NovelToon NovelToon

The Edelweis

01 Helo Barcelona!

Catalan, Barcelona.

Hidup manusia selalu penuh dengan warna,ada Warna yang penuh kebahagiaan, juga ada warna kelam Penuh kepahitan. Semuanya berdatangan silih berganti,hanya untuk menguji sebuah kesabaran.

Kebahagiaan manusia tak bisa di ukur dengan kekayaan,kemewahan dan juga Uang, Adakalanya kebahagiaan hanyalah berupa titik titik kecil, Namun memiliki makna yang mendalam.

Usia manusia juga tak bisa mewakili sifatnya. Dewasa atau tidak,itu tidak bergantung pada sebuah angka.

Rumit memang menjelaskan teori kehidupan manusia, apalagi jika menyangkut yang namanya perasaan.

Sifat seseorang bisa berubah dan tak dapat di tebak.

Satu hal lagi yang mendasari hidup manusia,yaitu cinta.

Ada cinta tak bersyarat.

Ada cinta penuh Keegoisan.

Ada cinta penuh pengorbanan.

Ada cinta yang saling menyakiti.

Dan ada cinta yang tetap hidup atau abadi.

Layaknya bunga edelweis yang tetap bisa mekar selama bertahun tahun .

Itulah yang sebagian orang cari, Cinta Abadi. Entah itu cinta pada manusia, pada tuhannya,atau pada hidupnya.

Mereka berusaha menjaga agar cinta itu tetap ada selamanya.

____________

"Hoaammm......"

Gadis manis itu menggeliat manja, mengitari permukaan kasur yang lembut dengan ujung kakinya.

Wangi laut Mediterania terasa menusuk hidung,sejak kedatangannya kemarin sore. Seolah merayu untuk menatapnya sejenak.

"Aaahhh, pacarku akan cemburu jika aku menatapmu."Gumaman percaya diri yang sangat konyol keluar dari mulutnya

Sedetik Kemudian gadis itu memicingkan mata saat seberkas cahaya mentari memaksa masuk melalui celah jendela kamarnya.

"jangan menggodaku. Ini masih pagi"

Ia bergumam lagi, seolah itu adalah pria kekar yang akan mengganggu tidur nyenyaknya

"Oh tuhan, mungkinkah akhir-akhir ini aku terlalu banyak berkhayal tentang pemuda-pemuda Eropa yg perkasa itu".

Desahnya setengah bermimpi.

Gadis itupun kembali menarik selimutnya,sepertinya dia enggan meninggalkan tempat tidurnya yang nyaman itu.

Perjalanan jauh membuatnya kelelahan, bahkan dia tak sempat mengganti pakaiannya semalam.

"Nana..,Bangun! Ayo sarapan?! "

Teriak Rico sang kakak.

"kalian duluan saja, nanti aku menyusul!"Sahutnya malas.

"Ingatkah hari ini hari apa? El dia de la Rosa" Timpal kakak Iparnya lagi, Seolah mengingatkan.

Sienna terperanjat dari tidur nyenyaknya. tiba tiba saja, jantungnya terasa berdegup lebih cepat Karna kaget.

"Saint Georges day?" Sienna memekik Kecil.

Sienna Purnama Ibrahim. Anak kedua dan terakhir dari keluarga kaya Raya Tirta ibrahim.

Garis keturunan kaya raya sejak kecil membuatnya harus hidup patuh pada peraturan keluarga. 'terkungkung' dalam gelimangan harta yang takkan ada habisnya.

Namun Sienna tetaplah manusia biasa, dia tak pernah meminta di lahirkan sebagai orang kaya,dia juga tak ingin hidup penuh aturan konyol dan menyebalkan.

Kekayaan hanya bentuk keserakahan manusia yang tak terbatas.

Itulah salah satu penyebab kenapa dia berada di kota Barcelona ini.

Dua hari yang lalu Sienna kabur dari rumah.Dan dia memilih kabur ke tempat dimana kakaknya tinggal.

Untunglah saat ini sedang libur kuliah, hingga dirinya tak perlu repot-repot membuat ijin.

Kakaknya Rico, tinggal di kota ini setelah menikah dengan istrinya. Pernikahan yang awet walaupun hasil perjodohan. Setelah menikah,Dia memilih bekerja sebagai petani di Barcelona.

Jauh jauh dari Jakarta pergi ke Barcelona hanya untuk jadi petani. Sangat klise bukan?!!

Ya, petani.

Petani yang sekali panen bisa membeli sebuah Lamborgini, Ferarri,Atau juga Porsche dalam setahun.

Sienna nampak bergegas menuju kamar mandi, mandi seadanya. Singkat namun bersih. Hari ini dia tak boleh ketinggalan festival di Catalan.

Ya, Hari ini bertepatan dengan perayaan hari buku sedunia dan libur nasional di Catalan. juga sebagai Valentine's day-nya kota barcelona.

Suasana akan terasa sangat meriah dan penuh kasih sayang di jalanan kota Las Ramblas Pasti sangat mengagumkan pikirnya.

Sienna menyabet kamera digitalnya, dan

sebuah buku panduan yang sudah di persiapkannya semalam di atas nakas.

Dia sudah lama tak ke Barcelona,hanya untuk berjaga-jaga agar dirinya tidak nyasar di kota kelahiran Antonio Gaudi ini.

Sienna memilin kedua lengan kemejanya yang berwarna merah muda itu dengan rapi. dia menatap jari jemarinya yang lentik. Di kecupnya cincin manis itu, sebelum turun ke bawah untuk sarapan.

****

"Buenos dias!" Sapanya pada Rico yang nampak sibuk merapikan peralatan bertaninya.

"Hai sayang,Ayo sarapan?" Ajak sarah kakak iparnya

"Waah.. Mato" Nana menelan ludah.

Kemudian berlari dan duduk di depan meja makan. Sedikit doa dia panjatkan lalu memulai sarapannya.

"Kamu pasti lapar, semalam kamu gak sempat makan malam 'kan?" Tukas kak Sarah.

Sienna mengangguk tanpa menyahut lagi, mulutnya sudah penuh dengan roti panggang dan Mato yang di jejal paksa ke dalam rongga mulutnya.

"Pelan-pelan.." Perintah kak Sarah terkekeh melihat tingkah sang adik ipar.

"Jadi masih belum mau cerita kenapa kamu kabur? " tanya kak Rico mendelik,

Sienna mengunyah pelan makanannya, lalu meletakan potongan roti dari sendoknya di atas piring.

"Jangan di tanya dulu, mungkin dia punya masalah pribadi. Kamu kaya gak pernah muda aja!" Sergah kak Sarah seolah tahu isi hati gadis itu.

"Kakak heran aja,tumben sekali kamu kabur.. Semalam papa telepon, dan kakak bilang kamu udah tidur"

Jelas Rico menatapnya tak suka

"Bang Rico! kenapa di kasih tahu papa sih,kalo aku kesini!" Rengeknya kesal.

"Heh! kamu pikir kamu kabur kemana? Bandung? Surabaya? Ini Barcelona non, luar negeri. Kamu mau bikin papa mati berdiri?!" Sahut bang Rico

"Bang Rico sama papa,sama aja!"

Sienna berdiri menyudahi sarapannya yang masih tersisa.

"Sayang,Habiskan dulu sarapannya!"

Pinta sarah lembut

"Nana kenyang kak!" Matanya membidik tajam pada Rico. Sienna berlari kecil keluar rumah bahkan tanpa pamit terlebih dahulu.

"Kamu kasar banget sih sama dia!"

Sarah menatap Rico kesal.

"Itu namanya bukan kasar, tapi tegas!"

Sela Rico

''Tapi kan, kamu tau kenapa sikap Nana begitu. Sejak kepergian mama,dia jadi lebih sulit di kontrol. Dia sudah kehilangan sosok pelindungnya. Harusnya kamu ngerti donk! Dia gak bisa di kasarin" Sarah mengingatkan suaminya itu. Rico menghela nafas penuh sesal.

Sejak kejadian 8 tahun lalu, Sienna memang sedikit berubah,dia memang terlihat ceria, padahal hatinya menyimpan luka mendalam. Tapi terkadang dia juga begitu emosional, dan sulit di kendalikan.

Tak heran jika dia bisa kabur ke Barcelona dari Jakarta sendirian. Mungkin untuk gadis seusianya tak akan berani berfikir untuk kabur ke luar negeri.

Tapi bukan Sienna namanya jika tidak berbuat onar.

Sifat manja yang seenaknya, semua itu berkat didikan sang mama yg terlalu sayang padanya.

Hingga peristiwa itu terjadi,Sienna masih belum bisa menerimanya secara nyata. Sehingga sang ayah selalu membebaskan dirinya dalam segala hal.

Terkadang mereka terlibat percekcokan, namun sang ayah lebih banyak mengalah. Karna dia tahu putrinya sangat kehilangan kasih sayang dari sang ibu.

******

Sienna menggerutu sepanjang gang menuju ke jalan utama Las Ramblas.

Jalan yang menjadi Meeting point kota Barcelona dan merupakan jalan Ghotic Quartal atau pusat kota tua.

Dia tampak menghela nafas dalam, seraya memperlambat langkahnya.

Lagipula tak mungkin Bang Rico mengejarnya yang sudah sejauh ini. Pikirnya sekilas.

Dia kemudian duduk di bangku, di pinggir sebuah toko bunga.

"Bang Rico sama papa memang sama saja. Mereka gak pernah ngerti perasaanku, Kalau saja bang Rico tahu alasan kenapa Aku kabur, dia pasti membelaku, Bukan malah mencemooh tindakan bodohku" Umpatan kecil seolah menjadi pengobat kemarahannya.

Di remasnya buku panduan ,yang tampak lembab karna kebasahan oleh keringat dari telapak tangannya.

Sienna menatap setiap Orang yang berlalu lalang di hadapannya.

Wajah-wajah pucat khas suku Eropa serta rambut-rambut pirang kemerahan, nampak berhamburan berpasang-pasangan menyusuri jalan yang semakin terik semakin ramai.

"Buenos Dias.."

Sapa pria paruh baya penjual bunga yg keluar dari dalam toko .

"Helo tio, Buenos dias.."

Sahut Sienna dengan senyum ramah.

"Turisto extranjero?"

Tanyanya mencoba mencari tahu apakah dirinya turis.

"Sii,.. Yo soy de indonesia" Jawab Sienna terbata-bata.

Paman tua itu memperhatikan penampilannya,entah apa yang coba dia ingat.

"Tengo que ir. Tio adios"

Pamit Sienna meninggalkan tempat itu.

Gawat kalo paman tua itu mengajaknya berbincang lebih lama. karena bahasa Spanyol yang terbatas.

Pria itu nampak tersenyum sambil melambaikan tangan,Dengan kening berkerut. menandakan ketidak pahaman akan sikap terburu buru dari gadis manis itu.

Sienna berlari kecil sembari menyebrangi jalan. Langkah kakinya perlahan melambat kala tiba di jalanan utama.

Dihirupnya dalam-dalam aroma kota tua nan eksentrik itu, membiarkan hembusan angin menerpa kulitnya yang mulai menghangat.

Nikmat rasanya berada di tempat asing dengan pikiran yang tenang.

Serasa semuanya hilang begitu saja,

Seperti bayi yang baru lahir ke dunia. Menatap asing pada sekeliling.

Meraba kenikmatan dunia yg terasa nyata.

"Maaa....."

Sialnya,teriakan seorang anak kecil berusia 5 tahun itu membuyarkan angannya. Sienna menatapnya lekat, anak itu terus menangis memandang asing pada semua orang. Sama persis dengan apa yang dia lakukan barusan.

"Dia pasti tersesat" Gumam Sienna baru menyadarinya, Kemudian dia berlari kecil mendekat dan berusaha menenangkannya.

Dibawanya balita itu ke pinggir jalan,dan berusaha mengajaknya bicara semampunya. Dan untunglah tak berapa lama seorang wanita yang mungkin ibunya datang mendekat dan mengucapkan terimakasih pada Sienna.

Sienna menghela nafas lega,syukurlah dia bisa kembali bersama ibunya.

"Sangat beruntung,"Gumamnya kelu

Lagi-lagi bayangan itu muncul.

Sang mama di seret dan di pukuli hingga darah berceceran dimana-mana

Dan Sienna hanya meringkuk ngeri di ujung Lift.

Pria pria dengan pakaian berantakan dan bertopeng itu sangat keji. Mereka bukan manusia,Tapi Iblis.

Sienna mengelus dadanya, ada rasa sesak yang tiba-tiba menghimpit jantungnya. Nyeri, perih dan marah. Itulah hal yang selalu di rasakan olehnya.

Sienna seketika tersungkur lemas, selintas dia menatap cincin yang tersemat indah di jari manisnya. Kekuatan ajaib yang selalu bisa dia rasakan dari cincin itu.

Namun perlahan, hatinya semakin terasa sesak dan sakit. Seperti sebuah siluet yang hendak menyeretnya ke dalam lubang kesunyian.

Bahkan di tengah lalu lalang manusia, dia merasa sendiri dan kesepian.

Tak ada yang bisa menolongnya atau bahkan mengembalikan semuanya.

"Watch out!"

Teriak seorang pemuda yang langsung mendorongnya ketepian membuat Sienna kaget sesaat.

BUGH!

Mereka berdua jatuh bersamaan.

Sienna terhenyak,di tatapnya sebuah motor yang baru saja melesat menjauhinya. Hampir saja dia terserempet-

"Are You Stupid, Hah?!"

Umpat pemuda itu nampak kesal.

Sienna mematung dingin, tapi sedetik kemudian pemuda itu mengulurkan tangannya,

Sama Persis seperti saat Saint George menolong seorang putri yang terjatuh, karna hendak di terkam naga Montblanc.

Uluran tangan asing itu hangat menyentuh kulitnya.

Kokoh dan kuat, seperti perlindungan seseorang yang dia rindukan dulu.

Mungkinkah dia seorang pangeran berbaju zirah yg hendak menyelamatkan nya dari sebuah tragedi memilukan?

"You okay, miss? "

Tanya nya seraya mengguncang bahu lesty cemas.

"Don't touch, I'm Okay "

Sienna menepis tangan pemuda tadi sedikit kasar. Kemudian membersihkan pakaiannya yang tampak kotor.

"Cewek freak, di tolongin bukannya makasih. Kasar banget!" dengusnya

Seketika Sienna mendelik,

"Ngomong apa barusan? Aku gak minta bantuan kamu kok" Dengusnya.

Pemuda tadi terhenyak kaget. ternyata dia mengerti bahasa yang di ucapkannya. Itu artinya dia juga dari indonesia. Dia berlari mendekati Sienna yang berjalan menjauhinya.

"Ternyata kamu juga dari indonesia, kenalin nama aku Sam. Samuel tepatnya!" Pemuda itu mengulurkan tangannya ramah. Sienna menatapnya sesaat. Kemudian acuh dan mengabaikannya.

"Hey, nona! Nama kamu siapa? Terus asal kamu dari mana? Siapa tau kita satu kota? " Cerocos Sam

"Dari hutan!"Dengus Sienna

"Ih bercanda nih, sejak kapan hutan di huni bidadari cantik? Kalo tau gitu mending aku diem di hutan deh"

Godanya nakal.

Sienna menghentikan langkahnya, menatap Sam sesaat. celotehan pemuda yang tampak urakan itu sangat menyakiti telinganya.

"Bisa diem gak?!" Dengus Sienna

"Galak banget! tau gitu tadi gak usah gue tolongin" Sesalnya menggaruk kepalanya sembarangan.

Sienna nampak sibuk melihat orang-orang yang antusias dan saling mengucapkan selamat hari kasih sayang. Dia memotret sebagian dari mereka dengan kameranya.

"Kamu suka memotret ya? Wah, pasti kamu anak orang kaya nih, kamera nya aja mahal" Terka Sam sambil melirik Camera C- EOS 1dx ditangan Sienna.

"kamu gak ada kerjaan lain ya?!"

Desis Sienna sinis.

"Ada. Kerjaan aku sekarang adalah,- ngikutin kamu" Godanya lagi.

Sienna menghela nafas berat, sulit rasanya untuk bicara dengan orang yang otaknya jauh berbeda dengan manusia kebanyakan.

Tapi sesaat kemudian Sienna tertegun. tatapannya seketika berubah sendu.

Karna penasaran Sam mengikuti arah kemana gadis itu memandang.

Sebuah pemandangan yang pasti akan mengusik hati siapa saja.

Tampak di ujung jalanan Las Ramblas, terlihat seorang gadis memberikan bunga mawar (tradisi Saint George's day) pada seorang nenek yang duduk di kursi roda. Sepertinya wanita tua itu adalah ibunya.

Sienna menggigit kecil bibirnya, menahan bulir hangat yang tampak menggenang di sudut matanya.

"Itulah cinta yang sesungguhnya, cinta seorang anak pada ibunya. Sangat mengharukan. Eh, Kenapa kamu nangis? Pasti Kamu selalu ribut sama ibu kamu 'kan?" Sam terkekeh.

Mungkin baginya itu lelucon yang cukup lucu. tapi dia salah besar jika melontarkannya pada Sienna.

"Ya kamu benar, aku gak bisa ngelakuin hal itu sama ibuku. Gak akan pernah bisa-" lirihnya sendu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

02 Font de canaletes

Sam nampak bingung dengan ucapan gadis itu, Meski begitu dia tak berniat untuk bertanya lebih dalam. sesaat kemudian Sienna berjalan mendahuluinya,dan dengan sigap Sam pun mengikutinya.

"Kamu marah ya? Sorry, kalo ucapanku menyinggung kamu barusan" Jelasnya.

Namun permintaan maaf itu, bagaikan angin yg bertiup begitu saja. Sienna sama sekali tak menggubrisnya. gadis itu masih terus saja berjalan melewati kerumunan turis-turis asing.

Setengah jam berjalan, tak terasa membuat kaki Sienna kelelahan.

Begitupun dengan Sam, tenggorokannya hampir kering karna lawan bicaranya tak banyak menyahutinya sejak tadi.

"Aduhh,Haus banget! Apa kita gak bisa nge-teh dulu gitu, sambil ngobrol-ngobrol'' Goda Sam.

"Kamu haus?" Tanya Sienna serius.

Sam terhenyak.

Tentu saja sikapnya itu mengagetkan sam. gadis yang sejak tadi cuek padanya, kini tiba-tiba berubah perhatian

"Akhirnya nyaut juga," gumam Sam pelan

"Sini ikut?!" Sienna menarik tangannya cepat. Membuat pemuda itu terhuyung dan bergegas mengikuti langkahnya.

"Font de canaletes,"

Pekik Sam saat Sienna dan dirinya berhenti didepan sebuah tangki legendaris yang terkenal akan mitosnya itu.

"Hm,Tempat yang paling indah yang aku sukai dari barcelona,-" Jelas Sienna sembari mengusap lembut cincin permata di jari manisnya.

...----------------...

Bayangannya menerawang ke masa silam,dimana dia dan sang mama juga papanya ke tempat ini. Menikmati liburan hangat bersama keluarga kecilnya.

"Sini sayang, kamu harus coba minum air ini!" perintah sang mama

"Emangnya kenapa ma?" Tanya Sienna kecil.

"Konon katanya, Barcelona itu punya daya pikat mitos yang sangat kuat, salah satunya tangki ajaib ini sayang. Orang bilang,jika kamu minum air dari tangki Font de canaletes ini, kamu akan jatuh cinta pada Barcelona,. Sehingga, dimanapun kamu berada, kamu akan kembali lagi ke tempat ini" Jelas sang mama

"Ya udah ma,Nana mau minum yang banyak! biar bisa kesini lagi sama mama sama papa juga."

Celoteh lesty kecil dengan mimik wajah yg sangat menggemaskan.

...----------------...

"Ekehm,.. Kayanya ada yg lagi mikirin seseorang nih?" sindir Sam

Sienna menatapnya kaget sekaligus kesal. kenapa dia harus bertemu dengan Pemuda aneh ini. Padahal Bayangannya adalah bertemu Pria-pria tampan khas Eropa. Bukan cowok urakan dan bawel seperti dirinya.

"Sebenarnya aku tak percaya mitos. Tapi karna kamu suka dengan tempat ini, aku akan minum" Tukas Sam, seraya menengadahkan kedua tangannya dan meminum air itu.

"Hanya orang-orang yang kekurangan kasih sayang yang percaya pada mitos"

Desis Sam lagi, sembari menatap tajam pada Sienna.

Sienna terdiam, kata-kata pemuda itu seolah membangunkannya dari mimpi-mimpi indah yang dia ciptakan sendiri. Sam benar, selama ini Sienna bahagia karna khayalan yang dia ciptakan sendiri. Pada kenyataannya, tak ada siapapun bersamanya.

Bahkan seorang ibu yang selalu ada untuknya. Kini tak bisa kembali lagi menemaninya.

Setetes air mata lolos dari pelupuk matanya. Sienna mundur perlahan.

Dia berlari meninggalkan Sam seraya mengusap air matanya.

Sam nampak kaget, apakah ucapannya tadi telah menyakiti hati gadis itu. Lagi? Hingga dia melarikan diri seperti ini.

"Hey,Nona.. Siapa tadi ya-, Sienna! Hey tunggu!" Panggil Sam sambil berlari mengejarnya.

Sam nampak terengah-engah,

Matanya mengedarkan pandangan ke setiap sudut kota.

Penuhnya wisatawan, membuatnya kesulitan mencari Sienna.

Untung saja dia ingat warna Baju yang tadi di kenakannya.

Sam kembali berjalan menyusuri jalanan Las Ramblas .

"Eh,- bentar! Kenapa gue harus nyari dia ya?!!!" Gumamnya berhenti sejenak.

Sam tersenyum simpul menyadari kebodohannya itu, dia adalah laki-laki yang bisa memacari 100 wanita dalam seminggu,dan tak ada dalam kamusnya jika harus mengejar wanita lain.

Tapi barusan,

Kenapa dia bisa mengejar Sienna?

"Waah, Gak beres nih. Apa gue di hipnotis ya? Ya udah lah. Mau ilang kek, mau nangis kek, Bodo amat!" gerutunya sendiri.

Kemudian Sam menepi dan duduk di salah satu cafe pinggir jalan.mencoba melepas sedikit lelahnya sambil memesan Latte.

"Hufth! capek juga rasanya"

Dengusnya mengusap keringat.

Tak berapa lama ponselnya berdering.

Di tatapnya layar ponsel itu,tampak

Deretan nomor ponsel yang sejak kemarin mengganggunya.

"Iya pah,.. Ada apa?" Tukasnya agak malas

"Sam, pulang kamu! Papa gak pernah ngajarin kamu buat kabur kaya gitu ya, gak sopan sekali kamu?!" Gerutu sebuah suara di sebrang sana.

"Pah,.. Sam gak mau papa atur hidup Sam! Apalagi soal jodoh, papa sama mama norak banget" Sergahnya, kemudian menutup telpon tanpa pamit terlebih dulu.

Rahang pemuda itu nampak menegang. Kekecewaan kepada orang tuanya tak dapat di pungkiri Membuatnya semakin keras untuk melawan.

Samuel Putra Bagaskara, adalah satu satunya putra dari Arya bagaskara seorang Petinggi polisi yang sudah sangat terkenal.

Namun citra sang papa sebagai penegak kebenaran selalu tercoreng dengan sikap sang anak yang urakan dan biang onar.

Hobi balapan, berganti perempuan, juga kenakalan-kenakalan lainnya.

Sam sempat di 'buang' ke Australia saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama,namun dirinya malah membuat sang papa malu dengan selalu kabur dari sekolah.

Keluarga kaya Raya Bagaskara selalu bisa memberikan apapun pada Samuel kecil. Tapi yang Sam butuhkan justru hanya secuil perhatian.

Itulah yang selalu membuatnya menjadi pusat masalah. Dia ingin di perhatikan oleh ayah dan ibunya.

"Holla, amigo." Sapa seorang wanita bule yang tiba-tiba ikut duduk di hadapannya.

"Holla," Jawab Sam kaget.

Mata nakal Sam memandang paras wanita itu secara detail. Lumayan Cantik,tapi sayang sepertinya sudah berumur.

Sam menyunggingkan senyum geli.

"Masa iya,Gue sama wanita tua" Gumamnya tak percaya

"Sii...?" Desis wanita itu, yang tak paham dengan gumaman nya.

"Sorry, I Have To go!" Sam tak begitu menanggapinya dan meninggalkan tempat itu begitu saja. Sejujurnya dia datang ke kota ini bukan untuk mencari wanita atau kesenangan belaka. dia hanya ingin sebuah ketenangan.

***

Sienna menatap jauh ke atas langit, dari lubang cincin yg di pegangnya.

Blue Flames, sebuh cincin peninggalan sang mama yang tak pernah dilepasnya.

Namun kemudian Sienna teringat

ucapan pemuda tadi. Kata-katanya benar-benar menyakitkan baginya.

"Hanya orang yang kurang kasih sayang, yang percaya pada mitos.. "

Sienna mengelus lembut cincinnya, mendekapnya erat ke dalam dada.

Sakit rasanya menyadari sebuah kenyataan,Bahwa dirinya kini sendiri.

"Ma,.. Nana kangen" Gumamnya kalut.

Sienna semakin kuat mendekap cincinnya. Namun tanpa sengaja seseorang menyenggolnya hingga cincinnya jatuh dan bergelinding menjauhi dirinya.

Karna kaget, Sienna buru-buru mengejar cincin itu. Tanpa menghiraukan orang yang meminta maaf padanya.

Langkah kakinya semakin cepat, kala cincin itu terus menjauh darinya. Benda Itu satu-satunya peninggalan mendiang ibunya. Sienna Akan menyesal seumur hidup jika sampai benda itu hilang.

"Ya allah,.. Gimana ini" Pekiknya cemas.

PLUK!

Cincin itu jatuh ke dalam saluran air.

Sienna terdiam. Saat melihat cincinnya jatuh dan berada di bawah sana.

Dia kemudian berjongkok menatap saluran air yang di tutupi besi itu.

Dia tak akan mungkin bisa mengangkat benda besar itu sendirian. Penutup besi itu pastinya sangat berat.

Tiba-tiba Sienna menangis.

Apakah harus hilang juga,satu-satunya benda peninggalan ibunya?

Apa benar bahwa selama ini dia terlalu berharap pada hal yang mustahil.

Berharap ibunya bisa kembali ke sisinya seperti dulu.

"Apa Barang milikmu jatuh ke dalam sana nona?" Tanya sebuah suara yang terdengar tak asing baginya.

Sienna mengangguk saja tanpa menoleh padanya. Hatinya masih bergelut dengan kesedihannya sendiri.

"Biar aku ambilkan!" Sarannya, kemudian membuka penutup besi itu,dan mengambil sebuah cincin berlian yang berwarna biru langit tersebut.

Sienna nampak kaget saat pemuda itu mengambil cincinnya, dan kemudian memberikan padanya.

"Kamu?!" Tukas Sienna

"Lain kali,jaga baik-baik! Sepertinya ini benda yang sangat berharga." Sam nampak tersenyum menatap Sienna yang masih terpaku.

"Kamu ngikutin aku ya?"

Terka Sienna tanpa rasa bersalah.

"Ya ampun, dua kali di tolongin bukannya bilang makasih,malah nuduh! Bener-bener gak punya perasaan" Protes Sam tak habis pikir.

"Ya udah, makasih" Tukas Sienna Ragu.

"Nah gitu dong! Walaupun kedengarannya gak ikhlas. Seenggaknya kamu udah berterima kasih. Oh iya, cincin kamu bagus. Pasti dari orang yang sangat istimewa ya? " Tanya Sam penasaran

"Iya, orang yang sangat istimewa dan berharga" timpal Sienna Sembari menyematkan kembali cincin itu di jari manisnya.

Sam menatapnya kecewa.

Ternyata gadis ini sudah bertunangan. pikirnya.

"Terus kemana dia? Apa kalian janjian di kota ini?" Tanya Sam lagi.

"Dulu kami berjanji akan kesini lagi. tapi sepertinya,- Dia berbohong." Gumam Sienna nampak sendu.

"Ahhh.. Udah ketebak sih, cowok kaya gitu emang gak bener, kamu gak usah berharap banyak sama dia?!" Cerocos Sam seolah tahu siapa yang dimaksud oleh Sienna.

Sienna menatapnya heran.

"Benarkah?!" Gumam gadis itu menatap tak suka pada Sam.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

03 Perkebunan Anggur

"Iya lah,.. Cowok itu kalo udah janji, terus gak di tepati, bukan cowok namanya. Tapi pengecut!" Jelas Sam yakin

"Terus aku harus gimana?" Sienna menatapnya lekat

"Aku saranin sih, kamu tinggalin aja cowok kamu itu! Cari cowok baik yang bisa bahagiain kamu" Tukasnya.

"Emangnya di dunia ini masih ada orang baik ya?" Sindir Sienna seolah tak percaya dengan ucapannya sendiri.

"Ada donk, aku salah satunya" Sam menyeringai manis, menunjukan deretan giginya yang rapi.

"Kalau kamu,baik karna ada maunya. bukan karena sebuah ketulusan" Tukas Sienna lagi.

Jawaban menohok tersebut langsung membuat Sam ciut dan mati kutu. Baru kali ini dirinya sulit mendapatkan perhatian seorang gadis.

"Kamu tahu dari mana kalo aku gak tulus?" Sam balik bertanya.

''Dari mata kamu! Keliatan jelas kalo kamu mata keranjang" Cibir Sienna sambil berjalan mendahuluinya.

"Eh, kamu jangan salah! Mata aku itu punya daya pikat yang luar biasa terhadap wanita" Ucapnya sombong.

"Tapi anehnya, aku sama sekali tidak terpikat" Celetuk Sienna

"Nah itu dia, aku jadi ragu apa kamu beneran wanita?!" selidiknya

Sienna menoleh dengan tatapan tajam.

"Kalo kamu gak bisa ngenalin aku perempuan atau bukan, itu artinya... Kamu juga bukan laki-laki tulen?"

Ledeknya seraya berjalan menjauhi Sam

"Eh, jangan sembarangan ya! Aku cowok tulen tahu. Perlu bukti?!" Cerocos Sam sembari membuka jaketnya.

Sienna hanya bergidik ngeri melihat sikap konyolnya.

***

Langkah kaki Sienna menari manis menyusuri jalanan kota Barcelona.

Sesekali dia tampak memotret pemandangan dan orang-orang yang berjalan disana.

Sam mengikutinya dari belakang,seperti seorang pemuja yang rela menjadi penguntit kemanapun pujaan hatinya berjalan.

"Kenapa gue kaku begini ya, biasanya gue bisa banget deketin cewek. Tapi kenapa kalo sama dia, gue mati gaya. Bener-bener Aneh" Rutuk Sam heran.

Karena asik menggerutu,Sam terhenyak billar kaget karena kehilangan sosok Sienna.

"Hah, kemana larinya tuh cewek?" gumamnya

"Hey!" Panggil Sienna melambaikan tangan padanya.

Gadis itu nampak duduk manis di sebuah kedai. Sam menarik nafas lega. hampir saja dia kehilangan gadis itu lagi.

"Kita pesan makan dulu, kamu pasti capek dari tadi ngikutin aku terus"

Sindir Sienna

"Aku gak ngikutin kamu, cuma kita searah aja sih" Sanggahnya

Sienna mengulum senyum.

"kamu sendirian disini? "

Tanya Sienna membuka percakapan. sepertinya gadis itu tak tega juga pada akhirnya dan memilih mengajaknya mengobrol.

"Hm. Aku tadinya mau menemui temanku disini, tapi dia sudah pindah. Makanya aku menginap di hotel"

Jelas Sam beralasan

"Oh," Jawab Sienna singkat.

"Terus kamu sendiri?" Sam balik bertanya.

"Aku disini tinggal dengan kakakku"

Tukasnya.

"Wah, kalian pasti bukan dari keluarga biasa?" Sam menyela lagi.

"Maksudnya?" tanya Sienna menatapnya aneh.

"Tidak seperti diriku, aku hanya orang miskin yang beruntung bisa ke sini"

tukas Sam lirih.

Sienna menatapnya tak percaya, diliriknya jam tangan mahal yang kebetulan melingkar di pergelangan tangan pemuda itu.

Sam menyadari sikap Sienna yang sepertinya curiga dengan cerita bohongnya.

"Jangan salah sangka, jam tangan ini hadiah dari teman lamaku" Sam menarik tangannya dan mencoba menyembunyikan jam tangannya.

"Aku gak nanya kok" Sahut Sienna cuek.

Sebenarnya Sienna bukan tipe gadis yang mudah tertarik dengan lawan jenis.

Dia lebih selektif dalam memilih temen, tidak heran di kampus pun dia tak banyak memiliki teman dan sulit bergaul dengan orang lain.

"Ngelamun lagi. Heh, kayanya kamu ini banyak pikiran yah? Sayang loh padahal masih muda, bisa-bisa nanti stress"

tukas Sam menakut-nakuti.

Sienna hanya mendengus mendengar ledekan pemuda itu

Tak berapa lama, pesanan mereka pun datang. dua piring Sandwich dan segelas teh hangat nampak begitu menggiurkan.

"Waah.." seru Sienna segera menarik makanannya, Kemudian menyantapnya dengan lahap.

Sam tersenyum kecil melihat tingkah polos gadis itu. padahal mereka baru bertemu. tapi dia tak terlihat gengsi atau malu di hadapannya.

"Kenapa? Kamu gak laper? Kok malah cengengesan?" Sienna mendelik heran.

"Tau gak sih,kamu tuh lucu banget" Jelas Sam

Sienna mengernyitkan dahi dan kembali menyantap makan siangnya. sepertinya

hari ini adalah hari yang sangat melelahkan.

Drrrrrtttt...

Drrrrttttt..

Sienna menatap layar ponselnya, wajahnya berkerut kala tahu siapa yang menghubunginya.

"Sayang,Kamu dimana? Kenapa teleponnya baru di angkat? Kamu mau bikin jantung papa kambuh?" Cerocos Pak Tirta.

Sienna menggigit bibirnya kecil,

Ditatapnya Sam yang nampak asyik menikmati makan siangnya.

Sienna berdiri dan menjauh.

"Nana gak bakalan pulang kalo papa gak batalin pernikahannya" Dengus Sienna kesal.

"Sayang,jangan gitu dong, kamu mau bikin papa malu apa. Kamu udah dewasa, jangan kaya anak kecil. Besok papa akan suruh kakakmu, buat urus kepulangan kamu" Perintahnya tegas.

"Gak! Nana gak mau! TITIK." Sienna segera menutup telponnya.

Dia tak sadar sedari tadi Samuel memperhatikannya.

"Pasti barusan yang telpon pacar kamu ya? Dan kalian berantem? Ahh, udahlah cowok gitu gak usah di pikirin. Mending kita nikmati kota Barcelona yang romantis ini. Bener gak?!" Ajak Sam.

Sienna menatapnya tajam,apapun yang terjadi, hari ini dia tak boleh pulang ke rumah sang kakak. Karna pasti Rico akan memaksanya untuk pulang.

"Sam, kamu mau temani aku ke suatu tempat gak?" Pinta Sienna tiba-tiba.

Sam menatapnya bingung.

"Ternyata selain manis, kamu juga agresif ya?!! " celetuk Sam.

"Ish, gak usah mikir kejauhan deh!"

Dengus Sienna

"Memangnya kita mau kemana?"

Tanya Sam lagi

"Udah ikut aja!" sahut Sienna singkat.

Setelah membayar Bill-nya,gadis itu pun buru-buru menarik tangan Samuel lalu menyetop sebuah taksi. mobil Mereka melaju ke arah timur laut menuju pesisir pantai mediterania.

Tiupan angin laut terasa begitu hangat, karna iklim sedang tenga berlangsung di sepanjang perbatasan Barcelona dan Perancis itu.

Samuel menatap jauh keluar jendela.

Perbukitan Monserrat terlihat jelas dari kejauhan. sementara Dia masih belum tahu kemana gadis itu akan membawanya.

Kemudian pandangan mata keduanya dimanjakan oleh hamparan Padang rumput, berganti oleh hamparan hijau perkebunan anggur.

Wilayah yang mereka lewati ini adalah tempat penghasil anggur terbesar di Barcelona. tak heran sepanjang mata memandang membentang luas perkebunan Anggur. Membuat Sienna nampak tak sabar untuk segera turun.

"Wah.. Indah banget" Decak Sam terkagum-kagum. tak dapat dipungkiri bahwa kota Barcelona mampu membuatnya jatuh cinta.

Sienna mendelik Aneh.

"Ternyata selain wanita. Ada juga yah, hal yang indah di pandang mata" Gumamnya.

Sienna membelakak ketus.

Sementara Tangan dan matanya sibuk membidik pemandangan dengan kameranya.

Dan Hanya Sam yang Asik mencuri pandang padanya.

Bahkan jika keindahan didunia di satukan kamu masih tetap yang paling indah. Batin Sam

Sam menghela nafas dalam, entah apa yang tengah di rasakannya saat ini.

Perasaan aneh yang tiba-tiba muncul saat menjumpai gadis itu. Dia tak ingin menyebutnya cinta, karna Samuel sendiri tak pernah yakin bahwa dia sanggup mencintai seseorang.

Selama ini yang dilakukannya hanya bermain-main dengan perasaan para gadis-gadis polos yang selalu mengejarnya. Namun kali ini,sepertinya dia telah 'jatuh'.

"Hey! Ayo Turun!" teriak Sienna

Samuel menatap keluar jendela,

kemudian membuka pintu mobil perlahan.

"Ini rumah kamu ya?" Tanya Sam penasaran.

"Bukan, ini rumah tetangga. Ayo masuk!"

Ajak gadis itu mempersilahkan.

Samuel mengikutinya dengan perlahan, matanya mengedarkan pandangan pada area sekitarnya.

"Silahkan! tak perlu sungkan"

Sienna mempersilahkan Sam untuk duduk.

"Kamu tinggal disini?"Tanya Sam lagi

"Enggak. Ini hanya rumah singgah. Mau minum sesuatu?

"No,Thanks."

Sam tersenyum simpul. baru kali ini ada seorang gadis yang langsung mengajaknya bertamu. benar-benar tak terduga

"Gimana kalo kita jalan-jalan ke kebun belakang? Atau kamu mau istirahat dulu disini?" Sienna kembali membuka pintu.

"Aku ikut kamu aja deh,"

Sam berdiri dan mengikuti gadis itu.

Mereka berjalan berdua menuju perkebunan anggur. Langit sore mulai menggoda mereka dengan semburat warna jingga yang begitu hangat.

Bahkan Tiupan angin terdengar begitu mesra berbisik di telinga.

Tak ada obrolan berarti antara keduanya. Hanya helaan nafas yang kini terdengar semakin akrab.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!