NovelToon NovelToon

Jodoh Pilihan Bapak

Gadis Pemimpi

Siang itu Sandra gadis manis berkulit sawo matang terlihat sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjang di kamarnya yang sempit. Gadis itu berandai andai dalam hati jika saja dia bisa melanjutkan kuliah.......... Gadis itu berkhayal tentang hal yang tidak mungkin terjadi dalam hidupnya.Ya ,dari kecil Sandra memang suka sekali berkhayal.Karna satu hal yang pasti,di dunia nyata dia tidak mungkin mendapatkan apa yang dia inginkan dengan mudah. Dia menyadari keadaan orangtuanya dan tidak ingin menambah beban atau membuat susah kedua orangtuanya.Maka dari itu ia mulai sering berkhayal untuk mengurangi rasa sedihnya meski ia tau jika tersadar kadang hanya air mata yang ia dapatkan. Dari kecil dia ingin sekali seperti teman temannya,memiliki rumah yang bagus pekerjaan orang tua yang mapan serta pakaian dan mainan yang bagus bagus pula. Namun apalah daya, Sandra hanyalah anak tukang becak tua yang sakit-sakitan dan ibu paruh baya yang dengan setia menemani dan membantu suaminya sekuat tenaga. Meski begitu Sandra tak pernah mengeluh, dia bangga dengan kedua orangtuanya yang telah merawat dan membesarkannya.Sandra sangat menyayangi kedua orangtuanya, dia tidak mau melihat orangtuanya bersedih hanya karena dirinya yang kadang suka kurang bersyukur dengan apa yang dia miliki. Hingga Sandra bertekad suatu hari nanti dia akan membahagiakan kedua orangtuanya, membuatnya bangga dan mengubah jalan hidupnya menjadi lebih baik dari saat ini.

Tiba tiba suara ketukan di pintu membuat khayalannya terbang menjauh dari lamunannya.

tok tok tok "Sandra..... ibu sudah pulang nak..." kata ibu Lastri memberi tahu anaknya.

"Ibu sudah pulang ? kalau begitu ibu mandi dulu ya ,tadi Sandra juga sudah menyiapkan makan siang di dapur Bu" ucap Sandra sembari membuka pintu dan melihat ibunya yang tersenyum kepada nya.

"Kau sudah makan ?" tanya Bu Lastri

"Belum Bu, nanti kita makan bersama ya,?" pinta Sarah

" Baik nak, kalau begitu ibu mandi dulu,kamu tunggulah di dapur" Balas Bu Lastri

Sandra segera ke dapur dan membuatkan teh manis untuk ibunya sembari menunggu ibunya datang.

Sebenarnya semenjak lulus SMA sebulan lalu Sandra ingin menggantikan ibunya berjualan sayur keliling,namun ibu Lastri melarang nya dan menyuruh Sandra mengurus rumah dulu selagi belum mendapatkan pekerjaan.

Ya .... setelah lulus SMA dan tidak bisa melanjutkan kuliah Sandra berniat untuk bekerja untuk meringankan beban kedua orangtuanya. Beberapa lamaran pekerjaan sudah dia coba masukkan ke beberapa toko atau pabrik ,tapi sampai sekarang satupun belum ada yang menghubunginya.Sandra maklum karena disaat sekarang ini mencari pekerjaan tidaklah mudah terlebih hanya lulusan SMA sepertinya.

Tak lama kemudian Bu Lastri masuk ke dapur dan melihat putrinya sudah menyiapkan makan siang dan teh untuknya.

"Makanlah Bu,Sandra sudah menyisihkan sebagian lauk untuk bapak" Ucap Sandra.

"Iya sayang ... " Bu Lastri pun mulai memakan masakan putrinya dengan lahap karena memang beliau sudah sangat lapar.

Sandra memakan makanannya sambil menatap ibunya yang lahap sekali.

"Kasihan ibuk,pasti sangat lapar dan letih"batin Sandra

"Ibu, bagaimana jika besok Sandra saja yang berkeliling berjualan sayur ?" bujuk Sandra

"Tidak usah nak, kamu fokus saja mencari pekerjaan yang lebih layak buat kamu, ibu tidak mau kamu seperti ibu,setidaknya meski bapak dan ibu tidak bisa membuat masa depan yang cerah untukmu, tapi ibu ingin sekali melihatmu hidup lebih baik dari kami, orangtuamu" kata Bu Lastri sambil memegang lembut tangan putrinya.

" Tapi Bu...."

" Hisshh sudah-sudah, ibu tidak ingin setiap hari kamu kepanasan,kamu kan anak gadis, nanti kulit kamu gosong lho ,mulai sekarang cobalah merawat diri,kamu gak mau punya pacar kaya teman temanmu" Goda ibunya..

"Gak papa bu, Sandra seriusan,,,Sandra gak takut panas,, kulit Sandra emang sudah dari sananya begini... dan lagi bu,ibu.... Sandra juga gak mau punya pacar kalau belum bisa membahagiakan bapak sama ibu..." Ucap Sandra dengan polosnya.

"Tidak nak,ibuk tidak ingin kamu seperti ibu, bapak ibu sudah merasa bersalah karena tidak mampu menyekolahkan kamu hingga ke perguruan tinggi, padahal ibu tau kamu menyimpan keinginan besar itu sejak lama. Semua cita-cita yang telah lama kamu impikan, akan bisa tercapai jika kamu sekolah yang tinggi, bapak dan ibu tidak ingin membuatmu lebih bersedih lagi" kali ini Bu Lastri menghentikan makannya dan menatap putrinya lekat lekat.

"Ibu, jangan bilang seperti itu, kenapa Sandra bersedih bu ? Bapak ibu telah melakukan dan memberikan yang terbaik untuk Sandra." Elak Sandra.

Dadanya tiba-tiba merasa sesak, dia tau dia punya impian , dia tau kalau dia kecewa tidak bisa melanjutkan sekolahnya,tapi dia jg tidak bisa menyalahkan kedua orangtuanya dan menjadi anak yang durhaka karenanya. Sandra bertekad setelah bekerja dia akan mengumpulkan sebagian uangnya untuk kuliah dan sebagian lagi untuk kedua orang tuanya. Tak ada yang tak mungkin, untuk itu untuk saat ini dia ingin membantu kedua orangtuanya dulu.

Bu Lastri tau Sandra ingin sekali menjadi pelukis , beliau tau sekali jika putrinya ingin suatu hari nanti bisa sukses dan bisa memamerkan semua hasil karyanya di sebuah galeri lukis miliknya sendiri.Tapi beliau sedih. dia dan suaminya tak mampu membantu putrinya mewujudkan impiannya itu.

"Ibu,,,,,,,ib ibbu ....," Sandra ingin melanjutkan kata-katanya namun dia terkejut karena ibunya tiba-tiba sangat pucat dan berkeringat dingin. Sandra segera menghampiri ibunya berniat membantu ibunya berdiri.

"Ibuu kenapa,ibu sakit ?" ucap Sandra panik.

"Ibu tidak kenapa kenapa nak,ibu hanya sedikit pusing" timpal ibunya.

Bu Lastri segera bangkit hendak ke kamar namun pandangannya kabur , tiba-tiba saja beliau terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Sandra pun panik dan berusaha mengangkat ibunya ke kamar, tapi sia sia saja ....,, tubuh ibunya begitu berat untuk Sandra yang bertubuh lencir. Sandra berteriak minta tolong dan keluar rumah mencari pertolongan.Tetanggapun datang mendengar ada yang berteriak, selanjutnya mereka menolong Sandra mengangkat tubuh ibunya ke dalam kamar. Mereka bertanya apa yang terjadi kepada Ibu Lastri ,dengan sesenggukan Sandra hanya menggeleng karena dia juga tidak tau kenapa ibunya bisa pingsan setelah makan, karena tadi ibunya terlihat baik baik saja. Mereka bingung harus berbuat apa, segala upaya sudah mereka lakukan agar Bu Lastri siuman namun sia-sia, perempuan paruh baya itu tak kunjung sadar juga.

Kemudian Sandra menitipkan ibunya pada Bibi Nani yang rumahnya bersebelahan dengan rumahnya.Dipikiran Sandra saat ini hanya mencari ayahnya, beliau harus tau keadaan istrinya.Karna Pak Imam tidak punya ponsel dan tidak tau cara memakai ponsel Sandra terpaksa harus mencarinya.

"Bi,, Sandra titip ibu dulu,Sandra mau mencari bapak sebentar.." Sandra bicara lirih kepada wanita disampingnya yang tak lain ialah Bi Nani

" Baiklah San, cepat cari bapak mu, biar ibumu kami yang jaga.." tutur wanita itu.

Sandra mengangguk dan segera ke teras mengambil motor yang sedari tadi terparkir disitu,tujuan utamanya adalah pasar yang berjarak kurang lebih tiga kilometer dari rumahnya, karena biasanya bapaknya mangkal didepan pasar tradisional itu.

Awal Mula

Matahari begitu terik, panas menyengat Sandra rasakan begitu keluar dari rumahnya. Karena terburu buru Sandra langsung mengendarai sepeda motor miliknya tanpa menggunakan helm. Dia bergegas menuju pasar dimana bapaknya biasa mangkal.Pikiran Sandra sangat kacau, dia takut sesuatu terjadi kepada ibunya, namun dia juga takut jika bapaknya tau istrinya jatuh pingsan penyakit bapaknya akan kambuh,padahal baru dua minggu kemarin bapaknya keluar dari rumah sakit.

Pak Imam sudah lebih dari sepuluh tahun terakhir mengidap penyakit paru-paru kronis,jika kambuh beliau sering sakit di bagian dada dan sulit bernafas serta batuk tiada henti yang kadang mengeluarkan bercak darah. Namun mau tidak mau Sandra harus memberitahu keadaan ibunya,

Sandra begitu takut dan bingung , dia mencoba lewat di gang sepi agar bisa cepat sampai ketempat tujuan, sambil menengok kanan kiri dia dilanda ketakutan yang luar biasa. Karena tidak fokus dan tidak berhati-hati ban motor Sandra tidak sengaja menginjak paku , seketika dia merasakan sepeda motor nya oleng, dia pun menghentikan laju sepeda motor itu dan berhenti mendadak.

"Sial..." umpat Sandra, dia berfikir keras bagaimana sekarang agar dia bisa segera menemui bapaknya, tidak mungkin dia mencari bapaknya dengan mendorong sepeda motor itu.

Sandra menoleh dan melihat ada bengkel diujung gang ... senyum nya pun mengembang ,dia hanya perlu mendorong motor itu ke bengkel dan melanjutkan tujuannya mencari sang bapak.

Dengan tertatih,dibawah terik matahari Sandra mendorong sepeda motor miliknya,sesampai di bengkel Sandra menghentikan jalannya dan memarkirkannya disamping motor yang sedang dibetulkan.Sambil terengah-engah Sandra berusaha mengatur nafasnya dulu,, setelah dirasa bisa bernafas normal Sandra meminta tolong kepada pemilik bengkel untuk membetulkan ban sepeda motor miliknya .

" Pak, tolong dong,ban motor saya bocor, tadi tidak sengaja menginjak paku. " pinta Sandra dengan polosnya

Pemilik bengkel itupun memandang ban motor milik Sandra

"Baik dek,tapi antri ya,, ? Masih tiga ban motor lagi yang perlu saya tambal" jawab pemilik bengkel itu.

Sandra pun mengerutkan keningnya dan melihat tiga motor berjajar rapi di depan motor miliknya.

"Bagaimana ini ?? bisa bisa lama sekali ini,terus bagaimana dengan ibu ? " batin Sandra.

Dengan berat hati Sandra mengiyakan pemilik bengkel itu.

"Oke deh pak,tapi saya titip dulu ya ,nanti saya kembali lagi kesini." Ujar Sandra.

Karena tidak mungkin Sandra menunggu,dia harus segera menemui bapaknya,dia berniat berjalan kaki karena jarak dengan pasar sudah tidak terlalu jauh.

Setelah meninggalkan bengkel itu Sandra bergegas ke arah pasar,pikirannya kembali gundah ,, bayangan wajah ibunya yang pucat berkelebat di kepalanya ,, Sandra menggelengkan kepalanya...

"Hissshhh,, tidak,aku tidak ingin terjadi apa-apa pada ibu,ini gara gara aq suka berkhayal yang berlebihan dan juga sering melihat sinetron,, ibu pasti baik baik saja." Umpat Sandra sambil berlalu menuju keramaian di jalan raya.

Dari seberang jalan Sandra melihat bapak-bapak paruh baya sedang berjalan cepat berusaha segera dapat menyebrangi jalan raya didepannya, di belakangnya terlihat tiga orang laki laki mencurigakan mengikuti bapak itu , mereka juga terlihat tergesa-gesa. Bapak itu panik dan menyebrang begitu saja tanpa menoleh kanan kiri, Sandra yang memperhatikan bapak itu dari kejauhan berusaha berteriak melarang bapak itu menyeberang ,namun bapak tersebut tidak mendengar teriakannya,seketika itu juga Sandra menoleh kanan kiri dan berlari kearah bapak itu. Sandra mendorong tubuh tua itu namun naas dirinya malah hampir tertabrak mobil yang tiba-tiba melaju dengan cepat.

Tiiin ......tin ........ tiiiinnnnnnnnn .......!!!!!!!

Suara klakson mobil terdengar jelas dan sangat keras..

Untung saja pemilik mobil itu mengerem mobil disaat yang tepat sehingga Sandra hanya terkejut dan jatuh tersungkur dipinggir jalan ... Pemilik mobil itu mengeluarkan kepala dari pintu kaca mobilnya sembari mengumpat dan marah- marah kepada Sandra kemudian melajukan kembali mobilnya karena suara klakson mobil dibelakangnya. Hampir saja terjadi kemacetan di sana,untung saja pengemudi tadi segera melajukan mobilnya.

Sandra yang kaget tak menghiraukan makian pengemudi tadi, dia melirik ke arah bapak tua yang tadi dia dorong, bapak itu sudah berdiri sambil memegang tas kerja berwarna hitam,bapak itu menatap dirinya, dia tak kalah terkejutnya dari Sandra, Sandra juga melihat tiga laki laki yang mengikuti bapak itu sudah lari menjauh,mungkin takut karena tadi ada keramaian mendadak.

Bapak itu mendekat ke arah Sandra dan membantu Sandra bangun.

"Kau tidak apa-apa nak ? Adakah yang terluka ?" tanya bapak itu.

"Auuuhhh ," Sandra meringis kesakitan saat bangun, sepertinya kakinya terkilir .

"Ahhhh ti ....,, tidak apa-apa pak ! Bapak sendiri bagaimana ? Maafkan saya tadi mendorong bapak dengan kasar..." Kata sandra sambil menahan sakit yang ia rasakan.

"Bapak baik-baik saja nak,tapi sepertinya tidak dengan kamu." Ujar bapak itu.

"Tidak pak,saya baik baik saja ,hanya sedikit sakit saja kaki saya, tapi sungguh tidak apa," Sandra berbohong.. sebetulnya kakinya sangat sakit namun dia tidak ingin merepotkan orang lain.

"Siapa namamu nak, dan dimana rumahmu ? " biar bapak panggil taxi Dan antarkan kamu sampai ke rumah"

lanjut bapak itu.

"Tidak usah pak,saya sedang ada perlu. Maaf saya terburu- buru ." Sandra bersikeras menolak bantuan bapak itu.

Dia berusaha berjalan namun kaki kanannya begitu sakit digerakkan..

bapak itu menatap nya dengan iba,ia merasa bersalah kepada gadis itu... tapi mungkin gadis itu takut dia akan berbuat jahat sehingga menolak bantuannya.

"Tunggu sebentar nak..."

Sandra menoleh ke bapak tua itu, dilihatnya orang tua itu membuka tas hitam yang sedari tadi di pegang erat-erat. diambilnya satu gepok uang lembaran seratus ribuan dari dalam tas itu.kemudian orang tua itu menyodorkannya kepada Sandra... Sandra yang sedari tadi meringis menahan sakit bingung , dia terbengong melihat uang itu.Dia blm pernah melihat uang sebanyak itu..

"Ambil ini nak, pakai untuk berobat , kakimu terluka karena menolongku, ambil uang ini,anggap saja ini sebagai wujud terimakasih bapak karena kamu sudah menolong bapak" Ucap bapak itu.

Tapi dengan cepat Sandra menolak pemberian bapak tua itu. dia ikhlas membantu orang tua tersebut dan tidak mengharapkan imbalan apapun,terlebih ini juga dipinggir jalan raya ,Sandra takut ada orang yang mengenalnya dan mengira yang tidak tidak jika dia menerima uang dari laki-laki asing yang sudah berumur pula.

"Bapak saya ikhlas membantu anda,dan saya senang anda baik baik saja, tapi maaf saya tidak bisa menerima itu," Tolak Sandra dengan lembut meski sedari tadi ia kram dan menahan nyeri di kaki kanannya.

Tiba tiba suara sepeda motor berhenti di depan mereka, lalu sang pemilik sepeda motor itu berteriak...

"Sandra, ngapain kamu disini ???!! " Dari tadi aku mencari mu, bapak kamu tadi sudah pulang, sekarang sedang di puskesmas bersama ibumu ! " seru gadis itu dengan suara cempreng.

" Nurul,, !? syukurlah.." ucap Sandra,dia lega karena pemilik suara cempreng itu Nurul sahabatnya,anak dari Bibi Nani,dan dia bersyukur bapak nya sudah pulang dan ibunya sudah dibawa berobat.Akhirnya ada alasan juga bagi Sandra untuk pergi meninggalkan bapak tua itu.

" Tolong antar aku pulang , sepeda motor ku ada di bengkel,tadi bocor, nanti aku ceritakan di rumah saja, Sandra menyeret kaki kanannya,sebelumnya dia berpamitan dulu kepada bapak tua tadi.

"Kenapa kakimu ?" Nurul sahabatnya memperhatikan kaki Sandra yang diseret dengan raut muka kesakitan.

"Nanti di rumah aku ceritakan " timpalnya kembali. Dia tidak sabar ingin sampai dirumah dan mengetahui keadaan ibunya sekarang, dia masih mengkhawatirkan keadaan ibunya.Dari situlah awal mula kejadian tak terduga yang bakal mengubah seluruh kisah hidupnya.

Sarapan Pagi

Sampai didepan rumahnya Sandra turun dari sepeda motor sambil berpegangan kepada sahabatnya. Kakinya begitu nyeri dan ngilu, dengan susah payah dia berusaha masuk ke dalam rumah sambil meringis menahan sakit. Bertepatan dengan itu, sebuah becak tua berhenti didepan rumah itu juga, Pak Imam sudah sampai dari puskesmas, terlihat Bu Lastri duduk lemas di dalam becak milik suaminya.

Sontak saja Sandra segera berjalan kearah kedua orangtuanya dan mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam rumah.

" Ibu, bagaimana keadaan ibu ? " tanya Sandra dengan raut wajah yang terlihat cemas.

" Ibumu mengalami dehidrasi nak, dia juga tidak makan tepat waktu dan juga kelelahan." Timpal Pak Imam.

Bu Lastri memandang putrinya lalu tersenyum.

" Ibu tidak apa-apa nak, hanya kurang istirahat saja,nanti kalau ibu sudah istirahat ibu juga sembuh seperti sedia kala." Ucap Bu Lastri, dia tidak ingin putri semata wayangnya itu khawatir dengan keadaannya.

" Mulai sekarang ibu harus banyak beristirahat, dan mulai besok biar Sandra yang berjualan Bu," Pinta Sandra.

Dia tidak tega melihat ibunya sakit seperti itu.

"Ibu jangan bandel ,kali ini Sandra mohon Bu, " Lanjut Sandra ketika melihat ibunya ingin berkata lagi,dia tau apa yang akan dikatakan ibunya itu.

Pak Imam turun dari becak dan membantu Bu Sandra masuk ke dalam rumah. Setelah itu beliau berbalik ke rumah depan dan melihat putrinya berjalan masuk kedalam rumah sambil terpincang-pincang menyeret kaki kanannya.

"Kaki kamu kenapa San ? " Tanya orang tua itu, beliau menghampiri putrinya dan memeriksa kaki anaknya.

"Ini terkilir , kamu habis dari mana ? bagaimana sampai bisa seperti ini ? dan dimana sepeda motormu ?" Pak Imam bertanya sambil celingukan menengok kanan kiri mencari sepeda motor putrinya, karena hanya Nurul dan sepeda motornya yang ada.

Nurul yang ingin membantu menjawab pertanyaan Pak Imam bingung harus berkata apa karena dirinya juga tidak tau apa yang terjadi pada Sandra sahabatnya.

Melihat wajah orangtuanya dan sahabatnya bingung Sandra pun menceritakan semua yang baru saja dia alami.

"Begitu ceritanya pak." Pungkas Sandra sambil menarik nafas dalam.

Mendengar apa yang baru saja diceritakan putrinya Pak Imam menatap putrinya itu dengan lekat, Pak Imam Sangat sayang padanya, beliau sedih melihat anaknya terluka, terlebih istrinya baru sakit.

" Ya sudah nak, tidak apa-apa,,biar bapak kompres dan urut kakimu," ucap sang bapak.

"Biar Nurul ambilkan alat kompresnya paman." Nurul yang sedari tadi berdiri mendengarkan cerita Sandra bergegas ke dapur mengambil apa yang diperlukan Pak Imam.

Setelah kembali dari dapur ia berniat mengompres kaki sahabatnya karena ia merasa kasian kepada Pak Imam.Namun Pak Imam menolak dan mengompres putrinya sendiri. Nurul pun kembali ke dapur dan membuatkan mereka dan juga Bu Lastri minuman.

Setelah Sandra dikompres dan diurut kakinya oleh Pak Imam, mereka minum teh bersama, tak lupa Pak Imam membantu istrinya minum obat, sekarang Bu Lastri sudah tertidur,beliau juga sedih mendengar apa yang dialami anak gadisnya.

Hari sudah menjelang sore , Nurul pamit pulang kerumahnya yang hanya bersebelahan dan berpesan agar memanggilnya jika Sandra dan Pak Imam memerlukan sesuatu.

" Terimakasih rul,, kamu dah bantuin aku dan bapak " Ucap Sandra, dia merasa tak enak karena sering merepotkan Nurul dan keluarganya.

"Ahh kamu ini San, kaya sama siapa aja" timpal Nurul sambil cengengesan dan berlalu meninggalkan sahabatnya.

Sore berganti malam dan pagi pun sudah terbit,, sinar matahari menyelinap masuk melewati celah jendela kamar Sandra yang sempit.Sandra menggeliat dan mengerjapkan kedua matanya. Dia menggoyangkan kaki kanannya perlahan, sudah membaik hanya saja masih sedikit sakit,mungkin butuh satu atau dua hari untuk sembuh sempurna,selagi kakinya sakit Sandra terpaksa belum bisa menggantikan ibunya berdagang sayur keliling.

Sandra bangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi, setelah itu dia pergi ke dapur bersiap membuat sarapan untuk kedua orangtuanya. Baru juga membuat telur dadar ,Sandra mendengar suara ketukan di pintu depan. Ia berniat membukakan pintu rumahnya namun keduluan oleh bapak nya. Ya , hari itu Pak Imam tidak menarik becak seperti biasa,beliau ingin menemani istrinya yang masih sakit seperti yang dilakukan Bu Lastri ketika beliau sakit.

Pak Imam menautkan kedua alisnya setelah membuka pintu, beliau merasa asing dengan orang yang ada didepannya.

" Selamat pagi..... " Ucap laki laki itu dengan ramah dan tersenyum.

"Iya,, selamat pagi, maaf mencari siapa ya ? " Pak Imam menjawab dan bertanya kepada laki laki paruh baya di depannya, yang berdiri memakai setelan jas berwarna navy. Dibelakang laki-laki itu berdiri seorang lelaki juga tapi terlihat lebih muda.

Laki-laki itu tersenyum dan menjawab pertanyaan Pak Imam yang kebingungan.

"Maaf saya mengganggu pak, perkenalkan nama saya Wijaya, benar ini rumah nak Sandra ?" Tanya laki-laki itu.

Bagaimana laki-laki ini bisa mengenal putrinya ? Pak Imam terlihat semakin bingung. Hatinya mulai diselimuti perasaan cemas, apakah putrinya melakukan sebuah kesalahan ??? Apa yang dilakukan putrinya kepada bapak-bapak ini ? Pak Imam sangat bingung memikirkan hal itu, meski begitu beliau mengiyakan pertanyaan laki laki itu.

"Benar tuan , ini rumah saya, Sandra itu putri saya, mari silahkan masuk " Ajak Pak Imam.

Laki laki bernama Wijaya tersebut masuk mengikuti langkah kaki Pak Imam.

Setelah duduk Pak Imam yang bingung dan penasaran terhadap tamunya itu langsung bertanya.

"Kalau boleh tau , Tuan-tuan ini siapa ? dan ada perlu apa dengan anak saya Sandra ??" Pak Imam tak bisa menyembunyikan rasa penasaran dihatinya.

Pak Wijaya yang melihat tingkah Pak Imam segera menceritakan kejadian yang dialaminya kemarin.

" Putri bapak kemarin telah menolong saya, kemarin hampir saja saya tertabrak mobil jika saja putri bapak tidak datang tepat waktu mendorong saya," ucap Pak Wijaya.

"Kemarin saya tergesa-gesa karena ada tiga orang tak dikenal mengikuti saya terus ketika saya keluar dari sebuah bank, saat itu saya takut dan panik karena sopir saya sedang pamit makan siang dan ponsel saya tertinggal didalam mobil,sehingga saya tidak bisa menghubunginya atau minta tolong kepada siapapun.Untung ada putri bapak, ketiga orang itu lari ketika ada keramaian , putri bapak tidak hanya menyelamatkan nyawa saya,tapi juga perusahaan saya, karena dari bank itu saya mengambil berkas berkas penting perusahaan saya dan juga sejumlah uang yang akan saya gunakan untuk rapat dengan klien hari itu." Pak Wijaya melanjutkan ceritanya.

Sekarang barulah Pak Imam mengerti,dan mengingat-ingat, kemarin Sandra putrinya juga sudah bercerita tentang kakinya yang terluka karena membantu seorang laki-laki paruh baya.

Setelah selesai memasak nasi goreng dan telur dadar Sandra berniat memanggil Kedua orangtuanya untuk sarapan bersama,namun Sandra terkejut ketika melihat orang tua yang kemarin dia tolong berada dirumahnya dan mengobrol dengan bapaknya.

" Bapak, sarapannya sudah siap" Kata Sandra sambil memandang mereka dengan kebingungan.

" Halo nak Sandra, selamat pagi" sapa Pak Wijaya.

"Iii ...i... iya selamat pagi Pak" Jawab Sandra, dia benar-benar bingung bagaimana orang tua itu tau namanya dan tau alamat rumahnya.

"Sandra ,sini nak.... ini Tuan Wijaya, beliau orang yang kamu tolong kemarin" Pak Imam berusaha mencairkan suasana karena beliau melihat putrinya begitu terkejut dan bingung.

"Tuan Wijaya ini tau nama dan alamat rumah ini dari orang sekitar pasar yang melihat kejadian kemarin" lanjut Pak Imam memecahkan kebingungan yang Sandra rasakan.

"Maaf Pak, tidak usah memanggil saya dengan sebutan tuan, panggil saja saya Wijaya" Ucap laki-laki itu.

"Wahh tidak Tuan," Kata bapak Sandra, beliau melihat penampilan pak Wijaya dari atas sampai bawah, dan juga mobil dan sopir yang ada didepan rumahnya. Beliau tau pasti Pak Wijaya ini orang penting dan kaya,tak sepadan dengan dirinya yang hanya tukang becak. Jadi dia harus menghormati tamunya itu, pikir Pak Imam.

Namun berbeda dengan anggapan Pak Imam,Pak Wijaya begitu sungkan dengan panggilan itu, beliau lebih nyaman diperlakukan seperti layaknya tamu biasa.

"Baiklah kalau begitu,saya panggil anda Pak Wijaya saja" Kata Pak Imam memecah kesunyian yang tercipta.

Pak Wijaya tersenyum sumringah mendengarnya.Seperti itu lebih nyaman didengarnya.

Pak Imam pun mengajak Pak Wijaya sarapan bersama, dengan senang hati Pak Wijaya menerima ajakan itu dan mereka sarapan bersama berempat. Masakan Sandra dirasa sangat enak oleh Pak Wijaya,meski menunya sederhana tapi mampu menggoyang lidah karena kelezatannya.

Sejak saat itu Pak Imam dan Pak Wijaya bersahabat, Pak Wijaya senang memiliki sahabat baru seperti Pak Imam yang sangat bertanggung jawab kepada keluarga dan sangat ramah,juga Pak Imam bukanlah orang yang suka memanfaatkan keadaan meski tau sahabat barunya itu kaya raya beliau selalu menolak bantuan dan pemberian Pak Wijaya jika Pak Wijaya tidak memaksanya dengan sangat agar menerimanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!