NovelToon NovelToon

System Pembalasan Seorang Istri

BAB 1

Mati di tangan suami sendiri saat hamil besar, sungguh na'as hidupnya.

[Ding]

[System membantunya hidup kembali ke masa lalu untuk membalaskan dendamnya dan mengubah masa depan]

...****************...

Baru saja Sahara masuk ke dalam kamarnya, ia di buat terkejut melihat suami dan sekretarisnya ada di dalam kamarnya.

"Mas! Apa yang kau lakukan!" teriak Sahara saat melihat suaminya dan sekretarisnya yang bernama Anna sedang mengambil surat-surat penting dari brangkas miliknya.

"Semua surat ini, rumah, mobil dan aset perusahaan akan menjadi milikku dan Anna, jadi kau tidak di perlukan lagi, mulai hari ini aku akan menceraikan mu!" tukas Rendi menjatuhkan talak.

"Apa! Mas … apa maksud mu?" tanya Sahara terbelalak.

"Mulai saat ini kau bukan lagi istriku," jawab Rendi meredupkan matanya.

"Mas … Bukankah kau bilang kau sangat mencintai ku? Lagian aku juga sedang hamil besar yang sebentar lagi akan melahirkan. Apa kau sadar dengan ucapan mu?" tanya Sahara dengan mata yang mulai berkaca-kaca sambil memegang perutnya yang besar, karena ia sudah hamil 8 bulan.

"Siapa yang ingin punya istri sepertimu! Wanita tidak berguna dan tidak bisa apa-apa! aku juga tidak sudi punya anak dengan mu!" jawab Rendi ketus.

Sahara mengengam erat tangannya dengan darah yang bergejolak. "Jika kau menceraikan ku lalu kenapa kau mengambil surat penting milik papa?" tanya Sahara geram.

"Ah! Siapa peduli dengan orang yang sudah mati itu, yang pasti semua harta ini menjadi milik kami berdua," ucap Rendi merangkul sekretaris Anna.

"Jadi maksudnya? Kalian selama ini punya hubungan? Lalu kenapa kau mengambil aset milik papaku?" tanya Sahara yang saat itu masih belum mengerti.

"Biar aku jelaskan, aku dan Rendi sudah punya hubungan sejak Rendi di promosikan menjadi CEO. Saat Rendi menjadi CEO kami merencanakan pembunuhan kedua orang tua mu agar bisa menguasai seluruh aset perusahaan papa mu, salahkan diri mu yang polos itu, apa kau pikir Rendi mencintai wanita polos dan jelek seperti mu? Benar-benar wanita bodoh!" maki Anna terkekeh.

"Apa! Orang tua ku … orang tua ku kalian yang membunuhnya?" Sahara memegang dadanya yang sesak, tanpa sadar air matanya jatuh di pipi. Bibirnya tak bisa berkata-kata lagi, rasanya suaranya tertahan di tenggorokan.

"Kenapa! Baru tahu ya? Hahaha, sungguh sangat menyedihkan diri mu," ucap Anna tertawa, Rendi juga tersenyum merendahkan dirinya.

Sahara sangat marah, matanya memerah karena emosi. "Kembalikan surat itu!" teriak Sahara yang berusaha merebut surat berharga itu dari tangan Rendi.

Tapi Rendi menepis Sahara membuat Sahara terjatuh.

"Kembalikan surat itu atau aku akan lapor polisi!" ancam Sahara.

"Apa! Beraninya kau mengancam ku! Aku pernah menghabisi orang tua mu, jadi aku tidak takut menghabisi mu juga! Dari pada suatu saat kau jadi benalu suatu hari nanti!" ucap Rendi geram sambil menarik rambut Sahara hingga kepalanya mendegak ke atas.

"Aku tidak akan membiarkan mu kau merebut perusahaan papaku yang selama ini ia bangun dengan tangannya sendiri! Aku tidak akan membiarkannya!" teriak Sahara.

"Oh, kau berani melawan! Kalau begitu mati saja kau!" teriak Rendi emosi.

Rendi menarik kuat rambut Sahara lagi lalu membenturkan kepala Sahara di tembok dengan keras dan itu beberapa kali membuat kepala Sahara mengeluarkan darah segar.

Pandangan Sahara berkunang-kunang, rasa sakit yang luar biasa ia rasakan.

"Mas bagaimana ini?" tanya Anna ketakutan saat melihat darah itu mengalir sambil mendekapkan wajahnya di dada Rendi.

"Sudah, kamu tidak perlu takut, aku akan membereskan ini semua. Dengan kekuasaan yang aku miliki aku bisa menyembunyikan masalah ini," jawab Rendi balik memeluk Anna.

Perlahan-lahan kesadaran Sahara menghilang, tapi ia melihat Rendi dan Anna saling berpelukan sebelum kematiannya.

'Tuhan, aku tidak rela mati seperti ini, sungguh aku tak rela! Tolong beri aku kesempatan sekali lagi, atas nama kematian ku dan kematian kedua orang tua ku tolong beri aku kesempatan sekali lagi untuk merubah hidup ku.'

Setelah mengatakan itu, Sahara menutup matanya dan ia pun benar-benar kehilangan kesadarannya.

"Aku akan mengatakan kepada pers jika dia terpeleset dan kepalanya terbentur membuat cidera di kepalanya dan mati," ucap Rendi menenangkan.

Di saat itu, jiwa Sahara melayang-layang di tengah kegelapan. Ia di kelilingi oleh gelap tanpa batas

"Aku di mana?" tanya Sahara melihat sekeliling yang hanya ada kegelapan yang tak berujung. Tiba-tiba sebuah cahaya mendekatinya, cahaya hologram pun muncul di hadapannya.

[Ding Ding]

Menemukan Nona pemilik system…

Loading…

Memindai…

Selesai.

Pengenalan status Nona…

Memindai…

Loading…

Selesai.

Nama: Sahara Amila

Umur: 25 tahun

Status: Istri

Jenis kelamin: Wanita

Membangkitkan Nona dari kematian...

Memproses...

Loading…

Selesai.

WELCOME

[Selamat datang di system super canggih, System sudah memilih Anda sebagai pemilik system super canggih ini. System akan membantu mewujud keinginan Anda]

"Apa ini? Kenapa ada di kepala ku?" tanya Sahara bingung sambil memegang kepalanya.

[Ini adalah system yang akan membantu Anda untuk meningkatkan kemapuan Anda membuat Anda tidak mengulangi kesalahan di masa depan. System ini akan mengembalikan Anda di waktu tertentu untuk memperbaiki masa lalu demi kebaikan masa depan]

"Apa? System ini bisa membantu ku memperbaiki masa lalu? Jadi aku di beri kesempatan untuk memperbaiki masa lalu ku?" tanya Sahara terbelalak, rasanya ia tidak ingin mempercayai ini.

[Benar Nona. Akan tetapi pastinya system ini akan memberi misi-misi yang harus Anda selesaikan untuk meningkatkan kemampuan Anda, dengan begini maka Anda bisa mengubah hidup Anda. Apa Anda bersedia menerima system ini?]

"Aku … Bersedia," jawab Sahara mantap.

[Baiklah, system akan mengirim Anda ke masa lalu]

"Tunggu tapi …." belum sempat Sahara ingin bertanya lagi, kesadarannya pun menghilang.

***

Antara sadar dan tidak, ia mendengar suara bising kendaraan yang lewat dan beberapa orang yang sedang berbicara. Ia juga merasakan tubuhnya di angkat ke suatu tempat lalu di pindahkan ke suatu tempat, di tempat itu berjalan dan mengeluarkan bunyi sirine, yang menandakan jika ia ada di dalam ambulan.

Sahara sangat ingin membuka matanya, tapi tidak bisa karena ia sangat pusing. Saat sampai di tempat yang lain, tubuhnya di angkat lagi lalu di bawa lagi ke suatu ruangan.

Tangannya sakit seperti di tusuk jarum, ia juga mendengar suara beberapa orang yang tidak begitu jelas ia dengar. Karena ia tak sanggup untuk bangun, ia pasrah saja apa yang sedang beberapa orang itu lakukan. Mereka juga seperti mengikat kepalanya dengan sesuatu.

"Sudah selesai, biarkan dia istirahat, kamu ambilkan ponselnya dan hubungi keluarganya." terdengar suara seorang pria yang memerintah.

"Baik Dok."

Beberapa menit di tinggalkan, akhirnya Sahara bisa membuka matanya dan melihat sekeliling, sakit tusuk jarum itu ternyata tangannya di inpus, sedangkan kepalanya di ikat ternyata di perban.

"Aduh!" serunya yang merasa sakit di bagian kepalanya.

"Aku di rumah sakit?" tanya Sahara binggung. Yang ia ingat saat itu ia di bunuh oleh suami tercintanya dan selingkuhan sang suami. Seharusnya ia sudah mati, tapi kenapa ia ada di rumah sakit? Ia juga memimpikan sebuah mimpi yang aneh, seperti system hologram yang seharusnya ada di komputer tapi malah masuk di kepalanya.

Ia juga memegang perutnya yang seharusnya ia hamil besar 8 bulan tapi yang ia rasakan perutnya datar tidak seperti orang sedang hamil.

[Selamat datang Nona]

Mendengar suara itu Sahara terperanjat dan ia langsung duduk dan memegang dadanya.

"Apa ini!" teriak Sahara yang terkejut hampir jantungnya copot. Karena tiba-tiba saja system hologram itu muncul di kepalanya sama persis di dalam mimpinya.

[Ini adalah system hologram System super canggih yang hadir di dalam kepala Anda. System' bertugas untuk merubah takdir Anda]

"Benarkah? Jadi System' yang ada di mimpi ku itu beneran ada dan nyata?" tanya Sahara kaget.

[Benar sekali Nona ini nyata adanya. Selamat mencoba]

[Hadiah pengenalan]

[Penampilan:1]

[Pesona:1]

[Kekuatan:1]

[Kecepatan:1]

[Kelincahan:1]

[Pertahanan:1]

[Kecerdasan:1]

[Keberanian:1]

[Poin:10]

"Oh ini hadiah pengenalannya?" tanya Sahara menyentuh hologramnya.

[Benar Nona, Setiap pengerjaan misi selesai maka Anda mendapat penambahan angka, angka ini akan berpengaruh besar pada kehidupan Anda selanjutnya]

"Begitu ya, tapi … Aku masih bingung," ucap Sahara.

[Tidak apa-apa Nona, wajar jika Anda masih bingung, tapi seiringnya waktu Anda akan terbiasa]

"Sahara, kamu baik-baik saja Nak?" tiba-tiba saja mama dan papa Sahara masuk ke dalam ruangan dan memeluknya.

Sahara terperanjat dan masih kebingungan, bukankah seharusnya mama dan papanya sudah meninggal, tapi kenapa hidup lagi?

"Mama Papa, kalian …." Sahara tampak kebingungan.

"Ada apa Sayang, kenapa kau melihat kami seperti itu?" tanya Mamanya.

"Kalian baik-baik saja kan Mama?" tanya Sahara dengan mata berkaca-kaca.

"Kami baik-baik saja kok Sayang, justru kami yang bertanya, apa kamu baik-baik saja?" mamanya balik bertanya.

"Syukurlah kalau tidak kenapa-kenapa," jawab Sahara memeluk mamanya.

Tapi perasaan Sahara ada yang ganjal, ia mempunyai ingatan dua waktu, masa depan dan masa lalu.

Ia mempunyai ingatan di masa depan yang kelam akibat perbuatan Rendi yang membuat ia meregang nyawa di tangan suami tercintanya.

[Benar, Anda kembali ke masa lalu tahun 2018]

'Apa! Aku kembali 5 tahun silam? Di mana satu tahun sebelum kecelakaan beruntun yang di alami oleh kedua orang ku? Sedang aku di bunuh oleh pria brengsek itu tahun 2023. Jadi apa yang ku alami ini beneran nyata?' batinnya sambil menatap kedua orang tuanya.

[Benar Nona, karena Anda sudah kembali ke masa lalu maka ubahlah hidup Anda]

'Karena aku sudah kembali ke masa lalu maka aku harus merubah hidup ku, aku tidak akan sudi mencintai orang yang mencelakai ku. Pertama-tama aku akan ambil perusahaan papaku dan kemudian mempermalukan mu dan selingkuhan mu di depan umum, lalu membuat hidup kalian sengsara,' batin Sahara mengepalkan tangannya.

BAB 2

Tak lama kemudian, Rendi pun datang membawa buket bunga sambil tersenyum. Ia datang karena mendapat telpon dari mama Sahara. Ia menghampiri Sahara dan ingin membelai rambut Sahara, akan tetapi Sahara menepisnya. Ia menatap tajam ke arah Rendi, rasa sakit perasaan yang ia rasakan di masa itu masih terasa sangat nyata.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Rendi dengan tatapan penuh perhatian.

"Jangan sentuh aku!" tukas Sahara dengan mata memerah.

Rendi, papa dan mama Sahara merasa heran dengan sifat Sahara saat ini yang 100% perubahannya.

'Rendi, aku tidak akan melepaskan mu, aku tidak akan membiarkan kau merebut perusahaan papa dan membuat hidup mu dan selingkuhan mu menderita,' batin Sahara geram.

"Selamat sore Tuan, Nyonya, Tuan muda. Eh Nona sudah bangun?" terlihat sekretaris Anna yang datang dengan senyum manisnya.

Sahara menatap tajam ke arah Anna, rasa sakit itu semakin menjadi-jadi, bak rasa seribu jarum di tusuk di dadanya.

Tiba-tiba saja emosinya meluap-luap, ingin rasanya ia menghabisi dua sejoli yang berada di dalam ruangannya saat itu juga, ia mengengam erat kedua tangannya.

"Nona, ini saya bawakan bunga untuk Nona, semoga Nona suka," ucap Anna memberikan bunga itu kepada Sahara.

"Wah, sekretaris Anna sangat perhatian ya," ucap mama Sahara tersenyum.

Sahara tersenyum sinis melihat bunga yang bawa Anna.

"Kau sangat perhatian ya pada ku sekretaris Anna, kau datang menjengukku dengan membawa bunga mawar kuning, apa kau mendoakan ku mati?" tanya Sahara menyunggingkan sudut bibirnya.

"Eh, tidak Nona, saya benar-benar tidak tahu, maaf jika saya salah," ucap Anna berkali membungkukkan badannya seolah-olah dia tidak tahu.

"Oh ya, karena kamu sudah bangun, aku panggilkan dokter ya," ucap Rendi yang buru-buru keluar dari ruangan dan meletakkan buket bunga di atas meja.

"Mama, kenapa aku ada di sini?" tanya Sahara penasaran.

"Tadi kamu kecelakaan tunggal menabrak pembatas jalan, polisi sudah memeriksa kejadian ini dan akibat kecelakaan ini di sebabkan oleh rem blong, untung saja kamu hanya mengalami pingsan dan hanya luka memar sedikit di kepala mu. Lain kali kamu jangan pergi sendiri ya, pergilah bersama suami mu," saran sang mama.

'Cih! Aku sungguh tidak sudi satu mobil dengannya,' batin Sahara.

Sahara mencoba mengingat-ingat kejadian yang ia alami saat ini sebelum ia berada di rumah sakit. Ia ingat saat itu ia berada di mobil, akan tetapi sebuah Fuso menyerempetnya. Ia mencoba untuk mengeremnya akan tetapi rem blong. Ia terpaksa banting stir berbelok ke kanan dan menabrak pembatas jalan.

Ia berpikir siapa yang merusak rem mobilnya?

'Ini pasti kerjaan Rendi?' tebak Sahara geram.

Tak lama kemudian, Rendi datang bersama dokter.

"Baik Tuan Nyonya, saya periksa dulu Nona mudanya ya," ucap dokter.

Ia pun segera memeriksa Sahara, dari detak jantungnya, tensi dan luka di kepalanya.

"Nona muda sudah membaik, dia sudah boleh pulang hari ini. Akan tetapi dia butuh istirahat untuk beberapa hari dan tidak boleh banyak bergerak atau mengalami stres agar tidak menimbulkan sakit kepalanya. Nona muda harus rutin minum obat dari resep dokter agar cepat sembuh. Semoga secepatnya sembuh ya Nona muda," ucap dokter tersebut.

"Terima kasih banyak dokter," ucap mama Sahara.

Dari tatapan Anna, ia terlihat tidak senang, akan tetapi itu hanya sejenak lalu ia pun senyum kembali.

Suster pun membuka infus di tangan Sahara lalu memberikan obat yang harus di minum.

"Sahara pulang dengan ku saja Ma," ucap Rendi kepada mama Sahara.

"Tidak! Aku ingin pulang bersama orang tua ku saja! Kau bisa pulang dengannya," ucap Sahara menatap Anna tajam.

"Ya sudah, kalau begitu Sahara pulang dengan kami saja, kau pulanglah bersama sekretaris Anna," ucap papa Sahara.

Sahara berusaha berdiri. Melihat itu, Rendi juga membantu Sahara sebagai bentuk kepeduliannya.

Sahara menepis tangan Rendi untuk kedua kalinya. "Sudah aku katakan jangan sentuh aku! Apa kau tidak dengar!" seru Sahara dengan nada yang agak tinggi.

Rendi pun melepaskan tangan Sahara dan diam mematung di sampingnya.

"Ya sudah, jika kamu nggak mau di bantu oleh suami mu, biar suster dan Papa yang bantu kamu," ucap papa Sahara memegang tangan Sahara dan mendudukkannya di kursi roda.

Suster itu pun mendorong kursi roda Sahara hingga sampai depan pintu mobilnya. Sedangkan Anna dan Rendi sambil berbisik-bisik.

"Kenapa Sahara mendadak jadi berubah setelah dia kecelakaan? Apa dia tahu kamu yang merusak rem mobilnya?" tanya Anna penasaran.

"Mana mungkin dia tahu, saat aku merusaknya dia dan kamu kan pergi ke perusahaan bersama-sama," jawab Rendi.

"Benar juga, tapi tingkahnya sangat membingungkan. Kenapa dia mendadak berubah?" tanya Anna lagi.

"Hm … entahlah, aku yakin nanti dia akan berubah seperti biasa lagi, kita tunggu saja nanti," ucap Rendi menenangkan.

Sahara pun masuk ke dalam mobil dan di temani oleh kedua orangtuanya.

Sang sopir perlahan-lahan melajukan mobilnya menuju arah pulang.

***

Tak lama kemudian, mereka pun sampai di rumah, Sahara berlari buru-buru menuju kamarnya.

"Sahara hati-hati! Nanti kamu jatuh, jangan lari!" teriak mamanya khawatir.

Sahara tidak mempedulikannya. Ia langsung masuk ke dalam kamar lalu mengunci pintu kamarnya.

Ia mendekati brangkas di kamarnya, perlahan-lahan ia pun membukanya. Ia melihat isi dalam brankasnya dan melihat surat-surat penting masih tersusun rapi. Ia memeriksanya dan itu semua masih lengkap.

"Syukurlah semuanya masih lengkap. Aku harus mengubah kata sandinya agar bajing*n itu tidak bisa membukanya lagi," ucap Sahara melihat angka pengunci berkas.

Saat ini ia berpikir keras, kira-kira sandi apa yang ia buat, selama ini biasanya sandi tangal pernikahan mereka karena ia sangat mencintai sang suami, tapi untuk kali ini ia sungguh merasa jijik dan muak.

Yang ia ingat saat ini adalah nama seorang pria yang satu TK dengannya, akan tetapi ia tidak tahu di mana pria itu berada, ia juga sudah melupakan wajah pria kecil itu dan hanya mengingat namanya saja. Ia juga tidak pernah cerita dengan suaminya karena takut suaminya marah.

"Baiklah, nama itu saja," ucap Sahara perlahan-lahan menekan sandi nama pria tersebut. Nama pria kecil itu adalah Albazero.

Setelah selesai, Sahara menutup pintu kedua brangkasnya dan ia merebahkan tubuhnya di kasur.

Tok! Tok!

Tok! Tok!

Tiba-tiba saja pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang. Sahara membuka pintu kamarnya.

"Sayang," ucap Rendi tersenyum manis. Akan tetapi Sahara berdiri di depan pintu dengan pandangan datar tapi menyimpan dendam.

Rendi terdiam dan menunggu. Biasanya wanita yang ada di depannya menyambutnya dengan senyum manis dan berlaku manja di hadapannya, tapi tidak kali ini. Ia terlihat tegas dalam diamnya.

"Sayang, Mas mau masuk dalam kamar, ayo kita kita istirahat," ajak Rendi sedikit canggung.

"Mulai hari ini, kamar ini adalah milikku! Jadi hanya aku yang boleh menempati kamar ini. Kau … silakan tidur di tempat lain!" ucap Sahara tegas.

"Tapikan ini kamar kita berdua, bagaimana kau bisa mengusir ku?" tanya Rendi menekuk alisnya.

"Ini kamar ku! Rumah ini juga rumah orang tuaku dan aku adalah ahli warisnya! Aku bukan hanya bisa mengusir kau dari kamar ini! Aku juga bisa mengusir kau dari rumah ini! Jadi yang menjadi milikku tidak ada yang boleh menyentuhnya!" tukas Sahara.

Seketika Rendi terdiam, ia mengangguk mengerti dan pergi dari kamar Sahara.

"Mau ke mana Rendi?" tanya Mama Sahara saat melihat Rendi pergi dengan wajah kesal.

"Aku mau pergi cari tempat nginap, Sahara mengusir ku," adu Rendi.

Mama Sahara menekuk alisnya bingung, sedangkan Rendi pergi berlalu.

Dari jendela kamar, Sahara melihat Rendi masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan rumahnya.

"Heh! Kau pasti pergi kerumah Anna kan? Pergi dan buatlah rencana yang bagus," ucap Sahara tersenyum sinis.

BAB 3

"Kemana Rendi pergi?" tanya Tuan Hery papa Sahara.

"Dia bilang pergi cari tempat menginap karena di usir Sahara," jawab Nyonya Mila, mama Sahara.

"Haishhhh, padahal Papa ingin diskusi masalah promosi dia menjadi CEO, dan besok adalah penandatanganan resminya," ucap papa Sahara.

"Tidak! Aku tidak mengizinkan Papa mempromosikan dia menjadi CEO. Aku adalah ahli waris perusahaan Papa, aku yang berhak menjadi CEO perusahaan Papa!" tiba-tiba saja Sahara sudah ada di anak tangga. Ia pun turun dan mendekati kedua orang tuanya.

"Kenapa? Bukankah waktu itu kamu tidak ingin mengambil alih perusahaan dan memilih untuk ikut program kehamilan tanpa gangguan dari pekerjaan? Tapi kenapa sekarang kau tidak setuju? Lagian kerja Rendi juga cukup bagus selama ini, para pemegang saham juga setuju jika Rendi yang akan menjadi CEO," ucap Tuan Hery.

"Tidak Papa! Setelah aku berpikir ulang, aku sadar jika pewaris perusahaan Papa yang harus jadi tanggung jawabku. Tolonglah percaya pada ku, percayakan perusahaan itu pada ku, aku yakin aku bisa mengembangkan perusahaan Papa menjadi lebih maju," ucap Sahara mantap.

"Kau yakin itu? Tapi bukannya selama ini kau tidak pernah mempelajari masalah perusahaan, mendadak ingin memimpin perusahaan itu sangat berpengaruh pada perusahaan kita," ucap Papanya khawatir.

"Untuk kali ini, tolong percaya pada ku Pa, jika itu tidak menguntungkan maka ambil kembali perusahaan ini."

"Haishhhh, baiklah, Papa percayakan pada mu perusahaan ini," ucap Tuan Hery tersenyum.

"Terima kasih Pa, aku pasti akan membuat perusahaan PT SHR kita menjadi nomor satu," ucap Sahara mantap.

'Hehehe, Rendi, tunggu pembalasanku ya, aku akan menghukum mu di mana pun kau berada,' batin Sahara tersenyum menyeringai.

PT SHR adalah PT yang memproduksi parfum buatan sendiri yang di buat dengan bahan alami tanpa bahan kimia yang sudah di akui negara dan sudah mempunyai surat izin usaha.

***

Ke esokkan harinya, Sahara sudah memakai stelan jas wanita, heels yang senanda dengan bajunya lalu memakai riasan wajah yang biasanya sangat jarang ia gunakan.

"Sahara, kamu mau kemana?" tanya Nyonya Mila saat anaknya yang sudah memakai pakaian rapi.

"Aku mau ke kantor Ma," jawab Sahara.

"Tapi bukannya kamu baru habis kecelakaan dan harus istirahat beberapa hari di rumah?" tanya Mamanya menekuk alis.

"Luka itu tidak akan membuatku mati Ma, tenang saja, aku akan jaga diri ku dengan baik," ucap Sahara tersenyum.

"Baiklah, Papa antar kamu ke perusahaan. Karena kamu ingin memimpin perusahaan ini maka tunjukkan kemampuan mu pada Papa," ucap Tuan Hary.

"Baik Papa, aku tidak akan mengecewakan Papa," ucap Sahara mengangguk mantap

Mereka pun masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju ke perusahaan.

Sesampainya di sana terlihat sekretaris Anna dan Rendi berdiri di depan pintu utama perusahaan untuk menyambut kedatangan Tuan Hery. Dari kejauhan mereka terlihat berbincang-bincang sambi tersenyum.

'Sudah ku duga, pria nggak tahu diri itu pasti tidur di rumah selingkuhannya,' batin Sahara.

Setelah mobil berhenti di depan perusahaan, Rendi dan Anna buru-buru mendekati mobil mereka.

"Selamat pagi Tuan CEO," sapa Rendi dan Anna bersamaan sambil tersenyum manis.

"Selamat pagi," jawab Tuan Hary.

Sahara keluar dari mobil membuat Anna dan Rendi terkejut.

'Kenapa wanita ini datang ke perusahaan, kemaren dia mengusir ku entah apa lagi yang ia lakukan di sini lagi,' batin Rendi menatap tajam ke arah Sahara.

"Oh, tidak mau menyambut ku juga kah?" tanya Sahara tersenyum manis tapi menyeramkan.

"Selamat pagi Nona," ucap mereka menundukkan kepala.

"Ya udah Sahara, kamu masuk ke dalam perusahaan ya, kerjakan apa yang bisa kamu lakukan, Papa ingin ketemu sama klien dulu, nanti Papa sama klien itu datang ke perusahaan kembali, soalnya ada beberapa urusan yang harus Papa urus di luar," ucap Tuan Hary berpamitan.

"Baik Pa, Papa hati-hati di jalan, semoga semua lancar," ujar Sahara.

Tuan Hary pun masuk ke dalam mobil dan melaju meninggalkan perusahaan.

Sahara berjalan masuk ke dalam perusahaan, sedangkan Rendi dan sekretaris Anna mengekor di belakang.

Mereka pun masuk ke ruangan utama CEO. Sahara duduk di kursi kebesaran CEO milik papanya dengan menaikkan kaki sebelah ke atas kaki sebelahnya. Rendi duduk di depan Sahara sambil menatapnya. Sedangkan Anna berdiri di kursi belakang Rendi.

[Ding Ding]

[Misi baru]

[Membuat Anna terluka]

[Status misi: Sedang berlangsung]

'Hehehe, akhirnya datang juga hari ini,' batin Sahara menyengir.

"Hey kau! Kenapa malah berdiri di sini! Sana buatkan kopi, untukku buat kopi dengan sedikit gula," perintah Sahara.

"Eh, baik Nona." angguk sekretaris Anna lalu berlari keluar dari ruang utama CEO.

"Sungguh menyebalkan! Lihat saja nanti, aku akan beri kamu pelajaran!" denggus Anna geram.

"Kenapa kau datang ke perusahaan? Hari ini adalah hari peresmian ku di promosikan menjadi CEO, kenapa dia tidak malah pergi?" tanya Rendi memberanikan diri angkat bicara karena dari tadi ia hanya melihat Sahara memainkan ponselnya.

"Kenapa? Kau terkejut aku datang dan Papa malah pergi? Papa memberikan kesempatan kepada ku untuk memimpin perusahaan, jadi aku tidak menyia-nyiakan kesempatan kali ini," ucap Sahara tersenyum dengan menyungging sudut bibirnya.

"Apa! Kenapa ini terjadi? Bukankah papa mu sudah sepakat hari ini akan meresmikan aku di promosikan menjadi CEO? Kenapa tiba-tiba merubahnya?" tanya Rendi dengan nada tinggi.

"Kenapa memangnya jika berubah? Aku adalah ahli waris perusahaan ini, kau itu hanya menantu, yang sebentar lagi akan menjadi mantan!" ucap Sahara ketus.

"Apa!!" Rendi terbelalak.

"Kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanya Sahara menaikkan alisnya.

"Bukankah dari awal kau yang merekomendasikan aku sebagai CEO? Lalu kenapa sekarang kau yang ingin menjadi CEO? Selama ini kau juga memuji pekerjaan ku sangat bagus. Para pemegang saham juga setuju jika aku yang menjadi Ceo. Ayolah Sayang, bukanlah kita sudah sepakat sejak awal, kau mempercayai ku untuk memimpin perusahaan ini," bujuk Rendi dengan suara memelas.

"Jangan panggil aku dengan kata itu, sungguh menjijikkan! Memangnya kenapa kalau aku yang mengambil alih perusahaan papa? Ini adalah hak ku! Aku yang seharusnya menentukan masa depan perusahaan ini! Bukan kau! Aku tidak sudi perusahaan ini di pimpin oleh orang seperti mu! Kau pikir aku tidak tahu kebusukan mu! Jangan berpikir kau bisa menguasai perusahaan ini!" seru Sahara membelalakkan matanya.

"Sahara! Kau …."

"Ssstttttt! Jangan menghardik ku, kau bisa kapan saja ku tendang!" Sahara mengangkat jari telunjuknya lalu menujuk ke arah Rendi.

Sekretaris Anna datang dengan membawa 1 gelas kopi sambil tersenyum sinis. Kopi yang ia bawa bukan hanya pahit, tapi juga air panas yang mendidih, berharap saat Sahara meminumnya lidahnya melepuh.

"Silakan Nona," ucap Anna meletakan napan di depan Sahara. Dengan cepat Sahara mengambilnya dan sengaja menumpahkan sebagian kopi itu ke tangan Anna.

"Aaaaaaaaaaaaa!" teriak Anna terkejut dan kesakitan. Karena kopi yang sangat panas itu tumpah di tangannya seketika tangannya memerah.

"Anna, kau baik-baik saja?" tanya Rendi panik dan langsung memegang tangan Anna dengan rasa khawatir.

"Sakit banget," rintih Anna kesakitan dengan nada manja.

"Sahara! Kamu ini benar-benar keterlaluan! Kau malah sengaja menumpahkan kopi panas itu di tangannya!" teriak Rendi geram.

"Heh! Siapa suruh dia yang tidak berhati-hati! Kenapa kau menyalahkan ku!" sembur Sahara membelalakkan matanya melihat ke arah Anna.

Anna menundukkan kepalanya. "Iya, aku yang tidak hati-hati," jawab Anna menyalahkan dirinya agar mendapatkan perhatian dari Rendi.

"Lain kamu hati-hati ya," ucap Rendi perhatian dengan Anna dan terus memegang tangan Anna.

Sahara menatap suaminya itu memegang tangan sekretarisnya sambil menyeruput kopi tersebut. Akan tetapi ia menyemburkan kopi itu keluar dari mulutnya ke arah Rendi dan Anna.

"Ihhhh! Kenapa pahit sekali! Pahit kayak lihat muka kalian berdua!" teriak Sahara melepeh kopi pahit itu di tissue lalu melemparkannya ke arah mereka lagi membuat Rendi naik pitam.

"Sahara! Kamu jangan keterlaluan! Melempar sampah seenaknya di muka orang! Kau jangan …."

"Oh keterlaluan ya? Lalu kau memegang tangan wanita lain di depan ku apa itu tidak keterlaluan? Atau jangan-jangan kalian punya hubungan lain?" tanya Sahara mengintimidasi.

Rendi langsung melepaskan tangan Anna.

"Kenapa di lepaskan? Kalian berdua tampak serasi seperti pasangan sejoli, yang satunya pria tidak tahu diri, yang satunya wanita tidak tahu di untung," ucap Sahara seenaknya sambil tersenyum sinis.

Rendi sungguh tak bisa berkata-kata dan ia tak tahan dengan ucapan Sahara dan memilih untuk keluar ruangan. Anna juga mengikuti Rendi keluar.

[Ding Ding]

[Misi selesai]

[Selamat Anda mendapatkan 10% kepercayaan beberapa pemegang saham sebagai pemimpin perusahaan SHR]

[Selamat Anda mendapatkan 10 poin]

[Penampilan:2]

[Pesona:2]

[Kekuatan:2]

[Kecepatan:2]

[Kelincahan:2]

[Pertahanan:2]

[Kecerdasan:2]

[Keberanian:2]

[Poin:20]

[Status pembalasan: 000001/100000]

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!