NovelToon NovelToon

Leticia

Bab 1 : Prolog

“Aku harus berbuat apa?... Mengapa ini semua harus terjadi kepada ku? Ini semua terasa berat bagiku”.

\*\*\*\*

00.59 WIB

“Huft... Huft... Huft..”. Suara nafas seorang wanita yang terengah-engah. Ia berlari dengan cepat dan pergi sejauh mungkin, sehingga seseorang tidak dapat menemukannya.

Wanita itu pergi melewati jalan kecil yang sepi dan gelap gulita. Tidak ada seorang pun yang terlihat dari jangkauan matanya, dan wanita itu berlari dengan harapan bahwa tidak ada seorang pun yang melihatnya pergi.

Wanita itu berlari dengan membawa pakaian seadanya dengan keadaan kaki nya yang sakit, karena berlari tanpa menggunakan alas kaki. Wanita itu berlari menuju sebuah minimarket yang buka 24 jam. Membeli sebuah sandal dan obat untuk mengobati kaki nya yang terluka.

“kcrieng.....” suara lonceng yang terdengar ketika wanita itu membuka pintu minimarket.

Dengan keadaan berantakan, wanita itu mulai berbicara kepada penjaga kasir. “Mbak, Aku mau beli sebuah sendal dan obat luka”.

Setelah mendengar suara wanita itu, penjaga kasir pun langsung bergegas mengambil barang yang wanita itu inginkan.

“teet..teet..” suara mesin yang terdengar dari kasir.

“Semua totalnya Rp. 20.000,00,- kak”, Ucap penjaga kasir.

Wanita itu langsung merogoh saku-saku pakaiannya. Wanita itu keluarkan uang-uang receh dengan keadaan uang yang terlipat lipat. Disaat itu, ia menyadari bahwa uang yang ia bawa saat ini tidaklah banyak untuk nya bertahan hidup untuk beberapa hari.

//“Uang yang ku bawa hanya Rp. 200.000,00,- sedangkan itu, Aku harus mencari kosan yang sudah pasti butuh biaya untuk membayar uang mukanya, belum lagi membeli kebutuhan ku yang lain”. Ucap wanita itu dalam hati.//

“Emmm.. ini uangnya.. dan mbak aku mau nanya apakah di daerah sini ada kosan murah?” tanya wanita itu ke penjaga kasir.

“Baik.. untuk uang sudah pas ya.. dan untuk kosan saya ada dengar di sekitar sini ada kosan kosong tapi kecil banget dengan uang muka sekitar Rp. 120.000.00,- dengan bayaran perbulannya Rp. 500.000.00,-. Letaknya di ujung gang ini ada di pojokan.” Ucapnya sambil membereskan belanjaan.

“Terimakasih sebelumnya”, sambil wanita itu mengambil belanjaannya.

“kcrieng”.. wanita itu pergi dari minimarket dengan keadaan kaki sudah dialasi sebuah sandal.

Seketika itu juga wanita itu langsung menuju kosan yang berada di ujung gang. Dari minimarket yang wanita itu kunjungi tidak begitu jauh dengan kosan itu, sehingga wanita itu langsung berjalan memasuki area kosan.

Kosan itu daerahnya lumayan besar dengan 10 kamar kecil yang berhadapan hadapan. Wanita itu menuju sebuah papan yang bertuliskan nama dan nomor telpon pemilik kos, saat itu juga ia langsung menghubungi nomor telponnya.

Mereka berdiskusi cukup lama dan wanita itu memutuskan untuk mulai tinggal si kosan itu, tetapi dengan pembayaran uang mukanya dibayarkan esok hari ketika pemilik kos sudah datang. Untuk saat ini wanita itu hanya perlu menuju kamar kosnya.

Wanita itu mengambil kamar kos yang berada di sisi kanan dengan letak kamar yang paling ujung, sehingga wanita itu tidak mendapatkan banyak sinar matahari dan mereka pun tidak dapat menemukan wanita itu kembali.

Wanita itu menuju kamarnya dan wanita itu mulai membuka pintunya dengan sebuah kunci, yang di berikan oleh tetangga kos yang bernama Roy, ia adalah orang yang di percaya oleh pemilik kos ini.

Kosan wanita itu kecil, cuma hanya berisikan tempat tidur Single bed, wanita itu langsung membersihkan kamar waktu itu juga dan langsung.

Setelah semuanya selesai, wanita itu mulai mengobati kakinya yang sudah sangat amat sudah perih dan sakit. Wanita itu mulai menghitung-hitungi uangnya dan setelah itu ia pun pergi tidur setelah semua ini terjadi kepadanya. Hai esok adalah hari pertama nya di sekolah baru.

Telah selesai untuk nama asli nya Lola dan wanita itu akan mulai dengan hari barunya dengan nama Leticia.

Bab 2 : Awal Kehidupan Baru

Tanpa sinar matahari pagi, hawa dingin menyelimuti tubuh hingga menusuk ke tulang tulang. Leticia mengawali harinya dengan mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.

Leticia menyiapkan seragam dan alat tulis lamanya, dan ia menyiapkan diri untuk awal kehidupan barunya menjadi Leticia.

*******

Pemilik kos mendatanginya di pagi hari ini untuk minta uang muka, sebelum itu mereka sempat ada perbincangan yang cukup lama yang membahas tentang keadaan dan kehidupa Leticia.

“Karena di telpon waktu itu kita hanya berbincang bincang sebentar, sekarang saya ingin mengenal kamu lebih jauh. Sebelum itu perkenalkan nama saya Rosa, saya pemilik kos ini. Jika boleh tahu siapa nama kamu? profesi mu apa? dan bagaimana cara kamu akan membayar uang bulanan kosan ini?” tanya Bu Rosa sebagai pemilik kos ini.

“Namaku Leticia, profesi ku sebagai pelajar yang duduk di bangku SMA kelas 3, dan cara pembayarannya aku akan mencari pekerjaan”. Ucap Leticia menjawab pertanyaan Bu Rosa.

“Oke baik, saya melihat ketulusan kamu di sini dan pembayaran kamu bisa melalui Roy. Jika kamu perlu bantuan, kamu juga bisa bertanya kepada Roy. Roy anak muda yang baik ia sudah di sini selama 3 tahun, dan pengalaman ia sudah banyak di lingkungan ini jadi tidak perlu sungkan untuk meminta bantuan kepada Roy”. Penjelasan Bu Rosa

“Baik Bu Rosa, terimakasih banyak atas pengertiannya. Saya pergi duluan ya Bu mau sekolah”. Leticia mengunci pintu sambil tersenyum kecil.

“Ya sudah kamu berangkat dan hati hati di jalan”. Semangat dari Bu Rosa.

Leticia pun meninggalkan kosan dan pergi menuju sekolah.

*******

Leticia sudah mulai memasuki lingkungan sekolah barunya, ia berjalan kaki menuju sekolah. Jarak tempuh yang cukup jauh dengan keadaan kakinya yang masih terluka akibat kejadian hari itu.

Leticia memasuki ruang TU untuk mendaftarkan sekolah dengan melengkapi data data dirinya. Sekolah di sini merupakan sekolah yang favorit, jadi Leticia sekarang sedang mencoba untuk mendaftar sekolah dengan beasiswa yang berasal dari jalur prestasi yang ia miliki.

Leticia membawa sisa uang kemarin sebagai persiapan untuk keperluannya di sekolah hari ini. Setelah selesai semuanya, akhirnya Leticia mendapatkan kesempatan untuk belajar di sekolah itu, dengan catatan prestasi Leticia harus bagus dan tetap stabil.

Di TU Leticia diantar ke ruang guru untuk menemui wali kelasnya yang bernama Pak Salem. Pak Salem wali kelasnya yang mengajar sebagai guru BK untuk kelas 3, beliau pergi bareng bersama Leticia menuju ruang kelas dengan ruang kelas jurusan IPA.

Di dalam perjalanan mereka berbincang bincang.

“Namamu siapa? Pelajaran apa yang kamu sukai? Tadi bapak lihat lihat nilai mu bagus, dan pantas mendapatkan beasiswa di sekolah ini”. Ujar pak Salem.

“Nama saya Leticia pak, pelajaran yang saya sukai biologi, sebelumnya terimakasih pak”, Leticia menjawab pertanyaan pak Salem.

“Wah biologi.. Toma akan tersaingi oleh kamu nih.. hahaha”. Ledek pak Salem.

“Ha? Tom... Toma...? Siapa pak Toma kalau boleh tau”, dengan terbata-bata Leticia bertanya dengan penasaran.

“oh Toma adalah anak terpintar di kelas bapak dan pelajaran favoritnya adalah biologi.. Dan dia merupakan tipe anak yang tidak ingin disaingi”. Jawab pak Salem.

//“kalau begini caranya bagaimana dengan ku?, Aku harus mempertahankan beasiswa ku”, pikirnya dalam hati.//

Melihat Leticia diam saja tanpa merespon pak Salem berusaha memberi tahunya hal lain.

“kamu tenang saja tentang Toma, ia pemuda yang baik kok”. Ucap lembut pak Salem.

“oh... begitu ya pak”, ujar Leticia merespon pernyataan pak Salem.

Setelah melewati beberapa ruang, akhirnya mereka sampai di depan ruang kelas yang di dalamnya sedang ada aktivitas mengajar dan belajar.

“kamu tunggu sebentar di sini dulu, bapak akan masuk terlebih dahulu”. Perintah pak Salem.

Pak Salem memasuki ruang kelas, dan Leticia mendekati pintu kelas untuk mendengarkan percakapan mereka yang ada didalam

“pagi anak-anak, hari ini bapak ingin mengumumkan sesuatu kepada kalian, bahwa ada murid baru yang akan bergabung di kelas kita”. Pak Salem menyiarkannya di depan kelas.

“Yahhhhh” entah kenapa sorakan itu muncul tiba-tiba dan berbarengan seperti ada rasa ketidaksukaannya kepada Leticia.

Leticia bingung, cemas, dan gemetar setelah mendengar responnya seperti itu. Tidak lama setelah itu pak Salem menyuruhnya masuk ke dalam ruang kelas.

Leticia berjalan membuka pintu kelas dengan tubuh yang bergemetar ketakutan.

Leticia memasuki kelas itu, seketika ia langsung disambut dengan mata mata yang menyorot tajam ke arahnya seakan-akan mereka menolak kedatangannya.

“baik tolong perkenalkan nama mu nak”,suruh pak Salem.

“ehmmm.. mm Perkenalkan nama saya Leticia, di mohon kerjasamanya”. Leticia memperkenalkan dirinya dengan tubuh dan pikiran cemas.

Tidak ada respon sedikitpun dari mereka, mereka masih menatap Leticia dengan tatapan yang sinis tanpa berbicara.

“baik.. tolong jaga dan berteman dengan teman baru kalian.. bapak harap kalian dapat akur di sini. Kamu Leticia.. kamu dapat duduk di sebelahnya Oledia” ucap pak Salem sambil menunjuk kearah kursi itu.

“pak kok dia duduk sama saya pak! Ini gak adil dong!” ucap penolakan Odelia terhadap Leticia.

“Bapak harap kalian akur ya.. selamat pagi anak-anak”, pak Salem sambil meninggalkan kelas.

Leticia pun hanya bisa berjalan perlahan-lahan mendekati kursi kosong itu, karena hanya ada satu kursi kosong yang tersisa di kelas itu.

Leticia pun mendudukinya dan guru yang mengajar tadi meninggalkan kelas bersama pak Salem dikarenakan akan mengikuti rapat.

//“aku harus bagaimana?, Semua mata tertuju padaku”, Leticia yang cemas di dalam hati.//

“brakk...” sesuatu menghantam Leticia.

Bab 3 : Hari Pertama di Sekolah

Ternyata sebuh buku menghantam Leticia dari belakang, Leticia hanya bisa diam saja karena ia terkejut dengan apa yang terjadi. Secara tiba-tiba sebuah tangan menarik rambut kepala Leticia dengan kencang.

“kenapa kamu mau aja di suru pak Salem untuk duduk di sini hah? Kenapa kamu harus pindah ke sekolah ini dan masuk ke kelas ini?.. kamu tau ini sekolah favorit! Kamu tau ini kelas favorit! Kamu tau ini sekolah hanya untuk orang yang kaya?”, bentak Oledia dengan keadaan tangan yang masih menarik rambut Leticia.

Leticia tidak tau harus berbuat dan melakukan apa, Leticia sangat takut sehingga ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya, untuk bernafas saja Leticia sulit karena dadanya terasa sesak.

//“apa yang harus aku lakukan.. aku sangat amat takut.. tenaga ku untuk melawanku tidak ada, aku pun belum makan dari semalam”. Leticia saat dalam kesakitan.//

“Hei... hei... hei... Sudah cukup!” seseorang berteriak cukup keras dan tegas.

Leticia merasa seakan ia terselamatkan, walaupun Leticia masih merasa sangat takut. Genggaman tangan yang menarik rambutnya masih tidak ingin Oledia lepaskan, yang membuat Oledia semakin menarik rambut Leticia semakin kencang.

“sudah aku bilang cukup ya!” ucapnya sekali lagi.

Yang bahkan Leticia tidak tau siapa dia dan mengapa dia ingin membantunya.

//“siapa dia? Mengapa dia berusa membantuku?” pikir Leticia dengan memasang wajah yang kesakitan.//

Perlahan genggaman tangan Oledia lepas dari rambut Leticia. Leticia secepatnya langsung perlahan merapihkan rambutnya dan ia mulai susun kembali rambutnya dengan serapih mungkin.

Kemudian seseorang mendekati Leticia dari belakang dan memotong rambutnya dengan jumlah yang terbilang lumayan banyak, sehingga orang akan mudah menyadari hal itu.

“HAHAHAHAHAHA” Orang yang menyelamatkan Leticia tertawa?.

//“ada apa ini, aku tidak berani menoleh.. mengapa ia tertawa?, Bukankah dia berusaha membantu ku?”. Leticia yang penuh pertanyaan.//

“Hei Toma kenapa kamu memberhentikan ku tadi hah? Kalau ternyata kamu ngelakuin hal yang sama ke anak baru?!” ucap kesal Oledia.

//“ Hah siapa Toma?.. anak yang pintar biologi itu? Mengapa dia melakukan ini padaku?, Mengapa pak Salem berbohong kepada ku?” air mata Leticia yang perlahan menetes dengan sendirinya.

“Hahaha, bukankah ini lebih menakjubkan? Aku berusaha memberhentikan kamu agar rambut indahnya tidak tercabut dan membuatnya menjadi pitak.. bukannya ini lebih baik? ” ucap Toma kepada Oledia.

“HAHAHAHAHA” seketika semua orang di dalam kelas tertawa setelah mendengar kata-katanya.

“Hei! Nama kamu tadi siapa? Leti.. Leti.. Leticia? Hahaha nama kamu itu gak cocok buat kamu yang dekil ini”, ledek Toma.

“Hahaha iya, kamu itu gak cocok pake nama itu!, Penampilan kamu, aku liat liat dekil kumel.. Upssss.. untungnya gak bau Hahaha.. masih tau mandi?”. Sambung Oledia.

Air mata Leticia mengalir dengan deras, tiada henti. Leticia bingung harus apa, dan ia semakin sulit untuk bernafas.

“HEI!! JAWAB!” teriak Toma.

“Aku... A.. ku..”, Leticia yang hanya bisa mengeluarkan beberapa kata.

//”Sangat sulit untuk aku berbicara, aku benar benar-benar tidak bisa bernafas”, khawatir Leticia dalam hati.//

Perlahan suara kebisingan itu mereda dan malaku perlahan menutup dan gelap.

*******

“Tik..tik...tik...” terdengar suara jam dinding di dalam ruangan putih.

Leticia perlahan membuka matanya, dan mulai melihat keadaan sekitarnya. Leticia menyadari bahwa ruangan yang ia tempati bukanlah rumah kelas, tetapi ruang UKS.

Karena ruangan itu di penuhi dengan gorden yang mengelilingi kasurnya.

Leticia diberikan infus vitamin dikarenakan ia kelelahan dan kekurangan nutrisi, akibat kejadian malam itu.

//“mengapa mereka melakukan ini semua kepada ku? Mengapa mereka semu melakukan ini..”, ucap Leticia dalam hati yang bertanya tanya//

“hiks..hiks..hiks..” suara tangisnya yang tidak terbendung lagi.

//“mengapa?.. aku sudah berusaha bersembunyi dari mereka dan 'Dia'...tapi mengapa ini terjadi kembali.. hiks.. hiks...”, Isak tangis Leticia.//

“kryekkkk...” suara pintu terbuka.

Leticia yang mendengar itu langsung menghapus air matanya, dan langsung menutupi wajahnya yang membuatnya seakan akan ia tertidur.

“apakah ia tertidur?”, terdengar suara seseorang.

“aku membawa sedikit makanan untuknya.. aku harap ia memakannya”, sambil menaruh sebuah kantong makanan di atas meja.

“kryekkkk.....” suara pintu terbuka.

//“sepertinya dia sudah keluar”, ucap Leticia dalam hati sambil menyingkirkan selimut dari wajahnya.//

//“siapa dia?, Aku tidak dapat mengenali suaranya dengan baik... Mengapa ia melakukan ini padaku?”, tanya Leticia dengan kedua tangan yang memegang Katong tersebut.//

Leticia yang lapar segera membuka kantong itu dan mulai memakannya.

Setelah Leticia telah menghabiskan makanan itu, ia pun pergi keluar dari ruang UKS. Kemudian seseorang menghampirinya.

“kamu sudah bangun?, Aku menunggumu dari tadi.. kamu di izinkan pulang di hari pertama mu sekolah hari ini karena keadaan kamu seperti ini”. Cemasnya terhadap Leticia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!