NovelToon NovelToon

Flash Wedding

Lahan Pertanian

Lahan Pertanian

Di sebuah desa, hiduplah seorang petani tersukses di sana. Petani yang memiliki banyak tanah yang sudah di jadikan lahan pertanian. Petani tersebut bernama Barto Kaswara. Ia berumur sudah berusia sekitar 60han.

Karena begitu sukses di bidang pertanian, pak Barto sampai-sampai memiliki banyak nya karyawan dan juga penanggung jawab di setiap daerah untuk perkebunan yang ia miliki.

Di salah satu perkebunan yang luas nya sama luas nya dengan satu kecamatan, di tanggung jawab oleh salah satu penanggung jawab oleh seorang lelaki yang berusia 30 tahun bernama Dirga Swara.

Setelah 5 tahun mengelola lahan dan juga penanggung jawab, kini Dirga bermaksud ingin berhenti dan kembali ke kampung halaman nya yang di kota. Dimana jarak nya sangat jauh dan harus menggunakan pesawat untuk mempercepat perjalanan.

"Pak, saya ingin memberi tahu pak Barto, bahwa saya ingin berhenti berkerja di sini. Saya rencana nya ingin kembali ke kota," Ucap Dirga yang saat ini sedang duduk santai bersama pak Berto yang duduk bersama di depan rumah sambil melihat-lihat area perkebunan sekeliling mereka.

Pak Berto yang mendengar perkataan Dirga pun, terkejut. Pak Berto merasa tidak ingin seorang Dirga lelaki yang sangat pintar mengelola tanah nya itu pergi. Pak Berto sudah menganggap Dirga seperti layak anak nya sendiri karena saking suka nya.

"Kenapa? Apa kau tidak suka berada di sini lagi?," Tanya pak Berto.

"Tidak begitu pak. Saya sangat menyukai pertanian begini," Jawab Dirga sambil memandangi di sekitarnya.

"Lalu kenapa kau ingin berhenti?," Tanya pak Berto lagi.

"Saya harus kembali ke kota pak. Saya sudah berumur 30 tahun genap tahun ini. Keluarga saya di kota meminta saya kembali dan menikah dengan tunangan saya yang baru saja pulang dari luar negeri," Jelas Dirga. Pak Berto yang mendengar pun terdiam beberapa saat mendengar perkataan Dirga.

"Kau sudah bertunangan?," Tanya pak Berto.

"Sudah dua tahun lalu sebenarnya pak. Tunangan saya katanya sebelum menikah ia ingin melanjutkan studi nya S2 di London maka nya kami tunda untuk menikah lebih dulu," Jelas Dirga dengan tersenyum.

"Dirga, aku sebenarnya kemari juga ada sesuatu yang ingin aku beritahukan pada mu," Ucap pak Berto dengan serius.

"Mengenai apa pak?," Tanya Dirga.

"Aku kemari sebenernya bermaksud untuk meminta kau menikahi putri saya Kinara," Jelas pak Berto dengan tarikan nafas dalam nya. Dirga yang saat itu sedang meminum segelas kopi pun tersedak dan terbatuk mendengarnya. Dirga begitu terkejut.

"Uhuk..uhuk"

"Mungkin kamu menganggap saya ini sangat egois karena meminta mu menikahi putri saya Kinara di saat kamu sudah mengatakan bahwa kamu memiliki tunangan," Ucap pak Berto.

"Dirga, kamu tau sendiri sudah satu tahun ini ada saja pesaing yang ingin menjatuhkan dan mencelakai keluarga saya. Itu lah kenapa saya ingin menikahi putri saya Kinara dengan mu karena saya yakin jika kamu lah yang bisa menjaga nya," Jelas pak Berto. Memikirkan putri nya, membuat pak Berto sangat kawatir. Pak Berto tidak ingin jika putrinya di celakai oleh para pesaing yang membencinya dan malah membalas nya pada putri tunggal nya Kinara.

Memang, sudah satu tahun ini selalu ada pesaing yang iri dan ingin menjatuhkan keluarga Berto. Sudah berbagai macam cara ia lakukan karena tidak suka dengan kesuksesan yang di raih oleh Berto.

"Tapi pak, permintaan pak Berto kali ini sangat memberatkan saya. Saya seperti nya tidak bisa menerima permintaan pak Berto," Tolak Dirga dengan halus dan juga tenang.

"Saya tau itu lah jawaban mu. Saya memang tidak akan memaksa mu Dirga. Tapi saya berharap kamu memikirkanya lagi," Ucap pak Berto.

"Untuk masalah ini, saya benar-benar menolak nya pak. Pak Berto tau sendiri jika saya memiliki tunangan. Kami sudah menjalin hubungan begitu lama, jadi tidak mungkin saya menikah dengan orang lain, pak," Jelas Dirga. Dirga tidak mungkin menikah dengan orang yang belum ia kenal sebelum nya dan meninggalkan tunangan nya yang ia cintai.

"Jika keputusan mu begitu, saya tidak bisa berkata lagi. Saya doakan supaya kamu dan tunangan mu tetap bahagia dan di lancar kan dalam urusan pernikahan," Pak Berto menepuk bahu Dirga dengan senyuman. Walau bagaimana pun, pak Berto tidak bisa memaksa Dirga menikah dengan Kinara.

Setelah lama bercerita bersama pak Berto, sorenya Dirga memutuskan untuk kembali ke kota untuk melamar dan menikahi tunangan nya yang baru pulang dari London beberapa hari yang lalu.

* * * * *

Setelah satu hari kemudian. Dirga kembali ke desa dan mendatangi rumah pak Berto. Pak Berto pun terheran dengan kedatangan Dirga kerumah nya. Bagaimana tidak?, Dirga yang tadi nya sudah kembali ke kota untuk menikah, kini malah kembali lagi ke desa menemui nya.

"Dirga, bukan kah katamu kau mau kembali ke kota sore kemarin?," Tanya pak Berto yang tengah duduk di dalam rumah dengan menggunakan sarung khas orang desa.

"Benar Dirga. Pak bilang nak Dirga sudah pulang ke kota," Saut Rani istri pak Berto sambil menuangkan kopi ke dalam gelas yang terletak di atas meja untuk pak Berto dan juga Dirga.

"Iya, tapi saya terbang kemari kesini lagi. Tujuan nya Justru kedatangan saya kemari untuk menerima tawaran pak Berto," Ucap Dirga sambil mengambil secangkir kopi dan menggoyangkan dengan pelan untuk mendinginkan kopi hitamnya.

Pak Berto dan istrinya pun terkejut mendengar nya.

"Jadi nak Dirga mau menikah dengan Kinara?," Tanya Bu Rani. Dirga mengangguk mengiyakan.

"Dirga, apa yang membuat mu mau menikah dengan Kinara?, bukan kah kemarin Dirga menolak permintaan saya?," Tanya pak Berto terheran.

"Saat saya pulang ke rumah di lahan pertanian tadi nya, tak sengaja saya mendengarkan para karyawan di sana menceritakan bahwa putri pak Berto hampir di culik dan di bunuh oleh pesuruh para pesaing. Mendengar hal itu, membuat saya kemari," Jelas Dirga.

"Benar. Beberapa bulan ini para pesaing begitu mengganggu kehidupan keluarga saya. Mereka ingin menjatuhkan saya, namun rencana mereka selalu gagal. Pada akhirnya putri saya lah yang ingin mereka celakai," Pak Berto berkata dengan wajah tertunduk tak berdaya harus bagaimana.

"Untuk itu, saya akan menikahi Kinara. Kebetulan, saya dan tunangan saya tidak jadi untuk menikah," Ucap Dirga.

"Syukurlah. Akhirnya ada lelaki yang akan menjaga Kinara ya pak," Ujar Bu Rani dengan tersenyum. Jauh berbeda dengan pak Berto yang masih terpaku melihat raut wajah Dirga yang sedikit seperti tidak biasa nya.

"Apa kau sudah yakin Dirga?, apa kau sudah yakin ingin menikah dengan putri saya?," Tanya pak Berto dengan serius.

"Saya sudah berpikir dan saya yakin saya sudah yakin pa. Tapi, bagaimana dengan Kinara?, apa dia bersedia menikah dengan saya pak?," Twnya Dirga yang juga serius.

"Baik. Putri saya akan pulang dari Australia besok, jadi kita langsung saja melakukan pernikahan di malam hari nya. Sekedar ijab dan kabul. Untuk pesta nya diikuti belakang hari karena tidak sempat untuk di segerakan jika menyiap kan pesta. Lagi pula Kinara pasti akan menolak pernikahan ini jika berlama-lama," Jelas pak Berto. Kinara berkuliah di salah satu universitas di luar negeri tepatnya Australia. Karena pendidikan nya di sana sudah selesai, ia pun memutuskan untuk pulang ke Indonesia setelah satu tahu tidak pulang.

"Saya punya rencana. Kinara pasti tidak bisa menolaknya," Lanjut pak Berto.

"Terserah keluarga pak Berto saja. Saya hanya mengikuti apa perkataan pak Berto," Ucap Dirga dengan tarikan nafas panjang nya.

Menikah

Menikah

Di malam hari nya. Pernikahan telah selesai di lakukan. Kedua orang tua belah pihak juga hadir. Pak Berto merasa sangat lega sekaligus senang karena putri nya menikah dengan lelaki seperti Dirga. Begitu pun dengan istri nya yang juga turut bahagia.

Setelah ijab kabul, Kinara hanya duduk termenung di sebelah Dirga. Kinara sebenarnya tidak terima dengan pernikahan ini, namun karena ini permintaan ayah nya itulah mengapa Kinara terpaksa harus menerima pernikahan ini.

Selesai Ijab dan kabul, kedua pengantin di minta untuk bersalaman dengan kedua orang tua nya dan juga bersalaman dengan kedua mertua nya. Dirga di sambut sangat hangat saat bersalaman dengan pak Berto dan istrinya yang kini telah menjadi mertua nya. Namun sangat berbeda dengan Kinara. Saat Kinara bersalaman dengan kedua orang tua Dirga, Kedua orang tersebut hanya sekedar bersalaman dan dengan cepat melepaskan tangan Kinara, seolah mereka tidak menyukai Kinara. Kinara yang mendapat perlakuan begitu, ia malah tidak terlalu perduli karena bagi seorang Kirana, mereka tidak terlalu penting juga.

Seusai akad, kini Dirga langsung meminta izin pada kedua mertua nya dan juga berpamitan pada kedua orang tua nya sendiri untuk membawa Kinara yang kini telah sah menjadi istri nya untuk ia bawa ke tempat tinggal nya yaitu rumah di desa tempat ia tinggal di dekat lahan pertanian anggur dan juga storowbery. Mendengar permintaan Dirga, pak Berto pun mengizinkan dengan senang hati.

"Terima kasih pak, karena telah mengizin kan saya untuk membawa Kinaraa," Ucap Dirga sambil tersenyum kepada ayah mertua nya. Pak Berto pun tersenyum mengiyakan.

"Pah, Kinara tidak mau," Rengek Kinara sambil memeluk lengan ayah nya.

"Mau tidak mau kamu harus mau Kinar. Kita sudah menikah, jadi kita harus mandiri," Ucap Dirga. Kinara yang mendengar pun hanya bisa menatap tajam ke arah Dirga tersebut.

Tanpa panjang lebar, setelah acara selesai, kini Dirga telah membawa Kinara tinggal bersama nya tinggal di tempat Dirga tinggal sebelum nya yaitu rumah di dekat lahan pertanian.

Di malam itu juga, Dirga membawa Kinara untuk langsung ke rumah lahan pertanian tersebut. Dengan menggunakan mobil, kini Kinara kedua nya berada di jalan. Di sepanjang perjalanan, kedua nya hanya saling terdiam. Tidak ada percakapan yang terdengar dalam waktu yang lama. Kinara yang duduk di kursi belakang hanya bisa berdiam diri dan sesekali memperhatikan Dirga dari kaca depan.

"Entah dosa apa hingga aku tiba-tiba harus menikah dengan lelaki ini." Batin Kinara sambil menarik nafas panjang nya dan kemudian menghembuskan nya keluar.

"Nama ku Dirga," Ucap Dirga setelah menyadari jika Kinara melihatnya di kaca depan.

"Oh," Respon Kinara sambil memutar kedua bola matanya. Kinara merasa tidak perduli dengan lelaki yang duduk di depan nya itu.

"Apa sebelum nya kau tidak pernah melihatku?, aku mengelola lahan pertanian ayah mu," Ucap Dirga yang sesekali melihat ke belakang ke arah Kinara

"Tidak. Ayah ku punya banyak sekali karyawan dan perkerja, bagaimana aku tau," Jawab Kinara.

"Jika kau belum kenal, aku akan memperkenalkan diri. Aku Dirga, berumur 30 tahun," Ucap Dirga memeperkenalkan diri sambil terus mengemudi.

"Sudah tua. Pantas saja kebelet nikah," Gerutu Kinara sambil memalingkan wajah nya ke kanan mobil. Dirga yang mendengarnya pun hanya geleng kepala dengan perkataan Kinara Belum tau saja Kinara bahwa seorang Dirga sangat populer di kalangan wanita.

"Di lihat-lihat kau cukup galak ya," Ucap Dirga.

"Aku bukan hanya galak, tapi aku aslinya lebih dari galak. Aku psikopat!," Cetus Kinara dengan menyandarkan punggungnya di kepala kursi mobil.

"Apa tidak apa kau tinggal di rumah pertanian?," Tanya Dirga yang berusaha mengajak Kinara untuk berbicara. Dirga tidak memperdulikan bagaimana kasarnya Kinara padanya.

"Aku tidak mau!. Tapi karena menikah dengan pria tua seperti mu, aku terpaksa!," Cetus Kinara dengan kasar .

"Kau sangat kasar. Aku bisa memakan mu di dalam mobil jika kau masih berbicara sekasar itu dengan suami mu," Ucap Dirga dengan tenang. Dirga berusaha untuk tetap tenang menghadapi Kinara yang ia anggap bocil ini.

"Suami apanya. Suami terpaksa!." Gumam Kinara

"Walaupun kita belum saling kenal, tapi percayalah aku akan bertanggung jawab pada mu dan menafkahi mu," Ucap Dirga. Kinara yang mendengar pun hanya tersenyum miring.

"Gaji mu tidak cukup untuk biaya hidup ku," Balas Kinara.

"Akan aku usahakan." Ucap Dirga. Kinara pun tidak memperdulikan nya lagi.

Di sepanjang perjalanan, keduanya pun kembali terdiam hingga tak terasa beberapa lama, mereka pun telah sampai di depan rumah dan Dirga pun membawa turun barang-barang Kinara untuk di bawa masuk ke dalam rumah. Sementara Kinara hanya keluar dari mobil sambil memandangi lingkungan sekitar.

"Apa hanya ada satu kamar saja?," Tanya Kinara sambil berdiri di depan pintu kamar yang sedang terbuka.

"Iya. Rumah sudah kecil, tidak mungkin membuat kamar dua," Jawab Dirga sambil meletakan barang-barang Kinara ke depan lemari.

"Berarti kau harus tidur di luar," Ucap Kinara sambil naik ke atas tempat tidur.

"Tidak. Aku akan tetap tidur satu kamar dengan mu," Tegas Dirga sambil melompat naik ke atas tempat tidur dan berbaring di samping Kinara. Kinara dengan cepat bergerak dan menjauh dari lelaki di sampingnya ini.

"Kau gila! menjauh!," Teriak Kinara dengan waspada. Kinara reflek melrmpar bantal pada dada bidang suami nya.

"Ini tempat tinggal ku yang sudah di anggap rumah. Ini juga kamar ku. Jika tidak mau tidur di tempat tidur yang sama dengan ku, sebaiknya kau sendiri tidur di lantai!,"Ucap Dirga dengan santai. Kinara pun terdiam dan menatap kesal lelaki yang sedang berbaring tanpa dosa itu.

"Aku lebih baik tidur di lantai dari pada harus tidur dengan lelaki seperti mu!," Kinara menarik selimut dari tempat tidur dengan kasar, kemudian melemparkan nya ke lantai untuk tidur.

"Silakan, tapi bawa selimut kemari. Itu selimut milik ku, jika kau ingin selimut, kau beli sendiri," Ucap Dirga dengan santai dan tenang.

"Kau!, ini ambil selimut sialan mu!. Tidak berperasaan!," Kirana melempar selimut ke wajah Dirga.

"Kenapa kau masih berdiri?, tidur di lantai sana," Dirga melihat ke arah Kinara dengan senyum miring nya. Pun Kinara yang melihat hal itu, hanya terdiam sambil menatap Dirga dengan penuh kekesalan.

Kinara akhirnya tidur di atas lantai yang dingin yang hanya ia lapisi dengan jaket tebalnya saja. Sebenarnya Kinara tidak bisa tidur di lantai apa lagi malam ini udara terasa begitu dingin. Namun karena harga diri nya, membuat Kinara memaksa kan dirinya.

Ancaman

Ancaman

Di pagi harinya. Suara ayam berkokok terdengar begitu jelas di telinga. Membangun kan orang-orang yang masih tertidur di sekitar. Termasuk Kirana. Karena terlalu ribut, membuat Kirana terbangun dari tidur lelap nya. Kirana terbangun dan berusaha membuka kedua mata nya dengan perlahan.

Setelah terbangun sepenuh nya, kini Kinara memperhatikan sekeliling nya. Kirana menyadari jika dirinya saat ini berada di tempat tidur yang telah di selimuti dengan selimut tebal berbulu halus.

"Aku ingat sekali semalam aku tidur di lantai. Tapi kenapa malah sekarang berada di tempat tidur?, apa si tua itu memindahkan aku?," Kinara bertanya-tanya dengan penuh keheranan. Kinara mencoba mengingat-ingat kejadian semalam.

"Tidak mungkin si tua itu memindahkan aku Atau jangan-jangan aku mengigau dan pada akhirnya aku malah naik ke tempat tidur?," Pikir Kinara sambil menggaruk kepala nya yang sama sekali tidak gatal.

"Jika benar aku mengigau, memalukan sekali Arghhhh." Teriak Kinara di dalam hati nya. Kinara merasa sangat malu jika ia benar-benar mengigau saat tertidur semalam.

Di saat Kinara masih duduk di atas tempat tidur sambil berpikir, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar kamar. Mendengar hal itu membuat Kinara kembali berbaring dan berpura-pura masih tertidur karena ia merasa malu dengan Dirga mengenai dirinya semalam yang mengigau dan naik ke tempat tidur.

"Bangunlah. Aku tau kau sudah bangun. Cepat bangun," Panggil Dirga sambil berkacak pinggang melihat Kinara yang terbaring di atas tempat tidur. Mendengar Hal itu membuat Kinara terpaksa bangun dan kemudian kembali duduk.

"Ada apa?," Tanya Kinara yang berusaha untuk terlihat biasa saja di hadapan Dirga, walau pada kenyataan nya ia merasa sangat malu dengan lelaki di depan nya saat ini.

"Bangun dan bersiap sekarang," Titah Dirga

"Bersiap kemana?," Tanya Kinara sambil menguap.

"Keluar. Hari ini hari panen strobery, cepat keluar dan bantu," Ucap Dirga, Kinara yang mendengar pun terkejut dan membulatkan kedua mata nya melihat ke arah Dirga.

"Maksud mu aku harus membantu panen?, tidak. Aku tidak mau!," Tolak Kinara.

"Jangan manja. Cepat bantu di di luar," Titah Dirga terdengar tegas.

"Jangan berani memerintah ku. Kau hanya seseorang yang berkerja bawahan ayah ku," Lawan Kinara sambil melototi Dirga. Kinara tidak terima jika Dirga berani memerintah nya.

"Kau sudah menikah dengan ku, jadi sebagai istri, kau semestinya menuruti perintah dari suami," Ucap Dirga. Kinara yang mendengar pun terdiam menahan kekesalan.

Kinara beranjak dari tempat tidur untuk bersiap. Walau bagaimana pun, Kinara sangat paham bagaimana tata Krama setelah menikah walau sebenarnya pernikahan mereka karena keterpaksaan.

"Aku menunggu mu 5 menit di luar, jika belum keluar juga nanti aku akan mengunci mu di dalam kamar dan meminta hak ku sebagai suami pada mu!," Gertak Dirga sambil melihat ke arah Kirana yang sedang mengambil handuk bersih di dalam lemari.

"Kau gila!," Kirana berjalan melewati Dirga untuk menuju kamar mandi. Kirana mencoba menahan kekesalan nya terhadap laki-laki bernama Dirga. Ada pun Dirga, melihat Kinara yang sudah ke kamar mandi, ia pun kemudian memilih untuk keluar dari kamar dan menunggu di luar.

* * * * *

Selang beberapa menit saja, Kinara sudah bersiap dan keluar dari kamar. Kinara berjalan menghadap Dirga yang sedang menunggu nya di depan rumah.

"Ehem" Kinara berdehem berdiri di belaka bh g Dirga.

Dirgapun melihat ke arah Kinara di belakang nya. Dirga memperhatikan pakaian yang Kinara pakai hari ini sungguh di luar jalur. Bagaimana tidak?, hanya di minta untuk membantu memanen strobery saja, Kinara memakai mantel berwarna hitam tebal yang panjang dan juga topi bulat yang luas seperti payung. Melihat hal itu membuat Dirga kemudian tertawa di depan Kinara.

"Hahahahahahahaah" Dirga merasa ini sangat lucu.

"Apa yang sedang kau tertawakan?, apa yang lucu?," Tanya Kinara sambil melihat ke Dirga.

"Kau mau kemana?, kau seperti pinguin berkepala payung hahahahah," Ucap Dirga sambil tertawa. Melihat sarung tangan dan juga kaos kaki yang berwarna putih yang di pakai oleh Kinara, membuat Dirga kembali tertawa terbahak-bahak. Kinara benar-benar seperti pinguin di dalam film kartun.

"Aku tidak mau terkena panas. Kulit ku bisa rusak dan terbakar. Ini sudah semestinya jika di kebun memakai begini. Kau saja yang kuno!," Balas Kinara sambil memperlihatkan mantel hitam nya yang ia kenakan hari ini.

"Apa kau yakin ingin memakai ini ke bawah?, orang-orang di bawah cukup banyak yang membantu panen hari ini," Tanya Dirga dengan serius. Dirga tidak mau jika Kinara nantinya di.tertawakannorang-orang.

"Tentu saja yakin. Ayo cepatlah. Aku bisa berubah pikiran kapan saja," Kinara berjalan keluar rumah mendahului Dirga. Melihat Kinara yang keluar, Dirga pun ikut keluar dan berjalan di belakang Kinara.

"Cantik tapi tolol." Gumam Dirga sambil berjalan.

Sesampai nya di kebun strawberry, benar saja. Orang-orang di sana memperhatikan Kinara. Semua melihat ke arah Kinara dengan tatapan aneh dan juga menahan tawa. Melihat reaksi orang-orang di sana, membuat Kinara menghentikan langkah nya, dan kemudian berjalan bersamaan dengan Dirga.

"Kenapa tatapan mereka disini sangat aneh?, apa tidak pernah melihat orang cantik," Bisik Kinara ke Dirga. Dirga ikut menahan tawa mendengar perkataan Kinara, namun ia berusaha menahan nya.

"Sudah. Apa yang kalian perhatikan?, kembali berkerja dan jangan bergosip," Titah Dirga kepada semua perkerja yang membantu panen di sana. Mendengar hal itu, semua orang kembali fokus memanen.

"Apa kau tau cara memanen?," Tanya Dirga sambil melihat ke Kinara.

"Tidak. Aku tidak mau memanen. Tangan ku bisa kotor," Tolak Kinara sambil memperlihatkan kedua tangan nya yang memakai sarung tangan putih dan tebal.

"Jika kau masih tidak mau memanen, aku akan mengatakan pada ayah mu jika pernikahan kita akan di tambah menjadi beberapa tahun lagi," Ancam Dirga dengan tersenyum miring. Kinara yang mendengar pun memutar kedua bola matanya ke arah Dirga karena terkejut.

Pak Berto Memang sempat mengatakan pada Dirga dan Kirana, bahwa jika pernikahan mereka di beri waktu satu tahun. Jika masih tidak berjalan dengan tidak semestinya, pak Berto siap menuruti perkataan putri nya Kinara bahwa dalam satu tahun itu tidak ada perubahan dan pernikahan mereka, maka mereka akan bercerai. Mendengar hal itu, pak Berto pun menyetujui nya asal putrinya mau menikah dengan Dirga dan keamanan putrinya untuk terjaga. Begitu pun Dirga yang juga setuju.

"Kau gila!," Protes Kinara tidak terima.

"Jika tidak mau, maka mulai lah berkerja," Titah Kevin sambi berdiri di samping Kinara untuk mulai mengajari Kinara cara memanen storowbery.

"Lelaki macam apa yang memaksa perempuan berkerja di tempat begini." Gerutu Kinara sambil mulai memetik satu persatu storowbery. Dirga hanya diam tidak memperdulikan perkataan Kinara.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!