oh Bella kenapa tubuhmu lemas begitu heumm ? kamu pasti terlalu keras belajar, ah iya apakah kamu sudah menyelesaikan tugasku heumm ?" ucap Michelle yang sedikit membungkuk lalu mencengkeram rahang Bella dengan kasar.

"Sudah kubilang kan, aku tidak bisa. Aku juga harus belajar untuk ujianku, maaf Michelle tolong lepaskan aku. " ucap Bella terdengar lirih namun berani menatap tajam ke arah Michelle.

Michelle meraih segelas jus yang ada dimeja lalu, "Aku tidak suka penolakan dan karena kamu berani membantah perintahku maka , rasakan ini Bella hahahaa "

Michelle hendak menyiram segelas jus diatas kepala Bella, sepersekian detik sebelum jus dalam gelas itu tumpah Bella dengan sigap balik melawan dan menahan pergelangan tangan Michelle lalu dengan gerakan cepat Bella justru membalik keadaan dimana saat ini segelas air jus tumpah mengenai tubuh Michele.

WwooooowwWw...

Lagi lagi seluruh orang di kantin bersorak semakin seru. Mereka seperti menyiram minyak gas diatas api.

"Aku diam bukan berarti lemah, aku sudah muak dengan semua Bullyan kamu Michele !!!" Tatapan Bella semakin tajam dan berani.

"Jangan berani melawanku cupu sialan !!!" Michele yang tidak terima tubuhnya basah memerintahkan teman teman geng bully untuk menghajar Bella.

Bughh

Bughh

Bughh

Kemudian..

BAB 3 ANCAMAN DROP OUT

Hentikan !!

Teriak lantang seorang pria yang kini berdiri di antara para pengunjung kantin.

Posisi yang terlihat saat ini adalah Bella yang sedang menghajar Michele sampai babak belur, bahkan geng bully lainnya yang mencoba melerai justru terkena pukulan Bella hingga mereka memilih menyingkir.

Meskipun seorang dosen sudah berteriak lantang agar perkelahian dihentikan tapi Bella yang sudah habis kesabaran justru semakin menjadi jadi memukuli Michele yang hampir pingsan dengan luka berdarah di bagian wajah dan beberapa bagian tubuhnya.

Karena tidak ada yang berani melerai maka terpaksa pihak keamanan kampus turun tangan, mereka menjauhkan Bella dari Michele yang terkapar.

"Bubar semuanya BUBAR !!" perintah dosen tersebut .

Kemudian saat para murid membubarkan diri dari kantin, petugas keamanan kampus membawa Bella dan Michelle keruangan konseling.

Bella hanya duduk dan diam dengan tatapan tidak suka ke arah Michelle yang bereaksi berlebihan seolah olah dirinya adalah korban kekerasan seorang Bella .

Seorang perawat sedang mengobati Michele yang terus meringis kesakitan, "Bella tiba tiba saja menyerang ku huhuhuuu~ dia kejam sekali dan juga jahat hanya karena aku menolak memberikan uang untuknya.."

Sontak Bella melotot tidak terima, dengan emosi yang masih berapi api Bella membantah perkataan Michele , "NO, Michele berkata bohong. Aku tidak pernah meminta uang sepeserpun padanya. Justru Michele dan gengnya yang menindas ku. Aku hanya melawan untuk melindungi diri , Aku sudah muak terus terusan jadi korban bullyan Michele !!"

Namun apalah daya seorang Bella jika ternyata lawannya bukanlah murid sembarangan melainkan seorang Michele yang ayahnya memiliki pengaruh kuat di kampus.

Kasus kekerasan yang dialami Michele membuat Bella di sidang disebuah ruangan yang berisi beberapa dosen serta beberapa pemegang saham utama.

Bella tidak bisa berkutik, saat ini tidak ada satupun murid yang bersedia membantunya. Padahal jelas sekali semua orang tadi merekam bahkan menyiarkan secara langsung bagaimana geng bully yang di ketuai Michele merundung dirinya.

Pengakuan pihak Michele yang menganggap Bella tidak layak melanjutkan kuliah di kampus karena Bella adalah seorang preman yang kerap meminta uang secara paksa pada Michele dan teman teman lainnya membuat para dosen dan pemegang saham sepakat jika ,

"Bella, kami sangat mengerti jika kamu adalah salah satu murid paling pintar di kampus. Namun sayangnya perbuatan kamu sangat mencoreng nama baik kampus kita . Maka dari itu kami memutuskan untuk mencabut beasiswa kamu." ucap salah satu pemegang saham yang tidak lain adalah ayahnya Michele.

"Tapi pak , saya tidak pernah melakukan apa yang Michele tuduhkan pada saya. Demi Tuhan saya hanya melindungi diri karena terlalu sering di bully. Pak mohon pertimbangkan lagi, jangan cabut beasiswa saya.. hiks." Bella terisak menangisi ketidak adilan yang dia terima di kampusnya.

Satu persatu baik itu dosen maupun pemegang saham mulai meninggalkan ruangan dimana Bella sampai berlutut memohon tapi tetap tidak direspon.

"Kumohon.. saya tidak bersalah jangan cabut beasiswa saya hiks.. hiks.." punggung Bella ikut naik turun seiring suara isak tangis Bella.

Bahkan air mata Bella terus mengalir sampai membasahi lantai dibawahnya.

"Bella, bangunlah." suara seorang pria yang sepertinya tidak asing.

Pria itu membantu Bella bangun dari duduk bersimpuhnya lalu meminta Bella duduk di sebuah kursi.

Bella masih terisak , hanya terisak sambil menunduk tanpa menatap ke arah lawan bicaranya.

"Saya tahu apa yang sebenarnya terjadi, kamu korban dan Michele adalah pelaku utama perundungan yang kerap kamu alami." ucapan yang Bella dengar sontak membuat Bella menatap ke arah pria itu yang ternyata adalah .

Bu.. bukankah itu adalah pria yang waktu itu.. Bella menatap panik dengan sorot mata gemetar.

"Kamu tidak ada pilihan lain selain , Satu.. melanjutkan kuliah dengan biaya mandiri atau Dua.. drop out dari kampus setelah kamu membayar ganti rugi pada Michele." ucapan dingin seorang dosen pria bernama Jovan Gilbert sungguh membuat Bella semakin tertekan.

"Saya tidak bersalah , sampai mati pun saya gak akan mau minta maaf apalagi membayar ganti rugi." mata basah Bella masih gemetar menatap Jovan yang tampak dingin.

Dalam hati Bella berharap pria bernama Jovan tidak menyadari jika mereka telah menghabiskan malam panas di klub.

Sayangnya seperti disengaja saat ini Jovan semakin mengintimidasi Bella dengan melipat lengan kemeja dan menunjukkan bekas gigitan yang jelas jelas Bella adalah pelakunya.

"Kamu lihat tanda ini Bella ? bukankah ini adalah perbuatan kamu heum.." tatapan tajam Jovan membuat netra Bella bergetar.

"A.. apa maksud bapak mana mungkin saya melakukan itu. Kita saja baru bertemu sekarang ini. Bapak jangan mengada ada deh." Bella membantah tapi netranya bergetar tidak bisa berbohong.

"Saya bisa bantu kamu agar tetap bisa kuliah di kampus ini." ucap pak Jovan sambil menahan tangan Bella yang ingin kabur dari ruangan tersebut.

"Malam itu hanya ketidaksengajaan asal bapak tahu saya bukan wanita murahan yang bisa menyelesaikan semua masalah dengan merangkak keatas meja dosen !!" Bella menarik paksa tangannya dari pak Jovan.

Tentu saja Bella berpikir jika pria di hadapannya itu pasti bersedia membantu asalkan Bella mau menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati.

Keduanya kini berdiri berhadapan, Bella menatap tajam tidak suka sedangkan Pak Jovan menatap Bella dengan menahan tawa.

"Secara tidak langsung kamu mengakui jika wanita yang menghabiskan malam dengan saya adalah kamu, apa saya juga harus meminta pertanggung jawaban padamu karena sudah melakukan kekerasan terhadap saya , Bella ?" lagi lagi Pak Jovan mengangkat lengan dan mengusap bekas gigitan.

Glek.. Kenapa Bella merasa dirinya sial sekali hari ini

bagaimana jika orang tua Bella tahu jika Bella hampir dikeluarkan dari kampus ?

"Apa yang bapak inginkan dari saya." ucap Bella tegas dengan netra yang gemetar.

"Menikahlah denganku.." ucap tegas pak Jovan dengan raut muka dibuat dingin agar terkesan tegas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!