NovelToon NovelToon

Lady In Waiting

PROLOG

Tampak raut wajah Robert sangat kusam dan kusut , sekusut otaknya . Tidak terlihat sedikitpun ada semangat di Wajahnya . Hatinya sungguh berantakan pagi ini , lebih berantakan dari pecahan kaca.

Pria yang sedang diambang penyesalan itu tampak langsung melangkah menuju pada ruangannya.

Ia tampak mengabaikan semua sapaan dari para Karyawannya yang mengucapkan selamat pagi.

Robert pun membuka pintu ruangan kantornya tersebut , dan menutupnya kembali begitu sangat kencang . Sehingga terdengar suara dentuman yang keras diarea Lorong Office tersebut.

Robert langsung duduk dibangku kerjanya , dan kemudian memijit - mijit kepalanya yang tidak sakit.

Ia teringat sesuatu didalam lacinya . Lalu membuka lacinya itu dengan sigab , dan mengambil Ponsel yang ia beri untuk Meilin pada saat ketika mereka di Singapore kala itu.

Semoga ada nomor kontak  didalam Ponsel ini yang dapat untuk kuhubungi . Dan semoga bisa memberi petunjuk dimana Meilin berada sekarang ini . " guman Robert sedikit semangat . Setelah memegang Ponsel yang dikembalikan oleh Meilin , hari dimana wanita tersebut mengajukan resign . Dengan sigab Robert pun mengotak - atik benda pipih tersebut , berharap menemukan sesuatu.

Yang ia dapati hanya nomor kontaknya saja pada benda Media Sosial tersebut . Dari semua panggilan kontak masuk atau pun kontak keluar , tidak didapati ada nomor lain . Semua hanya nomornya Robert saja yang tampak berjejer rapi , bak murit yang sedang berbaris terkena hukuman.

Hatinya semakin sakit . Ternyata selama ini ia memaksakan kehendaknya pada Meilin  untuk menerima Ponsel pemberiannya itu . Dan pada kenyataannya wanita tersebut sungguh tidak menyukai barang itu.

Terlihat dari cara Meilin menggunakan Ponsel tersebut , membuktikan bahwa Meilin hanya menggunakannya untuk menerima panggilan Telepon dari Robert saja .

Mengapakah aku jadi seegois ini ? " bathin Robert , sembari kembali mengacak - acak rambutnya , dan sesekali memijit - mijit kepalanya lagi.

Bahkan Ini lebih sakit dari tertimpah Beton yang beratnya ber ton - ton . " Bathin Robert lagi , merasakan sakit yang tak bisa diungkapkannya .

Didetik berikutnya , tampa mengetuk pintu , Hebrew tampak masuk keruangan Robert , dan terlihat ia langsung duduk disofa pada ruangan itu dengan kasar.

Tampaknya mereka tidak tertarik untuk berbicara sama sekali.

Pikiran dan Hayalan mereka tampaknya sama , yaitu tertuju kepada Meilin.

Terdengar ketukan dari luar pintu ruangannya Robert , beberapa menit setelah Hebrew masuk pada ruangan tersebut . Robert pun seketika memberi perintah untuk masuk.

Tampak Staf dari Personalia itu masuk dan membawa sebuah berkas didalam File , lalu menyerahkannya kepada Robert.

Robert pun segera menerima berkas itu dengan sigab dan kasar . Kemudian dengan cekatan membuka File tersebut , yang baru beberapa detik sampai ditangannya , dan langsung mencari nomor kontak yang tertera di File lembar kertas itu.

Saya permisi pak . " ucap Staf Personalia itu , dan langsung keluar dari ruangan tersebut , tampa mendengar jawapan dari Robert.

Tampak terlihat juga Robert mengabaikan karyawannya itu . Ia hanya vocus pada lembaran kertas lamaran kerja yang sudah usang tersebut.

Robert pun kemudian meraih Ponselnya yang terletak dimeja kerjanya , dan langsung menelpon nomor kontak yang tertera pada surat lamaran kerja Meilin beberapa tahun yang lalu itu.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif , atau berada diluar jangkauan"

Seketika Wajah Robert memerah , karena menahan kemarahan . Kemarahan atas kebodohan dirinya sendiri.

Meilinnnnnn......" teriaknya sekencang - kencangnya , tampa menyisakan sedikit pun suara ditenggorokannya.

Suaranya menggema diseluruh ruangan kedap suara itu.

Robert spontan membanting semua barang yang dapat dijangkau oleh tangannya .

Ruangan itu tampak hancur berantakan .

Tampa disadarinya , air sebening Kristal itu pun keluar dari sudut matanya . Robert menangis sesenggukan.

Dan Hebrew menjadi saksi satu - satunya , atas apa yang telah terjadi diruangan itu.

Hebrew sesungguhnya sangat kaget , namun ia bisa untuk menguasai dirinya lagi .

*Menangislah Brother , kesedihan membutuhkan pelampiasan* ucap adiknya tersebut , dan kemudian meninggalkannya diruangan itu.

#KEHIDUPAN BAB 1#

Usia Meilin belumlah genap Tujuh Belas Tahun ketika Bapak terkasihnya kembali pulang ke-Sang Penciptanya.

Sebenarnya namanya bukanlah Meilin , hanya saja ia dilahirkan dari keluarga Blasteran Indonesia- Korea . Jadi Herabeojinya atau Kakeknya , Ayah dari Ibunya memberi nama Meilin , ketika mereka berkunjung ke Korea , Negri Gingseng tersebut.

Hanya Kakeknyalah yang mengetahui apa arti dari nama pemberianya itu.

Sudah sangat lama kehadiran Meilin ditunggu - tunggu dalam pernikahan kedua Orang Tuanya . Ketika usia pernikahan Bapak dan Ibunya sudah memasuki usia Perak , Meilin kecil pun hadir , disuatu Kota dingin di Indonesia.

"Hmmmmm a'm ready , live this long road , please keep me Sang pemilik kehidupan !" gumannya dalam hati .

Remaja Tujuh Belas tahun itu sedang duduk sendirian diteras rumah Neneknya , disebuah Bangku yang sudah tua dan sedikit reyot . Bangku yang terbuat dari anyaman Bambu .

Besok pagi Meilin akan menyusul teman masa kecilnya kesebrang Pulau , Pulau dimana dulu pernah dia singgahi juga , ketika itu ia masih kecil , bahkan yang ia tau pada saat itu hanya bahagia bila bersama Mami dan Papinya , karena Momens seperti itu sangat jarang sekali ia dapatkan dari kedua orang tuanya yang benar - benar sibuk bekerja.

Kembali lamunan Meilin sang gadis belia , kemasa dimana ketika ia masih merasakan hangatnya peluk seorang Ayah dan Ibu . Kenangan itu kembali mengembara dibenaknya , pada malam sebelum ia pergi dari desa itu , desa tempat kelahiran Ayahnya tersebut.

"Manusia tidaklah bisa menentukan hidupnya . Manusia hanya bisa memilih , namun sang penentu adalah sang pembuat garis HIDUP ".

Dan besok pagi ia akan menyusul temannya yang sudah terlebih dahulu berada disana . Dengan Uang yang tidak seberapa . Namun itu cukup untuk Ongkos kesalah satu pulau di Indonesia tersebut , dan biaya hidup untuk sebulan .

Udara diluar sangatlah dingin , menusuk hingga ketulang Sum - sum gadis remaja cantik itu . Merasakan dingin yang teramat , Meilin pun kemudian memutuskan masuk kedalam Rumah dan menutup pintu.

Dipandanginya setiap sudut - sudut rumah tersebut . Pandangan Meilin tertuju kearah sofa disudut ruangan rumahnya itu . Lamunanya kembali pada Neneknya ketika mereka duduk bercanda dikursi sofa yang sudah tua dan usang tersebut.

Meilin bahkan tidak ingat kapan sofa itu berada disana.

Ketika ia kembali lagi kerumah itu , saat

melanjutkan pendidikan kelas Tiga kejuruan menengahnya , Sofa tersebut sudah berada disana . Mungkin saja usia Sofa itu sudah Sepuluh tahun lebih , atau bahkan seumuran dirinya.

Terakhir sekali ia mengunjungi desa itu saat berusia lima tahun , itu sudah sangat lama.

Kemudian ia kembali memandangi Fhoto yang berada tergantung ditembok rumah itu , tembok yang masih terbuat dari Kayu Jati tersebut.

Ia melihat Fhotonya ketika masih kecil , duduk dipangkuan seorang wanita paruh baya , yang tak lain adalah Neneknya . Ada juga Fhoto pernikahan kedua Orang Tuanya.

Ahhhh...Papi ...Mami !!" pekiknya , dan menelan air liurnya.

Matanya pun mengeluarkan air sebening Kristal , ketika memandang Fhoto kedua Orang Tuanya tersebut.

Lalu , diambilnya Fhoto itu , dan dipeluknya.

Ia kembali melirik lagi ke Fhoto lainnya , ada Fhoto Papinya sedang di Wisuda , dan ada wanita berdiri bahagia disampingnya .

Disebelah Fhoto itu ada Fhoto dua orang yang sedang berdampingan duduk di Bangku kayu . Seorang Wanita dan seorang Pria , yang mungkin berusia Tiga Puluh tahunan.

Ahhh Kakek ...kau begitu sangat tampan . " ucap Meilin dalam hatinya , lalu mengusab lembut Wajah Pria yang ada di Bingkai Fhoto tersebut.

Wajar saja jika Papiku sangat tampan , Papi pasti mengikuti Gen dari kakek ! " ucap Meilin lagi , dan masih tetap didalam hatinya . Sesekali wanita berkulit putih mulus itu menyeka air matanya , yang tidak dikomando sudah mengalir deras diwajah sendunya .

Pandangan gadis itu tertuju kepada sebuah Piano tua , disudut Sotoh ruangan tersebut.

Ia pun teringat ucapan papinya yang berkata , piano itu ia dapatkan ketika menang kontes Musik di Korea . Sang Istri tercintanya menghadiahkan Piano tersebut padanya.

Meilin pun duduk pada bangku Pelastik yang ada didekat Piano itu . Dibukanya kain penutup pada Piano tersebut . Seketika wanita itu menyentuh dan mengusab Piano tua itu dengan lembut.

Ahhh...Papi....kau adalah Maestro terbaik yang pernah kukenal . Suaramu sangat indah jika bernyanyi . Hampir belum pernah kudengar suara sebaik suaramu ." ucap Meilin lirih , mengenang kembali kenangan mengenai Pria cinta pertamanya itu.

***

Kau tau ....

Yang paling menyedihkan itu apa ?

Ketika kita telah terpisahkan oleh ruang dan waktu dengan Ayah.

Ayah yang pertama sekali dilihat oleh mata kita , ketika kita pertama sekali membuka Mata.

Suara Ayah yang pertama sekali didengar oleh telinga kita , ketika ia berseru bahagia atas kelahiran kita.

Tetapi ...

Ayah yang tidak dapat lagi untuk kita sentuh. Bahkan...

Ayah yang tidak pernah dapat kita temui lagi di Dunia ini.

Apa yang dapat kita lakukan?

Nalar mu tidak akan mampu untuk menjawab itu.

***

Rasa itulah yang dirasakan oleh Meilin . Bahkan sekarang ia hidup hanya sebatang kara . Setelah Nenek terkasihnya juga meninggal . Setelah Ayahnya terlebih dahulu meninggalkannya , Tujuh bulan sebelum Neneknya.

***

Tolong tinggalkan Like dan Komennya , untuk tetap mendukung ku ya .😄😉😉

Dan juga berikan Votenya untuk tetap mendukung Penulis.gak bayar kok,hehhehhe,hanya butuh sedikit waktu.

Hmmm... author akan lebih tambah semangat bila mendapatkan

koin nya juga 😂😂😂😂😂,100 koin hanya 14 000 kok.

koin itu akan membuat author bisa terus berkarya dan sebagai wujut partisipasi para pembaca untuk para penulis mu.

Eithhccc...

jangan lupa promosikan novel ini ya, hehe.

terima kasih.

KEHIDUPAN YANG BERIKUTNYA

Hmmmmm angin Pulau Dewata , bersahabatlah denganku ...

" Guman Meilin , sembari membentangkan kedua Tangannya , ketika baru tiba di Pulau Bali keesokan harinya , setelah melakukan perjalanan seharian penuh menggunakan Burung Besi itu .

Ia kemudian menghirup udara masuk ke Paru - parunya , kemudian menghembuskannya kembali dengan sangat kasarnya.

Gadis belia itu pun langsung menuju Hotel dimana tempat sahabatnya tersebut bekerja . Dengan menggunakan Transfortasi Ojek .

Bermodalkan Alamat yang dikirim melalui SMS dari Handphone sahabatnya itu , ke Handphone tetangganya sebulan yang lalu .

Meilin pun menulis alamat itu pada selembar kertas, karena memang gadis belia tersebut belum memiliki Handphone sendiri , jadi itu harus dilakukannya.

Bahkan...

Setiap kali Meilin hendak ingin berbincang - bincang dengan sahabatnya itu , pasti akan melalui Handphone tetangganya tersebut .

Sebenarnya ia punya cukup Uang untuk membeli Handphone sendiri , tetapi entah mengapa tidak pernah terbesit di Hatinya untuk memiliki benda Modern itu . Bahkan juga... baginya benda pipih itu tidaklah begitu sangat penting.

Sesampainya di Hotel tempat sahabatnya itu bekerja , Meilin langsung menanyakan kepada salah satu Karyawan di Hotel tersebut , mengenai Sahabatnya yang tentunya masih bekerja disana . Karyawan tersebut bersedia memanggilkan sahabatnya itu untuk menemuinya.

Tidak cukub lama wanita itu menunggu di Lobby Lounge Hotel tersebut . dan.......

Duuuaaarrrr......." sahabatnya tersebut sungguh membuat wanita yang tengah melamun itu tersentak kaget .

Auwww . " teriak Meilin kaget , dan spontan membalikkan tubuhnya .

Aaaaaaaa...." mereka teriak dengan bersamaan setelah saling pandang , dengan wajah yang tampak sangat bahagia penuh kerinduan . Dan kemudian dalam hitungan detik mereka pun tertawa lepas , bersamaan.

Ufchhh.... mereka menutup mulut masing - masing , setelah pandangan Orang-Orang di sekitar memandang mereka dengan tatapan aneh.

Yuyunnnnnn.....kau hampir membuat suamiku Duda sebelum berjumpa dengan ku . " kata Meilin setengah berbisik , tentunya dengan mimik wajah lucunya.

Kan ada pertemuan lagi dikehidupan berikutnya ! " kata Yuyun dengan tertawa ngakak , tentunya tawa yang dibuat - buat juga.

Hug me honey , please ! " pinta Yuyun sembari membentangkan kedua tangannya.

Meilin pun memeluk sahabatnya itu dengan erat.

Dua Wanita Yatim Piatu tersebut berpelukan , melepas rindu , melepas haru.

Kita langsung ke Bilik saja ya ? " ucap Yuyun , dengan senyum iklasnya , setelah mereka melepas pelukan kerinduan tersebut .

Kamu udah selesai kerja ??? " tanya Meilin , kemudian memandang kearea sekitar dengan kasar.

Sudah . "cetus Yuyun.

Feeling saja aku disini nungguin kamu , biasanya juga aku langsung pulang . " jawap Yuyun lagi tersenyum hangat.

Ouh....... " Meilin berdecak.

Ayo... " ajak wanita berkulit hitam manis itu lagi , sambil memegang tangan Meilin.

Mmmm... " sahut sahabatnya itu singkat.

Selanjutnya mereka pun pergi kearah Bilik Yuyun , yang tidak begitu jauh dari tempat Yuyun bekerja , mengais Rezeky , mencari Nafkah . Ntah apa lagi sebutan untuk kata - kata itu.

* Berharganya sebuah persahabatan itu bukan dinilai dari Materi , tetapi dari rasa saling memiliki , dan saling melengkapi . Itu lah yang mereka rasakan , ketika memulai persahabatan tersebut , dulu....saat mereka belum mengerti... apa itu hidup. *

Yuyun dan Meilin adalah dua sahabat . Mereka lahir di Tahun yang sama . hanya saja Yuyun lebih tua Dua Bulan dari Meilin . Dan yang membuat Meilin menjadi adik kelasnya Yuyun adalah dikarenakan Meilin sangat sering cuti sekolah , karena ikut Orang Tuanya yang sering berpergian keluar Negri atau pun keluar Kota . Sehingga Meilin pernah tinggal kelas ketika kelas Empat Sekolah Dasar .

Yuyun anak Yatim Piatu.

Bukan karena Ayah dan Ibunya meninggal , tetapi karena kedua Orang Tuanya Bercerai.

Ayahnya menikah lagi.

Dan Ibunya juga tidak mau kalah , alias Marrid juga . Yuyun yang masih berusia tiga tahun kala itu dirawat oleh Neneknya , Ibu dari Bapaknya.

Inilah Bilikku , yang sekarang akan menjadi bilik kita . " Yuyun membuka percakapan setelah sampai dikamar Kostnya , yang biasa disebut Bilik.

Sudah ...santai saja , disini banyak kerjaan kok , juga cowok - cowok tampan , jangan takutlah nge-Jomblo . " wanita berkulit hitam manis itu kembali membuka percakapan lagi , dan sedikit menggoda sahabat masa kecilnya itu , disuasana Bilik yang hening . Setelah beberapa saat mereka sampai dibiliknya .

Namun , sahabat masa kecilnya itu tetap diam.

Yuyun pun kemudian mendekat pada sahabatnya tersebut , yang tidak jauh duduk darinya , dan ia pun duduk disampingnya.

Mel , inilah Dunia kita , Dunia yang tidak pernah kita impikan . " Yuyun memulai percakapan lagi , dengan mata yang sudah berkaca - kaca , menahan tangis.

Dua sahabat itu spontan saling berpelukan dan sontak menangis , menangis haru .

Air mata itu bukanlah tangisan cengeng , tetapi tangisan saling menguatkan.

Kehidupan baru yang pertama buat mereka adalah kelahiran.

Namun ...

Bagi mereka kehidupan bukan hanya sekali , tetapi berkali - kali.

Dan kehidupan baru yang selanjutnya akan mereka mulai lagi disini , di BALI , orang - orang menyebutnya dengan sebutan PULAU DEWATA , Pulau Seribu DEWA.

***

Dukung aku ya para pembaca,

jangan pelit ya memberi vote,

agar aku tambah semangat.

PIANO

#Flashback#

Dua tahun lalu , di Kota Tangerang , saat itu Meilin masih kelas Dua di Kejuruan Menengah.

Mel ? " sapa Seorang Pria bertubuh tinggi besar , tampak sedang bersantai duduk disofa pada ruang tamu rumahnya , yaitu Papinya Meilin , begitulah Meilin menyapa Pria tercintanya itu.

Pria tersebut memanggil Putri semata wayangnya itu , yang tidak jauh duduk dari sisinya.

Papi dan Mami akan pergi dalam beberapa Minggu ke Luar Negri . " Pria cinta pertamanya itu melanjutkan pembicaraan.

Baik Pi ." sahut Meilin datar.

Seperti biasa , Meilin akan mendekat ke arah pria tersebut , dan kemudian memijit kaki Papinya itu dengan pelan dan lembut.

Bagi Meilin ditinggal kedua Orang Tuanya berbulan - bulan tidaklah suatu hal yang mengherankan . Wanita berumur Lima belas tahun tersebut sudah terbiasa akan hal itu .

Bahkan ia pernah diungsikan kekampung halaman Neneknya disalah satu Kota di Sumatra Utara . Dan kemudian tinggal bersama dengan Neneknya disana . Namun sang pengasuhnya yang sudah bersamanya dari sejak dia lahir , pasti akan selalu ikut serta menemaninya . karena juga kebetulan sang pengasuhnya tersebut belum menikah . Dan tentunya masih bebas untuk berpergian kerja kemanapun tuannya mengajaknya.

Gimana dengan kemajuan  belajar Piano mu nak ? " tanya Papinya lagi.

Meilin pun kembali menggeser posisi tubuhnya .Yang tadinya diarah kaki Papinya , dan kini jadi lebih dekat pada pria tersebut. Lalu dengan manjanya bersender di Lengan Papinya itu.

Ouh ia Pi ,

Aku ikut lomba musik se Kota Tangerang . boleh kan pi ? aku sudah mendaftar disekolah . " Meilin berbicara sangat semangat , dengan mata penuh pancaran bahagia , tetapi tentu tetap dengan nada manja seperti biasanya , dan kemudian mengerucutkan bibir mungilnya.

Iyaaa khah...

Wauuuu....anak Papi luar biasa . Papi bangga Sekali nak . " sahut Pria berusia Enam Puluh tahunan itu dengan senyum , sambil mengusap puncak kepala Putri semata wayangnya tersebut dengan lembut.

Sebenarnya dari beberapa hari yang lalu Meilin ingin menyampaikan mengenai ini pada Papi dan mami . Tetapi Meilin tidak ingat terus , maaf pin Meilin ya Pi ." ucap Meilin lagi dengan nada bersalah.

Tidak apa sayang , seharusnya Mami dan Papi lah yang meminta maaf , karena hanya punya sedikit waktu bersama denganmu nak ." Jawabnya lagi , dengan nada penyesalan.

Apakah Mami sudah tau ? " tanya pria itu lagi.

Belum Pi . " sahut Meilin datar.

Baiklah tidak apa sayang , biar Papi nanti yang menyampaikan pada Mamimu ." ucap pria yang masih terlihat sangat gagah tersebut.

Mmmm... " Meilin mengangguk , melanjutkan kembali pijatannya pada kaki sang Ayah handa tercintanya itu.

Kalau begitu malam ini Meilin yang bermain Piano ya ! " seru pria tersebut , dengan semangat.

Papi ingin sekali menyaksikan Putri tersayang Papi bermain Piano , sebelum semua orang menyaksikannya ! " ucapnya lagi.

Oke..." sahut Meilin dengan semangatnya juga , sembari mengangkat kedua jempolnya.

Sudah menjadi kebiasaan bagi mereka sebelum beranjak kekamar masing - masing untuk beristirahat , pasti akan selalu bermain Piano dan bernyanyi . Dan hal itu mereka lakukan jika Papinya Meilin tidak pergi keluar kota atau Luar Negri.

Silahkan Nona Meilin ! " serunya sambil membentangkan kedua tangan nya , mengarah Meilin pada Piano yang terletak tidak jauh dari ruangan keluarga tersebut , tempat mereka bersantai sebelumnya.

Baiklah Tuan Albert , terima kasih . " sahut Meilin membungkukkan setengah tubuh nya , kemudian dengan anggun melangkah kearah Piano.

Lagu apa yang akan Nona Meilin nyanyikan ? " tanya pria tambun itu lagi , ketika mereka berdua sudah berada didekat Piano tersebut , seolah - olah mereka benar - benar sudah berada pada perlombaan Musik .

Saya akan menyanyikan lagu "yo te amo " Pak Albert . " sahut gadis remaja itu lagi , dengan percaya diri dan senyum manisnya.

Bolehkan saya mengiringi lagu anda , dengan petikan Gitar saya Nona Meilin ?" tanya Albert lagi , dengan tatapan mengarah pada Gitar buatan Portugal yang masih menempel ditembok , tepat diatas Piano tersebut , yang masih terbungkus rapi . Lalu kemudian kembali memandang pada anak satu - satunya tersebut.

Dengan senang hati Pak Albert . " sahut Meilin , dengan senyum merekah.

Albert pun mengambil Gitar yang menyangkut ditembok tersebut , yang masih terbungkus oleh pembungkus berwarna hitam.

Meilin kemudian menyalakan Piano ,

lalu menyetelnya sesuai lagu yang akan ia nyanyikan.

Kemudian dengan percaya diri , Meilin menekan Tuct demi Tust pada balok - balok Piano itu . Begitu juga dengan Albert , pria tersebut mulai memetik senar demi senar tali Gitarnya.

Siapa pun yang mendengar nada Piano Meilin , yang dipadu dengan suara Gitar Papinya itu , akan pasti berdecak kagum , terpesona.

*

jangan pelit ya,,untuk memberikan vote nya.

pliss berikan sedikit waktu anda para pembacaku untuk me like dan mengomentari juga , itu adalah dukungan untuk para penulis.

sedikit waktu untuk like dan mengomentari,menjadi penyemangat untuk ku

trimakacihhh***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!