NovelToon NovelToon

Kabut Asmara

Episode 1

Setelah laju kendarannya terhenti, Alistie langsung turun dari mobil sportnya dan melangkah memasuki caffe tempat dirinya dan teman-teman satu gengnya berkumpul setiap akhir pekan.

"Alistie, Disini."

Gadis cantik berkaki jenjang itupun melirik kesumber suara dimana seorang wanita sepantarnya memanggil sambil melambaikan tangan.

"Tumben ikut lo ikut?" tanya Diana, salah satu teman Alistie.

"Dari pada lo semua cuekin gue." sahut Alistie secara terang-terangan.

Alistie terbilang gadis yang paling sibuk diantara teman-temannya, tuntutan pekerjaan sebagai seorang penulislah yang membuat dirinya selalu menghabiskan waktu bersama leptop, ponsel, dan bahkan buku diary jika di perlukan yang sudah seperti nota catatan hutang menurut kawannya, karna Alistie selalu membawa benda tersebut kemanapun ia pergi. hal itu ia lakukan untuk berjaga-jaga jika ia mendapat sebuah ide cerita, ia akan langsung menulisnya kemudian mengembangkannya saat pemikiran dan moodnya saling mendukung satu sama lain.

"Lo pesen apa, Al?" Tanya Lana.

"Samain ajah." Sahut Alistie sedikit apatis.

"Widih sultan mau bayarin nih," ujar Rara meledek.

Alistie merubah mimik wajahnya dengan ekpresi jiji, "Idih bayarin, udah kaya orang susah ajah lo segala minta bayarin." sahut Alistie yang selalu blak-blakan.

Ya.. pertemanan kelima gadis itu memang sudah sangat lama terjalin, dari semenjak mereka duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama hingga kini umur mereka sudah hampir menginjak 25 karna mereka memang lahir di tahun yang sama, hanya tanggal dan bulan saja yang membedakan.

Sambil menunggu pesanan datang, hal yang selalu para wanita lakukan saat sedang hang out dengan teman-temannya adalah membicarakan pasangan masing-masing tentang keburukan dan kebaikannya, atau menggosipkan orang lain sebagai moment penting dalam menghabiskan waktu bersama. inilah yang sedang mereka lakukan sekarang.

"Iya gila! Rendy maunya taun ini nikahin gue." Celetuk Diana.

"Bagus dong gue juga maunya taun ini," ujar Alistie menyahut.

"Ah gue juga mau, tapi Haris belum siap nikahin gue. dia selalu permasalahin catring sama biaya gedung, basi banget gak sih?" sambung Rara dengan raut wajah cemberut.

Seperti biasa meskipun Aliste sedang menikmati waktu kebersamaan dengan para sahabatnya, sorot mata gadis itu selalu berjalan-jalan melirik kesana kemari. dalam pikirannya selalu saja tertanam, "Kali ajah gue dapet inspirasi disini." itulah yang selalu terucap kelur dari mulutnya, bahkan seluruh temannya pun sudah sangat terbiasa dengan tingkah konyol Alistie.

"Jangan mikirin bae inspirasi, pikiri tuh mantannya si Farhan sekarang udah jadi jendes." celetuk Rara.

Alistie pun menjawab dengan dahi yang mengerut, "Apa masalahnya sama gue?"

"Dia dicerein lakinya karna ketauan selingkuh, dan itu udah yang kesekian kalinya. mungkin suaminya malu karna dia tau bininya selingkuh dari orang lain."

Alistie masih diam mematung, dan masih sedikit bingung kenapa Rara memberitahukan hal ini kepadanya, "Bentar-bentar, hubungannya sama gue apa?" tanya gadis itu dengan raut wajah datar.

"Astaga, beg*o banget! inget dia mantannya Farhan," tegas Lana kemudian menarik kuping Alistie dan mendekatkan wajahnya disana sambil berteriak. "Sekali lagi gue ingetin, dia mantannya Farhan. dan pacar lo sekarang bisnisnya lagi lancar-lancarnya! jagain sebelum lo nyesel." pekik Lana.

Deg... seketika Alistie langsung dapat mencerna ucapan teman-temannya, bisnis Farhan sang kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama 5 tahun itu memang sedang naik daun, bahkan Farhan selalu mendapatkan keutungan besar.

"Masa sih? masa iya Farhan mau sama jandes?" ucap Alistie pada teman-temannya dengan amat santai, padalah jauh dilubuk hatinya ia pun mulai sedikit khawatir dan mulai merasakan kecemasan.

"Ya terserah, gue sih cuma ngingetin ajh. cowo itu diuji kalo lagi banyak duit loh!" celetuk Rara.

Sadar atau tidak, Alistie mulai sedikit ketakutan, apalagi yang ia ketahui Farhan pernah menjalin hubungan dengan Halisa yang tidak lain adalah nama dari mantan sang kekasih selama 3 tahun. perasaan Alistie langsung menjadi tidak karuan, ingin rasanya ia cepat pergi dari caffe tersebut dan segera menemui Farhan. karna Alistie mamang sangat mencintai kekasihnya tersebut, dan sangatlah takut kehilangannya.

"Nahkan langsung diem." ucap Lana dengan sengaja memanasi Alistie.

"Tenang ajah Al, jendesnya bulukan. cantikan elo kamana-mana," ucap Rena mencoba menenangkan Alistie, meskipun ia terlihat biasa saja. Namun teman-temannya sudah bisa membaca raut wajah kekhawatiran gadis tersebut.

"Iya goblo*k ajah tuh si Halisanya, padahal udah punya anak loh dia! tapi beranj banget selingkuhin si Andre, kurang apa coba Andre?" gerutu Rara, yang memang sedari tadi dialah yang memimpin pergosipan tersebut.

"Andre mantan suami si Halisanya?"

"Iya Al, cakep, kaya tinggi, sempurnalah. gue juga heran kenapa dia mau sama si Halisa yang tampang ajah pas-pasan begitu!" sambung Rena.

Alistie hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum kecut, ucapan teman-temannya memanglah terdengar sangat pedas. apalagi jika sedang menghina dan menjelekan orang lain, mereka sudah seperti layaknya malaikat yang tidak memiliki kesalahan sama sekali.

JANGAN LUPA LIKE KOMEN DAN VOTENYA DONGG :) TINGGALKAN JEJAK KALIAN SEBAGAI TINDAKAN TERPENTING.

Episode 2

Setelah merasa cukup menghabiskan waktu bersama teman-temannya, Alistie memutuskan untuk pulang lebih dulu meskipun yang lainnya masih terlihat asik bergosip ria. bukan tanpa alasan, setelah Rara mengatakan sesuatu tentang masa lalu Farhan gadis itu mulai gelisah. bahkan kegelisahannya membuat Alistie sama sekali tidak bisa berpikir dengan jernih.

"Bagaimana jika itu benar?" gumam Alistie sambil mengemudikan kendarannya.

Perasaannya menjadi tidak karuan, ia meraih ponsel dan langsung mencoba menghubungi Farhan sang kekasih.

"Sial! Whatsapp gue juga gak dibales-bales dari tadi siang."

Seketika Alistie kembali teringat ucapan Lana, "Sekali lagi gue ingetin, dia mantannya Farhan. dan pacar lo sekarang bisnisnya lagi lancar-lancarnya! jagain sebelum lo nyesel."

Tanpa pikir panjang Alistie langsung memutar balik arah tujuannya, ia benar-benar sedang dihantui rasa takut akan kehilangan cintanya, mengingat sang kekasih memang sangatlah sering membuatnya kecewa. tetapi Alistie masih bertahan dan tetap mempertahankan hubungan cintanya dengan Farhan sampai detik ini.

Tanpa henti gadis itu menghubungi Farhan, ketakutannya semakin mendalam lantaran seharian ini sang kekasih tak kunjung memberikan kabar padanya. bahkan beberapa pesan yang Alistie kirimkan pun tidak dibalas sama sekali.

"Han, kamu kemana sihh!" gumamnya dengan raut wajah khawatir.

Alistie mendengus kesal dan memukul kemudi mobilnya. cukup menyebalkan memang jika berkendara di Jakarta pada sore hari, hal yang memang tidak bisa dihindarkan yaitu kemacetan. Di antara semua kawasan di Jakarta, Jakarta Selatan merupakan daerah dengan titik kemacetan terbanyak. alasannya mungkin memang karna ukuran jalanan yang sempit dan beberapa angkutan umum yang terhenti di pinggir jalan membuat kemacetan tersebut memang sangatlah sulit untuk dihindarkan.

Ada beberapa anak kecil penjual tisu dan pengamen mendekati mobilnya, Alistie biasanya selalu mengamati mereka semua. sesuatu yang berada di sekitarnya untuk menambah inspirasi ide tulisannya, tapi kali ini tidak ia lakukan karna rasa takut dan cemasnya akan sang kekasih benar-benar telah melumpuhkan otaknya, membuat dirinya sangat kesulitan untuk berpikir.

Huh... Alistie menghela nafasnya untuk sedikit lebih rilex, "Astaga Al, kenapa lo jadi gak bisa ngontrol diri gini sih."

Dari menit kemenit pun berlalu, perlahan Alistie mulai bisa melajukan kembali mobilnya setelah cukup lama ia terjebak oleh kemacetan Jakarta.

Drtt... Drtt... ponsel gadis itu bergetar, pertanda ada sebuah pesan yang masuk. dengan cepat Alistie menyentuh sebuah aplikasi yang bericon warna hijau tersebut didalam ponselnya.

"Al maafin aku, aku ketiduran.

Alasan seperti itulah yang selalu Farhan lemparkan kepada Alistie setiap kali pria tersebut menghilang selama beberapa waktu.

"Yakin ketiduran?" balas Alistie dengan cepat.

Tidak secepat Alistie, Farhan bahkan langsung tidak mengaktifkan kembali ponselnya, dan setiap kali Alistie meminta penjelasan Farhan akan selalu mengatakan jika dirinya tidak ingin bertengkar dengan Alistie. itu sebabnya ia mematikan ponselnya.

Alistie menghentikan kendarannya sembarangan, tidak perduli mobil yang ia kemudikan menghalangi jalan atau tidak. ia langsung menyentuh nomor ponsel kakak perempuan dari Farhan untuk menanyakan pria tersebut.

"Iya, Al?"

"Kak, Farhannya ada?" tanya Alistie.

"Belum pulang Al, kirain pergi sama kamu."

Deg... batinnya semakin menjerit, saat mendengar ucapan kakak dari kekasihnya tersebut. entah dimana pria jangkung itu berada, kenapa ia sampai membohongi Alistie.

"Yaudah kak, aku tutup dulu." sahut Alistie penuh kehati-hatian, kepada calon kakak iparnya tersebut.

"Iya, Al."

Alistie memutuskan panggilannya, wajahnya memanas. dengan mata yang mulai mengembun, karna jujur Alistie memang sangat benci jika dirinya dibohongi oleh Farhan. pria itu memang tidak pernah tanggug-tanggung jika menyakiti Alistie, meskipun begitu dengan ikhlas dirinya selalu memaafkan kesalahan sang kekasih mengingat hubungan tersebut memang sudah terjalin dari keduanya masih terduduk dibangku sekolah.

"Dia pasti ke apartemen."

Alistie memutuskan untuk mencari Farhan di apartemen yang baru dibeli oleh lelaki tersebut beberapa minggu lalu. pikiran gadis pencemburu memang sangatlah rentan, seorang gadis seperti itu pasti akan selalu membayangkan hal-hal yang memang tidak seharusnya mereka pikirkan. terkadang Alistie sering kalut dan menjadi korban dari pikiran buruknya sendiri, yang belum tentu benar-benar Farhan lakukan.

Posesif, Overprotektif mungkin itulah sifat Alistie. bukan sengaja, itu semua bisa dibilang karna mungkin hal tersebut sudah menjadi kebiasaan. Farhan yang awalnya memang pecemburu, selalu melarang Alistie melakukan banyak hal bahkan sekedar bertemu teman-temannya saja tidak pernah Alistie lakukan jika tanpa persetujuan Farhan.

Episode 3

LIKE KOMEN DAN VOTENYA DONGGG:)

Alistie langsung menekan angka-angka guna membuka pintu apartemen Farhan.

"Han..." pekik Alistie yang langsung memasuki ruangan tersebut mencafi keberadaan sang kekasih.

Benar saja, Farhan tidak ada disana. seketika dada Alistie terasa sesak, pikirannya benar-benar menjadi bumerang untuk dirinya sendiri. berulang kali Alistie melawan pikiran negatifnya tentang Farhan. tetap saja ia kalah, gadis itu malah tidak bisa membendung air matanya saat Farhan benar-benar sedang membohonginya sekarang.

Lemah? tidak, Alistie sanggup menghadapi segala masalah dalam hidupnya kecuali percintaan. ia cukup tegas, bijak, sabar dan selalu bersikap terang terangan. bahkan diantara yang lain, Alistie adalah gadis yang paling menonjol meskipun jalan hidupnya lempeng-lempeng saja. merasa hal-hal disekitarnya bukanlah masalah yang penting, tapi jika menyangkut masalah percintaan dirinya akan berubah 360 derajat. istilah anak jaman sekarang mungkin Alistie bisa dibilang bucin stadium akut.

"Al..."

Alistie mendongak kemudian beranjak dan langsung memeluk Farhan saat pria itu tiba-tiba saja muncul dihadapannya. "Kamu kemana ajah," ucap gadis itu lirih.

Farhan membalas pelukan sang kekasih dan mengelus punggung Alistie, "Aku ketiduran dirumah." sahut Farhan yang tentu saja berbohong.

Alistie langsung melepaskan pelukannya, ia mendorong Farhan dan langsung menatap mata pria itu dengan tatapan mematikan. "Bohong! Kak Nisa, bilang sama aku kalo kamu gak dirumah seharian ini." tegas Alistie meninggikan suaranya.

Farhan langsung mendekati Alistie dan mencoba menenangakannya, "Aku... sebenernya aku pergi sama Nando."

"Terus kenapa gak bilang? kenapa kamu gak bales Chat aku? kenapa ponsel kamu dimatiin?" pekik Alistie menyerang Farhan dengan begitu banyak pertanyaan.

Farhan menyentuh lembut wajah gadis itu, dan menghapus air matanya, "Aku takut kamu marah."

"Udah tau kalo aku bakalan marah kenapa ku pergi?"

"Nando minta temenin beli barang, besok dia mau ke Sentul, kamu kan tau Nando hobi balapan." ucap Farhan lembut tanpa membalas teriakan Alistie.

Dalam hal ini gadis itu tidak bisa berkutik, karna tadi siang dirinya pun tidak memberi tahu Farhan jika Alistie pergi menemui teman-temannya.

"Jangan marah, aku gak macem-macem."

Alistie mengerutkan dahi dengan mata yang membulat, ia mengendus aroma tubuh Farhan yang mengeluarkan bau parfum perempuan. "Han... kok bau cewe?" tanya Alistie menarik kerah Farhan sambil menciumi bau badan kekasihnya tersebut.

"Oh ini, tadi Nando minta temenin beli parfum buat cewenya sekalian. aku pake tester di toko parfum itu." celetuk Farhan memberikan penjelasan.

Alistie terdiam, sorot matanya hanya terus memperhatikan raut wajah kekasihnya.entah dalam hal ini Farhan sedang berbohong atau tidak, sulit bagi Alistie untuk percaya. karna perasaannya mengatakan jika pria tampan berpostur jangkung dihadapannya ini sedang berbohong.

"Percaya sama aku,"

Alistie masih membisu tidak menjawab satu patah katapun.

"Aku sayang kamu, Al." Ucap Farhan yang kemudian langsung mengecup bibir Alistie tanpa permisi.

Alistie tetap terdiam, meskipun ia sadar bibir kekasihnya sedang menjamah bibirnya dengan penuh kelembutan, ia sama sekali tidak membalas ataupun menolak apa yang Farhan lakukan.

"Kenapa gue ngerasa bibir Farhan bau chery ya? kaya semacem pelembab cewe gitu." gumam Alistie dalam batinnya.

"Aku mandi dulu, Al." ucap Farhan setelah ia melepaskan penyatuan bibirnya dengan Alistie.

Gadis itu hanya mengangguk dan sama seklai tidak banyak bicara sedangkan Farhan berlalu begitu saja dari hadapannya menuju kamar mandi dengan membawa handuk di atas bahunya.

Perasaan Alistie sangat kuat, ia sangat yakin jika kekasihny sedang berbohong. bau parfum perempuan dan bahkan bibirnya yang seperti habis memakan permen kiss.

"Al, astaga." gumam Alistie merasa kesal pada dirinya sendiri, tapi mau bagaimana lagi, setiap hal yang Alistie curigai dengan kuat pasti selalu benar terjadi.

Seperti beberapa tahun lalu, Alistie merasa Farhan sering bersikap aneh sampai prianitu melarang Alistie untuk memainkan ponselnya. dan ternyata benar saja, Farhan saat itu memang telah bermain api. pria itu telah menjalin kedekatan dengan seorang wanita yang awal mulanya hanya berkenalan melalui aplikasi game, dan berlanjut ke media chating pribadi. sampai pada akhirnya Alistie sukses membobol ponsel Farhan, dan melihat log panggilan Whatsapp sang kekasih yang telah melakukan Video Call bersama wanita lain tersebut.

Sontak hal itu cukup membuat Alistie mengamuk, bahkan keduanya sempat tidak saling berkomunikasi selama tiga hari lamanya. karna Alistie memilih menghindar dan langsung meluapkan kegalauannya melalui hobi sekaligus pekerjaannya, yaitu menulis.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!