Turin, Italy 15 tahun yang lalu
Seorang bocah berusia tujuh tahun menatap nanar ke arah sosok pria yang berada di atas brankar tempat tidur pasien, pria yang selalu dibanggakan selama ini, tampak tidak berdaya dengan berbagai alat di tubuhnya. Bocah itu memegang kaca jendela di balik ruang ICU pria kebanggaan nya.
Tanpa sadar, air mata jatuh ke pipi bocah tampan itu. Dia jarang menangis sejak usia lima tahun akibat gemblengan ayahnya yang seorang mafia dan ibunya yang cucu Yakuza. Perpaduan dua keluarga yang disegani di negaranya, Italia dan Jepang, membuat bocah itu menjadi perpaduan dua budaya itu.
Galak dan dingin khas Mafia serta sopan dan tahu manner khas Yakuza. Bocah itu lalu membaca semua doa yang dia ingat di buku doa yang selalu dibawanya.
"Ya Allah, Ya Tuhan Kami, hilangkan penyakit dan berikanlah dia kesembuhan, Engkau Dzat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain" ucap bocah itu dengan nada bergetar.
"Vic... "
Bocah itu mendongak dan tampak Oomnya memegang bahunya.
"Oom Luke, apakah Padre akan sembuh sedia kala?" tanya bocah yang dipanggil Vic itu.
"Semoga, Vicenzo. Semoga... Otousan mu orang yang kuat. Doakan terus Vic, agar otousan mu segera sembuh" jawab Luke dengan nada lembut.
Vicenzo menoleh ke belakang dan melihat ibunya menangis dalam pelukan wanita bule berwajah judes.
"Madre tidak pernah menangis, Oom. Tapi sejak Padre kecelakaan, Madre tidak pernah berhenti menangis..." gumam Vicenzo.
Luke menoleh ke arah saudara kembarnya, Leia Bianchi Mancini yang dipeluk oleh sepupunya Blaze Bianchi.
"Madremu dan Padremu saling mencintai satu sama lain.. "
"Iya Oom. Padre tidak pernah mau jauh dari Madre bahkan suka ribut dengan aku gara-gara rebutan Madre... " tangis Vicenzo pecah dan Luke berlutut untuk memeluk keponakannya. "Aku ingin Padre sehat, biar bisa ribut lagi sama aku..."
"Vic, otousan mu akan sembuh dan sehat seperti sedia kala. Percaya sama Oom. Oke?" ucap Luke.
Vicenzo mengangguk dalam pelukan Luke Bianchi.
***
Turin Italy, Lima Tahun Kemudian
"Kamu masih utak Atik, Zo?" tanya bocah usia sepuluh tahun lewat panggilan video. Bocah yang tampak jelas garis darah Jepangnya itu menatap bocah berusia 12 tahun yang tampak sibuk dengan peralatan gadgetnya.
"Masih Hyde. Aku penasaran mereka minggat kemana usai mengacaukan Turin dan Sicilia."
"Zo, apa Oom Dante dan Tante Leia tahu? Oom Gio tahu? Opa Benji tahu ?" tanya Hyde.
"No, no and No ! Dengar Yakuza, ini adalah vendetta aku ! Gara-gara mereka, Padre harus berjalan agak pincang dan itu membuat aku marah !" Vicenzo menatap tajam ke arah Hyde.
"Zo, kalau kamu butuh apapun, bilang ya?" ucap Hyde.
"Oke. Oh, jangan sampai Biana dan Rania tahu ! Ini urusan cowok !"
"Atau mas Arsya. Jangan sampai pangeran satu itu tahu juga. Bisa ramai dunia perwayangan!"
Vicenzo menatap judes ke Hyde. "Kamu habis di doktrin apa sama Tante Ajeng?"
"Doktrin wayang ... Setidaknya aku mencari cerita yang berbeda dari anime..." cengir Hyde.
"Just back me up, Hyde."
"Oke."
***
Present Day, Mansion Mancini Turin Italy
"Kamu jadi ke Tokyo ?" tanya Leia ke putranya yang sudah berusia 21 hendak 22 tahun.
"Jadi Madre" jawab Vicenzo.
"Kamu berangkat bersama Shaun kan?"
"Iya Madre." Shaun adalah pengawal Vicenzo yang sama dinginnya dengan putra Dante dan Leia itu.
"Syukurlah, Madre tenang kalau kamu bersama Shaun. Oh, Vic, tidak usah bawa senjata ya. Kalau kamu butuh, bisa minta sama Hyde tapi jangan minta pedang Kendo buatan Zooboo punyanya Yuki. Bisa ngamuk tuh bocah ."
Vicenzo cemberut. "Dasar bocil !"
"Yuki baru 12 mau 13 tahun. Ya jelas masih bocil !" hardik Leia kesal. Kadang Vicenzo mirip Dante kalau sudah asal jeplak atau mirip opa buyutnya Takeshi Takara yang sok mendrama.
"Iyaaa iyaaa ..." kekeh Vicenzo. Keponakannya Leia yang satu itu memang gambaran saudara kembarnya. Yukihiro, sesuai dengan arti namanya, anak laki-laki yang penuh kebebasan, keberuntungan tapi dingin seperti salju.
Tak heran kalau pada kumpul keluarga, Yuki dipanggil prince of Ice karena dikenal macam es. Yuki seumuran dengan Duncan O'Grady, Kaysan Khalid, Aslan Zidane, Elfesya McCloud, Ashley Moretti dan Ghazanfar Schumacher, putra Gasendra dan Gemma Schumacher.
Tapi semua keponakan aku rata-rata macam kulkas semua, nggak cewek nggak cowok.
"Kamu nginap di rumah Opa kan?" tanya Leia. "Bukan di mansion Al Jordan Bianchi?"
"Iya di rumah Opa tapi kalau bosan, ya di mansion."
"Pesan Madre, jangan bikin Yuki ngamuk dan Nyunyun ngereog ya. Bisa pusing nanti Opa Hideo... Okay?" Leia menatap serius ke putranya.
"Nyunyun saja yang salah blueprint !" sungut Vicenzo. Nyunyun atau Raihanun Park adalah putri sulung Shinichi Park dan Kedasih Jayanti. Sama seperti sang ayah yang Absurd, Nyunyun adalah gambaran Shinichi Park versi cewek. Raihanun memiliki seorang adik laki-laki yang beda dua tahun bernama Raiden Park. Adik Nyunyun sama kacaunya dengan sang kakak tapi lebih parah. Super ngeyel, maju dulu, soal benar atau salah, mikir keri ( belakangan ).
"Nyunyun nggak salah blueprint, Vic. Lha bentukannya Oom Shin macam apa coba?" gelak Leia.
"Bahkan semua generasi keenam saja juga sebal ya Madre?" senyum Vicenzo.
"You have no idea apa yang terjadi saat kalian belum lahir...." Leia teringat masa-masa kacau disaat semuanya belum pada menikah.
"Madre, aku sudah lihat rekaman kalian saat kumpul keluarga... Kalau kalian kacau dan melihat kami anak-anaknya juga kacau, berarti bukan salah bunda mengandung tapi salahkan gen yang terlalu dalam dna nya" jawab Vicenzo membuat Leia melongo lalu memeluk putranya karena gemas.
"Heeeeiiiii ! Kalian kok nggak ajak - ajak" seru Dante yang datang dengan sedikit pincang. Setelah peristiwa itu, Dante memang mengalami banyak perubahan termasuk bekas luka di wajah, tubuh yang membuat pria Italia itu semakin tampak seram tapi tetap lembut dan bucin saat bersama Leia dan Vicenzo meskipun sering ribut rebutan wanita yang dicintai mereka berdua.
"Sayang, kita bikin anak lagi gimana? Kan sepi nih kalau ditinggal Vic ke Tokyo..." goda Leia sambil memeluk putranya di sebelah kiri dan suaminya di sebelah kanan.
"Kita sudah berusaha setiap hari lho sayang..." balas Dante sambil mencium panas Leia.
"Oh my God! Otakku sudah terkontaminasi kemeshuman yang haqiqi dari kedua orang tua ku ! Tuhanku... Mataku dan Otakku sudah tidak perjaka dari brojol !" seru Vicenzo mendrama membuat kedua orang tuanya tertawa.
"Kamu hanya boleh begini kalau sudah menikah, jauh lebih nikmat Vic..." ucap Dante serius.
"Yes Padre." Vicenzo lalu menatap judes ke kedua orangtuanya. "Awas kalau kalian bikin adik selama aku ke Tokyo !"
"Lho kan bagus kamu punya adik lagi?" gelak Dante tanpa mengindahkan wajah judes putranya.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaa
Akhirnya si mafia n si Yakuza junior nongol
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️ ( revised 24/08/23 )
Tokyo Jepang, Markas Yakuza Takara
"SHOOOHEEEEIIII !!" teriak Hyde saat datang ke markas milik keluarga Yakuza Takara. "Kutu kampreeett !"
"Apaan Hyde ! Datang-datang teriak-teriak !" tegur Hidetoshi, tangan kanan ayah Hyde, Luke Bianchi.
"Mana cacing kremi itu ? Dasar badut !" omel Hyde. "Lihat ini Oom !" Remaja berusia 19 mau 20 tahun itu memperlihatkan ponselnya.
Hidetoshi melongo saat melihat wajah Hyde kena bedak Kabuki saat tidur dan melihat memang masih ada sisa bedak putih di cambang, rahang dan pipi Hyde. Setelahnya Hidetoshi tertawa terbahak-bahak karena memang asisten plus tangan kanan Hyde sangat Membagongkan.
"Oom Hidetoshi, jangan ketawa ! Nggak lucu ini !" hardik Hyde kesal.
"Kok bisa kamu tidak bangun dibedakin begitu sama Shohei?" ucap Hidetoshi di sela-sela tawanya.
"Aku tuh capek habis buat skripsi Oom jadi tidur lah ! Malah dibuat Kabuki ! Nobu !" panggil Hyde ke anak buahnya yang lewat.
"Yes Hyde-san."
"Mana badut satu itu?" tanya Hyde dengan wajah galak.
Semua orang di keluarga Yakuza Takara sudah tahu siapa yang dimaksud dengan 'badut'. Shohei Kawaguchi dulunya bernama Shen dan tinggal di jalanan Hongkong. Saat Luke Bianchi mencari tahu siapa pembunuh anak buahnya, Shen lah yang membantu nya. Shen yang saat itu berusia sepuluh tahun, akhirnya ditarik Luke menjadi bagian Yakuza Takara, diberikan pendidikannya serta semua ajaran bela diri khas keluarga Takara.
Shen pun pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Jepang dan berganti nama menjadi Shohei Kawaguchi. ( Baca Jayde and Wira Stories ). Oleh Luke, Shohei diplot menjadi pengawal dan tangan kanannya. Namun tampak nya antara yang dikawal dan mengawal tidak pernah akur sejak kecil hingga mereka sudah hapal jika keduanya sering berkelahi.
Hyde adalah gambaran Luke dan Rin Bianchi yang kaku dan selalu teratur. Berbanding terbalik dengan Shohei yang menurut nya, hidup itu jangan terlalu serius karena cepat tua. Dua orang yang berbeda usia tujuh tahun itu memang bisa dikatakan, habis Minal Aidin mohon maaf lahir dan batin, lima detik kemudian gelut kembali.
"Shohei ada di Dojo latihan Kendo, sedang mengajari junior" sahut YangYang yang hanya menggelengkan kepalanya mendengar keributan di markas mereka.
"Domo Arigato Oom YangYang." Hyde pun berjalan menuju Dojo.
YangYang pun menghampiri Hidetoshi yang hanya tersenyum melihat anak boss yang juga sahabatnya tampak marah.
"Sepertinya bakalan gegeran deh di dalam..." kekeh YangYang ke Hidetoshi.
"Hyde dan Shohei lebih parah dari aku dan Luke."
Dan tak lama terdengar keributan di Dojo. Suara adu pedang pun terdengar sangat keras membuat para anggota Yakuza berlarian menuju tempat latihan.
Hidetoshi dan YangYang hanya bisa menghela nafas panjang.
"Yuk dipisah. Sebelum terjadi korban jiwa yang diinginkan ..." ajak Hidetoshi ke YangYang yang tertawa.
***
Luke Bianchi harus menghitung sampai seratus saat melihat putra sulungnya dan asistennya tampak babak belur. Ketua Yakuza Takara itu sudah terlalu capek melihat keributan antara Hyde dan Shohei. Yang satu kakunya minta ampun, yang satu super usil serta badut.
"Apalagi ini?" tanya Luke akhirnya. Kedua orang yang berseteru itu sekarang berada di ruang kerja Luke di markas mereka.
"Ini Luke." Hidetoshi memperlihatkan wajah Hyde yang putih akibat kena bedak dan tampak macam Kabuki.
Luke menaikkan sebelah alisnya. "Seriously? Demi apa coba kamu melakukan ini Shohei ?"
"Iseng, Luke-san. Aku tahu Hyde capek setelah selesai skripsinya dan aku berinisiatif membuat sesuatu yang konyol serta lucu" jawab Shohei cuek meskipun bibirnya membiru akibat kena jotos Hyde.
Luke menatap dingin ke Shohei. "Nggak gitu konsepnya, Shen !" Jika Luke sudah memanggil namanya dulu, pertanda dia sudah kesal tingkat gapura kecamatan.
"Lho tapi kan bisa menyalurkan emosinya, Luke-san."
"Itu bukan emosi gembira tapi emosi ngamuk."
"Biar stress nya hilang Luke-san" eyel Shohei.
Luke memegang pelipisnya karena dirinya terkadang jengkel dengan pria yang dianggap anaknya sendiri tapi dengan pola pikir mirip Shinichi Park.
"Sudah, kalian bersihkan diri kalian. Besok jemput Vicenzo dan Shaun !" putus Luke karena debat dengan Shohei bakalan bisa sampai lebaran macan.
***
Kamar Hyde Bianchi
"Jadi dia disana?" tanya Hyde ke anak buahnya yang bernama JJ.
"Iya Hyde. Sudah dua Minggu tinggal di rumah itu."
"JJ, cek apakah hanya dia sendiri atau bersama dengan orang-orang dari pengawal keluarga Ferrara."
"So far yang aku lihat, dia hanya bersama empat pengawal, Hyde. Dan aku tidak melihat keluarga Ferrara lainnya. Memangnya mereka masih di Siena Hyde?" tanya JJ.
"Aku sih terpaksa minta bantuan ke Raul dan Alano yang di Italia dan mereka bilang sudah tidak mendengar keluarga Ferrara di Siena."
Raul adalah putra Raveena dan Alexis Accardi sedangkan Alano adalah putra Antonio dan Savrinadeya Bianchi. Mereka baru lulus High School tapi soal otak jenius memang sudah keturunan. Raul akan kuliah di Princeton University Amerika Serikat sedangkan Alano akan terbang ke Swiss untuk kuliah disana.
"Vicenzo benar - benar mau melakukan vendetta ya Hyde?" tanya JJ.
"Kalau kamu lihat kondisi Oom Dante dan Oom Sergio saat kecelakaan itu, suatu keajaiban mereka berdua masih hidup!" ucap Hyde.
"Keluarga kalian belum bisa menemukan bukti-buktinya waktu itu?"
"Belum JJ. Bahkan Oom Omar bekerjasama dengan Polizia Italia dan Europol juga tidak menemukan bukti-buktinya bahwa keluarga Ferrara bertanggung jawab atas insiden itu."
"Dan sekarang terbongkar karena..."
"Karena, JJ, dua orang pengawal keluarga Ferrara itu memberikan dokumen ke Vicenzo."
"Dokumen itu asli?"
"Asli. Transkrip percakapan 15 tahun lalu saat semua anggota keluarga Ferrara ingin menghancurkan keluarga Mancini dulu baru ke keluarga Bianchi. Salah satu pengawal itu menikah dengan putri pengawal keluarga Bianchi dan ternyata hati nuraninya jalan."
"Kenapa harus menunggu 15 tahun?"
"Sebab Simone Ferrara meninggal di Swiss karena kanker prostat. Dia adalah pemimpin keluarga Ferrara dan dua pengawal tadi bagian bersih-bersih semua berkas dan menemukan dokumen itu. Ada plus minusnya punya dokumen... Plusnya mereka bisa melihat arsip, minusnya jika jatuh ke tangan yang salah..."
"Keuntungan bagi kita Hyde" kekeh JJ. "Hyde, ada pergerakan di rumah itu."
"Pergerakan apa ?" tanya Hyde.
JJ memang dikirim oleh Hyde untuk tinggal di apartemen yang bersebrangan dengan rumah pencetus otak untuk mencelakakan Dante Mancini.
"Ada mobil datang... Dua orang turun." JJ langsung mengambil gambar mereka melalui kamera tele nya yang canggih. "Aku kirimkan foto - foto mereka berdua Hyde."
Hyde pun melihat hasil foto JJ dan langsung melakukan face recognition dengan aplikasi yang dibuatkan oleh Benjiro Smith dan Giordano Smith khusus buat klan Pratomo.
"F*** !!!" umpat Hyde.
"Ada apa, Hyde ?" tanya JJ dari seberang.
"Dua orang itu adalah Polizia Italia yang menangani kasus kecelakaan Oom Dante ! Pantas semua rekaman CCTV lalu lintas hilang !"
"Apakah saat itu satelit kalian tidak mendapatkan informasi?" tanya JJ yang tahu Jang Corp memiliki satelit.
"Tidak dapat, JJ. Vicenzo bakalan tambah ngamuk ini !" gumam Hyde.
***
Visual anaknya Antonio dan Savrinadeya Bianchi serta Alexis dan Raveena Accardi.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Perjalanan dari Turin ke Tokyo
Vicenzo mempelajari semua berkas yang diberikan oleh mantan pengawal Simone Ferrara yang memperlihatkan arsip dan tujuan keluarga Ferrara membuat kacau Turin. Mereka adalah orang keluarga lama Turin yang diasingkan keluarga lama lainnya seperti Bianchi, Mancini dan Esposito.
Saat Leia kecelakaan jauh sebelum menikah dengan Dante, dua keluarga itu, Esposito dan Ferrara, sempat dicurigai sebagai pelakunya tapi bukan. ( Baca The Bianchis edisi Leia Bianchi ).
Vicenzo pun mencari tahu arsip keluarga besarnya terutama tentang kedua orangtuanya dan memang keluarga Esposito dan Ferrara memiliki kebun anggur yang kwalitas nya dibawah keluarga Bianchi dan Mancini. Apalagi sekarang pasaran harga anggur Italia dikuasai oleh keluarga Mancini Bianchi ditambah support keluarga de Luca dari Sisilia dan Esposito yang akhirnya ikut merger dengan keluarga Mancini.
Dante dan Antonio berusaha agar harga wine dan anggur Italia tetap bisa stabil dan bersaing dengan anggur serta wine produksi Perancis apalagi China juga masuk dalam liga harga dan rasa. Keluarga yang jadi ipar itu pun mempertahankan kwalitas dan rasa wine mereka namun semua itu menjadi kacau saat keluarga Ferrara ingin agar mereka bisa menjual wine dengan harga lebih murah agar lekas laris. Dante menolak ide itu karena tidak menghargai semua kerja keras para petani dan pabrik yang tetap mempertahankan old style nya.
Permintaan keluarga Ferrara juga ditentang oleh keluarga Esposito yang tidak mau mengalami kerugian karena perkebunan mereka tidak seluas dan sebagus kebun milik keluarga Mancini dan Bianchi. Para keluarga lainnya tampak curiga mengapa tiba-tiba keluarga Ferrara ingin merusak harga apalagi anggur Turin sekarang sedang bagus-bagusnya.
Belum sempat Dante dan Antonio mengetahui latar belakang mereka berulah, Dante dan Sergio mengalami kecelakaan. Semua orang menuduh keluarga Ferrara yang dibantah oleh pemimpin keluarga Simone Ferrara. Dua bulan pasca kecelakaan Dante dan Sergio, semua keluarga Ferrara pindah dari Turin ke Siena.
Kebun anggur keluarga Ferrara hanya dikelola oleh pegawainya dengan pengawasan mandor kepercayaan keluarga itu.
Shaun melirik ke arah Vicenzo yang serius membaca file di iPad nya. "Zo..."
"Yes Shaun."
"Kita menginap dimana?"
"Rumah Opa. Yang sangat Jepang itu."
"Apa si badut disana?"
Vicenzo menoleh ke arah Shaun yang duduk di sebelah nya. Mereka naik pesawat Japan Airlines di kelas bisnis. Vicenzo menolak menggunakan pesawat pribadi milik keluarga Mancini maupun Bianchi.
"Shohei maksud mu?" kekeh Vicenzo.
"Siapa lagi?" jawab Shaun.
"Well, kamu ga betah sama dia?"
"Seriously, Zo, dia itu tipikal pengawal tidak jelas ! Semuanya tidak bisa dianggap serius! Dengar usia aku dan Shohei hanya selisih setahun, tua dia. Tapi kelakuan lebih macam anak kecil dibandingkan kamu!" gerutu Shaun sebal.
Vicenzo tertawa. "Tidak hanya kamu yang sebal, tapi Hyde juga. Lebih malahan. Hanya saja jika Hyde dalam kesulitan, Shohei bisa diandalkan."
"Aku pusing Zo..." gumam Shaun manyun.
Vicenzo hanya tersenyum smirk.
***
Bandara Narita Jepang
Hyde dan Shohei sudah tiba di bandara Narita untuk menjemput Vicenzo dan Shaun. Hyde dan Vicenzo adalah sepupu kandung karena ayah dan ibu mereka saudara kembar. Vicenzo adalah anak tunggal sedangkan Hyde memiliki adik yang selisihnya cukup jauh, tujuh tahun, bernama Yukihiro.
"Are they arrive yet?" tanya Shohei ke Hyde.
"Mada ( belum )" jawab Hyde cuek sambil membuka ponselnya menunggu jadwal sidang skripsinya. Hyde kuliah di almamater otousannya, Tokyo University atau Todai mengambil jurusan komputer matematika. Oomnya, Shinichi Park, sudah merayu keponakannya untuk mengambil fisika tapi Hyde malas bertemu dengan Oomnya yang menjadi dosen disana.
"Are they arrive yet?" ulang Shohei.
"Mada !"
"Are they arrive yet?"
"Mada Mada Dane ( belum, masih lama )!" bentak Hyde kesal.
"Kalau masih lama, kenapa kita datang kepagian? Kan rugi aku tidak bisa nonton rerunnya konser L'arc-en-ciel..." gerutu Shohei dengan wajah polos membuat Hyde rasanya ingin menendang terbang tangan kanannya yang lebih menjurus tangan kiri yang sering unfaedah.
"Rugi...rugi... Dua seringgit dua seringgit..." ucap Shohei sambil lalu. Hyde harus menahan emosinya karena dia tidak mau ayahnya datang gara-gara gegeran di bandara akibat dia kesal dengan asistennya.
"Lama-lama gue matiin WiFi semuanya dan jam sinyal ponsel khusus buat Shohei !" umpat Hyde.
Tak lama, pesawat yang membawa Vicenzo dan Shaun pun mendarat membuat Shohei tersenyum lebar. "Sampai sampai sampai..."
"Urusai ( berisik )!" bentak Hyde.
"Hyde-chan, janganlah marah-marah, nanti cepat tua. Lihat tuh, ada kerutan di dalam lubang hidung" jawab Shohei lempeng.
Hyde menyesal tidak membawa pedang kendonya untuk mengetok kepala Shohei.
Tak lama Vicenzo dan Shaun keluar dengan menyeret koper mereka dan disambut Hyde dan Shohei.
"Akhirnya kumpul lagi ya Shaun the sheep" senyum Shohei.
"Ketemu lagi helm !" balas Shaun sebal.
Shohei terbahak karena memang ada merk helm Shoei yang sering dipelesetkan mirip dengan namanya.
Vicenzo dan Hyde mengacuhkan keributan kedua asisten mereka.
"Kamu nggak bawa senjata kan?" tanya Hyde.
"Nggak. Kata padre tinggal minta sama kamu dan kata Madre jangan pakai pedang Kendo milik Yuki" jawab Vicenzo sambil memasukkan kopernya ke dalam mobil Range Rover Hyde.
"Kamu tahu, orang itu sudah kami awasi dan ada sesuatu yang kamu harus tahu." Hyde menatap Vicenzo serius. "Kita tidak ke rumah Opa, tapi ke mansion Al Jordan."
"Memang ada apa Hyde?" tanya Vicenzo penasaran.
"Kamu akan tahu nanti." Hyde membuka pintu penumpang dan naik ke dalam mobilnya.
***
Mansion Al Jordan - Bianchi
Vicenzo selalu senang berada di mansion milik keluarganya yang tenang meskipun berada di tengah kota Tokyo. Mungkin ini rumah terbesar ke dua puluh di Tokyo yang masih ada. Mansion ini dibangun oleh Hiroshi Al Jordan, opa buyut Vicenzo dan Hyde yang tetap dipertahankan hingga sekarang meskipun sudah mengalami renovasi beberapa kali. ( Baca You're The Only One )
"Millenium Falcon Opa masih ada?" kekeh Vicenzo yang melihat Lego pesawat Star Wars yang disimpan dalam kotak kaca.
"Masihlah ! Perjuangan itu" kekeh Hyde. "Minum apa Vic?"
"Sake ?"
Hyde menoleh. "Seriously."
Vicenzo tertawa. "Apa saja asalkan dingin dan non alkohol. Bisa diamuk Madre masih pagi sudah minum." Putra Dante Mancini itu pun duduk di sofa.
Vicenzo Bianchi Mancini
Hyde datang membawa dua botol sparkling soda dan memberikan pada Vicenzo satu. Tak lama seorang pelayan datang membawakan camilan untuk mereka berdua.
"So, apa yang ingin kamu perlihatkan padaku?" tanya Vicenzo setelah mereka hanya berdua di ruang tengah.
Hyde memberikan iPadnya. "Buka folder JJ."
Vicenzo pun mengklik folder itu dan melihat apa isinya. Rahangnya mengeras dan mata nya berkilat marah.
"Figlio di puttana ( Son of the b*** )!" umpat Vicenzo.
"Yeah, kutu kampret !" balas Hyde. "Sekarang, apa yang akan kamu lakukan?"
"Picchialo a morte ( menghajarnya sampai mati )!" jawab Vicenzo dingin.
***
Visualnya Shaun Bruno asisten nya Vicenzo
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️ ( revised 24 08 23 )
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!