Di kediaman Xinjiang,seorang pelayan sedang panik mondar-mandir menunggu kedatangan tabib yang tidak kunjung datang.
Apalagi,dia khawatir dengan majikannya yang baru saja tenggelam ke dalam air.
"Apa yang terjadi dengan putri?"
Tanya tabib saat datang,kemudian memeriksa kondisi sang majikan.
"Putri terpeleset,hingga terjatuh ke dalam kolam."Jawab sang pelayan dengan rasa cemas dalam dirinya.
"Cepat rebus obat ini."Perintah tabib dan memberikan racikan obat kepada pelayan.
Pelayan langsung menerima nya dan segera bergegas merebus kan obat.Sedangkan tabib,dirinya menunggu obat yang di rebus kan pelayan.
Kemudian tabib melihat ke arah majikannya,dia melihat majikan nya yang mulai membuka ke dua mata nya perlahan.
"Ugh,dimana aku?"
Rintihnya dengan mencoba bangun dari tubuhnya yang sedang berbaring.
"Syukurlah,putri sudah sadar.Sekarang putri sedang berada di kamar putri sendiri,apa ada yang sakit putri?"
Xinyi masih terdiam,dia tidak menjawab pertanyaan tabib sama sekali.Bahkan,Xinyi mulai mencoba mengingat apa yang terjadi pada dirinya sendiri.
Namun pandangannya beralih kepada pelayan yang masuk dengan terburu-buru dan membawa obat di atas nampan.
"Syukurlah,putri sudah sadar.Silahkan,diminum obat nya putri."Kata pelayan lalu memberikan obat nya terhadap Xinyi.
"Terimakasih."Balas Xinyi yang langsung meminum obatnya.
"Kami pamit putri,agar putri bisa beristirahat."Ucap tabib dengan sopan.
Xinyi hanya menganggukkan kepala dan memberikan mangkok bekas obat yang diminum nya terhadap pelayan.
Kemudian Xinyi melihat mereka keluar dari kamarnya,dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini.
Xinyi memilih berbaring kembali lalu memikirkan apa yang terjadi,apalagi dia masih mengingat dengan jelas tentang status dirinya yang sudah menikah dengan seorang pangeran.
"Apakah aku benar-benar terlahir kembali?"Tanya Xinyi dengan rasa bingung dalam benak pikirannya.
Dia merasa memang benar terlahir kembali,bahkan kejadian dirinya saat ini,begitu sama dengan kehidupan yang pernah dilalui nya.
Kemudian pandangan Xinyi beralih ke arah pintu,ketika seseorang tiba-tiba masuk begitu saja ke dalam kamarnya.
Kini dia melihat sang ibu yang masih hidup di hadapannya dan matanya tiba-tiba berkaca-kaca tanpa sadar,ketika melihat kehadiran sang ibu dengan matanya sendiri.
"Apa kamu baik-baik saja?"Tanya sang ibu menghampiri putri nya dengan rasa khawatir.
"Aku baik-baik saja."Jawab Xinyi yang masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Ibu merasa lega,karena sekarang melihat kamu yang baik-baik saja."Kata sang ibu melihat putrinya tidak apa-apa.
"Terimakasih,ibu sudah mengkhawatirkan aku."Ucap Xinyi dengan rasa bahagia di dalam hatinya.
"Kenapa kamu bisa jatuh ke kolam?"Tanya sang ibu heran dengan putrinya.
"Aku tidak ingat sama sekali bu,mungkin aku tidak sengaja terpeleset."Jawab Xinyi tersenyum.
"Kamu begitu ceroboh,kamu lanjutkan saja untuk beristirahat."Perintah sang ibu mengelus rambut putri nya.
"Maaf,aku sudah membuat ibu khawatir."Ungkap Xinyi sambil menatap ibunya.
"Tidak perlu minta maaf sayang,sudahlah kamu beristirahat saja."Perintah sang ibu tersenyum.
"Baik bu."Balas Xinyi dengan menuruti perkataan sang ibu.
Xinyi melihat kepergian sang ibu dengan hati yang begitu bahagia,apalagi dia masih tidak percaya dengan apa yang di alami nya saat ini.
"Aku tidak percaya bisa melihat ibu lagi,aku harus berhati-hati dengan paman dan bibi mulai saat ini."Gumam Xinyi pada dirinya sendiri,agar tidak kehilangan sang ibu.
Sedangkan di luar kediaman,berita mengenai Xinyi yang terjatuh ke dalam kolam langsung tersebar begitu saja.
Bahkan gosip dengan cepat menyebar di negara Wei,hingga sahabat Xinyi dari kecil pun mendengar berita tersebut.
Dia begitu senang mendengar Xinyi terjatuh,kemudian dia segera bergegas menjenguk Xinyi untuk memastikan semua berita yang di dengar nya tidak salah.
Setelah sampai di kediaman Xinyi,dia langsung bergegas ke kamar Xinyi dan melihat keadaan Xinyi yang sebenarnya.
"Bagaimana keadaanmu?"Tanya dia dan berpura-pura khawatir.
"Aku baik-baik saja."Balas Xinyi cuek.
"Aku lega mendengar nya."Ucap nya pura-pura lega.
"Ada perlu apa kamu kemari Jane?"Tanya Xinyi dan menatap Jane dengan lekat.
"Aku di sini untuk menjenguk kamu."Balas Jane merasa heran dengan sikap Xinyi yang tidak biasanya.
"Aku baik-baik saja dan tidak ingin di ganggu sama sekali,silahkan kamu keluar!"Usir Xinyi terang-terangan.
"Kenapa kamu mengusirku?"Tanya Jane heran dengan sikap Xinyi.
"Kehadiran kamu menggangguku!"Jawab Xinyi dengan nada penuh penekanan.
"Xinyi ada apa denganmu?"Tanya Jane,karena tidak terima di perlakukan seperti ini.
"Aku begitu muak melihat kamu,karena kamu sudah mengganggu dan aku tidak bisa istirahat!"Kata Xinyi dengan ketus dan membaringkan tubuhnya.
"Kenapa kamu berubah Jadi seperti ini?"Tanya Jane dengan pura-pura sedih.
"Aku sama sekali tidak berubah,aku memang seperti ini."Jawab Xinyi begitu malas melihat Jane.
"Tidak,kamu tidak seperti ini."Sanggah Jane,begitu kekeuh dengan ucapannya.
"Mungkin hanya perasaanmu saja,silahkan kamu pergi dan aku tidak mau di ganggu oleh kamu!"Tunjuk Xinyi ke arah pintu kamarnya.
"Semoga kamu cepat sembuh."Balas Jane meninggalkan Xinyi sendirian dan pergi dengan kesal.
Saat di perjalan pulang,Jane masih bertanya-tanya dengan sikap Xinyi yang berubah drastis terhadap dirinya.
"Mungkin ini hanya perasaanku saja."Gumam Jane dengan menyakinkan dirinya sendiri.
Sedangkan Xinyi di dalam kamar merasa kesal dengan kedatangan Jane yang tiba-tiba ke kamar nya,dia masih terbayang di mana Jane mengkhianati nya.
"Aku akan membuat kamu membayarnya di kehidupan ini,kali ini tidak semudah itu kamu mempermalukan aku di hari kedewasaan diriku sendiri."Ucap Xinyi akan memperhitungkan perbuatan Jane di kehidupannya yang dulu.
Besoknya,semua orang di kediaman Xinjiang begitu sibuk menyiapkan pesta penyambutan kakak Xinyi.
Karena mendengar sang adik yang terjatuh ke dalam kolam,membuat sang kakak meminta izin pulang untuk melihat kondisi sang adik.
Bahkan saat mendengarnya saja,membuat dirinya langsung khawatir dengan kondisi sang adik dan dirinya memilih pulang dari perbatasan untuk memastikan keselamatan adiknya.
"Apakah hadiah untuk kakakku sudah di persiapkan?"Tanya Xinyi kepada pelayan pribadinya.
"Sudah,kami siapkan putri."Jawab pelayan sambil merapihkan rambut Xinyi.
"Mana pakaian yang sudah kamu siapkan?"Tanya Xinyi,karena dia harus memakai pakaian cantik saat menyambut kakaknya.
"Sudah kami siapkan putri,apakah putri akan langsung memakai nya?"Tanya pelayan dengan hati-hati.
"Siapkan air hangat,aku akan berendam dulu."Perintah Xinyi,karena merasa ingin berendam.
Pelayan segera menyiapkan keperluan Xinyi untuk berendam,bahkan bergerak dengan cepat untuk menuruti keinginan majikan nya.
Ketika semua sudah disiapkan dengan baik,kemudian Xinyi langsung membawa tubuhnya berendam dan sambil memikirkan rasa tidak percaya nya yang masih bisa melihat anggota keluarga nya sendiri.
Sedangkan di sisi yang lain,sang kakak begitu tidak sabar ingin melihat adiknya.Bahkan berfikir untuk memberikan hadiah kepada sang adik,Kemudian diri nya akan membeli beberapa barang sebagai hadiah untuk sang adik.
"Tolong berhenti di toko depan."Perintah Xintian terhadap kusir yang membawa kereta milik nya.
"Baik tuan."Jawab pelayan yang menuruti perintah Xintian.
"Kenapa berhenti? bukannya kamu dari kemarin sudah ingin secepatnya pulang?"
Tanya sahabat Xintian,karena sahabat nya meminta berhenti.
"Aku harus memberikan hadiah yang spesial buat adikku,masa aku pulang tidak membawa buah tangan sama sekali."
Kata Xintian,dia begitu bersemangat untuk bergegas membeli buah tangan terhadap sang adik.
"Apakah adikmu cantik dan imut?"
Tanya nya,saat melihat Xintian yang begitu antusias mengingat adik perempuannya.
"Sangat cantik dan bahkan begitu imut,nanti aku perkenalkan dengan adikku.Tapi setelah bertemu dengannya,awas jangan sampai kamu jatuh cinta sama adikku."Ancam Xintian sambil bercanda dan menggoda sahabatnya itu.
"Mana mungkin bisa jatuh cinta secara langsung,kamu ada-ada saja."Kata lelaki tersebut,karena begitu heran dengan ucapan sang sahabat.
"Yasudah,ayo turun.Siapa tau,kamu juga ingin memberikan hadiah buat adikku."Ajak Xintian lalu turun dari kereta.
Xintian bersama sahabat nya masuk ke sebuah toko perhiasan,kemudian dirinya melihat-lihat barang yang menurutnya cocok untuk sang adik.
"Bungkus saja yang ini."Perintah Xintian menunjuk salah satu barang yang cocok untuk sang adik.
"Baik,silahkan tunggu sebentar."Ucap sang pelayan.
Kemudian pelayan bergegas membungkus apa yang di inginkan Xintian dan langsung memberikan barang tersebut kepada Xintian.
Setelah selesai membeli hadiah untuk Xinyi,mereka langsung melanjutkan perjalanan ke kediaman Xinjiang.
Sedangkan di kediaman Xinjiang,keluarga Xintian sudah berkumpul di aula utama.
Mereka sudah bersiap menyambut kedatangan Xintian dan langsung tersenyum dengan senang,karena melihat kereta Xintian yang sudah datang di halaman kediaman mereka.
Sang adik yang sudah tidak sabar ingin memeluk kakaknya,kemudian berlari ke arah kereta.
Namun sang adik tidak mengetahui,kalau sang kakak membawa sahabat nya di dalam keretanya.
Ketika dia berlari ke kereta,sang adik langsung memeluk orang yang baru turun dari kereta tanpa melihat siapa orang yang pertama kali turun.
"Kakak,aku begitu merindukan kakak."Ucap Xinyi dan memeluk orang tesebut dengan erat.
Sahabat Xintian yang mendapatkan pelukan erat dari adik sahabatnya langsung kaget dan langsung melirik sahabatnya dengan cepat.
Xintian hanya cekikikan dengan tingkah adiknya yang ceroboh itu dan benar-benar heran dengan tindakan sang adik.
"Adikku,kamu salah peluk orang."Ujar sang kakak,karena melihat adiknya begitu erat memeluk sahabat nya.
Xinyi refleks melepas pelukannya,ketika mendengar ucapan sang kakak.
Kemudian dengan refleks nya sendiri,dia melihat orang yang sudah di peluknya begitu erat.
Xinyi merasa malu kali ini,karena dia memeluk orang asing yang baru pertama kali dilihat nya.
"Eh,maaf ya kak."Kata Xinyi yang malu dan langsung di tertawakan oleh keluarganya.
"Kamu sih,main lari dan peluk aja.Baru juga turun kakinya,udah main peluk-peluk aja."Protes sang ibu,karena putrinya yang ceroboh.
"Xinyi tidak tau,Xinyi kira kaka pulang sendiri."Elak Xinyi,karena tidak mau di salahkan.
"Yasudah,ayo masuk."Perintah Xintian,sambil mencubit pipi adiknya.
"Bu tangan kaka jahat,masa kakak datang-datang malah cubit pipi Xinyi."Protes Xinyi yang tidak terima pipinya di cubit.
Sedangkan sahabat Xintian,dia hanya tersenyum melihat interaksi kakak beradik ini.
Tapi sekarang,dia melihat Xinyi dengan tatapan berbeda.Apalagi,dirinya merasa iba dengan melihat kehidupan Xinyi yang dulu.
Mereka langsung masuk ke dalam kediaman,kemudian Xintian memperkenalkan Jiwei ke keluarganya.
Bahkan mereka menyambut hangat kedatangan Jiwei dan begitu senang Jiwei ikut bersama Xintian.
Apalagi sang ibu menyambut hangat ke datangan Jiwei,agar kediaman semakin ramai dengan banyaknya orang.
Jane kembali lagi kekediaman Xinjiang di pagi hari,dia masih penasaran dengan sikap sahabatnya yang begitu berbeda terhadap dirinya.
Dia harus memastikan keraguannya kemarin terhadap sahabatnya,apalagi melihat sorot mata sang sahabat yang penuh kebencian.
Ketika dia berjalan menuju kamar Xinyi,tanpa sengaja dia melihat 2 orang lelaki yang sedang berbincang di gajebo.
Dia sangat penasaran dengan lelaki yang berada di gajebo,namun dirinya tidak bisa melihatnya dengan terlalu jelas.
"Siapa itu? Baru kali ini,aku melihatnya."
Gumam Jane yang begitu penasaran dengan orang yang berada di gajebo.
Namun dia melanjutkan langkahnya ke kamar Xinyi dan akan bertanya mengenai 2 orang laki-laki tersebut.
Jane yang sudah masuk ke kamar Xinyi,dia melangkah mendekati Xinyi dan membangunkan Xinyi yang masih tertidur pulas.
"Xin,bangun Xin."Ucap Jane yang menggoyang-goyangkan tubuh Xinyi.
"Hmm..."Balas Xinyi merasa terganggu.
"Xin,bangun cepetan."Kesal Jane dengan tidak sabar.
"Berisik."Jawab Xinyi langsung membuka ke dua matanya dan melihat Jane yang mengganggu tidurnya.
"Ayo bangun,cepetan mandi."Perintah Jane dan menarik tangan Xinyi untuk bangun.
"Ngapain kamu kesini?"Tanyanya merasa begitu kesal,karena sudah di bangunkan dari mimpi indahnya.
"Aku mau ngajak kamu berbelanja."Ajak Jane menarik Xinyi dari ranjangnya.
"Yasudah,kamu tunggu di gajebo."Usir Xinyi begitu dingin.
"Baiklah."Jawab Jane dan melangkahkan kakinya.
Ketika Jane ingin keluar kamar,dia baru ingat dengan lelaki yang berada di gajebo.
Kemudian dia langsung kembali ke hadapan Xinyi,begitu penasaran dengan lelaki yang sedang berbincang di gajebo.
Xinyi yang melihat Jane kembali padanya,merasa semakin tambah kesal dan menatap Jane dengan tajam.
Apalagi masih teringat akan luka di hatinya,membuatnya tidak percaya dengan Jane sekarang.
Xinyi merasa harus waspada terhadap Jane,agar tidak merasakan rasa sakit yang di alaminya.
"Apa lagi?"
Tanya Xinyi dengan malas untuk meladeni Jane.
"Aku baru ingat Xin,kamu tau tidak 2 laki-laki yang sedang berbincang di gajebo?"Tanya Jane menatap Xinyi dengan rasa penasaran.
"kak Xintian dan kak Jiwei,sana kamu ikut bergabung saja."Perintah Xinyi,agar Jane segera keluar dari kamarnya.
"Kakak kamu? Bukannya,dia satu bulan lagi baru pulang ya?"Tanya Jane semakin penasaran.
"Kamu lupa ya? Sebentar lagi,upacara kedewasaan aku.Jadi,kak Xintian pulang cepat."Jawab Xinyi merasa kesal lalu mendorong Jane keluar.
"Yasudah,kalau gitu."Ucap Jane,dia langsung meninggalkan Xinyi dan berjalan ke arah gajebo.
Sedangkan di gajebo,kakak Xinyi sedang asik membicarakan adik kesayangannya itu kepada sahabatnya.
Xintian sangat ingin menjodohkan sang adik kepada sahabatnya,apalagi dia sangat percaya dengan sahabatnya ini.
Xintian lebih percaya kepada sahabatnya sendiri,dia tidak rela dengan sang adik yang nantinya dengan laki-laki asing yang tidak dirinya kenal sama sekali.
"Bagaimana pendapatmu tentang adikku? cantik kan? Kamu jatuh cinta tidak dengan adikku?"
Tanya Xintian bertubi-tubi,dia berharap sahabatnya suka dengan sang adik.
"Kamu menanyakan pertanyaan yang tidak masuk akal."Jawab Jiwei tidak habis pikir dengan sahabatnya ini.
"Aku perhatikan raut wajahmu,ketika aku menceritakan adikku seolah-olah kamu mengagumi dia Wei."Ujar Xintian dengan menggoda Jiwei.
"Aku hanya kagum saja, melihat kalian sedekat itu."Elak Jiwei,karena sudah menganggap Xinyi sebagai adiknya.
Menurut Jiwei,adik sahabatnya jelas orang yang berbeda bagi dirinya.Bahkan saat Xinyi memeluknya kemarin,bayangan kehidupan Xinyi di masa lalu tertangkap olehnya.
Namun dia hanya diam dan tidak memberitahukan perihal itu kepada Xintian,jadi dia memendamnya sendiri.
"Jadi? Kamu suka tidak sih,kepada adikku?"Tanya Xintian,menunggu jawaban dari Jiwei.
Ketika Jiwei hendak menjawab,namun dia melihat ke arah Jane.Karena tiba-tiba Jane menghampiri mereka di gajebo,membuat nya begitu tidak suka dengan kehadiran Jane.
"Hai,kak Xintian."Sapa Jane,saat masuk ke dalam gajebo.
"Eh,ada apa?"Tanya Xintian,karena heran Jane langsung masuk ke gajebo tanpa rasa malu sedikitpun.
"Aku di suruh menunggu di sini oleh Xinyi,Xinyi lagi bersiap-siap di kamarnya."Jawab Jane dengan pandangan yang terus menatap Jiwei.
Melihat gerakan Jane yang aneh terhadap temannya,Xintian langsung memperkenalkan temannya itu terhadap Jane.
"Dia Jane,sahabat kecil adikku."Kata Xintian yang memperkenalkan Jane terhadap Jiwei.
Jiwei melihat gelagat Jane yang menurutnya,Jane sangat tidak sopan saat melihat dirinya.
Apalagi saat Jiwei tahu,bahwa Jane penyebab kematian Xinyi di kehidupan yang lalu.
Jiwei semakin tidak suka dengan keberadaan Jane dan hanya melihat Jane dengan tatapan tidak suka.
"Aku Jiwei."Kata Jiwei dengan singkat,karena benar-benar tidak suka dengan kehadiran Jane.
"Aku Jane kak,salam kenal."Balas Jane dengan muka merah.
"Kamu tunggu saja disini,kami pergi dulu."Ujar Xintian,karena merasa tidak bebas percakapannya di dengar oleh Jane.
"Baik kak."Balas Jane,tidak berpikir apapun tentang mereka.
Xintian dan Jiwei pergi dari gajebo dan melanjutkan percakapan mereka sambil berjalan,karena mereka merasa terganggu dengan hadirnya Jane dan lebih baik pergi dari hadapan Jane.
"Aku pikir,Xinyi harus hati-hati dengan sahabatnya itu!"Peringatan Jiwei.
"Maksud kamu Jane? Kenapa harus hati-hati?"Tanya Xintian yang tidak mengerti.
"Aku melihat aura kekejaman dalam dirinya."Jawab Jiwei,agar sahabatnya berhati-hati pada Jane.
"Yasudah,nanti aku coba bicarakan dengan Xinyi.Lama-lama,kamu beneran jadi seorang peramal."Canda Xintian,sambil tertawa terhadap Jiwei.
"Malah mentertawakan aku,sialan kamu Tian."Umpat Jiwei dengan mendorong Xintian pelan.
Mereka berbincang sambil bercanda,karena mereka sangat menghargai persahabatan mereka.
Awalnya Jiwei susah di dekati oleh Xintian,akhirnya Jiwei luluh lalu menerima Xintian begitu saja menjadi sahabatnya.
Sedangkan Jane yang berada di gajebo,dia melihat Jiwei dengan tatapan suka.Dia baru kali ini menatap lelaki tampan,tapi semua lelaki yang dia lihat tidak setampan Jiwei.
"Jiwei sangat tampan,aku sangat menyukainya.Setampannya kamu,aku tetap harus masuk ke istana demi ayahku.Upacara kedewasaan Xinyi sebentar lagi,aku harus menjadi pusat perhatian disana.Biarkan aku jadi tokoh utamanya,bukan Xinyi si bodoh ini.Akan aku permalukan dia,di acaranya nanti.Biarkan aku si cantik dan si jenius ini yang menjadi pusat perhatian.Mungkin nanti Jiwei atau perwakilan istana bisa kagum dengan diriku."Gumam Jane,begitu terlalu percaya diri akan dirinya sendiri.
waktu berlalu dan pelayan Xinyi menghampiri Jane di gajebo,dia dengan sopan menunduk lalu memberitahukan perintah yang di berikan majikannya pada sang tamu.
"Putri Jane,putri memanggil anda."Kata pelayan dengan menunduk.
"Baiklah."Jawab Jane beranjak dari duduknya.
Mereka lalu pergi untuk menemui Xinyi,apalagi Xinyi sudah siap untuk di ajak pergi.
"Maaf ya Jane,kamu harus menunggu lama."Ucap Xinyi dengan pura-pura merasa tidak enak kepada Jane.
"Padahal aku sengaja lama,agar kamu kesal."Batin Xinyi,karena malas harus menemani Jane berbelanja.
"Tidak apa-apa,ayo kita pergi berbelanja."Ajak Jane.
Mereka lalu meninggalkan kediaman Xinjiang,Jane dan Xinyi langsung pergi untuk berbelanja.
Selama pergi berbelanja,Jane lah yang paling gila berbelanja.
Berbeda dengan Xinyi,apa yang di pegang Xinyi semuanya di rebut oleh Jane.Sedangkan Xinyi,selama berbelanja belum mendapatkan barang yang dia inginkan sama sekali.
Di sisi lain,pergerakan mereka di perhatikan oleh seorang pemuda tampan.Pemuda tampan tersebut adalah pangeran Damian.
Pangeran tidak sengaja,melihat wajah cantik Xinyi yang sedang berbelanja.Tiba-tiba,dia sangat tertarik melihat wajah Xinyi.
"Carlos,cari tau siapa wanita cantik yang memakai jepit kupu-kupu itu."Perintah Damian,melihat Xinyi yang cantik.
"Baik pangeran."Jawab Carlos yang merupakan pengawal kepercayaan Damian.
"Seperti,ada yang memperhatikanku."Gumam Xinyi,melihat ke segala arah namun tidak menemukan orang yang memperhatikannya.
"Kenapa Xin?"Tanya Jane,karena merasa heran dengan Xinyi seperti mencari seseorang.
"Tidak,ayo pulang hari sudah sore."Ajak Xinyi,karena merasa dirinya lelah.
"Yasudah,ayo."Jawab Jane yang melangkah duluan.
"Mungkin,hanya perasaanku saja."Gumam Xinyi,tidak berfikir aneh-aneh lagi.
Mereka langsung pulang ke kediaman masing-masing,karena hari sudah sore.
Apalagi,Xinyi benar-benar kelelahan menemani Jane.Dia benar-benar tidak membeli apapun,karena semua gara-gara Jane yang selalu merebut barang yang dirinya sukai.
Disisi lain,Damian sedang menunggu hasil bawahannya.Merasa sudah jatuh cinta dengan wanita yang baru di lihatnya,membuatnya ingin mengenal lebih dalam dengan wanita cantik yang di lihatnya.
"Gimana hasilnya?"Tanya Damian yang penasaran dengan hasilnya.
"Dia anak ke dua keluarga Xinjiang,namanya putri Xinyi.Sebentar lagi keluarga Xinjiang,akan mengadakan upacara kedewasaan untuk putrinya.Keluarga kerajaan,sudah menerima undangannya pangeran."Balas Carlos melaporkan perihal Xinyi,membuat Damian saat mendengarnya tersenyum.
"Baiklah,kamu keluar."Suruh Damian,karena dia ingin sendiri.
Pengawal lalu meninggalkan Damian seorang diri dan bersiap berjaga diluar.
"Xinyi,dia harus jadi milikku."Seringai Damian,karena Xinyi harus jadi miliknya.
Sudah seminggu berlalu,dimana kediaman Xinjiang dari pagi buta sibuk mempersiapkan perjamuan untuk upacara kedewasaan putrinya Xinyi.
Mereka sangat sibuk dan tidak ingin ada kesalahan sedikitpun,karena mereka mengundang orang kerajaan untuk menjadi tamu mereka.
"Sayang,hadiah apa yang akan kamu berikan kepada putri kita?"Tanya sang istri yang bergelayutan manja terhadap suaminya.
"Bagaimana dengan toko kain dan toko perhiasan sayang."Jawab sang suami,memegang lengan sang istri.
"Kamu memberikan 2 toko kepada Xinyi,bagaimana dengan Xintian?"Tanya istrinya,karena khawatir dengan sikap anak laki-lakinya nanti.
"Kamu jangan khawatir sayang,Xintian tidak akan iri pada Xinyi.Dia sudah dewasa,dia pasti mengerti."Balas sang suami,menenangkan istrinya.
"Aku percayakan semuanya kepadamu sayang."Ucap sang istri,mereka segera ikut berkumpul ke aula.
Sedangkan di aula kediaman Xinjiang,sudah banyak tamu undangan yang sudah datang.
Xinyi hanya asik mengobrol dengan sang kakak,karena merasa bosan acaranya belum dimulai sama sekali.
"Harap diam semuanya,upacara kedewasaan putri kami akan di mulai.Xinyi kesini sayang,lewati dulu proses sakralnya."Perintah sang ayah yang memanggil putrinya.
Proses demi proses berjalan lancar,hingga ibu Xinyi bernafas lega karena acaranya lancar.
"Terimakasih terhadap tamu undangan,karena sudah bersedia hadir di acara yang di selenggarakan oleh kediaman Xinjiang.Sebagai tuan rumah,saya berfikir untuk memeriahkan acara saya dengan menyambut para putri bangsawan untuk menunjukkan bakat masing-masing di sini."Ucap Xinyi dengan tersenyum penuh arti.
"Ini saatnya,moment yang aku tunggu-tunggu."Batin Jane,sudah tidak sabar jadi pusat perhatian di acara Xinyi.
"Putri Xinyi,karena aku sahabat kecilmu.Aku bersedia memberikan sebuah syair untukmu."Ucap Jane di hadapan semua orang.
Xinyi yang melihat ke arah Jane lalu tersenyum penuh arti kepada Jane,kemudian dirinya sudah menantikan rasa kesal Jane terpampang di wajah nya.
Apalagi,dia akan membuat Jane senang sebentar dan membuat Jane jadi pusat perhatian di acaranya.
"Silahkan Jane."Kata Xinyi tersenyum penuh arti kepada Jane.
"Aku ingin lihat,bakatmu yang tak seberapa ini."Batin Xinyi.
"Sebelum syairnya di mulai,aku memberikan selamat atas upacara kedewasaannya terhadap sahabatku Xinyi."Ucap Jane tersenyum palsu kepada Xinyi.
"Terimakasih."Jawab Xinyi dengan membalas senyumannya.
Jane mulai membacakan syairnya,dia membacakannya dengan tersenyum.
Matahari menyinari dunia.
Burung-burung berterbangan dengan bebas.
Air dari gunung mengalir ke setiap sungai.
Bunga-bunga bermekaran dengan indah.
Angin dengan lembutnya berhembus.
Daun-daun bergoyang dengan seirama.
Inilah dunia yang maha indah.
Ucap Jane dengan tersenyum lalu mengakhiri penampilannya.
"Tepuk tangan semuanya,terimakasih Jane."Ujar Xinyi yang tersenyum palsu,karena memberikan pusat perhatian yang di inginkan Jane.
"Putri Jane sangat hebat syairnya,seperti seorang terpelajar."Riuh penonton,merasa syair yang di buat Jane sangat bagus.
"Lihat kan,sekarang aku yang jadi pusat perhatian disini."Batin Jane,begitu senang dengan pujian orang-orang terhadap dirinya.
"Sekarang,giliran aku mempermalukan kamu Xinyi."Batin Jane,sambil memberikan senyuman kecut melihat Xinyi.
"Terimakasih semuanya,tapi syairku tidak sebagus itu.Aku masih kalah jauh di banding syair sahabatku putri Xinyi."Kata Jane yang pura-pura malu dan merendah.
Jane sengaja seperti itu,agar penonton mendorong Xinyi membacakan syairnya.Apalagi,Jane sangat tau betul Xinyi tidak bisa membuat Syair.
"Wah,ternyata putri Xinyi juga berbakat dalam membuat syair."Ucap seorang tamu,saat mendengar Jane berbicara.
"Kenapa putri Xinyi tidak menyumbangkan syairnya saja."Usul tamu undangan,karena terpancing dengan ucapan Jane.
"Kena kau Xinyi."Batin Jane,merasa puas dengan tindakannya.
"Itu ide yang bagus."Ucap Xintian,percaya adiknya juga berbakat.
"Terimakasih atas pujiannya putri Jane,semoga syairku ini bisa di dengar di telinga para tamu dengan enak."Ucap Xinyi tersenyum dan mulai membacakan syairnya.
Kupu-kupu berterbangan dengan bebas.
Menepi dalam inti sari bunga.
Bau bunga yang semerbak menarik perhatiannya.
Bunga yang bergoyang tertiup angin.
Tidak menggoyahkan niat kupu-kupu.
Oh kupu-kupu yang cantik.
Semenarik itukah bunganya.
Hingga kamu tetap hinggap di sang bunga.
Tepuk tangan dari Damian,menarik semua tamu undangan yang melihatnya.Mereka ikut bertepuk tangan,seperti yang di lakukan Damian.
Mereka juga kagum dengan syair yang di bacakan Xinyi,mereka tidak menyangka syair Xinyi juga sangat bagus.
"Syair yang cantik."Puji Damian,melihat Xinyi dengan penuh arti.
Xinyi kaget saat menatap orang yang dia benci,namun di hatinya masih ada kerinduan terhadap Damian,apalagi Damian di kehidupannya yang dulu menjadi suaminya.
"Terimakasih,pujiannya pangeran."Balas Xintian,karena merasa tersanjung jika adiknya di lirik oleh pangeran.
Damian hanya membalas dengan senyuman,tapi tatapan matanya begitu lekat hanya tertuju pada Xinyi.
"Sepertinya,pangeran tertarik dengan Xinyi sayang."Bisik sang istri terhadap suaminya,karena melihat Damian yang begitu intens terhadap anaknya.
"Kesempatan yang bagus,sayang."Ucap sang suami,merasa ada peluang anaknya bisa di pilih jadi pasangan pangeran.
"Terimakasih pangeran,karena sudah memuji syair yang di bacakan oleh putriku."Ucap sang ayah,agar suasana tidak terlalu mencekam.
"Sama-sama,tuan adipati."Ucap pangeran,menghormati ayahnya Xinyi.
"Sial,sejak kapan Xinyi bisa bersyair."Batin Jane yang penuh dengan kekesalan.
Waktu berlalu begitu cepat,hingga acara sudah selesai.Bahkan para tamu sudah pulang,hanya tersisa Damian yang masih berdiam di aula.
"Pangeran,terimakasih sudah mau datang ke kediaman kami."Ucap adipati Xinjiang,berterimakasih kepada Damian.
"Tidak perlu berterimakasih,kami datang karena memenuhi undangan yang tuan adipati kirim."Balas pangeran,karena tidak mau adipati curiga jika dirinya menyukai anaknya.
"Xinyi sini sayang,perkenalkan ini pangeran Damian."Ucap sang ayah,memperkenalkan anaknya terhadap Damian.
"Hormat pangeran,saya Xinyi."Ucap Xinyi menunduk,memperkenalkan dirinya.
"Ingin ku congkel ke 2 matanya."Batin Xinyi,karena Damian begitu intens terhadap dirinya.
Damian terus menatap Xinyi dengan tersenyum,dia rasanya ingin memiliki Xinyi secepatnya.
"Paman,aku juga ingin berkenalan dengan pangeran."Pinta Jane centil.
"Aku Jane pangeran,sahabatnya Xinyi."Ucap Jane,berharap Damian melirik dirinya.
"Damian."Balas Damian dengan ketus,karena muak dengan tingkah Jane yang seperti itu.
Jane tersenyum canggung,karena Damian sangat ketus terhadap dirinya.Jane iri karena Damian terus menatap Xinyi,bahkan menatap dirinya saja tidak seperti itu.
"Sialan,dari tadi matanya hanya melihat si bodoh ini.Emang aku tidak cantik apa?"Rutuk Jane dalam hati.
"Kalau begitu,saya undur diri dulu pangeran."Ucap Xinyi memecahkan keheningan,karena dirinya ingin segera beristirahat.
"Pangeran,pangeran."Ucap ayah Xinyi,melambaikan tangannya di depan Damian.
"Maaf,aku tidak fokus adipati."Ujar Damian yang terus memperhatikan Xinyi.
"Tidak apa-apa pangeran."Ucap Xinjiang tersenyum,karena dia melihat Damian terus memperhatikan anaknya.
"Hari sudah semakin sore,kalau begitu saya pamit undur diri adipati."Ucap Damian,pura-pura ingin pergi.
"Kalau begitu,hati-hati dijalan pangeran."Ucap adipati Xinjiang.
Malam hari di kamar Xinyi,Xinyi merasa acaranya sangat melelahkan.
Setelah acara,dia langsung membuka hadiah dari para tamu.Dia begitu senang,saat melihat kado pemberian sang kakak.
"Hadiah yang terindah hanya dari kakak,memang kakak yang terbaik tau saja adiknya suka ini."Puji Xinyi dengan senang,karena mendapatkan gelang yang cantik dari kakaknya.
tuk,suara di jendela.
"Siapa malam-malam yang bikin gaduh."Gumam Xinyi,sambil melangkah ke jendela dan tidak ada siapa-siapa.
"Mungkin angin atau hanya halusinasiku saja,karena kelelahan."Ucap Xinyi,melangkah ke ranjangnya.
"Sudahlah,pejamkan mata saja.Besok ayah mau memberikan hadiah untukku."Gumam Xinyi dengan senang saat mengingatnya.
Perlahan mata Xinyi tertutup,tanpa sadar seorang laki-laki menyelinap di kamar Xinyi dari sore hari.
Dia menghampiri Xinyi yang sudah terlelap dengan tidurnya,kemudian duduk di ranjang sambil melihat Xinyi yang sedang tertidur.
"Cantik sekali,aku jatuh cinta sama kamu."Gumam Damian membelai rambut Xinyi.
Lama menatap Xinyi tertidur,perlahan tangannya membelai wajah Xinyi yang sedang tertidur.
Xinyi yang tertidur,mulai terganggu dengan belaian-belaian kecil di wajahnya.Damian yang sadar sudah melewati batas,dia langsung bersembunyi agar tidak ketahuan Xinyi.
Xinyi membuka kedua matanya perlahan,karena merasa ada yang mengganggu tidurnya.
"Seperti ada yang membelai wajahku,tapi tidak ada siapa-siapa.Sudahlah mungkin hanya perasaanku saja."Ucap Xinyi dan kembali memejamkan matanya.
Damian tersenyum kecil,melihat Xinyi yang begitu menggemaskan.Dia rasanya ingin menampakan dirinya,begitu sangat gemas terhadap Xinyi.
"Sudahlah,besok lagi aku kesini.Selamat malam putriku yang cantik."Ucap Damian dalam hati.
Damian pergi dari kamar Xinyi,karena dia takut ayah dan ibunya mencari dirinya.
Sedangkan di kamar Xintian,dia sibuk mengganggu sahabatnya.Dia sangat ingin sahabatnya menyukai adiknya,apalagi dengan melihat ketampanan sahabatnya ini.
"Kamu beneran gak suka adikku Wei?"Tanya Xintian,berulang kali membahasnya.
"Aku sama sepertimu,menganggapnya adik."Jawab Jiwei,karena tidak memiliki perasaan apapun terhadap Xinyi.
"Tapi,aku melihat tatapan pangeran tadi.Sepertinya pangeran menyukai Xinyi."Ucap Jiwei,mengingat di perjamuan pangeran begitu intens melihat Xinyi.
"Iya benar,dia menatap Xinyi begitu intens.Aku membayangkannya saja,sudah merinding.Tapi aku tidak ingin Xinyi masuk ke istana,aku berharap Xinyi bersamamu."Ungkap Xintian,karena dia sangat mengenal bagaimana watak Jiwei.
"Untung yang di tatap Xinyi,bukan kamu."Gumam Jiwei.
"Kalau aku yang di tatap,aku jelas merindinglah.Karena aku masih normal."Kata Xintian langsung merinding.
"Jika pangeran menatapmu,berarti pangeran tidak normal Tian."Ucap Jiwei sambil cekikikan.
"Sialan,kau Jiwei."Ucap Xintian langsung melempar bantal kepada Jiwei.
"Sudahlah,mari kita tidur.Aku sudah tidak sabar,segera ingin pulang ke rumahku besok."Ujar Jiwei,karena keluarganya pasti menunggu dirinya.
"Yasudah,ayo kita tidur."Ajak Xintian,karena merasa dirinya juga sudah mengantuk.
Xintian dan Jiwei mulai memejamkan matanya,hingga mereka tertidur lelap.
"Panggilkan Xinyi ke aula utama."Ucap adipati Xinjiang terhadap pelayan.
"Tidak usah,aku sudah di sini ayah."Jawab Xinyi yang baru saja datang dan menghampiri mereka.
"Lah,kak Wei mau kemana?"Tanya Xinyi yang melihat Jiwei membawa buntelan di tangannya.
"Jiwei mau pulang ke kediamannya."Jawab Xintian menatap sang adik
"Kakak mau ikut kak Wei juga?"Tanya Xinyi membalas tatapan sang kakak.
"Tidak,kakak akan ikut ayah.Lahi pula,dua hari lagi kakak harus pergi ke negara Bei."Jawab Xintian.
"Secepat itu."Cemberut Xinyi,karena kakaknya hanya tinggal sebentar.
"Sudah-sudah,kasian Jiwei nanti ke sorean."Ucap sang ibu yang perhatian dengan sahabat anaknya.
"Hati-hati di jalan kak."Kata Xinyi yang memberikan senyuman terhadap Jiwei.
"Iya Xin,terimakasih.Terimakasih,karena sudah mau menampung aku di sini beberapa hati dan aku merasa sudah merepotkan kalian."Ucap Jiwei merasa tidak enak,karena sudah menumpang beberapa hari di kediaman sahabatnya ini.
"Tidak sama sekali nak,mau lama di sini juga tidak apa-apa,agar kediaman jadi semakin ramai."Balas ibu Xinyi,karena merasa Jiwei tidak merepotkan dirinya sama sekali.
"Saya pamit tante,paman."Pamit Jiwei langsung masuk kedalam kereta.
"Hati-hati kawan."Teriak Xintian,karena tidak ikut pergi dengan sahabatnya.
"Sampai jumpa kak Wei."Teriak Xinyi,sambil melambaikan tangannya kepada Jiwei.
"Nah ayah,kak Wei sudah pergi.Terus mana hadiah untukku?"Tagih Xinyi yang masih penasaran dengan hadiahnya.
"Yasudah,sekarang kita pergi."Ajak sang ayah dan berjalan masuk ke dalam kereta.
Mereka semua mengikuti langkah ayahnya yang naik ke dalam kereta dan mereka pergi dari kediaman Xinjiang.
Perjalanan mereka hanya sebentar dan tidak memakan waktu yang lama.Bahakan mereka sudah sampai di depan toko kain Xinjiang,toko yang akan di berikan kepada Xinyi.
"Mana hadiahku ayah?"Tagih Xinyi yang tidak sabaran dan melihat-lihat sekitar.
Xinyi masih bingung,Karena mereka berhenti di depan toko milik ayahnya.Dia masih tidak tau,ayahnya ingin memberikan hadiah apa untuk dirinya.
Sang ibu menggelengkan kepalanya,karena begitu gemas melihat sikap sang anak yang begitu tidak sabaran.Apalagi,sekarang dia melihat anaknya yang sedang mencari keberadaan hadiahnya dimana.
"Ini sayang hadiahnya."Ucap sang ibu,begitu gemas dan menunjukkan tokonya.
"Mana bu?"Tanya Xinyi,karena masih bingung dan tidak melihat kotak hadiah sama sekali.
"Toko kain ini,hadiah yang di berikan ayah untuk kamu."Ucap sang ibu menjelaskannya.
Xinyi yang mendengarnya kaget dan menatap ke dua orang tuanya dengan tatapan tidak percaya,karena mereka menghadiahkannya sebuah toko.
Apalagi,dia tidak menyangka akan di berikan toko ini.Di kehidupan yang dulu,ayahnya hanya mengajak Xinyi untuk memilih perhiasan di tokonya.
"Benarkah ayah?"Tanya Xinyi yang masih tidak percaya,jika hadiah yang diberikan ayahnya sebuah toko.
"Iya sayang."Balas sang ayah,melihat Xinyi masih kaget dengan apa yang diberikannya.
"Terimakasih ayah,Xinyi senang atas hadiahnya."Memeluk sang ayah,karena dia terharu dengan pemberian ayahnya.
"Yasudah,ayo kita masuk."Ajak sang ibu,agar Xinyi semakin senang.
Mereka masuk ke dalam toko dan langsung memasuki salah satu ruangan di toko itu.
Kemudian Xinjiang memanggil pengurus toko untuk masuk ke dalam ruangannya,dia memberi tahu terhadap pengurus toko tentang tokonya yang di berikan kepada putrinya sendiri.
"Penjaga toko,sekarang pemilik toko ini putri Xinyi.Kalau ada apa-apa dengan toko ini,kamu bisa membicarakannya kepada putri Xinyi secara langsung dan berikan semua laporan perkembangan toko kepada putri Xinyi."Perintah Xinjiang yang sudah menyerahkan toko terhadap putrinya.
"Baik tuan,kami akan selalu melaporkan hal apapun terhadap putri."Jawab penjaga toko dan menuruti perintah Xinjiang.
"Kak,dulu kakak di kasih apa sama ayah?"Tanya Xinyi berbisik kepada kakaknya,karena dia sangat penasaran.
"Kakak di kasih kedai makan,kedai makan yang ada di ujung jalan sini."Jawab sang kakak singkat.
"Beneran,itu punya kakak?"Tanya Xinyi,masih tidak percaya bahwa kedai itu milik kakaknya.
"Iya sayang,itu benar punya kakak."Ujar Xintian,agar Xinyi percaya dengan ucapannya.
"Kedai yang tadi ramai pengunjungnya itu?"Tanya Xinyi sekali lagi,karena takut salah.
"Benar,tidak percaya? ayo kita kesana."Ajak sang kakak,dia menarik tangan adiknya keluar dari toko kain.
Sang ibu yang mendengarkan interaksi antara putra dan putrinya hanya bisa tersenyum melihat kedekatan anak-anaknya.
Dia merasa bersyukur dengan anak-anaknya yang akur,rasanya begitu bahagia melihat anak-anaknya saling menyayangi satu sama lain.
Di kedai makanan milik Xintian,semua pegawai begitu sibuk mengurusi pelanggan yang datang.
Pengelola kedai yang tidak sengaja melihat majikannya dari kejauhan,dia bergegas menunda pekerjaannya dan menyambut kedatangan tuannya.
"Tuan sudah datang,bukannya tuan dua minggu lagi baru kesini."Tanya pengelola kedai,karena majikannya yang tiba-tiba datang.
"Ada acara di kediamanku,siapkan saja makanan terenak buat adikku ini."Perintah Xintian mengajak adiknya masuk ke dalam kedai.
"Baik tuan."Balas pengelola dan langsung bergegas ke dapur menuruti perintah majikannya.
"Wah hebat,beneran punya kakak.Aku bangga jika ini toko punya kakak."Ucap Xinyi yang merasa takjub dengan kakaknya ini.
Melihat adiknya yang begitu menggemaskan,dia merangkul bahu adiknya dengan perasaan senang.
"Sekarang percayakan? Kalau gitu,ayo masuk keruangan kakak.Kita makan di sana saja,karena di sini terlalu ramai."Ajak Xintian dengan senyuman yang merekah di bibirnya.
Dari kejauhan interaksi kakak beradik itu di lihat oleh Damian,dia tidak menyangka dirinya bisa melihat gadis incarannya sekarang.
"Xinyi begitu cantik."Gumam Damian,melihat Xinyi yang sangat cantik.
"Kalau begitu,aku akan hampiri mereka saja."Gumam Damian,karena ingin bertemu dengan Xinyi.
Orang tua Xinyi,langsung menghampiri anak-anaknya yang sedang berada di kedai Tian Wei.Mereka langsung masuk ke dalam ruangan pribadi milik Xintian dan melihat anaknya yang sedang makan.
"Sayang,sudah puas belum makannya?"Tanya sang ibu,karena harus memberikan hadiah yang satunya lagi untuk Xinyi.
"Sudah bu,makanan disini sangat enak dan lezat bu."Balas Xinyi,sangat puas dengan makanan di kedai kakaknya ini.
"kalau begitu,ayo kita lanjut ke hadiah yang ke dua."Ajak sang ayah,membuat Xinyi kaget mendengar ayahnya itu.
"Ayah,apa tidak terlalu banyak hadiahnya.Segini saja sudah lebih cukup yah."Tolak Xinyi,karena hadiahnya terlalu berlebihan.
"Tidak apa-apa sayang,ayo."Ajak sang ayah tersenyum.
Mereka langsung pergi dari kedai Tian Wei dan bergegas pergi ke toko perhiasan milik keluarga Xinjiang.
Sesampainya di toko perhiasan,ayahnya memperkenalkan Xinyi sebagai penanggung jawab toko.
Memberitahukan penjaga mengenai Xinyi yang akan bertanggung jawab dengan semua hal tentang toko dan mereka langsung masuk ke ruangan yang ada di dalam toko.
Setelah mereka sudah masuk ke ruangan sang ayah,tidak lama Damian masuk ke dalam toko tersebut.Karena sudah mengikuti mereka,selama perjalanan menuju toko perhiasan milik Xinjiang.
"Permisi."Ucap Carlos menghampiri penjaga toko.
"Iya tuan,ada yang bisa kami bantu?"Tanya penjaga toko,karena melihat penampilan kerajaan milik Carlos.
"Pangeran ingin memesan sebuah perhiasan langka di toko ini."Ucap Carlos,membuat penjaga senang.
"Kalau begitu,kebetulan pemilik toko yang baru ada disini.Anda bisa langsung berbincang dengan pemilik toko."Kata penjaga toko,karena ini kesempatan langka pangeran memesan di tokonya.
"Kalau begitu,saya bicarakan dulu dengan pangeran."Ucap Carlos,meninggalkan penjaga toko.
Carlos menghampiri Damian,dia membicarakan apa yang di bicarakan penjaga itu.
Damian menyetujui apa yang di katakan penjaga itu dan langsung di antarkan penjaga ke dalam ruangan VIP.
Kemudian penjaga langsung menghampiri Xinyi,agar Xinyi menemui pelanggan di ruangan VIP.
Xinyi yang baru pertama kali menyambut pelanggan,dia langsung bergegas mengikuti penjaga ke ruang VIP dan masuk ke dalam ruangan VIP.
"Permisi."Ucap Xinyi dengan sopan.
Damian melihat Xinyi yang masuk dan menatapnya dengan intens,dia tersenyum melihat Xinyi yang sudah masuk.
Xinyi menahan nafasnya,karena melihat tatapan Damian terhadapnya dan dia pura-pura tenang berhadapan dengan Damian.
"Ada yang bisa saya bantu pangeran?"Tanya Xinyi dan menatap Damian dengan kesal di dalam hatinya.
"Carlos,kamu keluar sebentar."Perintah Damian,karena dia ingin berduaan bersama Xinyi di ruangan VIP.
"Baik tuan."Jawab Carlos yang langsung pergi dari ruangan itu.
"Jadi,bagaimana pangeran? Perhiasan seperti apa yang ingin anda beli dari toko kami?"Tanya Xinyi profesional demi citra toko miliknya.
"Putri sangat cantik."Puji Damian sambil menatap Xinyi dengan lekat.
Tapi Xinyi tidak menghiraukan perkataan Damian dan langsung memberikan desain kehadapan Damian,dia ingin cepat-cepat keluar ruangan dan tidak ingin satu ruangan bersama Damian.
"Apakah anda kesini membeli perhiasan atau hanya sekedar basa-basi pangeran?"Tanya Xinyi dengan sarkas.
"Aku menginginkan sebuah kalung yang cantik untuk wanita yang sepesial."Pinta Damian sambil menatap Xinyi dengan lekat.
"Kalau begitu,silahkan ingin model seperti apa?"Tanya Xinyi,berusaha bersikap sopan di hadapan Damian.
"Aku lihat-lihat dulu desainnya,kalung ini sangat bagus karena terbuat dari perpaduan batu ruby dan emas."Ucap Damian,karena kalungnya begitu cantik dan cocok untuk Xinyi.
"Baiklah,jadi anda menyukai kalung ini?"Tanya Xinyi.
"Aku pesan itu saja."Jawabnya.
"Terimakasih,karena pangeran sudah memesan di toko kami."Ucap Xinyi,mencoba membuat dirinya sopan dan terpaksa harus tersenyum sopan demi pelanggannya yang satu ini.
"Jika pesanan sudah selesai,kami akan mengabari pangeran secepatnya."Ucap Xinyi.
"Langsung antarkan saja ke istana oleh kamu."Perintah Damian yang tersenyum penuh arti terhadap Xinyi.
"Kalau begitu,saya undur diri dulu pangeran."Pamit Xinyi dengan sopan.
Kemudian Xinyi berdiri dari duduknya dan melangkah pergi ingin meninggalkan ruangan.
"Tunggu putri!"Cegat Damian yang memegang tangan Xinyi.
Namun Xinyi langsung cepat-cepat menepis tangan Damian,karena sudah berani memegang pergelangan tangannya.
"Ada apa lagi pangeran?"Tanya Xinyi menoleh terhadap Damian dengan dingin.
"Bolehkah,aku mengajakmu makan siang besok?"Tanya Damian yang bersemangat.
"Maaf pangeran,saya sibuk.Kalau gitu saya permisi,keluarga saya sedang menunggu saya."Tolak Xinyi dan pergi dari hadapan Damian.
"Semakin kamu menolak,semakin membuat diriku tertarik dengan kamu Xinyi."Gumam Damian dengan senyuman misteriusnya.
Sedangkan di sisi lain,Xinyi kesal dengan tindakan Damian terhadap dirinya.Dia berjalan sambil menggerutu,dia sebisa mungkin ingin menjauh dari Damian.
"Apa-apaan,dia ngajak aku makan.Melihat wajahnya saja membuatku muak,aku tidak ingin lama-lama berhadapan dengannya."Gerutu Xinyi dengan muka marah,sambil berjalan ke ruangan dimana keluarganya sedang berkumpul.
Xinyi membuka pintu ruangan dengan menahan amarahnya,agar keluarganya tidak tau.
"Haduh cape."Gumam Xinyi yang langsung duduk di sofa.
"Kenapa sayang?"Tanya sang kakak,melihat adiknya yang seperti kecapean.
"Tidak apa-apa kak."Balas Xinyi,karena agar kakaknya tidak khawatir terhadap dirinya.
"Kalau gitu,yasudah kita pulang."Ajak sang kakak,karena orangtuanya sudah pulang duluan.
"Aku baru sadar,ibu sama ayah mana?"Tanya Xinyi mulai celingukan mencari orangtuanya.
"Sudah pulang,kakak di suruh nunggu kamu."Jawab sang kakak lalu berdiri dari duduknya.
"Yasudah,ayo kita juga pulang."Ajak Xinyi,menarik tangan kakaknya dengan semangat.
Mereka keluar dari toko perhiasan dan melanjutkan perjalanan mereka untuk pulang ke kediaman Xinjiang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!