Arabella Arlleta Danner(24), seorang gadis cantik yang memiliki mata berwarna biru dan tubuh yang kecil namun walaupun begitu dia memiliki bentuk tubuh yang sempurna.
Tapi di dunia ini tidak ada yang sepenuhnya sempurna, jika fisik Arabella sempurna tapi tidak dengan jalan hidupnya yang cukup menyedihkan, dia tidak memiliki keluarga karena kedua orang tuanya telah meninggal dunia dan juga dia sama sekali tidak memiliki kerabat atau siapapun.
Dia hanya tinggal bersama dengan ibu tirinya yang bernama Stevi, wanita itu memperlakukan Arabella dengan buruk. Ibu Arabella yang bernama Gracie Aliana meninggal saat Arabella masih berusia sepuluh tahun.
dan satu tahun kepergian ibunya, ayahnya yang bernama Jackob Danner pun menikah lagi karena dia tidak ingin putrinya merasa sedih sebab tidak memiliki kasih sayang seorang ibu.
Namun sayang alih-alih ingin Arabella mendapatkan belai kasih ibu, justru dirinya mendapatkan perlakuan yang sangat buruk dari ibu tirinya. Stevi menyerang fisik dan mental Arabella.
Wanita itu kerap kali memukul dan mencaci Arabella disaat ayahnya tidak berada dirumah.
"Dasar bocah sialan." Kata-kata itu sering diucapkan oleh ibu tirinya kepada-Nya.
Arabella tidak berani untuk mengadu kepada ayahnya karena ibu tirinya selalu mengancam dirinya. Disaat Arabella berusia delapan belas tahun, ayahnya pun pergi menyusul ibunya.
Sejak saat itu, ia tinggal bersama dengan ibu tirinya di rumah peninggalan kedua orang tuanya.
Dan semenjak kepergian ayahnya, sikap ibu tirinya pun semakin menjadi kepada-Nya. Uang simpanan ayahnya yang seharusnya menjadi biaya kuliah untuk Arabella pun diambil oleh ibu tirinya untuk berfoya-foya.
Untungnya Arabella anak yang cerdas sehingga dia bisa mendapatkan beasiswa untuk masuk ke Perguruan tingginya. Setelah menyelesaikan kuliahnya Arabella melamar pekerjaan di sebuah perusahaan kecil, dan akhirnya dia diterima menjadi salah satu karyawan perusahaan tersebut.
Sore hari pun telah tiba dan saatnya Arabella beserta karyawan yang lainnya untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. "Kau masih tidak ingin ku antar Bell?" Ucap seorang pria teman kerja Arabella.
"Tidak james, terimakasih.. Aku akan pulang sendiri." Tolak Arabella lembut.
"Hufftt... Kapan kau akan menerima tawaranku Bell?" Keluh pria itu menghembuskan nafas nya.
"Sorry jame.. Byee." Seru Arabella pergi.
Arabella berjalan melewati pepohonan yang berguguran dan memegangi tali tas selempang nya.
"Daddy, mommy kenapa kalian tega Sekali meninggalkan aku sendirian." Gumamnya.
***
"Bersiaplah, nanti malam kau akan pergi denganku." Seru ibu tirinya saat Arabella baru tiba di rumah.
Arabella terus melangkah tidak menghiraukan ucapan ibu tirinya. Ia masuk kedalam kamarnya yang berada di lantai dua, lalu ia merebahkan tubuhnya dan beristirahat sejenak.
Malam harinya, ibu tiri Arabella mengetuk pintu kamar wanita itu dengan keras.
TOK TOK TOK
"HEI ANAK SIALAN, CEPAT KELUAR!" Teriak wanita itu dan terus mengedor pintu kamar.
Cklek..
Pintu kamar itu akhirnya di buka oleh Arabella yang tampaknya baru selesai mandi dan mengenakan baju switer dan celana panjang, karena cuaca sedang dingin. "Aku lelah dan tidak akan pergi kemanapun." Ucap Arabella datar.
"Kau tetap harus ikut denganku!" Ucapnya dan menarik paksa tangan Arabella pergi.
"LEPASKAN, KAU INGIN MEMBAWAKU KEMANA NYONYA?" teriak Arabella memberontak.
Arabella memang sejak dulu memanggil ibu tirinya dengan panggilan nyonya karena perintah dari wanita itu sendiri. Tapi jika di hadapan ayahnya dulu barulah ia akan memanggilnya dengan sebutan ibu.
Wanita paruh baya yang masih tampak segar itu terus menarik tangan Arabella sampai keluar dari rumah. dan kemudian dia mendorong tubuh Arabella kedalam mobil.
"Nyonya, apa salahku? kenapa kau memperlakukan ku begitu buruk." ucap Arabella lirih.
"Salah mu karena kau adalah anak pembawa sial." Ketus wanita sembari mengemudikan mobilnya.
"Lalu kenapa kau tidak melahirkan anak yang bisa membawa keberuntungan untukmu?" timpal Arabella.
Stevi memang tidak memiliki anak, baik sebelum menikah dengan ayah Arabella dan sesudah menikah.
"DASAR KURANG AJAR!" teriak Stevi marah dan memukul kepala Arabella dengan tas nya yang lumayan keras, hingga keningnya berdarah dan pingsan.
"Dasar wanita lemah," umpat Stevi yang melihat Annabella pingsan itu.
Arabella memang lemah, dia memiliki tubuh yang kecil dan juga ia tidak pernah ikut kelas bela diri selama sekolahnya, karena sewaktu kecil tubuh Arabella rentan sakit, jadi ayahnya tidak pernah memasukkan nya ke dalam kelas bela diri dan olahraga.
BERSAMBUNG.
Rusia Pukul 22:00
Duarr!!!!!
Bunyi ledakan bom yang menghancurkan sebuah wilayah yang menjadi markas para Mafia di tempat itu.
"Itulah akibatnya jika berani menganggu the devil's." Seringai seorang pria yang berdiri dari kejauhan, melihat wilayah itu terbakar habis tanpa sisa sembari menghisap rokoknya.
Pria itu bernama Aarav Geraldo Grey (29) yang merupakan putra dari Arthur Geraldo Grey yang merupakan orang terkaya di dunia dan juga seorang king of mafia. Namun Arthur sudah menyerahkan itu semua kepada putra sulungnya karena usianya yang sudah tidak muda lagi ditambah dia ingin lebih banyak menghabiskan masa tua nya bersama sang istri tercintanya.
Aarav memiliki sifat dan perawakan yang sama dengan sang daddy nya, Kejam, tegas dan dingin. Namun dia akan sangat lembut jika bersama mommy nya layaknya Arthur yang selalu bersikap manja dan lembut terhadap Clara.
"Shane, perintahkan mereka untuk membereskan tempat itu. Sekarang wilayah itu telah menjadi milik the devil's. " Perintahnya.
Shane (27), merupakan asisten serta tangan kanannya. Shane sudah di didik sejak kecil di the devil's bersama dengan Aarav. Mulai dari bagaimana menangani bisnis dan musuh di dunia mafia.
Shane, adalah anak yang ditemukan oleh Bastian dijalanan disaat ia melihat anak itu tengah di keroyok oleh sekelompok preman kecil, lalu Bastian pun menolongnya dan membawanya ke markas karena dia seorang anak sebatang kara.
Bastian pun mulai mengajarinya dibawah pengawasan nya sendiri, supaya dia bisa melindungi Tuan bos kecilnya yaitu Aarav jika sudah besar kelak.
Awalnya Bastian ingin putra nya kelak yang bisa menjadi penerusnya untuk melindungi putra bos nya, namun dia dan Beatrice diberi keturunan seorang anak perempuan.
Sehingga tidak bisa menjadi penerusnya.
"Baik bos." Jawab Shane.
Aarav pergi dan membuang puntung rokok itu sembarangan. Dia masuk kedalam mobilnya bersama Shane dan seorang sopir. Di belakang mobil mereka juga di ikuti oleh tiga mobil jeep berwarna hitam.
"Bos, semuanya sudah siap." Ucap Shane.
"Kita langsung berangkat sekarang!" Ucap Aarav.
•
•
•
Stevi menghentikan mobilnya di depan bar yang terkenal di daerah Moskow itu.
Lalu tampak dua orang berbadan besar kekar sudah berdiri di depan sana seolah sudah menunggu kedatangannya.
Lalu Stevi pun keluar dan berbicara kepada kedua pria itu. Tidak lama setelah Stevi turun. Arabella pun tersadar kembali dan meringis sakit di kepalanya.
"Dimana uangnya? Maka aku akan segera menyerahkan anak itu." Ucap Stevi kepada kedua pria itu.
Arabella langsung terkejut mendengar ucapan ibu tirinya itu.
"Dia mau menjualku." Ucap Arabella menutup mulutnya.
"Tidak, aku tidak mau," Ucapnya menggelengkan kepalanya.
Lalu ia melihat kunci mobil yang masih berada di dalam sana. Arabella pun langsung menyalakan mesin mobil itu dan menginjak pedal gas, dan pergi dari sana.
Stevi dan dua pria itu kaget karena tiba-tiba mobil itu berjalan pergi, mereka pun langsung mengejarnya dengan berlari kencang.
"SIALAN!" Pekik Stevi karena mobil yang di bawa Arabella sudah pergi jauh.
"Kau membohongi tuan kami!" geram pria berbadan besar itu dan menatap tajam Amber.
Stevi memundurkan langkahnya ketika kedua pria itu menatapnya.
"Tidak... Aku bersumpah, aku tidak membohongi tuan. Aku janji akan membawa wanita itu kembali." Ucap Stevi takut.
Namun kedua pria itu langsung menyeret Stevi kedalam bar dan membawanya kehadapan tuan mereka.
"Dimana dia?" Tanya pria paruh baya yang sedang duduk dengan didampingi beberapa wanita di sekelilingnya.
"Dia kabur tuan dan wanita ini sudah membohongi tuan." Jawab anak buahnya yang menyeret Stevi tadi.
BERSAMBUNG.
Prang!!
Pria paruh baya itu melemparkan gelas wine nya ke arah Stevi, hingga wanita itu ketakutan.
"Kau berani membohongiku!" Bentak pria itu.
"Tidak tuan, tadi aku sudah membawanya kemari. Tapi aku tidak tahu kalau dia akan melarikan diri." Ucap Stevi takut.
"Bawa dia kembali malam ini, jika tidak maka aku akan menghancurkan hidupmu." Bentak pria itu lagi.
"Baik tuan, aku janji akan membawanya kembali." Jawab Stevi menganggukkan kepalanya dan segera pergi untuk mencari keberadaan anak tirinya.
"Awas saja kau anak sialan!" Umpat Stevi emosi.
***
Arabella melajukan mobilnya dengan cepat karena dia takut orang-orang itu mengejarnya. Untunglah Arabella sempat belajar menyetir.
"Hiks.. Hiks.. Daddy mommy tolong aku hiks.. Wanita itu sungguh jahat." Ucapnya menangis.
Ckiiiitt!!!
Bruukk!!
Arabella tiba-tiba menabrak pembatas jalan hingga mesin mobilnya mati dan mengeluarkan banyak asap.
"No.. No... No.. Kumohon jangan sekarang." Ucap Arabella terus mencoba kembali menghidupkan nya, namun tetap tidak bisa, darah segar bercucuran di wajah wanita itu karena lukanya terbentur.
Lalu ia pun keluar dari mobil dan berlari Ke jalan tanpa menggunakan alas kaki.
Arabella terus berlari tanpa henti, seluruh tubuhnya sudah basah oleh keringat. Arabella melihat kebelakang sambil berlari karena dia takut jika ada yang mengejarnya.
Ckiiiitt!!!
"AHH!" Teriak Arabella karena dirinya hampir tertabrak oleh sebuah mobil dan untungnya mobil itu bisa berhenti tepat waktu.
Tubuh Arabella langsung gemetar dan mematung di depan mobil hitam mewah itu.
"Ada apa?" Tanya Shane yang duduk di kursi belakang bersama dengan Aarav. Karena sang sopir mengerem mendadak.
"Ada seorang wanita tiba-tiba menyeberang di depan bos!" Ujar sang sopir.
Aarav dan Shane sedikit memiringkan kepalanya kearah depan dan melihat seorang wanita cantik yang berdiri mematung di depan mobil dengan tubuh gemetar.
"Apa yang wanita itu lakukan?apa dia ingin bunuh diri!" Seru Shane.
"Kembali jalankan mobilnya!" Kata Shen karena dia tidak ingin membuang waktu bosnya.
"Baik tuan!" Jawab sopir.
"Tunggu," Cegah Aarav.
Shane melihat kearah Aarav yang tampak masih memperhatikan wanita itu.
Seketika Arabella tersadar dari keterkejutan nya, ia mencegah mobil itu untuk pergi.
"Tolong aku, aku mohon, tolong!" Ucap Arabella panik dan memukul-mukul pintu mobil depan supaya mau membukanya.
"Apa wanita ini sudah gila!" ucap sang sopir.
Aarav terus memperhatikan wanita tersebut, wanita itu tampak terlihat ketakutan dan keningnya juga berdarah.
Entah apa yang dipikirkan oleh Aarav karena dia terbesit ingin menolong wanita asing itu.
"Buka pintunya!" kata Aarav dingin.
"Tapi bos... " Ucap sang sopir.
"Kau tidak mendengar perintah bos barusan!" Sahut Shen karena dia sangat mengerti bos nya itu.
"Baik bos." Jawabnya dan menekan tombol agar pintu mobil terbuka.
Arabella pun langsung masuk kedalam mobil dengan panik. "Pak.. Kumohon tolong saya." Mohon Arabella kepada sang sopir karena dia duduk di kursi depan dan tidak menyadari dua pria di belakangnya.
"Hei Nona... Tenanglah," Sahut Shen dari belakang.
Arabella pun langsung melihat kebelakang dan sedikit kaget melihat dua pria dingin yang duduk di kursi belakang.
"Tuan-tuan tolong saya, hiks.. Hiks," Mohon Arabella dan mulai menangis takut.
"Jalankan mobilnya." Perintah Arthur ketika melihat Arabella yang tak berhenti menangis.
Sang sopir pun langsung melajukan kendaraan dengan di ikuti oleh beberapa mobil jeep di belakangnya yang juga berhenti ketika mobil milik sang bos berhenti tadi.
"Apa yang terjadi?" tanya salah seorang anak buah the devil's yang mengikuti mobil Aarav.
"Bukan masalah besar!" jawab temannya.
BERSAMBUNG..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!