Kelas XI
"Apa lo berani lo sama gue!" bentak Aletha sembari manjambak rambut seorang gadis.
Teman-teman yang melihat bukan memisah namun malah memvidionya. Aletha sudah biasa melakukannya jika ketenangannya di ganggu Aletha tidak segan untuk berlaku kasar
"Sialan lo tha lepas in gue!" teriak Finda saat rambutnya sudah merasa kesakitan
Aletha pun melepas jambakannya, "gue peringatkan lo ya! kalo ngomong di saring dulu gak usah main nyerocos!"
"gue lakuin ini karna Kevin jadi suka sama lo" bentak Finda
Aletha terkeleh mendengarnya "gue gak peduli ada cowo yang suka sama gue! kalo lo suka ambil ngapain lo jadi marah sama gue!" sahut Aletha tersenyum miring
"dasar lo cewek murahan suka ngrebut gebetan orang!"
Aletha kembali menjambak rambut Finda "lo gak ada kapok-kapoknya ya gue jambak?"
"heh cewek murahan lo suka goda laki-laki!" cibir Finda
Aletha kembali terkekeh " lo bilang gue murahan? lo gak punya kaca apa dirumah lo ngaca lebih murahan lo apa gue?!! jelas-jelas lo ngejar laki-laki iuhhh hoek hoek" sahut Aletha yang membuat seisi kelas menertawai Finda
"Haha bener yang lo bilang Tha! iri bilang bos!" celetuk Reni sahabat Aletha
"Lo mending pergi sana masih punya muka lo di kelas ini?" usir Dina memandang jijik Finda
"awas lo!" Finda menatap sinis Aletha
"huu gak punya malu!"
"dasar cewek murahan!"
"suka ngejar laki-laki"
Cibir teman-teman kelas Aletha. "udah gusy orangnya udah pada pergi!" seru Aletha
"tha sumpeh gue liat tadi melongo tha lo hebat banget udah pinter, cantik, jago beladiri +++ deh lo tha" puji Bimas teman Aletha
"Thanks bim gue sebenarnya males ngeladenin cewek-cewek kaya gitu" sahut Aletha kesal
"udah tha gak usah di dengerin! mereka cuma iri sama lo" Reni melerai
"Iya yaudah kita kekantin aja yuk gue laper"
"okee!"
****
"ini pesenan lo tha" Dina memberikan semangkuk bakso kepada Aletha
Aletha menrimanya dengan senyuman manis "wah thanks ya din"
"kamu jangan senyum tha apalagi ngelihatin ginsul kamu aku gak kuat liatnya" celetuk seorang pria dari arah bekang Aletha
Dina dan Reni terkejut ternyata yang ngegombalin Aletha si Kevin ketua osis terkece
"Haha biasa aja kok" sahut Aletha tersenyum kecil
Kevin pun duduk di samping Aletha "aku bolehkan duduk disini?" tanya Kevin lembut
"boleh sih tapi nanti gak enak kalo diliat yang lain bisa-bisa jadi gosip" Aletha tampak canggung dengan Kevin walaupun mereka sudah kenal lama
"aku denger tadi kamu ribut sama Finda ya?" tanya Kevin
Aletha hanya mengangguk melanjutkan makan baksonya sama dengan kedua sahabatnya "aku gak ada hubungan apa sama Finda kamu gak usah pikirin omongan Finda ya" sambung Kevin
"Ah iya vin!" sahut Aletha singkat
"Kevin lo gak pesen makan?" tanya Dina
"enggak gue udah makan. kalian makan aja biar gue yang bayar" sahut Kevin tersenyum lebar
"yang bener nih vin? gak bercanda kan?" tanya Reni memastikan
Kevin mengeluarkan dompetnya dan beberapa lembar uang 50 an "pesen sepuasnya bayarin ke Bu Tini" ucap Kevin mantap
"ada angin apa nih kok lo tiba-tiba bayarin gue makan?" tanya Aletha
"gakpapa anggap aja permintaan maaf aku gara-gara aku, kamu jadi punya masalah sama Finda" sahut Kevin tersenyum manis
"oh thanks ya baksonya"
Aletha dan kedua temannya melahap baksonya tanpa sungkan. Kevin tersenyum kecil melihat cara imut Aletha saat makan
"udah makannya?" tanya Kevin
Aletha pun berdiri "iya gue sama temen-temen gue ke kelas dulu ya!" ucap Aletha tersenyum tipis
"oh ya tha nanti sore jalan sama aku yuk" ajak Kevin
"kemana?"
"ke taman belakang sekolah. kita pake sepeda aja nanti aku jemput dirumah kamu. kamu juga pake sepeda ya"
"oh oke tapi temen-temen gue juga harus ikut!"
"iya bener kita juga harus ikut" celetuk Reni semangat
"Yaudah gapapa kok!" sahut Kevin tersenyum kecut
"oke bye vin!"
****
Aletha tengah memompa sepeda yang akan di gunakan goes bersama Kevin dan kedua sahabatnya
"mau kemana dek?" tanya Adnan kakak Aletha
Aletha menghentikan aktivitasnya "mau sepedaan lah masa mau renang" sahut Aletha ketus
"sama siapa?"
"kok gue jadi kaya di introgasi sih" sinis Aletha
"abang gak boleh kalo lo perginya sama cowo, lo kan masih SMA!"
"Hmm iya sih gue sama cowo tapi ada dua temen gue cewe si Reni sama Dina kok bang suerrr" sahut Aletha dengan kedua jari di berikan pada Adnan
"yaudah mau minta duit gak?" Adnan berubah lembut
"udah deh lo gak usah bercanda ampe kiamat pun lo bakal tetep pelit sama gue" sahut Aletha sinis
"Gue gak bercanda nih" Adnan memberikan 5 lembar uang seratus ribuan
Aletha menerimanya matanya berbinar "wah yang bener ini bang?" tanya Aletha
Adnan mengangguk dan mengusap kepala Aletha "jangan di habisin semua sisa nya di tabung. abang ke dalem dulu ya!" pesan Adnan di angguki Aletha
Aletha melihat selembaran uang tersebut. Tunggu! seperti ada yang ganjal! "abang!!!! ini kann uang mainan!!!" teriak Aletha kesal
"Hahaha gapapa buat beli es cream nanti" sahut Adnan cengengesan
"Lo kenapa tha ?" tanya Reni yang baru datang dengan Dina
"tuh abang gue katanya ngasih duit eh uang mainan!" gerutu Aletha kesal
"Hahaha bang Adnan bener-bener ya tapi gapapa sih bang Adnan kan ganteng" sahut Dina cengengesan
"Dih!! iuhh! ini si Kevin mana sih? dia yang ngajak goes kok belum dateng-dateng?" tanya Aletha
"tadi Kevin ngabarin gue katanya nyokapnya kecelakan jadi dia gak jadi ikut. dia juga minta maaf!" sahut Reni menjelaskan
"Owalah kasian banget ya! yaudah deh udah terlanjur nih gue pompa ban sepeda gue kita sepedaan bertiga aja yuk"
"Oke yuk!"
Ketiga remaja itu bersepeda memutari kota. Seperti perjanjian mereka mendatangi taman belakang sekolah yang ramai dengan anak-anak muda.
hingga Aletha dan kedua temannya di cegat oleh kedua pria berbadan tegap
"siapa yang dari kalian bernama Aletha Fitrina Syifa?" tanya salah satu pria dengan lantang
Aletha tersenyum miring "gue! pasti kalian bodyguartnya Finda ya!" ujar Aletha dengan santai
"he bocah ini harus di beri pelajaran!" ucapnya membentak Aletha
Aletha dengan santainya turun dari sepeda. tanpa aba-aba Aletha menyerang kedua pria itu. Reni dan Dina juga menolong mereka mengambil kayu untuk menyerang salah satunya
Bugh bugh bugh bugh
"badan doang yang gede ! ilmu bela diri lo aja masih lemah" ledek Aletha
"sialan bocah ini!" sahut pria itu
bugh bugh bugh bugh
"udah cukup bos ayo kita pergi!" ajak temannya
"Huu banci lo pada!"
"huu berani sama cewe doang!" ejek kedua teman Aletha
Aletha menyeka keringatnya "udah bairin aja!" ucap Aletha
"kita pulang aja yu tha udah gak mood gue!" ucap Reni di angguki Aletha
tanpa sadar ada kedua mata elang mengamati cara Aletha beratarung "gadis yang hebat!" pujinya
Ceritanya gimana bosenin? sabar ya entar Aletha bakal kena kasus dan di pindahin bokapnya ke pesantren! sabar nanti Aletha bakal ketemu pangeran ganteng di pesantren😍👍
Pagi ini Aletha sudah berada di kelasnya. Aletha tengah menggunakan ponsel pintarnya untuk mendengarkan lagu.
Aletha Pov
Pagi ini gue ngerasa hal paling nyebelin. gue mencoba positif thingking dengan memakai handset ketelinga gue
"Tha di panggil ke Bk" teriak Winda seketaris kelas gue yang belum sadar gue make handset.
Winda pun menggebrak meja gue yang membuat gue terkejut. "Apaansih win?" gue melepaskan handset yang terpasang di satu telinga gue
"Haduh makanya lo gue teriakin gak denger" ketus Winda
"Iya ada apa sih heboh banget!"
"Lo di panggil ke Bk! buru sana gih"
Gue manut aja dan langsung melangkah ke pintu kelas. gue berpapasan sama kedua sahabat gue yang baru dari kamar mandi
"Mau kemana tha?" tanya Reni ke gue. "gue di suruh ke Bk" jawab gue tersenyum kecut
"memang lo punya masalah apa tha?" tanya Reni kembali
"gue gak tau gue mau kesana dulu Bye!" gue pun berlari kecil sebelum mendengarkan ujaran Reni selanjutnya
gue berjalan menuju ruang Bk, gue mengetuk pintu sebelum masuk, pas masuk wajah gue lansung terkejut saat tahu ada Pak sigit ayah Finda. Memang dasar pengadu!
"Permisi pak kenapa saya di panggil kemari?" tanya gue ke Pak Didi sebagai guru Bk di sekolah, tak hanya Pak didi di ruangan itu ada Pak molan kepala sekolah
"Aletha kamu kemarin berlaku kasar dengan Finda benar?" tanya Pak didi tanpa basa basi
"Pak kemarin saya di jambak di cekik Pak saya sudah meminta ampun Pak" Finda berdrama. gue terkekeh dalam hati mendengarnya orang ini sangat Drama Quenn
"Pak jika anda di rendahkan orang dan anda sudah memperingatkannya untuk tidak mencari masalah? tapi orang itu tetap mencari masalah itu akan membuat Bapak marah bukan?" Kali ini gue angkat bicara dengan nada sedikit menekan
Pak Didi dan Pak molen terdiam sesaat
"Tapi kamu ini tetap berlaku kasar dengan Finda, aletha!" kali ini Pak molen yang angkat bicara
"Pak papah saya ini komite di sekolah ini bapak seharusnya mendukung saya bukan begitu pak? papah aku gamau tau pokoknya Aletha harus di usir dari sekolah ini!" Finda menekan Pak molen dan Pak didi
"Pak molen, Pak didi? saya selaku komite disini ingin anak saya mendapat ketentraman bukan perlakuan kasar" ujar Pak Sigit memprofokasi Pak Didi dna Pak molen
gue masih bersikap tenang mendengarkan celoteh omong kosong bapak dan anak yang sangat pintar berdrama ini
"Pak saya mau siswa bernama Aletha Fitrina Syifa di keluarkan hari ini di sekolah! apa orang tuanya tidak pernah mengajarkan kelembutan ya? sampai anaknya seliar ini" gue sedikit gak terima pas Pak sigit membawa-bawa orang tua
gue yang sedari tadi masih sabar kali ini gue udah ada di batas ke wajaran
Brak!
Suara gebrakan meja membuat orang-orang di ruangan itu terkejut
"Liat pak gak punya sopan santun!" sindir Finda memandang sinis gue
"Cukup! kalian boleh nyalahin saya, kalian boleh hina saya, tapi! tidak untuk KELUARGA SAYA!" gue sengaja menekan kata-kata gue
"Apa karna bapak seorang komite bisa selaku sesukanya tanpa melihat kebenarannya? apa bapak mempercayai anak bapak yang suka berbohong? anda mengatakan saya tidak memiliki sopan santun? saya akan sopan jika anda berlaku yang sama! saya berlaku kasar memang benar karna saya punya alasan!" Kali ini emosi gue udah di ujung tanduk gue sekalian aja caci maki Pak komite!
"Dasar anak kecil tau apa kamu! Pak Didi siswa seperti ini berani sekali mengajari orang yang lebih tua darinya. Cepat pak coret dia dari daftar siswa saya ini komite dan penyumbang dana sekolahan!" Pak sigit membanggakan dirinya dan itu membuat gue pengen ketawa jahat hahaha
"Aletha apa kamu tidak memiliki sopan santun kepada pak sigit? sekarang kamu angkat kaki dari sekolah ini" Pak molen angkat suara dan mencoba mengusirku. Hal itu membuat gue semakin emosi
"Oh ini balasan kalian? saya sudah mengaharumkan nama sekolah ini hingga tingkat-tingkat nasional dan ini balasan kalian? hanya karna seorang siswa ANAK KOMITE? HANYA KARNA ANAK KOMITE DAN APA TADI? PENYUMBANG DANA YA?" Gue menekan kata-kata yang menyindir Pak sigit
"He bocah kamu ini miskin harusnya bersyukur masuk sekolah elit dengan beasiswa pasti kan? harusnya kamu itu menjaga sikap mu!" sahut Pak Sigit menghina gue
"Oh terimakasih Pak sudah mengingatkan saya, saya sangat bersyukur lohh bisa masuk sekolah yang KATANYA ELIT DENGAN BEASISWA. Kalo siswa masuk dengan Beasiswa berati pinter dong! kasian banget ya pak bapak buang uang banyak-banyak buat nyekolahin anak bapak tapi sayang... murahan!" cibir gue panjang lebar
Plakk
Satu tamparan mendarat di pipi kanan gue panas dan perih itu yang gue rasain, emosi gue udah makin menjadi-jadi
"Dasar sekoalahan sampah!" bentak gue kepasa mereka
Pak Sigit ingin menampar gue kembali tapi ada tangan kekar menahannya "Apa anda sudah cukup membuat anak saya marah?" tanya seorang pria paruhbaya yang tak lain bokap gue papah Bram. Tunggu? kenapa dia ke sekolah?
Aletha Pov end
Author Pov
"Pa pak bram? selamat siang pak!" ucap Pak Didi menunduk hormat
"Apa kalian mengusir anakku dari sekolahan milik saya sendiri?" tanya Pak Bram dingin
"Ja jadi ini sekolah milik anda?" tanya Pak Sigit gugup
"Oh Sigit guntoro hebat sudah menampar pipi mulus anak saya! Pak Didi tidak perlu repot mengusir anak saya, karna anak saya akan saya pindahkan sendiri!" ucap Pak Bram dingin
"Pak maafkan saya" ucap Pak Didi berlutut di kaki Pak Bram "Saya maafkan anda tapi jika ada yang berlaku kasar dengan siswa kembali saya tidak akan tinggal diam!"
Aletha dan Bram papah nya pun meninggalkan sekolah. Kali ini Sigit dan Finda tengah gusar. Takut jika di keluarkan dari sekolah
Aletha masuk ke mobil papahnya Aletha bertanya-tanya. Kenapa tiba-tiba papahnya ke sekolah. Memang benar bangunan sekolah tersebut milik Bram papah Aletha bantak yang tidak tahu jika sebenarnya Aletha adalah anak dari pemilik sekolah elit tersebut.Karna Aletha meminta untuk menutupi identitasnya
"Kok papah tiba-tiba ke sekolah Letha?" tanya Aletha kepada Bram yang fokus menyetir
"Sebenarnya papah tadi mau ngecek sekolah, terus denger kamu ke Bk ini sudah ke 30 kali kamu ke Bk. Kamu ini anak pemilik sekolahan itu tapi kenapa kamu banyak hukumannya Aletha?" tutur Bram kesal
"Pah anaknya Pak Sigit aja ya drama! kemarin Aletha di hina-hina apa papah terima kalo dihina?"
"Oh Finda anaknya Sigit yang hina kamu?papah pastikan besok Finda di keluarkan dari sekolah!" ucap Bram penuh penekanan
"Jangan pah kasian! cari SMA jaman sekarang itu susah pah" sahut Aletha memohon. Bram hanya diam dengan pikirannya
"Oh ya pah. Papah mau pindahin Aletha ke sekolah mana?" tanya Aletha ragu
Bram pun menoleh ke putrinya "Pesantren!" sahut Bram santai
"Apa!!??" teriak Aletha terkejut. Matanya terbuka lebat tak percaya. "Pah yang bener aja pesantren itu kan di desa bisa-bisa Aletha kudet pah!!" rengek Aletha
"Tidak ada penolakan setelah sampai dirumah siapkan baju-baju dan besok pagi kita berangkat ke pesantren! Mendiang mamah kamu udah pesenin papah untuk sekolahin kamu ke pesantren" ucap Bram tegas. Mamah Aletha sudah meninggal saat Aletha berusia 13 th dulu Mamah Aletha berpesan pada Bram untuk menyekolahkan Aletha di pondok pesantren agar Aletha terbentuk menjadi pribadi yang baik.
TBC❤
Pag ini Aletha sudah siap dengan koper besar miliknya. Sebagai anak bungsu karna si abang pergi keluar negeri. Aletha harus menurut dengan Papahnya yang selalu menajagannya dari kecil.
Aletha berpenampilan casual, sangat santai hanya menggunakan celana boyfreind panjang, hoddie, dan rambut yang diikat. Wait?! Mau ke pesantren kok gak pakai hijab?
"Ayo Aletha kita berangkat menggunakan jet pribadi papah" ajak Bram pada putrinya
Aletha tampak lesu. Namun tidak mengurangi kecantikannya yang sangat unik. Hidungnya mancung, bibirnya ranum, bulu mata lentik, dan manik keorenannya.
****
1 jam berlalu Aletha sudah sampai di kampung. Aletha di jemput mobil mewah milik papahnya. Papahnya sendiri yang menyetir mobil dengan Aletha di sampingnya
"Senyum dong tha!" ucap Bram kepada Aletha
"Huh pah aku gak bakalan betah tinggal disini!" sahut Aletha lemas
"Ingat Aletha kamu harus belajar mandiri tidak mengandalkan fasilitas yang papa beri oke?" Huhh. Aletha membuang nafas kasar. Aletha memilih melihat keluar jendela.
****
Di tempat lain di pondok pesantren An-nur tampak santri dan santriwati tengah disibukan untuk membersihkan halaman. Karna ada kabar kedatangan pejabat dari Jakarta yang tak lain Bram. Pondok pesantren An-nur bersiap untuk menyambutnya
"Ayo-ayo bersihkan semua! pondok pesantren kita akan di datangi pejabat kaya!" ucap Ustadz Bakrim pada santri-santrinya
"Memang sopo to ustadz? pejabat kaya itu?" tanya Fikri salah satu Santri
"Udah gak usah banyak tanya yang penting halaman depan tetap rapi, cantik" ucap Ustadz Bakrim
Di depan halaman sudah ramai-ramai santri dan santri wati. Mobil hitam elegan terpakir di depan halaman pesantren. Ustadz Bakrim berjalan menuju mobil untuk menyambut
Ceklekk
Pintu mobil terbuka. Keluarlah sosok bidadari cantik. Aletha membuka kacamatanya mentap sekitar pesantren. Kejadian itu tidak lepas dari tatapan santri dan santriwati
"Subahanallah sungguh indah ciptaanmu"
"Cantik sekali"
"Masyallah kau turunkan bidadari dihadapanku"
Ucap para santri yang menganggumi kecantikan Aletha. Berbeda dengan Santriwati yang menatap aneh Aletha. Kenapa tidak pakai hijab? ya kan baru dateng-_
"Assalamualaikum" sapa Bram pada Ustadz Bakrim
"Waallaikumsallam wr wb. Pak Bram selamat datang di pesantren An-nur" sahut Ustadz Bakrim sopan
"Ah iya ustadz perkenalkan ini anak saya Aletha Fitrina Syifa yang akan tinggal di pondok pesantren ini" tutur Bram senang. Bram pun menyenggol lengan Aletha "Apa sih pah?" tanya Aletha berbisik. Bram mengehmbuskan nafas. "Kasih salam sama Ustadz!" titah Bram
"Hay om!" sapa Aletha membuat Ustadz Bakrim dan Santri serta Santriwatinya terbelalak kaget
"Yang bener Aletha!" ucap Bram menahan emosi. "Maafkan anak saya Ustadz Bakrim semoga dengan tinggalnya Aletha di pondok pesantren mampu merubah sifatnya" ucap Bram kepada Ustadz Bakrim
"Ah iya Pak Bram pondok pesantren ini memang akan mengajarkan bagi yang belum baik maka akan dirubah menjadi baik dan yang baik akan dirubah menjadi sangat baik" sahut Ustadz Bakrim tersenyum manis. "Mari saya antar bertemu Kyai"
Aletha, Bram, dan Ustadz Bakrim berjalan melewati santri dan santriwati. Mata lelaki para santri tak henti-hentinya menatap kagum sosok Aletha. Ustadz Bakrim yang mengetahui menghentikan lankahnya "Sudah jangan melihat terus! Zina mata!" peringat Ustadz Bakrim. Sontak para santri membuang pandangan mereka
Di depan pintu ruangan Kyai. Ustadz Bakrim mengetuk pintu dan memberi salam "Assalamualikum Pak Kyai" sapa ustadz bakrim
"Waalaikum sallam ustadz bakrim" sahut pak kyai yang bernama sobri
"Pak kyai ini Pak Bram tamu kita dan ini anaknya yang akan tinggal di pesantren" tutur Ustadz Bakrim
"Assalamualaikum Pak Kyai saya Bram istri Ayu almarhum" ucap Bram sopan
"Waalaikumsallam allhamdulilah Bram anak mu akan di pondok an di pesantren saya. saya dengan senang hati menerima kedatangan nak...?" ucap Kyai Sobri menggantung. Bram menyenggol lengan Aletha. "Aletha Pak kyai" ucap Aletha
"Oh nak Aletha selamat datang di pondok pesantren. Ustadz Bakrim tolong panggilkan ustadzah Aisyah untuk mengantar Aletha ke kamar santriwati" tutur Kyai Sobri
"Siap pak kyaPov
Tak berapa lama datang lah Ustadzah Aisyah wanita cantik dengan balutan hijabnya "Assalamualaikum!" sapa Ustadzah Aisyah lembut
Aletha Pov
Hari ini aku datang ke pesantren di desa. ku perhatikan sekitar hanya pepohonan dan rumah warga. saat sampai banyak para penghuni pesantren menatapku. Apa mereka tidak pernah melihat orang cantik? Haha pedenya aku.
Aku bertemu dengan Pak Kyai aku melihat dia pribadi yang sabar dan tenang. tak berselanglama aku melihat wanita cantik dengan pakaiaan hijabnya. dia sangat cantik dan sopan
"Assalamualaikum!" sapanya Ustadzah Aisyha sangat lembut apa aku besok bisa menjadi seperti dirinya?
"Waalaikumsallam" sahut semua orang yang berada diruangan
"Ustadzah Asiyah perkenalkan ini anak Pak Bram. Namanya Aletha dia santri wati baru. Tolong ustadzah bantu Aletha untuk mengenal pondok pesantren" tutur Pak Kyai pada Ustadzah Aisyah
Ustadzah Aisyah tersenyum manis dia sangat cantik. walau usianya yang sudah 30 tahun kayanya! Ku lihat papahku melihat Ustadzah Aisyah tanpa berkedip? Astagfirulohh zina mata pah! Hahaha
"Perkenalkan Aletha nama saya Ustadzah Aisyah yang akan bantu kamu" ucap Ustadzah Aisyah lembut kepadaku. Aku hanya membalas dengan senyuman tipis dan anggukan
"Baik Pak Kyai, Ustadz Bakrim dan Pak Bram saya dan Aletha permisi dulu. Assalamualaikum" pamit Ustadzah Aisyah smebari menggandengku
Aletha Pov End
Author Pov
Ustadzah Aisyah mengantar Aletha ke kamar santri wati. Saat sampai mata Aletha terbelalak? Apakah kamarnya akan berubah 180°? Kamar santri wati adalah tempat tidur susun yang terdiri 6 tempat tidur susun yang berarti setiap kamar memiliki 12 penghuni
"Ini kamu Aletha kalau ada kesulitan jangan sungkan untuk meminta bantuan teman mu se kamar" tutur Ustadzah Aisyah lembut
"Aa iya makasih us-tadzah" sahut Aletha gugup
Tak berselang lama datang 2 gadis seumuran dengan Aletha. Yang satunya sangat cantik berkulit putih dan yang satu berkulit sawo mateng dan juga cantik "Assalamualaikum!" sapa kedua gadis tersebut
"Waalaikunsallam" sahut Ustadzah Aisyah
Kedua gadis tersebut memandang Aletha penuh tanya? Siapa gadis ini? baru melihat? yaiyalah kan Aletha santri wati baru hihihi
"Najwa, Tari! Kenalkan ini Aletha putrinya Pak Bram santri wati baru" ucap Ustadzah Aisyah memperkenalkan Aletha
"Oh hay Aletha kenalin nama ku Najwa" ucap Najwa mengulurkan tangannya. Najwa berkulit putih dengan lesung pipi di pipinya. Aletha membalas uluran tangan tersebut "Hay Najwa gue Aletha" ucap Aletha memperkanalkan diri
"Hay Aletha kenalin aku Tari" ucap Tari mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Aletha
"Kalau begitu Ustadzah tinggal ya kalian yang rukun. Najwa sama Tari bantuin Aletha buat membiasakan diri di pesantren" ucap Ustadzah Aisyah kemudian pergi setelah salam
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!