RISKY POV
Muhammad Rizky Diandra
Pria dengan sejuta pesona yang ia miliki sikap ramah yang mudah di kenal oleh orang banyak di tambah sikapnya yang mudah bergaul menjadikan ia mudah di kenal di sekolah maupun luar sekolah.
Kini masa SMK menjadi awal yang kurang baik bagi Rizky, bagaimana tidak cap sebagai seorang playboy kini sudah melekat di dirinya, walaupun sekarang ia sudah memasuki kelas XII tapi tetap saja rasa penasaran terhadap berbagai wanita tetap melekat pada dirinya.
Seperti sekarang dia baru saja memutuskan hubungan dengan salah satu teman sekolahnya, memang rata-rata wanita yang ia pacari tak lain adalah teman sekolahnya sendiri.
"Udah berapa cewek Ky yang elu putusin?" Tanya Angga teman terbaik Rizky yang memiliki sifat yang sama yaitu sama-sama sering menyakiti hati wanita.
"Gak tau gua juga"
"Kayanya gak bakalan kehitung ya Ky?"
"Menurut lu?" Kata gua si gitu Ky"
"Yaudah kantin yuk"
Rizky pun mengikuti Angga untuk pergi ke kantin, walaupun sudah banyak wanita yang menjadi mantannya tapi tetap saja masih banyak wanita yang secara terang-terangan menaruh hati pada dia, seperti saat ini begitu banyak bisikan yang Rizky dengar dari mulut mereka mulai dari pujian sampai omongan yang kadang membuat dia jengkel bahkan kadang menyakiti hatinya.
Satu mangkuk baso sudah habis ia makan dan sekarang berganti minuman.
"Nanti sore futsal Ky" Ucap Aldo kali ini, memang teman yang ia miliki hanya Aldo dan Angga, tapi berbeda dengan Angga dan Rizky, Aldo lebih terlihat dewasa di antara mereka berdua dan satu Aldo belum pernah merasakan apa itu namanya pacaran karna dia selalu malas membuang waktu untuk hal yang tidak penting, meskipun begitu tapi Aldo selalu paham sikap dan sifat kedua sahabatnya itu.
Rizky dan Angga hanya menganggukkan kepalanya.
"Gua ke kelas duluan" Ucap Rizky
Biasanya setiap hari sabtu Rizky tidak pernah masuk sekolah tapi entah karna apa hari ini dia memilih sekolah daripada membolos di luar.
***
Bel masuk sudah berbunyi dan guru mata pelajaran Ekonomi pun mulai memasuki kelas.
"Tumben kamu sekolah, biasanya tiap ibu ngajar kamu selalu alfa" Ucap bu Mega
"Kalo hari rabu enggak bu" Jawabnya cuek
Memang pelajaran ekonomi tidak hanya satu pertemuan dalam seminggu melainkan dua kali pertemuan.
"Ngeles aja kamu"
Selama guru menerangkan bahkan Rizky tidak mencatat satu materi pun padahal sebentar lagi dia akan lulus dari sekolah ini tapi tetap saja baginya itu sudah biasa.
"Rizky!"
"Biasa aja bu" Ucap Rizky
"Ibu udah cape ya sama kamu, bahkan banyak nilai kamu yang masih kosong bagaimana kamu mau lulus kalau semua nilai kosong"
"Nanti saya isi bu" Jawabnya enteng
"Kapan?"
"Ya kapan-kapan bu" ucapnya sambil tertawa membuat semua seisi kelas ramai.
"Diam kalian!"
"Rizky sekarang itu bukan waktunya kamu maen-maen, bagaimana kalau nilai kamu beneran kosong kamu tidak akan lulus dari sini"
"Nanti siang temui saya jam 2"
"Ibu bicara ke siapa?" Tanya Angga
"Ke Rizky, mana orangnya?"
Karna sekarang Rizky sudah tidak ada di kelas, entahlah dia gampang sekali keluar dari kelas apalagi tadi suasana yang ramai mungkin dia memanfaatkan waktu itu.
"Keluar kali bu"
"Dasar anak kurang ajar!"
Setelah kerusuhan di kelas mulai berangsur berhenti bu Mega segera membuka buku soal untuk memberi mereka pelajaran, berbeda dengan Rizky kalau soal pelajaran Angga memang selalu mengedepankan bahkan bisa di bilang dia jarang sekali bolos kalau pelajaran itu masuk dalam salah satu yang di UN-kan.
"Kalau belum selesai kalian buat PR saja, karna saya sudah malas mengajar!"
"Baik bu" Jawab seisi kelas serentak
"Oh iya kalau ada Rizky tolong bilang temui saya jam 2 nanti di ruang guru" Perintah bu Mega
"Iya bu"
Kembali suasana kelas menjadi begitu ramai apalagi guru seni budaya tidak masuk hari ini, membuat mereka bersorak karna seharusnya hari ini mereka melakukan tes memainkan alat musik.
Rizky dengan entengnya mulai memasuki kelas kembali.
"Elu punya jurus hilang apa Ky" Ucap Ikhsan salah satu teman kelasnya
Sementara Rizky tidak menghiraukan ucapan temannya itu.
"Darimana lu?" Tanya Aldo
"Biasalah abisnya tuh guru cerewet banget gua jadi
males"
"Tapi elu di suruh nemuin dia jam 2"
"Yaelah paling mau marahin gua lagi, apalagi pasti semua guru bakal ngelakuin itu ke gua" Ucap rizky
"Gak tahu dah" Ucap Angga
Sementara Rizky terus saja memandangi gadis yang menurut dia berbeda dari yang lain, walaupun sekelas tapi Rizky tidak pernah melihat dia tertawa seperti sekarang ini, rasanya baru kali ini dia begitu terlihat senang.
"Samperin kali jangan di liatin aja" Ucap Aldo yang mengerti arah padang Rizky
"Belum saatnya" Jawab Rizky
"Nanti di ambil orang" Jawab Angga
"Mana ada si yang mau ngelawan gua ngambil tuh cewek?" Ucap Rizky pede
"Seerah lu deh"
Setelah berbincang cukup lama waktu pun mulai menyusut hingga bel pulang pun sudah berbunyi dengan kencangnya, semua siswa sudah berhamburan keluar menyisakan Rizky dan seorang wanita yang terus saja dia pandangi.
Belum saatnya bantinnya.
Rizky keluar terlebih dulu meninggalkan dia yang masih asik duduk di bangkunya, sesuai dengan perintah bu Mega sekarang Rizky sudah memasuki ruang guru, bahkan rasanya semua guru merasa aneh melihat kedatangan dia, bagaimana tidak cap jelek selalu melekat pada dirinya bahkan semua guru sudah mengetahui itu semua.
"Tumben kamu kesini" Ucap salah seorang guru
Rizky tidak menjawab, bukannya tidak sopan pasti kalau dia menjawab akan banyak pertanyaan lain.
"Sini!" Suruh bu Mega
Rizky mulai menghampiri bu Mega.
"Ada apa bu?"
"Bentar ibu nyelesain ini dulu" Ucap bu Mega yang sedang sibuk memberi paraf pada banyak buku.
"Ayo ikut ibu"
"Kemana?" Tanya Rizky
"Jangan banyak tanya, ini tuh buat nilai kamu kalau nilai ekonomi kamu kosong bagaimana? bisa kamu lulus dari sini?" Bu mega mengingatkan
Rizky hanya bisa pasrah, memang sudah banyak guru yang lelah mengajarnya hingga akhirnya mereka selalu memberi nilai pas kkm karna mereka tidak mau berurusan dengan anak satu ini tapi berbeda dengan guru lain bu mega selalu memberi kesempatan agar Rizky mau berubah.
Ternyata bu Mega membawa Rizky ke perpustakaan, sudah pasti Rizky di suruh membaca semua materi atau di suruh mengisi berbagai macam lembar soal.
"Qila" Panggil bu Mega, sementara yang punya nama langsung menghampiri.
"Kamu ngerti kan maksud sms ibu?"
Dia hanya menganggukan kepalanya.
"Rizky"
"Iya bu?" Rizky masih bingung sebenarnya apa yang akan di lakukan bu mega dan kenapa dia memanggil Qila kesini juga, padahal setahu Rizky qila tidak pernah membuat onar atau tidak mengerjakan tugas.
"Mulai sekarang kamu akan di temani Qila mengerjakan semua tambahan materi ekonomi"
Rizky membulatkan matanya, bagaimana tidak waktu yang dia tunggu untuk lebih mengenal gadis itu akhirnya sekarang tiba.
"Rizky!"
"Iya ibu sayang kenapa?"
"Jadi mulai sekarang jangan bikin Qila kesal atau apapun itu karna ulah kamu ya, Qila orangnya perfect jadi ibu harap kamu bisa tahu itu!"
"Iya"
"Jangan iya terus"
"Terus apa ibu cantik?" Godanya agar bu Mega segera menyuruhnya pulang.
"Qila kamu tidak keberatan kan mengajari Rizky apa saja yang bersangkutan dengan pelajaran Ekonomi ?"
"Tidak bu" ucapnya sambil tersenyum sangat manis
"Kalau gitu mulai senin besok kalian mulai belajarnya ya dari pulang sekolah sampai jam 4"
Rizky hanya menganggukan kepalanya.
"Jangan bolos, kasian Qila kamu harus berterimakasih sama dia karna mau mengajari kamu"
"Qila kalau Rizky membuat kamu kesal atau susah di bilangin kamu tinggal telpon ibu aja ya"
Qila menganggukan kepalanya.
"Iya ibu"
"Soal tempat belajarnya kalian bisa diskusikan itu, ibu keluar ya"
Rizkypun merasa lega
Sekarang tinggal ia dan Qila yang terlihat gugup, itu terlihat jelas dari gerak geriknya yang sekarang sedang meremas rok panjangnya itu.
"Santai kali" Ucap Rizky asal dan langsung meninggalkan Qila sendiri.
"Santai kali" ucap Rizky asal dan langsung meninggalkan Qila sendiri.
Tak lama setelah Rizky keluar Qilapun pergi meninggalakan perpustakaan.
"Kenapa gugup?" tanyanya pada diri sendiri
Rasanya baru kali ini Qila melihat Rizky dengan jarak seperti itu, biasanya dia selalu menghindari pria itu, pria yang selalu di cap jelek di sekolah pria dengan kepopulerannya dan pria yang selalu menjadi daftar nama yang harus ia hindari di sekolah.
Ya.
Syaqila Sakhi Dianti, gadis polos yang tidak begitu banyak memiliki teman bahkan dia pikir teman yang dia miliki bisa di hitung dengan jari karna baginya sangat sulit untuk bersosialisasi bersama banyak orang dan di sekolah dia hanya memiliki Bella, teman yang selalu baik yang selalu mau menuruti dia kemanapun bahkan dimana pun sementara di tempat tinggalnya dia hanya memiliki satu teman bahkan sahabat yang sudah dia anggap sebagai saudaranya sendiri yaitu Kinar, berbeda dengan Qila, Kinar cenderung terkenal di sekolahnya bahkan banyak pria yang jatuh hati padanya.
"Nak?" ucap ayahnya yang sudah datang
menjemput "Ayah" jawabnya, ia langsung menyalami ayahnya dan menaiki motor.
"Anak ayah kenapa melamun begitu?"
"Ah tidak ayah"
Memang Qila selalu di antar jemput ayahnya kalau tidak sibuk dengan pekerjaan tapi kalau sibuk Qila biasa menaiki angkutan umum.
Sesampainya di rumah Qila langsung di sambut oleh ibunya.
"Assalamu alaikum"
"Wa'alaikum salam" ucap ibunya
Qila memutuskan pergi ke kamar untuk mengganti seragamnya dengan pakaian rumahan.
"Nak makan dulu"
"Iya bu bentar" setelah mengerjakan soal Ekonomi yang di berikan bu Mega Qila langsung pergi menuju dapur menghampiri ibunya.
"Makan dulu"
"lya bu"
Dia mulai menyantap semua masakan ibunya, hanya masakan sederhana tapi selalu membuat Qila dan ayahnya ketagihan.
Pukul 19:00 Qila menghampiri ibu dan ayahnya yang sedang asik berbincang di ruang tv.
"Sini nak" ucap ayah
"Ayah, mulai senin besok Qila pulangnya telat" ucapnya jujur
"Memangnya ada apa?"
"Jadi Qila di suruh bantuin temen buat nyelesain pelajaran Ekonomi karna nilai dia kosong semua"
"Cowok?" tanya ayah
Qila hanya menganggukan kepalanya.
"Yaudah gapapa, pulang jam berapa?" tanya
ayahnya
"Jam 4 juga selesai yah"
"Nak, memangnya kenapa nilai dia kosong?" tanya
ibu
Sebenarnya Qila sangat malas kalau harus mengumbar aib orang lain tapi kalau tidak di jelaskan Qila takut orangtuanya tidak memberi izin.
"Jarang masuk bu"
"Pasti anak nakal deh. Biasanya kan kalo nilai kosong anak nakal yang sering bikin ulah iya kan nak?" ucap ibu
Qila tidak menjawab apapun.
"Yaudah gapapa, toh niat kamu kan baik mau bantu dia jadi ayah izinin. Asal ingat waktu ya nak jangan pulang malam pesan ayah"
"Makasih ya ayah. Qila gak akan pulang malam yah" ucap Qila dan langsung memeluk ayahnya, memang Qila merupakan anak tunggal oleh karna itu sikap manja sangat melekat di dirinya.
Hari minggu seperti biasa Qila hanya mengurung diri di kamar dan menyibukan dengan membaca beberapa novel kesukaannya.
Drt dr tttt drrttt
Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan menampilkan
nama.
Bu Mega
Assalamu alaikum, Qila hari ini kamu mulai ajarin
Rizky ya
Syaqila
Wa'alaikum salam, maaf bu tapi hari ini hari minggu
Bu mega
lya gapapa, nanti ibu hubungin dia
Syaqila
Baik bu
Sebenarnya Qila sangat malas melakukan aktivitas di hari minggu, apalagi dia harus mengajar rasanya ilmu dia belum setinggi itu tapi yang meminta adalah bu Mega bagaimana bisa dia menolak.
Seperti sekarang Qila terus saja melihat notifikasi ponselnya berharap bu Mega memberi kabar kalau hari ini tidak jadi tapi tanpa dia duga sebuah nomor baru menghubunginya.
"Hallo assalamu alaikum?" ucap Qila
"Jam 9 di Caffe Jasmine" ucapnya di sebrang sana, apa yang menghubungi Qila adalah Rizky
"Heh denger gak?" tanyanya lagi
Sepertinya iya, terdengar dari cara bicaranya.
"Iya" jawab Qila dan langsung memutuskan sambungan secara sepihak, sementara Rizky yang di sebrang sana terus saja bergerutu karna baru kali ini ada wanita yang memutuskan telpon terlebih dulu.
Sebentar lagi permainan di mulai, pasti elu luluh sama gua batinnya.
Jam sudah menunjukan pukul 08:30 itu artinya dia
harus segera bergegas dan izin terlebih dulu pada ibunya karna kebetulan ayahnya sedang berada di luar.
"Nak mau kemana?"
"Mau ngajar bu"
"Mulai hari ini?" tanya ibu
Qila hanya menganggukan kepalanya.
"Dimana?" tanya ibunya lagi
"Di Cafe Jasmine bu, Qila berangkat dulu ya takut telat "
"Yaudah hati-hati ya nak"
Setelah pamit Qila langsung pergi menuju jalan karna tidak mungkin dia menaiki grab belum memesan dan belum menunggu sementara sekarang Qila sudah berada di dalam angkot, bagaimana ini sekarang sudah jam 9 bisa-bisa Qila akan mendapat banyak ucapan yang tidak mengenakan dari pria itu.
"Kiri bang" ucapnya dan langsung membayar, bahkan sekarang Qila sudah berlari menuju dalam Caffe tak lama Qila menemukan pria itu, Qila pikir dia akan mengajak temannya tapi tidak dia hanya duduk sendiri disana.
"Maaf saya telat" ucap Qila
"15 menit" ucapnya
"Maaf lagian nelpon ngedadak" ucap Qila malas
"Apa?" tanya Rizky pura-pura tidak mendengar
"Ah tidak" jawab Qila dan langsung duduk di depan
Rizky.
Qila mulai membuka buku dari bab pertama, memang sekarang bu Mega sudah memasuki bab ke lima tapi nilai Rizky yang belum ada dari bab pertama jadi Qila harus mengulang semuanya dari awal
Sementara Rizky malah asik dengan ponselnya, entah apa yang sedang dia lakukan dengan ponselnya sampai melupakan semua tugasnya.
"Niat belajar gak si?" tanya Qila
"Yaudah gua dengerin ko" jawabnya
Qila tidak melanjutkan melainkan sama dengan Rizky memainkan ponselnya.
"Ko elu berenti?" tanya Rizky
"Kamu aja berenti" ucap Qila
Kamu.
Kalau orang lain yang berkata seperti itu mungkin akan beda rasanya tidak seperti sekarang.
"Yaudah iya"
Qila mulai menjelaskan lagi beberapa materi sampai sekarang tiba Qila memberi satu soal untuk Rizky kerjakan dan memang bu Mega sudah memiliki beberapa soal yang harus Rizky kerjakan.
"Gua bingung yang ini" ucap Rizky
Qila langsung mendekatkan badannya, dia hanya ingin memberi tahu Rizky tapi entah kenapa jantungnya malah berdetak sangat kencang seperti sekarang, bahkan rasa gugup kini mulai merasuki tubuhnya.
Tidak!
Qila harus menghilangkan rasa gugup ini.
"Jadi gini" ucap Qila sampai tidak terdengar
"Oh ok gua ngerti" ucap Rizky yang sama seperti qila bahkan sekarang dia juga terlihat gelagapan.
"Makan dulu gak lu?" tanya Rizky untuk mencairkan suasana dan memberi jeda pada jantungnya.
Qila hanya menggelengkan kepalanya.
"Gua jamin si elu belum makan"
"Gak usah biar nanti saja" jawabnya
"Gapapa di sini aja, nanti gara-gara ngajarin gua anak orang kelaperan lagi" ucap Rizky seolah menyindir
"Gua pesenin, mau apa?" tanya Rizky
"Samain aja" jawab Qila karna malas berdebat dengan Rizky yang seolah tidak akan ada ujungnya.
Makanan sudah tersaji dan bukupun sudah mereka rapikan terlebih dulu, dan mereka berdua mulai menyantap makanan yang sudah di pesan
Tapi bukan Rizky namanya kalau tidak menebar banyak pesona, buktinya banyak remaja wanita yang terus memuji ketampanan dia.
"Sya" baru kali ini ada yang memanggil Qila dengan sebutan itu lagi.
"Hmm" jawab Qila karna sedang mengunyah.
"Elu kenapa jarang keluar kelas?"
Qila yang di tanya seperti itu malah tersedak dengan makanannya sendiri.
Uhuk uhuk uhuk
"Sorry sorry, nih minum"
Jam 14:00 dan mereka masih asik dengan berbagai macam soal yang bu Mega berikan, padahal ini baru satu bab tapi begitu banyak soal yang harus di kerjakan oleh Rizky, tapi bedanya dia lebih paham kalau Qila yang menerangkan semua itu, Rizky pikir gadis itu berbakat menjadi seorang guru.
Suara dering telepon mengagetkan mereka berdua, ternyata ponsel Qila yang berbunyi dan menampilkan ayah calling, memang sebelumnya Qila berjanji jam 11 ia akan pulang tapi ini sudah jam 2 dan mereka masih berada disana.
"Hallo assalamu alaikum yah"
"Nak kamu dimana?"
"Maaf yah, Qila lupa beritahu ayah kalau sekarang Qila udah mulai bantuin temen buat ngerjain tugas" ucapku jujur
"Iya kamu dimana sekarang? Kata ibu kamu janji jam 11 pulang tapi ini sudah jam 2 loh kok kamu belum pulang?" ucap ayah sedikit tinggi
Qila sudah terlihat ketakutan karna memang tidak
biasanya dia melanggar janji.
"Maaf yah Qila minta maaf, Qila masih di Caffe Jasmine sebentar lagi Qila pulang ya"Jangan lupa follow, komen dan share teman-teman! Terus masukin cerita ini ke reading list kalian atau bisa share cerita ini ke temen-temen kalian biar banyak yang baca hehe..
Sekian dulu yaa
Sampai jumpa di part selanjutnya
"Apa perlu ayah jemput?" tanya ayah Qila
"Enggak usah yah, Qila bisa naik angkot"
"Yaudah hati-hati"
"Iya yah assalamu alaikum"
Qila sedikit lega karna ayahnya tidak
mempermasalahkan itu semua.
Setelah menyelesaikan satu lembar soal Qila memutuskan membereskan semua buku yang dia bawa dan memasukannya ke dalam tas.
"Udah kan, saya pulang duluan ya" ucap Qila
"Biar gua antar"
Seengganya gua bisa duduk deket sama elu, batin
Rizky
"Gak usah, saya bisa naik angkot"
"Gapapa biar gua aja yang anter, lagian ini sebagai tanda terimakasih gua karna lu udah mau bantuin"
Qila hanya mengangguk patuh.
"Nih pake" Rizky menyodorkan helm pada Qila
Lagi Qila hanya mengangguk dan menerima helm
itu.
"Ayo naik"
"lya" terlihat jelas dari wajah Qila kalau dia sedikit risih kalau harus berboncengan dengan pria apalagi Rizky pria yang di cap sebagai playboy di sekolahnya.
Sementara Rizky sesekali melihat wajah Qila dari kaca spion bahkan Rizky terlihat senang karna berhasil mengantar Qila pulang ke rumahnya.
Memang sulit, tapi gue yakin elu bisa juga gua dapetin Sya.
"Macet" ucap Qila pelan
"Apa?" tanya Rizky yang tidak mendengar jelas ucapan Qila
"Gapapa" jawab Qila
Setelah cukup lama mereka berkutat dengan kemacetan di sore hari akhirnya sampai juga di rumah Qila, dan sekarang Rizky jadi mengetahui dimana Qila tinggal, sebenarnya itulah satu alasan kenapa Rizky mau mengantar Qila pulang.
"Makasih ya"
"Iya sama-sama gua pulang"
Qila hanya menganggukan kepalanya dan langsung pergi ke dalam rumah.
"Qi udah ngerjain pr belum?"
"Udah"
"Gua liat ya plisss gapapa kan Qi" Lagi Qila menganggukan kepalanya dan langsung memberikan buku prnya.
"Gimana ngajar tuh anak playboy Qi?"
"Gak gimana-gimana"
"Pasti susah ya Qi dia kan di sekolah aja kaya gitu berani banget sama guru, apalagi sama elu Qi bukan siapa-siapa nya dia iya kan"
"Ya begitulah Bell, mudahan aja semuanya berjalan lancar dan aku gak perlu lama-lama ngajar dia"
Setelah Bella berhasil menyalin buku Qila mereka berduapun memutuskan pergi ke kantin karna bel masuk belum berbunyi.
Selama menyusuri koridor kedua sahabat itu selalu berbincang mengenai banyak hal, dari masalah sekolah sampai masalah pribadi yang mereka alami akhir-akhir ini, Qila hanya bisa tertawa lepas kalau sedang bersama Bella, bahkan rasanya dengan teman sekelas yang lain Qila tidak pernah menyapanya terlebih dulu.
Mereka berpapasan dengan segerombolan anak futsal yang juga tengah duduk di kantin siapa lagi kalau bukan Rizky CS, geng mereka begitu terkenal di sekolah bahkan rasanya semua siswa tergila-gila pada ketampanan Rizky yang bisa di bilang merupan leader mereka semua.
Rizky yang terus memperhatikan Qila sampai lupa kalau dia menaruh sambal di makanannya begitu banyak.
"Fokus kali" ucap salah satu temannya
"Susah gua kalo udah liat dia rasanya pengen banget merhatiin dia terus" jawab Rizky jujur, memang sudah lama Rizky menaruh hati pada Qila tapi entahlah hanya pada Qila Rizky tidak berani mengungkapkan perasaannya karna memang semua cewek yang pacaran dengan dia biasanya menyatakan cinta terlebih dulu pada Rizky.
"Gua ke kelas" ucap Rizky dan langsung meninggalkan teman-temannya.
Di dalam kelas Rizky mulai memberanikan diri
mendekat ke meja Qila.
Qila yang bingung dengan reaksi Rizky hanya sesekali menepuk tangan Bella.
"Ngapain lu kesini?" tanya Bella
"Yaelah duduk dimana aja kali gak ada yang larang"
"Tapi kita males duduk sama lu" ucap Bella, memang Bella kurang menyukai Rizky yang bertingkah sok kegantengan tapi memang ganteng.
"Oh gitu"
"Nanti jam 2 gua tunggu di Perpus Sya" ucap Rizky dan langsung berlalu menuju tempat duduknya.
"Tuh anak tumben giat banget belajar?"
Qila menggelengkan kepalanya.
Setelah semua mata pelajaran selesai Qila tidak langsung pergi ke perpus tapi dia berjalan ke arah kantin terlebih dulu.
Drrtt drtt drrrttt
Ponsel Qila berbunyi dan menampilkan nomor yang memang tidak dia simpan, seingat Qila ini adalah nomor milik Rizky.
+6285617787xxx
Lo dimana?
Gua udah di perpus
Syaqila
Tunggu
Setelah membalas pesan dari Rizky Qila memutuskan membayar roti dan air mineral yang dia beli, karna tidak mau melihat Rizky mengoceh bahkan marah padanya, sudah cukup kemarin qila melihat Rizky jutek karna dia telat.
Ternyata benar kata dia bahkan sekarang Rizky sedang membaca sebuah buku ekonomi.
"Darimana?" tanya Rizky
Yang di tanya hanya menunjukan air mineral dan roti yang tadi ia beli.
"Kenapa beli satu?" tanya Rizky
"Yaudah gua ke kantin dulu" ucapnya lagi
"Minum aja" ucap Qila langsung menyodorkan air mineralnya pada Rizky.
"Elu?"
"Punya saya masih ada ko"
Rizky yang di perbolehkan langsung mengambil air itu dan meminumnya karna memang dia sangat haus.
"Thanks"
Qila mulai membuka lembar buku yang sedang dia pegang, hari ini mereka tidak mengerjakan soal melainkan Qila menerangkan bab ke dua karna menurut Qila kalau langsung ke soal Rizky tidak akan paham dari awal oleh sebab itu Qila mulai menjelaskan.
"Sya?"
Qila hanya mendongkapkan kepalanya menatap
Rizky.
Tatapan elu bikin gua luluh Sya batin Rizky.
"Gapapa, berenti dulu ya ngejelasinnya gua pusing dengerin semua materi yang elu jelasin"
Qila mengangguk dan langsung membuka novel kesukaannya.
"Lu suka novel?"
Lagi Qila hanya menganggukan kepalanya.
"Udah jam 4, ayah saya udah ada di depan, besok di lanjut lagi ya saya duluan" setelah mengucapkan itu Qila langsung membereskan buku dan meninggalkan Rizky sendirian.
Lama-kelamaan juga gua bakalan bisa dapetin elu sya, walau kadang elu gak pernah nganggep gua ada.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!