Hari itu hujan turun dengan lebat, seorang wanita terus memperhatikan jendela dengan sangat khawatir.
"Bagaimana ini? Kenapa mama dan papa belum pulang? Dan hujan tak kunjung reda?"Ucapnya dengan cemas dan khawatir.
Kemudian, seorang wanita menghampirinya"Tuan putri! Sudah waktunya anda untuk tidur!" Pinta wanita itu yang tak lain adalah seorang pelayan.
Wanita itu lalu menoleh ke arah pelayannya "Tapi, bagaimana dengan mama dan papa? Apa mereka akan baik-baik saja?" Ucap wanita dengan paras cantik yang bernama Putri Illeana Badhrika yang sekarang berusia 22 tahun, dia merupakan putri tunggal dan pewaris tahta kerajaan Adhrika.
"Raja dan permaisuri pasti akan baik-baik saja, sekarang sudah pukul 12 malam, sudah seharusnya tuan putri tidur!" Pelayan ini adalah kepala dayang kerajaan sekaligus orang yang membesarkan putri Illeana, namanya adalah Masia.
"Hmmm.." Putri Illeana menghela nafas dalam-dalam.
Pelayan itu lalu menarik pelan-pelan tangan putri Illeana untuk membawanya tidur,"Ayo tuan putri,lagi pula besok tuan putri akan bertemu dengan tunangan tuan putri kan." Ucap pelayan itu.
Putri Illeana lalu tidur di dalam kamarnya, di dalam tidurnya putri Illeana bermimpi buruk.
"Lho aku ada di mana ini?" Dia mendapati dirinya berada di tengah jalan yang disertai dengan hujan yang sangat lebat.
"Itu kan kereta kuta mama dan papa!" Ucapnya yang melihat sebuah kereta kuda tak jauh dari tempatnya berdiri.
Kereta kuda itu melaju dengan kecepatan penuh dan tiba-tiba sebuah Kereta kuda lain menerobos dari arah yang berlawanan, kereta kuda kerajaan lantas menghindari kereta kuda tersebut tersebut dan mereka berhasil menghindar, akan tetapi sayangnya kereta kuda kerajaan itu justru menabrak pembatas jalan dengan sangat parah.
"Mama!!! Papa!!!! Tidakkkk!" Teriak putri Illeana yang seketika terbangun dari tidurnya.
"Huuh........Huuh........." Nafasnya terengah-engah dan jantungnya berdetak sangat kencang.
"Ini enggak mungkin! Ini cuman mimpi!" Tanpa disadari air mata jatuh menetes.
"Enggak! Enggak! Aku enggak boleh nangis! Ini cuman mimpi! Sekarang jam berapa ya?" Putri Illeana lantas melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 5 pagi.
"Seharusnya sekarang mama dan papa sudah sampai rumah!" Putri Illeana lantas beranjak dari tempat tidurnya dan pergi keluar kamarnya untuk mencari keberadaan kedua orang tuanya.
Tok tok tok tok
Illeana mengetuk pintu kamar orangtuanya
"Maa! Paa! Kalian didalam? Bicaralah mama atau papa kalau kalian ada di dalam!" Suaranya terdengar serak dan sedih.
Seorang pelayan di istana tak sengaja melihat putri Illeana di depan kamar yang mulia raja dan permaisuri, pelayan itu lantas menghampiri putri Illeana,"Tuan putri mencari raja dan permaisuri? Maaf tuan putri, mereka belum kembali, alangkah lebih baik jika tuan putri kembali ke kamar!" Ucap pelayan itu.
"Sampai kapan aku harus menunggu? Mereka tak pernah seperti ini? Aku sangat khawatir! Apa jangan jangan terjadi sesuatu dengan mereka! Tidak kan? Jawab aku?" Tanya Illeana dengan sangat sedih.
"Tenang saja tuan putri! Mereka pasti baik-baik saja!" Ucap pelayan itu.
Tiba-tiba terdengar suara riuh dalam istana karena mendapatkan kabar raja dan permaisuri mengalam kecelakaan parah.
"Ada apa ini? Kenapa riuh sekali? Hei kau! Kemari!" Ucap Putri Illeana.
"Sa-ya tuan putri!" Ucapnya dengan panik.
"Apa yang terjadi? Kenapa kalian panik?" Tanya Putri Illeana.
"Ra-ja dan per-maisuri ..." Ucapnya terbata-bata.
"Ada apa? Katakan! Mereka kenapa?" Ucap Putri Illeana dengan berteriak keras.
"Mereka kecelakaan parah dan sekarang berada di rumah sakit kerajaan!" Ucap pelayan itu dengan penuh kesedihan.
"Apaaaa? Aku harus segera segera!" Putri Illeana langsung bergegas pergi ke rumah sakit kerajaan.
Sesampainya di rumah sakit kerajaan, Putri Illeana langsung bergegas mencari keberadaan kedua orangtuanya dan bertanya kepada dokter.
"Dokter! Bagaimana keadaan kedua orang tua saya? Apa yang terjadi kepada mereka? Mereka tidak apa-apa kan?" Tanya Illeana dengan menggebu-gebu.
"Yang mulia, keadaan raja dan permaisuri sangat memperihatinkan,sekarang raja ingin bertemu dengan anda!" Ucap dokter tersebut dengan meneteskan air mata.
Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Putri Illeana hanya menangis dan langsung masuk ke dalam ruangan untuk menemui keberadaan kedua orangtuanya.
"Papa! Mama! Hiks....hikss......" Sambil menangis bercucuran air mata, putri Illeana memeluk kedua orang tuanya dengan keadaan yang sangat memprihatikan.
"Nak! Pa-pa cuma mau bilang kalau pa-pa dan ma-ma sayang sama kamu, ma-ma sudah enggak bisa bangun, kamu pas-ti bi-sa jadi ra-tu yang baik, dan kamu harus berhati-hati de-ngan...." Seketika yang mulia Raja Adelardo Badhrika meninggal dunia sedangkan permaisuri Sarafina Badhrika sudah meninggal di tempat kecelakaan.
"Dengan siapa paa? Papa? Mama? Huaaa.....kenapa kalian pergi secepat ini? Padahal aku belum menikah dan aku belum siap menjadi ratu! Hiks...." Tangis Putri Illeana pecah dan air mata mengalir dengan deras.
Seorang pria dengan wajah yang tampan dan tubuh yang tegap datang menghampiri putri Illeana.
"Yang mulia! Putri Illeana!" Pria itu lantas memeluk putri Illeana, pria itu bernama Morona Samael yang tak lain adalah tunangan putri Illeana Badhrika, sekarang dia berusia 27 tahun.
"Morona! Mama dan papa meninggal! Hiks...hiks....." Putri Illeana menangis di dalam pelukan Morona.
Berita kematian yang mulia raja dan permaisuri lantas menjadi trending topik dan kerajaan sangat bersedih atas kematian raja dan permaisuri kerajaan Adhrika.
3 bulan kemudian putri Illeana Badhrika dinobatkan sebagai sang penguasa dan ratu dari kerajaan Adhrika.
Penobatan sang ratu di adakan dengan sangat meriah dan megah, banyak masyarakat yang gembira setelah lama berduka atas kematian raja mereka terdahulu.
Setelah 3 bulan menjadi ratu, Putri Adhikari menikah kemudian dengan tunangannya Morona Samael saat dia tepat berusia 23 tahun.
Selama menjadi ratu, Putri Illeana terkenal dengan sifatnya yang sangat bijaksana, dibawah kepimpinannya kerajaan Adhrika menjadi semakin maju dan makmur dan seluruh rakyat sangat mencintainya.
5 bulan setelah menikah, Ratu Illeana positif hamil, hal itu menjadi berita paling bahagia di seluruh negeri, akan tetapi terjadi hal yang sangat mengejutkan.
"Pelayan!pelayan!"Panggil Ratu Illeana yang merasa sangat mual karena dia sedang hamil.
"Dimana para pelayan? Sudahlah sebaiknya aku keluar saja dari kamar ini!" Ratu Illeana lantas beranjak dari tempat tidurnya untuk mencari para pelayan.
Sebelumnya ratu Illeana merasa sangat mual dan mengantuk, jadi dia ingin tidur dan tak diganggu oleh siapapun, akan tetapi 1 jam kemudian dia terbangun dari tidurnya.
Dengan keadaan yang susah berjalan, Ratu Illeana justru tak sengaja menabrak sebuah dokumen.
"Arghhh! Dokumen apa ini?" Ratu Illeana lantas berusaha mengemasi dokumen yang berserakan itu, akan tetapi dia justru tak sengaja membaca dokumen tersebut.
"Apa ini? Terbakar? Bukankah mama dan papa meninggal karena tak sengaja menabrak pembatas jalan? Tapi kenapa di sini justru keretanya terbakar?" Seketika Illeana menjadi naik pitam setelah membaca dokumen tersebut.
"Aku harus mengusut kasus ini, tapi Morona pasti tidak akan membiarkan aku melakukan hal ini, lebih baik aku melakukan ini secara diam-diam!" Pikir Illeana yang langsung bergegas mengemasi dokumen yang berserakan.
Dengan pikiran dan cara kerjanya yang bijaksana, dalam waktu 3 hari Illeana dapat mengetahui siapa yang sudah membuat kereta kuda kerajaan terbakar sehingga menewaskan raja dan permaisuri .
"Apa?? Asisten Morona? Bagaimana bisa dia yang melakukan semua ini? Ini tidak mungkin! Morona tidak mungkin melakukan semua ini!" Seketika hati Illeana hancur mendapati asisten suaminya lah penyebab dari kecelakaan itu terjadi.
"Ya tuhan! Ini enggak mungkin! Enggak mungkin!" Tanpa sadar Illeana menangis.
Semenjak saat itu, Illeana menjadi cuek dan tak banyak berbicara ketika berhadapan dengan Morona.
5 hari kemudian, Illeana terbangun tepat pukul 12 malam dan mendapati Morona tidak berada di tempat.
Illeana lantas keluar dari kamarnya dan pergi mencari keberadaan Morona, sampai dia berhenti di depan sebuah kamar tamu kerajaan yang di isi oleh sahabatnya Karmila.
"Ahhhh! Sayang!! Kamu bisa-bisanya ya diam-diam keluar kamar istri kamu untuk kesini!" Ucap perempuan itu dengan suara mendesah yang menggoda.
"Habisnya gimana wangi tubuh kamu sangat membuat aku rindu!" Ucap Morona yang lantas memeluk Karmila dengan erat sambil menciumnya.
Hati Illeana sekali lagi benar-benar hancur tak tersisa, sejenak dia menangis tersedu-sedu mendengar semua ucapan suami dan sahabatnya.
Illeana lalu menghapus air matanya dan menerobos kamar itu.
"Kalian berdua berani-beraninya seperti ini! Penjaga! Penjaga!" Teriak Illeana dengan penuh amarah.
"Sayanggg aku takutttt!" Karmila langsung memeluk Morona dengan erat.
"Kami datang yang mulia!" Ucap beberapa penjaga.
"Sekarang tangkap para pezina itu dan jebloskan mereka ke penjara!" Perintah Ratu Illeana.
Para penjaga justru diam tak berkutik.
"Kenapa kalian diam? Saya suruh kalian tangkap mereka! Tangkap!" Ucap Illeana dengan tegas.
"Hahahaha.....hahahaha...." Karmila dan Morona justru tertawa terbahak-bahak.
"Kau memang tidak tahu apa-apa ternyata yang mulia ratu! Hahahah..." Ucap Karmila sambil tertawa.
"Kalian semua tangkap ratu dan ikat dia!" Perintah Morona.
Para penjaga itu langsung menangkap dan mengikat Illeana dan membaringkannya di lantai.
"Apa ini semua? Apa yang kalian lakukan? Morona apa yang kau lakukan?" Ucap Illeana dengan terengah-engah.
"Ternyata kau masih bodoh yaa! Aku hanya mencintai Karmila dan aku hanya menginginkan tahta mu! Sekarang juga aku akan membunuh mu!" Ucap Morona dengan penuh kemarahan sambil memegang sebuah pisau.
"Apa kau gila? Aku sedang mengandung anak mu! Apa kau tega? Setidaknya tolong jangan bunuh anak kita!" Pinta Illeana dengan memohon.
"Hahahah.... Aku tidak perduli dan satu hal lagi memang aku yang membunuh kedua orang tuamu, jadi kau tak perlu memaksa untuk berpikir jika bukan aku pelakunya, hahahaha......" Mereka semua lantas tertawa bahagia.
Mendengar itu Illeana seketika menangis, dia tak menyangka jika Morona adalah pelaku di balik kematian kedua orangtuanya dan dia sekarang tahu kalau ayahnya mengingatkan dia untuk berhati-hati kepada Morona.
"Sekarang mati lah kauuuu!" Morona langsung menusukkan pisah tersebut ke perut Illena.
Tubuh ratu Illeana yang sudah di tikam dengan bersimbah darah, kemudian di buang ke laut oleh Morona dan Karmila dibantu oleh bawahan mereka.
Keesokan harinya, berita tentang kematian ratu Illeana yang di bunuh oleh mata-mata kerajaan tetangga tersebar ke seluruh pelosok negeri.
Kerajaan berduka dan seluruh masyarakat bersedih hingga berbulan-bulan lamanya yang membuat Morona menjadi kesal adalah dia tak kunjung dijadikan raja negeri itu.
Karmila dan Morona sedang berunding,"Apa ini? Sudah 3 bulan kan? Kenapa aku belum juga di angkat menjadi raja? Illeana sudah mati dan kursi tahta itu sudah kosong!" Ucap Morona kepada Karmila dengan sangat kecewa disertai marah.
Karmila lalu mendekat dan memeluk tubuh Morona,"Owh sayang, kamu harus sabar sedikit lagi, karena mau bagaimana pun juga tahta itu akan menjadi milik kamu, lagi pula ayah kamu adalah Grand Duke yang merupakan bangsawan tertinggi!" Ucap Karmila dengan penuh menggoda.
Morona memegang tangan Karmila,"Aku tahu, tapi aku ingin segera menjadi raja, kalau aku tidak menjadi raja, aku juga tidak akan menjadi grand duke, kamu kan tau sendiri kalau ayah akan meneruskan tahtanya kepada kakakku!" Ucap Morona dengan ketus.
"Apa kakak mu? Apa kamu yakin dengan ucapan mu?" Tanya Karmila dengan tak percaya.
"huuh...." Morona hanya menghela nafas.
"Bukankah kakak mu hanya seorang anak pembantu? Bagaimana bisa grand duke Samael meneruskan tahtanya kepada seorang anak pembantu?" Ucap Karmila yang merasa heran.
Karmila dan Morona sudah menjalin hubungan selama 3 tahun lamanya, bisa dikatakan hubungan itu sudah terjalin sejak Morona berpacaran dengan Illeana selama 1 tahun, Karmila memang merupakan seorang pelakor, padahal sudah jelas Morona adalah pacar sahabatnya Illeana.
"Entahlah hanya karena prestasinya, ayah jadi sangat menyayanginya, padahal jelas-jelas seharusnya aku yang lebih dibanggakan, aku yang berhasil mendapatkan cinta dari ratu Illeana dan akulah yang akan menjadi raja negeri ini!" Ucapnya dengan tegas sambil menggenggam erat tangan Karmila.
Karmila merasa sedikit kesakitan dengan genggaman keras tangan Morona, akan tetapi dia berusaha menahannya,"Owh sayang tidak apa-apa, yang penting sekarang kerajaan ini adalah milik mu dan satu hal lagi gelar grand duke tetap berada di bawah raja meskipun dia adalah ayah mu, jadi kau tidak perlu memperdulikan dengan gelar grand duke!" Ucapnya sambil tersenyum, "lagipula aku juga akan menjadi ratu negeri ini, aku yang hanya seorang anak count miskin, kini menjadi ratu negeri Adhrika yang kaya raya! Illeana bagaimana sekarang? Aku menjadi ratu? " Ucapnya dalam hati sambil tersenyum serimingan.
Morona semakin menggenggam erat tangan Karmila,"Karena itulah aku ingin segera menjadi raja, sampai kapan mereka berkabung? Ini kan sudah tiga bulan! Sudah seharusnya aku dinobatkan sebagai raja negeri ini!" Ucapnya dengan tegas.
"Bukankah besok akan di adakan rapat bangsawan?" Tanya Karmila.
"Iya, tapi isi rapat bangsawan itu pasti seperti seminggu yang lalu yang terus menerus membahas tentang makam keluarga kerajaan, padahal makam mereka sudah jelas berada di makam kerajaan, arghh sial!!!!" Suaranya terdengar keras dan tegas.
"Sayang seharusnya kamu bisa paksa mereka!" Ucap Karmila.
"Maksud kamu?" Tanya Morona.
"Maksud aku adalah kamu harus paksa mereka untuk segera mengisi kekosongan tahta, kamu enggak perlu takut, karena keluarga kerajaan sudah tidak ada lagi yang tersisa! Sudah waktunya kamu sebagai pemilik kerajaan yang baru untuk bertindak!" Karmila berusaha menghasut Morona untuk bersikap kejam dengan memaksa para bangsawan.
Morona terdiam dan berpikir sejenak.
Sambil memeluk Morona dengan erat dan berbisik di telinganya,"Ingat kaulah pemimpin mereka yang baru, keluarga Badhrika sudah mati! Sekarang Samael adalah pemilik kerajaan ini!" Ucap Karmila dengan mendesis di telinga Morona.
Morona lalu memeluk erat pinggang Karmila dan mendekat ke wajah Karmila,"Baiklah jika kau ingin aku menjadi kejam!" Ucap Morona yang lalu mencium bibir Karmila dan hal itu berlanjut menjadi hubungan suami istri.
Keesokan harinya, rapat para bangsawan pun dimulai.
"Mendiang ratu Illeana sudah meninggal 3 bulan yang lalu dan saya kira kita sudah seharusnya membahas tentang kekosongan tahta!" Ucap Morona dengan penuh kesedihan yang dia buat-buat.
Seorang pria kemudian berbicara,"Mohon ijin yang mulia, tapi saat ini masyarakat masih dalam masa berkabung, kematian ratu Illeana menjadi dampak besar bagi kerajaan dan masyarakat!" Pria ini adalah Marques De Silva, dia adalah orang yang paling berpengaruh di kerajaan selain Grand Duke Samael.
"Saya paham, tapi kerajaan tetap harus berjalan...." Pinta Morona.
"Tapi yang mulia ratu Illeana akan tetap menjadi pemimpin kerajaan ini, apalagi yang mulia belakangan sangat dekat dengan lady Karmila, apa jangan-jangan kalian punya hubungan spesial? Karena Ratu Illeana sudah meninggal!" Ucap grand Duke Samael, yang tak lain adalah ayah kandung Morona.
Grand Duke Samael adalah orang sangat mencintai kerajaan Adhrika, beliau sangat dekat dengan mendiang raja Adelardo Badhrika dan ratu Illeana, dia hanya berpegang teguh dengan kewajibannya terhadap negeri Adhrika.
Ucapan itu benar-benar membuat Morona naik pitam, "Illeana sudah matiiiii! Dia sudah matiii!!!!" Teriak Morona di persidangan dengan penuh amarah kebencian.
Teriakan Morona seketika membuat seluruh orang di dalam ruangan menjadi kaget dan terdiam.
Morona yang menyadari jika para bangsawan akan curiga nantinya, lantas berusaha membalikkan keadaan,"Hmm maksud saya yang mulia ratu sudah pergi begitu juga dengan anak saya, ratu itu istri saya, dia orang yang paling saya cintai, jadi tolong kalian jangan membahas lagi, karena itu akan membuat saya menjadi teringat dengan mendiang istri saya apalagi anak di dalam kandungan nya yang bahkan belum lahir!"Ucap Morona dengan penuh kesedihan.
Para bangsawan kemudian saling menoleh satu sama lain,"Maafkan kami yang mulia! Tak seharusnya kami melakukan itu lagi!" Ucap para bangsawan dengan kompak, karena mereka berpikir orang yang paling terluka atas kematian mendiang ratu Illeana adalah suaminya yaitu yang mulia Morona Samael.
"Kalau begitu saya rasa sudah seharusnya kita mengisi kekosongan tahta kerajaan yang sudah lama di diamkan! Saya kira seminggu lagi kita akan menobatkan upacara saya untuk menjadi pewaris tahta kerajaan ini!" Ucap Morona dengan penuh bijaksana yang sebenarnya itu semua palsu dan dia hanya memikirkan dirinya sendiri.
Para bangsawan kemudian saling berbicara satu sama lain, karena merasa heran dengan apa yang di katakan oleh Morona.
"Kalian tenang dulu, sudah sepantasnya saya menjadi raja kalian, apalagi keluarga yang mulia Badhrika sudah tidak tersisa lagi, maka dari itu saya sebagai suami dah Ratu Illeana akan menjadi raja kerajaan Adhrika yang adil dan bijaksana!" Ucap Morona dengan penuh percaya diri.
Prok...Prok....Prok.....
Para bangsawan kemudian bertepuk tangan
Berita itu menjadi pro kontra bagi seluruh masyarakat kerajaan Adhrika, banyak dari mereka yang kurang setuju lantaran masih berkabung atas meninggalnya mendiang ratu Illeana, apalagi Morona bukanlah keturunan langsung keluarga Badhrika, sang pemilik kerajaan ini, akan tetapi upacara penobatan itu tetap terjadi.
1 Minggu kemudian, diadakan lah upacara penobatan Morona sebagai penguasa dan pemimpin baru kerajaan Badhrika, dia di nobatkan sebagai Raja Morona Samael untuk menggantikan istrinya yang sudah meninggal yaitu Ratu Illeana Badhrika yang disaksikan oleh seluruh rakyat kerajaan Adhrika.
Penobatan itu dilaksanakan dengan penuh meriah dan megah melebihi penobatan ratu Illeana, bisa di pastikan jika anggaran yang dikeluarkan oleh kas kerajaan akan membengkak, akan tetapi nyatanya banyak dari masyarakat yang kurang setuju dengan upacara penobatan tersebut.
Ditempat lain yang jauh dari kerajaan Adhrika tepatnya di tengah hutan, seorang wanita tengah duduk santai sambil menikmati udara segar di hutan.
Kemudian seorang pria dengan tubuh yang gagah dan wajah yang tampan menghampiri.
"Yang mulia, izin Lapor jika upacara penobatan sudah di laksanakan, mereka telah menobatkan Raja Morona Samael sebagai penguasa baru kerajaan Adhrika!" Lapor pria itu kepada sang wanita.
"Huuh... Ternyata cepat sekali dia bertindak!" Ucap wanita itu yang tak lain adalah Ratu Illeana.
3 bulan yang lalu
Malam itu, hujan turun dengan lebat Karmila dan Morona yang dibantu oleh bawahan mereka mengendap-endap membawa tubuh Ratu Illeana dengan penuh bersimbah darah.
Dikarenakan hujan yang sangatlah lebat, mengakibatkan mereka semua menjadi kesulitan, "Hei kau segera buang jasad yang akan menjadi mayat itu! Aku tak tahan hingga mau muntah jika mencium dan melihat darah yang bersimbah itu!" Perintah Karmila karena dia merasa jijik melihat tubuh ratu Illeana yang bersimbah darah.
Morona bersama anak buahnya lalu menemukan tempat yang cocok untuk membuang tubuh ratu Illeana yaitu di lautan karena kebetulan tak jauh dari tempat mereka berdiri, terdapat lautan yang jaraknya sangat dekat.
Mereka semua lalu membantu membopong tubuh Illeana, kecuali Karmila yang merasa sangat jijik dengan tingkahnya yang hedon.
Saat hendak membuang tubuh ratu Illeana, terdengar suara Ratu Illeana yang meminta tolong.
"To-long... To-long....." Suara itu terdengar serak dan kesakitan.
Sontak saja mereka semua kaget karena Ratu yang mereka sudah mati ternyata masih hidup.
Sejenak mereka terdiam dan saling pandang satu sama lain, "Apa yang kalian lakukan? Jangan di pedulikan! Ayo cepat buang mayat wanita ini! Morona! Apa yang kau pikirkan? Cepat lah buang mayat wanita ini!" Pinta Karmila dengan tak sabaran.
"Mo-ro-na to-long lah, huuh ak-u mo-hon!" Suara Illeana dengan penuh harapan dan nafas yang terengah-engah.
"Sayang! Jangan diam saja! Jangan pedulikan dia! Cepat buang dia!" Ucap Karmila yang merasa kesal dan tak peduli dengan keadaan Illeana.
Desakan itu membuat Morona langsung membuat tubuh Ratu Illeana yang tak lain adalah istrinya sendiri dan secara tak langsung dia juga sudah membunuh dan membuang anaknya sendiri yang masih di dalam kandungan Illeana ke lautan.
Setelah selesai melakukan semua itu, mereka semua tanpa rasa bersalah kembali ke istana, terutama Morona yang justru dengan sengaja membuat kamar ratu Illeana terbakar, dengan begitu dia bisa berbicara kepada publik dan para bangsawan jika Ratu Illeana meninggal dikarenakan kebakaran yang sengaja dibuat oleh mata-mata kerajaan tetangga yaitu kerajaan Mooniyan.
Sontak saja berita itu langsung menjadi berita terpanas yang menuai pro dan kontra, masyarakat yang tak menyangka jika ratu yang mereka sayangi sudah meninggal lantaran kerajaan tetangga langsung demo meminta agar kerajaan Adhrika berperang dengan kerajaan Mooniyan untuk membalaskan dendam kematian ratu mereka, banyak juga dari masyarakat yang tak sependapat dengan hal itu terutama para bangsawan, dikarenakan kerajaan Mooniyan dan Adhrika adalah teman baik, apalagi raja kerajaan Mooniyan saat ini adalah teman dekat Ratu Illeana.
Di tempat lain tepatnya diperbatasan kerajaan Adhrika dan Mooniyan.
Seorang pria sedang berjalan jalan dengan kudanya, tak sengaja dia melihat sosok perempuan ditepi lautan dengan posisi terlungkup di bebatuan.
Seketika dia langsung menghentikan kudanya dan mendekat ke arah wanita itu.
Betapa kagetnya pria itu ketika membalikkan tubuh sang wanita dan ketika memeriksa nadi sang wanita, pria itu yakin wanita ini masih hidup, lantas tanpa banyak berpikir panjang sang pria langsung menggendong tubuh wanita itu untuk di obati.
Wanita itu dia bawa ke kamp para prajurit perang, yang untungnya tidak ada orang di sana kecuali dirinya.
Pria itu lantas mengobati wanita itu dengan sangat baik dan tulus hingga berhari-hari lamanya.
Beberapa minggu kemudian, wanita itu akhirnya membuka matanya.
"Ak-u di ma-na" Ucap wanita itu dengan suara serak dan kesakitan.
"Yang mulia!" Seketika pria itu langsung membungkuk kepada sang wanita.
Wanita itu lalu duduk dan menoleh ke arah pria.
"Ka-mu siapa? Bagaimana saya ada di sini?" Tanya wanita itu.
"Salam yang mulia saya adalah panglima perang kerajaan Adhrika, sang Naga hitam! Saya menemukan yang mulia di tepi bebatuan dipinggir lautan yang berada di perbatasan kerajaan!" Ucap pria itu dengan penuh hormat dan wibawa kepada wanita itu yang tak lain adalah Ratu Illeana Badhrika yang ternyata masih hidup.
"Bisakah saya minta tolong?" Ucap ratu Illeana.
"Tentu saja yang mulia, anda bisa katakan apa pun yang anda inginkan!" Ucap pria itu dengan penuh hormat.
Illeana seperti tak menyangka dengan apa yang sudah dia lalui," Bisakah kamu tinggalkan saya sendiri dulu! Saya ingin menyendiri!1 jam saja!" Pintanya dengan nada yang sangat sedih.
"Baik yang mulia!" Pria itu lalu pergi meninggalkan Illeana seorang diri.
Setelah pria itu pergi, Illeana lantas menangis tersedu-sedu.
Hikss..... Hikss.......Hiks......
Tangis Illeana
Dia menangis dengan rasa sakit yang dia rasakan, baik sakit fisik maupun hati, dua duanya benar-benar sudah hancur dan luka.
"Kenapa kamu tega? Kamu bunuh anak kita!" Illeana menangis sambil memegang perutnya.
Bayi berusia 1 bulan yang bisa dikatakan belum berbentuk apa-apa sudah tidak ada lagi di perut Illeana.
Hiks..... Hiks....Hiks....
Illeana menangis dengan sangat deras, dia mengeluarkan semua rasa sakit yang dia rasakan dalam bentuk tangisan
Ibu mana yang tak akan bersedih jika anaknya mati, apalagi anaknya mati karena di bunuh oleh ayahnya sendiri.
"Karmila! Kamu tega! Bisa bisanya kamu berselingkuh dengan suami aku! Aku lah yang menjadikan mu seorang bangsawan! Aku juga yang memberimu sebuah tahta! Berani-beraninya kau menghianati aku! Hikss....." Illeana terus menerus menangis dengan deras dengan rasa sakit yang dia rasakan.
"Aku benar-benar bodoh! Aku benar-benar sudah salah memilih pria! Seharusnya aku memilih pria kerajaan lain yang kedudukannya setara dengan ku! Harusnya aku tidak memilih Morona! Harusnya......" Ucap Illeana dengan penuh kesedihan.
Huaaaa.........hiks....hiks.....
Air mata Illeana menangis dengan deras
"Maafkan aku papa! Maafkan aku mama! Maafkan aku.... Maaf......." Illeana benar-benar menyesal dan merasa bersalah dengan apa yang sudah terjadi.
"Aku..... Aku.... Aku memang bodong......hiks...." Ucap Illeana dengan penuh kesedihan, dia benar-benar menyesal dan tak tahu harus melakukan apa.
"Aku bodoh.....Aku ratu yang buruk.... pemimpin yang bodoh....hiks.......hiks........" Illeana benar-benar merasa sangat sakit dan merasa semua yang terjadi adalah kesalahan yang sudah dia perbuat.
Selama 1 jam dia menyendiri, dia terus menangis tersedu-sedu dengan semua yang telah terjadi, rasa sakit hati dan rasa sakit tubuh yang dia rasakan bercampur menjadi satu dan membuat raganya benar benar sakit tak terbendung.
Suami yang dia kira mencintainya dengan sepenuh hati ternyata tidak mencintainya sama sekali, sahabat yang selalu dia sayangi ternyata tidak menganggapnya sama sekali bahkan anak yang selama ini dia nantikan sudah tidak ada lagi di dunia ini.
Kedua orang tuanya mati, anaknya juga mati, negaranya sekarang hancur berantakan dan penyebab itu semua adalah orang-orang yang dia kira mencintainya dengan tulus, sahabat dekat dan suaminya lah penyebab semua ini terjadi.
Tega, itu bukan lagi! Kejam itu sudah pasti!
Pria yang tadi kemudian masuk kembali ke dalam ruangan karena waktu sudah berlalu 1 jam, betapa kagetnya dia ketika melihat sosok ratu yang terkenal pemberani dan bijaksana menangis tersedu-sedu.
"Aku tak menyangka jika ratu yang aku kenal pemberani dan bijaksana akan menangis seperti itu!" Ucapnya dalam hati.
"Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan yang mulia? Kenapa dia bisa menjadi seperti ini? Apa benar dengan berita kerajaan yang menyatakan yang mulia mati akibat mata-mata kerajaan tetangga?" Pikir pria itu dengan penuh rasa iba dan kebingungan.
"Apa aku seharusnya menemuinya sekarang? Atau aku tinggalkan lagi yang mulia seorang diri?" Pikir pria itu dengan penuh kebingungan akan apa yang harus dia lakukan.
"Tapi dia tetap lah seorang wanita yang sedang bersedih! Aku harus membantunya! Aku harus menenangkan dirinya!" Ucap pria itu di dalam hatinya karena bagaimanapun sudah seharusnya seorang pria mengobati kesedihan seorang wanita.
Pria itu lantas memberanikan diri untuk duduk di sebelah Illeana.
Pria itu memegang pundak Illeana,"Tidak apa apa..." Ucap pria itu dengan maksud untuk menenangkan sang ratu.
Illeana kemudian menoleh dan memeluk pria itu, dia menangis sekeras-kerasnya di dada sang pria.
Setelah lama Illeana menangis, dia kemudian pingsan karena kelelahan. Pria itu lantas membaringkan tubuh Illeana dan meninggalkan.
Malam harinya Illeana terbangun dari tidurnya, dia lantas melihat ke sekeliling dan tak menemukan jejak sang pria.
Ketika dia melihat ke sekeliling tempat itu, Illeana melihat berbagai macam alat perang dan juga sebuah topeng.
"Topeng itu kan...." Pikir Illeana yang merasa tak asing dengan topeng yang dia lihat.
"Ini tidak mungkin! Bukankah itu topeng naga hitam? Pria tadi juga bilang kalau dia panglima perang naga hitam!" Illeana menyadari sesuatu yang dia rasa itu tidak mungkin, padahal nyatanya pria yang menolongnya memang benar seorang panglima perang yaitu sang naga hitam.
"Naga hitam? " Pikir Illeana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!