NovelToon NovelToon

Twins Universe

Bab 1

Bandung merupakan tempat wisata yang menarik dan masih memiliki berjuta pesona alam yang masih alami dan masih terjaga keasriannya.

Daerah-daerah wisata sering kali menjadi alternatif ketika liburan sekolah telah tiba.

Suatu desa yang berada di Bandung, dimana desa ini masih terbilang asri alamnya, dan oleh pemerintah Kota Bandung dijadikan kampung wisata.

Desa asri ini bernama Kampung Wisata Alam Indah.

Suasana di desa ini masih terbilang sangat sejuk dan segar. Banyak pepohonan yang rindang, dengan suara burung-burung berkicauan merdu, suara aliran sungai yang jernih, serta panorama alam yang indah membuat pengunjung betah dan nyaman berlama-lama tinggal di sini.

Suasana alamnya benar-benar masih tejaga.

Sehingga tak jarang sampai turis dari berbagai negara pun mendatangi desa ini.

Meskipun jauh dari perkotaan bukan berarti jika tinggal desa ini sulit mencari apa yang kita mau.

Di sini sudah banyak warung-warung makan, rumah makan, toko-toko, bahkan sudah ada mini marketnya.

Para penduduk di sini sangatlah ramah kepada para pengunjung disini.

Mata pencaharian penduduk di sini adalah petani, pekebun teh dan berternak.

Desa ini memiliki kebun teh yang sangat luas. Di sekitar kebun teh juga terlihat kabut- kabut putih menyelimuti kebun teh ini.

Rasa teh di sini sangatlah khas. Jika meminumnya kita pasti akan minta tambah lagi. Hasil teh disini juga banyak diekspor keluar negri.

Tak jauh dari pemukiman penduduk setempat, terdapatlah sebuah asrama.

Asrama ini bernama asrama Cinderella.

Asrama ini sangat besar dan mewah. Asrama ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap, memiliki lapangan parkir yang luas, memiliki taman bunga yang luas, memiliki kolam berenang, memiliki aula yang banyak, serta memiliki banyak kamar yang bisa menampung ratusan orang untuk menginap.

Biasanya asrama ini hanya dikhususkan untuk para siswi-siswi.

Hanya siswi-siswi Sekolah Dasar (SD) yang rata-rata usianya kira-kira antara 10-12 tahun saja yang diperbolehkan menginap di asrama ini. Siswi-siswi ini berasal dari berbagai sekolah.

Biasanya pada saat liburan sekolah tiba asrama ini mnegadakan kamp liburan sekolah.

Dan biasanya dari jauh-jauh hari dari pihak sekolah sudah memesan kamar di asrama ini untuk siswi-siswi mereka yang akan menginap.

Banyak sekolah-sekolah yang kecewa karena terlambat atau kamar asrama ini sudah penuh.

Mereka menginap di asrama ini beberapa waktu lamanya.

Sambil mengisi liburan sekolah, mereka disini juga sambil belajar.

Di asrama ini mereka belajar beradaptasi dengan lingkungan mereka, belajar mandiri, belajar disiplin, tanggungjawab, kejujuran dan juga belajar keterampilan lainnya.

Di asrama ini mereka mereka juga banyak mendapatkan teman-teman baru dari luar kota.

Di asrama ini para siswi-siswi dari berbagai kota saling bertemu, saling berkenalan dan saling bertukar cerita, bertukar pengalaman bahkan saling berbagi ilmu mereka.

Dimana pimpinan, pengurus serta karyawan-karyawan yang ada di sini semuanya wanita. Mereka sangat sabar dan ramah dalam menghadapi siswi-siswi yang menginap disini. Itulah salah satu alasannya mengapa asrama ini sangat banyak peminatnya.

Ternyata sudah 3 sekolah yang asalnya dari Bandung dan Jakarta sudah tiba kemarin siang.

Karena jarak antara Jakarta dan Bandung tidak terlalu jauh.

Siswi-siswi ini telah melewati malamnya yang indah di asrama ini.

Malampun berganti pagi yang cerah.

Di pagi yang cerah ini, matahari telah bersinar menyambut hari yang baru. Burung-burung di atas pohon berkicau dengan merdunya. Angin sepoi-sepoi bertiup menyempurnakan pagi yang cerah ini. Kabut menyelimuti kebun teh.

Para siswi-siswi yang menginap di asrama itu, tampak senang menikmati pagi yang cerah ini.

Setelah menikmati sarapan pagi di aula mereka berpencar mencari kesibukan masing-masing.

Ada yang sedang berkumpul sambil berkenalan dan mengobrol, ada yang berenang di kolam berenang, ada duduk sendirian sambil main HP. Pokoknya bermacam-macamlah kegiatan bebas siswi-siswi ini pagi ini.

Kabarnya siang nanti, akan ada 3 bis dengan kloter berikutnya akan datang siswi-siswi dari daerah lain yang juga akan menginap di asrama ini.

Para pengurus dan karyawan di asrama ini semuanya sangat sibuk mengurus kedatangan siswi-siswi ini.

Kabarnya siswi-siswi yang akan tiba siang ini, berasal dari pulau sebrang, yaitu berasal dari Bandar Lampung.

Kedatangan mereka sudah ditunggu-tunggu oleh semua siswi-siswi di asrama ini.

Mereka sangat senang bisa menambah teman baru lagi.

Tak terasa waktupun berlalu dengan cepatnya.

Siang pun tiba.

Para pengurus dan karyawan yang ada di asrama ini sudah siap menyambut kedatangan tamu-tamu kecil itu.

Mereka semua menunggu di lapangan parkir asrama.

Dari kejauhan terdengar suara klakson bis. Bis-bis dengan kloter berikutnya ini akan segera tiba di asrama.

“Mereka tiba…! Mereka tiba…!” Teriak siswi-siswi yang ada di asrama Cinderella itu.

Dengan hati-hati bis-bis itu mebelok ke arah asrama.

Dan berhenti di halaman parkir asrama. Dengan rapihnya bis-bis itu parkir di sana.

Dengan sigap serta cekatan, sopir-sopir dan kenek bis ini turun membantu gadis-gadis cilik itu turun dari bis.

Bukan hanya gadis-gadis cilik itu yang dibantu turun dari bis, ternyata kenek bis itu juga membantu menurunkan koper-koper mereka, sejumlah tas, ransel serta barang-barang bawaan mereka, seperti boneka, keranjang, botol minum, dll.

Sangat banyak bawaan para gadis-gadis cilik ini.

Sampai-sampai sopir dan kenek bis ini kebingungan membantu menurunkan pernak-penik mereka.

Ternyata barang-barang bawaan emak-emak cilik ini, ampun banyak bener.

Semua penumpang cilik yang ada dalam bis ini sudah turun semua.

Ternyata masih tersisa seorang gadis kecil lagi dalam bis itu.

Tak lama keluarlah gadis cilik terakhir yang berada dalam bis itu. Lalu turunlah gadis cilik itu dengan santainya.

Sepertinya gadis cilik yang terakhir keluar dari bis ini tampangnya tidak begitu senang.

Mukanya masam, wajahnya cemberut dan bibirnya menutup rapat. Wajahnya serius sekali. Gadis cilik itu tampaknya tidak terlihat senang.

Dengan sigap si kenek bis menjulurkan tangannya, hendak membantu gadis cilik itu turun dari bis.

Namun gadis cilik itu menggelengkan kepalanya, sehingga rambutnya yang dikepang dua tampak terayun-ayun.

“Terima kasih, pak. Tidak usah membantuku turun.” Katanya dengan sopan tetapi tegas.

Dengan sikap tenang, gadis cilik itu turun dari bis. Sampai di bawah, gadis cilik itu memandang sekililingnya sambil tersipu malu-malu.

Tiba-tiba pandangannya menatap tajam ke arah gadis cilik lain yang sudah lebih dulu ada di asrama itu.

Kedua gadis cilik itu saling menatap tajam.

Ternyata gadis cilik yang baru turun dari bis itu menatap tajam ke arah gadis cilik lain, yang rupanya wajah gadis cilik itu sama persis dengan wajahnya.

Semua yang ada di asrama itu, termasuk para pengurus dan karyawan asrama itu merasa bingung.

Kenapa wajah mereka bisa amat sangat mirip?

Padahal mereka masing-masing berasal dari tempat dan kota yang berbeda.

Bahkan mereka bisa dibilang bagaikan pinang dibelah dua.

Apa mereka sepasang anak kembar? Atau bukan? Atau ada hubungan keluarga?

Nantikan jawabannya di berikut 2………

Bab 2

Kedua gadis cilik yang wajahnya sama itu saling bertatapan, saling berpandangan dan saling merasa bingung. Tidak tahu apa yang harus mereka perbuat.

Tiba-tiba gadis cilik yang lebih dulu menginap di asrama itu mengambil langkah seribu dan berlari masuk dalam asrama meninggalkan mereka semua yang masih diam terpana.

Sedangkan gadis cilik yang baru turun dari bis itu hanya berdiri terpana dan diam membisu.

Para pengurus serta karyawan asrama itu mengalihkan suasana dengan mengarahkan para gadis-gadis cilik yang baru tiba itu masuk ke kamar mereka masing-masing.

Di ruangan lain.

Ibu pimpinan Asrama Cinderella, yang bernama Linda, dianggil Madam Linda di asrama, siang itu sedang duduk di kantornya.

Dia sedang rapat bersama dengan kepala juru masak yang sudah senior, bernama Chef Ratna.

Mereka rapat berembuk menata ulang kembali mengenai susunan makanan yang akan dihidangkan selama masa liburan ini.

Tiba-tiba pintu kantor Madam Linda diketuk dari luar.

“Masuk!” Perintah Madam Linda.

Masuklah Miss Yeni ke dalam kantor Madam Linda.

Miss Yeni adalah pimpinan pengurus asrama Cinderella.

“Apa ada masalah, Miss Yeni?” Tanya Madam Linda.

“Selamat siang, Madam Linda. Maaf, saya gagngu Anda sebentar. Saya hanya mau melaporkan perihal gadis-gadis cilik yang baru sampai hari ini dari Bandar Lampung. Mereka baru saja tiba dengan selamat. Ada 3 bis yang baru sampai, Madam Linda. Gadis-gadis cilik yang baru tiba itu semua berjumlah 120 orang. Dan jumlah mereka lengkap 120 orang, madam” Lapor Miss Yeni kepada Madam Linda.

“OK, Miss Yeni. Laporan Anda sudah saya terima. Terima kasih.” Jawab Madam Linda tegas.

Madam Linda adalah pimpinan di asrama Cinderella, memang terkenal tegas, disiplin serta bertanggungjawab terhadap pekerjaannya.

Jika ada anak buahnya melakukan kesalahan kecil saja, tak segan-segan Miss Linda langsung memarahinya. Bahkan jika bawahannya berbuat kesalahan sampai fatal, tak segan-segan dia juga bisa langsung mengeluarkannya.

“Oh… ya, ada satu hal lagi yang mau saya laporkan, Madam. Mengenai gadis cilik yang bernama Lisa Tanuwijaya, Madam. Dia sedang menunggu di luar.” Lapor Miss Yeni.

“Lisa Tanuwijaya? Apa yang terjadi padanya, Miss? Atau ada masalah dengan dia, miss?” Tanya Madam Linda bingung sambil menatap Miss Yeni.

Chef Ratna yang dari tadi ada di ruangan itu hanya menjadi pendengar yang setia saja.

“Tidak ada masalah apa-apa, Madam.” Jawab Miss Yeni.

“Kalau tidak ada masalah apa-apa, kenapa dia disuruh datang ke sini, Miss Yeni?” Tanya Madam Linda lagi dengan nada yang agak tinggi.

“Sebenarnya saya mau melaporkan sesuatu, madam.” Kata Miss Yeni lagi.

“Tolong bicara yang jelas, Miss Yeni. Jangan setengah-setengah!” Perintah Madam Linda agak marah.

“Kalian berdua, masuklah!” Perintah Miss Yeni pada kedua gadis cilik itu.

Rupanya kedua gadis cilik itu dipanggil Miss Yeni untuk menghadap Madam Linda, pimpinan asrama untuk menjelaskan tentang kemiripan wajah mereka.

Kedua gadis cilik itu masuk ke dalam kantor Madam Linda.

Mereka berdua berdiri saling berjauhan satu dengan lain.

Madam Linda dan Chef Ratna saling berpandangan dan terlihat mereka kebingungan dengan kedua gadis cilik ini.

“Lho, ini Lisa Tanuwijaya bukan, Miss Yeni? Yang satunya lagi siapa?” Tanya Madam Linda kebingungan melihat kedua gadis cilik yang wajahnya bagaikan anak kembar.

“Yang satunya lagi adalah siswi sekolah yang berasal dari Bandar Lampung. Dia baru saja tiba, madam. Dia bernama Laila Salim.” Jelas Miss Yeni.

“Kalian ini berwajah sangat mirip. Bahkan bukan mirip lagi. Tapi bagaikan anak kembar. Apa kalian ada pertalian saudara atau mungkin ada hubungan keluarga?” Tanya Madam Linda pada kedua gadis cilik itu.

Kedua gadis cilik itu menggelengkan kepalanya.

“Mereka berdua baru hari ini bertemu, Madam Linda.” Jelas Miss Yeni.

“Kenapa bisa? Aneh sekali! Hmm……….!” Ujar Madam Linda sambil berpikir dan menggerutkan dahinya.

“Mana mungkin mereka sebelumya bisa ketemu, madam. Yang satu dari Jakarta. Sedangkan yang satu lagi dari Bandar Lampung. Jaraknya lumayan jauh, madam.” Ujar Miss Yeni lagi.

“Mungkin bisa saja, Miss. Zaman sekarang kan teknologinya sudah semakin canggih. Mungkin saja mereka pernah ketemu di media sosial atau dimana gitu, tetapi mereka lupa dimana mereka pernah ketemu.” Jelas Chef Ratna sok tau.

“Dua orang gadis cilik dengan wajah bagaikan pinang dibelah dua, namun gak pernah ketemu sama sekali. Aneh sekali! Mungkin saja dengan pertemuan ini, kalian dengan wajah yang sama bisa menjadi sahabat karib nantinya. Jangan bersikap kaku. Ayo, salaman dan saling kenalan!” Kata Madam Linda mencairkan suasana.

“Tidak. Aku tidak mau. Tidak sudi salaman dengan orang yang tidak aku kenal, tiba-tiba muncul di hadapanku dengan memakai wajahku!” Kata Lisa ketus, sambil menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggungnya.

“Tidak. Aku juga tidak mau. Aku juga tidak sudi!” Balas Laila dengan tegas, juga sambil menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggungnya.

“Kalian tidak boleh bersikap seperti itu. tidak baik seperti itu. Kalian di sini semuanya teman. Bahkan bisa jadi teman baik nantinya.” Kata Miss Yeni menasehati.

Madam Linda menggangkat bahunya. Dia bingung. Lalu berpikir sejenak. Lalu berkata, “Ok. Baiklah kalau begitu. Kalian berdua boleh pergi.” Kata Madam Linda.

Lisa dengan cepat berlari ke arah pintu. Dengan cekatan membuka pintu kantor dan bergegas pergi meninggalkan kantor dan meninggalkan mereka.

Ketika Laila hendak membuka pintu ingin meninggalkan kantor, tetapi dicegah oleh Madam Linda.

“Tunggu, Laila! Jangan pergi dulu!” Ujar Madam Linda pada Laila.

Laila seketika itu mengurungkan niatnya untuk pergi.

Madam Linda berjalan menuju lemari kantornya dan mengambil sebuah map yang berisi data-data siswi-siswi yang menginap di asrama.

“Saya ingin mencatat ulang data-datamu di sini, Laila. Sebutkan kapan, dimana kamu dilahirkan? Begitu juga, sebutkan nama orang tuamu!” Tanya Madam Linda dengan tegas.

“Orang tua saya hanya tinggal mami saja, madam.” Jelas Laila dengan suara yang lirih.

“Ok. Siapa nama mamimu, Laila?” Tanya Madam Linda.

“Nama mami saya, Rebecca Salim, Madam.” Jawabnya.

“Lalu kapan dan dimana kamu dilahirkan?” Tanya Madam Linda lagi.

“Saya lahir di Jakarta, tanggal 28 Desember tahun 2013, madam.” Jawab Laila.

“Baiklah. Datamu sudah saya catat semuanya. Kamu boleh pergi sekarang, Laila.” Ucap Madam Linda.

“Terima kasih, madam.” Kata Laila sambil membuka pintu kantor. Lalu pergi meninggalkan mereka.

Di kantor, tinggallah Madam Laila, Miss Yeni dan Chef Ratna. Mereka semua tampak kebingungan dan saling berpandangan.

"Kenapa bisa begitu kejadiannya? Membingungkan. Sungguh membingungkan!" Ujar Miss Yeni berpikir keras sambil memegang kepalanya.

Kita nantikan lagi keseruan jalan cerita kedua gadis cilik ini di Bab selanjutnya…………..

Bab 3

Dengan langkah yang pelan, Laila berjalan menuju lift dan naik ke tingkat atas, berjalan lagi menuju ke kamarnya yang bernomor 508.

Dengan menggunakan sistem kartu, Laila membuka kamar tidurnya. Berjalan menuju lemari pakaiannya. Pakaian yang Laila bawa masih tersimpan di dalam koper miliknya. Laila membuka dan mulai menyusun pakaiannya dalam lemari pakaian asrama.

Dari kejauhan, dia mendengar suara gelak tawa dari gadis-gadis lain yang sedang bermain, bersenda gurau bersama teman-temannya.

Lalu dia mengambil sebuah foto dari tasnya. Foto itu foto seorang wanita muda. Lalu dipegangnya foto itu dan ditatapnya foto itu dengan penuh kasih sayang.

Kemudian foto itu dia sembunyikan di bawah bantal miliknya.

Ketika hendak menutup pintu lemari pakaian, dia melihat wajahnya di cermin. Cermin yang terpasang di depan pintu lemari pakaian asrama.

Dipandangi wajahnya dengan cermat dan teliti, seakan-akan baru pertama kali melihat wajahnya sendiri. Seolah-olah merasa wajahnya itu adalah wajah milik Lisa Tanuwijaya.

Di lain tempat, Lisa sedang asyik duduk sambil mengobrol dengan para sahabat-sahabatnya, yang berjumlah 4 orang di atas rumput taman asrama.

Tampak wajah Lisa masih kesal dengan kejadian barusan.

“Kalau aku jadi kamu, Lisa, aku tidak akan sudi terima gitu saja. Seenaknya saja datang dengan wajah yang sama denganmu.” Ujar sahabat Lisa yang bernama Sally ikutan kesal.

“Lalu apa yang harus aku lakukan?” Tanya Lisa kesal pada Sally.

“Cakar mukanya!” Ajar Nickha memberi saran.

“Kalau tidak, kamu gigit hidungnya!” Hasut Emma, sahabat Lisa yang lain, yang juga ikut-ikutan kesal.

“Kalian ini kalau ngajarin yang dewasa dikitlah. Kalian ini jangan kayak anak kecil! Lagian kita di sini kan didik untuk menjadi baik!” Ujar Lisa makin kesal.

“Sebenarnya anak itu tiba-tiba datang dan merusak liburan kita!” Geram Lisa.

“Tapi itu kan bukan salah anak itu, Lisa! Jika dia tiba-tiba muncul dengan wajah sama seperti kamu, itu bukan salah anak itu. Tuhan kan bisa saja menciptakan wajah manusia yang sama persis di muka bumi ini.” Ujar Nancy, sahabat Lisa yang lain.

Nancy mencoba menasehati Lisa agar tidak marah dan kesal lagi pada Laila.

“Ah… Kamu ini membela orang lain saja, Nancy. Bukannya kamu membela sahabatmu.” Ujar Emma membela Lisa.

“Tapi memang kenyataannya ada yang seperti itu !” Balas Nancy lagi.

“Mana mungkin ada dua orang yang wajahnya sama persis seperti kita, bahkan kayak pinang dibagi dua, kecuali mereka itu anak kembar, bodoh!” Tambah Nikha makin kesal.

Mereka terdiam, berpikir sejenak. Dan tak lama Lisa dan sahabat-sahabatnya jadi tertawa terbahak-bahak mendengar kata Nancy barusan.

“Iya… Iya… Apa kata kamu memang ada benarnya, Nancy…!” Kata Emma sambil tertawa geli.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat di asrama.

Siang berganti malam. Malam pun tiba.

Lonceng asrama berbunyi 3 kali, menandakan waktu makan malam sudah siap.

Para gadis-gadis cilik itu berlari menuju aula makan asrama.

Ternyata aula makan Asrama Cinderella itu sangat besar. Bisa menampung ratusan orang. Bahkan bisa dibilang sangat mewah. Lampu-lampu cantik menghiasi ruangan itu. Meja dan kursi di sana sangat banyak.

Para gadis-gadis cilik itu berbaris dengan tertib memasuki aula itu. Dan tentu saja mereka dilarang berisik.

Di aula makan asrama, Madam Linda berkata pada Miss Yeni, “Miss Yeni, tolong atur posisi duduk siswi-siswi ini. Kedua gadis yang berwajah kembar itu kita dudukan berdampingan. Mungkin dengan cara seperti ini ada manfaatnya.”

Perintah Madam Linda pada Miss Yeni.

“Baik, Madam.” Jawab Miss Yeni.

Sesuai dengan perintah Madam Linda, Lisa dan Laila duduk berdampingan di meja makan asrama.

Lisa yang mendengar perintah Madam Linda hanya menunduk pasrah menerima perintah itu.

Pelan-pelan terdengar kursi-kursi yang digeser.

Gadis-gadis cilik yang sedang bertugas di dapur, segera membawa piring-piring sayur ke meja-meja yang ada di aula itu. Terdengar pelan bunyi piring-piring serta sendok-sendok yang diletakkan di atas meja.

Tempat duduk di sisi Linda masih kosong.

“Kemana Laila, kenapa belum datang juga?” Tanya Miss Yeni dalam hati.

Tak lama Laila Salim muncul dari ambang pintu aula.

Ternyata kedatangan Laila sangat menarik perhatian siswi-siswi itu.

Pandangan mereka semua tertuju pada kedatangan Laila.

“Nah, itu dia, Laila. Mari, kutunjukkan tempatmu.” Ujar Miss Yeni pada Laila cepat.

Diantarnya gadis cilik berkepang dua yang pendiam itu menuju tempat duduknya.

Lisa tidak mau melihat Laila. Pura-pura Lisa mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Laila menurut saja ketika disuruh duduk di samping Lisa.

“Ok. Semua sudah lengkap. Kita berdoa terlebih dulu sebelum mulai makan. Kita berdoa menurut kepercayaan kita masing-masing. Berdoa dimulai!” Perintah Miss Yeni.

Dengan sikap berdoa, mereka semua menundukkan kepalanya.

Tak lama kemudian, Miss Yeni, berkata lagi, “Doa selesai!”

Masing-masing mengambil piring dan sendok masing-masing yang sudah disediakan di atas meja.

“Kita makan dengan sikap tidak berisik.” Perintah Miss Yeni lagi.

Dengan tenang, merekapun menikmati makan malam mereka.

Masih dengan perasaan marah, Lisa mulai memasukkan sesendok sup hangat ke dalam mulutnya, walau saat itu kerongkongannya terasa seperti tersumbat sesuatu.

Saat itu, Lisa tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Dengan perasaan marah dan kesal, Lisa menendang kaki Laila.

Secara reflex, Laila menjerit kesakitan, “Aduh…!”

Semua mata yang berada di aula itu tertuju pada Laila.

Miss Yeni datang dengan tergesa-gesa memasuki aula makan itu.

“Apa yang terjadi? Kamu kenapa, Laila? Tampaknya kmau menjerit kesakitan.” Tanya Miss Yeni cemas menatap Laila.

“Tidak ada apa-apa, Miss. Saya baik-baik saja.” Jawab Laila berbohong.

Teman Sekelas Laila, yang bernama Anita tiba-tiba saja menjawab pertanyaan Miss Yeni.

Dengan tegasnya, Anita berkata, ”Kaki Laila ditendang Lisa, Miss Yeni.”

Anita gak rela kalo teman satu kelasnya disakiti orang lain, maka dia memberanikan diri untuk menjawab.

“Apa?! Apa benar kata Anita, Lisa?” Jawab Miss Yeni kaget.

Lisa diam saja, tidak menjawab pertanyaan Miss Yeni. Kepalanya menunduk ke bawah. Dia tidak berani menatap Miss Yeni.

Melihat Lisa diam saja, Miss Yeni dengan nada tinggi berkata, “Ayo, jawab, Lisa! Apa benar apa yang dikatakan Anita barusan? Jawab dengan jujur, Lisa?!” Tanya Miss Yeni agak marah dengan sikap Lisa barusan.

“Iya, miss.” Jawab Lisa takut.

“Sekarang kalian berdua ikut saya ke kantor Madam Linda. Yang lain lanjutkan makannya. Dan yang bertugas membereskan aula ini juga yang bertugas mencuci piring, selesaikan tugas kalian dengan baik. Saya tinggal sebentar.” Perintah Miss Yeni dengan tegas.

Dengan patuh siswi-siswi itu menjawab, “Baik, Miss.”

Mereka bertiga meninggalkan aula makan, berjalan menuju kantor Madam Linda.

Tok… Tok…. Tok….. Pintu kantor Madam Linda diketuk Miss Yeni dari luar.

“Masuk!” Perintah Madam Linda.

Miss Yeni membuka pintu, lalu masuklah mereka bertiga dalm kantor Madam Linda.

“Ada apa, Miss Yeni? Kenapa lagi dengan Kisa dan Laila?” Tanya Madam Yeni.

“Begini, Madam. Ketika di aula makan, Lisa menendang kaki Laila.” Jelas Miss Yeni.

“Aduh… Lisa… Lisa… Kenapa lagi kamu ini? Memang ada salah apa Laila sama kamu, Lisa. Sampai-sampai kamu kesal sama dia?” Tanya Madam Lisa merasa pening menghadapi siswi yang satu ini.

Madam Lisa merasa perlu tenaga extra untuk mendidik Lisa di asrama ini.

Lisa menunduk dan diam saja ketika Madam Linda bertanya pada dirinya.

Saat itu, dalam pikiran Lisa, dirinya pasti kena hukuman atas kejadian yang dia lakukan.

Melihat Lisa diam saja, Madam Linda bertanya lagi. Kali ini dengan nada yang tinggi. “Ayo jawab pertanyaanku, Lisa!”

“A… Aku hanya kesel saja, madam. Karena wajah dia sama dengan wajahku.” Sambil menundukkan kepalanya, Lisa menjawab dengan takut-takut.

“Apa?! Cuma hanya karena itu saja kamu marah sama Laila, Lisa?” Kata Madam Linda marah.

Lisa menggangguk pelan. Seolah-olah Lisa merasa bersalah.

Madam Linda berpikir keras. Dia berpikir hukuman apa yang pantas untuk Lisa.

Tak lama, Madam Linda berkata dengan tegas. “Baiklah kalau begitu. Kalian berdua akan mendapatkan hukuman yang sama.”

Laila yang sedari tadi diam saja, tiba-tiba berkata, “Tapi, madam. Saya kan tidak bersalah, madam.” Ujarnya menolak hukuman Madam Linda.

Laila merasa bahwa dirinya tidak bersalah. Maka dari itu dengan sekuat tenaga dia membela dirinya di depan Madam Linda.

“Iya, betul. Kamu tidak bersalah, Laila.” Kata Madam Linda dengan santainya.

“Tapi kenapa saya juga kena hukuman, madam?” Tanya Laila kurang puasa akan jawaban Madam Linda.

“Benar, kalian berdua akan mendapatkan sebuah hukuman yang sama.” Jawab Madam Linda dengan tegas.

Kira-kira hukuman apa ya yang akan diterima Lisa dan Laila?

Nantikan jawabannya di Bab 4………

Yuk cek di Bab selanjutnya......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!