Kayra keluar dari mobil menuju cafe tempat bertemu nya dengan andika sang kekasih, Tidak peduli walau pun tubuh nya lelah usai bekerja.
"Sayang!"
Andika melambai kan tangan nya memanggil kayra, Walau pun kayra anak orang yang sangat kaya. Namun ia tidak pernah malu punya kekasih orang tidak punya seperti andika.
"Maaf ya kamu jadi nunggu lama." Sesal kayra.
"Enggak masalah, Aku yang minta maaf karena milih tempat yang jauh dari kerjaan kamu." Jawab andika.
"Its okey, Aku mah demi cinta tidak jadi masalah." Ujar kayra tersenyum.
Kayra tipe orang yang sangat bucin jika sedang jatuh cinta, Apa lagi ia berpacaran dengan andika sudah cukup lama.
"Nanti kekosan aku yuk." Ajak andika mengedip kan mata.
"No! Aku sedang dapat." Tolak kayra yang paham ajakan andika.
Memang hubungan mereka sudah sejauh itu, Walau pun kayra dan andika baru dua kali melakukan nya.
"Maka nya cepet lamar aku, Biar bisa gitu terus." Ucap kayra.
"Sabar ya, Modal ku saja baru ada sepuluh juta." Sahut andika.
Kayra mengangguk paham, Memang andika sudah mulai menabung untuk melamar kekasih tercinta nya. Andika paham karena kayra anak orang kaya, Maka tentu lamaran pun harus besar.
"Hari ini aku pengen ngajak kamu ketemu mama sama papa loh mas." Ujar kayra yang biasa memanggil andika mas.
"Kok tiba tiba sih sayang, Aku grogi lah." Sahut andika kaget.
"Enggak pa pa lah, Ayo kita pergi sekarang." Ajak kayra.
"Beli oleh oleh dulu lah buat mama sama papa kamu, Masa tidak bawa." Ujar andika.
"Nanti mampir di jalan, Emang kamu mau beli apaan?" Tanya kayra.
"Apa ya kira kira?" Andika juga bingung mau bawa apa.
Sambil berjalan mereka memikir kan oleh oleh yang akan di bawa kepada orang tua kayra, Akhir nya mereka pun mampir ketoko buah untuk di bawa.
"Beneran udah cukup nih sayang?" Tanya andika menatap buah buahan yang di beli.
"Cukup lah, Tujuh ratus ribu tadi kamu beli tuh." Sahut kayra menatap kebelakang.
"Bagi aku ya besar, Tapi bagai mana dengan mama sama papa kamu." Andika takut jika itu tidak pantas.
"Mama sama papa enggak pernah meremeh kan buah tangan dari orang, Walau pun kecil atau sedikit. Mereka pasti akan menghargai nya." Ujar kayra.
Andika tersenyum senang mendengar ucapan kayra, Dalam hati ia berharap jika nanti calon mertua nya akan senang bertemu dengan nya.
Sampai di mansion de lamozada, Wajah tampan andika tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya. Bahkan kaki andika sampai gemetar untuk melangkah.
"Kamu beneran tinggal di sini kay?" Tanya andika tidak percaya.
"Iya lah, Papa ngajak nya tinggal di sini." Jawab kayra tersenyum.
Bodguard langsung mengambil oleh oleh yang andika bawa dari dalam mobil atas perintah kayra, Mereka membawa nya masuk kedalam.
"Mereka bodyguard kamu sayang?!" Tanya andika lagi.
"Udah jangan banyak tanya, Ayo masuk." Kayra menggandeng tangan andika.
Bagai kan sebuah istana mansion yang di tinggali sang kekasih, Rasa minder andika terus menggebu gebu.
"Malam mama." Sapa kayra pada sang mama yang tengah santai.
"Kayra, Ini buahan dari siapa nak?" Tanya dinara menatap putri sulung nya.
"Dari calon aku dong ma, Ini kenalan dulu." Kayra menarik andika.
Andika menyalami dinara mama nya kayra, Tak lupa ia mengelap tangan nya terlebih dahulu.
"Waah udah punya calon anak mama, Siapa nama kamu?" Tanya dinara pada andika.
"Andika tante."
"Kenapa banyak sekali beli buah untuk tante, Cukup beberapa saja jika ingin membawa." Ucap dinara tersenyum ramah.
"Tidak apa apa tante, Hanya itu yang bisa saya bawa." Jawab andika sopan.
"Ayo duduk sini, Tante panggil papa nya kayra dulu." Dinara bergegas memanggil suami nya yang sedang dalam ruangan kerja.
Mata andika tidak bisa berkedip menatap kemewahan yang ada dalam mansion ini, Tak lama seorang gadis juga keluar dari arah tengah.
"Ada apa nih, Kok buahan di taruh sini." Heran kayla adik kembar nya kayra.
"Dia yang bawa." Kayra menunjuk andika.
"Wooh, Siapa dia?" Kayla menatap andika kagum.
"Tanya lah dia siapa." Sahut kayra cuek.
"Enggak usah nanya, Paling bodyguard baru kita kan. Tapi tampan juga dia!" Kayla terkikik geli.
Pluk.
Bantal sofa melayang kekepala nya kayla, Lemparan kayra tempat pada sasaran nya. Tentu saja kayla langsung naik darah.
"Yah! Kau ini kenapa sih?" Sentak kayla.
"Apa sih la? Ada tamu kok masih saja ribut." Sergah dinara.
"Kayra tuh ma yang mulai duluan." Kesal kayla.
"Kayla ma! Masa dia bilang andika calon bodyguard." Kayra tidak mau kalah.
Namun tatapan tajam dari kenzo langsung menghentikan segala nya, Kedua anak gadis pun terdiam karena takut.
"Ada orang." Bisik dinara pada suami nya.
Kenzo pun langsung menatap andika yang berdiri ketika ia datang, Dari ujung kaki hingga ujung kepala ia menatap calon menantu nya.
"Ayo duduk, Ini papa nya kayra." Dinara mencair kan suasana.
"Selamat malam om." Sapa andika membungkuk sopan.
"Duduk lah."
Suara berat kenzo terdengar memenuhi ruang tamu, Kayla juga ikut duduk sambil curi pandang kepada calon abang ipar nya.
"Siapa nama mu?" Tanya kenzo.
"Andika putra om." Jawab andika.
"Kerja apa kamu sekarang?" Kenzo menanyakan pekerjaan andika.
"Saya kerja di PT kayu om, Kadang juga mengambil pekerjaan paruh waktu." Jawab andika.
"Berapa gaji mu di sana? Apa bisa untuk menghidupi kayra?!" Tanya kenzo.
"Papa." Kayra tidak enak karena kenzo meremeh kan andika.
"Gaji saya hanya tiga juta sebulan om, Namun dari kerja paruh waktu saya dapat juga satu juta setengah." Jawab andika.
"Ya ampun, Dapat beli apa uang segitu." Cetus kayla.
Selesai berucap demikian, Kayla langsung meringis kesakitan karena paha nya di cubit dengan keras oleh dinara.
"Saya tidak mempermasalah kan ekonomi atau pun status sosial, Yang penting kamu bisa membahagia kan anak saya." Ujar kenzo menatap andika.
"Saya janji akan membahagia kan kayra om." Janji andika yakin.
Kayra yang mendengar ucapan andika pun tersenyum bangga, Bagi nya andika sangat berani saat berkata.
"Sekarang tinggal di mana andika?" Tanya dinara.
"Saya kost tante, Karena saya merantau dari kalimantan." Jawab andika.
"Tinggal di paviliun saja nak, Kamu bisa sedikit menghemat uang nya." Ujar dinara.
"Iya mas, Mama benar loh. Boleh kan pa?" Tanya kayra pada kenzo.
"Tidak masalah, Lagi pula paviliun itu juga kosong." Sahut kenzo tidak keberatan.
"Tuh kan mas, Uang kost nya bisa kamu tabung buat tambahan." Saran kayra.
Andika masih tampak ragu karena malu jika sampai menumpang, Namun ia juga bisa menghemat biaya dan bisa di tambah kan dalam tabungan.
Semula andika menolah ketika di suruh tinggal di paviliun calon mertua nya, Ia malu jika harus menumpang. Namun kayra kekeh memaksa nya agar mau.
"Aku malu lah sayang sama papa kamu." Ujar andika ketika kayra menyusun semua barang nya di paviliun.
"Ngapain malu? Bentar lagi dia juga jadi papa kamu." Sergah kayra.
"Kita loh belum nikah, Tapi aku udah ngerepotin kamu." Ucap andika tak enak hati.
"Enggak usah di pikirin, Lagian mama suruh kamu tinggal di sini biar kita bisa cepat nikah." Kayra memegang tangan andika.
Andika mengangguk dan berjanji dalam hati nya, Ia akan bekerja keras agar uang nya cepat terkumpul dan bisa menikahi kayra gadis yang sangat di cintai nya.
"Kamu lanjut sendiri aja ya, Aku ada metting hari ini." Ucap kayra.
Kayra bekerja di perusahaan papa nya sendiri, Ia menangani sebuah broyek walau pun tidak besar. Setidak nya ia bisa memulai jalan sukses.
"Iya sayang, Biar aku saja yang beres kan." Angguk andika.
"Aku pamit duluan ya." Kayra mencium pipi andika sekilas.
"Hati hati kayra sayang." Teriak andika tersenyum senang.
Setelah kayra berangkat kerja, Andika sendirian mengatur barang nya yang tidak seberapa banyak. Namun ia tidak ingin jika terlihat berantakan.
"Nih ada makanan dari mama." Kayla masuk menaruh piring.
"Terima kasih." Andika tersenyum sopan.
Dengan gaya nya yang angkuh, Kayla duduk di sofa sambil menatap sekeliling. Tanpa sengaja mata nya melihat kearah dada bidang andika.
"Eeh buset, Kayra pinter banget cari pacar." Batin kayla meneguk ludah.
Perwakan andika yang tinggi membuat nya terlihat menawan, Apa lagi ia pekerja keras. Otot nya pun tercetak bagai kan sering pergi gym.
"Jadi nanti malam udah tidur sini?" Tanya kayla.
"Iya." Andika ragu mau memanggil kayla apa.
Andika cepat melengos melihat paha kayla yang terlihat putih mulus, Kayla tersenyum karena menangkap gelagat calon kakak ipar nya.
"Panggil saja kayla, Tidak usah sungkan." Kayla berkata sambil berjalan mendekati andika.
"Iya..."
Terbata andika saat menjawab nya, Kayla malah menyentuh leher belakang andika dengan ujung jari.
"Tidak usah sungkan jika butuh sesuatu." Lirih kayla.
"Baik, Aku mau memberes kan kamar dulu." Pamit andika.
Sedikit berlari andika meninggal kan kayla yang masih berdiri di sana, Bisa rontok iman nya jika terlalu lama dekat dengan kayla.
"Kasur nya empuk kan?!" Kayla malah masuk dan merebah kan diri.
"Astaga!"
Cepat andika melengos, Kayla yang menggunakan rok jeans pendek malah berbaring telentang. Hingga dalam nya yang berwarna pink terlihat.
"Kok malu gitu? Emang enggak pernah di kasih ya sama kayra?!" Dengan tidak tahu malu nya kayla bergeser pelan.
"Maaf kayla, Ini tidak sopan." Ujar andika pelan.
"Jangan malu malu, Aku bisa kok memuas n kamu." Bisik kayla menempel pada andika.
"Kayla.. Tolong jangan begini." Andika takut jika bersikap kasar malah akan jadi masalah.
Namun nyata nya kayla malah semakin tidak tahu malu, Tangan nya menerobos masuk kedalam celana andika dan memegang tanduk rusa nya.
"Waow, Luar biasa." Bisik kayla tetap memegang nya.
"Kayla! Tolong menjauh lah sebelum aku bersikap kasar." Pinta andika.
Kayla melepas kan pegangan nya dari tanduk rusa milik andika, Senyum genit tak lupa ia berikan sebelum keluar dari kamar.
"Astaga! Kuat kan aku tuhan." Andika terengah engah.
Bohong jika ia tidak nafsu melihat tubuh kayla yang aduhai, Sebagai pria pun andika sanga sulit menahan godaan iblis.
...****************...
Kayra menatap papa nya yang tersenyum licik, Rasa dongkol di hati kayra tidak bisa ia lampias kan sekarang.
"Kenapa bukan asisten lim saja pa? Aku banyak kerjaan." Ucap kayra merengut.
"Bonus enam ratus juta jika bisa deal dengan tuan gion." Tawar kenzo menatap putri nya.
"Cih! Uang sekecil itu mau menyogok ku." Kayra melengos.
"Biar saya saja tuan." Asisten lim menawar kan diri karena uang enam ratus juta.
"Delapan ratus juta?"
"Kapan aku berangkat?" Kayra langsung menanya kan keberangkatan nya.
"Nanti malam, Selesai kan dulu pekerjaan mu di lapangan." Ujar kenzo.
"Siap bos."
Kayra semangat bekerja karena akan mendapat bonus yang sangat besar, Padahal dia tadi sudah tergiur dengan enam ratus juta. Namun kenzo malah menambah kan lagi.
"Tuan gion ini sudah tua apa masih muda?" Tanya kayra sendirian.
Di lihat nya profil tuan gion, Ternyata masih muda dan sangat tampan. Kayra jadi bersemangat karena akan bekerja sama dengan pria tampan.
"Dapat lah sedikit cuci mata." Girang kayra.
Tidak peduli walau pun cuaca yang sangat terik, Hari ini kayra turun kelapangan untuk meninjau sudah sampai mana pembangunan hotel yang ia tangani.
Semua mata pekerja menatap kayra yang turun dari mobil, Kaca mata hitam melengkapi kecantikan bos mereka.
"Selamat siang nona." Sapa para pekerja.
"Siang, Apa ada kepala proyek?" Tanya kayra menurun kan kaca mata.
"Aahh tentu saja saya ada nona, Masa saya tidak datang." Kepala proyek mendatangi kayra tergopoh gopoh.
Kayra berjalan dengan kepala proyek untuk meneliti pembangunan yang sudah delapan puluh persen siap ini, Tentu saja kayra senang karena ini proyek nya.
"Utama kan juga keselamatan para pekerja! Aku tidak ingin ada yang celaka." Peringat kayra tegas.
"Tentu saja nona, Saya tidak akan lali." Sahut kepala proyek.
"Bagus lah, Semoga bulan depan sudah selesai." Harap kayra.
"Seperti nya sudah nona, Kini hanya tinggal merampung kan cat bagian luar serta kolam belakang." Ujar kepala proyek.
Kayra mengangguk, Ia bisa pergi dengan tenang karena tidak ada masalah di sini. Kayra masih berjalan untuk melihat semua yang telah di kerjakan.
Hampir empat bulan sudah mereka membangun hotel ini, Walau pun bukan hotel besar. Namun kayra ingin semua kamar di bangun dengan rapi dan teliti.
"Suruh yang lain mengambil makanan di mobil, Aku ada beli beberapa." Kayra berkata pada pekerja yang masih muda.
"Baik nona." Angguk pemuda itu.
Ini lah yang mereka sukai dari kayra, Meski pun kaya dan cantik. Namun kayra tidak pernah sombong, Setiap datang selalu membeli kan mereka makanan atau pun minuman.
"Terima kasih ya non, Semoga murah rezeki dan sehat selalu." Doa mang jajang salah satu pekerja.
"Sama sama." Angguk kayra tersenyum menatap mereka satu persatu.
Tapi mata kayra malah menangkap salah satu pekerja yang tidak makan nasi bungkus yang ia beli, Kayra pun mendekati nya.
"Kenapa bapak tidak makan nasi nya?" Tanya kayra pelan.
"Anu non, Saya tadi sudah sarapan kok! Jadi saya bawa pulang saja." Jawab pak budi.
"Tapi kan ini sudah siang pak, Di makan saja sekarang." Ucap kayra.
"Masih kenyang saya non, Mau buat anak saya saja." Pak budi tersenyum malu.
Hati kayra terenyuh ketika pria berumur ini bilang akan memberikan pada anak nya, Mungkin saja pak budi tidak tega makan nasi bungkus tanpa anak nya.
"Yang ini di makan saja sekarang pak, Kalau di bawa pulang nanti malah basi. Beli kan nanti anak bapak ya." Kayra memasukan uang seratus ribu pada saku pak budi.
"Tidak non! Saya tidak enak jika begini." Pak budi menolak dan mengembali kan.
Namun kayra tetap memaksa nya, Teman pak budi yang lain juga menyuruh menerima. Karena mereka tahu jika pak budi adalah orang susah.
Setelah meninjau pembangunan, Kini kayra sudah pulang kemansion untuk bersiap siap. Tak lupa ia juga akan berpamitan pada sang kekasih.
"Udah mau berangkat kerja ya sayang?" Tegur kayra saat andika akan naik motor.
"Eeeh kayra, Iya nih aku masuk malam hari ini." Jawab andika.
"Untung aku masih ketemu sama kamu, Aku nanti malam mau keluar kota." Beritahu kayra.
"Mendadak? Mau kemana kay." Tanya andika mendekati kekasih nya.
"Ada pekerjaan dari papa, Mumpung bonus nya besar." Cengir kayra.
"Matre kamu, Ya sudah hati hati di jalan." Ucap andika.
"Kamu juga hati hati kerja nya, Aku paling dua hari di sana." Ujar kayra.
"Yaah dua hari dong enggak ketemu sama kamu." Keluh andika.
Kayra tertawa melihat wajah manyun andika, Andika mendekat dan mencium pipi kekasih nya sekilas karena malu di lihat para bodyguard.
"Jangan nakal ya di sana." Andika mengusap rambut kayra.
"Kamu juga."
Tak lama andika pergi berangkat kerja karena takut telat, Kayra pun masuk mansion untuk menyiap kan koper yang akan ia bawa.
"Nanti malam kamu ikut saya keluar kota ya." Ucap kayra pada salah satu bodyguard.
"Baik nona." Angguk bodyguard yang masih muda dan tampan ini.
"Apa yang perlu pergi lah siap kan, Jangan lupa kan hal yang penting." Ujar kayra berjalan pergi.
Bodyguard yang bernama gavin ini pun pergi paviluun tempat para bodyguard, Ia menyiap kan barang yang perlu untuk melindungi majikan nya.
Sementara kayra masuk kamar dan langsung emosi, Dres nya yang baru beli keluaran dior terbaru kini malah di pakai dengan kembaran nya.
"Ngapain sih kamu la?! Aku saja belum pernah memakai nya kemana mana." Sentak kayra.
"Aku udah pengen banget sama dres ini ra, Ku bayarin deh." Ujar kayla.
"Enggak mau! Lepasin sekarang juga dres aku." Tolak kayra.
"Apaan sih ra?! Aku punya kok uang walau pun tidak kerja." Sengit kayla.
"Bangga kamu tidak kerja?! Dasar parasit." Cemoh kayra yang sangat emosi.
"Ada apa ini kok ribut sekali sayang?" Dinara masuk kedalam kamar kayra.
Kayra menatap mama nya dengan mata berapi api, Sementara kayla masih santai tanpa rasa bersalah.
"Lihat nih anak kesayangan mama! Semua baju aku di ambil." Kesal kayra.
"Aku mau kok bayarin ma, Kayra saja yang menolak." Ujar kayla.
"Jangan gitu dong la, Ini kan baju kakak kamu." Nasihat dinara.
"Tapi aku udah lama banget ngincer baju ini ma, Malah kayra yang dapat." Rengek kayla.
Dinara menghelai nafas panjang jika mereka sudah bertengkar seperti ini, Tidak bisa membela salah satu nya. Ini saja kayra sudah merasa jika sang mama lebih berat kepada kayla.
Karena sejak kecil kayra selalu di ajar kan untuk mengalah kepada adik nya, Dengan alasan kayra adalah kakak yang baik.
"Iya ma iya! Aku ngalah buat anak kesayangan mama." Teriak kayra tiba tiba melihat mama nya kebingungan.
"Enggak gitu sayang." Ralat dinara.
"Apa lagi?! Udah bawa saja semua baju ku yang mau kau ambil! Ngalah aku sama anak kesayangan." Kesal kayra mendorong kayla.
"Kayra..."
"Apa lagi ma? Aku capek sekarang, Lebih baik kalian keluar sana." Usir kayra menahan rasa dongkol nya.
Kayla yang memang egois pun keluar dari kamar kembaran nya, Sementara dinara ragu ragu untuk meninggal kan putri nya.
"Hais! Keparaat.." Umpat kayra menghambur kan barang nya yang di atas meja.
Ini lah yang dinara takut kan, Kayra memang mengalah walau pun tidak ihklas. Wajar saja memang jika kayra merasa kesal.
"Kayra..
"Keluar lah ma, Aku ingin sendiri." Sahut kayra ketika dinara akan mendekat.
"Mama dengar kamu mau keluar kota, Biar mama bantu beres kan baju kamu ya." Tawar dinara.
"Baju yang mana lagi ma?! Semua baju ku di ambil saja anak kesayangan mama." Teriak kayra menangis kesal.
"Nanti mama ganti ya sayang." Bujuk dinara.
"Selalu mama begitu! Menjadi tameng untuk semua kesalahan nya kayla, Kapan dia bisa dewasa ma kalau mama terus saja begini?!" Kesal kayra.
Dinara jadi ikut menangis karena bingung untuk mengambil sikap, Kayla memang selalu manja dan menghambur kan banyak uang.
"Mama jangan nangis dong." Kayra memeluk dinara.
Suatu kelemahan bagi kayra ketika melihat orang tua nya menangis, Kadang orang lain pun kayra tidak tega jika menangis seperti ini.
...****************...
Kenzo menatap putri bungsu nya yang duduk di hadapan nya, Ia mendapat laporan dari sang istri jika kayla selalu mengambil barang milik kakak nya.
"Apa yang kau pikir kan sebenar nya kayla?! Kasihan kakak mu itu." Sentak kenzo.
"Maaf pa." Lirih kayla yang sangat takut kepada papa nya.
"Maaf saja bisa mu! Dia bekerja keras untuk mendapat kan yang dia mau, Sementara kau hanya di rumah dan menghambur kan uang." Ucap kenzo.
"Aku juga mau kerja pa, Tapi tidak ada yang cocok." Sahut kayla.
"Tentu saja tidak ada yang bisa cocok! Karena kau hanya suka memerintah." Kesal kenzo.
Kayla menangis karena merasa di salah kan, Dinara sama sekali tidak membela nya. Sang mama hanya diam sejak tadi.
"Cincin yang kau pakai itu, Itu juga milik kayra." Kenzo menunjuk jari kayla.
"Tidak pa, Ini milik ku." Elak kayla menutup jari nya.
Kenzo berdiri dengan geram mendekati putri nya, Sudah emosi karena kayla selalu mengambil barang kakak nya. Kini bertambah karena kayla malah berbohong.
"Berikan padaku! Itu milik kayra, Papa yang membeli kan cincin itu." Gertak kenzo.
"Ambil lah pa! Papa sangat tidak adil pada ku." Teriak kayla menangis.
"Kayla!"
Dinara mulai angkat bicara karena kayla malah menyalah kan papa nya, Gadis ini berdiri sambil berkata.
"Papa membeli kan dia cincin berlian ini, Kenapa aku tidak di belikan?!" Protes kayla.
"Papa membeli kan kayra cincin ini karena dia berhasil memenang kan tender." Jelas kenzo.
"Itu hadiah atas kerja keras kakak mu la." Ucap dinara.
"Hadiah? Karena kerja keras? Jadi aku yang tidak kerja ini tidak pantas dapat hadiah." Sengit kayla.
"Astaga! Kenapa anak ku egois sekali." Keluh dinara.
"Mama sama papa tidak adil padaku." Teriak kayla berlari pergi.
Kedua orang tua kayla sama sekali tidak mengejar nya, Karena mereka tahu kalau kayla tidak akan pergi kemana pun.
"Kenapa anak ku begini ya tuhan." Keluh dinara.
"Kasihan kakak nya jika kayla terus saja begitu." Sahut kenzo.
"Iya sayang, Kayra malah merasa aku selalu membela kayla." Lirih dinara.
"Yang sabar ya sayang, Nanti aku akan bicara pada kayra setelah dia pulang dari dinas." Ujar kenzo.
Dinara mengangguk pelan, Saat ini mereka masih menunggu kabar dari kayra. Karena kayra masih dalam perjalanan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!